MCH
MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) merupakan ukuran jumlah rata-rata hemoglobin
dalam tiap satuan sel eritrosit, dimana jumlah nilai normal adalah sebanyak 27-32 pg (picogram).
(Larry, 2011).
MCHC
MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) merupakan konsentrasi hemoglobin
pada volume eritrosit, dimana nilai konsentrasi normal adalah 31,5-36 g/dL (gram/100 ml)
(Larry, 2011).
MCV
MCV (Mean Corpuscular Volume) merupakan rata-rata volume eritrosit, dengan nilai
volume normal adalah 82-98 fl (femtoliter atau mikrometer kubik) (Larry, 2011).
TIBC
Menurut Hoffbrand & Moss (2013) TIBC (Total Iron Binding Capacity) merupakan jumlah
besi yang dapat diikat, dengan nilai normal adalah 300-360 g/dl (mikrogram/100 ml). Ketika
terjadi anemia defisiensi besi, saat cadangan besi habis, besi serum mulai menurun, maka sedikit
demi sedikit nilai TIBC mulai meningkat.
Larry, W. (2001). Buku Saku Hematologi. Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hoffbrand, A.V., & Moss, P.A.H. (2013). Kapita Selekta Hematologi. Edisi 6. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Cara pemeriksaan:
Cara pemeriksaan Hb
Pemeriksaan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan asam hematin setelah darah
ditambah larutan HCl 0,1 N. Alat pemeriksaan Hb Sahli (Haemometer atau Hemoglobinometer)
adalah instrumen laboratorium untuk menentukan kadar hemoglobin dalam darah berdasarkan
satuan warna (colorimetri). Metode yang digunakan adalah membandingkan warna sampel
darah dengan warna merah standar. Warna sampel darah didapatkan pada pemisahan globin dan
hemoglobin dengan penambahan HCl untuk menghasilkan asam hematin yang warnanya diukur
oleh colorimetri.
Prosedur pemeriksaan Hb metode Sahli cukup mudah dilakukan, yaitu sebagai berikut :
Alat:
- Pipet Hb Sahli
- Hemoglobinometer
- Batang pengaduk
- Tabung pengencer hemometer
- Bahan pemeriksaan
- Darah yang telah diberi antikoagulan EDTA
- Reagen
- Aquadest
- HCl 0,1 N
Cara kerja
- Masukkan beberapa tetes HCl 0,1 N ke dalam tabung pengencer hemometer sampai tanda
2
- Ambil darah yang telah diberi EDTA dengan pipet sam[pai garis 0,5 tepat
- Hapuslah kelebihan darah yang menempel pada bagian luar pipet dengan tisue
- Masukkan darah ke dalam tabung (hati-hati jangan sampai terjadi gelembung udara)
- Goyang isi tabung supaya darah dan HCl bereaksi
- Tambahkan tetes demi tetes aquadest sambil diaduk dengan batang pengaduk hingga
warnanya merata.
- Bandingkan warna sampel darah dengan warna standar yang sama pada alat
hemoglobinometer
- Baca kadar hemoglobin berdasar warna standar tersebut
1. Metode makrohematokrit
Pada metode makro, sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA atau heparin)
dimasukkan dalam tabung Wintrobe yang berukuran panjang 110 mm dengan diameter 2.5-3.0
mm dan berskala 0-10 mm. Tabung kemudian disentrifus selama 30 menit dengan kecepatan
3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %.
2. Metode mikrohematokrit
Pada metode mikro, sampel darah (darah kapiler, darah EDTA, darah heparin atau darah
amonium-kalium-oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai ukuran panjang
75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung kapiler yang digunakan ada 2 macam, yaitu yang berisi
heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler (langsung), dan yang tanpa antikoagulan
(bertanda biru) untuk darah EDTA/heparin/amonium-kalium-oksalat. Prosedur pemeriksaannya
adalah : sampel darah dimasukkan ke dalam tabung kapiler sampai 2/3 volume tabung. Salah
satu ujung tabung ditutup dengan dempul (clay) lalu disentrifus selama 5 menit dengan
kecepatan 15.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit diukur dengan alat pembaca hematokrit, nilainya
dinyatakan dalam vol %.
Wanita : 37 43 vol %
Uliyah, Musrifatul. (2008). Praktikum Keterampilan Dasar Praktik Klinik: Aplikasi Dasar -
dasar Praktik Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika