Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PELAKSANAAN

DENGAN KLIEN HALUSINASI

Judul SPTK : Sp 1 pasien


Hari/tanggal : Selasa, 31 Mei 2022
Interaksi ke : 1
A. Proses Keperawatan
Kondisi klien : Klien tampak berbicara sendiri dan gelisah, komunikasi verbal
lambat dan klien tampak bingung.
Topik : Membantu pasien mengenal, cara mengontrol dan menghardik
Tujuan : Pasien dapat mengenali halusinasi yang di alaminya dan dapat mengontrol
halusinasi
Tindakan : Membantu pasien mengenal halusinasi dan melatih pasien mengontrol
halusinasi (menghardik halusinasi)
B. Strategi Komunikasi
Fase Orientasi :
“Selamat pagi Ibu. Saya suster Agatha, saya yang akan merawat Ibu hari ini. Nama
Ibu siapa? Senang dipanggil apa?”. “Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apakah ada
keluhan saat ini?”. “Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang
selama ini Ibu dengar? Tetapi tidak nampak wujudnya? Dimana kita duduk? Diruang
tamu? Mau berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit?”
Fase Kerja :
“Apakah Ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara itu?”.
“Apakah terus menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan Ibu sering mendengar
suara itu? Berapa kali sehari dialami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah
pada waktu sendiri?”. “Apa yang Ibu rasakan pada saat mendengar suara itu? Apa
yang Ibu lakukan pada saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara
itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar mencegah suara itu timbul?”. “Ibu, ada 3
cara untuk mengatasi atau mencegah suara-suara itu muncul! Pertama, dengan
menghardik suara tersebut, kedua dan ketiga melakukan aktivitas yang sudah
terjadwal, keempat minum obat teratur”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu yaitu dengan menghardik cara nya
adalah saat suara itu muncul, langsung Ibu bilang pergi saya tidak mau dengar, saya
tidak mau dengar kamu karena suara itu palsu! begitu diulang-ulang sampai suara itu
tidak terdengar lagi. Coba sekarang peragakan! Bagus coba lagi! Iya bagus Ibu.”
Fase Terminasi :
“Bagaimana perasaan Ibu setelah memeragakan latihan tadi? Kalau suara itu muncul
lagi, silahkan coba cara tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihan, mau jam
berapa? Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan
suara-suara dengan cara yang kedua? Ibu maunya jam berapa? Bagaimana kalau 3
jam lagi? Baiklah, sampai jumpa nanti Ibu.”

Judul SPTK : Sp 2 pasien


Hari/tanggal : Selasa, 31 Mei 2022
Interaksi ke : 2
A. Proses Keperawatan
Kondisi klien : Klien tidak tampak berbicara sendiri dan masih gelisah, komunikasi
verbal meningkat dan klien masih tampak bingung.
Topik : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang
lain.
Tujuan : Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang
lain
Tindakan: Membantu pasien mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
orang lain
B. Strategi Komunikasi
Fase Orientasi :
“Selamat pagi Ibu. Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul? Apakah sudah dipakai cara yang kita latih tadi? Berkurangkah suara-
suaranya? Bagus! Sesuai janji kita tadi, saya akan melatih cara kedua untuk
mengontrol halusinasi dengan orang lain kita akan latih selama 5 menit, mau disini
saja Ibu?”
Fase Kerja :
“Cara kedua untuk mencegah atau mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
dengan orang lain, jadi kalau Ibu mulai mendengar suara-suara langsung saja cari
teman untuk diajak ngobrol. Contohnya begini “Tolong, saya mulai mendengar suara-
suara itu lagi” begitu Ibu, coba Ibu lakuakan seperti yang saya lakukan. Ya, begitu.
Bagus! Nah, latih terus ya Ibu! Disini Ibu juga dapat mengajak perawat atau pasien
lain untuk bercakap-cakap”
Fase Terminasi :
“Bagaimana perasaan Ibu setelah latihan ini, jadi sudah ada beberapa cara yang Ibu
pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus! Cobalah kedua cara ini kalau Ibu
mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukan dalam jadwal kegiatan
sehari ini. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah, nanti lakukan secara teratur,
sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan kesini lagi. Kita akan latihan
cara yang ketiga, yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Ibu mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10 pagi? Tempatnya disini lagi ya Bu. Sampai besok ya Ibu,
Selamat pagi”.

Judul SPTK : Sp 3 pasien


Hari/tanggal : Rabu, 1 Juni 2022
Interaksi ke : 3
A. Proses Keperawatan
Kondisi klien : Klien tidak tampak berbicara sendiri dan tidak merasa gelisah,
komunikasi verbal semakin meningkat dan klien tidak tampak bingung.
Topik : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan melaksanakan aktivitas
terjadwal
Tujuan : Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan melaksanakan aktivitas
terjadwal
Tindakan:
B. Strategi Komunikasi
Fase Orientasi :
“Selamat pagi Ibu. Masih ingat dengan saya? Bagaimana perasaan Ibu hari ini?
Apakah sudah dipakai dua cara yang telah dilatih kemarin”. “Bagaimana hasilnya?”
“Sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah
halusinasi, yaitu melakukan aktivitas terjadwal”. “Bagaimana kalau kita mengobrol?
Baik, kita duduk diruang tamu, berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit”
Fase Kerja :
“Apa saja kegiatan pagi yang biasa dilakukan Ibu? Jam berikutnya apa yang
dilakukan?”. “Wah, banyak sekali kegiatan! Mari kita latih dua kegiatan hari ini dapat
dilakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih
lagi”
Fase Terminasi :
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita mengobrol cara yang ketiga untuk mencegah
suara-suara? Bagus sekali! Bisa Ibu sebutkan tiga cara yang telah kita latih untuk
mencegah suara-suara? Bagus sekali! Mari kita masukan dalam jadwal kegiatan
sehari-hari Ibu. Coba lakukan sesuai jadwal ya”. “Bagaimana kalau menjelang makan
siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta guna obat, mau jam
berapa? Bagaimana kalau jam 12? Diruang makan ya! Sampai jumpa Ibu”

Judul SPTK : Sp 4 pasien


Hari/tanggal : Rabu, 1 Juni 2022
Interaksi ke : 4
A. Proses Keperawatan
Kondisi klien : Klien tidak tampak berbicara sendiri dan komunikasi verbal semakin
meningkat
Topik : Melatih pasien minum obat secara teratur
Tujuan : Pasien dapat minum obat secara teratur
Tindakan: Melatih pasien minum obat secara teratur
B. Strategi Komunikasi
Fase Orientasi :
”Selamat siang Ibu. Bagaimana perasaan Ibu? Apakah suara-suara masih muncul?
Apakah sudah digunakan tiga cara yang sudah kita latih? Apakah jadwal kegiatan
sudah minum obat? Baik, hari ini kita akan diskusi sekitar 15 menit ya Ibu”
Fase Kerja :
“Ibu adakah bedanya setelah minum obat secara teratur, apakah suara yang Ibu
dengar berkurang atau hilang, minum obat sangat penting agar suara yang Ibu dengar
dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang Ibu minum?
Ini warna orange, gunakan untuk menghilangkan suara-suara. Obat berwarna putih
gunakan untuk Ibu merasa rileks dan kaku. Dan yang merah jambu, untuk
menenangkan pikiran dan menghilangka suara-suara, selama obat ini diminum 3x
sehari setiap pukul 07.00 pagi, 13.00 siang dan 19.00 malam. Kalau suara-suara
sudah hilang obat nya boleh dihentikan. Nanti konsultasi dengan dokter, sebab kalau
putus obat Ibu akan kambuh dan sulit sembuh seperti keadaan semula. Ibu juga harus
teliti saat minum obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar-benar milik Ibu bukan milik
orang lain, baca kemasannya, pastikan minum obat pada waktunya. Dengan cara yang
benar yaitu minum sesudah makan dan tepat jamnya”.
Fase Terminasi :
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap mengenai obat? Sudah berapa
cara yang kita lakukan untuk mencegah suara-suara itu muncul bisa Ibu sebutkan?
Bagus! Mari kita masukan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan Ibu, jangan
lupa pada waktu minum obat minta obat dengan perawat atau pada keluarga
dirumah”. “Besok kita akan ketemu untuk melihat empat cara mencegah suara yang
telah kita bicarakan”. “Ibu mau jam berapa? Bagaimana jam 9? Sampai jumpa,
selamat pagi Ibu”

Anda mungkin juga menyukai