Anda di halaman 1dari 32

SURVEILANS DALAM PPI

Himpunan Perawat Pengendali Infeksi Indonesia


(HIPPII)
Biodata
Nama : Ns. Yudi Jaya Cahyana, S.Kep
Status : Menikah, 1 istri, 3 orang puteri
Asal : RSUD AWS SAMARINDA
HP/email : 08125334952 / yudijayacahyana@gmail.com
Pendidikan : S1 Keperawatan Stikes Muh (2009)
Ners Universitas Muh Semarang (2014)
Pengalaman bekerja :
• Perawat Perusahaan tahun 2003-2004
• Perawat RS Pertamedika 2004
• Staf di Akper Pemprop Kaltim 2005-2006
• Staf R. Flamboyan RSUD AWS Samarinda April 2006
• IPCN Purnawaktu PPI RSUD AWS 2014- sekarang
Pelatihan PPI :
• Pelatihan PPI Dasar di Surabaya, Kemenkes tahun 2008
• Pelatihan PPI lanjut di Jakarta, tahun 2009
• Surveilans PPI di Batam, Kemenkes tahun 2011
• TOT PPI di Bangka belitung, Kemenkes tahun 2012
• PPI Dasar sesuai JCI di RSCM, jakarta tahun 2014
• TOT PPI di Malang HIPPII Pusat dan BPSDM, tahun 2017
• IPCN PPI di Surabaya, HIPPII tahun 2018
• IPCN Lanjut di Jakarta, HIPPII tahun 2019
Pendahuluan
INFEKSI NOSOKOMIAL, INFEKSI RUMAH SAKIT
atau HOSPITAL ACQUIRED INFECTION (HAI)
saat ini disebut sebagai
HEALTH CARE ASSOCIATED INFECTIONS (HAIs)

Masalah serius di negara yang berkembang maupun di


negara maju

Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi ( PPI )
3
PENDAHULUAN

O HAIs merupakan komplikasi yang paling


sering terjadi di pelayanan kesehatan
O HAIs menurut CDC: 1.7 juta /thn
O Angka kematian : 99.000/thn

4
Healthcare Associated Infections
(HAIs)
O Indonesia belum memiliki data
validitas berdasarkan
ketentuan yang berlaku
O Data bagaikan fenomena
gunung es
O Kegiatan surveilans pasif
O Tidak dilakukan terus menerus
O Dilakukan oleh orang yang
belum memahami betul proses
surveilans yang benar

5
6
Pengertian Surveilans

Pengumpulan data secara terus menerus,


sistematis, dengan analisis dan diinterpretasi
serta didiseminasikan kepada pihak yang
berkepentingan secara berkala untuk
digunakan dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi program

CDC
7
TUJUAN
SURVEILANS

 Memperoleh data dasar


 Kewaspadaan dini KLB
 Menilai standard mutu pelayanan
 Sebagai sarana mengidentifikasi malpraktek
 Menilai keberhasilan suatu program PPI
 Meyakinkan para klinisi
 Sebagai suatu tolok ukur akreditasi

8
Infeksi Luka
Operasi
Pneumonia/VAP
Pola
mikroorganisme

SURVEILENS Infeksi Saluran


(Masalah yang ada) Kemih

Penggunaan
Antimikroba

Infeksi Aliran
Plebitis
Darah Primer
9
METODE SURVEILANS
 Hospital wide traditional surveillance
Surveilens yang prospektif dan terus menerus mensurvei semua
area perawatan,sumber data catatan, waktu & biaya, metode
pertama yang dilakukan oleh CDC pada tahun 1972
 Periodic Surveillance : secara interval seperti satu bulan dalam
satu semester
 Prevalence Surveillance : menghitung jumlah aktif infeksi
selama periode tertentu, dapat digunakan pada populasi khusus
seperti infeksi mikroorganisme khusus : Methicillin- Resistant
Staphylococcus Aureus (MRSA), Vancomycin Resistant
Enterococci (VRE)
 Target Surveillance : Pendekatan kepada Target surveilens
misalnya terfokus pada critical care unit, operasi kardiotorasik,
transplantasi, hemodialisis,bakteremia,infeksi luka operasi,
Ventilator Associated Pneumonia
 Outbreak threshold : Survei dilakukan ketika terjadi Out break,
Peningkatan hasil kultur positif, Isolasi meningkat
Merencanakan dan Membuat Program ?

Komite dan Tim PPI

Siapa Yang Melakukan Surveilans ?

IPCN dan IPCLN

11
Tahap I : Kriteria Populasi

Tahap IX :
Surveillance
Monitoring dan Planning Tahap II : Penetapan
Evaluasi Prioritas
Surveilans
Tahap III : Penggunaan
Definisi Infeksi

Data
Collections Tahap IV :
Evaluations
Pengumpulan
Data Surveilans

Tahap VIII :
Pelaporan

Communications Analysis

Tahap V : Penghitungan
Tahap VII : dan Analisis
Interpretasi
Rate Infeksi
Interpretations Tahap VI : Stratifikasi
Resiko
12
O Step 1 : Asses / Kaji populasi
O Siapa yang masuk program surveilans :
O Semua pasien?
O Sekelompok pasien?
O Pasien risiko tinggi?
O Step 2 : Pilih outcome (hasil) yang dicari dan

Perencanaan proses surveilans


O Kejadian yang paling sering terjadi
Surveilans
O Dampak biaya
O Diagnosis yang paling sering
O Step 3 : Gunakan definisi baku surveilans
O National Healthcare Safety Network (NHSN)
O CDC/WHO/KEMKES
O NHS

13
O Step 4 : : Pengumpulan data
surveilans
1. Mengumpulkan data surveilans
oleh orang yang telah mendapat
pelatihan, berpengalaman (IPCN,
IPLCN)
Pengumpulan 2. Memilih metode dan sumber yang
DATA tepat
3. Data demografi, faktor risiko,
penggunaan antimikroba, hasil
kultur / biakan
4. Metode observasi langsung
merupakan baku emas

14
O Data terdiri : Nominator dan Denominator.
O Data nominator yaitu jumlah kasus kejadian infeksi
pada pasien yang beresiko, sedangkan data
denominator adalah tabulasi dari pasien yang beresiko
infeksi nosokomial (jumlah hari pemakaian alat atau
jumlah pasien sebagai populasi)
O Menurut NNISS ( National Nosocomial Infection
Surveillance System) denominator adalah jumlah
pasien, dan jumlah hari rawat pasien, total jumlah hari
pemakaian ventilator, central line, kateter urine.

15
FORMULIR SURVEILANS INFEKSI
UNIT : ICU
Bulan : April 2018
HARI PEMAKAIAN ALAT
TANGGAL JML PASIEN VAP Hasil kultur
ETT CVC IVL UC
1 -4-2018 5 4 1 4 5
2- 4-2018 5 4 5 5
3 -4-2018 5 5 4 4
4 -4-2018 5 5 5 5
5- 4-2018 5 5 5 5
6- 4-2018 5 5 5 5
7 -4-2018 5 5 1 4 4 1 (+)
8 -4-2018 5 4 1 4 4 1 (+)
9- 4-2018 5 4 1 4 4
10-4-2018 5 4 5 5
danseterusn
ya 30-4-
2018          

 Total xx 45  4 46 46 2  
16          
O Step 5: Hitung dan analisis angka
rate yang diperoleh
 Insiden rate
O Numerator
O Denominator
Numerator
Rate: --------------- x 100 atau 1000
Denominator
Analisis  Analisis insiden rate
o Ada penyimpangan ?
o Benar? / Bias ?

Step 6 : Terapkan stratifikasi /


pengelompokan
 Kategori risiko
 Jenis operasi
 T. Time ( waktu baku operasi )

17
Analisis

Data harus dianalisis dengan cepat dan tepat, untuk


mendapatkan informasi apakah ada masalah infeksi RS , yang
memerlukan penanggulangan atau investigasi lebih lanjut

18
Menghitung Insiden rate infeksi

 Insiden Rate ISK


Jumlah ISK
------------------------------------ X 1000 ‰
Jumlah hari pemakaian kateter

Contoh:
Bulan Juni 2019 jumlah pasien terpasang kateter urin
menetap 20 orang, total hari pemakaian kateter urin 80
hari. Jumlah pasien ISK 2 (dua) orang.
Rate ISK adalah : 2/80 X 1000 = 25 ‰

19
Workshop Tenaga surveilans Kemkes 33Gr/2014
Menghitung Insiden rate infeksi
 Insiden Rate VAP
Jumlah VAP
------------------------------------ X 1000 ‰
Jumlah hari pemakaian Ventilator
Contoh:
Bulan Juni 2019 jumlah pasien terpasang ventilator mekanik
5 orang. Total hari pemakaian ventilator 20 hari. Jumlah
pasien VAP 4 (empat) orang

Insiden rate VAP adalah 4/20 X 1000 = 200 ‰

20
Menghitung Insiden rate infeksi

 Insiden Rate IADP


Jumlah IADP
------------------------------------ X 1000 ‰
Jumlah hari pemakaian kateter vena sentral

Contoh:
Bulan Juni 2019 jumlah pasien terpasang kateter vena
sentral 10 orang, total hari pemakaian 40 hari.
Jumlah pasien bakteremia 2 (dua) orang.
Rate IADP adalah 2/40 X 1000 = 50 ‰
21
Menghitung Insiden rate infeksi
 Insiden Rate Plebitis
Jumlah Plebitis
------------------------------------ X 1000 ‰
Jumlah hari pemakaian kateter vena perifer

Contoh:
Bulan Juni 2019 jumlah pasien terpasang kateter vena
perifer 50 orang. Total hari pemakaian kateter vena perifer
200 hari . Pasien plebitis 10 orang.
Insiden Rate plebitis adalah 10/200 X 1000 = 50 ‰

22
Menghitung Insiden rate infeksi

Insiden Rate IDO


Jumlah IDO
------------------------ X 100 %
Jumlah pasien yang di operasi

Contoh:
Pada bulan Juni 2019 jumlah operasi sectio 20 orang,
terjadi IDO 2 (dua) orang.
Insiden Rate IDO adalah : 2/20 X 100 = 10 %

23
Step 7 : Interpretasi angka rate
infeksi
- Bandingkan dengan angka bulan
Interpretasi sebelumnya
- Adakah peningkatan ??
- Lihat Rate dari referensi luar
(NHSN,PIDAC,NHS,CDC)

Interpretasi yang dibuat harus menunjukkan informasi


tentang penyimpangan yang terjadi.
Bandingkan angka infeksi RS yang didapat, apakah terjadi
kenaikkan atau penurunan yang cukup tajam.

24
Interpretasi

• Perhatikan kecenderungan menurut jenis infeksi, ruang


perawatan dan patogen penyebab
• Jelaskan sebab peningkatan atau penurunan angka infeksi
• Cari data/keterangan yang mendukung masalah yang
ditemukan

25
KLB Baktermia Enterobacter cloacae
RS X, 2011

26
Step 8: Komunikasikan, gunakan data
utk tindakan perbaikan
 Grafik
 Pie
 Tabel
o Laporan dibuat secara periodik setiap
bulan. Dilaporkan ke Pimpinan RS
Komunikasi triwulan, atau tahunan.
o Laporan dilengkapi dengan rekomendasi
tindak lanjut bagi pihak terkait
o Laporan didesiminasikan kepada pihak
terkait agar dapat memanfaatkan
informasi tersebut untuk menetapkan
strategi pengendalian infeksi

27
Step 9 : Evaluasi sistem
surveilans
 Langkah – langkah proses surveilans /
proses Audit :
 Ketepatan waktu data
Evaluasi  Kualitas data
 Ketepatan analisis
 Hasil penilaian :
 Apakah sistem surveilans sudah sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan

28
Data surveilans utk deteksi KLB
Kasus Acinetobacter baumannii
RS X, Tahun 2018
O Angka dasar
A.baumannii 0-1/bln
O Bln Juli meningkat 
potensial KLB,
Waspada !!
O Bln Okt meningkat tajam
12 kasus  KLB tidak
terkendali

29
Perangkat kerja IPCN dan IPCLN-

O SPO/ petunjuk cara surveilans


O Perangkat kerja / form daftar tilik/cek list
O Perangkat komputer dan program
pengolahan data
O Akses internet

30
KESIMPULAN
Pelaksanaan surveilans merupakan kegiatan yang
penting dalam program PPI
 Pelaksanaan dilakukan oleh individu yang telah
mendapat pelatihan mengenai surveilans

31 Workshop Tenaga surveilans Kemkes 33Gr/2014


Atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai