Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Telah kita ketahui bersama bahwa budaya mencontek di kalangan pelajar
sudah hal yang wajar bahkan seolah-olah sudah menjadi tradisi. Bahkan ketika
Ujian Nasional pun tradisi contek-mencontek tidak penah ditinggalkan.
Dengan alasan standar kelulusan semakin tinggi sehingga perbuatan contek-
mencontek di halalkan. Mencontek sering kali diartikan sebagai bentuk
solidaritas. Tapi solidaritas ini sering disalahartikan yaitu bagaimana kita
membantu teman, baik dalam hal positif maupun negatif.
Jika solidaritas diartikan sebagai solidaritas yang positif maka akan
berdampak poositif juga, yaitu semakin eratnya rasa persatuan. Tapi jika
solidaritas disalah artikan dengan memberikan contekan kepada teman tentu
saja ini akan menyimpang arti dari solidaritas yang sebenarnya. Biasanya
mereka beranggapan jika tidak memberikan contekan maka akan di anggap
pelit dan tidak mempunyai teman. Hal ini yang membuat kita serba salah
sehingga kita tetap mencontek meskipun kita tahu bahwa apa yang kita
lakukan adalah hal yang salah.
Sadar atau tidak  mencontek dapat mendatangkan bahaya baik jangka
pendek maupun jangka panjang, baik bagi penyontek maupun yang
dicontek  Bila seorang siswa terbiasa mencontek, maka kebiasaan itulah yang
akan membentuk dirinya. Beberapa karakter yang dapat dihasilkan dari
kegiatan mencontek antara lain mengambil milik orang lain tanpa ijin,
menyepelekan, senang jalan pintas dan malas berusaha keras. Bisa dipastikan,
saat siswa sudah dewasa dan hidup sendiri, tabiat-tabiat hasil perilaku
mencontek mulai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mencuri,
korupsi, manajemen buruk, pemalas tapi ingin jabatan dan pedapatan tinggi.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut
1. Apa pengertian dari Mencontek?
2. Apa saja kategori dari Mencontek?
3. Apa saja faktor penyebab dari Mencontek?
4. Apa saja dampak dari perbuatan Mencontek?
5. Bagaimana cara mengatasi perbuatan Mencontek?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah di atas sebagai berikut
1. Apa pengertian dari Mencontek?
2. Apa saja kategori dari Mencontek?
3. Apa saja faktor penyebab dari Mencontek?
4. Apa saja dampak dari perbuatan Mencontek?
5. Bagaimana cara mengatasi perbuatan Mencontek?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mencontek


Mencontek memiliki arti yang beraneka macam, akan tetapi biasanya
dihubungkan dengan kehidupan sekolah khususnya bila ada ulangan dan ujian.
(Purwadarminta)
Mencontek adalah suatu perbuatan atau cara-cara yang tidak jujur, curang,
dan menghalalkan segala cara yang dilakukan seseorang untuk mencapai nilai
yang terbaik dalam menyelesaikan tugas terutama pada ulangan atau ujian.
(Bower, 1964)
Mencontek adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan
keberhasilan dengan cara-cara yang tidak jujur. (Deighton, 1971)

2.2 Kategori Mencontek


Pada dasarnya mencontek dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu
mencontek dengan usaha sendiri dengan membuka buku catatan atau membuat
berbagai catatan kecil yang ditulis pada kertas kecil, tangan atau di tempat lain
yang dianggap aman dan tidak diketahui oleh guru atau pengawas. Dan yang
kedua yaitu dengan meminta bantuan teman. Misalnya dengan meniru
jawaban dari teman atau dengan berkompromi menggunakan berbagai macam
kode tertentu, menerima jawaban dari pihak luar dan mencari bocoran soal.

2.3 Faktor Penyebab Mencontek


Menurut Nugroho (2008), yang menjadi penyebab munculnya tindakan
mencontek bisa dipengaruhi beberapa hal. Baik yang sifatnya berasal dari
dalam internal yakni diri sendiri, maupun dari luar (eksternal) misalnya dari
guru, orang tua maupun sistem pendidikan itu sendiri
1. Faktor dari dalam diri sendiri
a. Kurangnya rasa percaya diri pelajar dalam mengerjakan soal.
Biasanya disebabkan ketidaksiapan belajar baik persoalan malas dan
kurangnya waktu belajar.

3
b. Orientasi pelajar pada nilai bukan pada ilmu
c. Sudah menjadi kebiasaan dan merupakan bagian dari insting untuk
bertahan.
d. Terpengaruh oleh budaya instan yang mempengaruhi sehingga pelajar
selalu mencari jalan keluar yang mudah dan cepat ketika menghadapi
suatu persoalan termasuk tes atau ujian.
e. Tidak ingin dianggap sok suci dan lemahnya tingkat keimanan.

2. Faktor dari Guru


a. Guru tidak mempersiapkan proses belajar mengajar dengan baik
sehingga yang terjadi tidak ada variasi dalam mengajar dan pada
akhirnya murid menjadi malas belajar.
b. Guru terlalu banyak melakukan kerja sampingan sehingga tidak ada
kesempatan untuk membuat soal-soal yang variatif. Akibatnya soal
yang diberikan antara satu kelas dengan kelas yang lain sama atau
bahkan dari tahun ke tahun tidak mengalami variasi soal.
c. Soal yang diberikan selalu berorientasi pada hafal mati dari text book.
d. Tidak ada integritas dan keteladpan dalam diri guru berkenaan dengan
mudahnya soal diberikan kepada pelajar dengan imbalan sejumlah
uang
e. Kurangnya sistem pengawasan dari guru.

3. Faktor dari Orang Tua


a. Adanya hukuman yang berat jika anaknya tidak berprestasi.
b. Ketidaktahuan orang tua dalam mengerti pribadi dan keunikan
masing-masing dari anaknya, sehingga yang terjadi pemaksaan
kehendak.

Adapun beberapa faktor yang menyebabkan pelajar melakukan


mencontek ketika ujian adalah sebagai berikut:

4
a. Tekanan yang terlalu besar yang diberikan kepada hasil studi berupa
angka dan nilai yang diperoleh siswa dalam tes formatif atau sumatif.
b. Pendidikan moral baik di rumah maupun di sekolah kurang
diterapkan dalam kehidupan siswa.
c. Sikap malas yang terukir dalam diri siswa sehingga ketinggalan
dalam menguasai mata pelajaran dan kurang bertanggung jawab.
d. Kurang mengerti arti dari Pendidikan
e. Terpengaruh setelah melihat orang lain melakukan mencontek
meskipun pada awalnya tidak ada niat melakukannya.
f. Merasa dosen atau guru kurang adil dalam memberikan nilai.
g.  Adanya kesempatan atau pengawasan tidak ketat.
h. Ingin mendapat nilai tinggi
i. Tidak percaya diri sehingga tidak yakin pada jawabanya sendiri.

2.4 Dampak Perbuatan Mencontek


Adapun dampak dalam melakukan perbuatan curang atau mencontek
1. Peserta didik akan menanam kebiasaan berbuat tidak jujur.
2. Pidak mau berusaha sendiri dan selalu mengandalkan orang lain.
3. Akan muncul generasi-generasi yang bodoh dan tidak jujur.
4. Para pelajar atau mahasiswa akan malas belajar.
5. Kreatifitas dalam dirinya terhambat.
6. Membodohi diri sendiri.
7. Penuh dengan rasa malas, putus asa, dan tidak bertanggung jawab.

2.5 Cara Mengatasi Kebisaan Mencontek


Ada beberapa macam untuk mengatasi kebiasaan mencontek yaitu:
1. Dari dalam diri sendiri
a. Bangkitkan rasa percaya diri.
b. Arahkan self consept ke arah yang lebih proporsional.
c. Biasakan berpikir lebih realistis dan tidak ambisius.

2. Dari Sistem Evaluasi

5
a. Ciptakan kesadaran disiplin
b. Buat instrumen evaluasi yang valid dan reliable (yang tepat dan tetap).
c. Terapkan cara pemberian skor yang benar-benar objektif.
d. Lakukan pengawasan yang ketat.
e. Bentuk soal disesuaikan dengan perkembangan kematangan peserta
didik dan dengan mempertimbangkan prinsip paedagogy serta prinsip
andragogy.

3. Dari Guru atau Dosen


a. Berlaku objektif dan terbuka dalam pemberian nilai.
b. Bersikap rasional dan tidak mencontek dalam memberikan tugas ujian
atau tes.
c. Tunjukkan keteladanan dalam perilaku moral.
d. Berikan umpan balik atas setiap penugasan.

Selain itu kita sebagai calon pendidik tentunya memiliki tugas yang berat
dalam upaya mengatasi kebiasaan mencontek dikalangan pelajar. Salah satu
upaya yang bisa kita lakukan sebagai calon guru ialah memberikan motivasi
pada peserta didik yang mencontek pada saat ulangan agar peserta didik dapat
bersikap jujur dalam menghadapi ulangan dan menanamkan rasa percaya diri
pada setiap peserta didik.

6
BAB III
NASKAH
Disusun oleh

1. Ayu Wulandari Sebagi Ayu

2. Azzahra Salsabila Sebagi Zahra

3. Resi Apri Wulan Dari Sebagai Ibu Resi

4. Rifda Alifia Nabila Sebagai Rifda

5. Saela Maulaya Sebagai Saela

"Korupsi Dalam Perbuatan Curang"

Pada suatu hari di kampus Poltekkes Kemenkes Jakarta 1, Jalan Wijaya Kusuma
sedang diadakan ujian akhir semester. Ujian dimulai pukul 8.00 pagi, para
mahasiswa datang lebih awal dari pada hari biasanya.

Di ruang kelas

Ayu : “ Hai teman teman selamat pagi”


Rifda : “ Pagi Ayu tumben nih dateng nya cepet”
Zahra : “ Iya nih ayu biasanya datengnya terlambat terus”
Ayu : “ Sekarang kan lagi ulangan jadi pagi deh, biar bisa belajar dulu.”
Rfida : “ Yuk yuk belajar bareng.”
Saela : "eh, zahra udah belajar belum untuk ujian hari ini ?"

Zahra : " ah elah ngapain sih belajar, ntar juga nilainya bagus ( tertawa jutek dan
sambil menulis sesuatu di selembar kertas )

Rifda : " iya dah orang pinter mah beda"

Saela : " itu lagi nulis apa ? ”

7
Zahra : ” ga nulis apa-apa kok, kepo deh kamu sela"

Waktu sudah menunjukkan pukul 8.00, ujian akhir semester akan segera dimulai,
pengawas memasuki ruangan.

Ibu Resi : " selamat pagi anak - anak. Hari akan di mulai ujian PBAK, saya akan
membacakan peraturan dalam ujian yang pertama mahasiswa datang tepat waktu,
kedua di larang meminjam alat tulis , ketiga di meja hanya terdapat alat tulis,
keempat tidak di perkenankan membawa catatan maupun smartphone, kelima
mengumpulkan soal yang telah di kerjakan dengan tepat waktu. Baik saya akan
membagikan soal"

Mahasiswa : " baik bu "

Setelah pengawas membagikan soal, Ujian pun telah dimulai, para mahasiswa
mengerjakan ujian akhir semester dengan tenang. 10 menit kemudian terdapat
mahasiswa dengan gerak gerik yang mencurigakan.

Zahra : " wah pengawasnya lagi lengah nih, ada kesempatan buat liat catatan
(dalam hati )"

Waktu telah menunjukkan pukul 10.00 dan itu menandakan bahwa ujian akhir
semester telah berakhir. Mahasiswa pun begegas mengumpulkan hasil kerja
ujian yang dikerjakannya tadi. Pengawaspun bergegas keluar ruangan dan
mahasiswapun membicarakan ulangan yang telah usai tadi.

Rifda : " gimana ulangannya tadi kalian bisa ga ? "

Saela : " ya gitu deh "

Zahra : " bisa dong, gampang banget malah"

Ayu : “ Wah hebat kamu Zahra, aku aja pusing liat soal nya.”
Saela : “ Besok ikut belajar bareng dong Zahra biar bisa ngerjain soal nya.”
Zahra : “ Tenang Tenang besok kita belajar.” (sambil tersenyum)
Rifda : " eh pulang yu, besok masih ada ujian lagi kan "

Saela, zahra : " ayo ( dengan serempak) "

8
Hari demi hari telah dilewati dan ujian akhir semester pun telah usai dan hari ini
adalah jadwal untuk pembagian hasil ujian PBAK.

Saela : “ Kawan Kawan ulangannya kan udah dibagiin, liat nilai kalian dong.”
Zahra : “ Ah kalau kamu liat takut iri.”
Ayu : “ Nilai aku lumayan sih, emang nilai kamu berapa zah.”
Rifda : “ Liat dong Zahra, pasti nilai kamu bagus iya.”
Saela : “ Iya nih pasti Zahra bagus kan dia tenang tenang aja pas kerjain
soalnya.”
Zahra : “ Jadi malu nyebutinnya pokoknya aku di atas kalian pastinya.” (dengan
sombongnya dan meninggalkan teman temannya.”

Saat istirahat tiba Saela, Ayu, dan Rifda masih penasaran dengan nilai Zahra
Ayu : “ Aku penasaran banget deh sama nilainya Zahra.”
Rifda : “ Sama nih aku juga.”
Saela : “Nanti kita belajar sama dia aja deh biar nilai kita bagus juga.” (dengan
semangat)
Ayu : “ Iyaudah kita istirahat dulu aja yuk.”

Saela, Ayu, dan Rifda pun istirahat dan setelah 20 menit Bel Masuk berbunyi,
menandakan bahwa kelas akan dimulai
Ibu Resi: “ Anak-anak nilai ujian PBAK kan sudah dibagikan dan nilai tertinggi
adalah Azzahra. Nah untuk azzahra sekarang coba review kembali
ulangan yang kemarin dan silahkan di analisis yang benar dan yang
salah nya.”
Saela : “ Sana zahra maju.”
Zahra : “ Ba.. Baik bu.” (Berjalan ke depan kelas dengan ragu.”
Ibu Resi: “ Ayo Zahra dimulai.”
Zahra : “ Hmmmm Inii no.1 jawaban yang benar nya itu……… “ ( dengan
tersendat sendat )
Ibu Resi: “ Kok gak bisa jawab, itu kamu yang kerjakan soal nya kan? Kamu tidak
menyontek kan? “

9
Zahra : “ Ti.. ti… tidak bu.” (menjawab dengan tangan gemetar)
Ayu : “ Ayo Zahra jawab kamu ingin tau jawaban yang benar nya.”
Ibu Resi: “ Coba kamu jawab pertanyaan ibu dengan jujur, kamu menyontek iya?
Zahra : “ Iiii…iiiyaa bu saya melihat di kertas saat ulangan.”
Ibu Resi: “ Nilai kamu akan ibu coret dan kamu akan kerjakan ulang soal UTS
PBAK itu di ruangan ibu.”
Zahra : “ Baik bu” ( menjawab dengan sangat malu)
Ibu Resi : “ Silahkan kembali ke tempat duduk kamu.”

Setelah duduk kembali ditempat duduk


Rifda : “ Kok kamu bohong sama kita? Katanya kamu belajar.”
Saela : “ Iyanih kamu bohong banget, pantes nilai kamu bagus ternyata kamu
menyontek.”
Ayu : “ Padahal kita mau belajar bareng tapi gak jadi deh kamu aja nyontek.”

Setelah ketahuan kalau Zahra berbuat curang saat ulangan, teman teman nya
menjauhi nya dan Zahra sangat malu sekali karena hasil Ulangan PBAK nya
bagus karena berbuat curang saat ulangan dan Zahra pun mengikuti ujian ulang
di ruang guru.

10
BAB IV
PENUTUP
4.2Kesimpulan
Setiap orang tanpa terkecuali dianggap telah mengetahui semua
hukum/undang-undang yang berlaku dan apabila melanggarnya, akan dituntut
dan dihukum berdasarkan undang-undang/hukum yang berlaku tersebut.
Ketidaktahuan seseorang akan hukum tidak dapat dijadikan alasan pemaaf
atau membebaskan orang itu dari tuntutan hukum.

4.3Saran
Mencontek bukanlah salah satu bentuk solidaritas, tapi justru mencontek itu
adalah bentuk dari kecurangan. Mencontek adalah suatu perbuatan atau cara-
cara yang tidak jujur, curang, dan menghalalkan segala cara yang dilakukan
seseorang untuk mencapai nilai yang terbaik dalam menyelesaikan tugas
terutama pada ulangan atau ujian.  

11
DAFTAR PUSTAKA

Falah, F. (2012). Perilaku korup di mata mahasiswa

Kristiono, N. (2018). PENANAMAN NILAI ANTIKOROUPSI BAGI


MAHASISWA FIS UNNES MELALUI MATA KULIAH PENDIDIKAN ANTI
KORUPSI. Refleksi Edukatika: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 9(1).

Surono, A. (2016). Sikap Anti Korupsi di Kalangan Siswa dan Mahasiswa dalam
Mewujudkan Penyelenggaraan Negara Anti Korupsi dan Berbasis
Keadilan. Padjadjaran Journal of Law, 3(2), 372-388.

12
LEMBAR PERSETUJUAN

Makalah perkuliahan dengan pokok pembahasan “Korupsi dalam Perbuatan


Curang di Lingkungan Kampus”. Telah dikoreksi oleh dosen penanggung
jawab dan telah dilakukan revisi oleh tim.

Jakarta, 09 Maret 2020


Dosen Pengampu

Agusni Karma, SKM, M.SI

13

Anda mungkin juga menyukai