Anda di halaman 1dari 16

FAKTOR RISIKO TERJADINYA

CORPUS ALIENUM AKIBAT KERJA


PADA TUKANG LAS DI BENGKEL
LAS PUTRA SALUYU

Mentari PA
Pendahuluan
keselamatan kesehatan kerja itu harus diperhatikan
oleh setiap tenaga kerja agar proses produksi dalam
pekerjaan dapat berjalan dengan aman dan baik. Bagi
seorang welder (tukang las) harus memperhatikan tata
cara yang benar dalam melakukan proses pengelasan,
agar keselamatan kesehatan kerja dapat terwujud
dilingkungan pekerjaan.

Berdasarkan National fot the prevention of


Ketidak rutinan pekerja gerinda besi dalam blindness (WHO) memperkirakan bahwa 55 juta
memakai kacamata pelindung mengakibatkan trauma mata terjadi di dunia setiap tahunnya,
mata pekerja terpapar secara langsung oleh 750.000 di rawat di rumah sakit dan lebih kurang
serpihan-serpihan logam besi pada proses 200.000 adalah trauma terbuka bola mata
menggerinda. Keluhan bisa ringan sampai berat

Prevalensi trauma mata akibat pekerjaan


menggerinda secara Nasional belum diketahui
secara pasti, industri baja merupakan bagian dari
pekerjaan menggerinda yang menempati urutan
terbanyak jumlah respondenya, dan mengalami
cedera teringgi ketiga yaitu cedera mata sebesar
14,8%
Tujuan Manfaat

02
Mengetahui faktor risiko yang • Memberikan informasi mengenai kondisi
berhubungan dengan kejadian corpus lingkungan kerja pada bengkel las putra saluyu
alienum akibat kerja pada tukang las di • Memberikan informasi mengenai risiko curpus
bengkel las putra saluyu sehingga dapat alienum akibat kerja pada tukang las di bengkel
meningkatkan kewaspadaan diri untuk las putra saluyu
meningkatkan derajat kesehatan pekerja. • Memberikan informasi mengenai penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja pada
karyawan bengkel las putra saluyu

04
Profil Bengkel Las Putra Saluyu

Lokasi Pekerja
2005 Dipingging jalan Memiliki 8
Raya, Jatiasih. perkerja dengan
Bekasi jam kerja 9 jam.

Kegiatan Produksi
Sejarah melayani konstruksi besi dan 2020
Dibentuk tahun sejenisnya, biasanya berupa
2005 oleh pagar/pintu besi, teralis
bapak Sugeng pengaman/teralis jendela,
tangga, kanopi, rangka atap
dan lain-lain
Kondisi Di Luar Bengkel
Kondisi Di Dalam Bengkel

Bengkel Las
Putra Saluyu
Kondisi Pada Saat Bekerja

Bengkel Las
Putra Saluyu
K3 dan PAK
Kesehatan • Kondisi yang bebas dari gangguan fisik,
mental emosi, atau rasa sakit yang
Kerja disebabkan oleh lingkungan kerja

• Pengawasan terhadap orang, mesin, material,


Keselamatan dan metode yang mencakup lingkungan kerja
agar supaya pekerja tidak mengalami cedera
Kerja • Diatur dlm : UU No 1 Tahun 1970 ttg
Keselamatan Kerja

Penyakit • Penyakit yang disebabkan oleh


pekerjaan, alat kerja, bahan, proses
Akibat Kerja maupun lingkungan kerja
Etiologi Penyakit Akibat Kerja
Golongan Fisik
Bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara, vibrasi, penerangan.

Golongan Kimia Golongan Ergonomi


Bahan kimia dalam bentuk debu, Disain tempat kerja yang kurang
uap, gas, larutan,kabut ergonomis, tidak sesuai dengan
fisiologi dan anatomi manusia

Golongan Psikososial
Golongan Biologi
Beban kerja terlalu berat,
Bakteri, virus, jamur, parasit monotoni pekerjaan
,
Alat Name Here Name Here

Pelindung Programmer Programmer

Diri (APD)
Name Here Name Here
Alat Pelindung Diri adalah
Designer Designer
seperangkat alat keselamatan
yang digunakan oleh pekerja
untuk melindungi seluruh atau
seabagian tubuhnya dari
kemungkinan adanya
pemaparan potensi bahaya
lingkungan kerja terhadap Name Here Name Here
kecelakaan dan penyakit Manager Manager
akibat kerja
PEMBAHASAN
Pemakaian APD yang tidak sesuai
Pekerja tidak menggunakan kacamata, masker,
sarung tangan dan sepatu boot saat menjalankan

Faktor risiko
kegiatan sehari-hari
• APD hanya digunakan jika ingat dan merasa
perlu
terjadinya
gangguan Rendahnya pengawasan dari
pemilik usaha
penglihatan Pemilik beengkel tidak memberikan
teguran jika pekerja tidak

(corpus menggunakan APD

alienum
akibat kerja) Kondisi Bengkel
Bengkel kotor banyak benda berserakan dan
tidak terawat, alat sudah tua dan tidak diganti bila
belum rusak
Corpus Alienum
Definisi

• Corpus alienum adalah benda asing, merupakan salah satu penyebab terjadinya
cedera mata, sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva

Etiologi

• Percikan kaca, besi, keramik


• Partikel yang terbawa angin
• Ranting pohon
• Dan sebagainya

Manifestasi Klinis

• Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri, sensasi benda asing, fotofobia, mata merah
dan mata berair banyak. Dalam pemeriksaan oftalmologi, ditemukan visus normal
atau menurun, adanya injeksi konjungtiva atau injeksi silar, terdapat benda asing
pada bola mata
Diagnosis Diagnosis corpus alienum dapat ditegakkan
dengan :
 Anamnesis kejadian trauma
 Pemeriksaan tajamm penglihatan kedua
mata
 Pemeriksaan dengan oftalmoskop
 Pemeriksaan keadaan mata yang terkena
trauma
 Bila ada perforasi, maka dilakukan
pemeriksaan x-ray orbita
Penatalaksanaan
Penatalaksanaannya adalah dengan mengeluarkan benda
asing tersebut dari bola mata. Bila lokasi corpus alienum
berada di palpebra dan konjungtiva, kornea maka dengan
mudah dapat dilepaskan setelah pemberian anatesi lokal.
Untuk mengeluarkannya, diperlukan kapas lidi atau jarum
suntik tumpul atau tajam. Arah pengambilan, dari tengah
ke tepi. Bila benda bersifat magnetik, maka dapat
dikeluarkan dengan magnet portable. Kemudian diberi
antibiotik lokal, siklopegik, dan mata dibebat dengan
kassa steril dan diperban
Kesimpulan
Berdasarkan analisis saya terhadap penerapan prinsip
manajamen K3 di Bengkel Las Putra Saluyu, maka dapat
dikatakan bahwa manajemen K3 disana belum sepenuhnya
diterapkan. Hal ini dapat dilihat dari belum digunakannya APD
yang sesuai oleh para pekerja, rendahnya pengawasan dari
pemilik usaha, dan belum terciptanya lingkungan kerja yang
nyaman serta kondusif bekerja. Hambatan-hambatan penerapan
prinsip K3 di bengkel las tersebut dapat terjadi karena pemilik
usaha dan pekerja menganggap remeh terhadap bahaya yang
mungkin terjadi dan juga faktor pemberi kerja atau pemilik
bengkel yang tidak memberikan pelatihan dan menyediakan alat
pelindungan yang memadai.
Saran
1. Bagi Pengusaha
• Melakukan identifikasi dan penilaian risiko bahaya di tempat kerja.
• Memberikan promosi dan edukasi tentang prinsip-prinsip K3 di tempat kerja.
• Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan kebutuhan
pekerja.
• Meningkatkan pengawasan dan ketanggapan terhadap manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja untuk seluruh pekerja.
• Menyediakan lingkungan kerja yang ergonomis untuk seluruh pekerja.

2. Bagi Pekerja
• Menggunakan APD yang sudah disediakan oleh pengusaha pada setiap
kegiatan operasional.
• Meningkatkan kesadaran akan pentingnya upaya pencegahan risiko
bahaya.
Menaati sistem manajamen K3 yang dibentuk oleh pemilik usaha.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai