Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dewi Sartika

Nim : 21046108

Tugas ke-11 Sejarah Pendidikan

“ Pengaruh Perilaku Menyontek Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik”

Pendidikan merupan sebuah tempat untuk membentuk sebuah karakter dan moral anak bangsa
yang bebas dari bentuk-bentuk praktek perilaku negatif. Kata menyontek mungkin tidak asing
lagi bagi pelajar. Setiap orang pasti ingin mendapatkan nilai yang bagus dalam ujian dan sudah
tentu berbagai macam cara dilakukan agar nilai ujian yang didapat memuaskan, tak ayal banyak
dai para pelajar memilih jalan menyontek ketika ujian untuk mendaatkan nilai yang bagus.
Deighton dalam atikelnya menyatakan bahwa menyontek ialah perbuatan yang menggunakan
cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah/terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan
akademis atau menghindari kegagalan akademis. Menyontek merupakan sebuah perilaku yang
tidak jujur yang biasanya dilakukan oleh peserta didik dalam upaya mencapai keinginan tertentu
dengan cara yang salah.
Hurlock menyatakan bahwa kebanyakan siswa di sekolah menengah melakukan kegiatan
menyontek dalam menyelesaikan tugas-tugas dan soal tes. Fenomena ini sering terjadi dalam
aktivitas belajar dan mengajar di sekolah. Masalah ini kebanyakan sianggap sepele oleh beberapa
pendidik, namun efek yang nantinya akan ditimbulkan sangat susah dihilangkan dan nantinya
akan menjadi kebiasaan buruk dalam praktek kehidupannya dan budaya ini akan terus menerus
berkembang ditengah-tengah masyarakat. Karakater anak yang dihasilkan nantinya menjadi tidak
percaya diri dan tidak bisa mengasah kemampuan pola berpikirnya. Lawson mengindikasikan
bahwa siswa yang melakukan tindakan kebohongan akademik cenderung akan berbohong di
tempat kerja.
Banyak faktor yang melatar belakangi perilaku menyontek ini, yang pertama adanya tekanan
untuk memperoleh nilai yang tinggi dan bagus, biasanya dalam hal ini ada guru yang membrikan
penekanan kepada siswa atau peserta didik untuk mendapatkan nilai ditas KKM. Yang kedua
keinginan dari pelajar itu sendiri aga terhindar dai kegagalan, seperti yang dikatakan tadi bahwa
ada sebagian guru yang menyruh anak nya untuk mendaptkan hasil ujian di atas KKm tentu
diselingi dengan menyuruh anak belajar dengan serius, namun sikap anak yang terkadang malas
dalam mengulangi materi atau belajar, menyontek menjadi jalan alternatif untuk mendapatkan
nilai yang bagus. Yang ketiga tidak adanya sikap yang tegas dari pendidik terhadap sikap
menyontek itu sendiri, ada sebagian guru dan berdasarkan pengalam sewaktu saya sekolah
dahulu saya sebagai pelajar mersa heran melihat guru yang mewajarkan sikap menyontek dalam
ulangan dan ujian, bahkan ada pengawas ujian yang dengan terang-terangan mengatakan “
menyontek tidak apa-apa, tapi jangan berisik”. Dari hal tersebut saya menjadi berfikir ternayata
menyontek itu hal yang wajar.
Banyak dampak yang ditimbulkan dari perilaku menyontek, yang pertama membuat siswa malas
belajar, siswa/pelajar yang telah memiliki kebiasaan menyontek akan malas belajar dan hanya
mengandalkan temannya dalam ujian ataupun tes lainya. Yang kedua anak yang telah terbiasa
menyontek maka akan terbiasa juga untuk berbohong. ia tidak hanya membohongi guru atau pun
orang tuanya dengan hasil yang telah dicapai, namun juga membohongi diri sendiri,kenapa
seperti itu? Karena ia tidak percaya dengan kemampuan dirinya sendiri. Yang ketiga
menghilangkan rasa percaya diri. Menyontek menjadi kebiasaan buruk siswa dalam belajar,
tentunya hal ini merugikan dirinya sendiri dan mengilangkan rasa percaya dirinya, dimana ia
menganggap tidak memiliki kemampuan atau potensi untuk mengisi ujian atau tes lainya.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi perilaku menyontek ialah antara lain sebagai
berikut :
A. Diri sendiri
1) Bangkitkan rasa percaya diri, dengan membangkitkan rasa percaya diri, seorang siswa
akan mampu untuk mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain. Siswa atau
peserta didik yang terbiasa menyontek akan bergantung kepada orang lain atau
temanya, oleh karena itu untuk mengurangi kebiasaan menyontek seorang peserta
didik harus meningktakan dan menimbulkan rasa percaya diri.
2) Biasakan berpikir untuk lebih realistis, dalam belajar seharusnya ditanamkan bahwa
belajar itu bukan hanya tentang nilai dan hasil yang memuaskan, namun apakah telah
paham dan menguasai materi pelajaran, bukan hanya berorientasi pada hasil akhir
belajarnya saja.
B. Orang tua
Pandangan orang tua tentang kemampuan dan kompetensi yang dimiliki anaknya akan
mempengaruhi cara pandang anak terhadap dirinya sendiri. Orang tua yang terlalu
mengharapkan anaknya untuk lebih unggul akan memberikan tekanan kepada anaknya
untuk memperoleh hasil yang baik walaupun dengan menyontek.
C. Guru
Seharusnya guru memberikan pengawasan dan hukuman yang lebih tegas lagi kepada
siswa yang menyontek sehingga siswa menjadi jera untuk tidak melakukan perbuatan
menyontek lagi. Dan guru hendaknya tidak menganggap bahwa menjadi perilaku yang
wajar, akan tetapi harus menyikapi dengan lebih serius.
D. Sekolah
Diharapkan kepada pihak sekolah sewaktu pelaksanaan ujian diharapkan membuat sistem
ujian dan soal ujian yang meminimalisir intense menyontek, dengan cara mengatur jarak
meja antar siswa, dan membuat soal yang berbeda-beda antar kelas. Sekolah juga dapat
memberikan penyuluhan bahwa perilaku menyontek merupakan perilaku yang tidak
terpuji dan nantinya akan merusak diri sendiri.
E. Guru BK dan Konselor
Selain hal-hal yang diatas, siswa yang menyontek diberikan kepada guru bk agar
nantinya diberikan pengarahan ke jalan yang lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai