Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DEFINISI ………………………………………………………….. 6
ETIOLOGI ...................................................................................... 6
EPIDEMIOLOGI……………………………………………………7
KLASIFIKASI………………………………………………………8
PATOFISIOLOGI………………………………………………….11
MANIFESTASI KLINIS…………………………………………..11
PEMERIKSAAN DIAGNOSIS……………………………………15
DIAGNOSIS BANDING…………………………………………..15
PENATALAKSANAAN…………………………………………..16
PROGNOSIS……………………………………………………….17
DAFTAR PUSTAKA…………….…………………………………19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Atas dasar definisi kesehatan tersebut, dapat
dikatakan bahwa kesehatan jiwa raga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kesehatan dan unsur utama dalam terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh.1
Distonia adalah gangguan gerak yang fitur utamanya adalah otot tak
sadar terjadi kontraksi atau spasme. istilah ini di perkenalkan oleh Oppenheim pada
tahun 1911 untuk menggambarkan otot dan kelainan postural yang terlihat
mencakup berbagai kondisi dari satu-satunya manifestasi adalah kejang otot distonik
dimana distonia merupakan salah satu bagian yang lebih parah dari kondisi
masa bayi (<2 tahun) anak (3- 12 tahun) remaja (13-20 tahun) awal (21-
40) dan akhir (>40 tahun). Onset distonia sering terjadi pada usia awal
3
Dalam studi populasi genetik dan klinis pada distonia 80% dari
familil distonia terlihat tremor (marsden 1974). selain itu 68% pasien
dengans e r v i k s d i s t o n i a m e m i l i k i t r e m o r k e p a l a ( p a l e t a l . 2 0 0 0 ) . n a
mengungkapkan aktivitas berirama dan tremor ekstremitas atas di 40% dan 21%
350 pasien yang didiagnosis dengan tremor esensial (ET) berbasis pada kehadiran
tremor di kepala, tangan atau, suara dalam , tidak adanya penyakit lain yang dapat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DISTONIA
1. DEFINISI
oleh suatu gerakan volunter dan terkait dengan aktivasi otot overflow.4,8,9,10
2. ETIOLOGI
tampaknya berkaitan dengan masalah pada basal ganglia. Basal ganglia adalah
daerah otak yang bertanggung jawab untuk memulai kontraksi otot. Masalahnya
melibatkan hubungan antara sel- sel saraf. Distonia dapat di sebabkan oleh
1. Trauma otak
2. Stroke
3. Tumor
4. Kekurangan oksigen
5. Infeksi
6. Reaksi obat
5
7. Keracunan yang disebabkan oleh timbal atau karbon monoksida
8. Idiopatik atau distonia primer yang sering di wariskan dari orang tua.
Beberapa pembawa gen distonia ini mungkin tidak pernah muncul gejala
distonia. Gejala yang dapat bervariasi secara luas antara anggota keluarga
yang sama.5
3. EPIDEMIOLOGI
ketahui. Angka- angka prevalensi tersedia biasanya didasarkan pada studi kasus
didiagnosis. hal ini terutama terjadi dengan distonia yang dapat hadir dalam
berbagai cara dan sejumlah besar kasus distonia fokal tidak terdiagnosis atau
bahkan di diagnosis sebuah studi di south tyrol austria mempelajari sampel acak
diagnosis pada 6 dari 707 orang yang di teliti memberikan prevalensi 7320 juta
distonia adalah gangguan neurologis yang relative umum. Dalam studi yang
4. KLASIFIKASI
6
2. Distonia fokal terbatas pada bagian tubuh tertentu sering saat usia 40-50
tahun. Dan wanita tiga kali lipat lebih sering di bandingkan laki-laki. Gejala
3. Distonia multifocal mengenai dua atau lebih bagian tubuh yang tidak
berhubungan. Satu atau kedua kaki dann tangan, atau wajah dan tangan.
4. Distonia segmental mengenai dua atau lebih bagian tubuh yang berdekatan
5. Hemidistonia melibatkan lengan dan tungkai pada sisi tubuh yang sama,
b. berdasarkan onset :
1. Early onset
< 20 -30 tahun biasanya dimulai dari kaki atau lengan dan sering
2. Late onset
Biasanya dimulai dari leher termasuk laring, otot otot cranial atau satu lengan.
berdekatan.
7
1. Distonia torsi, sebelumnya dikenal sebagai dystonia musculorum
posisi kepala, sehingga kepala berputar san berpaling ke satu sisi . selain
itu, kepala bisa tertarik ke depan atau belakang . tortikolis bisa terjadi pada
berlangsung lama.
mata. Pada awalnya hanya menyerang satu mata, tetapi akhirnya kedua
normal.
8
4. Distonia cranial merupakan distonia mengenai otot- otot kepala, wajah dan
leher.
8. Kram penulis merupakan distonia yang menyerang otot tangan dan kadang
lengan bawah bagian depan yang terjadi selama tangan digunakan untuk
menulis. Distonia yang sama juga di sebut kram pemain piano dan ram
musisi.
obat obatan. Salah satu variannya yang penting adalah distonia segawa.
Mulai timbul pada masa kanak-kanak atau remaja, beupa kesulitan dalam
berjalan. Pada distonia segawa, gejalanya naik turn sepanjang hari mulai
9
5. PATOFISIOLOGI
Mutasi pada tujuh gen yag berbeda telah di kaitkan dengan distonia.
parkinsonisme (DYT3).6,10,11,12
6. MANIFESTASI KLINIS
Gejala pada penderita distonia antara lain leher berputar di luar kesadaran,
10
merupakan gejala dari penyakit lainnya. Yang beberapa diantaranya di
turunkan.
Gejala dan Tanda :
1. Gejala awal adalah kemunduran dalam kecenderungan tertariknya satu
suara.
4. Gejala awalnya bisa sangat ringan dan baru dirasakan hanya setelah
Kelompok otot yang paling sering terjadi yaitu otot wajah, leher,
nilai dan sering salah diagnosis dengan ansietas atau agitasi dari
11
3. Kronik
a. Tardive dyskinesia
Terjadi setelah menggunakan antipsikotik minimal selama 3
distonia akut.
c. Tardive akatisia
12
Mirip dengsn bentuk akatisia akut tetapi berbeda dalam rspons
tourette’s syndrome).
e. Tardive myoclonus
Singkat, tidak stereotipik, umumnya otot rahang tidak sinkron.
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan yang dapat dilakukan diantaranya adalah pemeriksaan fisik
urea, darah, kreatinin darah, glukosa darah, dan bikarbonat. Bermanfaat dlama
menilai status hidrasi, fungsi ginjal, status asam basa, dan termasuk
13
9. PENATALAKSANAAN
NON MEDIKA MENTOSA:
Menjauhkan pasien dari lingkungan berbahaya yang bisa melukai pasien,
GABA bisa digunakan bersama dengan obat di atas atau diberikan tersendiri
yang juga di sebut botox atau xeomin. Sejumlah kecil racun ini bisa di
suntikkan kedalam otot yang terkena untuk mengurangi distonia fokal. Pada
ulangan dilakukan. Injeksi toksin botulinum perlu di ulang setiap tiga bulan.
14
3. Pembedahan dan pengobatan lainnya
Jika pemberian obat tidak berhasil atau efek sampingnya terlalu berat, maka
yang kronik lebih buruk . pasien dengan tardive distonia sangat buruk. Sekali
terkena , kondisi ini biasanya menetap pada pasien yang mendapat pengobatan
gerakan atau postur yang abnormal, termasuk krisis okulorigik, prostrusi lidah,
trismus, tortikolis, distonia laring faring, dan postur distonik pada anggota gerak dan
batang tubuh.
15
Distonia lebih banyak diakibatkan oleh APG I terutama yang mempunyai
potensi tinggi, dan umumnya terjadi di awal pengobatan (beberapa jam sampai
spasme otot, onset yang tiba- tiba dan terus menerus, sehingga terjadi kontraksi otot
yang tidak terkontrol.otot yang paling sering mengalami spasme adalah otot leher
(torticolis dan retrocolis), otot rahang (trismus), lidah, spasme pada seluruh otot tubuh
dan postur yang abnormal, umumnya yang di pengaruhi adalah otot otot didaerah
kepala dan leher, tetapi terkadang juga daerah batang tubuh dan ekstremitas bawah.
Distonia laring dapat menyebabkan asfiksia dan kematian. Sering terjadi pada
penderita usia muda (usia belasan atau dua puluhan) dan kebanyakan pada
perempuan.
DAFTAR PUSTAKA
Treatmen. http:/birminghammodis.com/handbook/11%20warner
%200%Dystonia.pdf.Accessed;16/03/2019.
16
3. Young Eun Kim and Beom Seok Jeon. Dystonia With Tremors: Aclinical
http://www.webmd.com/brain/dystonia-causes-types-symptoms-and-
13(5): 433-444
9. Puri B.K, Laking P.J. Buku Ajar Psikiatri jilid 2; penerbit EGC, jakarta; 2012.
10. Hibbert A, godwin A,Dear F. Rujukan cepat psikiatri; penerbit EGC, jakarta;
2009
11. David A Tomb. Buku saku psikiatri edisi 6; penerbit EGC, jakarta; 2010
17
13. Barry Guze, Steven R, Daniel J. Buku saku psikiatri residen bagian psikiatri
UCLA, jakarta; 2010
14. Harold L.K, Benjamin J. Ilmu kedokteran Jiwa Darurat; penerbit widya
medika; 2010
15. Harold L.K, Benjamin J, Jack AG. Sinopsis psikiatri jilid 1. universitas
trisakti. 2012
16. Benjamin J, Virginia A. Buku Ajar psikiatri Klinis edisi 2; penerbit EGC;2011
18