Anda di halaman 1dari 18

TUGAS SISTEM RUJUKAN GUGUS PULAU

Oleh :

Pamela Hetharion ( P07120118081)

Tingkat : IIIB

POLITEKNIK KESEHATAN KMENKES MALUKU

JURUSAN KEPERAWATAN AMBON

AMBON

2020
A. Konsep dasar Gugus pulau

1. Karakteristik dan Tipologi pulau-pulau kecil

a. Definisi pulau-pulau kecil

Keputusan menteri kelautan dan perikanan Nomor 41 Tahun 2000 tentang

“Pedoman umum pengelolaan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan dan Berbasis

Masyarakat” menyebutkan bahwa : “pulau-pulau kecil/ gugusan pulau-pulau kecil

adalah kumpulan pulau-pulau yang secara fungsional saling berinteraksi dari sisi

ekologis, ekonomi sosial dan budaya, baik secara individual maupun secara sinergis

dapat meningkatkan skala ekonomi dari pengelolaan sumberdaya.”

b. Batasan pulau kecil

Definisi pulau kecil menurut keputusan menteri kelautan dan perikanan nomor 41

tahun 2000, tersebut memberikan batasan dan karakteristik pulau-pulau kecil

sebagai berikut:

1) Pulau yang ukuran luasnya kurang atau sama dengan 10.000 km², dengan

jumlah penduduknya kurang atau sama dengan 200.000 orang

2) Secara ekologis terpisah dari pulau induk (mainland island), memiliki batas

fisik yang jelas , dan terpencil dari habitat pulau induk sehingga bersifat

insular.

3) Memiliki sejumlah jenis biota endemik dan keanekaragaman biota yang

tipikal dan bernilai ekologis tinggi

4) Daerah tangkapan (catchment area) relatif kecil sehingga sebagian besar

aliran permukaan dan sendimen akan langsung masuk kelaut

5) Kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat pulau-pulau bersifat khas

dibandingkan dengan pulau induknya.

c. Karakteristik pulau-pulau kecil


Karakteristik pulau-pulau kecil merupakan pengertian yang terintegrasi satu dengan

yang lainnya ,baik secara fisik, ekologis ,sosial,budaya dan ekonomi, yang meliputi:

1) Secara Fisik

a) Terpisah dari pulau besar

b) Dapat membentuk satu gugus pulau atau berdiri sendiri

c) Lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor hidro-klimat laut

d) Luas pulau kurang dari 10.000 km², dan sangat rentan terhadap

perubahan alam atau manusia seperti : bencana angin badai

,gelombang tsunami , letusan gunung berapi, fenomena kenaikan

permukaan air laut(sea level rise) dan penambangan

e) Substrat yang ada dipesisir biasanya bergantung pada jenis biota

yang ada disekitar pulau ,dan biasanya didominasi oleh terumbu

karang atau jenis batuan yang ada dipulau-pulau tersebut

f) Kedalaman laut rata-rata antar pulau-pulau kecil sangat ditentukan

oleh kondisi geografis dan letak pulau-pulau kecil . Pada daerah

paparan benua kedalaman rata-rata antar pulau adalah diatas kurang

dari 100.

2) Secara Ekologis

a) Habitat ekosistem pulau-pulau kecil cenderung memiliki spesies

endemik yang tinggi dibandingkan proporsi ukuran pulaunya

b) Memiliki resiko perubahan lingkungan yang tinggi, misalnya akibat

pencemaran dan kerusakan akibat aktifitas trasportasi laut dan

aktifitas penangkapan ikan, akibat bencana alam seperti gempa,

gelombang, tsunami, penambangan,dll.

c) Memiliki keterbatasan daya dukung pulau (ketersediaan air tawar dan

tanaman pangan)
d) Melimpahnya biodiversitas laut.

3) Secara Sosial Budaya Ekonomi

a) Ada pulau yang berpenghuni dan tidak

b) Penduduk asli mempunyai budaya dan kondisi sosial ekonomi yang

khas

c) Kepadatan penduduk sangat terbatas/rendah(hal ini berdasarkan

daya dukung pulau dan air tanah)

d) Ketergantungan ekonomi lokal pada perkembangan ekonomi luar

pulau induk atau kontinen

e) Keterbatasan sumber daya manusia.

f) Aksesibilitas( ketersediaan sarana prasana ) rendah dengan

trasportasi maksimal 1 kali sehari, disamping faktor jarak dan waktu

yang terbatas.

2. Karakterisitk dan tipologi gugus pulau

a. Definisi pulau

Dalam pengertian secara umum, gugus pulau dapat diartikan sebgai berikut:

“ gugus pulau adalah sekumpulan pulau-pulau yang secara geografis saling

berdekatan, dimana ada keterkaitan erat dan memiliki ketergantungan/interaksi

antar ekosistem, kondisi ekonomi, sosial dan budaya, baik secara individual

maupun secara berkelompok.”

b. Batasan dan karakteristik gugus pulau

1) Secara fisik

a) Secara geografis merupakan sekumpulan pulau yang saling

berdekatan, dengan batas fisik yang jelas antar pulau.

b) Dalam satu gugus pulau,pulau kecil dapat terpisah jauh sehingga

bersifat insuler
c) Lebih banyak dipengaruhi oleh faktor hidro-klimat laut

d) Pengertian satu gugus pulau tidak terbatas pada luas pulau, jumlah

dan kepadatan penduduk

e) Biasanya pada pulau kecil dalam gugus pulau terdapat sejumlah jenis

biota endemik dengan keanekaragaman biota yang tipikal dan bernilai

ekonomis tinggi

f) Pada wilayah tertentu, gugus pulau dapat merupakan sekumpulan

pulau besar dan kecil atau sekumpulan pulau kecil dengan daratan

terdekat (propinsi/kabupaten/kecamatan) dimana terdapat saling

ketergantungan pada bidang ekonomi, sosial dan budaya.

g) Gugus pulau dapat terdiri dari sekumpulan pulau,atol atau gosong

(gosong adalah daratan terumbu karang yang hanya muncul pada

permukaan air pada saat air surut) dan daratan wilayah terdekat

(dapat terdiri dari propinsi/kabupaten/kecamatan)

h) Kondisi pulau-pulau kecil sangat rendah terhadap perubahan yang

bersifat alamiah (bencana angin, badai,gelombang,tsunami,letusan

gunung berapi) atau karena pengaruh manusia (fenomena kenaikan

air laut,pencemaran/polusi, sedimentasi, erosi dan penambangan)

2) Secara Ekologis

a) Habitat atau ekosistem gugus pulau cenderung memiliki spesies

endemik.

b) Semakin besar jumlah pulau yang terdapat dalam satu gugus pulau

maka akan lebih besar kecenderungan jumlah biota endemik

c) Memiliki jenis ekosistem yang sama pada setiap pulau.

d) Melimpahkan biodiversitas/keanekaragaman jenis biota laut.

3) Secara Sosial Budaya Ekonomi


a) Penduduk asli mempunyai adat buadaya dan kebiasaan yang hampir

sama dan kondisi sosial ekonomi yang khas.

b) Ketergantungan ekonomi lokal pada perkembangan ekonomi luar

pulau besar/induk atau kontinen.

c) Aksesiblitas (ketersediaan sarana prasaran) rendah dengan

trasportasi kearah pulau induk maksimal 1 kali sehari, disamping

faktor jarak dan waktu yang terbatas.

3. Konsep gugus pulau dimaluku

a. Sedang Dijangkau (Gugus I, Iii&Iv)

1) Gugus Pulau I:

a) Kabupaten Buru:

 Kecamatan Air Buaya

 Kecamatan Waepo

 Kecamatan Namlea

 Kecamatan Bata Bual

 Kecamatan Waplau

b) Kabupaten Buru Selatan

 Kecamatan Waesame

 Kecamatan Leksula

 Kecamatan Ambalau

 Kecamatan Kepala Madan

 Kecamatan Namrole

Biota Laut : produk unggulan ikan hias, rumput laut dan kepiting.
2) Gugus Pulau III (Seram Utara)

a) Kabupaten Maluku Tengah:

 Kecamatan Seram Utara

 Kecamatan Seram Timur

Biota Laut : mutiara, udang dan lola.

3) Gugus Pulau IV:

a) Kabupaten Seram Bag. Timur:

 Kecamatan Gorom

 Kecamatan Geser

 Kecamatan Wakate

 Kecamatan Amasekaru

 Kecamatan Kesui

 Kecamatan Seram Utara Timur

Biota Laut : rumput laut, kerapu, lola, bulu babi, dan lola.

b. Mudah Dijangkau (Gugus Pulau II, V, VI, & VII)

1) Gugus Pulau II :

a) Kabupaten Seram Bagian Barat:

 Kecamatan Kairatu

 Kecamatan Seram Barat

 Kecamatan Huamual Belakang

 Kecamatan Taniwel

Biota laut : produk unggulannya mutiara, teripang rumput laut dan ikan hias

2) Gugus Pulau V:
a) Kabupaten Maluku Tengah:

 Kecamatan Amahai

 Kecamatan Masohi

 Kecamatan Tehoru

3) Gugus Pulau VI:

a) Kabupaten Maluku Tengah:

 Kecamatan Teon Nila Serua (TNS)

 Kecamatan Banda

Biota laut : terdapat berbagai jenis  mutiara rumput laut

4) Gugus Pulau VII:

a) Kota Ambon:

 Kecamatan Nusaniwe

 Kecamatan Sirimau

 Kecamatan Teluk Ambon

 Kecamatan Baguala

 Kecamatan Leitimur

b) Kabupaten Maluku Tengah:

 Kecamatan Saparua

 Kecamatan Nusalaut

 Kecamatan P. Haruku

 Kecamatan Salahutu

 Kecamatan Leihitu

 Kecamatan Leihitu Barat

Biota laut : Kekayaanya ikan hias, kerapu, rumput laut dan batulaga.
c. Sulit Dijangkau (Gugus Pulau VIII – XII) 

1) Gugus Pulau VIII:

a) Kab. Maluku Tenggara

 Kecamatan Kei kecil

 Kecamatan Kei besar

 Kecamatan Kei besar utara

 Kecamatan Kei besar selatan

 Kecamatan Kei kecil timur

 Kecamatan Kei barat

b) Kota Tual:

 Kecamatan PP. Kur

 Kecamatan PP. Dullah Selatan

 Kecamatan Dullah Utara

 Kecamatan Tayando Tam

Biota laut : budidaya rumput laut,  kerapu, ikan hias dan lola.

2) Gugus Pulau IX:

a) Kabupaten Kep. Aru:

 Kecamatan PP. Aru

 Kecamatan Aru Utara

 Kecamatan Aru Tengah

 Kecamatan Aru Selatan

Biota laut : budidaya rumput laut, udang, kerapu, kepiting dan teripang.

3) Gugus Pulau X:

 Kecamatan Tanimbar Selatan


 Kecamatan Wormaktian

 Kecamatan Wertambrian

 Kecamatan Selaru

 Kecamatan Tanimbar Utara

 Kecamatan Yaru

 Kecamatan Wuarlabobar

 Kecamatan Kormomolin

 Kecamatan Nirunmas

Biota laut : hasil mutiara, rumput laut, teripang dan lola.

4) Gugus Pulau XI:

a) Kabupaten Maluku Barat Daya:

 Kecamatan PP. Babar

 Kecamatan Babar Timur

 Kecamatan Mdona hiera

Biota luat : Disini kaya rumput laut, teripang lola dan kerapu, serat terakhir.

5) Gugus Pulau XII:

a) Kabupaten Maluku Barat Daya:

 Kecamatan PP. Terselatan

 Kecamatan Damer

 Kecamatan Wetar

 Kecamatan Leti

 Kecamatan Moa Lakor

Biota laut : kerapu, tirang dan batu laga.


PETA PROPINSI MALUKU
PETA PULAU AMBON

Saat ini saya berada pada Gugus Pulau VII Kabupaten Maluku Tengah Kecamatan

Leihitu Barat tepatnya pada desa Lilibooi (telah saya tandai pada gambar )

Daftar Gambar
B. Konsep Matra Laut

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1215/ Menkes/SK/XI/2001 tentang

pedoman kesehatan matra pasal 1 menyebutkan bahwa Kesehatan Matra adalah bentuk

khusus upaya kesehatan diselenggarakan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal dalam lingkungan matra yang serba berubah. Matra adalah

berpindahnya/perubahan dari satu tempat ke tempat lain yang tidak sama tempatnya dan

berpengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan manusia dalam lingkungan tersebut.


Upaya kesehatan berguna untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental terhadap

lingkungan yang berubah baik di lingkungan darat, laut dan udara. Ruang lingkup

kesehatan matra adalah kesehatan lapangan, kesehatan kelautan dan bawah air,

kesehatan kedirgantaraan.

