Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIK PROFERI NERS

STASE KEPERAWATAN JIWA

LAPORAN KASUS (ASUHAN KEPERAWATAN) DAN


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
PADA Tn. H DENGAN MENARIK DIRI DAN PERILAKU KEKERASAN
PERIODE 18–27 JANUARI 2021

DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Hanik Endang Nihayati, S.Kep., Ns., M.Kep.

DISUSUN OLEH:
Nafidatun Naafi’a 132013143013
Ayu Saadatul Karimah 132013143014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
KASUS

Tn. H (28 tahun) datang ke Psychiatric Ward karena di rumah marah-marah dengan memukul
tembok rumah. Di awal pengkajian Tn.H mengatakan “Tembok itu sangat menyebalkan. Dia
bilang bahwa aku itu kuda yang kalah perang.”. 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, Tn. H
suka menyendiri di kamar, tidak mau makan dan tidak mau mandi. Hal itu terjadi sejak H
ditinggal kawin pacar yang sangat dicintainya, karena ayah pacarnya tidak mau punya
menantu yang tidak punya pekerjaan tetap. Tn. H mengatakan “Ayah pacarku itu sungguh
memandang remeh padaku dan membuatku kehilangan pacarku.”
FORMULIR PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNAIR

Ruangan rawat : Bangsal Psikiatri Tanggal dirawat : 18 Jan. 2021

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. H (L/P) Tanggal Pengkajian : 21 Jan. 2021
Umur : 28 tahun No. Rekam Medis : 2021.XX.XX.XX
Informan : Klien dan keluarga

II. ALASAN MASUK


Keluarga mengatakan Tn. H mulai sering marah-marah setelah Tn. H ditinggal menikah
dengan orang lain oleh pacarnya, karena ayah pacarnya tidak mau menerima Tn. H
sebagai menantu karena Tn. H tidak memiliki pekerjaan tetap. Tn. H biasanya
melampiaskan amarahnya dengan memukul tembok rumahnya dengan alasan tembok
tersebut mengejeknya. Selain itu, 1 minggu sebelum dibawa ke rumah sakit, Tn. H suka
menyendiri di kamar, tidak mau makan dan tidak mau mandi.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya: Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasil
3. Usia Pelaku Usia Korban Usia Saksi
a. Aniaya fisik 28 th
b. Aniaya seksual
c. Penolakan 28 th
d. Kekerasan dalam keluarga
e. Tindakan kriminal
Jelaskan (No. 1, 2, & 3): Klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya,
sehingga tidak menjalani perawatan kesehatan jiwa apapun.
Klien sering marah-marah yang diungkapkan dengan cara
memukul tembok rumahnya sejak ditolak oleh ayah
pacarnya. Klien atau keluarga mengatakan klien tidak pernah
melakukan kekerasan atau tindakan lain kepada anggota
keluarga.
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? Ya Tidak
Hubungan keluarga : ≠
Gejala :≠
Riwayat pengobatan/perawatan: ≠
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:
Klien ditolak atau ditentang untuk berpacraan oleh ayah pacarnya karena klien tidak
memiliki pekerjaan tetap dan ditinggal menikah oleh pacarnya dengan orang lain.
Masalah Keperawatan:
 Perilaku Kekerasan
 Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran

IV. FISIK
1. Tanda-tanda vital: BP : 130/100 mmHg HR : 98 ×/menit
RR : 21 ×/menit T : 37,2 C
2. Ukur : TB : 172 cm BB : 65 kg
3. Keluhan fisik : Ya Tidak
Jelaskan : Klien tidak mengeluhkan hal yang berkaitan dengan fisik
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan: : Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: Tinggal serumah
Jelaskan: Klien merupakan anak tunggal dan tinggal serumah dengan ayah dan
ibunya.
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri : Klien mengatakan tidak membenci tubuhnya. Menurut klien,
badannya memiliki proporsi yang bagus.
b. Identitas : Klien dapat menyebutkan nama, jenis kelamin, dan usianya
dengan benar.
c. Peran : Klien mengatakan sebelum dibawa ke rumah sakit, klien bekerja
tidak tentu. Tapi klien sering membantu dan bekerja di warung
didekat rumahnya.
d. Ideal diri : Klien mengatakan ingin segera sembuh & keluar dari rumah sakit.
e. Harga diri : Klien mengatakan dia pandai dalam hal olahraga dan terkadang
memimpin saat melakukan olahraga pagi bersama dengan pasien
lainnya.
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti:
Klien mengatakan orang yang berarti baginya adalah kedua orang tuanya dan
pacarnya yang telah menikah dengan orang lain.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Klien pernah ikut dalam kepengurusan Karang Taruna saat masih remaja. Namun,
beberapa tahun terakhir klien tidak mengikuti kegiatan kelompok atau masyarakat
didaerahnya. Sebelum sakit, klien dapat mengikuti kegiatan seperti ronda.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Klien mengatakan malu dan tidak ingin berinteraksi atau berbicara dengan orang
lain dilingkungannya. Ia merasa malu karena beberapa kali diejek temannya
karena ditinggal menikah dengan orang lain oleh pacarnya.
Masalah Keperawatan:
Isolasi Sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Klien mengatakan percaya dengan adanya Tuhan dan
beragama Islam.
b. Kegiatan ibadah : Klien mengatakan jarang beribadah (sholat dan berdoa).
Masalah Keperawatan:
Distress Spiritual

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan: Klien berpenampilan rapi dengan baju rawat.
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren
Apatis Lambat Membisu Tidak mampu me-
mulai pembicaraan
Jelaskan: Klien tidak mampu untuk memulai pembicaraan dan hanya
menjawab/berbicara saat ditanya. Klien terkadang menjawab pertanyaan
perawat dengan suara yang keras dan cepat apabila menyinggung tentang
pacarnya.
Masalah Keperawatan:
Risiko Perilaku Kekerasan
3. Aktivitas Motorik
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
TIK Grimasen Tremor Kompulsif
Jelaskan: Klien kadang terlihat tegang, gelisah, dan berperilaku berlebihan.
Terkadang, tiba-tiba pasien terlihat marah dengan mata melotot dan
tangan mengepal saat menatap ke arah tertentu.
Masalah Keperawatan:
Risiko Perilaku Kekerasan
4. Alam Perasaan
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Agitasi
Jelaskan: Klien merasa sedih karena ditinggal menikah pacarnya dan ingin
segera pulang ke rumahnya.
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan: Wajah klien kadang kadang bereaksi pada beberapa emosi yang kuat
stimulusnya saat menanggapi pertanyaan dan berkumpul dengan pasien
lainnya. Namun, beberapa saat atau terkadang wajah klien menunjukkan
ekspresi marah yang berlebihan.
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
6. Interaksi Selama Wawancara
Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung
Kontak mata kurang Defensif Curiga
Jelaskan: Klien terkadang hanya berdiam diri saat ditanyai dan beberapa kali
terlihat tersinggung. Klien tidak melakukan kontak mata saat pengkajian.
Masalah Keperawatan:
Gangguan Interaksi Sosial
7. Persepsi
Halusinasi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecap Penghidu
Jelaskan: Klien mengatakan sebal dengan tembok rumahnya dan tembok di kamar
rawatnya karena beberapa kali mengejeknya.
Masalah Keperawatan:
Gangguan Persepsi Sensori
8. Proses Pikir
Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Flight of ideas Blocking Pengulangan pembicaraan
atau perseverasi
Jelaskan: Pembicaraan dengan klien berbelit-belit dan beberapa kali diulangi.
Terkadang klien tiba-tiba berhenti berbicara atau bercerita.
Masalah Keperawatan:
Gangguan Interaksi Sosial
9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
Jelaskan: Klien mengatakan ia selalu memikirkan pacarnya.
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistik Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir
Jelaskan: Tidak ada
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
10. Tingkat Kesadaran
Bingung Sedasi Stupor Disorientasi
Waktu Tempat Orang
Jelaskan: Klien memiliki orientasi yang sempurna. Klien dapat mengenali orang
disekitarnya dengan tepat, mengetahui bahwa dirinya dirawat di rumah
sakit, dan dapat menyebutkan waktu dengan tepat.
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
11. Memori
Gang. daya ingat jangka panjang Gang. daya ingat jangka pendek
Gang. daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan: Klien dapat mengingat kejadian/peristiwa, baik yang terjadi dalam waktu
dekat atau lama. Klien juga dapat menjawab dengn tepat saat ditanya
tentang kegiatan yang dilakukan sehari-hari.
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih Tidak mampu berkomunikasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan: Klien dapat berhitung dengan baik dan benar secara berurutan. Namun,
saat diajak berbicara, perhatian klien mudah teralihkan atau tiba-tiba
tidak memperhatikan perawat yang menanyai.
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
13. Kemampuan Penilaian
Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan: Klien dapat mengambil keputusan sederhana saat dibantu oleh perawat,
misalnya klien dapat memilih untuk mandi terlebih dahulu saat diberikan
pilihan mandi atau makan.
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
14. Daya Tilik Diri
Mengingkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan: Klien mengakui bahwa dirinya dibawa ke rumah sakit karena memukuli
tembok rumahnya dan merusak beberapa barang. Tapi dia mengatakan
hal itu terjadi karena ia diejek oleh tembok rumahnya dan apabila ayah
pacarnya tidak menolaknya, maka dia tidak akan berada disini.
Masalah Keperawatan:
Koping Defensif

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi.menyediakan kebutuhan.
Ya Tidak Ya Tidak
Makanan Pakaian
Keamanan Transportasi
Tempat tinggal Uang
Perawatan kesehatan
Jelaskan: Klien dapat memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan sebagainya karena
klien sudah bekerja, walaupun hasilnya tidak banyak.
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
2. Kegiatan sehari-hari.
a. Perawatan diri
Bantuan minimal Bantuan total
Mandi
BAB/BAK
Kebersihan
Ganti pakaian
Makan
Jelaskan: Klien tidak membutuhkan bantuan untuk mandi, BAB/BAK, berganti
pakaian dan makan. Klien hanya perlu dibantu untuk membersihkan
ruangannya. Namun, klien mengatakan malas untuk mandi, makan, dan
berganti pakaian.
Masalah Keperawatan:
Defisit Perawatan Diri
b. Nutrisi
Apakah klien puas dengan pola makan klien? Ya Tidak
Apakah klien memisahkan diri? Ya Tidak
Jika ya, jelaskan alasannya Klien tidak memisahkan diri dari pasien lain saat
makan, tapi hanya berdiam diri.
Frekuensi makan per hari : 3 kali
Frekuensi kudapan per hari : 1 kali
Nafsu makan : Menurun
Diet khusus : Tidak ada
Jelaskan: Pasien mengatakan malas untuk makan.
Masalah Keperawatan:
Risiko Defisit Nutrisi
c. Tidur
Ya Tidak
Apakah klien ada masalah?
Apakah klien merasa segar setelah bangun tidur
Apakah ada kebiasaan tidur siang
Apa yang membantu klien untuk tidur
Waktu tidur malam (jam): 21.00 WIB; Waktu bangun (jam): 06.30 WIB
Beri tanda sesuai dengan keadaan klien:
Sulit untuk tidur Terbangun saat tidur
Bangun terlalu pagi Gelisah saat tidur
Somnabulisme Berbicara saat tidur
Jelaskan: Klien mengatakan sulit untuk tidur dan merasa gelisah.
Masalah Keperawatan:
Gangguan Pola Tidur
3. Kemampuan klien dalam:
Ya Tidak
Mengantisipasi kebutuhan sendiri
Membuat keputusan berdasar keinginan sendiri
Mengatur penggunaan obat
Melakukan pemeriksaan kesehatan (follow up)
Jelaskan: Klien masih harus dibantu dan diarahkan dalam memenuhi kebutuhannya
di rumah sakit dan untuk mengambil keputusan. Klien juga harus dibantu
untuk mengatur obatnya dan harus disuruh terlebih dahulu untuk
melakukan follow up.
Masalah Keperawatan:
Defisit Perawatan Diri
4. Klien memiliki sistem pendukung.
Ya Tidak
Keluarga
Profesional/terapis
Teman sejawat
Kelompok sosial
Jelaskan: Klien hanya dibantu oleh keluarga dan profesional saja. Klien tidak ingin
berinteraksi dan bersosialisasi dengan temannya atau orang lain dalam
jumlah banyak.
Masalah Keperawatan:
Isolasi Sosial
5. Apakah klien menikmati saat bekerja kegiatan yang menghasilkan atau hobi?
Ya Tidak
Jelaskan: Klien suka untuk berolahraga pagi dan terkadang memimpin olahraga
bersama.
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan

VIII. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebihan
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktifitas konstruktif Menghindar
Olahraga Mencederai diri
Lainnya, ……. Lainnya, memukul tembok, bantal
Jelaskan: Reaksi klien saat bercerita terkadang berlebihan (marah berlebihan) serta
klien masih sering memukul bantalnya dan menghindar saat akan dilakukan
percakapan.
Masalah Keperawatan:
Koping Tidak Efektif

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


a. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik.
Klien tidak suka untuk berkumpul dengan orang banyak dan malu atau malas untuk
berinteraksi dengan kelompok. Klien selalu menyendiri.
b. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik.
Klien tidak pernah membuat masalah dengan pasien lainnya selama berada di rumah
sakit.
c. Masalah dengan pendidikan, spesifik.
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah lulusan SMK.
d. Masalah dengan pekerjaan, spesifik.
Klien tidak memiliki pekerjaan tetap, tapi sering membantu atau bekerja di warung
didekat rumahnya.
e. Masalah dengan perumahan, spesifik.
Klien tinggal bersama ayah dan ibunya.
f. Masalah dengan ekonomi, spesifik.
Klien mengatakan dapat menghasilkan uang, walaupun hasilnya tidak banyak.
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik.
Klien ingin segera pulang ke rumahnya dan merasa terkurung di rumah sakit. Klien
berkata akan lebih sehat jika berada di rumah.
h. Masalah lainnya, spesifik.
Klien mengatakan sebal dengan ayah pacarnya.
Masalah Keperawatan:
Isolasi Sosial

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Penyakit jiwa Sistem pendukung
Faktor presipitasi Penyakit fisik
Koping Obat-obatan
Lainnya, tidak ada
Masalah Keperawatan:
Defisit Pengetahuan

XI. DATA LAIN-LAIN


Tidak ada

XII. ASPEK MEDIS


a. Diagnosa medis : F.20.3 Undifferentiated Schizophrenia
b. Terapi medis : –. Risperdal 1 mg 2×1
–. Lithobid 300 mg 2×1 3 tablet (pagi & malam)

XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Perilaku Kekerasan 7. Koping Defensif
2. Gangguan Persepsi Sensori 8. Defisit Perawatan Diri
3. Isolasi Sosial 9. Risiko Defisit Nutrisi
4. Distress Spiritual 10. Gangguan Pola Tidur
5. Risiko Perilaku Kekerasan 11. Koping Tidak Efektif
6. Gangguan Interaksi Sosial 12. Defisit Pengetahuan
Surabaya, 21 Januari 2021
Ttd,

( )
ANALISA DATA

Nama: Tn. H No. RM: 2021.XX.XX.XX Ruangan: Bangsal Psikiatri


Data Etiologi MK TTD
Data Subjektif Perilaku Kekerasan Perilaku
 Klien dan keluarga mengatakan Kekerasan
klien sering marah-marah dengan
memukul tembok rumah dan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri
merusak beberapa barang, serta Rendah
kamar rawatnya beberapa kali.

Data Objektif Koping Individu Tidak Efektif


 Klien terlihat tegang dan gelisah,
tapi kemudian tiba-tiba pasien
terlihat marah dengan mata melotot
dan tangan mengepal saat menatap
ke arah tertentu.
 Klien terkadang menjawab
pertanyaan perawat dengan suara
yang keras dan cepat apabila
menyinggung tentang pacarnya.
 Terkadang wajah klien
menunjukkan ekspresi marah yang
berlebihan saat berbicara dengan
perawat.
Data Subjektif Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Harga diri
 Keluarga mengatakan 1 minggu Rendah rendah
sebelum masuk rumah sakit, klien
suka menyendiri di kamarnya.
 Klien mengatakan bahwa dirinya Koping Individu Tidak Efektif
telah ditolak oleh ayah mertua dan
ditinggalkan oleh pacarnya
Stressor
Data Objektif
 Klien memiliki riwayat penolakan,
yaitu oleh ayah pacarnya.
 Klien tidak suka untuk berkumpul
dengan orang banyak dan malu atau
malas untuk berinteraksi dengan
kelompok setelah ditinggali
pacarnya
 Klien selalu menyendiri.
 Klien sudah tidak memiliki minar
lagi dalam melakukan aktivitasdan
kegiatan sehari-hari
Data Subjektif Defisit Perawatan Diri Defisit
 Keluarga mengatakan 1 minggu Perawatan
sebelum masuk rumah sakit, klien Diri (Mandi
menolak untuk makan dan mandi. Perilaku Kekerasan dan Makan)
 Klien mengatakan malas untuk
mandi, makan, dan berganti
pakaian. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri
Rendah
Data Objektif
 Tidak ada.

POHON MASALAH
(Minimal 3 masalah dan bisa dikembangkan sesuai kondisi klien)

Risiko mencederai diri


Effect
Defisit Perawatan Diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan

Ketidakpatuhan Core problem (CP)


terhadap pengobatan Perilaku Kekerasan

Causa
Defisit pengetahuan
Gangguan konsep diri : Isolasi sosial
Harga diri rendah

Koping individu tidak


efektif

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


Prioritas diagnosa keperawatan:
1. Perilaku Kekerasan
2. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
3. Defisit Perawatan Diri (Mandi dan Makan)
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATA JIWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNAIR

Inisial Klien: Tn H No.RM: 1234xxx Ruangan: Ruang Wijaya Kusuma


Diagnosis Rencana Tindakan Keperawatan Intervensi Rasional
Tujuan jangka panjang Tujuan jangka pendek
Perilaku kekerasan 1. Klien dapat membina 1. Klien mau membalas 1. Beri salam/panggil Hubungan saling
hubungan saling salam nama klien percaya merupakan
percaya 2. Klien mau menjabat 2. Sebut nama perawat landasan utama dalam
tangan sambil jabat tangan rencana intervensi
3. Klien mau 3. Jelaskan maksud keperawatan selanjutnya
menyebutkan nama hubungan interaksi
4. Klien mau tersenyum 4. Jelaskan tentang
5. Klien mau kontak kontrak yang akan
mata dibuat
6. Klien mengetahui 5. Beri rasa aman dan
nama perawat sikap
7. Menyediakan waktu 6. Lakukan kontrak
untuk kontak singkat tapi sering
2. Klien dapat 1. Klien dapat 1. Beri kesempatan Menentukan mekanisme
mengidentifikasi mengungkapkan untuk koping yang dimiliki
penyebab perilaku perasaanya mengungkapkan oleh klien dalam
kekerasan 2. Klien dapat perasaannya menghadapi masalah
menggungkapkan 2. Bantu klien untuk selain itu sebagai
penyebab perasaan mengungkapkan landasan awal dalam
jengkel/kesal (dari diri penyebab menyusun intervensi
sendiri, dari jengkel/kesal berikutnya.
lingkungan/orang 3. Dengarkan penjelasan
lain). klien tanpa menyela
atau member
penilaian pada setiap
ungkapan perasaan
klien
Diagnosis Rencana Tindakan Keperawatan Intervensi Rasional
3. Klien dapat 1. Anjurkan klien 1. Anjurkan klien 1. Untuk mengetahui
mengidentifikasi atau mengungkapkan apa mengungkapkan apa hal yang dialami dan
mengungkapkan yang dialami saat yang dialami saat dirasa saat jengkel
perasaan saat marah/jengkel. marah/jengkel 2. Untuk mengetahui
marah/jengkel tanda 2. Observasi tanda 2. Observasi tanda tanda-tanda klien
perilaku kekerasan dan perilaku kekerasan perilaku kekerasan jengkel/kesal
menyimpulkannya pada klien pada klien 3. Deteksi dini dapat
3. Simpulkan bersama 3. Simpulkan bersama mencegah tindakan
klien tanda-tanda klien tanda-tanda yang bisa
jengkel/kesal yang jengkel/kesal yang membahayakan
dialami klien. dialami klien klien dan lingkungan
sekitar
4. Menarik kesimpulan
bersama klien
supaya klien
mengetahui secara
garis besar tanda-
tanda marah/kesal

4. Klien dapat 1. Klien dapat 1. Anjurkan klien untuk 1. Mengeksplorasi


mengidentifikasi mengungkapkan mengungkapkan perasaan klien
perilaku kekerasan perilaku kekerasan perilaku kekerasan terhadap perilaku
yang pernah di lakukan. yang pernah di yang pernah kekerasan yang biasa
lakukan dilakukan klien dilakukan
2. Klien dapat 2. Ajak klien untuk 2. Untuk mengetahui
mengetahui cara yang menceritakanperasaan perilaku kekerasan
biasa dilakukan setelah tindakan yang biasa dilakukan
3. Klien dapat kekerasan terjadi dan dengan bantuan
mengetahui cara yang 3. Bicarakan dengan perawat bisa
biasa dapat klien apakah cara membedakan
menyesuaikan yang klien lakukan perilaku konstruksi
masalah atau tidak. masalahnya selesai an destruktif
Diagnosis Rencana Tindakan Keperawatan Intervensi Rasional
3. Dapat membantu
klien dapat
menemukan cara
yang dapat
menyelesaikan
masalah.
5. Klien dapat 1. Klien dapat 1. Bicarakan 1. Membantu klien
mengidentifikasi akibat menjelaskan akibat akibat/kerugian dari untuk menilai
perilaku kekerasan dari cara kekerasan cara yang dilakukan perilau kekerasan
yang digunakannya klien terhadap diri yang dilakukkannya
baik diri sendiri, orang sendir orang lain dan 2. Dengan mengetahui
lain, dan lingkungan lingkungan sekitar. akibat perilaku
sekitar. 2. Bersama klien kekerasan
menyimpulkan akibat diharapkan klien
yang digunakan oleh dapat merubah
klien perilaku destruktif
yang dilakukannya
menjadi perilaku
yang konduktif.
6. Klien dapat 1. Klien dapat 1. Tanyakan pada klien 1. Agar klien dapat
mengidentifikasi cara menjelaskan cara sehat apakah ingin memepelajari cara-
respon konstruktif dalam mempelajari cara baru cara sehat dalam
dalam kemarahan meengungkapkan yang sehat mengungkapkan
marahnya 2. Jelaskan cara-cara kemarahannya
sehat mengungkapkan 2. Dengan
kemarahannya. mengidentifi-kasi
3. Berikan pujian jika cara yang konstruktif
klien mengetahui cara dalam merespon
lain yang sehat terhadap kemarahan
4. Secara fisik : tarik dapat membantu
nafas dalam jika klien menemukan
sedang kesal/ cara yang baik untuk
Diagnosis Rencana Tindakan Keperawatan Intervensi Rasional
memukul bantal/kasur mengurangi
atau olaraga atau kejengkelannya yang
pekerjaan yang berpotensi
memerlukan tenaga menciderai diri
5. Secara verbal : sendiri, orang lain
katakan bahwa anda dan lingkungan.
sedang kesal/tersing- 3. Retoforcement
gung/ jengkel (saya positif dapat
kesal anda berkata memotivasi klien
seperti itu; saya marah dan meningkatkan
karena mama tidak harga dirinya
memenuhi keinginan 4. Berdiskusi dengan
saya). klien untuk memilih
6. Secara social : cara yang lain sesuei
lakukan dalam dengan kemampuan
kelompok cara-cara klien
marah yang sehat;
latihan asentif latihan
manajemen perilaku
kekerasan.
7. Secara spiri- tual;
anjurkan klien
sembayang berdoa
ibadat lain; meminta
pada tuhan untuk
diberi kesabaran,
mengadu pada Tuhan
tentang
kejengkelannya
7. Klien dapat 1. Klien memperagakan 1. Bantu klien memilih 1. Membantu klien
memperagakan cara cara mengontrol cara yang paling tepat dalam membuat
mengontrol perilaku perilaku kekerasan. 2. Bantu klien keputusan terhadap
Diagnosis Rencana Tindakan Keperawatan Intervensi Rasional
kekerasan - fisik : tarik napas mengodentifikasi cara yang telah
dalam, olahraga manfaat cara dipilih dipilihnya dengan
- verbal : secara 3. Bantu keluarga klien melihat manfaatnya
langsung dengan untuk menstimulasi 2. Agar klien
tidak menyakiti cara tersebut roleplay mengetahui cara
- spiritual : 4. Beweinforcement marah yang
sembayang atau positif atau konstruktif
berdoa serta keberhasilan klien 3. Pujian dapat
kegiatan ibadah mensti-mulasi cara meningkatkan
lain. tersebut motivasi dan harga
5. Anjurkan klien untuk diri klien
menggunakan cara 4. Agar klien dapat
yang telah dipelajari melaksanakan cara
saat jengkel/marah yang telah dipilih
nya jika ia sedang
kesal
8. Klien mendapat 1. Keluarga mampu 1. Identifikasi 1. Kemampuan
dukungan dari mengerti dan ikut kemampuan keluarga keluarga dalam
keluarga . dapat berpartisipasi dalam merawat klien dari mengidentifikasi
menyebutkan, perawatan pasien sikap apa yang telah akan memungkinkan
mengontrol cara dilakukan keluarga keluarga untuk
perilaku kekerasan terhadap klien selam melakukan penilaian
ini. terhadap perilaku
2. Jelaskan peran serta kekerasan
keluaraga merawat 2. Meningkatkan
klien pengetahuan
3. Jelaskan cara merawat keluarga tentang
klien: terkait dengan cara merawat klien
cara mengontrol sehingga keluarga
perilaku marah secara terlibat dalam
kontruktif, sikap perawatan klien
tenang bicara tenang 3. Agar keluarga dapat
Diagnosis Rencana Tindakan Keperawatan Intervensi Rasional
dan pelan, memebantu merawat klien
klien mengenal dengan perilaku
penyebab masalah kekerasan
4. Bantu keluarga 4. Agar keluarga
mendemonstrasikan mengetahui cara
cara merawat klien merawat klien
5. Bantu kelurga melalui demonstrasi
mengungkapkan yang dilihat keluarga
perasaannya setelah secara langsung
melakukan 5. Mengeksplolasi
demonstrasi perasaan keluarga
setelah melakukan
demonstrasi
9. Klien dapat 1. Klien dapat 1. Jelaskan jenis obat 1. Klien dan keluaraga
menggunakan atau menyebutkan jenis yang diminum klien mengetahui prinsip
menyebut obat-obatan dosis, waktu, dan efek pada klien keluarga benar agar tidak
yang diminum dan sampingnya 2. Diskusikan manfaat terjadi kesalahan
kegunaannya (jenis, 2. Klien memperagakan minum obat dan dalam mengomsumsi
waktu, dan dosis). kepatuhan minum obat kerugian berhenti obat
Klien dapat minum sesuai jadwal yang minum obat tanpa 2. Klien dapat memiliki
obat sesuai program ditetapkan seizin dokter kesadaran
pengobatan 3. Mengevaluasi 3. Jelaskan prinsip benar pentingnya minum
kemampuan dalam minum obat baca obat dan dengan
mematuhi meminum nama yang tertera kesadaran sendiri
obat pada botol obat,dosis 3. Mengetahui efek
obat,waktu dan cara samping sendiri
minum mungkin sehingga
4. Apakah klien minta tindakan dapat
obat dan minum tepat dilakukan segera
waktu mungkin untuk
5. Anjurkan klien menghindari
melaporkan pada komplikasi
Diagnosis Rencana Tindakan Keperawatan Intervensi Rasional
perawat/dokter jika 4. Beweinfoecement
merasakan efek yang positif dapat
tidak menyenangkan memotivasi keluarga
6. Beri pujian,jika klien dan klien serta dapat
minum obat dengan meningkatkan harga
benar diri

Anda mungkin juga menyukai