Disusun oleh:
E12.2015.00862
Telah diperiksa dan disetujui sebagai persyaratan menempuh mata kuliah Kerja
Praktik.
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kerja praktik yang berjudul “ANALISIS PENERAPAN K3
PADA UNIT FORMING PT. SANGO CERAMICS INDONESIA”. Laporan ini
disusun sebagai pelengkap kerja praktik yang telah dilaksanakan selama 1 bulan di PT.
Sango Ceramics Indonesia, khususnya pada unit FORMING.
Dalam penyusunan laporan kerja praktik ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan kepada penulis hingga saat
ini dalam seluruh kegiatan yang dijalani.
2. Ibu Dr. Ir. Dian Retno Sawitri, M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Dian Nuswantoro Semarang.
3. Bapak Dr. Ir. Herwin Suprijono, M.T., selaku ketua Program Studi Teknik
Industri Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
4. Bapak Jazuli S.T., M.Eng. selaku dosen pembimbing, yang telah mendampingi
selama proses kerja praktik dan penulisan laporan ini.
5. Ibu Ning, selaku pimpinan PT. Sango Ceramics Indonesia, yang telah
memberikan kesempatan untuk melakukan kerja praktik di instansi tersebut.
6. H. Sumali,SE, selaku pembimbing lapangan saat melakukan kerja praktik di
divisi produksi PT. Sango Ceramics Indonesia.
7. Seluruh karyawan dan staf PT. Sango Ceramics Indonesia yang telah membantu
dan berbagi informasi serta pengalamannya.
8. Indah Mahanani yang selalu ada di hati penulis, terimakasih atas semangat dan
motivasinya selama ini dalam setiap proses yang dijalani.
9. Seluruh teman-teman Teknik Industri Universitas Dian Nuswantoro yang turut
membantu dalam pembuatan laporan ini.
iii
10. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan support dalam
penyelesaian laporan kerja praktik ini, baik secara teknis maupun non teknis
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajian. Dengan demikian, penulis mengharapkan adanya
tanggapan, saran, dan kritik yang membangun sebagai perbaikan.
Penulis
iv
RINGKASAN
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii
RINGKASAN ............................................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 3
1.4 Batasan Masalah .................................................................................................. 4
1.5 Manfaat Kerja Praktik ......................................................................................... 4
1.6 Metodologi Penelitian ......................................................................................... 5
1.7 Sistematika Penulisan .......................................................................................... 5
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ......................................................... 7
2.1 Profil Perusahaan ................................................................................................. 7
2.2 Bidang Usaha PT. Sango Ceramics Indonesia .................................................. 10
2.3 Visi dan Misi PT. Sango Ceramics Indonesia ................................................... 11
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan .................................................................... 11
BAB III METODE PELAKSANAAN ....................................................................... 20
3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ....................................................................... 20
3.2. Objek Pelaksanaan ........................................................................................... 20
3.3 Metode ............................................................................................................... 20
3.4 Jenis dan Sumber Data ...................................................................................... 22
3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 23
3.6 Data yang Dikumpulkan .................................................................................... 24
3.7 Pengertian K3 ............................................................................................... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 28
vi
4.1 Gambaran Umum Bagian Forming ................................................................... 28
4.2 Prosedur Kerja ................................................................................................... 28
4.3 Standart K3 Pada Masing – Masing Proses ....................................................... 29
4.4 Data Ketersediaan Alat Pelindung Pada Bagian Forming ................................. 33
4.5 Data Kecelakaan Kerja ...................................................................................... 35
4.6 Potensi Bahaya di PT Sango Ceramics Indonesia ............................................. 36
4.7 Layout Perusahaan ............................................................................................ 37
4.8 Fishbone ............................................................................................................ 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 39
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 39
5.2 Saran .................................................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 40
LAMPIRAN ................................................................................................................ 41
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
14.45), shift siang (14.45 – 22.15), dan shift malam (22.15 – 07.00). Unit
forming sudah mempunyai APD (Alat Pelindung Diri) berupa masker dan
sarung tangan, pekerja unit forming juga tidak boleh menggunakan baju yang
kedodoran dan rambut tidak terurai. Unit forming mempunyai target kerja
dengan presentase 97% berhasil dan 3% jika tidak berhasil.
Bagian forming merupakan bagian yang tidak memerlukan mesin yang
banyak untuk bekerja, ada pekerja yang menggunakan tiap orang bekerja
menggunakan 1 mesin dan juga ada yang 1 mesin digunakan untuk beberapa
orang bekerja. Mesin tersebut kemungkinan mempunyai resiko terhadap
kecelakaan kerja, apalagi mesin yang digunakan rata – rata masih menggunakan
bantuan manusia. Pekerja melakukan pencetakan dengan mesin pada saat mesin
sedang berputar, pekerja juga melakukan perbaikan tanpa mematikan mesin
yang sedang berjalan, keadaan tersebut dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.
Berikut merupakan data kecelakaan kerja yang terjadi telah terjadi pada unit
forming.
2
Tahun
No. Bulan
2016 2017
12. Desember 1 2
Jumlah 12 15
(Sumber : PT. Sango Ceramics Indonesia, 2017)
Pada tabel 1.1 dapat kita lihat jumlah kecelakaan kerja setiap
bulannya dari tahun 2016 hingga 2017 untuk beberapa bulan tertentu
terjadinya peningkatan kecelakaan kerja pada tahun 2017.
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian
ini yaitu “ Analisis Penerapan K3 pada unit forming PT. Sango Ceramics
Indonesia “.
3
1.4 Batasan Masalah
Batasan-batasan masalah yang digunakan sebagai berikut:
1. Penulis hanya mengamati kondisi keselamatan dan kesehatan kerja
pada bagian forming PT. Sango Ceramics Indonesia.
2. Masalah yang dibahas pada penulisan ini terbatas pada proses
forming di PT. Sango Ceramics Indonesia.
4
1.6 Metodologi Penelitian
Dalam penyusunan laporan kerja praktik ini, penulis menggunakan
beberapa metode untuk pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:
1. Observasi Lapangan Yaitu proses pengambilan data langsung dari
lapangan, mempelajari dan menganalisa keadaan di lapangan.
2. Wawancara Yaitu dengan proses mewawancarai atau bertanya
langsung kepada pihakpihak yang berkaitan dengan proses.
5
BAB V PENUTUP
Pada Bab V Penutup, berisi mengenai kesimpulan dan saran
mengenai mengenai keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Sango
Ceramics Indonesia.
6
BAB II
7
Melihat peluang yang ada dan dorongan dari kebijaksanaan pemerintah saat
itu, bapak Samsoe Hidajat mendirikan industry keramik dengan pertimbangan
beberapa alternative teknologi industry keramik di dunia yaitu :
1. Teknologi Barat, yang diwakili Negara Inggris
2. Teknologi Asia yang diwakili Negara Jepang, RRC, dan Taiwan
Pada bulan September 1978 PT. Sango Ceramics Indonesia sudah
memasarkan hasil produksinya dan mendapat respon baik dari pasar pada saat itu.
Sehingga dalam waktu yang relative singkat perusahaan telah memiliki beberapa
cabang di beberapa kota di Indonesia, yaitu :
1.Kota Semarang : Semarang Plaza, Jl. H.A. Salim No.7
2. Kota Jakarta : Jl. Hayam Wuruk No. 99
3. Kota Bandung : Braga Plaza B-7, Jl. Braga No. 5-11
4. Kota Surabaya : Jl. Kembang Jepun No. 123
8
menuju Taiwan dan Amerika Serikat. Lalu dapat dikembangkan terus menerus
hingga sekarang ini telah mempunyai beberapa agen pada beberapa Negara, yaitu:
1. Singapura : 25 Tagore Land#01-03, Godown Building Singapore 787602
2. Amerika : 222 fifthavenue, 10001
3. Hongkong : 2305-6 Alliance Building 130-136 Connaught Road Central
4. Cina : Add No.2 Huqian Dehua Fujian Provice
Pada tahun 1989 perusahaan perusahaan mendirikan ekspansi dengan
membangun pabrik baru yang berlokasi pada Jl. Raya Mangkang KM 14, tetapi
sekarang ini telah berpindah menjadi Jl. Raya Randu Garut KM 14 Semarang yang
telah disempurnakan. Sebanyak Rp 6.800.000.000,00 telah terkumpul dari total
investasi pabrik ini, yang sudah terdaftar pada BKPMD (Badan Koordinasi
Penanaman Modal Daerah) Jawa Tengah.
Kemudia. tahun 1994, banyak permintaan melalui luar negeri yang semakin
meningkat, sehingga 20% total produksinya adalah untuk memenuhi kebutuhan
pasar dalam negeri dengan kepeminatan konsumen dari kalangan perhotelan,
instansi swasta, dan instansi pemerintah. Sedangkan 80% total sisa produksi untuk
memenuhi keinginan ekspor ke beberapa negara dan Amerika serikat menjadi
salah satunya, antara lain : Taiwan, Malaysia, Singapura, Jerman, Italia, Australia,
Belanda, Prancis, dan Kanada.
Hingga saat ini PT. Sango Ceramics Indonesia ada di bawah kepemimpinan
bapak Sapto Utomo Hidajat. Langkah untuk memajukan efisiensi biaya dengan
cara, adanya investasi tambahan untuk permesinan otomatis dan kelengkapan serta
perkembangan teknologi yang maju. Pengembangan yang baru serta bentuk baru
selalu dilakukan secara perlahan – lahan dan terus – menerus, yang harapannya
menjadi produk terdepan dari kualitas yang terbangun dan untuk kepuasan bagi
pada pelanggan. Pada Tahun 2003 PT. Sango Ceramics Indonesia mengadopsi ISO
9001 di mana keseluruhan hasil kualitas produksi yang harus menyesuaikan dari
standard internasional.
9
2.2 Bidang Usaha PT. Sango Ceramics Indonesia
PT.Sango Ceramics Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak
dibidang dalam produksi keramik atau bisa kita sebut sebagai barang pecah belah.
Produk yang dihasilkan berupa tableware yakni alat – alat makan yang terbuat dari
keramik seperti coffee set, sauce, mug, berbagai macam jenis piring, dinner plate,
salad plate, creamer kembang, soup kembang, soup plate, hingga canister.
Berbagai macam pajangan yang dapat dibuat dari bahan keramik ,mangkung,
cangkir, dan hasil keramik lainnya.
10
2.3 Visi dan Misi PT. Sango Ceramics Indonesia
1. Visi
“IKHLAS DALAM BEKERJA” adalah “BUDAYA KERJA” yang sehari-hari
diterapakan.
2. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, PT. Sango Ceramics Indonesia Semarang
menetapkan 4 misi yaitu :
1) Menetapkan kualitas SDM
2) Memenuhi akan kebutuhan manusia
3) Mampu mencapai suatu standar kualitas produk sehingga dapat bersaing
dengan perusahaan lain
4) Memproduksi dan menjual hasil produksi yang mempunyai nilai jual tinggi.
Managing Director
Koordinator
Produksi
11
Kedudukan tertinggi pada PT. Sango Ceramics Indonesia diduduki oleh
managing director yang didampingi oleh staf ahli dan biro direksi. Tugas dan
wewenang yang harus dijalankan yakni :
1. Jabatan : Managing Director
Menjalankan dan memimpin kebijakan yang berkenaan dengan operasional
pabrik seperti pemasaran, penentuan harga, standar kualitas, serta produksi
barang yang kemudian dirancang agar dijadikan sebagai rencana kerja yang
kemudian dilaksanakan pada setiap bagian.
2. Jabatan : Koordinator Produksi
Bertanggung jawab kepada : Managing Director
1) Mengawasi, mengendalikan, menyiapkan, hingga memimpin
pengerjaan proses produksi tableware meliputi memberikan instruksi
kerja kepada kepala bagian dengan mengikuti standar yang sudah
ditetapkan, mulai dari forming, glazing, firing dan QC.
2) Menerima order produksi tableware dari bagian PPIC meliputi type
produk, warna produk dan juga bentuk produk yang harus dibuat.
3) Menganalisa bersamaseluruh supervisor, kashift, kanit, hingga kabag
serta menerima laporan data produk cacat tableware.
4) Mengevaluasi dan mengidentifikasi kompetensi dari bawahannya.
3. Jabatan : Kepala Bagian Forming
Bertanggung jawab kepada : Koordinator Produksi
Memimpin, mengawasi dan meneliti pelaksanaan produksi dari perencanaan
produksi dari material siap olah menjadi green body :
1) Melaksanakan, menyampaikan, dan menerima informasi dari
koordinator produksi kepada kanit setiap aliran.
2) Mengkoordinasi para kanit melalui meeting setiap hari, membahas
berbagai masalah mengenai hasil produksi, tenaga kerja, dan trouble
alat sarana dengan mencari solusinya.
3) Memonitor hasil produksi pada setiap unit dari jadwal produksi setiap
hari.
12
4) Memberikan penilaian mengenai kinerja dari tenaga kerja yang ada
serta memberi motivasi kerja.
4. Jabatan : Kepala Unit Dust Press
Bertanggung jawab kepada : Kepala Bagian Forming Mengawasi dan Mengatur
pengerjaan proses produksi pada bagian dust press memastikan sudah sesuai
dengan perintah dari kepala bagian forming. Pelaksanaanya sebagai berikut :
1) Hasil finish produk dipastikan sesuai dengan standar yang sudah
ditetapkan.
2) Jumlah produk yang terproduksi dapat dipastikan sesuai dengan
targetnya.
3) Barang yang sudah diinspeksi terkontrol kembali.
4) Finish produk dapat dipastikan dalam kondisi yang baik hingga dapat
diproses menuju proses selanjutnya.
5) Mesin yang digunakan pada proses produksi dapat dipastikan siap
digunakan.
5. Jabatan : Kepala Shift Dust Press
Bertanggung jawab kepada : Kepala Unit Dust Press
1) Ketebalan produk saat dicetak mesin terkontrol.
2) Program yang telah ditetapkan dan kecepatan mesin dapat terkontrol
dan sinkron.
3) Cetakan yang akan digunakan dalam proses produksi tersiapkan dengan
baik.
4) Material yang akan digunakan tersiapkan.
5) Kondisi mesin terkontrol.
6) Target produksi dapat dievaluasi.
7) Karyawan dapat dinilai disiplin sesuai standar kerja atau tidak.
8) Mutasi kashift.
6. Jabatan : Supervisor Dust press
Bertanggung jawab kepada : Kepala Shift Dust press
1) Instruksi kerja dari kepala shift terlaksanakan.
13
2) Mengenza (menyeleksi barang) 3x dalam 1 shift).
3) Kereta gantung teirisi oleh barang.
4) Laporan akhir kerja.
5) Buku mutase tertuliskan.
6) Karyawan terabsen.
7. Jabatan : Karyawan Dust press
Bertanggung jawab kepada : Supervisor Dust press
1) Finishing produk setelah cetak.
2) Sebelum masuk proses pembakaran 1060 produk baik dan cacat dapat
terpisahkan.
3) Mesin cetakan tersetting dengan baik.
4) Mesin termaintnance dengan baik.
8. Jabatan : Kepala Bagian Glazing
Bertanggung jawab kepada : Koordinator Produksi
Meneliti, mengawasi, dan memimpin pengerjaan produksi dari perencanaan
proses produksi glazure hingga siap untuk pembakaran pada suhu 1230 derajat
celcius. Dapat dilaksanakan sebagai berikut :
1) Melaksanakan, menyampaikan, dan menerima informasi (jenis glazure
: transparan, putih dan warna) dari koordinator produksi kepada kanit.
2) Membahas berbagai masalah mengenai trouble alat sarana, tenaga kerja,
hasil produksi dan mencari solusinya dengan cara mengkoordinasi para
kanit melalui meeting setiap hari.
3) Hasil produksi pada masing-masing unit berdasarkan jadwal produksi
setiap hari termonitor.
4) Memberikan penilaian mengenai kinerja dari tenaga kerja yang ada dan
memberi motivasi kerja.
5) Glaze yang dibutuhkan untuk proses produksi dapat dipastikan siap
dipakai.
9. Jabatan : Kepala Unit Glazing
Bertanggung jawab kepada : Kepala Bagian Glazing
14
Mengawasi dan mengatur apakah pelaksanaan proses produksi pada bagian
glazing sudah sesuai dengan perintah dari kepala bagian glazing. Dapat
dilaksanakan sebagai berikut :
1) Peralatan dan mesin yang dibutuhkan dapat dipastikan dalam proses
pengglazurean siap untuk digunakan.
2) Hasil proses produksi bisa dipastikan benar-benar baik sebelum masuk
pada tahap pembakaran 1230 derajat celcius.
10. Jabatan : Kepala Shift Glazing
Bertanggung jawab kepada : Kepala Unit Glazing
1) Memberikan pengarahan untuk disampaikan pada bawahan dan
Instruksi dari kepala unit diterima.
2) Spon sesuai dengan standar kerja dan cara melakukan dipping
tersampaikan secara baik.
3) Kondisi suyaki apakah terkontrol dan layak dikerjakan atau tidak.
4) Laporan untuk kepala unit.
5) Jenis kerusakan dan hasil white body terlihat.
11. Jabatan : Supervisor Glazing
Bertanggung jawab kepada : Kepala Shift Glazing
1) Perintah dari kepala shift tersampaikan.
2) Suyaki yang akan diglazure dicari dan tersiapkan.
3) Sterofoam yang digunakan untuk menjadi alas setelah proses glazure
tersiapkan..
4) Tenaga kerja tergantikan.
5) Laporan produksi.
12. Jabatan : Karyawan
Bertanggung jawab kepada : Supervisor Glazing
1) Produk cacat dan produk baik dapat dipisahkan hasil dari keluaran
proses pembakaran 1060.
2) Membersihkan suyaki dengan menggunakan sponge.
3) Proses glazure terlaksana.
15
4) Proses pembersihan bagian kaki setelah proses glazure.
5) Menempelkan backstamp.
6) Memasukkan produk ke dalam kereta untuk diproses pada pembakaran
1230.
7) Maintnance dan mengontrol mesin yang digunakan.
13. Jabatan : Kepala Bagian Firing
Bertanggung jawab kepada : Koordinator Produksi
Memimpin, mengawasi dan meneliti pelaksanaan produksi dari perencanaan
proses produksi pembakaran baik pada pembakaran produk dari green body
menjadi bizquit dan atau dari bizquit menjadi white body. Pelakasanaannya
sebagai berikut :
1) Melaksanakan, menyampaikan, dan menerima informasi dari
koordinator produksi kepada kanit.
2) Meeting setiap hari, membahas berbagai masalah mengenai trouble alat
sarana, tenaga kerja, hasil produksi dengan mencari solusinya dengan
cara mengkoordinasikan para kanit.
3) Hasil dari proses produksi pada masing-masing unit berdasarkan jadwal
produksi termonitor setiap hari.
4) Memberikan penilaian mengenai kinerja dari tenaga kerja yang ada
serta memberi motivasi kerja.
5) Kebersihan lingkungan kerja terkontrol dan terjaga.
14. Jabatan : Kepala Unit Firing
Bertanggung jawab kepada : Kepala Bagian Firing
1) Suhu pada proses pembakaran dapat dipastikan 1060 dan pembakaran
1230 tercapai dan juga stabil.
2) Semua tekanan gas pada pembakaran terkontrol.
3) Hasil produk termonitor dari pembakaran 1060 dan pembakaran 1230.
4) Pekerjaan di lapangan terawasi (persiapan barang yang akan diloading
sudah sesuai dengan rencana kerja atau tidak).
5) Kerusakan kiln teratasi (bearing, panel).
16
6) Suhu pembakaran harus dipastikan sesuai dengan instruksi kepala
bagian.
15. Jabatan : Kepala Shift Firing
Bertanggung jawab kepada : Kepala Unit Firing
1) Perintah dari kepala unit terlaksana.
2) Instruksi supervisor tersampaikan untuk terlaksananya rencana kerja
pembakaran.
3) Cara kerja dan keadaan serta situasi kiln terkontrol (pembakaran, suhu,
kondisi mesin).
4) Hasil pembakaranterkontrol.
5) Mencari jalan keluar permasalahan teratasi.
6) Pekerjaan kepada kepala unit terlaporkan.
7) Semua mutasi kerja terkontrol.
16. Jabatan : Supervisor Firing
Bertanggung jawab kepada : Kepala Shift Firing
1) Melaksanakan dan menerima perintah dari kepala shift.
2) Pekerjaan terinstruksi kepada bawahan.
3) Menjaga dan mengatur suhu sesuai dengan perintah kerja termasuk
mematikan atau menghidupkan kiln.
4) Tekanan gas, roll dan mesin dapat diatur dan terkontrol (exhaust, motor
roll, maintenance).
5) Hasil bakar produksi terkontrol.
6) Mutasi kerja pada shift berikutnya tercatat.
17. Jabatan : Karyawan
Bertanggung jawab kepada : Kepala Shift Firing
1) Mangkok,piring, dan kaki tergerinda setelah proses pembakaran 1230.
2) Kereta terdorong keluar dan masuk kiln.
3) Kiln termaintnance dengan rutin.
18. Jabatan : Kepala Bagian Quality Control
Bertanggung jawab kepada : Koordinator Produksi
17
Meneliti, mengawasi, dan memimpin pada pelaksanaan akhir proses produksi,
pelaksanaannya sebagai berikut :
1) Sesuai dengan standar yang sudah ditentukan dan produk akhir dapat
dipastikan tidak menyimpang.
2) Pengadaan penelitian untuk mencari penyebab masalah beserta
solusinya jika ada permasalahan berkaitan dengan produk akhir.
3) Melaksanakan, menyampaikan, dan menerima informasi dari
koordinator produksi kepada kanit.
4) Target produksi dapat dipastikan tercapai perharinya.
19. Jabatan : Kepala Unit Quality Control
Bertanggung jawab kepada : Kepala Bagian Quality Control\
1) Hasil bakar akhir produk pada pembakaran 1230 termonitor.
2) Produk yang dihasilkan dipastikan sesuai dengan target yang
dikehendaki.
3) Terlaksananya koordinasi dengan kepala bagian quality control apabila
ditemukan adanya ketidaksesuaian.
4) Semua temuan ketidak sesuaian standar produk terlaporkan kepada
kepala bagian quality control.
20. Jabatan : Kepala Shift Quality Control
Bertanggung jawab kepada : Kepala Unit Quality Control
1) Hasil produk akhir terinspeksi secara random.
2) Pengecekan terhadap kondisi produk akhir terlaksana.
3) Kepala unit terbantu dalam mencari penyebab permasalahan yang ada.
4) Laporan terbuat.
21. Jabatan : Supervisor Quality Control
Bertanggung jawab kepada : Kepala Shift Quality Control
1) Hasil akhir dipastikan produk sudah sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
2) Mengkenza sampling random 3x1 shift pada produk yang sudah
terkenza karyawan.
18
3) Hasil kenza diambil setiap kelompok untuk dilaporkan kepala shift.
22. Jabatan : Karyawan Quality Control
Bertanggung jawab kepada : Supervisor Quality Control
1) Menyerahkan kepada kepala shiftdan hasil produk akhir terseleksi.
19
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.3 Metode
Dapat kita terapkan dalam kerja praktik ini yaitu metode kuantitatif dan historis.
Dimana metode deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau
menggabungkan antara variabel satu dengan yang lain. Sedangkan metode historis
digunakan untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif
dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi dan memverifikasi. Metode pengumpulan
data yang dilakukan antara lain:
1. Observasi langsung adalah melakukan pengamatan secara langsung pada pada
proses forming, tata cara kerja, dan penanganan material.
2. Wawancara dengan cara mendalami apa saja yang ada dan sedang terjadi secara
mendalam kepada kepala bagian produksi, staf ketenaga kerjaan, perencanaan
produksi yang berkaitan dengan penggunaan mesin pada bagian forming.
20
Tabel 3.3 Jumlah APD Tahun 2017
Jenis APD Jumlah APD
Helm 80
Wearpack 65
Sepatu Safety 80
Sarung Tangan 85
Sumber : PT. Sango Ceramics Indonesia, 2017
Dapat kita lakukan dengan membaca literature dan mencari sejumlah data yang
ada pada perusahaan terkait proses produksi. Berikut rangkaian kegiatan kerja praktek
yang dilakukan Alur kegiatan pengamatan Kerja Praktik dapat dilihat pada gambar 3.1
Observasi dan
wawancara
Pelaporan
21
3.4 Jenis dan Sumber Data
3.4.1 Jenis Data
a. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari pembimbing lapangan di PT. Sango
Ceramics Indonesia yaitu memulai hasil observasi (pengamatan), interview
(wawancara), atau pencatatan terhadap objek kerja praktik. Data yang diambil
meliputi:
1. Wawancara dengan kepala bagian unit forming
2. Pengamatan (observasi) lapangan penggunaan mesin pada bagian
forming
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu dokumentasi maupun arsip
yang ada hubungannya dengan masalah yang diamati. Data sekunder tersebut
meliputi :
1. Profil perusahaan.
2. Visi dan misi perusahaan.
3. Lokasi dan sarana penunjang perusahaan.
4. Struktur organisasi.
22
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data yang telah dikumpulkan dalam menyelesaikan laporan kerja praktik ini,
penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pengamatan di lapangan (observasi)
Observasi adalah metode pengumpulan data dimana penulis mencatat atau
melihat langsung keadaan lapangan di PT. Sango Ceramics Indonesia agar
dapat mengerti juga memahami sesungguhnya dari objek yang diteliti.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada pembimbing dan teknisi yang mengeksekusi di
lapangan tetapi tetap memperhitungkan waktu dan situasi yang tepat. Hal
tersebut dilakukan agar informasi yang dibutuhkan dapat detail dan cepat.
Adapun sistematika penulisan data hasil wawancara adalah objek wawancara
menjawab pertanyaan dengan singkat dan jelas dengan pertanyaan di berikan
bertahap agar tidak mengganggu objek wawancara.
Tahun
Kecelakaan Kerja
2016 2017
Tertimpa Benda 1 2
Terkena Benda Tajam 1 2
Terjepit - 1
Tertimpa bahan produksi 2 -
Terkena Mesin 1 2
Cidera 3 3
Meninggalkan Bekas 4 5
Sumber : PT. Sango Ceramics Indonesia, 2017
23
3.6 Data yang Dikumpulkan
Data-data yang dibutuhkan untuk melakukan pengolahan data dalam rangka mencari
penyelesaian masalah yang telah dirumuskan pada Laporan Kerja Praktik ini adalah sebagai
berikut:
1. Data Profil Perusahaan
Data ini merupakan data yang berisi susunan organisasi atau pengorganisasian dan
profil perusahaan seperti sejarah, visi misi dan lain sebagainya di PT. Sango Ceramics
Indonesia.
2. Data Diagram Alir proses produksi
Data ini menjelaskan secara jelas dan rinci mengenai aliran proses produksi raw
material hingga menjadi piring dan gelas keramik
3. Data surat ijin keselamatan kerja. Surat perijinan keselamatan kerja guna mengetahui
semua potensi bahaya aktivitas operasional, situasi, dan bahaya dari area tempat kerja
juga dengan memastikan semua aktivitas pekerjaan berbahaya atau beresiko tinggi
dapat dikendalikan sebaik mungkin yang harapannya pekerjaan bersangkutan
berlangsung aman terkendali.
3.7 Pengertian K3
Dapat kita artikan sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang diterapkan
dalam tujuan untuk mencegah pencemaran, penyakit, kebakaran, kecelakaan,
dan sebagainya K3 merupakan suatu upaya guna mengembangkan kerja sama,
saling pengertian serta partisipasi efektif dari pengusaha maupun pengurus dan
tenaga kerja dalam seluruh lingkungan kerja untuk melaksanakan tugas dan
kewajiban bersama dibidang keselamatan, kesehatan, dan keamanan kerja
dalam rangka melancarkan usaha berproduksi.
1. Keselamatan
Keselamatan kerja yang dartikan berupaya untuk melindungi
pekerja , di mana keselamatan para pekerja terjaga melalui peralatan dari
tempat kerja dan bahan produksi dan juga mampu menjaga kelestarian
lingkungan hidup dan tentunya demi tujuan kelancaran proses produksi
24
2. Kesehatan
Kesehatan dapat diartikan sebagai keadaan fisik dan psikologi individu.
Pada umumnya, bila kita berupaya untuk memperoleh tingkat kesehatan
yang setinggi mungkin dengan cara mencegah dan memberantas penyakit
yang diakibatkan oleh pekerjaan tersebut sehingga lingkungan pekerja
tersebut dapat dinilai sehat.
Adapun pengertiannya dibagi menjadi 2 pengertian, yaitu:
a. Secara Filosofis
Suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat adl dan makmur.
b. Secara Keilmuan
Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Berdasarkan Pengertian K3 diatas, kita dapat menarik kesimpulan
mengenal peran K3. Peran K3 ini antara lain sebagai berikut :
Seluruh tenaga kerja tingkat keselamatan kerjanya wajib terjamin atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup
sehingga hasil proses kerja menjadi semakin produktif. Setiap letak titik
produksi wajib menggunakan secara aman dan efisien. Upaya perusahaan untuk
mengurangi kerugian bila terjadi kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja dikarenakan sebelumnya sudah ada tindakan antisipasi dari
perusahaan.
Dibuatnya K3 bertujuan secara tersirat tertera dalam undang – undang
nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja tepatnya, dalam pelaksanaannya
K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman,
sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan
atau bebas dari kecelakaan dan PAK yang pada akhirnya dapat meningkatkan
sistem dan produktifitas kerja.
25
Secara teoritis istilah-istilah bahaya yang sering ditemui dalam
lingkungan kerja meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a. HAZARD (Sumber Bahaya), Suatu keadaan yang memungkinkan /
dapat menimbulkan kecelakaan, penyakit, kerusakan atau
menghambat kemampuan pekerja yang ada.
b. DANGER (Tingkat Bahaya), Peluang bahaya sudah tampak
(kondisi bahaya sudah ada tetapi dapat dicegah dengan berbagai
tindakan prventif.
c. RISK, prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus
tertentu.
d. INCIDENT, Munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak
diinginkan, yang dapat/telah mengadakan kontak dengan sumber
energi yang melebihi ambang batas badan/struktur.
e. ACCIDENT, Kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan atau
kerugian (manusia/benda).
Dalam K3 ada tiga norma yang selalu harus dipahami, yaitu :
a. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehtan kerja
b. Di terapkan untuk melindungi tenaga kerja
c. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Sasaran dari K3 adalah :
a. Menjamin keselamatan operator dan orang lain
b. Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan
c. menjamin proses produksi aman dan lancar
Tujuan norma-norma : agar terjadi keseimbangan dari pihak perusahaan
dapat menjamin keselamatan pekerja.
Dasar hukum k3:
a) UU No.1 tahun 1970
b) UU No.21 tahun 2003
c) UU No.13 tahun 2003
d) Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-5/MEN/1996
26
27
BAB IV
Unit forming merupakan bagian inti dalam perusahaan keramik PT. Sango
Ceramics Indonesia. Unit forming adalah unit pencetakan keramik yang dibagi
menjadi tiga, yaitu bagian casting, roller dan mesin press. Jumlah pekerja yang
berada pada bagian forming ada sebanyak 263 pekerja. Bagian casting memiliki 62
bekerja , bagian roller mempunyai 109 pekerja, dan bagian mesin press sebanyak
92 pekerja.
28
Proses produksi roller yang berasal dari unit material dengan bahan
haido berbentuk lontong panjang, besar kecil sesuai ukuran yang dibentuk
menjadi mug, sauver, asbak, atau yang lain. Setelah di potong di cetak di seko
kemudian dimasukan kedalam mesin roller, yang kemudian dimasukan ke
mesin dryer atau dikeringkan dengan temperature yang disesuaikan. Setelah
dari dryer, seko dilepas menjadi green body, lalu dihaluskan dan pada unit
casting dipasang handle untuk cup, mug, dll. Diarahkan menuju Proktor 1,5 jam
untuk pengeringan ke-2 dan tahap terakhir yaitu kiln atau pembakaran.
2. Dust Press
Kiln Finishing
29
Kecelakaan kerja pada saat proses pengisian material yaitu pekerja
kakinya terlindas kereta dan berakibat kaki memar. Hal ini terjadi karena
pekerja tidak menggunakan Safety Boots pada saat proses pengisian material.
2. Haido
Haido yang sudah terbentuk pipa lonjong keluar dari tangki bawah
tanah diarahkan ke tahap selanjutnya menggunakan conveyor, jika terjadi
sesuatu yang mengharuskan conveyor untuk berhenti maka petugas diharuskan
mematikan conveyor sementara untuk melakukan suatu tindakan yang
seharusnya.
Tindakan yang diperlukan yaitu jika terjadinya suatu kecacatan produk
yang berakibat macetnya antrian pada conveyor dan harus diambil. Pada saat
mengambil para pekerja wajib mematikan mesin dan mengambil menggunakan
safety gloves di mana Haido yang baru saja keluar masih basah sebisa mungkin
tangan yang tidak menggunakan APD tidak berkontak fisik langsung dengan
Haido agar tidak terkontaminasi.
3. Clay Cutter
Pada proses pemotongan agar haido berbentuk sesuai cetakan ukuran
produk untuk diarahkan menuju mesin press. Proses pemotongan berlangsung
bersama – sama dengan conveyor tanpa bantuan manusia dengan system sensor
(photo electric).
Hal yang perlu diperhatikan jika terjadi adanya kesalahan dalam proses
produksi diwajibkan mematikan mesin terlebih dahulu.Pada proses ini
sepenuhnya menggunakan proses permesinan tanpa memerlukan tenaga
manusia sama sekali, dan APD yang di wajibkan pada bagian ini diperlukan
masker & safety gloves jika diperlukannya perbaikan atau maintenance.
4. Mesin Roller
Proses pada mesin roller para pekerja menggunakan mesin untuk
menekan haido yang telah diseko hingga membentuk seperti cetakan gelas,
disini para pekerja diwajibkan menggunakan masker, safety gloves dan safety
30
boots. Cara kerja Mesin Roller yaitu dengan menarik tuas dengan tangan kanan
pada mesin dari atas ke bawah dan tangan kiri menahan haido.
5. Dryer
Setelah haido di kirim ke bagian roller kemudian diarahkan melalui
dryer menggunakan conveyor dengan temepratur yang disesuaikan. Dryer
merupakan area pengeringan sebelum di arahkan menuju pemasangan gagang.
APD yang diperlukan pada bagian Dryer untuk melepas seko yaitu
dengan menggunakan safety Gloves.
6. Pemasangan Gagang
Dalam pemasangan gagang terjadi penambahan material pada bagian
produk dan memerlukan proses pembakaran kembali setelah pemasangan. Pada
saat memasang gagang setiap produk memiliki konsep ukuran gagang yang
tepat dan telah dibuat cetakan sehingga proses pemasangan berlangsung dengan
mudah. Dengan menghaluskan tiap – tiap permukaan green body kemudian
dilakukannya proses casting pada suatu sisi green body sehingga membentuk
gagang.
Bagian ini diwajibkan para karyawan menggunakan safety gloves &
masker, karena proses Casting sering kali terjadi kecelakaan kerja setiap kali
membuka drum.
7. Proktor
Tempat ini memuat space yang cukup besar untuk antrian yang akan
diarahkan menuju kiln. Tahapan pada proctor produk harus mengalami
pengeringan ke-2 selama 1,5 jam ruangan harus normal, steril, dan tidak
lembab.
Bagian ini sepenuhnya menggunakan permesinan dan dominan tugas
conveyor. Bila diperlukannya maintenance dan perbaikan sangat dianjurkan
menggunakan wearpack,safety helmet, safety gloves, safety boots, hingga
masker.
31
8. Vakum Silo
Input pada material proses Dust Press dengan Casting melalui cara yang
berbeda. Pada bagian Dust Press , Mesin Vakum Silo yang bekerja dengan cara
mencapur beberapa material dan tercampurkan menjadi satu melalui beberapa
tahap lalu membentuk bahan baku utama kemudian dialirkan langsung menuju
Mesin Press.
Proses yang terjadi pada Dust Press lebih banyak menggunakan mesin
dan lebih efektif tanpa bantuan manusia sehingga bisa langsung tercetak
langsung dan berakhir pada aliran moulding . Pada bagian ini bila diadakan
maintenance maupun pengambilan cacat produk sangat diwajibkan mematikan
mesin atau menghentikan proses produksi pada mesin dust press dan
diwajibkan menggunakan safety gloves karena pernah terjadi kecelakaan kerja
pada saat vakum bekerja .
9. Mesin Press
Material yang telah diolah pada Mesin Press dipisahkan antara padatan
dan cairan sehingga menjadi press cake.
Pada saat pengecekan, pengambilan atau pemindahan, serta
maintenance diwajibkan menggunakan masker dikarenakan area mesin press
sangat berdebu.
10. Mould
Setelah melalui proses pemisahan pada mesin press press cake yang
telah keluar dicetak melalui molding. Tata cara mencetak tidaklah serumit
menggunakan mesin roller karena mesin langsung mencetaknya dengan cara
menghembuskan udara ke dalam material atau bahan yang menggunakan
cetakan yang terdiri dari dua belahan mould yang tidak menggunakan inti
sebagai pembentuk rongga tersebut.
Setelah produk siap untuk dipindahkan para pekerja diwajibkan
menggunakan masker,safety gloves, dan safety boots.
32
11. Finishing
Bahan yang telah tercetak masih memerlukan finishing untuk
dihaluskan terlebih dahulu sebelum diarahkan menuju loading. Proses finishing
dengan cara memoles sehingga permukaan menjadi halus, kemudian di arahkan
menuju kiln.
Proses finishing diwajibkan menggunakan safety gloves dan masker.
12. Kiln
Setiap kali produk yang sudah siap tercetak agar menjadi keramik
sesungguhnya masih memerlukan tahap pembakaran secara sempurna dan
bertahap. Produk yang tercetak dan masih lunak dinamakan Green Body akan
diarahkan menuju Kiln di mana proses pembakaran pertama agar produk
keramik menjadi lebih keras.
Untuk memasuki bagian kiln para petugas diwajibkan menggunakan
APD lengkap dari safety helmet, masker, safety gloves, safety boots, hingga
wearpack .
Tabel 4.3 Temperature Kiln Tahun 2017
Kiln I II
Tahap Pre- Heating Cooling Pre- Heating Cooling
Heating Heating
Waktu ± 12 ± 2,5
± 9 jam ± 4 jam ± 2 jam ± 2 jam
jam jam
Temperatur 1000˚C
50˚C - 600˚C - 850˚C - 50˚C - 1200˚C
-
850˚C 850˚C 100˚C 1000˚C - 150˚C
1200˚C
Sumber : PT. Sango Ceramics Indonesia, 2017
33
Tabel 4.4 Temperature Kiln Tahun 2017
NO Jenis Alat Jumlah
1 Alat Pelindung Kepala (Safety
Helmet)
20 unit
2 Wearpack
15 unit
25 unit
20 unit
34
NO Jenis Alat Jumlah
5 Alat Pelindung Mulut
(Masker)
1 pack
35
4.6 Potensi Bahaya di PT Sango Ceramics Indonesia
PT. Sango Ceramics Indonesia pada saat melakukan proses produksi memiliki
beberapa potensi berbahaya . Cara kerja yang tidak aman tentunya menghasilkan
potensi bahaya tersebut pada saat bekerja. Proses produksi bisa terhenti sementara
apabila pekerja terkena kecelakaan kerja yang diakibatkan adanya bahaya yang
ditimbulkan oleh pekerja itu sendiri.
Bahwa pekerja tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) seperti , helm ,sarung
tangan, wearpack dan sepatu keselamatan. Seuluh material beserta proses produksi
yang ada memiliki potensi berbahaya jika tersentuh tanpa peralatan safety, akibatnya
dapat mengakibatkan stroke dan terparah dapat mengakibatkan kematian. Apabila
operator terluka karena tidak menggunakan alat pelindung diri, maka akan
menimbulkan kerugian bagi pihak perushaan karena proses produksi akan terhenti
sementara. Selain itu, dapat berakibat fatal pada pekerja apabila mengalami
kecelakaan. Akibatnya jumlah pekerja di perusahaan tersebut berkurang. Berikut
Standar Operasional Prosedur (SOP) pada PT. Sango Ceramics Indonesia :
1. Memakai Alat Pelindung Diri (APD) dengan baik dan benar
2. Memeriksa alat-alat kerja, proses kerja sebelumnya.
3. Melakukan pengecekan setelah produk selesai di reparasi.
4. Memelihara dan merawat alat-alat kerja.
Dalam menjalani proses produksi pada PT. Sango Ceramics Indonesia ada
beberapa pekerja pernah mengalami kecelakaan kerja ringan dan berat. Berikut
merupakan penjelasan dari kecelakaan kerja tersebut.
Pada saat proses perpindahan barang beberapa pekerja pernah mengalami
kecelakaan kerja yang pernah terjadi adalah tangan pekerja terkena pecahan piring
ketika hendak menarik tumpukan piring dan piring yang pecah mengakibatkan
pergelangan tangan kanan sehingga mengakibatkan tangan pekerja kulitnya tergores,
sedangkan kecelakaan kerja yang berat yang pernah terjadi adalah pekerja saat hendak
memasang van belt tanpa sengaja ibu jari tangan kanan terjepit sehingga
mengakibatkan kuku jari terlepas dan kulit terkelupas.
36
Penanggulangan yang dilakukan PT Sango Ceramics Indonesia pada pekerja yang
mengalami kecelakaan kerja dilihat dari seberapa parah luka dari yang dialami pekerja,
apabila hanya luka ringan pekerja hanya ditangani dengan obat-obat P3K yang telah
tersedia. Sedangkan pekerja mengalami luka berat akan berlangsung dilarikan kerumah
sakit untuk pengobatan, karena seluruh pekerja yang berada pada PT Ceramics Indonesia
diberi jaminan kesehatan oleh perusahaan.
37
4.8 Fishbone
MANUSIA Lingkungan
Kurang hati -
hati Rambu peringatan
Masih
mengabaikan APD tidak kurang lengkap
keselamatan digunakan
kerja
FAKTOR – FAKTOR YANG
MENYEBABKAN
KECELAKAAN KERJA
METODE
38
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kerja praktik di PT Sango Ceramics Indonesia dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan sistem keselamatan kerja di PT Sango Ceramics Indonesia Belum
berjalan sesuai dengan Standar Operasional Pekerjaan (SOP) karena masih
banyak karyawan yang sering tidak memakai alat pelingdung diri (APD)
yang sesuai dengan SOP.
2. Para pekerja menyadari bahaya kecelakaan kerja tetapi para pekerja masih
banyak yang mengabaikan keselamatan kerja dengan tidak menggunakan
APD .
5.2 Saran
Dari Kerja Praktik yang telah dilakukan pada PT Sango Ceramics
Indonesia,saran yang dapat diberikan untuk perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan lebih menegaskan para pekerja melalui pelatihan kerja pada
bagian forming ataupun penyuluhan kepada pekerja bagian forming yang
berupaya agar karyawan sadar akan pentingnya APD dalam keselamatan
kerja dan sebaiknya perusahaan juga menekankan para pekerja baik unit
forming maupun unit lain untuk mengenakan APD.
2. Pekerja yang ada pada bagian forming baik laki – laki maupun perempuan
sebaiknya mengikuti prosedur kerja yang ada dengan disiplin dan sadar akan
penggunaan APD yang telah disediakan oleh setiap bagian.
3. Memberikan pengawasan dan panduan kepada oprator mengenai area
berbahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan kelengkapan alat
pelindung diri (APD).
39
DAFTAR PUSTAKA
40
LAMPIRAN
41