Anda di halaman 1dari 7

Fenomena Mencontek Dalam Lingkup Pelajar SMA Negeri 6 Yogyakarta

1. Akhmad Ken Kuntara


2. Albertus Agung Ayannuartha
3. Bagas Jefferson Adriano
4. Deogratias Delvino Bayu P
5. Muhammad Fauzi Rasyid Ridho
6. Rasyad Wiradisha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan masalah yang sangat penting sebagai penggerak suatu
bangsa. Hal ini sangat berhubungan lekat dengan bidang pendidikan yang bisa dibilang dapat
membentuk kualitas sumber daya manusia tersebut. Dengan dibantunya pendidikan yang
memadai sebuah negara dapat berkembang secara optimal. Dengan menggapai prestasi yang
tinggi, seseorang akan dianggap sebagai mutu yang berkualitas. Banyak yang berasumsi bahwa
nilai tinggi juga merupakan prestasi yang bisa digapai. Pada zaman ini banyak sekali cara untuk
mencapai prestasi tinggi seperti belajar, mengikuti lomba lomba, dll. Namun ada juga cara
negatif untuk mendapatkan prestasi maupun nilai tinggi contohnya seperti mencontek.
Mencontek dapat diartikan sebagai perilaku yang tidak sah untuk mendapatkan nilai.
Remaja ini banyak sekali terjadi di kalangan pelajar pelajar, khususnya pelajar di jenjang
Sekolah Menengah Atas. Banyak pelajar yang menganggap bahwa mencontek adalah hal yang
sangat bermanfaat. Dibanding manfaat positif yang kita terima, kita lebih condong menerima
manfaat yang negatif. Menurunnya kepercayaan diri merupakan salah satu dampak negatif dari
mencontek. Walau begitu tetap saja banyak pelajar yang beranggapan menyontek adalah jalan
menuju keberhasilan yang gemilang.
Kurangnya sosialisasi tentang dampak mencontek kepada siswa mungkin disebabkan
banyaknya orang yang menganggap hal itu adalah hal yang sepele maupun hal maklum, padahal
masalah mencontek ini merupakan masalah yang sangat mengganggu berkembangnya kualitas
sumber daya manusia sebagai penunjang suatu bangsa.
Hal inilah yang membuat kita tertarik untuk membuat penelitian berjudul “Perilaku
Menyontek Dalam Penilaian Semester SMA Negeri 6 Yogyakarta."

1.2 Rumusan Masalah


1. Banyaknya siswa yang menyontek saat ujian.
2. Kegiatan curang berupa mencontek sudah menjadi kebiasaan pelajar di SMAN 6 Yogyakarta

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mencari solusi dalam mengatasi ketidakpercayaan diri remaja
2. Mencari data mengenai banyaknya anak yang memiliki kebiasaan mencontek

1.4 Manfaat Penelitian


1. Mengetahui data mengenai banyaknya anak yang memiliki kebiasaan mencontek.
2. Mendapatkan solusi dalam mengatasi ketidakpercayaan diri remaja.
1.5 Asumsi dan Keterbatasan
Karena keterbatasan waktu dan kesulitan mengumpulkan data semua siswa, peneliti
memutuskan untuk memilih beberapa siswa sebagai sampel penelitian melalui google form
untuk mempersingkat waktu dan biaya.
- Teknik Penelitian :
Teknik penelitian yang kami gunakan adalah teknik atau metode pengumpulan data
Kualitatif, Metode kualitatif merupakan metode yang fokus pada pengamatan yang mendalam.
Oleh karenanya, penggunaan metode kualitatif dalam penelitian dapat menghasilkan kajian atas
suatu fenomena yang lebih komprehensif.
- Masalah Penelitian :
1.Banyaknya siswa yang menyontek saat penilaian semester
2. Nilai siswa yang dihasilkan tidak berdasarkan kemampuan siswa sesungguhnya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Mencontek
Menurut KBBI mencontek adalah suatu kegiatan mencontoh, meniru, atau mengutip tulisan,
pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya. Mencontek juga bisa diartikan sebagai kegiatan tidak
sah dalam mendapat nilai. Untuk beberapa orang, kegiatan mencontek menjadi salah satu cara
agar bisa menghindari nilai yang kurang baik, beberapa faktor yang menyebabkan kebanyakan
orang berani untuk melakukan kegiatan curang tersebut yang pertama, karena beberapa orang
tidak percaya diri dengan kemampuannya sendiri, hal ini menyebabkan para pelaku cemas dan
khawatir jika ia mendapat nilai yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Faktor yang kedua
adalah kekhawatiran mendapat hukuman sosial seperti, dikucilkan, perundungan, dan
sebagainya. Faktor ketiga adalah faktor internal yang berasal dari diri sendiri, yaitu kurangnya
persiapan dalam menghadapi ujian yang akan dihadapi.
Kecurangan dalam suatu kompetisi sangat marak terjadi, bahkan kecurangan biasa dianggap
sebagai kebutuhan agar bisa mendapat sesuatu yang diinginkan, namun peraturan untuk para
pelaku kecurangan sendiri sudah ada di undang undang Unsur penting dalam Pasal 382 Bis Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana tentang perbuatan curang adalah unsur melakukan perbuatan
curang atau tindakan yang bersifat menipu untuk menyesatkan atau memperdaya khalayak
umum atau orang

2. 2 Tinjauan pustaka
Di Indonesia perilaku mencontek kerap kali terjadi terlebih bila memasuki masa ujian mulai
dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Selain itu, kasus mencontek yang
telah terjadi di dunia perguruan tinggi pada tahun 2016 tepatnya bulan Agustus yaitu didapati
1.580 dari 4.512 dosen dinyatakan tidak lulus karena nilainya rendah berdasarkan uji sertifikasi
yang dilakukan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti).
Bergesernya makna dari hakikat belajar di masyarakat yang dimana prestasi menjadi tujuan
dari hasil pembelajaran, menjadikan banyak orang mencari cara alternatif yang instan untuk
mendapatkan prestasi. Masyarakat tidak lagi memandang proses dari belajar itu sendiri,
melainkan hasil konkrit dari belajar berupa rangking, nilai yang tinggi, kelulusan, sampai
keberhasilan untuk masuk ke sekolah atau perguruan tinggi favorit. Sehingga, menyontek
dijadikan cara alternatif untuk mendapatkan semua itu. Salah satu penyebab kebiasaan
menyontek di Indonesia sudah menjadi hal yang biasa atau tidak tabu dan dianggap sebagai
suatu kebiasaan yang wajar-wajar saja adalah karena tidak ada hukum yang jelas untuk
mengaturnya yang mana hukum menyontek hanya diterapkan oleh pada diri guru dan dosen,
tidak sepenuhnya dari pihak sekolah atau universitas. Tidak adanya hukum ketat yang mengatur
serta mengurangi perbuatan menyontek membuat banyak orang beranggapan bahwa menyontek
itu bukan perilaku negatif.
BAB III
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian dirumuskan dengan tujuan yang jelas dan target yang ingin dicapai
dalam penelitian. Tujuan penelitian harus dirumuskan dengan baik agar pemecahan masalah
akan berjalan dengan lancar. Langkah awal dalam penelitian adalah identifikasi masalah yang
bertujuan untuk mempersempit permasalahan sehingga penelitian tidak melenceng dari tujuan
atau target awalnya. Masalah yang kami dapatkan dalam penelitian ini adalah.
Cara kami mengumpulkan data untuk penelitian ini dengan cara membagikan angket kepada
siswa-siswi SMA Negeri 6 Yogyakarta, dan juga pengumpulan data sekunder kami berasal dari
jurnal-jurnal yang kami temukan di internet. Dalam penelitian ini kami menggunakan
pendekatan secara kuantitatif, yaitu merupakan salah satu metode untuk menjawab masalah
penelitian yang berupa angka, statistik, maupun diagram.
Teknik analisis data kami sebagai penelitian kuantitatif, kami menggunakan teknik Analisis
Faktor atau bisa juga disebut Analisis multivariat yaitu teknik yang mereduksi sejumlah besar
variabel yang saling berkorelasi menjadi sejumlah kecil faktor. Tujuannya adalah
menyederhanakan kumpulan data dengan menjadi lebih kecil dan mudah dikelola, pada akhirnya
akan memudahkan anda menentukan kesimpulan yang lebih akurat dari data statistik. Dalam
proses ini juga akan membantu menentukan variabel mana yang cukup berkorelasi atau jauh
berbeda signifikan.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Pada 10 Mei 2023, kami menentukan masalah sosial apa yang akan kami fokuskan di dalam
proposal kami, pada 13 Mei 2023 kami mencari informasi dan mewawancarai siswa SMAN 6
Yogyakarta, kami menggunakan google form untuk mewawancarai pelajar pelajar SMAN 6
Yogyakarta, pada 15 Mei 2023 kami mulai membahas dan merancang proposal yang akan kami
buat, pada 25 Mei 2023 kami masuk ke tahap penyelesaian proposal.

3.3. Populasi dan Sampel


Populasi adalah subyek penelitian secara keseluruhan, yaitu seluruh satuan analisis yang
menjadi target penelitian. bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau total
kelompok subjek; baik manusia, nilai, gejala, sampai fenomena yang merupakan sumber dari
penelitian, populasi dari penelitian yang kami buat adalah siswa SMAN 6 Yogyakarta, sebagian
besar responden dari angket yang kami buat menyatakan bahwa mencontek adalah suatu hal
yang buruk, namun masih ada beberapa yang menyatakan bahwa kegiatan mencontek itu bukan
hal yang buruk, bahkan kegiatan mencontek adalah suatu kegiatan yang menguntungkan.
Sampel yang kami gunakan dalam penelitian ini, adalah responden dengan jawaban pro
terhadap kasus mencontek pada pelajar di SMAN 6 Yogyakarta, responden mengatakan bahwa
mencontek adalah hal yang wajar, bahkan ia sendiri juga masih melakukan hal tersebut.
BAB IV
KAJIAN PUSTAKA

Kurniasih. E, Edo. G. L, & Dian. H (2019). INFOGRAFIS ALASAN MENYONTEK DAN


TIPE-TIPE PENCONTEK: PANDANGAN ETIKA MENGENAI PERILAKU MENYONTEK, 6,(2).

https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/analogihukum/article/view/5022/3590

https://www.kajianpustaka.com/2019/12/perilaku-menyontek-pengertian-jenis-aspek-dan-faktor-
penyebab.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai