PENDAHULUAN
1
bertanya kepada teman mencapai 46,5 persen, sedangkan 20 persen lebh berhati-hati
pakai kode dan 14,9 persen mengandalkan lirikan, jumlah responden yang lulus dari
pengawasan “sensor” guru, sejumlah 65,3 persen.
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian menyontek.
2. Untuk mengetahui faktor siswa menyontek.
3. Untuk mengetahui pendapat kontra tentang siswa mencontek disaat ujian sekolah
karna takut tidak lulus.
1.4. LANDASAN TEORI
Menyontek adalah salah satu wujud dari perilaku, bahkan salah satu bentuk
ekspresi dari kepribadian seseorang. Burt, seperti dikutip oleh Suryabrata (2000)
mengemukakan ada tiga faktor yang berpengaruh pada tingkah laku manusia, yaitu
faktor G (General), yakni dasar yang dibawa sejak lahir, faktor S (Specific) yang
dibentuk oleh pendidikan dan faktor C (Common / Group) yang didapatkan dari
pengaruh kelompok. Jika dihubungkan dengan perbuatan menyontek, maka aktivitas
menyontek adalah merupakan pengaruh dari faktor C. Lebih lanjut dikatakan bahwa
Faktor C lebih luas atau lebih kuat daripada faktor S. Dengan demikian, perilaku
menyontek banyak diakibatkan oleh pengaruh kelompok di mana orang cenderung
berani melakukan karena melihat orang lain di kelompoknya juga melakukan. Apabila
kecenderungan ini berlangsung secara terus–menerus, maka menyontek akan menjadi
kebiasaan seseorang, yang akan ditransfer tidak hanya pada kegiatan sekolah lainnya
tetapi kepada kegiatan kemasyarakatan pada umumnya berdasarkan prinsip transfer
of learning.
Menurut Brait (dalam Hartanto, 2012), perilaku yang paling sering dijumpai
dalam mencontek adalah meminta informasi atau jawaban dari orang atau teman lain
memberikan ijin kepada orang lain untuk menyalin pekerjaan, menyalin tugas orang
lain (plagiarizing). Bentuk menyontek dengan menggunakan bantuan teknologi dalam
2
penelitian yang dilakukan oleh McCabe (2001 dalam Hartono, 2012) yang
menyatakan bahwa 74 persen siswa pernah menggunakan dan memanfaatkan
teknologi untuk menyontek. Siswa menyontek didorong oleh keinginan untuk
mendapatkan nilai yang baik. Mereka berpikir bahwa dengan mendapatkan nilai yang
baik, mereka akan mendapatkan masa depan yang lebih baik.
Menurut Alhadza (2004) ada empat faktor yang menjadi penyebab menyontek
yaitu : faktor individual atau pribadi dari cheater, lingkungan atau pengaruh
kelompok, faktor sistem evaluasi, dan faktor guru atau penilai.
Menurut Thabrany (1995) perilaku menyontek yang dilakukan siswa pada
hakikatnya merupakan perbuatan membohongi diri sendiri. Jika dibiarkan maka
banyak pihak yang dirugikan, rekan yang dicontek tentunya telah terampas
kemampuannya. Menyontek serumpun dengan perbuatan korupsi, ketika masih
belajar di sekolah sudah gemar menyontek maka itu pertanda ketika sedang menjadi
orang bekerja disuatu instansi akan cenderung melakukan korupsi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.3 Pendapat Kontra Tentang siswa menyontek saat ujian sekolah karna takut tidak
lulus ujian
a. Perbuatan mencontek sangat tidak baik dan sifat tercela, dimana siswa melakukan
segala cara agar mendapat nilai kelulusan baik. Lebih baik siswa belajar
berkelompok sebelum ujian, mengikuti les atau belajar bersama ketika akan
menghadapi pelajaran yang kurang jelas, kurang dipahami dan kurang dikuasai.
b. Sepertinya saya kurang setuju dengan mosi tersebut karena, tidak setiap siswa yang
menyontek dikarenakan takut tidak lulus. melainkan, karena tidak punya
kemampuan untuk berfikir serta pendirian dalam menjawab sejujurnya karena takut
salah jawab. Sehingga ia menyontek kepada yang lain
c. Mencontek menurut saya adalah perbuatan curang yang mengacu pada sifat yang
tidak jujur, tidak bermoral, dan perlu ditindak tegas. Karena itu, berusahalah untuk
tidak mencontek, karena ketika berbuat demikian, kita sedang berusaha jujur pada
diri kita sendiri. Menurut saya, korupsi dimulai dari kebiasaan berbuat curang, dan
kebiasaan mencontek adalah bibit perilaku korupsi
5
d. Perbuatan mencontek adalah salah satu contoh perbuatan curang dan tidak jujur,
dimana untuk mendapat nilai segala cara dilakukuan. Lebih baik mendapat nilai
yang rendah karna hasil kerja keras kita sendiri dan sesuai dengan kemampuan kita
sendiri.
e. Apapun alasannya perbuatan menyontek ketika ujian nasional bukan perilaku
yang bisa dibenarkan. Siswa yang menyontek bukan karena takut tidak lulus sebab
siapapun yang ikut ujian sudah pasti memiliki ketakutan tersebut. Alasan utama
siswa menyontek adalah karena kurang persiapan belajar dan tidak percaya pada
kemampuan diri. Dengan demikian bisa dikatakan mereka tidak pandai mengelola
rasa takut tidak lulus dengan belajar giat dan tekun. Padahal jika mempersiapkan
diri berlatih soal jauh-jauh hari sudah tentu siswa dengan mudah menjawab soal-
soal ujian nasional.
f. Selain itu, Hal yang menyebabkan siswa menyontek karena pada saat detik dertik
terakhir ujian mereka menggunakan sistem kebut semalam sehingga mereka tidak
dapat menguasai semua materi yang telah di berikan
g. Kami tidak setuju jika anda mengatakan bahwa menyontek pada saat ujian di
sebabkan karena mereka takut tidak lulus. Dari data yang saya peroleh, siswa
menyotek bukan karena takut tidak lulus karena emang banyak dari para siswa
yang malas belajar mereka hanya melakukan sesuatu yang mereka anggap usaha
dulu. Masalah lulus atau tidaknya itu masalah belakang.
h. Siswa mencontek terkadang tidak hanya karna takut tidak lulus tapi ada
kesempatan untuk mencontek seperti pengawasan ujian yang longgar.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perilaku menyontek yang dilakukan siswa pada hakikatnya merupakan
perbuatan membohongi diri sendiri. Jika dibiarkan maka banyak pihak yang
dirugikan, rekan yang dicontek tentunya telah terampas kemampuannya. Menyontek
serumpun dengan perbuatan korupsi, ketika masih belajar di sekolah sudah gemar
menyontek maka itu pertanda ketika sedang menjadi orang bekerja disuatu instansi
akan cenderung melakukan korupsi.
Pada hakikatnya apabila siswa tidak banyak dituntut untuk memiliki nilai
akademi yang sempurna ada kemungkinan siswa tersebut menghindar dari perilaku
menyontek ini. Ada banyak penyebab siswa melakukan contek saat ujian, baik dari
diri sendiri, orang tua, guru maupun sistem pendidikan.
3.2 SARAN
Sebelum melaksanakan ujian sekolah ada baiknya siswa belajar terlebih
dahulu agar terhidar dari mencontek selama proses ujian. Setiap guru sudah tahu
kemampuan siswanya dalam menjawab ujian.
7
DAFTAR PUSTAKA