Anda di halaman 1dari 30

PELATIHAN DASAR

I N F E C T I O N P R E V E N T I O N CONTROL N U R S E
(IPCN)

SURVEILANS
INFEKSI DAERAH OPERASI
(IDO)
Himpunan Perawat Pencegah dan Pengengali Infeksi Indonesia (HIPPII) Pusat
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti pembelajaran ini


peserta mampu melakukan
surveilans IDO
POKOK B A H A S A N
o Konsep Surveilans
o Pengertian IDO
o Stratifikasi Risiko IDO
o Pengumpulan Data IDO
o Pengolahan Data IDO
o Analisa dan Interpretasi
o Pelaporan IDO
PENDAHULUAN

o Tahun 2014, dari 14,2 juta procedure operasi


di USA
o Kejadian IDO 110.800 pada tahun 2015 (CDC)
o Terjadi penurunan angka IDO antara 2015 –
2019 hingga 7%
o Penurunan IDO 9% dikaitkan dengan Surgical
Care Improvement Project (SCIP)NHSN
o Infeksi luka operasi (ILO) , HAIs ke 3 à 14-
16% dari semua infeksi nosokomial di antara
pasien rawat inap di rumahsakit.
DEFINISI
Surveilans infeksi rumah sakit adalah suatu
proses yang dinamis, sistematis, terus menerus
Surveilans merupakan
dalam pengumpulan, identifikasi, analisis dan
proses pengumpulan,
pengolahan, analisis dan interpretasi data kesehatan yang penting pada
interpretasi data secara suatu populasi spesifik dan didiseminasikan secara
sistematik dan terus berkala kepada pihak pihak yang memerlukan
menerus serta penyebaran untuk digunakan dalam perencanaan, penerapan,
kepada unit membutuhkan serta evaluasi suatu tindakan yang berhubungan
dapat mengambil tindakan
dengan kesehatan
(WHO 2004)
(Pedoman Surveilans Kemkes 2011)
Tahap 1 : Kaji Populasi ps

Tahap 2 : Menseleksi Hasil


Proses
Tahap 9 : Surveilance
Monitoring dan Surveillance Planning Tahap 3 : Penggunaan
Evaluasi Definisi Infeksi

Data
Evaluations Collections

Tahap 4 :
Pengumpulan
Data
Tahap 8 : Surveilans
Pelaporan

Communications Analysis

Tahap 7 : Tahap 5 : Penghitungan


Interpretasi Rate Interpretations dan Analisis
Infeksi Tahap 6 : Stratifikasi
Resiko
Pengertian IDO

Infeksi Daerah Operasi (IDO) adalah infeksi yang terjadi


setelah operasi di bagian tubuh tempat operasi
dilakukan. Infeksi dapat berupa infeksi superfisial yang
hanya mengenai kulit dan dapat pula melibatkan
jaringan di bawah kulit, organ, atau bahan implan
Menentukan Tanggal KejadianIDO

Untuk SSI, tanggal kejadian adalah tanggal ketika elemen


pertama yang digunakan untuk memenuhi kriteria infeksi SSI
terjadi untuk pertama kalinya selama periode surveilans SSI.
Tanggal kejadian harus berada dalam periode surveilans SSI
untuk memenuhi kriteriaSSI.

Hari procedure operasi dihitung sebagai hari pertama


Prosedur Operasi (NHSN) :

o Yang termasuk dalam pemetaan kode prosedur operasi


ICD-10-PCS dan atau CPTNHSN
o Minimal ada 1 sayatan, (termasuk laparoskopi dan Burr
Kranial) melalui kulit atau selaputlendir.
o Berlangsung di ruang operasi

Eksklusi :
o Pasien dg ASA Score 6
Kriteria IDO

IDO Insisi Superficial :


o Terjadi dalam waktu 30 hari setelah operasi, dan
o Hanya melibatkan kulit dan jaringan subkutan, dan
o Pasien memiliki salah satu tanda berikut :
- ada drainase purulent
- hasil kultur teridentifikasi adanya microorganism
- Insisi superfisial yang sengaja dibuka oleh ahli bedah/dokter yg
ditunjuk, dan pasien memiliki salah satu gejala nyeri, bengkak, merah
dan panas
- Didiagnosis IDO oleh DPJP
Kriteria IDO
IDO Insisi Dalam (Deep incisional SSI) :
o Terjadi dalam waktu 30 – 90 hari setelah operasi, dan
o Melibatkan jaringan lunak dalam (deep soft tissues), contoh :lapisan fasial
dan otot), dan
o Pasien memiliki salah satu tanda berikut :
- ada drainase purulent
- sayatan dalam yang secara spontan pecah, atau sengaja dibuka atau
disedot oleh ahli bedah, atau dokter yang ditunjuk dan hasil kultur
teridentifikasi adanya microorganism dan pasien mengalami salah
satu gejala : Demam > 38 derajat Celsius, nyeri
- abses atau bukti infeksi lain yang melibatkan sayatan dalam yang
terdeteksi pada pemeriksaan anatomi atau histopatologi, atau tes
pencitraan
Metode Surveilans IDO

IDO membutuhkan :
- monitoring aktif,
- berbasis pd pasien dan
- surveilans secara prosfektif
Metode Pengumpulan Data
SurveilansIDO

o Review Rekam medik pasien


- Masuk rawat, emergensi,kamar operasi
- tanda dan gejala
- Hasil pemeriksaan penunjang
- Catatan Dokter atau tenaga Kesehatanlain

o Visit ke ICU atau ruangan rawat lain


o Survey dokter bedah melaluiemail/telepon
o Survey pasien melaluiemail/telepon
Tiga Faktor Penentu IDO

1. Status Fisik

2. Status Operasi

3. T-Time
ASA
SCORE
ASA SCORE KONDISI PASIEN NILAI SCORE
ASA 1 Pasien sehat 0
ASA 2 dengan gangguna sistemik
ringan-sedang
ASA3 dengan gangguan sistemikberat 1
ASA 4 dengan gangguan sistemik
mengancam nyawa
ASA 5 Pasien tidak diharapkan hidup
walaupun di operasi atautidak
Kondisi Pasien Berdasarkan ASA score
(American Society of AnesthesiologistsScore)
• Berdasarkan :
q Klasifikasi jenis operasi (kategorioperasi)
Ø Bersih 0
Ø Bersih tercemar
Ø Tercemar 1
Ø Kotor}
q Klasifikasi kondisi pasien
Ø ASA : 1 Pasien sehat 0
Ø ASA : 2 dengan gangguna sistemik ringan-sedang
Ø ASA : 3 dengan gangguan sistemik berat
Ø ASA : 4 dengan gangguan sistemik mengancam nyawa
1
Ø ASA : 5 Pasein tidak diharapkan hidup walaupundi
Ø operasi atau tidak
q Durasi operasi
Ø Sesuai dgn waktu yg ditentukan nilai } 0
Ø Lebih dari waktu yg ditentukan nilai } 1
Status Operasi

1. Operasi Bersih
Operasi dilakukan pada daerah/ kulit yang pada kondisi pra bedah tidak
terdapat peradangan dan tidak membuka traktus respiratorius,
gastrointestinal, orofaring, traktus urinarius atau traktusbiller
Operasi terencana dengan penutupan kulit primer, (+/-) drain tertutup

. Operasi Bersih Tercemar


2

Operasi membuka traktus digestivus, traktus biller, traktus urinarius,


traktus respiratorius sampai dengan orofaring, atau traktus reproduksi
kecuali ovarium
Operasi tanpa pencemaran nyata (gross spillage), contoh: pada traktus
billier, apendiks, vagina atauorofaring
Status Operasi

3. Operasi Tercemar
Operasi yang dilakukan pada kulit yang terbuka, tetapi masih dalam
Golden periode

4. Operasi Kotor atau dengan Infeksi

Perforasi traktus digestivus, traktus respiratorius yang terinfeksi


Melewati daerah purulen (InflamasiBakterial)
Luka terbuka > 6 jam setelah kejadian à terdapat jaringan luas ataukotor
Dokter bedahnya menyatakan sebagai operasi kotor/ terinfeksi
Klasifikasi Jenis dan waktu Operasi
Prediksi IDO

Skor 3 : Semua faktor risiko ada


à sangat berpotensi terjadiIDO
Prognosis :buruk

Skor 1-2 : Sebagian faktor risiko ada


à berpotensi IDO

Skor 0 : Tidak ada faktor risiko


à tidak seharusnya terjadiIDO
Prognosis :baik
Contoh Kejadian Infeksi Daerah Operasi

Contoh : 1
Pada bulan Mei 2021:
Jumlah pasien operasi SC 120orang,
Kejadian IDO 2 orang
Maka Insiden Rate IDO adalah : 2/120 X 100 = %
MENGHITUNG KEJADIAN IDO
Contoh Formulir Surveilans IDO
Analisa dan InterpretasiIDO

Kejadian IDO di RS "X" Mei 2021 Kejadian IDO di RS “X” Mei 2021
10 10 7,8
8 6,2
8 4,9
7,8 6
6
6,2 4 2 2 2
4 4,9 2
2 0
SC App Katarak
0
SC App Katarak Capaian target

IDO pada bulan Mei 2021 di RS”X” tertinggi pada kasus operasi Sectio Cesaria mencapai
7,8% diikuti Appendectomy 6,2 % dan Operasi Katarak 4,9%, IDO pada semua jenis
operasi masih jauh lebih tinggi dari target yang ditetapkan.

Penyebab :
Implementasi bundles IDO belum optimal, terutama dalam fase preoperative

Rekomendasi :
Sosialisasi kepada dokter bedah dan perawat bedah tentang bundles IDO
Pelaporan Surveilans

o Laporan Surveilans IDO dariIPCN


kepada Ketua Komite dilakukan
setiap bulan
o Laporan Komite PPI kpdpimpinan
RS setiap 3 bulan
Kesimpulan

o Surveilans IDO harus dilakukan secara aktif


o Dapat digunakan sebagai monitoring dan evaluasi
terhadap implementasi standar pembedahan
o Kolaborasi dan koordinasi antar professional yang
baik dapat menurunkan angkaIDO
Referensi
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai