Anda di halaman 1dari 3

GANGUAN SKIZOAFEKTIF

Definisi
Kelainan mental yang rancu. Ditandai dengan adanya gejala kombinasi antara gejala skizofrenia
dan gejala gangguan afektif yang sama-sama menonjol pada saat bersamaan (simultaneously).
Adanya gabungan gejala-gejala dari spektrum divergen ini, membuat terapi pasien dengan
gangguan skizoafektif ini menjadi sulit. Onset yang tiba-tiba pada masa remaja ; fungsi
pramorbid baik ; terdapat stresor yang jelas ; riwayat keluarga dan gangguan afektif.
(Kaplan,1998)

Etiologi
Beberapa data menunjukkan bahwa gangguan skizofrenia dan gangguan afektif mungkin
berhubungan secara genetic. Ada peningkatan resiko terjadinya gangguan skizofrenia diantara
keluarga dengan gangguan skizoafektif. (Kaplan,1998)

Kriteria Diagnostik
Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya skizifrenia
dan gangguan afektif bersama-sama menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam beberapa
hari sesudah yang lain , dalam episode yang sama. Sebagian diantara pasien gangguan
skizoafektif mengalami episode skizoafektif berulang, baik yang tipe manik , depresif atau
campuran keduanya. (Kaplan,1998)

Klasifikasi
1. Skizoafektif tipe manik
Suatu gangguan psikotik dengan gejala-gejala skizofrenik dan manik bersama-sama
menonjol dalam satu episode penyakit yang sama. Gejala-gejala afektif diantaranya : elasi dan
ide-ide kebesaran, tetapi kadang-kadang kegelisahan atau iritabilitas disertai oleh perilaku agresif
serta ide-ide kejaran. Terdapat peningkatan enersi, aktivitas yang berlebihan , konsentrasi yang
terganggu, dan hilangnya hambatan norma sosial . Waham kebesaran, waham kejaran
mungkin ada. Gejala skizofrenik juga harus ada, antara lain : merasa pikirannya disiarkan atau
diganggu, ada kekuatan-kekuatan yang sedang berusaha mengendalikannya., mendengar suara-
suara yang beraneka beragam atau menyatakan ide-ide yang bizarre. Onset biasanya akut,
perilaku sangat terganggu, namun penyembuhan secara sempurna dalam beberapa minggu.
(Kaplan,1998)

2. Skizoafektif tipe depresi


Pada episode yang sama terdapat gejala-gejala skizofrenia maupun depresif yang sama-sama
menonjol. Gejala depresi disini ditandai dengan adanya perilaku yang retardasi, insomnia,
hilangnya enersi, perubahan nafsu makan, kurang minat, gangguan konsentrasi, perasaan
bersalah, keputusasaan, dan ide-ide bunuh diri. Secara bersamaan dalam satu epsode terdapat
gejala-gejala skizofrenia yg khas antara lain :
- Merasa pikirannya sedang disiarkan, atau diganggu, ada kekuatan2 yang
mengendalikan pikirannya. Pasien yakin sedang di mata-matai, sedang diincar
- Mendengar suara2 yang menghina, mengutuk dirinya, atau akan membunuhnya. Bahkan
seperti ada yang mendiskusikan dirinya.
Episode berlangsung lebih lama dari pada episode manik, dan bisa sembuh sempurna. Namun
ada sebagian yang akhirnya berkembang menjadi defek skizofrenik. (Kaplan,1998)

Penatalaksanaan
Indikasi rawat nginap
1. Menditeksi penyebab nonpsikiatrik
2. Mengamati kemampuan mengendalikan impuls kekerasan
3. Menstabilkan hubungan sosial/ kerja
Farmakoterapi
1. Antipsikotik adalah obat terpilih untuk penanganan gangguan waham menetap.
2. Mulai dengan dosis rendah anti psikotik (Haloperidol 2 mg) dan naikan bertahap.
3. Dosis maintenance biasanya rendah.
4. Bila gagal dengan anti psikotik, maka dihentikan.
Psikoterapi
1. Terapi individual lebih efektif dari terapi kelompok.
2. Terapi suportif berorientasi tilikan, kognitif, dan perilaku sering afektif.
3. Bina hubungan dan kepercayaan.
4. Hindari membicarakan waham pasien, dan tidak boleh meremehkan ataupun mendukung
isi waham tersebut.
Terapi Keluarga
1. Target hubungan sosial yang baik.
(Kaplan,1998)

Kaplan, Harold I dan Benjamin J. Sadock. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat.Jakarta : Widya
Medika.

Mengapa pasien merasa gelisah?

Ada beberapa hal yang menjadi factor resiko seseorang mengalami gelisah. Yang
pertama yaitu secara aspek biopsikososial dimana seseorang memiliki kelainan genetic ataupun
gangguan neurotransmitter. Aspek yang kedua adalah aspek psikososial dimana seseorang
memiliki tekanan secara psikis seperti stress yang menyakitkan, stress yang berkepanjangan,
maupun pengalaman buruk. (Marawis,2005)

Maramis,W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.

Anda mungkin juga menyukai