Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PARACITOLOGI

ARTHOPODA

DOSEN PENGAMPU
Dr. SYAMSIAH, M. Kes

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2:

RESKI ADELIAN ANANDA P202201134


TIARA ENJELITA P202201123
WIWIT ANDRIANI P202201114
ISTIFANI K. P202201124
IVENTI DELIANA SARI P202201139
KHALFAT P202201150

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
SI PRODI ILMU KEPERAWATAN
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. atas segala Rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul “ARTHOPODA” dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa pula
kami ucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN
DAFTAR ISI

1.1. Latar Belakang ....................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................
1.3 Tujuan Penulis ....................................................................................
1.4 Manfaat ...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Arthopoda........................................................................
2.2 Karakteristik umum Arthopoda…………...........................................
2.3 Ciri-ciri umum Arthopoda………………...........................................
2.4 Siklus Arthopoda………......................................................................
2.5 Morfologi Arthopoda……...................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arthopoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencangkup
serangga,laba-laba,udang,lipan dan hewan sejenislainnya.Arthopoda adalah
nama lain hewan berbuku-buku.Arthopoda bisa di temukan di laut,air
tawar,darat dan lingkungan udara,termasuk berbagai bentuk simbolis dan
parasite.
Jumlah spesiesnya yaitu 900.000 spesies dengan beragam variasi.Jumlah ini
kira-kira 80% dari spesies hewan yang diketahui sekarang.Arthopoda dapat
hidup di air tawar,laut,tanah dan praktis semua permukaan bumi di penuhi oleh
spesies ini.Arthopoda mungkin satu-satunya yang dapat hidup di antartika dan
liang-liang batu terjal di pegunungan yang tinggi.Semua anggota filum ini
mempunyai tubuh beruas ruas dan kerangka luar yang tersusun dari kitin.
Rongga tubuh utama di sebut hemocoel terdiri dari sejumlah ruangan kecil
yang di pompa oleh jantung.Jantung terletak pada sisi dorsal dari
tubuhnya.Sistem saraf seperti pada anellida,terdapat bagian ventral tubuh
berbentuk seperti tangga tali.Arthopoda memiliki lima kelas,diantaranya yatu :
kelas chilopoda,kelas diplopoda,kelas crustacean,kelas arachnida,dan kelas
insekta.

1.2 Rumusan Masalah


1 Menjelaskan pengertian arthopoda
2. Menjelaskan karakteristik umum arthopoda
3. Menjelaskan bagaimanaciri-ciri arthopoda
4. Bagaimana siklus hidup arthopologi
5. Bagaimana marfologi arthopoda

1.3 Tujuan Penulisan


a. Dapat menjelaskan pengertian arthopoda
b. Dapat menjelaskan karakteristik umum arthopologi
c. Dapat menjelaskan bagaimanaciri-ciri arthopoda
d. Dapat mengetahui bagaimana siklus hidup arthopoda
e. Dapat mengetahui bagaimana morfologi arthopoda

1.4 Manfaat
Manfaat bagi pembaca setelah membaca makalah ini di harapkan dapat
menambah wawasan pembaca mengenai karakteristik, kalsifikasi, tempat hidup
serta manfaat arthopoda bagi kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Arthopoda
Antropoda adalah salah satu filum atau kelompok hewan yang terbesar
dan paling beragam di dunia. Mereka termasuk dalam kerajaan Animalia
(hewan) dan filum Arthropoda. Antropoda mencakup berbagai jenis
hewan seperti serangga, laba-laba, krustasea (seperti udang dan
kepiting), scorpion, serta hewan-hewan terkait lainnya.
Salah satu ciri paling khas dari anggota Antropoda adalah eksoskeleton
yang melindungi tubuh mereka. Eksoskeleton ini terdiri dari lapisan luar
yang keras dan kuat yang terbuat dari kitin, suatu polisakarida.
Eksoskeleton berfungsi untuk memberikan dukungan struktural,
melindungi tubuh, dan memungkinkan gerakan hewan tersebut.
Antropoda memiliki tubuh yang tersegmentasi, yang terbagi menjadi
segmen-segmen berulir yang diatur secara berurutan. Tubuh mereka
umumnya terdiri dari tiga bagian utama: kepala, thoraks, dan abdomen.
Setiap segmen dapat memiliki pasangan ekstremitas seperti kaki atau
antena.
Kelompok Antropoda memiliki keragaman yang sangat besar. Filum ini
mencakup lebih dari satu juta spesies yang telah diidentifikasi. Mereka
ditemukan di berbagai habitat, mulai dari lautan hingga daratan, serta di
berbagai kondisi lingkungan yang ekstrem. Antropoda juga memiliki
beragam adaptasi untuk berbagai gaya hidup, seperti sayap serangga
yang memungkinkan terbang, kaki renang pada krustasea untuk bergerak
di air, atau jaring rumit yang dibuat oleh laba-laba untuk berburu
mangsa.Secara keseluruhan, Antropoda adalah kelompok hewan yang
luar biasa dalam keragaman, adaptasi, dan peran ekologisnya di berbagai
ekosistem di seluruh dunia.

2.2 Karakretistik Umum Arthopoda


Karakteristik umum arthropoda adalah tubuh yang memiliki ruas-ruas
dengan sepasang kaki di setiap ruas tubuhnya. Ruas-ruas tersebut
berkelompok menjadi dua atau tiga daerah yang agak jelas.
Bentuk tubuh arthropoda adalah simetri bilateral. Rangka luar arthropoda
berkitin yang mengelupas dan diperbaharui secara periodik.
Dalam buku Pengenalan Pelajaran Serangga (1996), diterangkan bahwa
sistem ekskresi arthropoda adalah sistem dengan pembuluh malphigi. Bahan-
bahan yang diekskresikan dikeluarkan dari tubuh melalui anus.

Sistem saraf arthropoda terdiri dari ganglion anterior atau otak, sepasang
penghubung, dan saraf-saraf preganglion yang saling berpasangan..
Protozoa memiliki bentuk yang bervariasi seperti oval, bulat, atau
memanjang. Protozoa hanya dapat hidup dari zat-zat organik, merupakan
konsumen dalam komunitas, mereka memakan bakteri atau mikroorganisme
lain.

2.3 Ciri-ciri Arthopoda


Berdasarkan pembagian bentuk tubuh, hewan invertebrata terdiri
dari dua jenis, yaitu simetri radial dan simetri bilateral. Simetri
bilateral adalah kondisi hewan yang apabila tubuhnya dibagi menjadi
bagian yang sama, bagian sisi kanan dan kiri akan terbagi sama.
1. Ada kerangka luar
Kerangka luar pada tubuh hewan arthropoda memberikan bentuk
dan berguna melindungi tubuh. Bentuk kerangka luar pada hewan
arthropoda bisa disebut sebagai cangkangKerangka tubuh pada
hewan arthropoda akan disesuaikan dengan bentuk dan ukuran
arthropoda. Jadi, setiap hewan arthropoda mengalami pertumbuhan
kerangka luar tubuh akan berganti sesuai bentuk tubuh.
2. . Sistem peredaran darah terbuka
Sistem peredaran darah pada hewan dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu sistem peredaran darah terbuka dan sistem peredaran darah
tertutup. Pada hewan arthropoda, sistem peredaran darah terbuka, hal
ini berarti darah yang mengalir ke seluruh tubuh hewan ini tidak
melalui pembuluh kapiler darah.Adapun darah pada hewan
arthropoda berwarna biru. Warna biru pada darah hewan arthropoda
dipengaruhi pigmen respirasi hemosianin.
3. Sistem saraf tangga tali
Sistem saraf pada hewan arthropoa adalah sistem saraf tangga
tali. Sistem saraf tangga tali adalah saraf yang membentuk serabut
memanjang pada bagian bawah (ventral) tubuh.

2.4 Siklus hidup Arhopologi


Siklus hidup antropoda dapat bervariasi tergantung pada jenis
spesiesnya. Namun, secara umum, siklus hidup antropoda melibatkan
beberapa tahapan utama, termasuk telur, larva, pupa (jika ada), dan
dewasa. Berikut adalah gambaran umum tentang siklus hidup antropoda:
1. Telur: Siklus hidup antropoda dimulai dengan telur. Betina
antropoda biasanya bertelur setelah melakukan perkawinan
atau reproduksi aseksual. Telur ini kemudian diletakkan di
tempat yang sesuai dengan spesiesnya, seperti tanah,
dedaunan, air, atau substrat lainnya. Telur dapat memiliki
berbagai ukuran, bentuk, dan sifat perlindungan tergantung
pada spesiesnya.
2. Larva: Setelah periode inkubasi yang bervariasi, telur
menetas menjadi larva. Larva adalah tahap perkembangan
antropoda yang aktif secara biologis. Mereka biasanya
memiliki bentuk dan struktur tubuh yang berbeda dari
dewasa. Larva mungkin memiliki jumlah segmen tubuh yang
lebih sedikit, tidak memiliki sayap, dan memiliki gaya hidup
yang berbeda tergantung pada spesiesnya. Larva aktif mencari
makanan dan tumbuh dalam ukuran.

3. Pupa: Pada beberapa kelompok antropoda, ada tahap pupa di


antara larva dan dewasa. Tahap pupa adalah periode di mana
antropoda mengalami metamorfosis. Antropoda dalam tahap
pupa biasanya tidak aktif secara fisik dan berada dalam
tempat yang aman, seperti dalam kokon atau kapsul. Selama
tahap ini, tubuh antropoda mengalami perubahan drastis,
termasuk perkembangan organ reproduksi dan struktur
dewasa.
4. Dewasa: Setelah tahap larva dan/atau pupa, antropoda
mencapai tahap dewasa. Pada tahap ini, mereka memiliki
bentuk dan struktur tubuh yang sesuai dengan spesiesnya.
Mereka juga mencapai kematangan seksual dan siap untuk
melakukan reproduksi. Dewasa dapat memiliki peran dalam
ekosistem, seperti mencari makanan, berburu, berimigrasi,
atau memproduksi keturunan baru
siklus hidup antropoda dapat bervariasi secara signifikan. Beberapa
spesies memiliki tahap tambahan seperti nimfa (antara larva dan dewasa)
atau sub-tahap dalam setiap fase. Selain itu, beberapa antropoda
mengalami metamorfosis sempurna di mana tahap larva dan dewasa
memiliki bentuk tubuh yang sangat berbeda, sementara yang lain
mengalami metamorfosis tidak sempurna di mana tahap larva
menyerupai dewasa dalam bentuk umum..
2.5 Morfologi Arthopologi

Morfologi antropoda mencakup struktur dan karakteristik fisik yang


umum ditemukan pada anggota filum Arthropoda. Meskipun ada variasi
antara spesies, terdapat beberapa ciri morfologi yang umum ditemui pada
antropoda. Berikut adalah beberapa karakteristik morfologi utama
antropoda:

1. Tubuh Tersegmentasi: Tubuh antropoda terdiri dari segmen-


segmen berulir yang diatur secara berurutan. Setiap segmen
memiliki struktur yang berbeda dan dapat memiliki pasangan
ekstremitas yang terkait.
2. Eksoskeleton: Antropoda memiliki eksoskeleton luar yang
terbuat dari kitin, suatu polisakarida yang keras dan kuat.
Eksoskeleton berfungsi sebagai pelindung dan pendukung
tubuh, serta memberikan titik cakar untuk otot-otot yang
mengendalikan gerakan.
3. Kepala: Kepala adalah bagian depan tubuh antropoda yang
mengandung sebagian besar organ sensorik dan mulut.
Kepala biasanya dilengkapi dengan sepasang mata majemuk,
yang terdiri dari banyak lensa atau ommatidia, serta antena
yang berfungsi sebagai indera penciuman, peraba, dan peraba.
4. Thoraks: Thoraks terletak di belakang kepala dan biasanya
memiliki tiga segmen. Setiap segmen thoraks dapat memiliki
satu atau lebih pasangan kaki atau kaki modifikasi yang
digunakan untuk berjalan, berenang, atau berburu.
5. Abdomen: Abdomen adalah bagian belakang tubuh antropoda
dan dapat terdiri dari beberapa segmen. Pada beberapa
spesies, abdomen dapat memiliki perangkat reproduksi
tambahan seperti ovipositor pada betina untuk menaruh telur.
6. Sayap: Beberapa kelompok antropoda, seperti serangga,
memiliki sayap. Sayap digunakan untuk pergerakan dalam
udara dan dapat berfungsi dalam reproduksi, pertahanan, atau
migrasi.
7. Ekstremitas: Antropoda memiliki ekstremitas yang terpasang
pada setiap segmen tubuh mereka. Ekstremitas ini beragam
dalam bentuk dan fungsinya. Misalnya, kaki digunakan untuk
berjalan atau berenang, cakar digunakan untuk memegang
atau memburu mangsa, dan antena berfungsi sebagai indera
penciuman atau perabaan.
Morfologi antropoda bervariasi secara signifikan tergantung pada
spesies dan lingkungannya. Seiring dengan berbagai adaptasi fungsional,
variasi morfologi ini memungkinkan antropoda untuk menghuni berbagai
habitat dan memenuhi berbagai peran ekologis.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu artro yang berarti ruas dan podo
yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas.Organisme
yang tergolong filum arthropoda memilikikaki yang berbuku-buku.Ciri-ciri umum yang
dimiliki anggota filum arthropoda yaitu tubuh
simetris bilateral,triploblastikselomata,terdiriatassegmen-segmen yang
saling berhubungan dibagian luar,dan memiliki tiga lapisan germinal(kuman)sehingga
merupakan hewan tripoblastik. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka
luar (eksosketelon).Filum Arthopoda dibagi menjadi empat subfilum yaitu
Trilobita,Chelicerata, Onychoph ora, dan Mandib ulata.Arthropoda dap di bagi
menjadi 6kelas, yaitu Crustacea, Onychophora, Arachnida, Chilopoda, Diplopoda,
danSerangga. Tetapi kadang-kadang kelas Chilopoda dan Diplopoda dimasukkan
kedalam satu kelas yaitu Myriapod.

3.2. SARAN

Agar mahasiswa dapat lebih memahami tentang


pendeskripsian, pengidentifikasiandanpengklasifikasian,yamahasiswadapatmelakukanke
giatan-kegiatan yang mencangkup atau yang berhubungan dengan mata
kuliahBiosistematik Hewan (khususnya hewan-hewan Arthropoda) di luar jam
kuliah,mencoba melakukan penelusuran-penelusuran sendiri atau bersama siapa
saja,mengamati setiap yang ada di lingkungan tempat tinggal maupun di tempat
yangDikunjungi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9556247/
Makalah_Arthropoda_Nursista_Wulandari_1127020050
https://www.academia.edu/29780107/ISI_MAKALAH_ARTHROPODA
http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/217/3/BAB II Kajian %28MS%29.pdf

Anda mungkin juga menyukai