Anda di halaman 1dari 28

MEMANFAATKAN HASIL EVALUASI PAI

PEMBELAJARAN DAN FAKTORNYA

KELOMPOK : 13
Muhammad Muharram Ash-shiddiqie (20201121)
Eka Wijaya Prasetyo (20201119)
Irna Ayu Kusumawandari (20201147)
A. Gambaran Manfaat Hasil
Secara umum manfaat yang dapat diambil dari kegiatan evaluasi dalam
pembelajaran, yaitu :
a. Memahami sesuatu : entry behavior, motivasi, dll, sarana dan prasarana, dan
kondisi peserta didik dan dosen
b. Membuat keputusan : kelanjutan program, penanganan “masalah”, dll
c. Meningkatkan kualitas PBM : komponen-komponen PBM
Sementara secara lebih khusus evaluasi akan memberi manfaat bagi pihak-pihak
yang terkait dengan pembelajaran, seperti peserta didik, guru, dan kepala sekolah.
Bagi Peserta didik, Mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran :
Memuaskan atau tidak memuaskan, Bagi Guru pertama, mendeteksi peserta didik
yang telah dan belum menguasai tujuan : melanjutkan, remedial atau pengayaan,
kedua, ketepatan materi yang diberikan : jenis, lingkup, tingkat kesulitan, dll.
Ketiga, ketepatan metode yang digunakan dan Bagi Sekolah pertama, hasil belajar
cermin kualitas sekolah, kedua, membuat program sekolah, ketiga, pemenuhan
standar1
Dengan demikian dapatlah di fahami bahwa evaluasi sangat
perlu/bermanfaat dan merupakan syarat mutlak untuk perbaikan, agar mempunyai
makna yang signifikan bagi semua pihak. Jika di temukan hubungan antara hasil
belajar dengan efektivitas metodemengajar terbukalah kemungkinan untuk
mengadakan perbaikan. Sebelum kita mengevaluasi kemampuan metode baru pada
sejumlah peserta didik, perlu kita pikirkan bahwa proses pembelajaran itu dinamis,
senantiasa terjadi perubahan pada guru maupun murid dalam interaksi itu.
Disamping hasil belajar seperti diharapkan oleh guru mungkin timbul pula hasil
sampingan yang positif maupun negatif. misalnya, peserta didik menguasai bahan
yang disajikan akan tetapi ia disamping itu merasa senang atau benci terhadap
tindakan pribadi gurunya.
proses dan hasil pembelajaran ada beberapa hal, diantaranya yang penting
adalah: 1. Memperoleh pemahaman pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang telah

1
Slameto, Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhinnya (Cet. IV; Jakarta: Rineka Cipta, 2003, n.d.).

1
berlangsung/dilaksanakan pendidik, 2. Membuat keputusan berkenaan dengan
pelaksanaan dan hasil pembelajaran, dan 3. Meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran dalam rangka upaya meningkatkan kualitas keluaran. Evaluasi untuk
suatu tujuan tertentu penting, tetapi ada kemungkinan tidak menjadi bermanfaat lagi
untuk tujuan lain. Oleh karena itu, seorang guru harus mengenal beberapa macam
tujuan evaluasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar mereka dapat merencana
dan melakukan evaluasi dengan bijak dan tepat. Suatu evaluasi perlu memenuhi
beberapa syarat sebelum diterapkan kepada siswa yang kemudian direfleksikan
dalam bentuk tingkah laku. Evaluasi yang baik harus memiliki syarat seperti
berikut: 1. Valid Suatu alat ukur dikatakan valid atau mempunyai validitas yang
tinggi apabila alat ukur itu betul-betul mengukur apa yang ingin diukur. 2. Andal 3.
ObjektifPenskor hendaknya menilai/menskor apa-adanya, tanpa dipengaruhi oleh
subjektif penskor atau faktor-faktor lainnya diluar yang tersedia. 4. Seimbang 5.
Membedakan 6. Norma 7. Fair, dan 8. Praktis. Di samping kedelapan persyaratan
yang perlu ada dalam kegiatan evaluasi, ada beberapa tujuan mengapa evaluasi
dilakukan oleh setiap guru. Selain untuk melengkapi penilaian, secara luas evaluasi
dibatasi
sebagai alat penilaian terhadap faktor-faktor penting suatu program
termasuk situasi, kemampuan, pengetahuan, dan perkembangan tujuan. Apabila
guru tidak memiliki pengetahuan tentang bagaimana mengevaluasi yang baik dan
sesuai maka akan berakibat melemahnya moral guru. Salah satu kenyataannya
adalah melakukan kecurangan dengan memanipulasi nilai raport siswa, tujuannya
untuk mendapatkan predikat sekolah berkualitas baik. Bahkan, praktik
memanipulasi nilai inipun sudah dipraktikan pada jenjang rendah yaitu SD/MI.
Tuduhan kecurangan guru dalam manipulasi nilai terkadang ditepis dengan
bermacam alasan. Adanya rasa kasihan kepada siswanya, anggapan agar gurunya
berhasil dalam proses belajar mengajar ataupun karena media dan metode belajar
yang digunakan belum memadai. Sebenarnya guru hanya menginginkan cara cepat
dan instan dalam melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Entah
sebenarnya ada kesalahan dalam media atau metode pembelajaran yang digunakan
sehingga menyebabkan anjloknya nilai siswa. Karena tidak mau repot, gurupun

