Disusun Oleh:
Nur Fatkhiyah Indriyani, S.Kep
A31701026
Karya Tulis Ilmiah Akhir Ners adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber
baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
NIM : A31701026
Tanda Tangan :
Laporan Hasil Ujian Karya Tulis Iliniah Akhir Ners telah Diterima dan
Disetujui oleh Pembimbing Ujian Program hers Keperawatan STIKES
Muhammadiyali Gombong pada:
1•embiybing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Progmm
Studi
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini STIKes Muhammadiyah Gombong berhak menjimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, meraivat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama say a
sebagai penulis/ pcncipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian
pemyataan ini saya buat dengan sehenarnya.
ABSTRAK
Kata Kunci: cedera kepala berat gangguan perfusi jaringan cerebral, head up.
ABSTRACT
Keywords: severe head injury, cerebral tissue perfusion disorder, head up.
Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Akhir
Ners ini dengan judul “Analisis asuhan keperawatan pada pasien cedera kepala
berat dengan masalah keperawatan gangguan perfusi jaringan cerebral di Ruang
Instalasi Gawat Darurat RSUD PROF. DR. Margono Soekarjo Purwokerto”.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW sehingga penulis mendapat kemudahan dalam menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini.
Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Hj. Herniyatun, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, selaku Ketua STIKES
Muhammadiyah Gombong.
2. Isma Yuniar, M.Kep, selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKES
Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing I yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan pengarahan.
3. Darono, S.Kep., Ns. selaku pembimbing II yang telah berkenan memberikan
bimbingan dan pengarahan.
4. Dadi Santoso, M.Kep., Ns, selaku Kordinator Program Ners Keperawatan
STIKES Muhammadiyah Gombong.
Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan
mendapat balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Alloh SWT. Tiada
gading yang tak retak, maka penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya. Akhir kata
semoga karya Karya Ilmiah Ners ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING.....................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
ABSTRACT..........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR.........................................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan ......................................................................................... 5
C. Manfaat ....................................................................................... 5
BAB II KONSEP DASAR ............................................................................. 6
A. Konsep Medis ............................................................................ 6
B. Konsep Dasar Masalah Keperawatan...............................................15
C. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori.........................................18
BAB III METODE STUDI KASUS.....................................................................35
A. Desain Studi Kasus...........................................................................35
B. Subyek Studi Kasus..........................................................................35
C. Fokus Studi Kasus.............................................................................36
D. Definisi Operasional..........................................................................36
E. Instrumen Studi Kasus.......................................................................36
F. Teknik Pengumpulan Data.................................................................37
G. Lokasi dan Studi Kasus.....................................................................38
H. Analisis Data dan Penyajian Data......................................................38
I. Etika Penelitian Studi Kasus...............................................................39
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN...........................................41
A. Profil Lahan Praktek.........................................................................41
BAB I
PENDAHULUA
N
A. Latar Belakang
Cedera kepala merupakan penyakit neurologis yang paling sering terjadi
diantara penyakit neurologis lainnya yang biasa disebabkan oleh kecelakaan,
meliputi: otak, tengkorak ataupun kulit kepala saja (Brunner&Suddart, 2010).
Cedera kepala juga merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan
utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat
kecelakaan lalu lintas (Price dan Wilson, 2012).
Saat ini prevalensi cedera kepala di Amerika terdapat sekitar 5,3 juta orang
dengan kecacatan akibat cedera kepala (Moore & Argur, 2009). Cedera kepala
di Eropa tahun 2017 insidensi mencapai 500 per 100.000 populasi (Nurfaise,
2017). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, insiden
cedera kepala di Indonesia menunjukkan sebanyak 100.000 jiwa meninggal
dunia (Depkes RI, 2013). Di Jawa Tengah terdapat kasus cedera kepala yang
sebagian besar disebabkan karena kecelakaan lalu lintas dengan jumlah kasus
23.628 dan 604 kasus di antaranya meninggal dunia, sedangkan di Kebumen
tahun 2017 terdapat 5 korban meninggal akibat cedera kepala (Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah, 2017).
Meninggal/ kematian akibat cedera kepala sering terjadi pada usia
produktif terutama di negara berkembang. Hal ini disebabkan karena mobilitas
yang tinggi di usia produktif, sedangkan kesadaran untuk menjaga keselamatan
di jalan masih rendah disamping penanganan pertama yang belum benar dan
rujukan terlambat (Awalludin, 2009).Cedera kepala sebagian besar terjadi
akibat kecelakaan lalulintas. Hal ini disebabkan oleh tingginya kecelakaan lalu
lintas terutama sepeda motor (Mansjoer, 2012). Penyebab utama cedera kepala
berat adalah kecelakaan sepeda motor (50%), jatuh (21%) dan kekerasan
(12%). Insidens tertinggi terjadi pada rentang umur 15-24 taun dengan angka
kejadian lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan (Bendo, 2016).
tolehan kepala ke salah satu sisi juga harus dihindari, tapi harus diperhatikan
disini pada pasien hipovolemia HE 30 degree tadi bisa menyebabkan
penurunan TD (Smeltzer, 2012).
Hasil penelitian Bajamal (2012) menunjukkan bahwa dengan posisi head
0
up 30 perfusi dari dan ke otak meningkat sehingga kebutuhan oksigen dan
metabolisme meningkat ditandai dengan peningkatan status kesadaran diikuti
oleh tanda-tanda vital yang lain. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pemberian
posisi kepala flat 0’ dan elevasi 30’ pada pasien cedera kepala bertujuan
memberikan keuntungan dalam meningkatkan oksigenasi. Suplai oksigen
terpenuhi dapat meningkatkan rasa nyaman dan rileks sehingga mampu
menurunkan intensitas nyeri kepala pasien dan mencegah terjadinya perfusi
jaringan serebral (Sunardi dkk, 2011).
Cedera kepala merupakan kegawat daruratan yang harus ditangani secara
tepat dan cermat. Penatalaksanaan awal penderita cedera kepala pada dasarnya
memiliki tujuan untuk sedini mungkin memperbaiki keadaan umum serta
mencegah cedera kepala sekunder. Penanganan yang dilakukan saat terjadi
cedera kepala adalah menjaga jalan nafas penderita, mengontrol perdarahan
dan mencegah syok, imobilisasi penderita, mencegah terjadinya komplikasi
dan cedera sekunder. Setiap keadaan yang tidak normal dan membahayakan
harus segera diberikan tindakan resusitasi pada saat itu juga (Hardi, 2008).
Berdasarkan data yang didapatkan dari instalasi gawat darurat RSUD Prof.
Dr. Margono Soekarjo Purwokerto data cedera kepala masuk dalam 10 besar
kasus yang terjadi di instalasi gawat darurat. Oleh karena banyaknya kasus
cedera kepala tersebut, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh
tentang Asuhan Keperawatan pada pasien Cedera Kepala Berat dengan
Masalah Keperawatan Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral di Instalasi Gawat
Darurat RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
5
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk mengetahui
Asuhan Keperawatan pada klien Cedera Kepala Berat dengan masalah
keperawatan Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral di ruang Instalasi Gawat
Darurat RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan hasil pengkajian pada klien cedera kepala berat dengan
Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral.
b. Memaparkan hasil diagnosa keperawatan pada kliencedera kepala berat
dengan Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral.
c. Memaparkan perencanaan keperawatan yang dilakukan pada klien
cedera kepala berat dengan Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral.
d. Memaparkan implementasi keperawatan yang dilakukan pada klien
cedera kepala berat dengan Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral.
e. Memaparkan evaluasi keperawatan yang dilakukan pada klien cedera
kepala berat dengan Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral.
f. Memaparkan pengaruh head up 15-30˚ terhadap perubahan tanda-tanda
vital pada klien dengan gangguan Perfusi Jaringan Cerebral
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Praktek Keperawatan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi
tambahan mengenai asuhan keperawatan pada klien cedera kepala berat
dengan Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral.
2. Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat dipublikasikan secara luas
kepada pihak akademis, sehingga dapat dijadikan sumber referensi dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien cedera kepala berat dengan
Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral.
1
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M.Z. (2013). Cedera Kepala : Teori dan Penanganan. Jakarta: Sagung
Seto.
Dinkes Jateng. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017.
Semarang: Dinkes Jateng
Gururaj, G., Kolluri S.V.R., Chandramouli, B.A. (2015). Traumatic Brain Injury.
India : national Institute of Mental Health & Neuro Sciences Bangalore
Hardi. (2008). Penanganan Awal Pada Pasien Cedera Kepala. Jakarta : EGC.
Joose P, Smit G, Arendshorst RJ, Soedarmo S, Ponsen KJ, Goslings JC. Outcome
and prognostic factors of traumatic brain injury in a Jakarta University
2
Moore K.R., Argur K.M. R. (2009). Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipocrates.
Nurfaise. (2017). Hubungan derajat cedera kepala dan gambaran CT Scan pada
penderita cedera kepala di RSU Dr. Soedarso. Medan: Universitas
Sumatera Utara.
Smeltzer et al. (2012). Buku Ajar Keperwatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
1
Lampiran
HEAD UP IN MANAGEI¥IENT INTRACRANIAL
FOR HEAD INJURY
Paper Evidence Based Practice (Ebp)
Deni Wahyudi'
Program Magister llmu Keperawatan Konsentrasi Keperawatan Kritis
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Perawatan merupakan inter disipliner untuk focus pasien dengan cedera pada otak
karena traumatik dengan mengobati cedera otak primer dan membatasl kerusakan otak
lebih lanjut dari cedera sekunder. Pada perawatan unit intensif perawat memiliki
peran integral dalam mencegah cedera otak sekunder, namun sedikit yang
diketahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian perawat tentang risiko
cedera otak sekunder. Tu uan mengetahui variable mana yang fisiologis dan
situasional mempengaruhi penilaian perawat unit intensif yang peduli risiko pasien
untuk cedera otak sekunder, manajemen memfasilitasi dengan intervensi
keperawatan, dan manajemen dengan berkonsultasi anggota Iain dari tim
kesehatan dalam perawatan. Metode, Tahapan metode yang digunakan dengan
survey beberapa faktor. Sketsa mencerminkan kompleksitas scenario kehidupan
nyata secara acak dihasilkan 'dengan menggunakan nilai yang berbeda dari masing-
masing variable independen. Survei yang berisi sketsa dikirim keperawat di 2
tingkat pusat trauma. Regresi digunakan untuk menentukan variable mempengaruhi
penilaian tentang cedera otak sekunder. Hasil, Penilaian tentang risiko cedera otak
sekunder dipengaruhi oleh saturasi oksigen dari seorang pasien tersebut, tekanan
intrakranial, tekanan perfusi serebral, mekanisme cedera, dan diagnosis utama,
serta dengan pergeseran keperawatan. Penilaian tentang intervensi dipengaruhi
oleh saturasi oksigen pasien, tekanan intra kranial, dan tekanan perfusi serebral
dan dengan pergeseran keperawatan. Penentuan awal yang dilakukan oleh
perawat adalah variabel yang paling signifikan dari prediksi tindak lanjut penilaian.
Kesimnulan. Perawat perlu standar, berbasis bukti yang nyata dari manajemen
cedera otak sekunder pada pasien sakit kritis dengan cedera otak akibat
Kata kunci : intracranial, manajemen, cedera
ABSTRACT
Interdisciplinary care for patients with traumatic brain injury focuses on treating the
primary brain injury and limiting further brain damage from Intensive
care unit nurses have an integral role in preventing secondary brain injury; however,
little is known about factors that influence nurses’ judgments about risk for
secondary brain injury. Objective To investigate which physiological and situational
variables influence judgments of intensive care unit nurses about patients’ risk for
secondary braininjury, management solely with nursing interventions, and
management by consulting another member of the health care team. Methods A
multiple segment factorial survey design was used. Vignettes reflecting the
complexity of real-life scenarios were randomly generated by using diPerent values
of each independent variable. Surveys containing the vignettes were sent to nurses
at 2 level I trauma centers. Multiple regression was used to determine which variables
influenced judgments about secondary brain injury. Results Judgments about risk for
secondary brain injury were influenced by apatient’s oxygen saturation, intracranial
pre9sure, cerebral perfusion pressure, mechanism of injury, and primary diagnosis, as
well as by nursing shift. Judgments about interventions were influenced by a patient’s
oxygen saturation, intracranial pressure, and cerebral perfusion pressure and by
nursing shift. The initial judgments made by nurses were the most significant variable
predictive of follow-up judgments. Conclusions Nurses need standardized, evidence-
based content formanagement of secondary brain injury in critically ill patients with
traumatic brain injury.
Keywords : intracranial, management. injury
Jurnal Kesehatan Komunitas indonesia Vol. 11. No. 1 Maret 2015
PENDAHULUAN
OtaK yang beratnya 2% dari berat badan menerima 1/6 dari darah yang
dtpompa oleh jantung dan menggunakan 20% oksigen yang diperlukan tubuh
merupal‹an pusat vital yang sangat peka terhadap keadaan hipoksia maupun
trauma. Kalau jaringan lain mampu mentolerir hipoksia selama satu jam ie\api
jaringan otak nanya dalam tiga menit. Begitu juga trauma sangat berpengaruh
terhadap fungsi dari otak itu sendiri sebagai pusat semua sistem didalam tubuh
manusia. Sabah satu penyebab hipoKsia otak dan trauma otak adalah
kenaikan tekanan intrakranial yang berlebthan.
METODE
Metode review literatur befuoa analisis jurnal keperawatan yang memoahas
penelitian vang berkaitan dengan manajemen penanganan peningkatan
tekanan
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 11. No. 1 Maret 2015
intra kranial dalam pasien yang mengalami cedera kepala atau head injury
dengan menggunakan head up salah satunya yang dilaksanakan oleh Patricia
Hasilnya ada pola atau trend yang menunjukkan bahwa kepala pada
tempat tidur yang ditinggikan akan meningkatkan vasospasme. Sebagian
kelompok , tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pasien pada posisi yang
berbeda dari kepala yang ditinggikan tempat tidurnya. Memanfaatkan Iain
langkah analisis varians, nilai P berkisar 0,34-0,97, baik melampaui 05. Hal
H‹'nil I 'j s in t‘fnn«yezne7tr Intrnc'raitioI for /Jrc‹/ in/tzr¿’ 6‹//›r’r / \ '‹/‹’//‹ ‹• //r/,s r/ /’/ ‹z‹ r/i r' \ Kh|›) I3tlji
1Yah›’udi
Pathway PTIK
Compresi vena
Stagnasi darah
CBF menurun
Perfusi menurun
Saran
Diharapkan kedepannya ada penelitian terkait dengan pengukuran
tel‹anan intrakranial pada pasien dengan trauma kepala yang dapat
diimplementasikan diruangan khususnya diruangan NCCU.
DAFTAR PUSTAKA
Dal, C. L., Keane. N. J., Bir, C. A., Ryan, A. G., Xu, L., & VandeVord, P. J.
(2012). Head orientation affects the intracranial pressure response
resulting from shock wave loading in the rat. Journal of Biomechanics,
45(15), 2595- 602. doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.jbiomech.2012.08.024
Diajukan Oleh :
B. PEMERIKSAAN
1. Primary Survei
a. Airway
1) Terdapat secret pada jalan nafas
2) Jalan nafas paten
b. Breathing
1) lrama nafas temtur
2) Menggunaan oiot bantu pernafasaan
3) Nafas cepat dan dangkal
4) RR.32x/m
7) Sistem kardiovaskular
Bentuk simetns, nadi 82 x/m. akral dingin, pucat, tidak
ada pembesaian vena juguJaris
8) Sistem pencemaan
Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak mual dan
9) Sistem musculoskeletal
a) Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah
l2)Pemeriksaan Penunjang
Pasien : Sdr. A
Tanggal : 29 — 04 — 2018
No. Lab. 18045355
Dokter : dr. Anni Masithoh
C. ANALISA DATA
1. 22 april S -
2018 O : Pasien tampak mengalami penuninan kesadaran
Jam 06.15 GCS : E2 V2 M4
WIB - Posisi kepala 15" lebih tinggi dari
kaki TD: 145/72 mmhg
N : 94x/m
- S : 37N'C
- RR: 28x/m
- Terpasang o2 NRM 10 Lpm
A : Masalah keperawatan ketidakefektifan perfusi
jaringan cerebral belum teratasi
Indicator A T H
Tekanan darah 3 5 4
sistolik
Tekanan 2 5 4
intracranial
Tekanan darah 3 5 4
diastolic
Sakit kepaia 2 5 3
Muntah 3 5 5
Kegelisahan 3 5 4
Kognisi 3 5 4
Penurunan 3 5 3
tingkat
kesadaran
2 5 5
Keterangan:
1 : Berat 4 : Ringan
2 : cukup berat 5: Tidak ada
3 : Sedang
P :lanjutkan intervensi :
- Monitor dan dokumentasikan status
nerologis dengan GCS
- Monitor tingkat kesadaran
2. 22 april S : -
2018
Jam 06.15 O: Pasien masih mengalami penurunan kesadaran,
kesadaran Somnolen E2V2 M4, tampak sekret,
tidak ada sianosis, masih terdengar bunyi napas
tambahan (ngorok), Pemeriksaan vital sign : TD:
145/72 mmHg, RR 28x/m, N: 94x/m, S : 37,2"C
tambahan
Tidnk ada tanda- 2 5 5
tanda sianosis
RR dalam batas 2 4 2
normal
Keterangan:
1 : Berat 4 : Ringan
2 : cukup bernt 5: Tidak
3 : Sedang
P: Lanjutkan Intervensi:
Monitor suara nafas tambahan
- Monitor status 02 pasien sebelum, saat
dan sesudah suction
ASUHAN KEPERAWATAN CIDERA KEPALA BERAT PADA Nn.
MDENGAN MA.SALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN
PERFUSI JARINGAN CEREBRAL DI RUANG IGD
RSTID DR. MARGONO SOEKARJO
PIJRWOKERTO
Diajukan Dleb :
A. IDENTITAS
1. Identitas klien
Nama : Nn. M
Jenis kelamin : Perempuan
Vmw : Tahun
Alamat : Banyumas
Agama : Islam
Pendidikan : Smp
Pekeqaan
No. RM 02048698
Diagnosa Medis : COB
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn.
T
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 42Tahun
Alamat : Banyumas
Pekejaan : wiraswasta
Hub.dengan klien : Ayah
B. PEMERIKSAAN
1. Primary Survei
9) Sistem musculoskeletal
a) Kekuatan otot, ekstremitas atas din bawah
C. ANALISA DATA
S : 37‘C
Spo2 : 96%
2 DS: - Ketidakefektifan Hiperventilasi
DO: Pasien dengan penurunan pola nafas
kesadaran GCS 8 E1 M5V2
34
E. INTERVENSI
6 april 2018 s : -
Ham 06.30 0 : Pasien dengan penurunan kesadaran GCS 8
WIB EIM5V2, tingkat kesadaran somnolen. Pasien
terlihat gelisah akral dingin, CRT>3 detik, HB :
9.8 Mg/dL
TD : 119/86
mmhg N 102 x/m '
SI6’C
RR:30tm
5po2 : 96%
A : Masalah keperawatan perfusi cerebral teratasi
sebaban
Indicator A T H
Tekanan darah 3 5 4
sistolik
Tekanan 2 5 4
intracranial
Tekanan darah 3 5 4
d1dStO)1G
Sakit kepala 2 5 3
Muntah 3 5 5
Kegelisahan 3 5 4
Kognisi 3 5 4
terganggu
Penurunan 3 5 5
tingkat
kesadaran
Pingsan 2 5 5
Keterangan:
I : Berat 4 : Ringan
2 : cukiip berat 5: Tidak
ada 3 : Sedang
P :lanjutkan intervensi :
- Monitor GCS
Monitor TIK
pasien
- Monitor TTV
2. 6 april 2018 S : -
Jam 06.30 O: Pasien masih mengalami penurunan kesadaran,
WIB kesadaran Somnolen, GCS El M5 V2. Terpasang
o2 NRM 8 lpm. Masih terdapat lendir dan suara
stridor .Pemeriksaan vital sign : TD:
119/86mmHg, RR 30x/m, N: l02x/m, S : 36"C,
Spo2 : 96%
A: Masalah Keperawatan ketidakefektifan pola
nafas belum teratasi
Indikator A ’T B
Frekuensi nafas 2 4 2
normal (16 - 24)
Penggunaan otot 2 3 3
bantu nafas
Kepatenan jalan 3 § 4
nafas
Keterangan:
I : Berat 4 : Ringan
2 : ciikup berat 5: Tidak
ada 3 : Sedang
P :lanjutkan intervensi
- Monitor status oksigenasi
- Monitor status pemafasan
ASUHAN KEPERAWATAN CIDERA KEPALA BERAT PADA Sdr. P
DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN PERUFSI JARINGAN
CEREBRAL DI RUANG IGD RStJD PROF. DR. MARGONO
SOEKARJO PURWOKERTO
Diajukan Oleh :
B. PEMERIKSAAN
1. Primary Survei
a. Airway
1) Tidak terdapat secret pada jalan nafas
2) Jalan nafas paten
b. Breathing
1) Irama nafas teraiur
2) Menggunaan otot bantu pernafasaan
3) Nafas cepat dan dangkal
4) RR 28x/m
c. Circulation
bakteri. Ceffriaxone
merupakan obat
anñbiotik Obat ini
bCk8rja dengan cara
menghambal
pertumbiihan that.tTTi
atau inembunuh liaktcri
dalam tubuh
4. .\ !ii rain Inl 500 m3 IV Unttik mcriiigankan rasa
wait, tcriitama nyeri
ktilik dan sakit sctclah
opurasi yang di
rodtiksi olch
intcrbat.
12) Pemeriksaan Penunjang
Pasien : Sdr. P , Tanggal : 15 — 04 — 2018
No. Lab. 16039565
Dokter : dr. Marini Nendrawati
SOOT 33 U/L 15 - 27
SGPT 15 UfL 14 - 59
Mg/dL 14.98 — 39.52
Kreatinin darah 0.79 Mg/dL 0.55 - 1.02
Lula darah sewaktu 136 Mg/dL <= 200
Natrium 145 MinolfL 134 - 146
E. INTERVENSI
NO KRITERIA BASIL INTERVENSI
l5 april S : -
2018 O : pasien tampak tidak sadar, GCS 9
Jam 06.10 E2M5V2 (somnolen), tampak
WIB menggunakan neck collar,
AkraJ hangat, crt<2 detik . hb : 11.2 Mg /
dL Hasil TTV :
TD: l30/66mmhg
Nadi l00vm
RR : 26x/m
S : 36‘C
Spo2 : 97%«
A : Masalah keperawatan perfusi jaringan
cerebral teratasi sebagian
Indicator A T H
Tekanan darah 3 5 4
sistolik
Tekanan 2 5 4
Intracranial
Tekanan darah 3 J 4
diastoliC
Sakit kepala 2 S 3
Muntah 3 5 5
Kegelisahan 3 5 4
Kogoisi 3 5 4
tcrgaztggu
3 5 5
kesadaran
Pingsan 2 5 5
Keteiangan:
1 : Berat 4 : Ringan
2 : cukup berat 5: Tidak ada
3: Pedsng
P :lanjutkan intervensi
- Monitor GCS
- Monitor TIK pasien
- Monitor TTV
- Lanjutkan terapi pem&rian obat
2. 15 april S :
2018 O: Pasien masih mengalami penurunan
Jam 06.10 kesadaran, kesadaran Somnolen, GCS E2
MS V2. Masih teipasang o2 NRM 81pm.
Pemeriksaan vital sign : TD:
130/66mmHg, RR 26x/m, N: l00x/m, S :
36‘C
A: Masalah Keperawatan ketidakefektifan
Indikator A T i1
Frekuensi nafas 2 4 2
normal (16 — 24)
Penggunaan otot 2 3 3
bantu nafas
Kepatenan jalan 3 5 4
Keterangan:
1 : Berat 4 : Ringan
2 : cukup bemt 5: Tidak ada
3 : Sedang
P :lanjutkan intervensi
- Monitor status oksigenasi
- Monitor status pemafasan
KEGIATAN BIMBINGAN
tg
*' ;) aduz