FACILITY
Oleh :
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian Hipertensi
secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah
yang disebabkan satu atau beberapa faktor risiko yang tidak berjalan sebagai mana
mestinya dalam mempertahankan tekanan darah normal (Wijaya dan Putri, 2013).
tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus menerus lebih
dari suatu periode, dengan tekanan sistolik di atas 140mmHg dan tekanan diastolic
Jadi dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah suatu keadaan tekanan darah
terjadi peningkatan persisten sistolik di atas 140mmHg dan tekanan diastolic di atas
2. Etiologi
2014) :
(Aspiani, 2014)
1) Genetic
untuk mendapatkan penyakit ini. Factor genetic ini tidak dapat dikendalikan,
Laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi untuk
3) Diet
yang bertugas untuk mengolah garam akan menahan cairan lebih banyak dari
4) Berat badan
Factor ini dapat dikendalikan di mana bisa menjaga berat badan dalam
keadaan normal atau ideal. Obesitas (lebih dari 25% di atas berat badan
(hipertensi).
5) Gaya hidup
Pola hidup sehat dapat menghindari factor pemicu hipertensi, seperti tidak
B. Hipertensi Sekunder
apabila ginjal yang terkena diangkat, tekanan darah akan Kembali ke normal
(Aspiani, 2014).
3. Patiofisiologi
di vasomotor, pada medula diotak. Pusat vasomotor ini bermula pada 13 saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui sistem saraf
akan merangsang serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
2013).
4. Pathway
Tanda dan gejala utama hipertensi adalah (Aspiani, 2014) menyebutkan gejala
umum yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak sama pada
setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa tanda gejala. Secara umum gejala yang
a. Sakit kepala.
6. Klasifikasi
Menurut (WHO, 2018) batas normal tekanan darah adalah tekanan darah
sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80 mmHg.
Seseorang yang dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik lebih dari 140
7. Komplikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam jangka
panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ yang
mendapat suplai darah dari arteri tersebut. 16 Komplikasi yang dapat terjadi pada
A. Stroke
Terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak dan akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan darah
tinggi.
B. Infark miokard
Dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat menyuplai
cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk 12 trombus yang bisa
pembentukan bekuan.
C. Gagal jantung
kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendor dan berkurang
memompa, banyak cairan tertahan diparu yang dapat menyebabkan sesak nafas
D. Ginjal
penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-zat yang tidak
dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan
dalam tubuh
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2022 pukul 16:00 waktu Jepang.
A. Karakteristik Demografi
1) Identitas Diri
Nama : Ny. K
Agama : Hindu
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
2) Identitas Keluarga
Nama : Tn. K
3) Riwayat penyakit
sehingga sulit menjaga keseimbangan, dan pernah jatuh hingga patah tulang.
4) Riwayat Keluarga
5) Genogram
v
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
v : Klien
Riwayat hipertensi.
1. Nutrisi
2. Eliminasi
a. BAK
b. BAB
c. Personal Hygene
1) Mandi
2) Oral Hygene
oral care.
C. Status Kesehatan
sekitar 60 tahun. keluhan yang dirasakan seperti Nyeri kepala, kaku tengkuk,
terkadang lemas, sulit tidur dan sering terjaga di malam hari. Gejala yang
sering dirasakan Ny. K yaitu Nyeri kepala, kaku tengkuk, terkadang lemas,
sulit tidur dan sering terjaga di malam hari dengan P: saat kelelahan, terlalu
dan berat, R: kepala dan tengkuk, S: skala 4, dan T: hilang timbul. Kemudian
untuk waktu mulai timbulnya keluhan yaitu saat terlalu banyak beraktivitas,
kelelahan atau tidak minum obat, lalu cara mengatasinya dengan minum obat
dan beristirahat.
Ny. K pernah dirawat di rumah sakit akibat terjatuh saat nyeri dikepalanya
kambuh. Lalu, ekstremitas kanan atas bawah mengalami lemah syaraf yang
menyebabkan kelumpuhan.
3. Pemeriksaan Fisik
TD : 160/90 Mmhg
Suhu : 36,5 C
Nadi : 88 x/Menit
RR : 21 x/Menit
Kesadaran : Composmentis
b. BB/TB
BB: 55 kg
TB: 155 cm
c. Rambut
d. Mata
Bentuk mata simetris reflek cahaya (+), gerakan bola mata (+)
e. Telinga
Mulut tampak bersih, tidak berbau, gigi tidak ada, tidak memakai gigi
g. Dada
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak mengalami batuk, pola nafas 20
x/menit irama regular, pergerakan dada intercosta, tidak ada otot bantu
pernafasan
Auskultasi : suara nafas normal, tidak ada bunyi wheezing dan ronchi,
h. Abdomen
i. Kulit
Turgor kulit tidak baik Kembali lebih dari 3 detik, temperatur hangat.
Tidak ada luka pada bagian tubuh klien. Terdapat perubahan warna kulit
menghitung.
j. Ekstremitas atas
Terdapat kelemahan otot pada kedua tangan, tidak terdapat bekas trauma
dan arteri radialis teraba jelas, tidak ada benjolan, tidak ada udem pada
ekstremitas atas
k. Ektremitas bawah
0 4
0 3
Penilaian mobilisasi
penuh.
dalam perawatan.
3. Diagnosa Keperawatan
4. Intervensi Keperawatan
Terapeutik
1. Berikan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(hypnosis, akupresure,
terapi music, dll)
2. Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (missal, suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan
tidur
4. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri.
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri.
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
4. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
5. Ajarkan Teknik
nonfarmakologis
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetic (jika perlu)
Edukasi
1. Anjurkan melapor jika
berat badan bertambah
lebih 1KG dalam
sehari
2. Anjurkan melapor jika
haluaran urin kurang
dari 0,5ml/kg per jam
dalam 6 jam
3. Ajarkan cara
mengukur dan
mencatat asupan dan
haluaran cairan
4. Ajarkan cara
membatasi cairan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
diuretic
2. Kolaborasi
penggantian
kehilangan kalium
akibat diuretic
3. Kolaborasi pemberian
Continous Renal
Replacement Teraphy
(CRRT)
5. Implementasi
15 D.0077 1. Melakukan DS :
R : tengkuk dan
bahu
S:4
T : Hilang timbul
DO :
Tekanan darah
160/90 mmHg
RR 21 kali
permenit
Nadi 88 kali
permenit
08:30 2. Mengajarkan DS :
kenyamanan
DO:
Pasien tampak
lebih rileks
permenit
ada bengkak di
kaki kanan
DO :
Terdapat edema
perifer pada kaki
kanan
membatasi cairan
DO :
Pasien terlihat
tertarik untuk
mempelajari cara
membatasi cairan
16 D.0077 1. Melakukan DS :
R : tengkuk dan
bahu
S:3
T : Hilang timbul
DO :
Tekanan darah
140/90 mmHg
RR 18 kali
permenit
Nadi 88 kali
permenit
08:30 2. Mengajarkan DS :
DO:
Pasien tampak
lebih rileks
permenit
DO :
1. Pada makan
masing-masing
minum 200CC
2. Haluaran urin
pada jam 12
250CC
cairan sudah
mengkonsumsi
cairan sesuai
anjuran perawat
dan dokter
DO :
Pasien pada jam 12
400CC
17 D.0077 1. Melakukan DS :
Q : nyeri nyut-
nyutan ringan
R : tengkuk dan
bahu
S:2
T : Hilang timbul
DO :
Tekanan darah
130/90 mmHg
RR 16 kali
permenit
Nadi 80 kali
permenit
08:30 2. Mengajarkan DS :
DO:
Pasien tampak
lebih rileks
sudah 3 kali.
Pasien mengatakan
diuretic sesudah
makan
DO :
1. Operan dinas
perawat malam
jam 5 pagi
terdapat urin
200CC
2. Setelah makan
siang terdapa
250CC urin
pada pispot
12 siang 500,
output pada
jam 12 siang
450CC
cairan sudah
mengkonsumsi
cairan sesuai
anjuran perawat
dan dokter
DO :
Intake output
hampir seimbang
6. Evaluasi
keperawatan
1. 17 oktober D.0077 S:
berhubungan berkurang
cidera beraktifitas
O:
RR 16 kali permenit
Nadi 80 kali permenit
A:
P:
dalam
2. 17 oktober D.0022 S:
berhubungan
O:
dengan
Tekanan darah 130/90 mmHg
gangguan
RR 16 kali permenit
gangguan
Nadi 80 kali permenit
mekanisme
Intake pada jam 12 siang 500,
regulasi
output pada jam 12 siang 450CC
dibuktikan
dengan
A:
edema perifer Hipervolemi berhubungan dengan
perifer
P:
Lanjutkan intervensi
cairan
7. Daftar Pustaka
Aspiani, R.Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta : Trans Info
Media.