2
akhirnya memanipulasi nilai dengan seenaknya tanpa peduli kemampuan siswa.
Pemberian nilai yang tidak disesuaikan dengan kemampuan siswanya akan
berakibat pada ras puas dan tingkat percaya diri tinggi pada siswanya. Semakin puas
dan semakin percaya diri seorang siswa, keinginan untuk belajar menjadi lebih baik
lagi mulai surut. Mereka beranggapan untuk mendapatkan nilai yang baik tidak
perlu belajar lebih giat lagi. Padahal sebenarnya antara nilai yang diterima dengan
kemampuan individu tidak sebanding. Kecenderungan sekolah mendapat
sandangan berpredikat baik dengan cara curang, perlu ditiadakan. Percuma saja
menyandang predikat baik namun output yang dihasilkanya bermutu rendah. Lebih
baik jika memberikan nilai apa adanya daripada memberikan nilai yang tidak sesuai
dengan kemampuan siswanya. Karena dampak yang akan ditimbulkan dari
manipulasi nilai lebih buruk. Jika praktik manipulasi nilai terus terjadi dalam dunia
pendidikan jenjang SMA, SMP bahkan SD, kualitas pendidikan di Indonesia
semakin terpuruk. Pendidikan yang semestinya mengajarkan siswa menjadi pandai,
kini pendidikan mengajarkan siswa menuju pembodohan. Pembodohan yang nyata
berasal dari pemberian nilai raport. Pembodohan dikalangan para penerus bangsa
Indonesia. Kehancuran pendidikan sudah ada di depan mata. Tinggal bagaimana
kita sebagai pendidik dan penerus bangsa bisa mengatasinya. Penuntasan belajar
menggunakan remedial teaching disebut-sebut sebagai dasar dalam pemberian
nilai. Padahal prosedur remedial teaching dilakukan dalam batasan waktu. Jika
dalam batasan waktu tertentu seorang siswa dinyatakan masih belum tuntas, nilai
yang diperoleh siswa tersebut dituliskan apa adanya di raport sesuai dengan nilai
sesungguhnya tanpa ada penambahan nilai sebagai “embel-embel” kasihan.
Sebenarnya saat memanipulasi nilai raport, hanya siswalah yang menerima dampak
buruknya. Lebih lama lagi dampak ini berakibat pada kualitas guru bangsa
Indonesia. Para pendidik yang sebenarnya belum mampu menjadi pendidik,
dianggap sangat professional mencetak peserta didik menjadi pandai. Hampir
separuh dari keseluruhan siswa mendapatkan nilai baik. Jika dilihat sekilas,
kemampuan seorang guru dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut sudah
mencapai tujuan yang telah dirancang. Keprofesionalan semu dari guru tertutupi
dengan nilai siswanya yang menjulang tinggi. Ini merupakan borok pendidikan

3
bangsa yang masih tertutupi. Pada hakikatnya evaluasi pembelajaran adalah proses
pengukuran dan penilaian terhadap suatu pembelajaran dimana seorang pendidik
mengukur atau menilai peserta didik dengan menggunakan alat tes. Pengukuran alat
tes ini bersifat kuantitati dengan menggunakan perhitungan angka dalam mengukur
hasil belajar peserta didik. Sedangkan penilaian alat tes lebih bersifat kualitatif
dengan menilai peserta didik sesuai kualitas hasil belajar belajar mereka. Tujuan
evaluasi itu sendiri adalah untuk mengetahui proses belajar peserta didik apakah
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah diterapkan, mengecek
hasil belajar peserta didik apakah ada kekurangan atau tidak dalam proses
pembelajaran, mencari solusi dari kekurangan yang peserta didik alami dan
menyimpan seberapa menguasainya peserta didik dalam kompetensi yang
diterapkan.2
B. Memetakan Kegagalan dan Keberhasilan
Kegagalan sebagai motivator terbatas, meskipun bukti yang tersedia
menunjukkan bahwa siswa dapat tumbuh dengan baik dengan belajar dari
kegagalan atau keberhasilan orang lain, dari kegagalan itu sendiri akan membuat
seseorang menyadari kesalahannya. Kegagalan adalah bukan putus sekolah
selamanya, namun adalah wadah introspkesi diri bagi siswa yang mengalami
kegagalan, dengan adanya waktu yang diberikan untuk mengulang untuk menjadi
lebih baik. Beberapa hal lain tentang kegagalan sekolah adalah derajat kejenuhan
menyangkut motivasi yang mulai menurun, sebagai akibat dari beberapa aspek
yang dihadapi oleh siswa. Kebanyakan anak mulai bersekolah dengan antusias,
tetapi seiring berjalannya waktu banyak orang menemukan pengalaman yang
memicu kecemasan dan mengancam secara psikologis. Banyak siswa merasa sulit
untuk memantau aktifitas mereka di kelas, dan kemudian kegagalan dalam sekolah
akan menjadikan siswa itu di-bully (dilecehkan/olokan) oleh teman mereka bahkan
masyarakat sekitar di lingkungannya. Teori motivasi Maslow terus menjadi
pendorong kekuatan dalam mengambil kesuksesan seseorang siswa. Pendidikan
karakter anak anak memang sangat mempengaruhi dalam proses kejiwaan aak itu

2
Ina Magdalena et al., “PENTINGNYA EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN DAN AKIBAT
MEMANIPULASINYA” 2 (2020).

4
sendiri. Kemudian yang tidak kalah penting dalam salah satu faktor penyebab siswa
putus sekolah adalah dari sisi ekonomi. Oleh sebab itu tanpa BSM, dan langkah
pebinaan lainnya maka potensi siswa tinggal kelas/putus sekolah akan tinggi. Serta
tujuan untuk pemerataan di masyarakat miskin tidak tercapai. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis indikator kegagalan siswa dalam menempuh pendidikan
di sekolah. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu
pada penelitian ini akan menganalisis indikator yang menyebabkan siswa gagal
dalam menempuh pendidikan di sekolah. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan solusi kepada guru dan pelaku pendidikan mengenai kegagalan siswa
dalam menempuh pendidikan di sekolah.3

Keberhasilan proses pembelajaran mata diklat service engine dan


komponen-komponennya dapat dilihat seberapa besar prestasi belajar yang diraih
oleh siswa. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik factor internal siswa seperti kecerdasan siswa, motivasi, minat
dan lain-lain maupun factor eksternal siswa seperti lingkungan sekolah, keluarga,
masyarakat, dan kebijakan pemerintah. Permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan siswa
kelas 2 TMO SMK TEXMACO Semarang Pada Mata Diklat Service Engine dan
Komponenkomponenya Tahun Pelajaran 2008/2009.4

Belajar di pengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yang mempengaruhinya.


Faktor-faktor tersebut berasal dari dalam diri peserta didik maupun dari luar diri
peserta didik. Berikut ini beberapa pendapat ahli yang menjelaskan tentang faktor
yang mempengaruhi belajar.

Menurut Walisman (dalam susanto, 2013, hlm. 12-13) di kutip dalam


[http://pgsdblog.blogspot.co.id/2015/10/faktor–yang mempengaruhi-belajar.html

3
Ali Taufik, “ANALISIS INDIKATOR KEGAGALAN SISWA DALAM MENEMPUH
PENDIDIKAN DI SEKOLAH,” n.d.
4
Ahmad Soleh, “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN SISWA
KELAS 2 TMO SMK TEXMACO SEMARANG PADA MATA DIKLAT SERVICE ENGINE DAN
KOMPONEN-KOMPONENNYA” 9, no. 2 (2009).

5
di akses pada tanggal 12 Maret 2017 pukul 18.39] ada dua faktor yang
mempengaruhi proses belajar yaitu:

1) Faktor internal, yakni faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik
yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal meliputi : kecerdasan,
minat dan perhatian, motivasi belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor eksternal, yakni faktor yang berasal dari luar diri peserta didik
yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keadaan
keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.

Sedangkan menurut Hanafiah dan Cucu (2009, hlm. 8)

mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai


berikut : Latar belakang siswa, pengajar yang profesional, atmosfir pembelajaran
partisifatif dan interaktif yang manifestasikan dengan adanya komunikasi timbal
balik dan multi arah secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan,
sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran dan kurikulum. faktor
yang mempengaruhi belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal peserta didik yaitu : Faktor internal yang mempengaruhi belajar efektif
diantaranya; kecerdasan, bakat, minat, motivasi, rasa percaya diri, stabilitas emosi,
komitmen, kesehatan fisik. Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar efektif,
diantaranya; kompetensi guru, kualifikasi guru, sarana pendukung, kualitas teman
sejawat, atmosfir belajar, kepemimpinan kelas biaya.

Menurut Aunurrahman (2009, hlm. 177), faktor internal yang


mempengaruhi proses belajar siswa, diantaranya: 1) Ciri khas/karakteristik siswa
Persoalan intern pembelajaran, berkaitan dengan kondisi kepribadian siswa, baik
fisik maupun mental. Masalah belajar yang berkaitan dengan dimensi siswa
sebelum belajar berkenaan dengan minat, kecakapan dan pengalaman-pengalaman.
Siswa memiliki minat yang tinggi untuk belajar dapat dilihat dari kesediaan siswa
untuk mencatat pelajaran, mempersiapkan buku dan alatalat tulis. 2) Sikap terhadap
belajar Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk berbuat. Sikap sesungguhnya
berbeda denagn perbuatan, karaena perbuatan merupakan implementasi atau wujud

6
nyata dari sikap, sikap seseorang akan tercermin melalui tindakannya. 3) Motivasi
belajar Motivasi dalam kegiatan belajar adalah kekuatan yang dapat menjadi tenaga
pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada
dirinya dan potensi diluar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar. 4) Konsentrasi
belajar Konsentrasi belajar merupakan salah satu aspek psikologis yang sering kali
tidak begitu mudah untuk diketahui oleh orang lain selain diri individu yang sedang
belajar. 5) Mengolah bahan belajar Mengolah bahan belajar dapat diartikan sebagai
proses berpikir seseorang untuk mengolah informasi-informasi yang diterima
sehingga menjadi bermakna. 6) Menggali hasil belajar Dalam kegiatan
pembelajaran kita merasa kesulitan menggali kembali hasil belajar yang
sebelumnya sudah kita temukan. Suatu proses mengaktifkan kembali pesanpesan
yang telah tersimpan dinamakan menggali hasil belajar. 7) Rasa percaya diri Rasa
percaya diri merupakan salah satu kondisi psikologis seseorang yang berpengaruh
terhadap aktivitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran. 8) Kebiasaan belajar
Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam
waktu yang relative lama sehingga memberikan cirri dalam aktivitas belajar yang
dilakukannya.

Aunurrahman (2009, hlm. 187), Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil


belajar siswa, antara lain: 1) Faktor guru Parkey (1993, hlm. 3), mengemukakan
bahwa guru tidak hanya sekedar sebagai guru di depan kelas, akan tetapi juga
sebagian bagian dari organisasi yang turut serta menentukan kemajuan sekolah
bahkan di masyarakat. 2) Lingkungan social (termasuk teman sebaya) Sebagai
mahkluk social siswa tidak mungkin melepaskan dirinya dari interaksi dengan
lingkungan, terutama sekali teman-teman sebaya disekolah. 3) Kurikulum sekolah
Kurikulum merupakan panduan yang dijadikan guru sebagai kerangka acuan untuk
mengembangkan proses pembelajaran. 4) Sarana dan prasarana Sarana dan
prasarana pembelajaran merupakan faktor yang turut memberikan pengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek. Aspek-aspek itu
terdiri dari faktor internal dan eksternal siswa. Faktor yang terdapat dalam diri siswa
yaitu kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran sedangkan faktor eksternal

7
siswa yaitu faktor yang berupa rangsangan yang dapat mempengaruhi proses
belajar siswa. Dengan kata lain pendidikan anak merupakan tanggung jawab semua
pihak karena semua komponen di sekitar siswa dapat mempengaruhi belajar siswa.

C. Evaluasi Diri Melalui Analisis swot


Analisis SWOT Diri Sendiri dan Cara Menggunakannya yang Tepat!

Pixabay.com

Analisis SWOT Diri Sendiri – Biasanya, bisnis dan strategi membutuhkan analisis
SWOT untuk mengetahui kelemahan dan kekuatannya. Namun, kegunaan analisis
SWOT juga dapat diterapkan untuk mengenal diri sendiri lebih dalam.
Dengan begitu, Grameds dapat melihat kelemahan dan kekuatan dalam diri.
Sehingga, ke depan dapat menentukan cara terbaik untuk mewujudkan cita-cita atau
harapan-harapan. Analisis ini, umumnya dilakukan dengan membuat tabel sesuai
dengan kategorinya.

8
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai analisis SWOT diri sendiri, Grameds
dapat menyimak penjelasan yang telah dirangkum dari berbagai laman sebagai
berikut

Analisis SWOT Diri Sendiri


Analisis SWOT merupakan teknik analisis yang diterapkan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan
ancaman (threats). Analisis SWOT biasanya diterapkan untuk menganalisis bisnis
dan strategi.
Namun, fungsi dari analisis SWOT dapat dimanfaatkan pula untuk mengenal diri
sendiri dengan lebih mendalam. Metode tersebut disebut dengan analisis SWOT
diri sendiri atau personal SWOT analysis.
Dalam suatu perusahaan, analisis SWOT digunakan untuk menganalisis
pertumbuhan perusahaan beserta tolak ukur keberhasilannya. Sementara itu, dalam
sebuah proyek, analisis SWOT digunakan untuk memastikan tingkat kinerja sebuah
proyek berdasarkan pada proyeksi awal.
Sebagai contoh analisis SWOT digunakan untuk membuat perencanaan fitur atau
produk baru, perumusan strategi media sosial atau online advertising. Caranya,
dengan menganalisa faktor-faktor dalam analisis SWOT. Sehingga, dapat
merancang strategi yang dapat memaksimalkan keuntungan yang akan didapatkan.
Analisis SWOT tidak hanya dapat dilakukan untuk bisnis, proyek. Dan strategi.
Tetapi, juga dapat digunakan untuk menganlisis diri sendiri. Ketika Grameds telah
mengenal diri sendiri maka akan mengetahui kelemhan dan kekuatan yang
dipunyai.
Dengan begitu, akan menjadi lebih mudah untuk memperbaiki setiap kekurangan
sekaligus mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki. Hal ini juga bermanfaat untuk
proses bersosialisasi dan memudahkan komunikasi dengan orang lain.
Analisis SWOT menjadi analisis yang terjadi pada faktor internal ataupun eksternal
dalam menghadapi tantangan atau ancaman di masa yang akan datang. Sehingga,
strategi telah disiapkan untuk menghadapi segala jenis tantangan dan rintangan
dalam mewujudkan harapan atau cita-citanya.

9
Analisi SWOT diperkenalkan oleh Albert Humphrey pada tahun 1960-an. Awalnya,
analisis SWOT digunakan untuk mengevaluasi posisi strategis seorang individu
dalam organisasi. Sedangkan, analisis SWOT diri sendiri untuk lebih mengenal
kepribadian seseorang.
Melansir dari laman Ruangkerja.id, analisis SWOT diri sendiri memiliki beberapa
tujuan sebagai berikut.
1. Analisis SWOT diri sendiri digunakan untuk mengetahui kelebihan dan
kemampuan diri sendiri. Kelebihan tersebut kemudian dimaksimalkan dan
dijadikan poin plus untuk diri sendiri dan bisa dimanfaatkan dengan baik.
2. Selain mengetahui kelebihan, analisis SWOT diri sendiri juga dapat
mengevaluasi kekurangan atau kelemahan seseorang. Kekurangan tersebut
jadi bahan evaluasi untuk tidak fokus pada kekurangan, tetapi memperbaiki
dan mencari solusi.
3. Analisis SWOT diri sendiri dapat mencari peluang atau kesempatan yang
dimiliki. Kesempatan atau peluang diperoleh dari pengamatan dari
kelebihan diri sendiri.
4. Analisis SWOT diri bisa digunakan untuk mengidentifikasi ancaman atau
tantangan yang ada. Kerap kali ancaman ini bisa menjadi hambatan. Namun
hal tersebut bisa dianggap sebagai tantangan bagi perorangan.
Elemen dalam Analisis SWOT Diri Sendiri
Analisis SWOT terdiri dari Strength (S), Weakness (W), Opportunity (O),
dan Threat (T). Berikut penjelasan keempat aspek tersebut.
1. Kekuatan atau Kelebihan (Strengths)
Kekuatan dalam analisis SWOT diri sendiri memberikan gambaran mengenai
keunggulan seseorang dan perbedaannya dengan orang lain. Poin ini menjadi hal
penting yang berkaiatan dengan keahlian seseorang.
2. Kelemahan atau Kekurangan (Weaknesses)
Kelemahan menjadi penghambat kesuksesan diri sendiri. Oleh sebab itu, ketika
kelemahan telah teridentifikasi maka akan dapat merencanakan strategi untuk
meminimalisir kelemahan menjadi kerugian atau penghambat.
3. Peluang atau Kesempatan (Opportunities)

10
Peluang atau kesempatan berdasarkan pada faktor eksternal yang menguntungkan
yang mampu memberikan keunggulan kompetitif bagi diri sendiri.
Ancaman mengacu pada faktor-faktor yang memberikan potensi merugikan bagi
diri sendiri. Ancaman juga berpotensi menghilangkan kekuatan, kehilangan peran,
dan peluang. Sehingga, harus diwaspadai sedini mungkin untuk merancang strategi
yang tepat.
Cara Menggunakan Analisis SWOT Diri Sendiri
Melansir dari laman Ruangkerja.id, langkah pertama dalam menganalisis SWOT
diri sendiri adalah membuat tabel. Kemudian, gambar empat kotak, dua kotak
bagian atas adalah S (strength) dan W (weakness), kemudian pada bagian bawah
yaitu O (opportunities) dan T (threats).
Kemudian dalam setiap kolom diisi dengan jawaban yang menggambarkan diri
sendiri. Berikut beberapa pertanyaan yang dapat dijadikan sebagai menuliskan
keadaan diri sendiri.
1. Strength
Berikut beberapa pertanyaan dari unsur strength.
• Apa kelebihan yang saya miliki? Kelebihan ini bisa berkaitan dengan
pendidikan, keterampilan, koneksi, dan sertifikasi.
• Kebiasaan apa yang saya miliki dan kebiasaan tersebut dapat memberikan
kontribusi?
• Sumberdaya pribadi apa yang saya miliki?
• Apa pencapaian yang bisa dibanggakan?
• Nilai-nilai apa yang saya yakini dalam diri sendiri?
• Apa yang orang lain lihat sebagai kekuatan saya?
• Apa bakat yang saya miliki?
• Apa yang membuat saya berbeda dengan orang lain?
2. Weakness
Berikut beberapa pertanyaan dari unsur weakness.
• Apa yang menjadi kebiasaan buruk saya?
• Apa yang membuat saya merasa terpuruk?
• Hal apa yang saya takuti atau hindari?

11
• Bagaimana pendapat orang soal kelemahan saya?
• Hal-hal apa yang tidak kamu kuasai dan itu masih menjadi kekuranganmu?
3. Opportunity
Berikut beberapa pertanyaan dari unsur opportunity.
• Apa saja yang bisa saya lakukan untuk mengembangkan atau menambah
skill?
• Apa yang bisa saya berikan ke orang lain dengan skill yang dimiliki?
• Pekerjaan apa yang tersedia dengan skill yang saya miliki?
• Teknologi apa saja yang saya kuasai sehingga bisa digunakan lebih luas?
• Apakah saya memiliki lingkungan yang positif?
• Apakah saya memiliki jaringan pertemanan yang luas?
4. Threat
Berikut beberapa pertanyaan dari unsur threat.
• Hambatan apa yang saya hadapi saat ini?
• Apa yang dilakukan pesaing atau kompetitor saya?
• Apakah ada perubahan teknologi atau kekurangan dari sistem dapat
mengancam posisi saya?
• Adakah kelemahan saya yang bisa menyebabkan ancaman untuk tidak
berkembang?
Contoh Analisis SWOT Diri Sendiri
Melansir dari laman Ruangkerja.id, dan Kumparan.com, berikut contoh analisis
SWOT diri sendiri.
1. Contoh I

Strength
· Lulus cumlaude Weakness
· Punya pengalaman · Takut untuk
organisasi banyak melangkah
· Percaya diri dan bisa · Suka ragu-
diandalkan ragu
· Jujur · Overthinking

12
· Pantang menyerah · Suka
· Suka belajar hal baru menunda pekerjaan
· Belum punya
sertifikasi soal
keahlian

Threat
· Teman-
teman sebaya yang
terlihat lebih
mumpuni dan ahli
· Waktu yang
terbatas
· Kelemahan
Opportunity yang menghambat
· Masih punya proses untuk
kesempatan untuk upgrade berkembang seperti
skill lewat pelatihan online takut untuk
· Banyak baca buku melangkah
· Memperluas networking dan overthinking

2. Contoh II

Strength
· Cepat Weakness
beradaptasi · Cepat lelah
· Responsif · Emosional
· Bertanggung · Cepat bosan
jawab · Minder
· Jujur · Tidak suka
· Disiplin banyak bicara

13
· Berintegritas

Threat
· Kondisi
keuangan
· Tidak ada
Opportunity mentor
· Memiliki · Tidak
banyak relasi memiliki kedekatan
· Memiliki secara emosional dan
beberapa komunitas berelasi

3. Contoh III

Weakness
· Boros
· Suka menunda
Strength pekerjaan
· IQ sangat tinggi · Mudah
· Sarjana tersinggung
· Pintar menulis · Belum punya
· Badan sehat pekerjaan

Opportunity
· Memiliki bisnis Threat
sampingan keluarga Sulit dalam hal
· Relasi cukup banyak ekonomi

Manfatat Analisis SWOT Diri Sendiri


Analisis SWOT diri sendiri memiliki beragam manfaat seperti yang disebutkan
dalam laman Deepublishstore.com, sebagai berikut.

14
1. Mengetahui dan Memahami Kekuatan yang Dimiliki
Dengan mengetahui dan memahami kekuatan yang dimiliki akan memudahkan diri
sendiri dalam mengenal potensi dan melihat peluang yang ada. Sebagai contoh
seorang mahasiswa yang masuk dalam jurusan Psikologi memiliki kemampuan
mendengar dan mengamati yang baik.
Hal tersebut menjadi kekuatan yang harus disadari, dimanfaatkan, dikembangkan,
dan dijaga untuk mewujudkan cita-citanya. Atau setidaknya dapat lulus dari bangku
perkuliahan.
2. Melihat Peluang Lebih Jeli
Peluang-peluang dapat tercipta ketika Grameds jeli melihatnya dan memilah-milah
peluang yang ada. Grameds harus memilih peluang yang paling dekat atau ada di
lingkaran kemampuan sehingga dapat memanfaatkannya dengan maksimal.
Sebagai contoh dalam memilih karier, Grameds harus memilih lapangan pekerjaan
yang diminati dan sesuai dengan kemampuan atau kelebihan diri. Dengan analisis
SWOT diri sendiri dapat membantu Grameds untuk melihat peluang lebih jeli lagi.
3. Mengetahui Kelemahan yang harus diatasi
Analisis SWOT diri sendiri membantu Grameds untuk memetakan kelemahan diri.
Kemudian, kelemahan tersebut dicari strategi penyelesaiannya. Kelemhan-
kelemahan harus segera diatasi sehingga di masa mendatang tidak menjadi
ancaman yang berarti.
4. Mengetahui Ancaman yang akan Dihadapi
Dengan melakukan analisis SWOT, Grameds dapat mengetahui ancaman yang ada.
Ancaman dapat menghambat langkah dalam mewujudkan cita-cita. Jika ancaman
tidak terdeteksi sejak dini maka risiko untuk tidak bisa menanganinya lebih tinggi.
Tidak hanya itu, risiko gagal di tengah jalan atau gagal mencapai tujuan yang telah
disusun pun menjadi lebih tinggi. Sehingga, analisis SWOT dapat membantu
mendeteksi ancaman sedini mungkin sehingga dapat menyusun strategi
menghadapi dan meminimalkan dampak negatifnya.

15
D. Remidial Dan Pengayaan
Remediation. Kata Remediation
berasal dari kata “to remedy”, yang bermakna “menyembuhkan”. Jadi
remidiasi ditekankan pada proses “penyembuhan”. Sementara itu kata
remedial merupakan kata sifat, sehingga dalam bahasa inggris selalu
dibandingkan dengan kata benda, minsalnya “remedial work”, yang berarti
pekerjaan penyembuhan. Dalam bahasa indonesia yang baik dan benar, kata
remedial tidak berdiri sendiri tetapi disandingkan dengan kata kegiatan atau
pembelajaran, sehingga istilah yang digunakan adalah kegiatan remedial
atau pembelajaran perbaikan.5

Pembelajaran perbaikan adalah kegiatan yang ditunjukkan untuk


membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi
pembelajaran. Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang
diberikan kepada siswa untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga
mencapai kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan. Pembelajaran
perbaikan adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang
belum mencapai ketuntasan KD tertentu, menggunakan berbagai metode
yang diakhiri oleh penilaian untuk mengukur kembali tinggat ketuntasan
peserta didik.

Ketuntasan belajar merupakan tingkat atau batas standar kompetensi


minimal yang harus dicapai oleh siswa pada setiap mata pelajaran. 6 Dasar
yang digunakan untuk menetapkan ketuntasan belajar setiap mata pelajaran
adalah rata-rata Kriteria Ketuntasan Minimal setiap Kompetensi Dasar yang
ada pada Mata Pelajaran tersebut, yang terlebih dulu diperoleh dari rata-rata
intage, sarana pendukung, dan kompleksitas setiap indicator pada setip
kompetensi dasar tersebut.

5
Imam Bawani and Isa Anshori, Cendekiawan Muslim Dalam Perspektif Pendidikan Islam
(Surabaya : Bina Ilmu, 1991, n.d.).
6
Isa Anshori, Perencanaan Sistem Pembelajaran, Cet Kedua. (Sidoarjo: Muhammadiyah University
Press, 2009, n.d.).

16
Pada hakikatnya semua peserta didik akan dapat mencapai standar
kompetensi yang ditentukan, hanya waktu pencapaiannya yang berbeda.
Oleh karenanya perlu adanya program pembelajaran remedial (perbaikan).
Metode yang digunakan dapat bervariasi sesuai dengan sifat,jenis, latar
belakang kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan tujuan
pembelajarannya pun dirumuskan sesui dengan kesulitan yang dialami
peserta didik.7

1.3 Tujuan Remedial

Tujuan guru melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu


siswa yang mengalami kesulitan menguasai kompetensi yang telah
ditentukan agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. Secara umum tujuan
kegiatan remediasi adalah sama dengan pembelajaran pada umumnya yakni
memperbaiki miskonsepsi siswa sehingga siswa dapat mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku.
Secara khusus kegiatan remediasi bertujuan membantu siswa yang belum
tuntas menguasai kompetensi ditetapkan melalui kegiatan pembelajaran
tambahan. Melalui kegiatan remediasi siswa dibantu untuk mengatasi
kesulitan belajar yang dihadapinya.

1.4 Fungsi/Manfaat Kegiatan Perbaikan


1. Fungsi korektif : Memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar
guru yakni dilaksanakan guru berdasarkan hasil kesulitan belajar siswa
yang diketemukan. Bertolak dari hasil analisis tersebut, guru
memperbaiki berbagai aspek kesulitan proses pembelajaran, mulai dari
rumusan indikator hasil belajar, materi ajar, pengalaman belajar,

7
Nurma Izzati, Pengaruh Penerapan Program Remedial Dan Pengayaan Melalui Pembelajaran
Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa (Cirebon: IAIN Syekh Nurjati
Cirebon,2015, n.d.).

17
penilaian dan evaluasi, serta tindak lanjut pembelajaran. Ini dilakukan
sesuai dengan kemampuan siswa.
2. Fungsi pemahaman : Meningkatkan pemahaman guru dan siswa
terhadap kelebihan dan kekurangan dirinya, yakni memberikan
pemahaman lebih baik kepada siswa maupun guru. Bagi seorang guru
yang akan melaksanakan kegiatan remedial terlebih dulu harus
memahami kelebihan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang
dilakukannya. Untuk kepentingan itu maka guru terlebih dulu
mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakannya.
Dengan tujuan menemukan metode yang tepat untuk kemamuan murid.
3. Fungsi penyesuaian: menyesuaikan pembelajaran dengan
karakteristik siswa, penyesuaian guru terhadap karakteritik siswa. Untuk
menentukan hasil belajar siswa dan materi pembelajaran disesuaikan
dengan kesulitan yang dihadapi siswa. Kegiatan pembelajaran guru
harus menerapkan kekuatan yang dimiliki individu siswa melalui
penggunaan berbagai metode dan alat/media pembelajaran.
4. Fungsi akselerasi: Mempercepat penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran, yakni kegiatan remedial mempunyai fungsi akselerasi
terhadap pembelajaran karena siswa dapat dipercepat penguasaan
terhadap materi pelajaran melalui penambahan waktu dan frekuensi
pembelajaran.
5. Fungsi pengayaan: Memperkaya pemahaman siswa tentang materi
pembelajaran.
6. Fungsi Terapeutik: Membantu Mengatasi Kesulitan Siswa dalam
Aspek Sosial-Pribadi. Fungsi teurapeutik ditunjukkan dengan kegiatan
membatu siswa yang mengalami kesulitan dalam aspek sosial dan
pribadi. Perlu diketahui bahwa siswa yang merasa kurang berhasil dalam
belajar sering merasa rendah diri atau terisolasi dalam pergaulan dari
teman-temannya. Guru yang membantu siswa mencapai prestasi belajar
yang lebih baik melalui kegiatan remedial berarti guru telah membantu
siswa meningkatkan rasa percaya dirinya.

18
1.5 Prinsip/Syarat Kegiatan Perbaikan
1. Adaptif : Setiap siswa memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh
karena itu, program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan
siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya
belajar masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran remedial harus
mengakomodasi perbedaan individual siswa.
2. Interaktif : Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan siswa
untuk secara intensif berinteraksi dengan guru dan sumber belajar yang
tersedia. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar
siswa yang bersifat perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan
pengawasan agar diketahui kemajuan belajarnya. Jika dijumpai ada
siswa yang mengalami kesulitan maka guru harus segera memberikan
bantuan.
3. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian : Sejalan
dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar siswa yang berbeda-beda,
maka dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode
mengajar dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik siswa.
4. Pemberian Umpan Balik : Umpan balik berupa informasi yang
diberikan kepada siswa mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan
sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun
konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat
dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami siswa.
5. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan :
Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial
merupakan satu kesatuan, dengan demikian program pembelajaran
reguler dengan remedial harus berkesinambungan dan programnya
selalu tersedia agar setiap saat siswa dapat mengaksesnya sesuai dengan
kesempatan masing-masing.

1.6 Bentuk Kegiatan Perbaikan


1. Memberian buku pelajaran dengan pelajaran yang bersangkutan

19
2. Mengkaji ulang soal-soal pelajaran yang telah lalu
3. Melakukan aktivitas fisik (praktek)
4. Kegiatan kelompok/diskusi kelompok
5. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar
lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada
rekannya yang mengalami kelambatan belajar.
6. Menggunakan sumber belajar lain. Misalnya untuk mengatasi
kesulitan belajar tentang bagaimana berternak ayam petelur/pedaging,
siswa tersebut bisa mengunjungi salah seorang peternak ayam terdekat
untuk diminta bantuannya memberikan penjelasan yang lebih gamblang.
1.7 Prosedur Remedial

Dalam melaksanakan kegiatan remedial sebaiknya mengikuti


langkah-langkah sebagai berikut:

1) Analisis Hasil Diagnosis

Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu proses pemeriksaan


terhadap siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar. Melalui
kegiatan diagnosis guru akan mengetahui para siswa yang perlu
mendapatkan bantuan. Untuk keperluan kegiatan remedial, tentu yang
menjadi fokus perhatian adalah siswa-siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar yang ditunjukkan tidak tercapainya kriteria keberhasilan
80%, maka siswa yang dianggap berhasil.

Setelah guru mengetahui siswa-siswa mana yang harus


mendapatkan remedial, informasi selanjutnya yang harus diketahui guru
adalah topik atau materi apa yang belum dikuasai oleh siswa tersebut.
Sebelum merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu harus
mengetahui mengapa siswa mengalami kesulitan dalam menguasai
materi pelajaran.

20
2) Menyusun Rencana Kegiatan Remedial

Setelah diketahui siswa-siswa yang perlu mendapatkan


remedial, topik yang belum dikuasai setiap siswa, serta faktor penyebab
kesulitan, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pembelajaran.
Sama halnya pada pembelajaran pada umumnya, komponen-komponen
yang harus direncanakan dalam melaksanakan kegiatan remedial adalah
sebagai berikut;

• Merumuskan indikator hasil belajar

• Menentukan materi yang sesuai engan indikator hasil belajar

• Memilih strategi dan metode yang sesuai dengan


karakteristik siswa

• Merencanakan waktu yang diperlukan

• Menentukan jenis, prosedur dan alat penilaian.

3) Melaksanakan Kegiatan Remedial

Setelah kegiatan perencanaan remedial disusun,langkah


berikutnya adalah melaksanakan kegiatan remedial. Sebaiknya
pelaksanaan kegiatan remedial dilakukan sesegera mungkin, karena
semakin cepat siswa dibantu mengatasi kesulitan yang dihadapinya,
semakin besar kemungkinan siswa tersebut berhasil dalam belajarnya.

4) Menilai Kegiatan Remedial

Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang


telah dilaksanakan, harus dilakukan penilaian. Penilaian ini dapat
dilakukan dengan cara mengkaji kemajuan belajar siswa.Apabila siswa
mengalami kemauan belajar sesuai yang diharapkan, berarti kegiatan
remedial yang direncanakan dan dilaksanakan cukup efektif membantu
siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tetapi, apabila siswa tidak

21
mengalami kemajuan dalam belajarnya berarti kegiatan remedial yang
direncanakan dan dilaksanakan kurang efektif.

2.1 Pengertian Kegiatan Pengayaan

Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau


kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang
ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat
melakukannya. Program pengayaan dapat diartikan memberi tambahan/
perluasan pengalaman atau kegiatan peserta didik yang teridentifikasi
melampaui ketuntasan belajar yang ditentukan oleh kurikulum.

Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa


kelompok cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara
optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilki. Kegiatan
pengayaan pada prinsipnya memberikan kesepatan pada siswa yang pandai
untuk meningkatkan pengetahuannya dengan cara dan kecepatan yang
sesuai dengan kemampuannya.8 Dilakukan dengan tujuan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran
yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehngga
tercapai tingkat perkembangan yang optimal.9

2.2 Macam Kegiatan Pengayaan


1. Vertikal : siswa yang istimewa/baik dapat langsung berpindah dari
satu pelajaran yang telah dikuasainya kesatuan pelajaran yang telah
berikutnya. Hal ini sukar dilaksanakan, karena pada akhirnya guru akan
menghadapi berbagai ragam kemajuan siswa dan berakibat sukar
mengaturnya.

8
Isa Anshori, Evaluasi Pendidikan, Cetakan ke 1. (Sidoarjo: Muhammadiyah University Press,
2004, n.d.).
9
Evi Dwiretnowati, Pengelolaan Program Pengayaan Dalam Persiapan Menghadapi Ujian
Nasional Di Smp Negeri 1 Donorojo Pacitan (Surakarta: UMS,2012, n.d.).

22
2. Horizontal : siswa yang istimewa/baik yaitu yang telah menguasai
pelajaran sesuai dengan hasil yang ditunjukannya dalam penguasaan tujuan
pelajaran pada tes diasnostik atau formatif, diberi kegiatan pengayaan yang
diarahkan pada kemampuan aplikasi-aplikasi dan kemampuan menganalisa,
atau diarahkan pada kegiatan yang lain yang lebih praktis dan mudah
dilaksanakan guru.
2.3 Tujuan Pengayaan

Pada dasarnya kegiatan pengayaan bertujuan untuk:

1. Menerapkan pengetahuan atau keterampilan dalam suatu situasi


baru
2. Menerapkan lebih lanjut kemampuan siswa pada pengajara pokok
3. Melatih cara berpikir untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi

Dengan kata lain, kegiatan pengayaan diarahkan untuk memperluas


pengetahuan dan keterampilan siswa melebihi tuntutan minimal bagi seluruh
siswa.

2.4 Bentuk-bentuk Kegiatan Pengayaan

Ada beberapa bentuk kegiatan pengayaan yang dapat diselenggarakan


guru ialah memberikan kesempatan kepada siswa yang istimewa/pandai untuk:

➢ Menerapkan pokok bahasan pada situasi yang berbeda

Contoh: Dalam pelajaran matematika, setelah siswa mempelajari tentng


hukum Pythagoras sebagai pokok bahasan, siswa yang istimewa/pandai
diberi kesempatan untuk menerapkan pengetahuannya itu dalam mnegukur
tinggi beberapa pohon yang berada di sekitar kolah.

➢ Menciptakan alat/instrumen, atau membuat pameran yang


berhubungan dengan pengetahuan yang dipelajari pada pengajaran pokok.

23
Contoh: Pokok bahasan transmigrasi dilanjutkan dengan kegiatan
pengayaan untuk siswa yang istimewa/pandai dalam membuat gambar peta
tentang penyebaran penduduk melalui trasmigrasi.

➢ Menelaah lebih lanjut aspek-aspek yang lebih kompleks dari konsep


yang diajarkan pada pokok bahsan.

Contoh: Dalam pelajaran ekonomi tentang pokok bahasan yang


membicarakan pengaruh permintaan dan penawaran di Indonesia. Siswa
diminta menganalisa pengaruh permintn dan penawaran di negara
Singapura, yang situasi perekonomiannya lain dengan Indonesia.

➢ Menyatakan tafsiran atau keyainannya tentang soal-soal yang


berhubungan dengan pokok bahsan.

Contoh: Sesudah menyelesaikan pokok bahsan tentang pendudukan Jepang


di Indonesia, siswa yang istmewa/pandai di tugaskan untuk menulis suatu
karangan pendek ttentang “Apa yang akan terjadi di Indonesia jika Jepang
menang dalam Perang pasifik tahuun1945 yang lau”.

2.5 Prinsip-prinsip Kegiatan Pengayaan

Prinsip-prinsip kegiatan pengayaaan perlu diperhatikan dalam


mengonsep perogram pengayaan :

a. Inovasi: guru perlu menyesuaikan program yang diterapkannya


dengan kekhasan peserta didik, karakteristik kelas serta lingkunga hidup
dan budaya peserta didik.
b. Kegiatan yang memperkaya: dalam menyusun materi dan
mendesain kegiatan pembelajaran pengayaan, membangkitakan minat,
merangsang pertanyaan, dan sumbersumber yang bervariasi dan
memperkaya.
c. Merencanakan metode yang luas dan metode yang bervariasi:
misalnya dengan memberikan project, mengembangkan minat dan aktiitas-

24
aktivitas mengunggah. Menerapkan informasi baru, hasil-hasil penelitian
atau kemajuan program-program terkini.10

10
Anas Sudiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (PT. Grafindo Persada, Jakarta. 2005, n.d.).

25
REFERENSI

Anshori, Isa. Evaluasi Pendidikan. Cetakan ke 1. Sidoarjo: Muhammadiyah


University Press, 2004, n.d.
———. Perencanaan Sistem Pembelajaran. Cet Kedua. Sidoarjo: Muhammadiyah
University Press, 2009, n.d.
Bawani, Imam, and Isa Anshori. Cendekiawan Muslim Dalam Perspektif
Pendidikan Islam. Surabaya : Bina Ilmu, 1991, n.d.
Dwiretnowati, Evi. Pengelolaan Program Pengayaan Dalam Persiapan
Menghadapi Ujian Nasional Di Smp Negeri 1 Donorojo Pacitan. Surakarta:
UMS,2012, n.d.
Izzati, Nurma. Pengaruh Penerapan Program Remedial Dan Pengayaan Melalui
Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa.
Cirebon: IAIN Syekh Nurjati Cirebon,2015, n.d.
Magdalena, Ina, Hadana Nur Fauzi, Raafiza Putri, and Hadana Nur Fauzi.
“PENTINGNYA EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN DAN AKIBAT
MEMANIPULASINYA” 2 (2020).
Slameto. Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhinnya. Cet. IV; Jakarta: Rineka
Cipta, 2003, n.d.
Soleh, Ahmad. “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBERHASILAN SISWA KELAS 2 TMO SMK TEXMACO
SEMARANG PADA MATA DIKLAT SERVICE ENGINE DAN
KOMPONEN-KOMPONENNYA” 9, no. 2 (2009).
Sudiono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT. Grafindo Persada, Jakarta.
2005, n.d.
Taufik, Ali. “ANALISIS INDIKATOR KEGAGALAN SISWA DALAM
MENEMPUH PENDIDIKAN DI SEKOLAH,” n.d.

26
Nama Kelompok

Muhammad Muharram Ash-shiddiqie


Eka Wijaya Prasetyo
Irna Ayu Kusumawandari

Email Aktif

Diqie.muharrom@gmail.com
Ekawijayaprasetyo1999@gmail.com
Nairna3105@gmail.com

Nomor WA aktif

081717367429
082138263406
081249255218

27

Anda mungkin juga menyukai