Kesehatan lapangan meliputi kesehatan haji, kesehatan transmigrasi, kesehatan

dalam penanggulangan korban bencana, kesehatan di bumi perkemahan, kesehatan

dalam situasi khusus, kesehatan lintas alam, kesehatan bawah tanah, kesehatan dalam

penanggulangan keamanan dan ketertiban masyarakat, kesehatan dalam operasi dan

latihan militer di darat. Kesehatan kelautan dan bawah air meliputi kesehatan pelayaran

dan lepas pantai, kesehatan penyelaman dan hiperbarik, kesehatan dalam operasi dan

latihan militer di laut. Sedangkan kesehatan kedirgantaraan meliputi kesehatan

penerbangan dirgantara dan kesehatan dalam operasi dan latihan militer dirgantara.

1. Pengertian Kesehatan Matra

Matra adalah dimensi atau lingkungan atau wahana atau media tempat

seseorang atau  sekelompok   orang   melangsungkan   hidup serta melaksanakan

kegiatan. Kondisi   matra  adalah keadaan dari  seluruh  aspek pada   matra  yang

serba berubah dan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan pelaksanaan

kegiatan   manusia   yang   hidup   dalam   lingkungan   tersebut. Kesehatan   matra

adalah upaya kesehatan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan

mental guna menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah secara bermakna

baik di lingkungan darat, laut dan udara. Kesehatan Kedirgantaraan adalah kesehatan

matra yang berhubungan dengan penerbangan dan kesehatan ruang angkasa dengan

keadaan lingkungan yang bertekanan rendah (hipobarik) (NafsiahMboi, 2013). Menurut

Keputusan Menteri Kesehatan Pasal 1,ayat 1 dan 2, No.1215

Tahun   2001   tentang   Pedoman   Kesehatan  Matra,  jenis-jenis   kesehatan  matra
meliputi :1. Kesehatan lapangan 2. Kesehatan kelautan dan bawah air 3. Kesehatan

kedirgantaraan.

2. Ruang Lingkup Kesehatan Matra

Upaya kesehatan berguna untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental

terhadap lingkungan yang berubah baik di lingkungan darat, laut dan udara. Ruang

lingkup kesehatan matra adalah kesehatan lapangan, kesehatan kelautan dan bawah

air, kesehatan kedirgantaraan.

 Kesehatan Lapangan

Kesehatan matra darat, disebut dengan Kesehatan lapangan yang meliputi kegiatan :

a. KesehatanHaji

 Sasaran : CJH, petugas Kesehatan dan non kesehatan

 Kegiatan :

 Pemeriksaan kesehatan awal dan akhir

 Promosi kesehatan

 Peningkatan Kesehatan fisik dan mental

 Imunisasi

 Surveilen Epidemiologi Penyakit

 Higiene dan Sanitasi

 Pelayanan Medik dan Keperawatan

 Pelayanan Evakuasi danrujukan
 Identifikasi dan Administrasi jenazah

 Pelayanan Safari wukuf

 Penanggulangan KLB

 Perbekalan Kesehatan

 Pencatatan dan pelaporan.

b. Kesehatan transmigrasi

Sasaran : Calon transmigran dan petugas pendamping

Kegiatan :

 Pemeriksaan Kesehatan

 Promosi Kesehatan

 Surveilen Epidemiologi Penyakit

 Imunisasi

 Pelayanan Medik dan keperawatan

 Evakuasi dan rujukan

 Pencatatan dan pelaporan

 Pencegahan penyakit potensial KLB

 Pelaksanaan Higiene dan sanitasi
 Penyemprotan/fogging rumah

Daftar pustaka

Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku, 2007, Model Pengelolaan Pulau-

pulau Kecil Berbasis Minawisata Bahari di Provinsi Maluku, (Model Pembelajaran di

Pulau Dullah, Kabupaten Maluku Tenggara.

Ralahalu Karel Albert, 2007, Pembangunan Daerah Kepulauan dan Visi Maluku 2030,

Menjadikan Maluku Sebagai Daerah Industri Barbasis Sumber Daya Kelautan Paling

Kompetitif di Indonesia, PT. Bintang Ilmu, Jakarta.

Mboi, Nafsiah. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 61

Tahun 2013 Tentang Kesehatan Matra. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai