Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halamanini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuranakademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulistangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuranakademik.
SuratPernyataan Mahasiswa
Kejujuran Akademik
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepadasiapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UASTHE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di UniversitasTerbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
UniversitasTerbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Siti arohmah
JAWAB
1. Saya mengadakan penelitian di TK Dharma Wanita,TK PGRI dan TK Gotong Royong di desa
pekauman Tegal, karena peneliti ingin mengetahui tentang permasalahan sosial apa saja
yang dialami anak usia dini dan bagaimana penangananya dari tiap guru TK tersebut. Tujuan
peneliti memahami permasalahan dan penanganan pada AUD supaya dapat memantau
perubahan dan perkembangan AUD dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya,
karena dalam berinteraksi anak umur 4 sampai 6 tahun atau bisa disebut usia emas (golden
age), pada masa ini perkembangan kecerdasan anak mengalami peningkatan dari 50%
menjadi 80%.
Masamasa tersebut merupakan masa kritis dimana seorang anak membutuhkan
rangsangan-rangsangan yang tepat untuk mencapai kematangan yang sempurna. Apabila
masa kritis ini tidak memperoleh rangsangan yang tepat dalam bentuk latihan atau proses
belajar maka diperkirakan anak akan mengalami kesulitan pada masa-masa perkembangan
berikutnya.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan serangkaian upaya sistematis dan terprogram
dalam melakukan pembinaan yang ditujukan pada anak sejak lahir sampai dengan usia 6
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak memiliki kesiapan untuk
memiliki kesiapan lebih lanjut.
Pendidikan Taman Kanakkanak (TK) merupakan bentuk pendidikan untuk rentang usia
empat sampai dengan enam tahun. Sementara itu Solehuddin (1997) mengemukakan bahwa
pendidikan anak usia dini dimaksudkan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara optimal danmenyeluruh sesuati dengan norma dan nilai-nilai
kehidupan yang dianut. Permasalahan anak-anak adalah sesuatu yang mengganggu
kehidupan anak, yang timbul karena ketidakselarasan pada perkembangannya (Anonim,
2006:9). Pada anakanak prasekolah perilaku yang dapat dipandang sebagai normal untuk
usia tertentu juga sulit dibedakan dari perilaku yang bermasalah.
METODE
jenis penelitian ini yang digunakan format kualitatif deskriptif. Alasan digunakan jenis
penelitian ini adalah karena penelitian ini bertujuan untukmenggambarkan fakta-fakta
ataupun kejadian secara akurat dan sistematis dari objek penelitian. Berkaitan dengan
penelitian deskriptif, ahli lain juga mengungkapkan bahwa tujuan dari penelitian deskriptif
adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan
akurat mengenaifakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Hasil
penelitian ini disajikan secara deskriptif untuk mengungkapkan permasalahan sosial yang
terjadi pada anak TK kelompok A dan penanganannya.
Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya
menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala, atau keadaan.Lokasi penelitian
yang diambil adalah tiga sekolah yaitu TK Dharma Wanita, TK PGRI, dan TK Gotong Royong di
desa pekauaman kabupaten Tegal. Untuk tahap entry atau tahap awal dalam penelitian
mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Moleong (2006). Tahapan ini meliputi tahap pra
lapangan, tahap pekerjaan, dan tahap analisis data. Dalam teknik pengambilan sampel pada
penelitian kualitatif ini,menggunakan purposive sampling. Dalam penelitian ini ada tiga
teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisa data
yang digunakan yaitu analisis data statistik yaitu dengan presentase untuk menganalisis hasil
wawancara sedangkan analisis data nonstatistik dengan menggunakan konsep interaktif dari
Miles dan Huberman untuk menganalisis dari hasil observasi dan dokumentasi. Teknik
keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik keabsahan dan keajegan data
yaitu triangulasi.
Setelah dijumlahkan dari keseluruhan anak yang mengalami permasalahan sosial dapat
diketahui bahwa pada TK Gotong Royong jumlah keseluruhannya adalah 8 anak, pada TK
Dharma Wanita berjumlah 7 anak dan pada TK PGRI berjumlah 9 anak yang mengalami
permasalahan sosial pada tabel diatas. Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan
utama dan informan pendukung diketahui bahwa anak yang memiliki permasalahan sosial
dari beberapa TK di desa pekauman Tegal yang bermasalah diketahui persentase dari jumlah
keseluruhan siswa diantaranya dari TK Dharma Wanita ada sekitar 30%, TK Gotong Royong
38% dan TK PGRI sekitar 47%.
Dari permasalahan tersebut, terdapat penanganan yang dilakukan guru, kepala sekolah, dan
orang tua, dalam menangani permasalahan sosial pada anak. Cara untuk menangani
permasalahan anak usia dini pada TK Dharmawanita, TK Gotong Royong, dan TK PGRI adalah
dengan mencari sumber penyebab timbulnya perilaku negatif pada anak dan membantu
proses perubahan anak dengan melatih konsentrasi dalam belajar serta memberikan
perhatian lebih pada anak yang mengalami permasalahan, mengarahkan cara belajar anak
ke hal yang lebih baik agar pengetahuan dan pemahaman anak tentang berbagai hal yang
berguna mengenai diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan diri anak agar
lebih baik kedepannya
3. Analisis yang digunakan itu menggunakan penelitian kuantitatif karena penelitian ini
menerjemahkan data menjadi angka untuk menganalisis hasil temuannya. Penelitian
kuantitatif dapat bersifat
deskriptif, korelasi, dan asosiatif berdasarkan hubungan antarvariabelnya. Penelitian
kuantitatif deskriptif biasanya hanya mengukur tingkat suatu variabel pada populasi atau
sampel, sementara korelasi dan asosiatif melihat hubungan antara dua variabel atau lebih.
Jika kuantitatif korelasi hanya menunjukkan hubungan, asosiatif berusaha mencari
hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel terkait.
Dalam penelitian kuantitatif, terdapat metode eksperimental dan survei. Metode penelitian
eksperimental digunakan jika peneliti ingin mengetahui hasil atau evaluasi dari perlakuan
tertentu terhadap kelompok masyarakat. Riset eksperimental biasanya melibatkan dua grup:
satu grup mendapat perlakuan atau treatment, sementara grup lainnya tidak mendapat
perlakuan. Jika dampak yang diterima kedua grup cenderung sama, artinya perlakuan dinilai
tidak efektif. Tapi jika hasilnya berbeda secara signifikan, artinya treatment tersebut
efektif.Metode penelitian kuantitatif yang berikutnya adalah survei. Survei dilakukan ketika
peneliti ingin mengetahui tren, perilaku, atau pendapat dari populasi dengan mengkaji
sampel dari populasi target. Data diperoleh lewat penyebaran kuesioner yang diisi oleh
responden atau wawancara terstruktur. Hasilnya kemudian diolah dan digeneralisasi
terhadap populasi target.
1.Mengangkat permasalahan.
Permasalahan yang biasanya diangkat dalam penelitian ini adalah bersifat unik, khas,
memiliki daya tarik tertentu, spesifik, dan terkadang sangat bersifat invidual (karena
beberapa penelitian kualitaif yang dilaksanakan memang hukan untuk kepentingan
generalisasi).
Pertanyaan merupakan cirri khas dari penelitian kualitatif. Adalah sebagaispirit yang
fungsinya sama penting seperti hipotesis dalam penelitian kuantitaif.
Data dalam penelitian kualitaif pada umumnya berupa kumpulan kata, kalimat, pernyataan,
atau uraian yang mendalam.
Tahap ini adalah tahapan terakhir dalam penelitian kualitaif. Dalam menjawab pertanyaan,
peneliti dapat mengunakan gaya menulis yan lebih bebas, seperti narasi atau storytelling.
Sehingga dalam menjawab pertanyaan penelitian dapat lebih menarik untuk
dibaca.Kemudian, selain dari kelima tahapan di atas, beberapa para ahli penelitian kualitatif
mengemukakan beberapa format penulisan penelitian kualitatif berdasarkan sudut pandang
masing-masing.Mengingat terdapat banyaknya format yang dikemukakan para ahli, maka di
sini akan memaparkan salah-satunya saja, yaitu format yang dikemukakan oleh Bungin
(dalam Herdiansyah, 2010:53-57) berikut ini:
Pendahuluan
1. Judul penelitian
3. Masalah penelitian
4. Tujuan penelitian
Metode Penelitian
Analisis Data
Laporan Penelitian
Rancangan dalam laporan penelitian kualitatif secara khusus belum ada format yang baku
dan berlaku dalam merancang penelitian kualitatif, namun tetap ada poin-poin yang sama
atau hampir sama dengan beberapa format yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Di
beberapa perguruan tiinggi, baik swasta maupun negeri, format penelitian kulaitaif yang
digunakan dalam penelitian kualitaif yang digunakan dalam penyusunan skripsi relative
sedikit berbeda, walaupun pada intinya tetap sama dan ada benang merahnya satu sama
lain. Di bawah ini. Akan disajikan format penelitian kualitatif yang dapat digunakan sebagai
panduan dalam penyusunan skripsi bagi mahasiswa.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA