2110035065
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA 2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dimasa inilah banyak remaja yang terjebak pada pergaulan bebas. Pergaulan
remaja yang identik dengan pergaulan negatif ini menimbulkan opini pada remaja
bahwa remaja beranggapan masa remaja adalah masa paling indah dan selalu
menjadi alasan sehingga banyak remaja yang menjadi korban dari seks bebas dan
menimbulkan sesuatu yang menyimpang. Hal ini juga diungkap oleh peneliti
remaja putri di Desa Anggana, yang berinisial N, saat ditanya mengenai perilaku
mengatakan bahwa telah berciuman sejak SMA kelas 1 dengan alasan melakukan
hal tersebut karna merupakan bentuk dari rasa sayang dalam suatu hubungan.
Istilah “Remaja” berasal dari bahasa latin “Adolescere” yang berarti remaja.
Kamus Sosiologi (2010:18) remaja adalah masa muda suatu tahap dalam manusia
yang biasanya di mulai pada masa puber sampai masa dewasa.(Taufik, 2013).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2013, tercatat
perilaku seksual di Afrika, Bangladesh, India, Nepal, Yaman, Amerika Latin dan
Karibia, perempuan telah aktif dalam seksualitas pada usia 18 tahun sebanyak
sekunder, kurangnya informasi mengenai seks dari sekolah atau lembaga formal
serta berbagai informasi seks dari media massa yang tidak sesuai dengan norma
Indonesia (SDKI, 2017) menunjukan bahwa sebagian besar wanita (80%) dan pria
(84%) telah berpacaran pada usia 15-17 tahun. Proposi hasil dari informasi SDKI
dengan alasan lain : 47% saling mencintai, 30% penasaran atau ingin tahu, 16%
Indonesia pada tahun 2005 yang melaporkan bahwa remaja secara terbuka
Jabotabek 51%, Bandung 54%, Surabaya 47% dan Medan 52%. Setiap tahun kira-
kira 15 juta re maja berusia 15-19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan aborsi dan
hampir 100 juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS). Secara global, 40%
dari semua kasus infeksi HIV terjadi pada kaum muda dan perkiraan terakhir
& Dewi, 2020). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012 dalam(Nuryati, 2017), angka kehamilan remaja pada kelompok usia
yang benar tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas. Informasi yang mereka
dapat biasanya berasal dari teman atau media elektronik maupun cetak, yang
biasanya kurang atau bahkan tidak akurat. Informasi yang salah dapat
Indonesia (PKBI) dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kaltim, pergaulan seks
bebas remaja sudah terjadi, dan parah. Penelitian pada tahun 2013, dari 25
melakukannya pada usia 13 tahun, 8 orang usia 14-15 tahun, 5 orang usia 15-16
tahun, 6 orang di usia 17-18 tahun, dan 2 orang di atas usia 18 tahun. Penelitian
PKBI dan LPA Kaltim juga dilakukan pada tahun 2013, yang melibatkan 400 anak
dan remaja dengan kategori luar sekolah yang ada di Samarinda (51 persen laki-
laki dan 49 persen perempuan). Sebanyak 400 orang yang berusia antara 12-24
tahun tersebut, 316 orang tinggal dengan orangtua, 37 orang bersama saudara, dan
orang akan menggugurkan kandungan, 46 orang masa bodoh, dan 24 orang akan
seks pra nikah remaja di Kalimantan Timur terjadi sangat signifikan dalam jangka
kelamin perempuan (57,6 %), menempuh pendidikan SMA/SMK (69,6 %), dan
hubungan seksual pertama kali pada usia 17 tahun sebanyak 11,2%, dan usia
seks bebas setiap tahun, terutama pada usia remaja, maka dari itu peneliti tertarik
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Remaja tentang Seks Bebas. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan
2. Manfaat Praktis
A. Bagi Peneliti
deskriptif.
keperawatan Maternitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melalui panca indra manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting bagi terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
informasi dari indera dan akal, maka dua alat itulah yang dianggap sebagai
sumber ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, sumber ilmu pengetahuan adalah
ibarat kertas putih, maka pengamalan panca inderawinya yang akan menghiasi
panca indera untuk memperoleh data dari alam nyata, tetapi hanya akal yang
pengetahuan.
2. Pengertian Remaja
Remaja adalah masa peralihan yang dialami manusia setelah anak-anak menuju
pendewasaan, rentang usia sekita 12-13 hingga kisaran 20 tahun. Perubahan yang
meliputi fisik, kognitif, sosial dan watak atau kepribadian Gunarsa, 2006 :196
A. Masa remaja awal (12-15 tahun) Pada masa ini individu mulai
sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua. Fokus dari
tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya
Teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih
mampu mengarahkan diri sendiri (self-directed). Pada masa ini remaja mulai
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang
menjadi matang dan diterima dalam sekelompok teman sebaya dan orang
keluarganya.
B. Remaja lebih mudah dipengaruhi oleh teman-temannya daripada ketika mereka
masih kanak-kanak. Ini berarti bahwa pengaruh orangtua semakin lemah. Anak
umum adalah dalam hal mode pakaian, potongan rambut, kesenangan musik
D. Remaja sering menjadi terlalu percaya diri (over confidence) dan ini bersama-
2.3 (Nabila et al., 2023) mengatakan sifat-sifat yang melekat pada diri remaja
2. Kurang pengalaman.
Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan pra nikah (tanpa
menikah)dan sering berganti pasangan. Seks bebas atau dalam bahasa populernya
seks yang dipandang tidak wajar terkecuali bukan saja oleh agama dan negara,
tetapi juga oleh filsafat. Suparyanto, 2012 dalam(Anggraeni, 2021). Seks adalah
kebutuhan alamiah pada setiap remaja yang sehat. Bahkan, timbulnya dorongan
haid, dan mimpi basah) merupakan salah satu ciri hakiki keremajaan(Soejoeti, S,
2001).
yang kuat namun biasanya muncul keinginan untuk mencoba aktivitas yang lain.
C. Cium kering. Berupa sentuhan pipi dengan pipi atau pipi dengan bibir.
H. Oral Sex. Merupakan aktivitas seksual dengan cara memasukan alat kelamin
ke dalam mulut lawan jenis. Saya. Hastakarya. Merupakan seluruh aktivitas non
A. Dampak Psikologis
Dampak psikologis dari perilaku seks bebas pada remaja diantaranya perasaan
B. DampakFisiologis
C. Dampak sosial
saatnya antara lain dikucilkan, putus sekolah pada remaja perempuan yang hamil
dan perubahan peran menjadi ibu. Faktor lain tekanan dari masyarakat sekitar
2015)
D. Dampak fisik
Kerangka teori
Pengetahuan Remaja
1. Pengertian pengetahuan 1. Pengertian Remaja
2. Sumber pengetahuan 2. Tahap Perkembangan
Remaja
3. Ciri ciri remaja
Seks Bebas
1. Pngertian Seks Bebas
2. Ciri-ciri Seks Bebas
3. Dampak Negatif Seks Bebas
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
didistribusikan secara langsung atau melalui perantara seperti telepon atau media
B. Sering kali ditemukan fenomena Seks bebas pada Remaja di wilayah Desa
Anggana.
2. Waktu penelitian
Sampel Kuesioner
C. Fokus Studi
Fokus studi adalah masalah utama yang akan menjadi titik acuan didalam
D. Definisi Operasional
Oprasional
(2015, 2020)
F. Sampel Penelitian
Random Sampling adalah teknik pengambilan anggota sampel dari populasi secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012).
G. Instrumen penelitian
korelasi product moment (r) dengan r tabel 0,361. Telah dijelaskan sebelumnya
bahwa suatu instrumen dikatakan valid jika nilai yang diperoleh dalam
perhitungan butir soal kuesioner jumlahnya lebih besar dengan r tabel. Pada
sesuai dengan hasil r hitung lebih besar dari r tabel. Setelah dinyatakan valid
keputusan jika r alpha positif dan lebih besar dari batas minimal (0,700) maka
dikatakan reliabel, namun jika r alpha lebih kecil batas minimal (0,700) maka
Pengumpulan Data
1.Jenis Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara Data primer
diperoleh dengan cara membagikan kuisioner untuk diisi oleh Remaja di Wilayah
pengetahuan remaja tentang seks bebas. Kuisioner yang dipakai adalah kuisioner
tertutup berbentuk google form berupa pertanyaan dengan alternatif jawaban yaitu
benar atau salah dari chek list yyang disediakan oleh peneliti. Data sekunder yaitu
I.Pengolahan Data
responden.
didapat.
H. Analisa data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
I. Etika Penelitian
Menurut (Soendoro, 2017) ada beberapa prinsip etik penelitian yang harus
kesediaan subjek penelitian untuk diambil datanya dan ikut serta dalam penelitian
Persetujuan melindungi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk mulia, dan
bukan hanya sebagai obyek penelitian, bahwa subjek tidak dimanipulasi atau
C) Melindungi peneliti
Karena Sehubungan subjek penelitian telah menyepakati apa yang tertuang dalam
informed consent, maka hal ini akan melindungi peneliti dari gugatan yang
D) Kerahasiaan informasi
Data, sampel (material) dan identitas subjek penelitian merupakan rahasia, dan
menciptakan suasana saling percaya antara subjek dan peneliti sehingga diperoleh
informasi yang baik dan informatif bagi peneliti, dan penelitian dapat berlangsung
merugikan, agar dapat memberikan manfaat yang maksimal dengan risiko yang
4. Prinsip Keadilan (Justice) Prinsip ini menekankan bahwa setiap orang berhak
DAFTAR PUSTAKA
https://doi.org/10.56861/jikkbh.v7i2.58
October.
Fitriani, I., Rahmat, Z., & Sarwita, T. (2021). Survei Pengetahuan Remaja
Terhadap Perilaku Seks Bebas Ditinjau Dari Tingkat Penalaran Moral Pada
Siswa Kelas Dua Sma 2 Banda Aceh Tahun Ajaran 2019 / 2020. Jurnal
https://jim.bbg.ac.id/pendidikan/article/download/324/161
Haidar, G., & Apsari, N. C. (2020). Pornografi Pada Kalangan Remaja. Prosiding
https://doi.org/10.24198/jppm.v7i1.27452
Ii, B. A. B., Pustaka, A. T., & Sintrong, D. (2021). BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Ilmiah, J., Sandi, K., About, A., & Sex, P. (2022). PendahuluanIlmiah, J., Sandi,
K., About, A., & Sex, P. (2022). Pendahuluan. 11, 384–391. 11, 384–391.
Komariah, M., Pratiwi, Z. S., Budhiyani, H., & Adithia, A. (2020). Jurnal
Madjid, M. A. (2020). Harga Diri Dan Virginity Value Dengan Perilaku Seksual
Pra Nikah Pada Remaja Putri. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 8(4),
767. https://doi.org/10.30872/psikoborneo.v8i4.5581
Nabila, D. A., Assyifa, M., Rahayu, R. P., Nugrah, M., Komariah, K. S., &
https://doi.org/10.21009/jkkp.101.02
Naedi. (2012). Gambaran tingkat pengetahuan seks bebas pada remaja kelas XI di
Indonesia.
Natalia, Y. D., Tunggal, N., Sunarti, S., & Astuti, R. I. (2014). Penyuluhan
Tentang HIV dan AIDS Terhadap Sikap Remaja pada Orang dengan HIV dan
Nuryati, S. (2017). Hubungan Faktor Sosial Dan Kontrol Diri Dengan Perilaku
Purwanto, E., & Kalsum, U. (2018). Gambaran Perilaku Seksual Pranikah Remaja
https://doi.org/10.14421/aplikasia.v17i1.1362
https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1005/1/910-1818-1-
PB.pdf
http://www.depkes.go.id/article/view/17070700004/program-indonesia-
sehat-dengan-pendekatan-keluarga.html
Seks Bebas Di SMA I Teras Boyolali. Jurnal Ilmiah Rekam Medis Dan
Taufik, A. (2013). Persepsi Remaja Terhadap Perilaku Seks Pranikah (Studi Kasus
Nama Responden:
Alamat:
Umur:
Jenis Kelamin:
Petunjuk:
Berilah tanda(√) pada kolom huruf (B) jika pertanyaan di bawah ini benar dan
NO PERTANYAAN B S
1 Se seks bebas adalah hubungan laki-laki dan perempuan yang didasari hasrat
2 Hubungan seks hanya boleh dilakukan bagi pasangan yang sudah menikah
3 Hubungan seks boleh dilakukan remaja sebagai ekspresi cinta yang tulus
dari pasangannya.
kehamilan.
memegang payudara
alat kelamin.
12 faktor yang mendorong perilaku seks bebas salah satunya adalah karena
13 Seks bebas dilakukan oleh remaja biasanya didorong oleh rasa ingin tahu
bebas.
kehamilan.
16 Kehamilan baru terjadi jika hubungan seks dilakukan lebih dari satu kali.
penyakit AIDS
((Naedi, 2012)
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Dengan ini menyatakan bersedia dan tidak keberatan menjadi responden dalam penelitian
Anggana.” Demikian pernyataan ini dibuat dengan sukarela tanpa paksaan dari
Anggana….2023
( )