Anda di halaman 1dari 14

A.

Struktur dan Fungsi Tumbuhan


1. Organ Vegetatif Tumbuhan

Organ tumbuhan terdiri atas organ vegetatif dan organ generatif. Organ vegetatif tumbuhan adalah organ yang terus
tumbuh dan mendukung kelangsungan hidup tumbuhan. Organ vegetatif tumbuhan terdiri dari akar, batang dan daun.

Akar adalah organ tumbuhan yang kebanyakan berada dibawah tanah, tidak berbuku – buku, tumbuh ke pusat bumi
atau menuju air, warnanya keputih –putihan atau kekuning – kuningan dan berbentuk panjang meruncing.

Sistem perakaran ada 2 yaitu serabut dan tunggang. Pada tumbuhan monokotil sistem perakarannya serabut, pada
monokotil sistem perakarannya tunggang.

Berikut bedanya serabut dengan tunggang:

Akar berfungsi untuk :


1). Menambatkan tumbuhan pada tanah atau media tumbuhnya;
2). Menyerap air dan mineral dalam tanah atau media tumbuhnya.

Pada beberapa tumbuhan, akar mengalami modifikasi sehingga dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
dan menyerap oksigen atau bernafas. Pada lobak (Raphanus sativus) dan wortel (Daucus carota), akar mengalami
modifikasi untuk menyimpan cadangan makanan yang akan digunakan dalam pembungaan dan pembentukan biji.

Setiap tumbuhan, kebanyakan memiliki batang yang berdiri tegak diatas tanah dan mendukung cabang, daun dan
bunga. Batang berbentuk silinder yang panjang, memiliki ruas – ruas (internodus) dan dibatasi oleh buku – buku (nodus).
Pada nodus inilah tempat melekatnya daun dan tunas.

Batang berfungsi sebagai penyokong bagian – bagian tumbuhan yang tegak diatas tanah; sebagai jalan pengangkutan air
dan mineral dari akar menuju daun; jalan pengangkutan makanan dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Batang
tumbuhan monokotil terlihat jelas ruas – ruasnya, sedang batang dikotil tidak terlihat jelas ruas – ruasnya.

Sepert pada gambar berikut :


Beberapa tumbuhan mengalami yang modifikasi batang, batang berfungsi sebagai tempat penyimpan cadangan
makanan. Contohnya tebu (Saccharum officinarum), kentang (Solanum tuberosum) dan kunyit (Curcuma domestica).

Seperti pada gambar berikut :

Daun adalah organ tumbuhan yang bentuknya tipis, lebar, banyak mengandung zat hijau daun (klorofil). Daun berfungsi untuk
mengambil gas karbon dioksida (CO2) yang digunakan dalam fotosintesis, mengatur penguapan air (transpirasi) dan pernapasan
(respirasi) tumbuhan.

Pada daun monokotil, peruratannya (tulang daun) sejajar atau melengkung. Pada dikotil, tulang daun nya menjari atau menyirip.
Contohnya seperti gambar berikut :

Proses fotosintesis membutuhkan cahaya matahari, karbon dioksida (CO2) dan air (H2O). Berikut reaksi fotosintesis :

Selanjutnya, glukosa disusun menjadi zat pati (amilum) melalui reaksi polimerisasi. Kemudian amilum disimpan dalam akar (misalnya
singkong), dalam batang (misalnya sagu) dan dalam buah (misalnya padi).

2. Organ Generatif Tumbuhan


Organ generatif tumbuhan adalah organ tumbuhan yang berfungsi sebagai perkembangbiakan. Organ generatif tumbuhan terdiri
dari bunga, buah dan biji.

Bunga adalah alat reproduksi generatif pada tumbuhan. Bunga terdiri dari perhiasan dan alat reproduksi. Perhiasan bunga meliputi :
tangkai, kelopak dan mahkota. Alat reproduksi berupa : benang sari (gamet jantan) dan putik (gamet betina). Gamet adalah sel
kelamin.

Bunga yang memiliki perhiasan dan alat reproduksi adalah bunga lengkap, contohnya : bunga mawar (Rosa sp.), bunga sepatu
(Hibiscus rosasinensis) Sedangkan bunga yang tidak memiliki salah satu dari perhiasan atau reproduksi adalah bunga tidak lengkap,
contohnya : bunga pepaya (Carica papaya), bunga kelapa (Cocos nucifera).
Berikut struktur bunga :

Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki putik dan benang sari dalam satu bunga, contohnya : bunga alamanda (Allamanda

catartica), bunga anggrek (Phalaenopsis sp.) Bunga tidak sempurna adalah bunga yang hanya memiliki putik atau benang sari saja,
contohnya : bunga salak (Salacca zalacca), bunga pinus (Pinus merkusii).

Bunga pada dikotil memiliki kelopak, mahkota dan benang sari berjumlah kelipatan 3. Bunga monokotol memiliki kelopak, mahkota
dan benang sari berjumlah kelipatan 4 atau 5.

Putik (pistillum) terdiri atas 3 bagian yaitu bagian dasar yang menggelembung dan disebut bakal buah (ovarium), bagian yang
memanjang disebut tangkai putik (stillus) dan kepala putik (stigma). Didalam bakal buah, terdapat satu atau lebih bakal biji. Bakal
buah akan berkembang menjadi buah, bakal biji akan berkembang menjadi biji.

Berikut bagian – bagian putik

Buah berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Buah juga banyak yang dikonsumsi oleh hewan dan manusia. Biji berfungsi
dalam proses reproduksi tumbuhan seperti penyerbukan dan sebagainya.

Sistem Reproduksi tidak hanya terdapat pada manusia, hewan dan tumbuhan pun memiliki sistem reproduksi. Sistem
reproduksi hewan dan tumbuhan bertujuan untuk melestarikan keturunan agar tidak punah, seperti halnya manusia. Namun, setiap
jenis tumbuhan dan hewan memiliki sistem reproduksi yang berbeda. Berikut ringkasan materi sistem reproduksi tumbuhan dan
hewan

B. Reproduksi Tumbuhan
Reproduksi tumbuhan secara umum ada 2 yaitu aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). Reproduksi vegetatif terjadi karena
tumbuhan mampu menghasilkan individu baru tanpa proses fertilisasi. Sedangkan reproduksi generatif adalah reproduksi melalui
proses fertilisasi (pembuahan sel kelamin betina oleh sel kelamin jantan).

Tumbuhan dapat melakukan reproduksi vegetatif dikarenakan memiliki sel meristem yaitu sel yang mampu berkembang menjadi
berbagai jenis sel penyusun jaringan dan organ. Keturunan yang dihasilkan reproduksi vegetatif memiliki sifat/karakter yang sama
dengan induk.

1. Reproduksi Vegetatif Angiospermae


Reproduksi vegetatif tumbuhan Angiospermae ada 2 yaitu vegetatif alami dan vegetatif buatan. Vegetatif alami adalah reproduksi
vegetatif tanpa bantuan manusia. Vegetatif alami ada 5 yaitu Rhizoma, Stolon, Umbi Lapis, Umbi Batang dan Kuncup Adventif
Daun.

Rhizoma adalah batang yang ada didalam tanah. Rhizoma ini beruas dan berbuku. Pada setiap bukunya, terdapat tunas yang bisa
berkembang menjadi individu baru. Contoh Rhizoma yaitu Kunyit (Curcuma domestica), Jahe (Zingiber officinale), Temulawak
(Curcuma zanthorrizha) dan Lengkuas (Alpinia galangga).
Stolon (geragih) adalah batang tumbuhan yang menjalar diatas tanah. Stolon ini berbuku – buku, setiap bukunya terdapat tunas
yang bisa berkembang menjadi individu baru. Contoh Stolon yaitu Strawberry, pegagan (Centela asiatica).

Umbi lapis (bulbus) merupakan modifikasi batang dan daun, tersusun atas lapisan daun dan batang (cakram). Pada umbi lapis
terdapat kuncup samping (anak umbi atau siung) yang apabila dipisahkan dari umbi induk, akan tumbuh menjadi individu baru.
Contohnya Bawang merah (Allium cepa).

Umbi batang merupakan modifikasi batang yang mengalami pembengkakan didalam tanah. Pada umbi batang ini terdapat mata
tunas yang dapat berkembang menjadi individu baru. Selain itu, umbi batang ini bisa untuk cadangan makanan. Contoh Umbi Batang
yaitu Kentang (Solanum tuberosum).

Kuncup Adventif Daun adalah kuncup yang terdapat pada tepi daun, disebut juga tunas liar tepi daun. Kuncup ini dapat berkembang
menjadi individu baru. Contoh Kuncup adventif daun yaitu Cocor Bebek.

Vegetatif buatan : reproduksi vegetatif dengan bantuan manusia. Vegetatif buatan ada 5 yaitu Cangkok, Merunduk, Menyambung,
Menempel (Okulasi) dan Stek.
Cangkok dilakukan dengan mengelupas kulit tangkai tanaman berkayu, kemudian dibalut dengan tanah dan dibungkus dengan
serabut kelapa atau plastik. Apabila pada bagian tersebut tumbuh akar, maka tangkai dapat dipotong kemudian ditanam di tanah.
Hasil dari tumbuhan cangkok adalah cepat berbuah tetapi perakarannya kurang kuat. Contoh Cangkok yaitu Mangga (Mangifera
indica), Jeruk (Citrus sp.), Rambutan dan Kelengkeng (Dimocarpus longan).

Merunduk dilakukan dengan membenamkan tangkai tanaman kedalam tanah, sehingga bagian yang tertanam dalam tanah akan
tumbuh akar. Marunduk dapat dilakukan pada tumbuhan yang memiliki batang panjang dan lentur, contohnya bunga Alamanda
(Alamanda catartica).

Okulasi dilakukan dengan menempelkan mata tunas kulit tanaman pada batang tanaman yang sejenis. Okulasi digunakan untuk
mendapatkan tumbuhan jenis unggul. Contohnya pohon jeruk yang masih muda menghasilkan buah banyak dan rasa manis.

Stek dilakukan dengan memotong bagian tumbuhan, kemudian ditanam untuk menghasilkan individu baru. Contohnya singkong
(Manihot utilissima) dan mawar (Rosa sp.) dipotong batangnya kemudian ditanam di tanah (stek batang), sukun (Artocarpus
comunis) dipotong akarnya kemudian ditanam di tanah (stek akar).

2. Reproduksi Generatif Angiospermae


Organ reproduksi generatif pada Angiospermae berupa bunga dan biji. Reproduksi Generatif Tumbuhan Angiospermae ada 4 yaitu
Penyerbukan (Polinasi), Pembuahan (Fertilisasi), Penyebaran Biji dan Perkecambahan.

Penyerbukan adalah proses menempelnya serbuk sari pada kepala putik. Sel kelamin jantan pada tumbuhan berbunga adalah
serbuk sari, sel kelamin betinanya adalah putik.
Penyerbukan dapat terjadi apabila adanya perantara, misalnya lebah yang hinggap pada bunga yang satu, dikakinya menempel
serbuk sari kemudian hinggap ke bunga lain yang sejenis kemudian menempel pada kepala putik. Sehingga, lebah disebut sebagai
perantara penyerbukan.

Jenis perantara penyerbukan yang lain yaitu Angin (Anemogami), Serangga (Entomogami), Burung (Ornitogami), Kelelawar
(Kiropterogami) dan Manusia (Antropogami).

Anemogami : penyerbukan oleh angin, terjadi pada tumbuhan yang memiliki bunga kecil, banyak, ringan, tidak berbau dan tidak
memiliki nektar. Contohnya padi (Oriza sativa).

Entomogami : penyerbukan oleh serangga, terjadi pada bunga yang memiliki warna menarik, berbau harum dan memiliki nektar.
Contohnya bunga matahari (Helianthus annus). Contoh serangganya lebah madu (Apis mellifera), kupu – kupu (Eurema sp.)

Ornitogami : penyerbukan oleh burung, terjadi pada bunga berwarna merah, besar, berbentuk terompet, tidak berbau dan nektar
banyak. Contohnya bunga dadap merah (Erythrina variegata).

Kiropterogami : penyerbukan oleh kelelawar, terjadi pada bunga berwarna menarik, berbau, memiliki nektar dan mekar pada
malam hari. Contohnya bunga kaktus (Opuntia sp.).

Antropogami : penyerbukan oleh manusia, terjadi pada bunga yang berumah dua yaitu bunga yang hanya memiliki serbuk sari saja
atau memiliki putik saja. Sehingga, penyerbukannya harus dibantu oleh manusia. Contohnya bunga vanili dan anggrek (Phalaenopsis
sp.).

Fertilisasi : pembuahan sel kelamin betina oleh sel kelamin jantan. Serbuk sari memiliki inti vegetatif dan inti generatif. Setelah
penyerbukan, serbuk sari melekat pada kepala putik dan membentuk buluh serbuk sari. Selanjutnya, buluh serbuk sari menuju bakal
buah dan membelah menjadi 2 inti sel generatif, selanjutnya membentuk 2 sperma.

Inti sel vegetatif dalam serbuk sari berperan sebagai penuntun gerak tumbuh buluh serbuk sari ke bakal biji. Selanjutnya, satu inti
sperma membuahi satu inti ovum, dan satu sperma lain membuahi inti kandung lembaga sekunder membentuk endosperm atau
cadangan makanan. Pada proses ini terjadi dua kali pembuahan dan disebut pembuahan ganda.

Penyebaran biji pada Angiospermae terjadi pada tumbuhan baru yang tumbuh agak jauh dari induknya. Penyebaran biji dapat
dilakukan melalui perantara yaitu : Anemokori, Hidrokori, Zookori dan Antropokori.

Anemokori : penyebaran biji oleh angin, terjadi pada tumbuhan berbiji kecil, ringan dan bersayap. Biji ringan dan bersayap mudah
terbawa angin sehingga, biji bergerak mengikuti arah angin. Contohnya bunga dandelion (Taraxacum sp.).

Hidrokori : penyebaran biji oleh air, terjadi pada tumbuhan yang hidupnya dekat perairan. Contohnya kelapa (Cocos nucifera) dan
bakau (Rhizopora apiculata). Biji kelapa termasuk biji besar, terdiri dari tempurung, sabut dan kulit kelapa. Biji kelapa bisa terapung
di air karena sabut kelapa memiliki banyak rongga udara.
Zookori : penyebaran biji oleh hewan. Dibagi menjadi 4 yaitu : Entomokori, Kiropterokori, Ornitokori dan Mammokori. Entomokori :
penyebaran biji oleh serangga, contohnya Wijen (Sesamum indicum) dan Bakau (Taraxacum sp.).

Kiropterokori : penyebaran biji oleh kelelawar, contohnya jambu biji (Psidium guajava) dan pepaya (Carica papaya). Ornitokori :
penyebaran biji oleh burung, contohnya beringin dan benalu. Mammokori : penyebaran biji oleh mammalia, contohnya kelelawar
membantu biji kopi (Coffea sp.).

Antropokori : penyebaran biji oleh manusia, contohnya manusia menanam padi (Oriza sativa), jagung (Zea mays), atau tumbuhan
lain.

Dormansi adalah keadaan biji dalam masa istirahat. Setelah selesai dormansi, biji tumbuhan menjadi tumbuhan baru yang disebut
perkecambahan. Lamanya dormansi biji dipengaruhi oleh banyak faktor dan setiap tumbuhan memiliki masa dormansi yang
berbeda.

2. Reproduksi Tumbuhan Gymnospermae

Tumbuhan Gymnospermae tidak memiliki bunga, tetapi memiliki alat reproduksi seksual yang bernama strobilus atau runjung. Pada
tumbuhan pinus (Pinus merkusii) dan melinjo (Gnetum gnemon) memiliki strobilus jantan dan betina dalam satu pohon. Sedangkan
pakis haji (Cycas sp.) hanya memiliki strobilus betina atau strobilus jantan saja dalam satu pohon.

Pada strobilus jantan terdapat sporangia, sporangia mengalami meiosis menghasilkan mikrospora. Mikrospora berkembang
menjadi serbuk sari yang bersayap. Pada mikrospora terdapat megasporofil, tiap megasporofil memiliki 2 megasporangium,
megasporangium mengalami meiosis menghasilkan megaspora, megaspora mengalami mitosis menghasilkan ovum.

Reproduksi generatif Gymnospermae terjadi melalui penyerbukan. Penyerbukan pada Gymnospermae terjadi apabila serbuk sari
menempel pada lubang bakal biji. Serbuk sari akan tertangkap oleh cairan pada lubang bakal biji. Jika cairan menguap, serbuk sari
akan masuk kedalam bakal biji dan terjadi pembuahan (fertilisasi).

Reproduksi vegetatif Gymnospermae terjadi melalui pembentukan tunas. Contohnya pada pinus dapat membentuk tunas akar dan
pada pakis haji membentuk tunas yang disebut bulbil. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.
Tunas akar pada pinus Bulbil pada pakis haji

Siklus hidup pada Gymnospermae terdiri dari 2 tahapan yaitu Gametofit dan Sporofit. Seperti pada gambar berikut.

a. Reproduksi Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku tidak memiliki bunga, organ reproduksinya berupa spora. Namun, tumbuhan paku juga bisa bereproduksi secara
generatif. Siklus hidup tumbuhan paku dimulai dari fase sporofit.

Pada fase sporofit, apabila kekurangan air dalam kotak spora, maka kotak spora akan sobek dan spora didalamnya kan keluar. Spora
akan tersebar dan akan tumbuh menjadi protalium dengan lingkungan yang sesuai.

Tahap gametofit (generatif) dimulai ketika protalium tumbuh. Protalium akan tumbuh menghasikan anteridium dan arkegonium.
Anteridium menghasilkan sperma berflagel dan arkegonium menghasilkan ovum.

Fertilisasi terjadi apabila sperma sampai pada ovum dan membentuk zigot. Sperma memerlukan air untuk pergerakannya. Zigot yang
tumbuh dan berkembang akan memulai tahap sporofit baru. Siklus pada tumbuhan paku ini juga disebut siklus pergiliran keturunan.

Berikut gambar siklus hidup tumbuhan paku

b. Reproduksi Tumbuhan Lumut

Lumut adalah tumbuhan yang hidup didaerah lembab. Lumut belum memiliki akar, batang dan daun sejati. lumut disebut sebagai
tumbuhan perintis (pioneer) yaitu tumbuhan yang pertama kali tumbuh pada lingkungan yang telah rusak akibat aliran lava atau
kebakaran hutan.

Sebagai pioneer, lumut akan tumbuh dan mati membentuk nutrisi tanah. Proses ini bersamaan dengan pelapukan bebatuab akibat
panas, pelapukan fisika dan pelapukan kimia yang akhirnya membentuk tanah, sehingga tumbuhan lain dapat tumbuh pada tanah
tersebut.
Lumut dapat membantu menyimpan nitrogen dalam tanah. Berdasarkan Kelasnya, lumut dibagi menjadi 2 yaitu lumut hati
(Hepaticae) dan lumut daun (Musci). Lumut hati terdiri dari bangsa Anthocerotales (Lumut tanduk), Marchantiales dan
Jungermaniales. Lumut daun terdiri dari bangsa Andreales, Sphagnales (Lumut Gambut) dan Bryales

Lumut ada yang berfungsi sebagai obat, contohnya Marchantia polymorpha untuk mengobati Hepar (penyakit hati pada manusia).
Berfungsi sebagai bahan bakar batu bara ketika lumut sudah lapuk, contohnya Sphagnum sp.

Lumut dapat mengalami pergiliran turunan. Reproduksi lumut yang dapat dijumpai adalah fase gametofit. Alat reproduksi lumut
yaitu Arkegonium (gamet betina) dan Anteridium (gamet jantan). Fertilisasi lumut terjadi ketika musim hujan, yaitu ketika sperma
berenang menuju ovum dan terjadilah pembuahan, sehingga membantuk zigot.

Zigot tumbuh dan berkembang menghasilkan Sporofit muda, kemudian sporofit muda tumbuh menjadi sporofit dewasa dan
menghasilkan sporangium (kotak spora). Sporangium mengalami meiosis menghasilkan spora yang haploid (n). Selanjutnya, spora
tersebut apabila lingkungannya seseuai, akan tumbuh menajadi individu baru.

Berikut gambar siklus hidup Lumut :

Lumut mengalami reproduksi vegetatif melalui kuncup (Gemmae) dan Fragmentasi. Fragmentasi terjadi ketika Lumut melepaskan
sebagian tubuhnya untuk tumbuh menjadi individu baru.

C. Teknologi Reproduksi pada Tumbuhan


Hidroponik adalah teknik budidaya tanaman menggunakan larutan nutrisi dan mineral dalam air. Sayuran seperti paprika, tomat,
terong, selada dan timun dapat ditumbuhkan secara hidroponik atau ditambahkan media yang tak larut dalam air seperti : spons,
arang, sekam, kerikil, serbuk kayu dan sebaginya.

Vertikultur adalah teknik budidaya tanaman menggunakan instalasi secara bertingkat (vertikal) dengan tujuan untuk meningkatkan
jumlah produksi tanaman. Vertikultur ini cocok untuk penghijauan di daerah lahan terbatas dan daerah perkotaan.

Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tumbuhan dengan cara mengambil bagian sel, jaringan, atau organ tumbuhan. Bagian
tersebut ditumbuhkan dalam kondisi steril pada medium yang mengandung zat nutrisi dan zat pengatur tumbuh (hormon).
Selanjutnya, bagian tumbuhan tersebut akan memperbanyak diri dan berkembang menjadi tumbuhan yang memiliki organ lengkap
seperti akar, batang dan daun. Kultur jaringan menerapkan prinsip reproduksi secara vegetatif.

Kultur jaringan disebut juga kultur in vitro. Teori dari kultur in vitro adalah Totipotensi, yaitu setiap bagian tumbuhan dapat
berkembang baik karena seluruh bagian tumbuhan terdiri atas jaringan hidup. Sehingga, hasil dari kultur jaringan memiliki sifat yang
sama persis dengan induknya.

D. Reproduksi pada Hewan


Secara umum, perkembangbiakan pada hewan dibedakan menjadi dua, yaitu perkembangbiakan generatif dan perkembangbiakan
vegetatif.

Perkembangbiakan generatif pada hewan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu Ovipar (bertelur), Vivipar (melahirkan), dan
Ovovivipar (bertelur dan melahirkan). Masing-masing perkembangbiakan tersebut memiliki ciri yang membedakan satu dengan
lainnya.

Perkembangbiakan vegetatif pada hewan merupakan perkembangbiakan untuk menghasilkan individu baru yang tidak disertai
dengan proses pembuahan (peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina). Perkembangbiakan vegetatif banyak dilakukan
oleh hewan tingkat rendah. Perkembangbiakan vegetatif pada hewan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu pertunasan, fragmentasi,
dan membelah diri.
1. Pertunasan
Pertunasan merupakan cara perkembangbiakan hewan yang dilakukan dengan membentuk tunas pada tubuhnya.

Organisme baru yang terbentuk merupakan hasil kloning dari induknya sendiri dan secara genetik memiliki susunan gen yang sama
dengan organisme induk.

Hewan yang berkembang biak dengan cara pertunasan adalah hydra, porifera, dan coelenterata.

a. Hydra

Hydra merupakan hewan pemangsa yang hidup di air tawar bersuhu tropis. Hydra termasuk hewan mikroskopis, sehingga hanya
dapat dilihat menggunakan mikroskop.

Tubuh hydra berbentuk tabung dengan panjang tubuh sekitar 10 milimeter. Pada saat ada gangguan, tubuh hydra akan berkontraksi
sehingga membentuk gumpalan kecil.

Perkembangbiakan hydra dimulai dengan munculnya tunas kecil pada hydra dewasa. Tunas kecil tersebut akan bertumbuh dan
berkembang menjadi organisme baru yang melekat pada hydra dewasa sebagai induknya.

Setelah tunas yang menempel pada induknya tersebut dianggap sudah dewasa dan mampu menangkap makanannya sendiri, maka
tunas akan melepaskan diri untuk menjadi organisme baru. Pada umumnya, tunas hydra yang baru berukuran 3/5 kali ukuran
induknya.

b. Porifera

Porifera atau spons adalah hewan multiseluler seperti hydra. Pada umumnya, porifera merupakan species hewan air yang hidup di
laut dengan kedalaman delapan ribu meter dan tidak pernah berpindah-pindah. Hewan ini disebut porifera karena memiliki banyak
pori pada tubuhnya, sehingga dapat dilewati oleh air. Air yang masuk ke dalam tubuh porifera akan dikeluarkan bersama limbah
melalui oskulum yang ada pada bagian tubuh atas hewan tersebut. Porifera tidak memiliki jaringan tubuh, organ, dan tidak memiliki
kesimetrisan tubuh.

Perkembangbiakan pada porifera dilakukan dengan membentuk sebuah kuncup dalam koloni. Kuncup tersebut akan muncul dari
pangkal kaki hewan ini. Kuncup akan semakin membesar sehingga jika terjadi beberapa kuncup, maka akan terbentuklah sebuah
koloni. Selain itu, potongan tubuhnya yang telah lepas akan sangat mudah tumbuh dan berkembang menjadi porifera yang baru.

c. Coelenterata
Coelenterata berasal dari kata coelom dan enteron. Kata coelom mempunyai arti berongga dan enteron yang berarti perut. Hewan
ini juga dapat diartikan sebagai hewan perut berongga, dan rongga tersebut disebut sebagai rongga gastrovasculer.

Pada dasarnya, cara berkembangbiak coelenterata hampir sama saja dengan porifera, yaitu secara aseksual dengan membentuk
tunas atau kuncup yang melekat pada hewan induknya sehingga tumbuh membesar menjadi individu yang baru.

2. Fragmentasi
Fragmentasi adalah cara berkembang biak pada hewan dengan teknik memutuskan bagian tubuhnya atau memotong tubuhnya
untuk membentuk organisme baru. Contoh hewan yang melakukan fragmentasi adalah cacing pipih dan cacing pita.

a. Cacing pipih

Habitat dari cacing pipih adalah di laut, danau, dan juga sungai. Cacing pipih termasuk dalam kelompok hewan platyhelminthes,
sehingga sangat sensitif terhadap cahaya. Hewan ini dapat berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual. Secara aseksual,
cacing pipih berkembang biak dengan cara pembelahan tubuh. Akan tetapi, setiap hasil dari pembelahan akan meregenerasi bagian
yang telah hilang. Sedangkan secara seksual dapat dilakukan dengan cara kawin silang, meskipun hewan ini bersifat hermafrodit

b. Cacing pita

Cacing pita merupakan cacing berukuran sangat kecil, sehingga berisko dapat masuk ke dalam tubuh manusia. Pada saat manusia
mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung telur cacing Taenia solium (cacing pita babi), maka dapat menyebabkan
cacing pita masuk ke dalam tubuhnya dan berkembang.

Di dalam tubuh manusia, cacing pita sangat diuntungkan, karena mengambil sari-sari makanan pada tubuh manusia. Manusia
selanjutnya menjadi pihak yang dirugikan, karena sari-sari makanan yang seharusnya digunakan untuk metabolisme menjadi
berkurang diserap oleh cacing pita tersebut. Telur cacing pita yang masuk ke sistem pencernaan juga dapat menyebabkan infeksi
usus. Lebih berbahaya lagi jika saat telur cacing pita berhasil keluar dari saluran pencernaan, telur cacing pita dapat memasuki organ
lain dan menyebabkan infeksi.

3. Membelah Diri
Hewan yang berkembangbiak dengan cara membelah diri akan membagi tubuhnya menjadi dua bagian yang sama.
Perkembangbiakan dengan membelah diri dilakukan oleh hewan bersel satu. Perkembangbiakan dengan cara membelah diri diawali
inti sel hewan bersel satu akan membelah diri menjadi dua bagian. Pembelahan dua bagian diikuti dengan pembelahan cairan dan
dinding sel yang akan menghasilkan organisme baru. Contoh hewan yang berkembangbiak dengan cara membelah diri adalah
amoeba, protozoa, dan paramecium.

a. Amoeba

Amoeba merupakan kelompok protista yang bergerak dengan pseudopodia (kaki semu). Amoeba hidup di darat dan dapat juga
ditemukan di air. Amoeba dapat hidup di luar tubuh organisme lain atau dapat juga hidup di dalam tubuh organisme lain. Amoeba
berkembang biak dengan cara membelah diri, sehingga dapat berkembangbiak secara cepat. Karena kecepatannya dalam
berkembangbiak inilah, sehingga organisme ini mampu bertahan hidup diberbagai jenis inangnya.

b. Protozoa

Kata “protozoa” berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos yang artinya pertama dan zoon yang berarti hewan. Hewan ini bersifat
mikroskopis dan hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop. Protozoa dapat dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif
dan tidak memiliki dinding sel. Protozoa juga berbeda dengan alga, karena protozoa tidak berklorofil.

Hewan ini juga dapat berkembangbiak dengan cepat karena kemampuannya dalam membelah diri.

c. Paramecium

Paramecium merupakan protista yang memiliki kemiripan dengan hewan, dimana hewan ini mempunyai dua inti sekaligus dalam
satu selnya. Inti besar (makronulkeus) digunakan untuk mengawasi kegiatan metabolisme dan regenerasi, serta inti sel
(mikronukleus) digunakan untuk mengendalikan kegiatan reproduksi.

Paramecium bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual (secara konjugasi). Paramecium
bergerak dengan menggetarkan silianya. Hal ini akan terlihat jika menggunakan mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan
cara menggetarkan silianya, maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel.

E. Siklus Hidup Hewan (Metamorfosis dan Metagenesis) Beserta Contohnya


Seperti halnya manusia dan tumbuhan, hewan juga mengalami siklus hidup. Siklus hidup hewan juga berbeda-beda.
Beberapa jenis hewan, siklus hidupnya ada yang mengalami metamorfosis dan ada pula yang mengalami metagenesis.

Berikut penjelasan mengenai siklus hidup hewan (metamorfosis dan metagenesis) beserta contohnya.

1. Metamorfosis
Metamorfosis adalah peristiwa perubahan bentuk tubuh secara bertahap yang dimulai dari larva sampai dengan dewasa.
Metamorfosis dapat terjadi pada serangga dan juga amfibi.

Beberapa hewan serangga dan amfibi mempunyai bentuk fisik yang berbeda saat mereka muda hingga akhirnya menjadi hewan
dewasa.

Berdasarkan tahapannya, metamorfosis dibedakan menjadi dua, yaitu metamorfosis sempurna dan tidak sempurna.

Metamorfosis sempurna (Holometabola) adalah proses pertumbuhan pada hewan yang terjadi dengan ditandai perubahan bentuk
ketika muda hingga akhirnya menjadi dewasa Fase yang terjadi, yaitu telur, larva, pupa, dan imago (dewasa).

Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah katak, kupu-kupu, nyamuk, dan lalat.

Metamorfosis tidak sempurna (Hemimetabola) merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan hewan hanya pada organ
tertentu saja yang terjadi perubahan secara fisiologis. Fase yang terjadi adalah telur, nimfa dan imago (hewan dewasa).

Contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah jangkrik, belalang, dan kecoa.

Berikut ini adalah contoh metamorfosis yang terjadi pada katak.


Pertumbuhan dan perkembangan katak diawali sejak terbentuk zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi embrio. Sekitar satu
minggu kemudian, terbentuklah larva yang sering disebut sebagai kecebong atau berudu. Pada awalnya kecebong bernapas dengan
tiga insang luar, akan tetapi kemudian berganti menjadi insang dalam.

Beberapa waktu kemudian akan terbentuk tutup insang dan kaki belakang. Setelah berumur tiga bulan, berudu mengalami
metamorfosis yang ditandai dengan terbentuknya paru-paru dan empat kaki, hilangnya insang dari ekor, lalu menjadi katak.

2. Metagenesis
Metagenesis adalah pergiliran keturunan yang melibatkan dua fase sekaligus, yaitu fase generatif (seksual) dan fase generatif
(aseksual). Fase generatif melalui pembuahan (peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina) dan fase generatif melalui
pembentukan spora. Hewan yang mengalami metagenesis akan menjalani dua fase kehidupan, yaitu fase kehidupan yang
bereproduksi secara generatif, dan fase kehidupan yang bereproduksi secara vegetatif. Metagenesis pada hewan dapat terjadi pada
Ubur-ubur (Aurelia).

Di dalam siklus hidupnya, ubur-ubur mengalami dua pergiliran keturunan, yaitu fase polip yang menetap di dasar perairan dan fase
medusa yang dapat berenang dengan bebas.

Polip pada ubur-ubur merupakan generasi vegetatif yang berkembang biak secara aseksual dengan cara membentuk kuncup.
Medusa merupakan generasi generatif yang berkembangbiak secara seksual melalui peleburan sel kelamin (gamet) jantan dengan
betina.

F. Teknologi Reproduksi Pada Hewan


Teknologi reproduksi pada hewan adalah upaya manusia untuk mengembangbiakkan hewan di luar perkembangbiakan alaminya,
dengan harapan bisa mengatasi masalah dalam perkembangbiakan.

Berikut ini adalah beberapa teknologi reproduksi pada hewan.

1. Inseminasi Buatan (Kawin Suntik)

Kawin suntik atau dikenal dengan istilah inseminasi buatan (IB) adalah proses memasukkan cairan sperma (semen) dari sapi jantan
yang unggul ke dalam saluran reproduksi sapi betina dengan bantuan manusia. Inseminasi buatan ini dilakukan dengan cara
memasukkan sperma (semen) yang telah dibekukan dengan menggunakan alat seperti suntikan. Inseminasi buatan memiliki
beberapa manfaat, antara lain efisiensi waktu, efisiensi biaya, dan juga memperbaiki kualitas anakan sapi.
Perbaikan kualitas misalnya sebagai penghasil daging yang berkualitas (sapi potong). Sebagai contoh, untuk menghasilkan anakan
sapi dengan kualitas daging yang baik dan berjumlah banyak, diambil sel-sel sperma dari sapi Brahman dari India untuk
diinseminasikan pada sapi betina lokal.

2. Perkawinan silang

Perkawinan silang atau hibridisasi adalah mengawinkan dua jenis hewan yang berbeda varietasnya dan memiliki sifat-sifat unggul.
Keuntungan dari teknologi perkawinan silang adalah dapat menghasilkan individu baru dengan kualitas yang lebih baik, menghemat
biaya, mempercepat produksi, dan memperpanjang usia.

3. Kloning

Kloning merupakan proses menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama yang identik, berasal dari induk yang sama, memiliki
jumlah anggota gen yang sama. karena diambil dari inti somatis induknya.

Konsep kloning berdasarkan prinsip tentang setiap sel pada perencanaan hidup memiliki kemampuan menjadi individu baru.

Anda mungkin juga menyukai