kuantitatif yang dapat diringkas menjadi berbagai pernyataan umum tentang kelompok yang dipelajari. Co : Sulit mengatakan bahwa 60% dan para petani merasa puas akan pelayanan penyuluhan yang ada.
2. Sulit untuk menggunakan wawancara kualitatif berdasarkan
“probability samples”. Pemilihan responden sering bersifat tidak obyektif. Keasalahan yang sering terjadi adalah pewawancara menggunakan responden yang mempunyai status sosial atau ekonomi tinggi.
3. Informasi baru yang didapatkan bisa didasarkan pada
penilaian pribadi pewawancara. Pewawancara sering mendengar/menyimak lebih banyak informasi jika informasi tersebut sesuai dengan pendapat mereka sendiri. Menurut kelompok wawancara semi terstruktur ini bersifat lebih bebas dan fleksibel dibanding wawancara yang terstruktur, jadi bisa saja ada jawaban atau pertanyaan diluar daftar yang sudah dibuat karena topik dari wawancara akan lebih dikembangkan namun masih dibatasi dengan tema , karena tujuan dari wawancara semi terstruktur lebih terbuka untuk mencari suatu permasalahan dimana responden yang diwawancarai diminta pendapat atau ide- idenya mengenai suatu permasalahan yang sedang di gali. Sehingga dalam melakukkan wawancara ini pewawancara harus cermat dan teliti dalam mendengarkan apa yang dikemukakan dari responden dengan mencatat, merekam, dsb. Karena menggunakan metode data kualitatif, hasil yang didapat dari wawancara ini ialah berupa data kualitatif yang merupakan umpan balik dari sudut pandang responden sehingga tidak didapatkan data berupa persentase atau sebagainya (data kuantitatif). Maka dari itu perlu ditekankan prinsip prinsip dalam PRA, salah satunya terbuka, santai dan informal dll guna mempermudah pengumpulan data yang partisipatif dengan teknik wawancara