Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BIOLOGI

FILUM ARTHROPODA

Disusun Oleh:
Novita Indah Firdaus
X-1 / 22

SMA NEGERI 1 BONDOWOSO


Tahun Pelajaran 2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Filum Arthropoda
ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada junjunan kita, Nabi
Muhammad SAW.
Makalah ini penulis susun guna sebagai tugas mata pelajaran Biologi.
Dalam makalah ini dipaparkan materi tentang pengertian, karakteristik, serta
contoh spesies-spesies dari filum Arthropoda. Dengan demikian, diharapkan
penulis mampu mengetahui, memahami, dan menyimpulkan

materi-materi

tersebut.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan
atau kekeliruan, oleh karna itu penulis menerima kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan dalam penyusunan makalah di waktu yang akan
datang.

Bondowoso, 07 Maret 2015

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................
1.3 Tujuan...........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian.........................................................................................
2.2 Karakteristik Umum.........................................................................
2.3 Kelas Sub Kelas dan Ordo................................................................
2.4 Contoh Spesies-Spesies dan Klasifikasinya.....................................
2.5 Manfaat dan Kerugian Serangga..
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hewan merupakan makhluk hidup yang mampu beradaptasi di berbagai
lingkungan. Mereka dapat hidup di laut, air tawar, kutub, dan padang pasir
(gurun). Berdasarkan kerangka tulang belakangnya hewan di kelompokkan
menjadi dua kelompok utama, yaitu invertebrata (hewan yang tidak bertulang
belakang) dan vertebrata (bertulang belakang). Berdasarkan persamaan dan
perbedaannya, kelompok hewan invertebrata di kelompokkan ke dalam beberapa
filum. Hewan-hewan tersebut di kelompokkan ke dalam 9 filum, yaitu: Porifera,
Coelenterata,

Platyhelminthes,

Nemathelminthes,

Annelida,

Mollusca,

Arthropoda, Echinodermata, Chordata.


Diperkirakan bahwa populasi arthropoda di dunia, yang meliputi krustasea,
laba-laba, dan serangga, berjumlah sekitar 108 individu. Hampir 1 juta spesies
Arthropoda telah dideskripsikan, dan sebagian besar adalah serangga. Pada
kenyataannya, dua dari setiap tiga organisme yang dikenal adalah hewan
arthropoda, dan anggota filum tersebut ada hampir pada semua habitat yang ada d
biosfer. Berdasarkan kriteria keanekaragaman, penyebaran, dan jumlah spesies,
filum Arthropoda harus dianggap sebagai yang paling berhasil di antara semua
filum.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa dan bagaimana pengertian Arthropda ?
2. Apa saja dan bagaimana karakteristik umum Arthropoda ?

3. Apa saja dan bagaimana kelas, sub kelas, dan ordo ?


4. Apa saja contoh-contoh spesies Arthropoda dan bagaimana klasifikasinya?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Arthropda.
2. Untuk mengetahui karakteristik umum Arthropoda.
3. Untuk mengetahui kelas, sub kelas, dan ordo.
4. Untuk mengetahui contoh-contoh spesies Arthropoda dan klasifikasinya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan
podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas.
Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku.
Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000
spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000
m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter.
Contoh anggota filum ini antara lain kepiting, udang, serangga, laba-laba,
kalajengking, kelabang, dan kaki seribu, serta spesies-spesies lain yang dikenal
hanya berdasarkan fosil. Habitat hewan anggota filum arthopoda di air dan di
darat.
2.2 Karakteristik Umum
Hewan Arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik
selomata, dan tubuhnya bersegmen. Ciri-ciri umum yang dimiliki anggota filum
arthropoda yaitu tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, terdiri atas
segmen-segmen yang saling berhubungan dibagian luar, dan memiliki tiga lapisan
germinal (germlayers) sehingga merupakan hewan tripoblastik. Tubuh ditutupi
lapisan kutikula yang merupakan rangka luar (eksosketelon). Ketebalan kutikula
sangan bervariasi, tergantung dari spesies hewannya. Kutikula dihasilkan oleh
epidermis yang terdiri atas protein dan lapisan kitin. Pada waktu serangga
mengadakan pertumbuhan, kutikula akan mengalami pengelupasan. Tubuh
memiliki kerangka luar dan dibedakan atas kepala, dada, serta perut yang terpisah
atau bergabung menjadi satu. Setiap segmen tubuh memiliki sepasang alat gerak
atau tidak ada.
Arthropoda berespirasi dengan menggunakan paru-paru buku, trakea atau
dengan insang. Pada spesies terestrial bernafas menggunakan trakhea atau pada
arachnida menggunakan paru-paru buku atau menggunakan keduanya. Ekskeresi
dengan menggunakn tubulus malpighi atau kelenjar koksal. Saluran pencernaan
sudah lengkap, terdiri atas mulut, usus dan anus. Sistem peredaran darah berupa

sistem

peredaran

darah

terbuka,

beredar

melalui

jantungorgan

dan

jaringanhemocoel (sinus)ke jantung lagi. Sarafnya merupakan sistem saraf


tangga tali.
2.3 Kelas, Sub Kelas, dan Ordo
Arthropoda dapat dibagi menjadi 6 kelas, yaitu Crustacea, Arachnida,
Chilopoda, Diplopoda, dan Insecta. Tetapi kadang-kadang kelas Chilopoda dan
Diplopoda dimasukkan ke dalam satu kelas yaitu Myriapoda. Diuraikan sebagai
berikut:
A. Crustacea
Sementara Arachnoidea dan serangga berhasil hidup di darat, sebagian
besar krustasea tetap berada di lingkungan laut dan air tawar, dimana mereka
sekarang diwakili oleh sekitar 40.000 spesies. Kepiting, udang galah, crayfish
(udang karang), dan udang adalah hewan krustasea yang paling terkenal.
Crustacea merupakan kelas dari Arthropoda yang hidupnya terutama
menempati perairan baik air tawar maupun laut. Bernapas dengan
menggunakan insang. Tubuhnya terbagi menjadi kepala (cephalo), dada
(thorax), dan perut (abdomen) atau kadang-kadang kepala dan dada bersatu
membentuk cephalotorax. Kepala biasanya terdiri dari dari empat segmen yang
bersatu, pada bagian kepala itu terdapat dua pasang antena, satu pasang
mandibula (rahang pertama) dan dua pasang maksila (rahang kedua). Bagian
dada mempunyai embelah dengan jumlah yang berbeda-beda yang diantaranya
ada yang berfungsi sebagai alat gerak. Segmen bagian perut umumnya sempit
dan lebih mudah digerakkan dibandingkan dengan kepala dan dada. Bagian
perutpun mempunyai embelan yang didalam

ukurannya mengalami

pengurangan.
Crustacea bernapas dengan insang dan ada juga yang yang
menggunakan permukaan tubuhnya. Alat ekskresi berupa sepasang badan yang
disebut greenland (kelenjar hijau), terletak pada bagian ventral dari
cefalotoraks di depan esofagus. Bereproduksi secara kawin, jenis kelamun
terpisah. Sistem saraf berupa tangga tali. Alat pencernaan dilengkapi dengan
mulut, esofagus, lambung, usus dan anus. Sistem peredaran darah terbuka.
B. Arachnoidea

Arachnoidea (dalam bahasa Yunani, arachno=laba-laba) disebut juga


kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja. Kalajengking
adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies.
Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,5
mm sampai 9 cm. Arachnoidea merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup
secara bebas maupun parasit. Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora.
Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan
Acarina.
1. Ordo Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen
terakhir. Contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan
ketunggeng (Buthus after).
2. Ordo Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun
pada kaliseranya (alat sengat). Contoh hewan ini adalah laba-laba serigala
(Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila maculata).
3. Ordo Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, bulat atau oval, pipih,
dorsoventral, caput,torax, dan abdomen bersatu, tanpa segmen. Contohnya
adalah caplak atau tungau (Acarina sp.).
C. Myriapoda
Myriapoda (dalam bahasa Yunani,

myria=banyak,

podos=kaki)

merupakan hewan berkaki banyak. Pembagian tubuh Myriapoda ini terdiri atas
kepala (chepalo) dan perut (abdomen) tanpa dada (thoraks). Dibagian kepala
terdapat satu pasang antena sebagai alat peraba dan sepasang mata tunggal
(ocellus). Penambahan jumlah segmen terjadi pada setiap pergantian kulit. Alat
gerak pada kelompok hewan Chilopoda adalah satu pasang kaki di setiap
segmen perut kaki, sedangkan pada Diplopoda terdapat dua pasang kaki pada
tiap segmen perut, kecuali segmen terakhirnya. System pernapasannya berupa
satu pasang trakea berspirakel yang terletak di kanan kiri setiap ruas, kecuali
pada Diplopoda terdapat dua pasang di tiap ruasnya. Sistem pencernaan,
saluran pencernaanya lengkap dan mempunyai kelenjar ludah. Chilopoda
bersifat karnivor dengan gigi beracun pada segmen I, sedangkan Diplopoda
bersifat herbivor, pemakan sampah atau daun-daunan. System reproduksi

secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma (fertilasi internal).
Myriapoda ada yang vivipar dan ada yang ovipar.
1. Sub Kelas Chiliopoda
Chiliopoda disebut juga centipede, tubuhnya pipih dan bersegmensegmen. Jumlah segmen tersebut tidak sama tergantung pada jenis
spesiesnya spesiesnya yaitu berkisar antara 15-17 segmen. Tiap segmen
tersebut mempunyai sepasang kaki kecuali 2 segmen terakhir dan sebuah
segmen di belakang kepala. Pada segmen yang di belakang kepala tersebut
terdapat sepasang cakar beracun yang disebut maxilliped, digunakan untuk
membunuh mangsanya. Antena panjang terdiri dari 12 segmen atau lebih.
Contoh: Lithobius forficatus (kelabang/lipan).
2. Sub Kelas Diplopoda
Diplopoda disebut juga Millipede. Tubuhnya bulat panjang dan
terdiri

dari

25-100

segmen

atau

lebih

tergantung

jenis

spesiesiesnyaContoh: Julus virgatus (keluing/kaki seribu).


D. Insecta
Serangga adalah salah satu anggota kerajaan binatang yang
mempunyai jumlah anggota yang terbesar. Hampir lebih dari 72 % anggota
binatang termasuk kedalam golongan serangga. Serangga telah hidup di bumi
kira-kira 350 juta tahun, dibandingkan dengan manusia yang kurang dari dua
juta tahun. Selama kurun ini mereka telah mengalami perubahan evolusi dalam
beberapa hal dan menyesuaikan kehidupan pada hamper setiap tipe habitat.
Serangga dapat berperan sebagai pemakan tumbuhan (serangga jenis ini yang
terbanyak anggotanya). Sebagai parasitoid (hidup secara parasit pada serangga
lain), sebagai predator (pemangsa), sebagai pemakan bangkai, sebagai
penyerbuk (misalnya tawon dan lebah) dan sebagai penular (vektor) bibit
penyakit tertentu.
Manfaat serangga antara lain sebagai penyerbuk (pollinator) andal
untuk semua jenis tanaman. Di bidang pertanian serangga berperan membantu
meningkatkan produksi buah-buahan dan biji-bijian. Serangga juga berperan
sebagai organism perombak (dekomposer) yang mendegradasi kayu yang
tumbang, ranting, daun yang jatuh, hewan yang mati dan sisa kotoran hewan.

Serangga disebut pula Insecta, adalah kelompok utama dari hewan


beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang), karena itulah mereka
disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti berkaki enam. Kajian
mengenai kehidupan serangga disebut entomologi. Serangga termasuk dalam
kelas insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain
Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera
(misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan Lepidoptera (misalnya kupu-kupu
dan ngengat). Kelompok Apterigota terdiri dari 4 ordo karena semua serangga
dewasanya tidak memiliki sayap, dan 25 ordo lainnya termasuk dalam
kelompok Pterigota karena memiliki sayap. Serangga merupakan hewan beruas
dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Ukuran serangga relatif kecil dan
pertama kali sukses berkolonisasi di bumi.
Insecta sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal
dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti
hewan berkaki enam. Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis
yang terbagi dalam 25 ordo. Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian,
yaitu kaput, toraks, dan abdomen. Kaput memiliki organ yang berkembang
baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata
tunggal (oseli). Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Insecta yang
memiliki syap pada segmen kedua dan ketiga. Bagian abdomen Insecta tidak
memiliki anggota tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang
pernapasan yang menuju tabung trakea. Trakea merupakan alat pernapasan
pada Insecta. Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alat ekskresi
yang melekat pada posterior saluran pencernaan. Sistem sirkulasinya terbuka.
Organ kelaminnya dioseus.
2.4 Contoh Spesies-Spesies dan Klasifikasinya
Berikut ini deskripsi dan klasifikasi contoh-contoh spesies dari filum
Arthropoda, sebagai berikut:
2.4.1 Kelas Crustacea
A. Udang Windu (Penaeus monodon)
Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan
bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut

cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8
ruas di bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap
ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruasruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu
telson yang berbentuk runcing. Udang memiliki sepasang mata majemuk (mata
facet) bertangkai dan dapat digerakkan, mulutnya terletak pada bagian bawah
kepala dengan rahang (mandibula) yang kuat. Terdapat sepasang sungut besar
atau antenna dan dua pasang sungut kecil atau antennula. Udang juga memiliki
sepasang sirip kepala (scophocerit) dan sepasang alat pembantu rahang
(maxilliped). Untuk alat gerak udang memiliki lima pasang kaki jalan
(pereopoda), kaki jalan pertama, kedua dan ketiga bercapit yang dinamakan
cheladan pada bagian dalam terdapat hepatopankreas, jantung dan insang.
Udang hidup disemua jenis habitat perairan dengan 89% diantaranya
hidup diperairan laut, 10% diperairan air tawar dan 1% di perairan teresterial.
Udang laut merupakan tipe yang tidak mampu atau mempunyai kemampuan
terbatas dan mentolerir perubahan salinitas. Kelompok ini biasanya hidup
terbatas pada daerah terjauh pada estuari yang umumnya mempunyai salinitas
30% atau lebih. Kelompok yang mempunyai kemampuan untuk mentolerir
variasi penurunan salinitas sampai dibawah 30%. Hidup di daerah terestrial dan
menembus hulu estuari dengan tingkat kejauhan bervariasi sesuai dengan
kemampuan spesies untuk mentolerir penurunan tingkat salinitas.
Adapun klasifikasi dari udang windu adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum
: Arthropoda
Class
: Crustacea
Subclass : Malacostraca
Order
: Decapoda
Suborder : Dendrobranchiata
Family
: Penaeidae
Genus
: Penaeus
Species
: Penaeus monodon
B. Kepiting

(Callinectes

sapidus)
Kepiting adalah binatang anggota krustasea berkaki sepuluh. Tubuh
kepiting dilindungi oleh kerangka luar yang sangat keras, tersusun dari kitin,

dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Kepiting terdapat di semua samudra


dunia. Ada pula kepiting air tawar dan darat, khususnya di wilayah-wilayah
tropis. Rajungan adalah kepiting yang hidup di perairan laut dan jarang naik ke
pantai, sedangkan yuyu adalah ketam penghuni perairan tawar (sungai dan
danau).
Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang
pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk
bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja (misalnya,
Raninoida), perutnya terlipat di bawah cephalothorax. Bagian mulut kepiting
ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari carapace tidak
membentuk sebuah rostrum yang panjang. Insang kepiting terbentuk dari pelatpelat yang pipih (phyllobranchiate), mirip dengan insang udang, namun
dengan struktur yang berbeda.
Adapun klasifikasi dari kepiting adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum
: Arthropoda
Class
: Crustacea
Subclass : Malacostraca
Ordo
: Decapoda
Upaordo : Pleocyemata
Infraordo : Brachyura
Genus
: Callinectes
Spesies
: Callinectes sapidus
2.4.2

Kelas Arachnoidea
A. Laba-Laba (Nephila maculata)
Berikut adalah ciri-ciri dari salah satu hewan Arachnoidea yang sering

kita jumpai, yaitu laba-laba. Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu
sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian anterior dan abdomen pada bagian
posterior. Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala)
dan bagian toraks (dada). Pada sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat
sengat), sepasang pedipalpus (capit), dan enam pasang kaki untuk berjalan.
Kalisera dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut. Pada bagian
abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma. Pada
bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk
kerucut dan dapat berputar bebas.

Laba-laba bernapas dengan paru-paru buku atau trakea. Paru-paru buku


adalah organ respirasi berlapis banyak seperti buku dan terletak pada bagian
abdomen. Ekskresi laba-laba dilakukan dengan tubula (tunggal=tubulus)
Malpighi. Tubula Malpighi merupakan tabung kecil panjang dan buntu dan
organ ini terletak di dalam hemosol yang bermuara ke dalam usus. Selain
Tubula Malpighi, ekskresi lainnya dilakukan dengan kelenjar koksal. Kelenjar
koksal merupakan kelenjar ekskretori buntu yang bermuara pada daerah koksa
(segmen pada kaki insecta).
Adapun klasifikasi dari laba-laba adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Arachnoidea
Subkelas : Arachnida
Ordo
: Araneae
Family
: Nephilidae
Genus
: Nephila
Spesies
: Nephila maculata
B. Kalajengking (Hemiscorpius lepturus)
Kalajengking adalah sekelompok hewan beruas dengan delapan kaki
(oktopoda) yang termasuk dalam ordo Scorpiones dalam kelas Arachnida.
Kalajengking masih berkerabat dengan ketonggeng, laba-laba, tungau, dan
caplak. Ada sekitar 2000 jenis kalajengking Hemiscorpius lepturus
(kalajengking) kebanyakan hidup di daerah tropis dan panas, yaitu di bawah
batu-batu atau lubang dalam tanah. Segmen pada ekor mrmpunyai alat
penyengat. Ciri morfologinya yaitu tubuh terdiri dari cepalotoraks dan
abdomen (bersegmen-segmen), preabdomen, dan post abdomen. Cepalotoraks
tertutup karapas. Memiliki umbai-umbai berbentuk cakar yang berfungsi untuk
menangkap mangsa (celicera) dan cakar berbentuk penjepit (pedipalpus).
Mempunyai 4 pasang kaki tanpa antena terletak pada cepalotoraks, 2-12 mata
oceli. Abdomen bersegmen 12, yang 7 segmen disebut mesosoma besar, dan 5
segmen terminal disebut metasoma. Pemanjangan pada ujung abdomen
berbentuk ekor sebagai alat sengat (telson) mengandung kelenjar toksin. Alat

napas berupa 4 pasang paru-paru buku, terletak sebelah ventral segmen III dan
XV. Bersifat vivipar dan merupakan binatang karnivora.
Adapun klasifikasi dari kalajengking adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum
: Arthropoda
Sub filum : Chelicerata
Kelas
: Arachnoidea
Sub kelas : Arachnida
Ordo
: Scorpionida
Genus
: Hemiscorpius
Spesies
: Hemiscorpius lepturus
2.4.3 Kelas Myriapoda
A. Lipan/Kelabang (Scolopendra sp.)
Lipan atau kelabang (bahasa Inggris: centipede) adalah hewan
arthropoda yang tergolong dari kelas Chilopoda dan upafilum Myriapoda.
Lipan adalah hewan metamerik yang memiliki sepasang kaki di setiap ruas
tubuhnya. Hewan ini termasuk hewan yang berbisa, dan termasuk hewan
nokturnal.
Lipan mudah ditemukan di daerah yang diarsir seperti bagian bawah
daun-daun mati, batu, gua, hutan, dan bahkan bagian dalam rumah. Mereka
biasanya ditemukan di daerah iklim seperti padang pasir, pegunungan, dan
hutan. Mereka adalah arthropoda soliter dan malam. Pada siang hari mereka
pergi untuk mencari perlindungan di lahan basah dan gelap. Jika cuaca terlalu
basah atau terlalu kering, mereka mencari tempat lain untuk datang berlindung
di dalam rumah.
Lipan dianggap sebagai hewan berbisa meskipun bisa lipan kurang
mematikan manusia, tetapi lipan biasa dikonsumsi di Thailand dan di beberapa
bagian Afrika. Bahkan pengobatan Cina memotong atau menggunakan bagian
dari lipan sebagai obat untuk penggunaan oral, meskipun efektivitas
pengobatan ini belum terbukti secara ilmiah.
Adapun klasifikasi dari kelabang adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Myriapoda
Sub kelas : Chilopoda
Ordo
: Scolopendromorpha
Famili
: Scolopendridae
Genus
: Scolopendra

Spesies

: Scolopendra sp.

B. Kaki Seribu (Trigoniulus corallinus)


Kaki seribu atau millipede (kelas Diplopoda, sebelumnya juga disebut
Chilognatha) adalah artropoda yang memiliki dua pasang kaki per segmen
(kecuali segmen pertama di belakang kepala, dan sedikit setelahnya yang
hanya memiliki satu kaki). Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang
terkadang kita lihat di lingkungan sekitar kita. Hewan ini banyak dijumpai di
daerah tropis dengan habitat di darat. Terutama di tempat yang banyak
mengandung sampah, misalnya di kebun dan di bawah batu-batuan.
Umumnya kaki seribu memakan sisa tumbuhan yang membusuk.
Namun ada beberapa spesies yang tergolong karnivora. Mereka menelan bahan
makanan yang ditemui, mengekstrak nutrisinya, lalu mengeluarkan kembali
sisa-sisa yang tidak bisa dicerna. Cara makan ini tidak berlaku untuk beberapa
spesies yang memiliki tipe mulut penghisap.
Adapun klasifikasi dari kaki seribu adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Myriapoda
Sub kelas : Diplopoda
Genus
: Trigoniulus
Spesies
: Trigoniulus corallinus
2.4.4

Kelas Insecta
A. Jangkrik (Gryllus assimilis)
Hewan ini hidup diberbagai habitat, baik lingkungan basah ataupun

lingkungan kering, terutama yang dinaungi rumput. Selain itu Gryllus sp.
(jangkrik) dapat ditemukan di rumah-rumah, sisa tanaman yang lembab.
Beberapa jenis jangkrik pandai bersuara, suara itu dihasilkan dari saling
menyentuhkan tegumina bersama-sama. Hewan ini aktif di malam hari dan
mampu bergerak dan melompat dengan cepat.
Hewan yang sudah dewasa umumnya berwarna hitam, sedangkan
nypha berwarna kuning pucat dengan garis - garis coklat. Antena panjang dan
kaku seperti rambut. Hewan dewasa akan kehilangan sayap setelah menetap di
lingkungan sawah. Hampir semua hewan ni bertindak sebagai predator. Telur
penggerek batang padi, penggulung daun.

Secara morfologi, jangkrik memiliki tubuh rata dan antena panjang.


Memiliki sepasang sayap dan 2 pasang kaki. Jangkrik adalah omnivora, dikenal
dengan suaranya yang hanya dihasilkan oleh jangkrik jantan. Suara ini
digunakan untuk menarik betina dan menolak jantan lainnya. Suara cengkerik
ini semakin keras dengan naiknya suhu sekitarnya.
Klasifikasi Gryllus assimilis (jangkrik) adalah sebagai berikut:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Arthropoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Orthoptera

Family

: Grylludae

Genus

: Gryllus

Spesies

: Gryllus assimilis

2.5 Manfaat dan Kerugian Serangga


Serangga dapat pula dimanfaatkan bagi kepentingan manusia. Salah satu
pemanfaatan serangga adalah sebagai sumber makanan. Pada masa kini, beberapa
jenis serangga telah menjadi menu makanan istimewa bagi kalangan terpandang
di Thailand, Jepang, dan Meksiko. Diperkirakan terdapat sekitar 500 jenis
serangga yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Jenis serangga yang banyak
dikonsumsi antara lain belalang, laron, jangkrik, lebah, semut, rayap dan beberapa
serangga air dan berbagai jenis ulat. Penghasil madu, yaitu lebah madu (Apis
indica). Selain itu, beperan dalam bahan industri kain sutera, yaitu pupa kupukupu sutera (Bombyx mori).
Sementara yang merugikan manusia anatara lain:
1. Vektor perantara penyakit bagi manusia. Misalnya nyamuk malaria, nyamuk
demam berdarah, lalat tsetse sebagai vektor penyakit tidur, dan lalat rumah
sebagai vektor penyakit tifus.
2. Menimbulkan gangguan pada manusia.Misalnya caplak penyebabkudis, kutu
kepala, dan kutu busuk.
3. Hama tanaman pangan dan industri.Contohnya wereng cokatdan kumbang
tanduk
4. Perusak makanan. Contohnya kutu gabah.
5. Perusak produk berbahan baku alam.Contohnya rayap dan kutu buku.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan
podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas.
Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku.
Ciri-ciri umum yang dimiliki anggota filum arthropoda yaitu tubuh simetri
bilateral, triploblastik selomata, terdiri atas segmen-segmen yang saling
berhubungan dibagian luar, dan memiliki tiga lapisan germinal (germlayers)
sehingga merupakan hewan tripoblastik. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang
merupakan rangka luar (eksosketelon).
Arthropoda dapat dibagi menjadi 6 kelas, yaitu Crustacea, Arachnida,
Chilopoda, Diplopoda, dan Insecta. Tetapi kadang-kadang kelas Chilopoda dan
Diplopoda dimasukkan ke dalam satu kelas yaitu Myriapoda.

DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjojo. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.


Campbell, Neil A., Jane B. Reece & Lawrence G. Mitchell. 2003. Biologi Edisi
Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Diana. 2008. Phylum Arthropoda. (http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/
12/phylum-arthropoda/). [6 Maret 2015: 19.30 WIB].
Laila, Siti. 2007. Biologi Sains dalam Kehidupan. Surabaya: Yudhistira.
Radiopoetro. 1996. Zoologi. Jakarta: Erlangga.
Yeti, Theresia. 2011. Heterometrus spinifes (Kalajengking). (http://kacandewe.
blogspot.com/2011/08/heterometrus-spinifes-kalajengking.htm). [5 Maret
2015: 10.46 WIB].

Anda mungkin juga menyukai