Anda di halaman 1dari 10

PROFIL INDIKATOR

IAK 10.1 : PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI, SURVEILANS DAN PELAPORAN


IAK 10.1.1 : ANGKA KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI (ILO)

1 Nama Indikator Angka infeksi luka operasi (ILO)


2 Program PPI (Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi)
3 □ Kelayakan □ Effisiensi Efektivitas □ Manfaat □ Ketersediaan

□ Ketepatan waktu Keselamatan □ Kesinambungan
4 Tujuan Untuk mengetahui angka kejadian infeksi pada luka operasi bersih
5 Dasar pemikiran / literatur Standar Akreditasi Rumah Sakit

6 Definisi Operasional Angka kejadian infeksi daerah operasi (IDO) adalah infeksi yang terjadi
pada tempat atau daerah insisi akibat suatu tindakan pembedahan pada
tindakan operasi SC, Laparatomy, Appendictomy yang terjadi sampai
dengan hari ke – 90 pasca operasi
7 Alasan dan implikasi HaIs adalah penyebab signifikan morbiditas dan mortalitas pasien. Personil
kesehatan harus secara aktif terlibat dalam pengawasan, diagnosis, dan
manajemen awal Hals dengan tujuan mengurangi risiko komplikasi dapat
dicegah (IFIK, 2011)
Surveilans HaIs di Negara berkembang dilakukan di 173 ICU di Amerika
Latin, Asia, Afrika dan Eropa sejak bulan Januari 2003 sampai Desember
2008 oleh Konsorsium Pengendalian infeksi Nosokomial Internasional,
menemukan ada sebanyak 155.358 pasien rawat inap dalam studi. Insiden
IADP untuk kateter vena sentral ( CVC ) adalah 7,6 CVC- BSIs per 1.000 hari
pemasangan CVC. Insiden VAP juga lebih tinggi ; 13,6 VAPs per 1.000 hari
pemakaian ventilator. Insiden ISK adalah 6,3 per 1.000 hari pemasangan
kateter urine.
8 Kriteria Inklusi : Seluruh pasien yang dilakukan tindakan operasi di RSU Sumedang

Eksklusi :-
9 Tipe Indikator □ Struktur □ Proses Outcome □ Proses dan outcome
10 Jenis Indikator □ Rate based Persentase □ Lainnya :
11 Numerator Jumlah infeksi luka operasi bersih pada Appendiktomy,Laparatomy,SC
dalam 1 bulan
12 Denomirator Jumlah operasi bersih pada Appendictomy,Laparatomy,SC dalam 1 bulan
13 Cara Pengukuran Jumlah infeksi luka operasi bersih pada Appendiktomy,Laparatomy,SC dalam 1 bulan X 100
Jumlah operasi bersih pada Appendictomy,Laparatomy,SC dalam 1 bulan

14 Target Pengukuran Indikator < 2%

15 Sumber Data □ Medical Record Sistem Pelaporan PPI □ Catatan Data


□ Lainnya □ Laporan Kepuasan Pasien
16 Target Sampel dan Ukuran Seluruh sample
sampel ( n)
17 Tempat Pengambilan Data Ruang Anggrek,Dahlia,Aster,Tulip,ICU,Poli Bedah,Poli Kandungan dsn IBS
18 Metodologi pengumpulan Data Retrospektif □ Concurrent
19 Pengumpul Data IPCN
20 Frekuensi Penilaian Data Harian □ Triwulan Lainnya : Bulanan □ Kuartal
21 Periode Analisa 3 bulan
22 Periode Waktu Pelaporan Bulanan □ Triwulan □ Kuartal □ Lainnya
23 Mohon dijelaskan mengenai  Setelah data dikumpulkan dalam satu bulan,Penanggung Jawab
rencana analisis Unit dan kepala ruangan akan melakukan analisa data terhadap
angka infeksi daerah operasi (IDO). Untuk bulan berikutnya analisa
akan dilakukan pula terhadap kecenderungan kenaikan atau
penurunan angka capaian.
 Dalam 3 bulan dilakukan analisa terhadap hasil kegiatan yang
meliputi : kelengkapan pengisian, kecenderungan, dan
merencanakan tindak lanjut.
Mohon dijelaskan  Data berupa grafik dan rencana tindak lanjut akan disebarluaskan
24 bagaimana hasil data akan / diinformasikan keseluruh ruangan terkait oleh IPCN. Hasil
disebarluaskan pada staff kegiatan dilaporkan kepada Komite PPI, Direktur dan Dinas
Kesehatan. Jika diperlukan dilaporkan ke Kemenkes.
PROFIL INDIKATOR

IAK 10.1.2 : ANGKA KEJADIAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER (IADP)

1 Nama Indikator Angka kejadian Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)


2 Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
3 Dimensi □ Kelayakan □ Effisiensi □ Efektivitas □ Manfaat □ Ketersediaan
□ Ketepatan waktu Keselamatan □ Kesinambungan
4 Tujuan Untuk mengetahui angka kejadian infeksi pada pemasangan infus
5 Dasar pemikiran / literatur Standar Akreditasi Rumah Sakit
6 Definisi Operasional Angka kejadian infeksi aliran darah primer ( IADP ) adalah infeksi yang
terjadi akibat pemasangan kateter intravascular/intra vena line ( infuse )
dengan tanda klinis yang jelas serta tidak ada hubungannya dengan infeksi
ditempat lain dan atau dokter yang merawat menyatakan telah terjadi
infeksi
7 Alasan dan implikasi HaIs adalah penyebab signifikan morbiditas dan mortalitas pasien. Personil
kesehatan harus secara aktif terlibat dalam pengawasan, diagnosis, dan
manajemen awal Hals dengan tujuan mengurangi risiko komplikasi dapat
dicegah (IFIC, 2011)
Surveilans HaIs di Negara berkembang dilakukan di 173 ICU di Amerika
Latin, Asia, Afrika dan Eropa sejak bulan Januari 2003 sampai Desember
2008 oleh Konsorsium Pengendalian infeksi Nosokomial Internasional,
menemukan ada sebanyak 155.358 pasien rawat inap dalam studi. Insiden
IADP untuk kateter vena sentral ( CVC ) adalah 7,6 CVC- BSIs per 1.000 hari
pemasangan CVC. Insiden VAP juga lebih tinggi ; 13,6 VAPs per 1.000 hari
pemakaian ventilator. Insiden ISK adalah 6,3 per 1.000 hari pemasangan
kateter urine.
8 Kriteria Inklusi : Seluruh pasien yang dipasang kateter intravaskuler/intra vena line
( infuse )

Eksklusi : -
9 Tipe Indikator □ Struktur □ Proses Outcome □ Proses dan outcome
10 Jenis Indikator □ Rate based Persentase □ Lainnya :
11 Numerator Jumlah kasus yang terinveksi akibat penggunaan kateter intravaskuler
12 Denomirator Jumlah hasil penggunaan alat intravaskuler dalam 1 bulan
13 Cara Pengukuran Jumlah kasus yang terinveksi akibat penggunaan kateter intravaskuler
X 1000
Jumlah hasil penggunaan alat intravaskuler dalam 1 bulan

14 Target Pengukuran Indikator ≤ 15 ‰


15 Sumber Data □ Medical Record Sistem Pelaporan □ Catatan Data □ Lainnya
□ Laporan Kepuasan Pasien
16 Target Sampel dan Ukuran Seluruh pasien yang dipasang infus
sampel ( n)
17 Tempat Pengambilan Data Seluruh ruangan perawatan
18 Metodologi pengumpulan Data Retrospektif □ Concurrent
19 Pengumpul Data IPCN
20 Frekuensi Penilaian Data Harian □ Triwulan □ Lainnya : Bulanan □ Kuartal
21 Periode Analisa 3 bulan
22 Periode Waktu Pelaporan Bulanan □ Triwulan □ Kuartal □ Lainnya

23 Mohon dijelaskan mengenai  Setelah data dikumpulkan dalam satu bulan, IPCN akan melakukan
rencana analisis analisa data terhadap angka infeksi aliran darah primer (IADP). Untuk
bulan berikutnya, analisa akan dilakukan pula terhadap
kecenderungan kenaikan atau penurunan angka capaian.
 Dalam 3 bulan dilakukan analisa terhadap hasil kegiatan yang meliputi
: kelengkapan pengisian, kecenderungan dan merencanakan tindak
lanjut

Mohon dijelaskan  Data berupa grafik, dan rencana tindak lanjut akan disebarluaskan /
24 bagaimana hasil data akan diinformasikan keseluruh ruangan yang terkait dengan IPCN. Hasil
disebarluaskan pada staff kegiatan dilaporkan kepada komite PPI, Direktur kemudian Dinas
Kesehatan Kabupaten, Dinas Propinsi dan Kemenkes.
PROFIL INDIKATOR

IAK 10.1.3 : ANGKA INFEKSI SALURAN KEMIH AKIBAT PEMASANGAN URINE KATETER ( ISK )

1 Nama Indikator Angka infeksi saluran kemih akibat pemasangan urine kateter ( ISK )
2 Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
3 Dimensi □ Kelayakan □ Effisiensi □ Efektivitas □ Manfaat □ Ketersediaan
□ Ketepatan waktu Keselamatan □ Kesinambungan
4 Tujuan Untuk mengetahui angka kejadian infeksi saluran kemih akibat
pemasangan urine kateter
5 Dasar pemikiran / literatur Standar Akreditasi Rumah Sakit
6 Definisi Operasional Infeksi saluran kemih merupakan jenis infeksi yang terjadi pada saluran
kemih setelah pemasangan urine kateter ≥ 2 x 24 jam (48 jam)
7 Alasan dan implikasi HaIs adalah penyebab signifikan morbiditas dan mortalitas pasien. Personil
kesehatan harus secara aktif terlibat dalam pengawasan, diagnosis, dan
manajemen awal Hals dengan tujuan mengurangi risiko komplikasi dapat
dicegah (IFIC, 2011)
Surveilans HaIs di Negara berkembang dilakukan di 173 ICU di Amerika
Latin, Asia, Afrika dan Eropa sejak bulan Januari 2003 sampai Desember
2008 oleh Konsorsium Pengendalian infeksi Nosokomial Internasional,
menemukan ada sebanyak 155.358 pasien rawat inap dalam studi. Insiden
IADP untuk kateter vena sentral ( CVC ) adalah 7,6 CVC- BSIs per 1.000 hari
pemasangan CVC. Insiden VAP juga lebih tinggi ; 13,6 VAPs per 1.000 hari
pemakaian ventilator. Insiden ISK adalah 6,3 per 1.000 hari pemasangan
kateter urine.
8 Kriteria Inklusi : Seluruh pasien yang dipasang urine kateter
Eksklusi : -
9 Tipe Indikator □ Struktur □ Proses Outcome □ Proses dan outcome
10 Jenis Indikator □ Rate based Persentase □ Lainnya
11 Numerator Jumlah yang terinfeksi akibat penggunaan kateter urine menetap dalam 1
bulan
12 Denomirator Jumlah hari pemasangan urine kateter menetap dalam 1 bulan
13 Cara Pengukuran Jumlah yang terinfeksi akibat penggunaan kateter urine menetap dalam 1 bulan
Jumlah hari pemasangan urine kateter menetap dalam 1 bulan X 1000

14 Target Pengukuran Indikator ≤ 15 ‰


15 Sumber Data □ Medical Record Sistem Pelaporan □ Catatan Data □ Lainnya
□ Laporan Kepuasan Pasien
16 Target Sampel dan Ukuran Seluruh pasien yang dipasang kateter
sampel ( n)
17 Tempat Pengambilan Data Seluruh ruangan perawatan
18 Metodologi pengumpulan Data Retrospektif □ Concurrent
19 Pengumpul Data IPCN
20 Frekuensi Penilaian Data Harian □ Triwulan □ Lainnya Bulanan □ Kuartal
21 Periode Analisa 3 bulan
22 Periode Waktu Pelaporan Bulanan □ Triwulan □ Kuartal □ Lainnya

23 Mohon dijelaskan mengenai  Setelah data dikumpulkan dalam 1 bulan, IPCN akan melakukan
rencana analisis analisa data terhadap angka infeksi saluran kemih (ISK). Untuk bulan
berikutnya analisa akan dilakukan pula terhadap kecenderungan
kenaikan atau penurunan angka capaian.
 Dalam 3 bulan dilakukan analisa terhadap hasil kegiatan yang
meliputi: kelengkapan pengisian, kecenderungan dan merencanakan
tindak lanjut.
Mohon dijelaskan  Data berupa grafik dan rencana tindak lanjut akan disebarluaskan /
24 bagaimana hasil data akan diinformasikan keseluruh ruangan terkait oleh IPCN. Hasil kegiatan
disebarluaskan pada staff dilaporkan kepada Komite PPI, Direktur dan Dinas Kesehatan. Jika
diperlukan dilaporkan ke Kemenkes.
PROFIL INDIKATOR

IAK 10.1.4 : ANGKA KEJADIAN PNUEMONIA AKIBAT PEMAKAIAN VENTILASI MEKANIK (VAP)

1 Nama Indikator Angka kejadian pnuemonia akibat pemakaian ventilasi mekanik (VAP)
2 Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
3 Dimensi □ Kelayakan □ Effisiensi Efektivitas □ Manfaat □ Ketersediaan
□ Ketepatan waktu Keselamatan □ Kesinambungan
4 Tujuan Untuk mengetahui angka kejadian pneumonia akibat pemakaian ventilasi
mekanik
5 Dasar pemikiran / literatur Standar Akreditasi Rumah Sakit
6 Definisi Operasional Angka kejadian Infeksi saluran nafas bawah yang mengenai parenkrin paru
setelah pemakaian ventilasi mekanik > 48 jam dan sebelumnya tidak
ditemukan tanda tanda infeksi saluran nafas
7 Alasan dan implikasi HaIs adalah penyebab signifikan morbiditas dan mortalitas pasien. Personil
kesehatan harus secara aktif terlibat dalam pengawasan, diagnosis, dan
manajemen awal Hals dengan tujuan mengurangi risiko komplikasi dapat
dicegah (IFIC, 2011)
Surveilans HaIs di Negara berkembang dilakukan di 173 ICU di Amerika
Latin, Asia, Afrika dan Eropa sejak bulan Januari 2003 sampai Desember
2008 oleh Konsorsium Pengendalian infeksi Nosokomial Internasional,
menemukan ada sebanyak 155.358 pasien rawat inap dalam studi. Insiden
IADP untuk kateter vena sentral ( CVC ) adalah 7,6 CVC- BSIs per 1.000 hari
pemasangan CVC. Insiden VAP juga lebih tinggi ; 13,6 VAPs per 1.000 hari
pemakaian ventilator. Insiden ISK adalah 6,3 per 1.000 hari pemasangan
kateter urine.
8 Kriteria Inklusi : Seluruh pasien yang dipasang ventilasi mekanik (vap)di ruang icu
dan ruang Melati
Eksklusi : -
9 Tipe Indikator □ Struktur □ Proses Outcome □ Proses dan outcome
10 Jenis Indikator □ Rate based Persentase □ Lainnya permil
11 Numerator Jumlah kasus VAP dalam 1 bulan
12 Denominator Jumlah hari pemasangan alat ventilasi mekanis dalam 1 bulan
13 Cara Pengukuran Jumlah kasus VAP dalam 1 bulan
Jumlah hari pemasangan alat ventilasi mekanis dalam 1 bulan X 1000

14 Target Pengukuran Indikator ≤ 15 ‰


15 Sumber Data □ Medical Record Sistem Pelaporan □ Catatan Data □ Lainnya
□ Laporan Kepuasan Pasien
16 Target Sampel dan Ukuran Seluruh pasien yang dipasang ventilator di ruang ICU dan Melati
sampel ( n)
17 Tempat Pengambilan Data Ruang ICU,Melati
18 Metodologi pengumpulan Data Retrospektif □ Concurrent
19 Pengumpul Data IPCN
20 Frekuensi Penilaian Data Harian □ Triwulan □ Lainnya Bulanan □ Kuartal
21 Periode Analisa 3 bulan
22 Periode Waktu Pelaporan Bulanan □ Triwulan □ Kuartal □ Lainnya

23 Mohon dijelaskan mengenai  Setelah data dikumpulkan dalam 1 bulan, IPCN akan melakukan
rencana analisis verifikasi dan validasi terhadap angka pneumonia akibat pemakaian
ventilasi mekanik (VAP). Untuk bulan berikutnya akan dilakukan
analisa terhadap kecenderungan kenaikan atau penurunan angka
capaian
 Dalam 3 bulan dilakukan analisa terhadap hasil kegiatan yang meliputi
kelengkapan pengisian, kecenderungan dan melaksanakan tindak
lanjut.
Mohon dijelaskan  Data berupa grafik dan rencana tindak lanjut akan disebarluaskan /
24 bagaimana hasil data akan diinformasikan keseluruh ruangan terkait oleh IPCN setelah 3 bulan
disebarluaskan pada staff berupa lembar feedback hasil analisis dan tindak lanjut. Hasil kegiatan
dilaporkan kepada Komite PPI, Direktur dan Dinas Kesehatan Jika
diperlukan dilaporkan ke Kemenkes.
PROFIL INDIKATOR
IAK 10.1.5 : ANGKA PNEUMONIA AKIBAT PERAWATAN YANG LAMA (HAP)

1 Nama Indikator Angka Pneumonia akibat perawatan yang lama (HAP)


2 Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
3 Dimensi □ Kelayakan □ Effisiensi □ Efektivitas □ Manfaat □ Ketersediaan
□ Ketepatan waktu Keselamatan □ Kesinambungan
4 Tujuan Untuk mengetahui angka kejadian pneumoni akibat perawatan yang lama
5 Dasar pemikiran / literatur Standar Akreditasi Rumah Sakit
6 Definisi Operasional Angka kejadian infeksi seluruh nafas bawah yang mengenai parekrin paru
setelah pasien dirawat di Rumah Sakit > 48 jam tanpa dilakukan inkubasi
dan sebelumnya tidak melalui saluran infeksi saluran nafas bawah. HAP
dapat disebabkan tirah baring yang lama (koma / tidak sadar, reflek
gaster).
7 Alasan dan implikasi HaIs adalah penyebab signifikan morbiditas dan mortalitas pasien. Personil
kesehatan harus secara aktif terlibat dalam pengawasan, diagnosis, dan
manajemen awal Hals dengan tujuan mengurangi risiko komplikasi dapat
dicegah (IFIC, 2011)
Surveilans HaIs di Negara berkembang dilakukan di 173 ICU di Amerika
Latin, Asia, Afrika dan Eropa sejak bulan Januari 2003 sampai Desember
2008 oleh Konsorsium Pengendalian infeksi Nosokomial Internasional,
menemukan ada sebanyak 155.358 pasien rawat inap dalam studi. Insiden
IADP untuk kateter vena sentral ( CVC ) adalah 7,6 CVC- BSIs per 1.000 hari
pemasangan CVC. Insiden VAP juga lebih tinggi ; 13,6 VAPs per 1.000 hari
pemakaian ventilator. Insiden ISK adalah 6,3 per 1.000 hari pemasangan
kateter urine.
8 Kriteria Inklusi : Seluruh pasien dengan tirah baring lama (koma/tidak sadar)
Eksklusi : -
9 Tipe Indikator □ Struktur □ Proses Outcome □ Proses dan outcome
10 Jenis Indikator □ Rate based Persentase □ Lainnya
11 Numerator Jumlah kasus HAP dalam 1 bulan
12 Denomirator Jumlah hari rawat pasien tirah baring dalam 1 bulan
13 Cara Pengukuran Jumlah kasus HAP dalam 1 bulan
Jumlah hari rawat pasien tirah baring dalam 1 bulan X 1000

14 Target Pengukuran Indikator ≤ 15 ‰


15 Sumber Data □ Medical Record Sistem Pelaporan □ Catatan Data □ Lainnya
□ Laporan Kepuasan Pasien
16 Target Sampel dan Ukuran Seluruh pasien yang dipasang ventilator
sampel ( n)
17 Tempat Pengambilan Data Ruang ICU,HCU,Melati
18 Metodologi pengumpulan Data Retrospektif □ Concurrent
19 Pengumpul Data IPCN
20 Frekuensi Penilaian Data Harian □ Triwulan □ Lainnya Bulanan □ Kuartal
21 Periode Analisa 3 bulan
22 Periode Waktu Pelaporan Bulanan □ Triwulan □ Kuartal □ Lainnya

23 Mohon dijelaskan mengenai  Setelah data dikumpulkan dalam 1 bulan, IPCN akan melakukan
rencana analisis analisa data terhadap angka pneumonia akibat perawatan yang lama
(HAP). Untuk bulan berikutnya analisa akan dilakukan pula terhadap
kecenderungan kenaikan atau penurunan amhka capaian.
 Dalam 3 bulan dilakukan analisa terhadap hasil kegiatan yang
meliputi: kelengkapan pengisian, kecenderungan dan merencanakan
tindak lanjut.
Mohon dijelaskan  Data berupa grafik dan rencana tindak lanjut akan disebarluaskan /
24 bagaimana hasil data akan diinformasikan keseluruh ruangan terkait oleh IPCN. Hasil kegiatan
disebarluaskan pada staff dilaporkan kepada Komite PPI, Direktur dan Dinas Kesehatan. Jika
diperlukan dilaporkan ke Kemenkes.

Anda mungkin juga menyukai