Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA TN. J DENGAN MASALAH UTAMA HALUSINASI DI....

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
2020
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
a. Nama : Tn. J
b. Umur : 40 th
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Pendidikan : SMP
e. Pekerjaan : tidak bekerja
f. Status : cerai
g. Alamat : X
2. Identitas Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. A
b. Umur : 37
c. Jenis kelamin : laki-laki
d. Hubungan dengan klien : saudara
3. Alasan Masuk
Keluarga klien mengatakan klien pertama kali dirawat di RSJ
Magelang pada tahun 2014. Keluarga mengatakan keluhan pertama saat
klien masuk rumah sakit yaitu klien sering menyendiri dan melamun,
terkadang tampak klien berbicara dan tertawa sendirian. Sampai sekarang
klien masih sama seperti itu, dan yang sering membuat keluar masuk
rumah sakit jiwa karena tidak teratur dalam minum obat.
4. Faktor Presipitasi Dan Predisposisi
a. Faktor Presipitasi
Keluarga mengatakan klien dahulunya pernah mengalami
kegagalan pernikahan. Klien mengalami cerai dengan istrinya
sehingga klien hidup sendiri dan ikut hidup dengan adik klien. Klien
sudah memiliki satu anak yang sekarang keberadaan anaknya
bersama dengan istrinya. Permasalahan perceraian inilah yang
membuat klien sering melamun dan menyendiri. Sampai pada
akhirnya klien sering berbicara sendiri dan terkadang apabila ditanya
atau diajak berbicara suka marah-marah. Sering membanting gelas,
piring atau benda-benda lain yang berada disekitar klien saat klien
sedang marah.
b. Faktor Predisposisi
1) Gangguan jiwa dimasa lalu dan Pengobatan sebelumnya
Keluarga klien mengatakan pernah dirawat di RSJ sejak tahun
2014. Kemudian sembuh dan diperbolehkan pulang, namun
harus rutin melakukan kontrol dan minum obat. Sejak tahun
2014 hingga 2020, klien masuk RSJ sudah 7 kali atau setiap
tahun sekali dengan alasan yang hampir sama setiap tahunnya
yaitu mendengar perkataan yang tidak menyenangkan mengenai
diri klien, kemudian telat dalam minum obat. Klien saat ini
mengonsumsi 2 jenis obat.
2) Trauma
Klien belum pernah mengalami trauma. Hanya saja klien
merasakan kesedihan yang mendalam saat bercerai dengan
istrinya.
3) Anggota keluarga dengan gangguan jiwa
Keluarga klien mengatakan dari anggota keluarga ada yang
mengalami gangguan jiwa yaitu kakeknya mengalami resiko
perilaku kekerasan namun tidak melakukan perawatan.
4) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan pernah merasakan pengalaman masa lalu
yang tidak menyenangkan yaitu saat klien berpisah dengan
anaknya yang kini telah tinggal dengan ibunya.
5. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : baik
b. Vital sign :
TD : 129/85 mmHg S : 36,5oC
N : 88 x/mnt RR : 20 x/mnt
c. Pemeriksaan umum
1) Kepala dan rambut
Kepala mesocepal, pertumbuhan rambut merata, rambut bersih
namun lepek, tidak terdapat benjolan ataupun lesi pada kepala.
2) Hidung dan Respirasi
Nafas regular, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tidak
ada polip, tidak mengunakan alat bantu pernapasan.
3) Telinga
Simetris, bersih, tidak ada lesi serta tidak memakai alat bantu
dengar, fungsi pendengaran baik
4) Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek terhadap
cahaya positif, gerak mata simetris penglihatan jelas.
5) Mulut
Tidak terdapat cyanosis, mukosa bibir lembab, tidak terdapat
stomatitis, gigi utuh dan klien tidak menggunakan gigi palsu.
6) Leher
Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan pada trakea, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pembesaran tonsil.
7) Dada
Pergerakan dada simetris, bentuk dada normal, tidak terdapat
nyeri tekan, ictus cordis tak tampak teraba pada intercosta V.
8) Abdomen
Bentuk abdomen datar, tidak ada ascites, hepar dan limfa tidak
teraba, tidak ada nyeri tekan
9) Kulit
Turgor kulit normal, pitting edema kembali < 2 detik, tidak
terjadi cyanosis dan tidak terjadi jaundice, bersih
10) Ekstremitas Atas
Ekstremitas atas kanan dan kiri dapat digerakkan dengan
normal, capille refill kurang dari 2 detik,tidak terdapat clubing
finger
11) Ekstremitas Bawah
Ekstremitas bawah dapat digerakkan dengan normal,tidak
terdapat edema pada kaki,dan tidak terdapat clubbing finger
pada jari kaki.

5 5

5 5
6. Pengkajian Psikososial
a. Genogram

Keterangan
: laki-laki : Klien

: perempuan : tinggal serumah

: meninggal

b. Konsep diri
1) Gambaran Diri
Klien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak disukai,
klien juga tidak memiliki cacat tubuh.
2) Identitas Diri
Klien mengatakan bahwa klien anak keempat dari enam
bersaudara. Klien berusia 40 tahun, memiliki istri yang sudah
bercerai dan satu anak berusia 13 tahun.

3) Peran
Klien seorang suami yang telah berpisah dari istri dan anaknya.
Klien hanya dirumah saja tidak ada pekerjaan tetap, hanya
membantu menyiapkan kebutuhan toko milik adiknya.
4) Ideal Diri
Klien mengatakan ingin segera sehat dan pulih agar bisa
membantu kegiatan menyelesaikan pekerjaan rumah dan
mencari uang untuk membantu membiayai anaknya sekolah.
Klien juga menginginkan anak kandungnya bisa tinggal serumah
agar bisa merawat klien.
5) Harga Diri
Klien mengatakan malu, bila orang-orang disekitar berkata klien
tidak bisa membantu apa-apa dan hanya menyusahkan. Klien
juga ingin seperti saudara dan tetangganya yang sehat jiwanya
agar bisa membantu perekonomian keluarga.
c. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti
Bagi klien orang yang berarti ibunya.
2. Peran serta Kegiatan Kelompok / Masyarakat
Klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan di
lingkungannya seperti gotong royong, pengajian, dll. Klien
merasa masyarakat mengucilkannya.
Masalah keperawatan: Harga Diri Rendah : Situasional
3. Hambatan dalam Berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan kurang mampu bersosialisasi dengan orang
lain. Klien lebih memilih berdiam diri dirumah karena klien
merasa ditolak oleh orang lain. Klien juga mengatakan sulit
dalam membuka pembicaraan.
Masalah keperawatan: Harga Diri Rendah : Situasional
d. Nilai, keyakinan dan spiritual
1. Nilai dan Keyakinan
Klien mengatakan beragam islam.
2. Kegiatan Ibadah
Klien beribadah 5 waktu dirumah.

7. Status Mental
a. Penampilan umum
Klien berpakaian rapi dan sesuai usianya.
b. Pembicaraan
Klien berbicara dengan suara pelan, lambat dan ada beberapa
pembicaraan yang tidak selesai. Keluarga klien mengatakan klien
sering berbicara sendiri. Klien tidak mampu memulai pembicaraan.
c. Aktivitas motorik
Klien terlihat gelisah dan melakukan gerakan tambahan pada jari
tangannya berupa mengenggam berulang-ulang.
d. Alam perasaan
Klien merasa sedih karena merasa tidak dapat memenuhi
kebutuhannya sehari – hari dan merasa sakitnya tidak sembuh-
sembuh.
e. Afek
Afek tumpul. Klien hanya berekspresi apabila menceritakan sesuatu
yang membahagiakan.
f. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara kontak mata klien sulit dipertahankan.
g. Persepsi
Klien mengatakan mendengar suara yang menyuruhnya untuk
mengunjungi tempat pesantren yang dulu menjadi tempat ngajinya,
menyuruhnya untuk mengaji dan terkadang melihat bayang bayang
orang. Klien mendengar suara tersebut saat siang dan malam hari
atau saat sedang sendiri mengerjakan pekerjaan rumah. Kurang lebih
10-20 menit. Frekuensi dalam sehari tidak menentu. Hal yang
dilakukan klien saat mendengar suara tersebut, biasanya klien
mengikuti perintah dari suara tersebut, namun klien pernah juga
melakukan penolakan dengan berkata “tidak, tidak” sambil menutup
telinga dan mata.
Masalah keperawatan : Perubahan Persepsi Sensori : halusinasi
pendengaran
h. Proses pikir
Saat menjawab pertanyaan klien tiba-tiba berhenti tanpa ada
gangguan ekternal selama beberapa detik, kemudian dilanjutkan.

i. Isi pikir
Klien tidak memiliki masalah waham curiga atau kebesaran.
j. Tingkat kesadaran dan orientasi
Saat klien dilakukan wawancara, klien tidak dapat mengetahui
waktu, hari, tempat dan orang dengan benar. Klien dapat
menyebutkan tempat dan beberapa saudaranya.
k. Memori
Kemampuan klien dalam mengingat baik, terbukti dengan klien
dapat menyebutkan nama kakak, adik dan orangtuanya dengan
benar. Klien juga dapat mengingat kejadian-kejadian yang baru saja
terjadi. Namun klien mengalami gangguan daya ingat jangka
menengah.
1) Memori jangka panjang (>1 bulan) : klien mampu menceritakan
dahulu sempat bekerja di bengkel dan pabrik, klien mampu
menceritakan kejadian dibawa kerumah sakit jiwa pertama kali.
2) Memori jangka pendek (1 hari- 1 bulan) : klien mengatakan
minggu lalu kakaknya berkunjung kerumahnya dan mengantar
kontrol ke rumah sakit.
3) Memori saat ini (<24 jam) : klien mengatakan bangun jam 05.00
lalu sholat, kemudian jalan jalan pagi.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien dapat konsentrasi dan fokus pada pembicaraan. Klien dapat
mengurutkan angka 1-10, mampu berhitung dari angka 20 mundur
ke angka 1 dan klien mampu menjawab pertanyaan penjumlahan dan
pengurangan yang diajukan.
m. Kemampuan penilaian
Klien mampu mengambil keputusan sederhana tanpa bantuan orang
lain. Contohnya : klien memilih jalan jalan pagi setelah solat subuh.
n. Daya tilik diri
Klien mendengar bisikan-bisikan dengan suara jelas saat tidak dapat
tidur dan pada saat menyendiri.
8. Kebutuhan Persiapan Pulang
a. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan (ADL)

Kegiatan hidup sehari-hari Bantuan Total Mandiri


Mandi ✔
Kebersihan ✔
Makan ✔
Buang Air Kecil/ BAK ✔
Buang Air Besar/ BAB ✔
Ganti Pakaian ✔
b. Nutrisi
Klien mengatakan frekuensi makan 2-3 kali sehari dengan nafsu
makan baik, makanan selalu habis.
BB saat ini : 68 kg
c. Tidur
Klien mengatakan sering mengalami gangguan tidur di malam hari,
biasanya klien tidur 5-6 jam per hari. Klien jarang tidur siang, karena
merasa kaget dan pusing jika bangun setelah tidur siang.
d. Kemampuan klien dalam beberapa hal
Mengantisipasi kehidupan sehari-hari : (√ ) Ya
( ) Tidak
Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : (√) Ya
( ) Tidak
Mengatur penggunaan obat : ( ) Ya
(√) Tidak
Melakukan pemeriksaan kesehatan : ( ) Ya
(√) Tidak
Jelaskan : klien dalam hal obat dan pemeriksaan kesehatan perlu
dimotivasi/diingatkan oleh keluarga
e. Sistem pendukung
Klien mengatakan kakak dan adik selalu mendukung program
pengobatan klien.
f. Kegiatan Produktif
Saat dirumah klien mengatakan kegiatan produktif selama dirumah
yaitu membantu menyelesaikan pekerjaan rumah.
9. Mekanisme Koping
Klien mengatakan jika sedang ada masalah klien memilih untuk
memendamnya sendiri dan melamun. Namun ada beberapa permasalahan
yang biasa disampaikan pada kakak dan adiknya. Klien merasa lebih
sensitif apabila mendengar kata-kata yang kurang berkenan dihatinya,
klien akan marah-marah, keluyuran dan merasa malas melakukan
pekerjaan rumah. Namun terkadang klien dapat mengendalikan dan
menolak suara-suara yang menganggunya.
Masalah keperawatan : Ketidakefektifan koping individu
10. Pengetahuan
Klien mengetahui tentang penyakit yang dialaminya, namun klien tidak
tahu hal apa yang menyebabkan sering kambuh. Klien tahu jika obat
harus diminum setiap hari, namun klien tidak paham dengan fungsi obat
tersebut jadi sering mengabaikan. Klien masih sering mengikuti kata-kata
yang didengarnya, hanya beberapa kali saja klien mengabaikannya.
11. Aspek Medis
a. Diagnosa medis
Skizofrenia tak terinci
b. Terapi yang diberikan

NO. Nama Obat Dosis Indikasi

1 Clozapine 2 x 100 mg Mengurangi gejala skizofrenia, serta


menangani psikosis pada penderita
Parkinson

2 Seroquel XR 2 x 2mg Mengobati skizofrenia, gangguan


bipolar dan depresi
B. Analisa Data

No Waktu Data Fokus Masalah


Keperawatan
1. Selasa, 26 DS : Gangguan
Januari - Klien sering sekali mengalami gangguan tidur, Persepsi
2021 Sensori :
gelisah, terkadang melihat bayang bayang
Halusinasi
orang dan sering mendengar kata-kata yang penglihatan
dan
menyuruhnya pergi pondok pesantren untuk
pendengaran
mengaji lagi. Jika siang hari sedang melakukan
pekerjaan rumah membantu menyiapkan jualan
toko adek, klien sering mendengar ada orang
yang menyuruh pergi sekarang.
- Klien mengatakan dalam 1 hari klien bisa
mengalami halusinasi sebanyak 2-3 kali dengan
durasi 10-20 menit, halusinasi muncul saat
malam hari dan posisi klien sedang sendiri.
- Respon klien terhadap halusinasinya, kadang
mengikuti perintah suara tersebut, namun juga
kadang klien mengabaikan dengan berkata
“tidak, tidak” sambil menutup telinga dan mata.
- Klien mengatakan mudah tersinggung dan
menjadikan pikiran ketika ada kata-kata yang
menjelekkan dirinya atau perkataan yang tidak
berkenan dihatinya.
DO :
- Ekspresi klien tumpul, hanya berekspresi saat
menceritakan hal bahagia.
- Klien berbicara dengan suara pelan, lambat
- Saat menjawab pertanyaan klien sering berhenti
berbicara kemudian melanjutkan
pembicaraannya kembali
- Ada gerakan tambahan pada jari-jari klien yang
diulang-ulang
- Tatapan mata tidak dapat dipertahankan
2. Rabu, 27 DS : Harga Diri
Januari - Klien mengatakan malu, bila orang-orang
Rendah
2021 disekitarnya berkata klien tidak bisa membantu
apa-apa dan hanya menyusahkan. Situasional
- Klien kadang menyelesaikan pekerjaan rumah
pun tidak selesai
- Klien mengatakan merasa dikucilkan dengan
tetangganya sehingga tidak mengikuti kegiatan
di masyarakat.
- Klien mengatakan kenapa tidak bisa seperti
orang lain yang sehat yang bisa bekerja
sehingga dapat membantu perekonomian
keluarganya
- Klien mengatakan banyak sekali memiliki
pengalaman yang kurang menyenangkan,
seperti pernah dikeluarkan dari tempat kerja
DO :
- Klien tidak dapat memulai pembicaraan
- Klien sering menunduk
- Tatapan mata klien beralih cepat
- Berbicara pelan dan lambat
3. Sabtu, 30 DS : Resiko
Januari Perilaku
- Klien mengatakan sering marah-marah
2021 Kekerasan
- Ketika klien marah, klien tidak dapat diajak
berkomunikasi dan berkata kotor.
- Ketika klien marah melempar barang-barang
yang ada disekitarnya
- Ketika klien marah, klien pernah akan
menciderai adiknya.

DO :
- Ekspresi wajah klien tegang
C. Daftar Masalah Keperawatan
a. Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi
b. Resiko Perilaku Kekerasan
c. Harga Diri Rendah Situasional
D. Pohon Masalah

Akibat Resiko Perilaku Kekerasan

Gangguan Presepsi Sensorsi:


Core Problem Halusinasi Pendengaran

Isolasi sosial

Penyebab Harga Diri Rendah Situasional

E. Daftar Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan Persepsi Sensori berhubungan dengan gangguan penglihatan
dan pendengaran ditandai dengan mendengar suara dan melihat
bayangan.
2. Harga Diri Rendah Situasional berhubungan dengan riwayat penolakan
ditandai dengan berbicara pelan dan menundukkan kepala.
3. Risiko Perilaku Kekerasan berhubungan dengan faktor risiko halusinasi.
F. Rencana Tindakan Keperawatan

Hari dan Diagnosa Rencana Keperawatan


No. tanggal Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1. Selasa, Perubah Klien : - Ucapkan salam dan perkenalkan diri Membantu klien untuk percaya dan
26 an TUM : Klien dapat - Tanyakan perasaan klien dan mau menceritakan tentang dirinya
Januari Persepsi mengontrol masalah yang dihadapi klien kepada perawat dengan ucapkan salam
- Jelaskan tujuan interaksi setiap kali berinteraksi denga klien,
2021 Sensori halusinasinya
- Buat kontrak topik, waktu, dan berkenalan dengan klien, tanyakan
: tempat setiap kali bertemu klien. perasaan dan keluhan klien saat ini,
Halusin TUK I : Membina - Beri perhatian kepada klien dan buat kontrak asuhan, jelaskan bahwa
asi Hubungan Saling perhatikan kebutuhan dasar klien perawat akan merahasiakan informasi
Penglih percaya yang diperoleh untuk kepentingan
atan dan terapi
Pendeng TUK II : Klien dapat Ajarkan SP 1 Klien 1. Dengan menjelaskan cara
aran mengenal halusinasinya - Bantu klien mengenal halusinasinya menghardik klien paham cara
dengan cara : menghardik.
1. Jika klien yang sedang halusinasi 2. Dengan memperagakan cara
tanyakan apakah ada bayangan menghardik maka klien akan
yang dilihat dan suara yang di mengetahui caranya.
dengar. 3. Dengan memperagakan ulang maka
2. Jika klien menjawab ada lanjutkan klien dhiarapkan mampu mengingat
apa yang dikatakan. kembali cara menghardik
3. Katakan bahwa perawat percaya 4. Pemantauan berguna agar klien
klien melihat bayangan dan mampu menerapkannya ketika
mendengar suara itu, namun halusinasi datang
perawat sendiri tidak
mendengarnya (dengan nada
sahabat tanpa
menuduh/menghakimi).
4. Katakan pada klien bahwa ada
juga klien lain yang sama seperti
dia.
5. Katakan bahwa perawat akan
membantu klien.

- Diskusikan dengan klien tentang :


1. Situasi yang menimbulkan/tidak
menimbulkan halusinasi.
2. Waktu dan frekuensi terjadinya
halusinasi (pagi, siang, sore dan
malam atau jika sendiri, jengkel,
sedih)
- Diskusikan dengan klien apa yang
dirasakan jika terjadi halusinasi
(marah, takut, sedih, tenang) beri
kesempatan mengungkapkan
perasaan.
- Identifikasi bersama klien tindakan
yang dilakukan jika terjadi
halusinasi (tidur, marah,
menyibukkan diri sendiri dan lain-
lain)
- Diskusikan manfaat cara yang
digunakan klien, jika bermanfaat beri
pujian.
- Diskusikan cara baru untuk
memutus/mengontrol timbulnya
halusinasi
- Bantu klien memilih cara dan
melatih cara untuk memutus
halusinasi secara bertahap
- Beri kesempatan untuk melakukan
cara yang telah dilatih. Evaluasi
hasilnya dan beri pujian jika berhasil.
- Anjurkan klien untuk mengikuti
terapi aktivitas kelompok, orientasi
realita dan stimulasi persepsi.

TUK III : Ajarkan SP 2 Klien 1. Klien mengerti kegunaan obat


Melatih klien - Mengevaluasi kemampuan klien sehingga mempunyai semangat agar
memium obat dalam mengontrol halusinasi dengan cepat sembuh
menghardik (SP 1) 2. Memberikan penjelasan apabila
secara teratur
- Memberikan pendidikan kesehatan klien putus obat yang bertujuan agar
tentang penggunaan obat secara klien tidak berani putus obat jika
teratur dan cara minum obat sudah tahu akibatnya dapat
- Menganjurkan klien memasukkan membuat klien kambuh
dalam jadwal kegiatan harian 3. Agar klien atau keluarga mampu
mendapat obat lagi jika klien
kambuh atau obat yang dikonsumsi
habis dan tidak bingung untuk
mencari
4. Agar efek obat bekerja secara
optimal

TUK IV : Melatih klien Ajarkan SP 3 Klien Ketika klien bercakap-cakap dengan


mengontrol halusinasi - Evaluasi jadwal kegiatan harian klien orang lain, terjadi distraksi, focus
dengan cara kedua : (SP1 dan SP2 ). perhatian klien akan beralih dari
- Bantu klien mempraktekkan latihan halusinasi ke percakapan yang
bercakap-cakap dengan
cara mengontrol halusinasi dengan dilakukan dengan orang lain.
orang lain
cara bercakap-cakap.
- Anjurkan klien memasukkan cara
mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap ke dalam jadwal
kegiatan harian

TUK V : Melatih klien Ajarkan SP 4 Klien Dengan beraktivitas secara terjadwal,


mengontrol halusinasi - Mengevaluasi kemampuan klien klien tidak akan mengalami banyak
dengan cara ketiga : dalam mengontrol halusinasi dengan waktu luang sendiri yang sering kali
menghardik, minum obat, bercakap mencetuskan halusinasi
melaksanakan aktivitas
cakap dan kegiatan teratur.
terjadwal
- Bantu klien mempraktekkan latihan
cara mengontrol halusinasi dengan
melakukan aktivitas.
- Anjurkan klien memasukkan cara
mengontrol halusinasi dengan
melakukan aktivitas ke dalam jadwal
kegiatan harian.

Keluarga Berikan pendidikan kesehatan tentang Menjelaskan tentang pengertian


TUM : Keluarga dapat halusinasi penglihatan dan halusinasi, jenis halusinasi yang
terlibat dan menjadi pendengaran dialami klien, tanda dan gejala
halusinasi, dan cara-cara merawat klien
system pendukung
halusinasi
dalam perawatan klien
TUK I :
keluarga dapat
memahami tentang
halusinasi

TUK II : 1. Berikan pendidikan kesehatan Memberi kesempatan kepada keluarga


keluarga dapat tentang bagimana perawatan diri untuk memperagakan cara merawat
memperagakan cara klien, bagaimana berkomunikasi klien dengan halusinasi langsung di
merawat klien dengan yang tepat, pengawasan dalam
halusinasi minum obat, dan rutin dalam jadwal hadapan klien
kontrol.
2. Latih keluarga untuk melakukan
perawatan klien secara langsung
2. Rabu, 27 Harga TUM : klien 1. Identifikasi kemampuan dan aspek - klien dapat memilih kemampuan
Januari diri dapat
positif yang dimiliki klien yang dimiliki
2021 rendah mengontrol
situasi HDR 2. Bantu klien menilai kemampuan - klien dapat mengetahui fungsi
onal
yang dapat digunakan kemampuan yang dimiliki
TUK 1
1) Mendiskusikan 3. Bantu klien memilih/menetapkan - klien dapat memilih kegiatan yang
kemampuan dan kemampuan yang akan dilatih positif
aspek positif yang 4. Latih kemampuan yang dipilih - klien dapat meningkatkan
dimiliki klien klien kemampuan yang dimiliki
2) Membantu klien 5. Bantu klien menyusun jadwal
menilai kemampuan palaksanaan kemampuan yang
yang masih dapat dilatih
digunakan
3) Membantu klien
memilih/menetapkan
kemampuan yang
akan dilatih
4) Melatih kemampuan
yang sudah dipilih
5) Menyusun jadwal
pelaksanaan
kemampuan yang
telah dilatih dalam
rencana harian

TUK 2 1. Latih kemampuan kegiatan lain Klien dapat melakukan kemampuan


Melatih kemampuan yang dimilikinya
yang sesuai dengan kemampuan
kegiatan lain yang
sesuai dengan klien
kemampuan klien 2. Anjurkan memasukkan latihan ke
jadwal harian

Keluarga : Berikan pendidikan kesehatan pada Menjelaskan tentang pengertian harga


TUM : Keluarga dapat keluarga tentang cara merawat klien diri rendah, tanda dan gejala harga diri
terlibat dan menjadi harga diri rendah. rendah , dan cara-cara merawat klien
harga diri rendah
system pendukung
dalam perawatan klien
TUK 1 : keluarga dapat
memahami tentang
harga diri rendah

TUK II: Latih keluarga praktik merawat klien Memberi kesempatan kepada keluarga
keluarga dapat harga diri rendah langsung di hadapan untuk memperagakan cara merawat
memperagakan cara klien klien dengan harga diri rendah
langsung di hadapan klien
merawat klien dengan
harga diri rendah
3. Sabtu, Resiko TUM : Klien dapat - Ucapkan salam Membantu klien utnuk percaya dan
30 Perilaku mengontrol perilaku - Berjabat tangan mau menceritakan tentang dirinya
Januari Kekerasan kekerasan. - Tanyakan perasaan klien dan kepada perawat dengan Ucapkan salam
masalah yang dihadapi klien setiap kali berinteraksi denga klien,
2021
- Jelaskan tujuan interaksi berkenalan dengan klien, tanyakan
TUK I : Membina - Buat kontrak topik, waktu, dan perasaan dan keluhan klien saat ini,
hubungan saling tempat setiap kali bertemu klien. buat kontrak asuhan, jelaskan bahwa
percaya - Beri perhatian kepada klien dan perawat akan merahasiakan informasi
perhatikan kebutuhan dasar klien yang diperoleh untuk kepentingan
terapi

TUK II : Klien dapat Ajarkan SP 1 Klien 3. Beri kesempatan untuk


mengidentifikasi - Beri kesempatan mengungkapkan mengungkapkan perasaanya, dapat
penyebab, tanda-tanda, perasaannya membantu mengurangi stress dan
- Bantu klien mengungkap penyebab penyebab marah, jengkel / kesal
akibat, dan perilaku
perasaan jengkel dapat diketahui.
kekerasan yang biasa 4. Untuk mengetahui hal yang
- Observasi tanda-tanda perilaku
dilakukan kekerasan pada klien dialami dan dirasakan saat jengkel
- Simpulkan bersama klien tanda-tanda 5. Untuk mengetahui tanda-tanda
klien saat jengkel/marah yang klien jengkel / kesal
dialami 6. Menarik kesimpulan bersama klien
- Bantu klien dapat bermain peran agar klien mengetahui secara garis
dengan perilaku kekerasan yang besar tanda-tanda marah / kesal.
biasa dilakukan
- Bicarakan dengan klien apakah
dengan cara yang klien lakukan
masalahnya selesai
- Bersama klien menyimpulkan akibat
cara yang dilakukan oleh klien
- Ajarkan cara mengatasi marah
dengan cara latihan nafas dalam
TUK III : Klien dapat Ajarkan SP 2 Klien 1. Mengeksplorasi perasaan klien
mengidentifikasi cara - Tanyakan pada klien apakah ingin terhadap perilaku kekerasan yang
konstruktif dalam mempelajari cara baru biasa dilakukan
- Beri pujian jika klien menemukan 2. Untuk mengetahui perilaku
berespon terhadap
cara yang sehat kekerasan yang biasa klien lakukan
kemarahan secara dan dengan bantuan perawat bisa
- Diskusikan dengan klien mengenai
konstruktif cara lain membedakan perilaku konstruktif
- Ajarkan cara mengatasi marah dan dekstruktif
dengan cara fisik yaitu memukul 3. Dapat membantu klien dalam
kasur atau bantal menyelesaikan masalah.

TUK IV : Klien dapat Ajarkan SP 3 Klien 1. Memberikan stimulasi kepada klien


mengontrol perilaku - Bantu klien memilih cara yang tepat untuk menilai respon perilaku
kekerasan untuk klien kekerasan secara tepat.
- Bantu klien mengidentifikasi manfaat 2. Membantu klien dalam membuat
cara yang dipilih keputusan untuk cara yang telah
- Bantu klien menstimulasi cara dipilihnya dengan melihat
tersebut manfaatnya
- Berikan reinforcement positif atas 3. Agar klien dapat melaksanakan cara
keberhasilan klien menstimulasi cara yang telah dipilihnya jika sedang
tersebut kesal.
- Anjurkan klien menggunakan cara
yang telah dipilihnya jika ia sedang
kesal/jengkel

TUK V : Klien dapat Ajarkan SP 4 Klien 1. Klien mengerti kegunaan obat


menggunakan obat - Jelaskan jenis-jenis obat yang sehingga mempunyai semangat agar
dengan benar (sesuai diminum klien cepat sembuh
- Diskusikan manfaat minum obat dan 2. Memberikan penjelasan apabila
program pengobatan)
kerugian berhenti minum obat tanpa klien putus obat agar klien tidak
berani putus obat jika sudah tahu
izin dokter akibatnya dapat membuat klien
kambuh
3. Agar klien atau keluarga mampu
mendapat obat lagi jika klien
kambuh atau obat yang dikonsumsi
habis dan tidak bingung untuk
mencari
4. Agar efek obat bekerja secara
optimal

Keluarga : Berikan pendidikan kesehatan pada Menjelaskan tentang pengertian, tanda


TUM : Keluarga dapat keluarga tentang cara merawat klien dan gejala resiko perilaku kekerasan,
terlibat dan menjadi resiko perilaku kekerasan. dan cara-cara merawat klien dengan
resiko perilaku kekerasan
system pendukung
dalam perawatan klien
TUK 1 : keluarga dapat
memahami tentang
resiko perilaku
kekerasan

TUK II: keluarga dapat Latih keluarga praktik merawat dan Memberi kesempatan kepada keluarga
memperagakan cara mengendalikan klien resiko perilaku untuk memperagakan cara merawat dan
merawat dan kekerasan langsung di hadapan klien mengendalikan klien dengan resiko
perilaku kekerasan langsung di
mengendalikan klien
hadapan klien
dengan resiko perilaku
kekerasan
G. Implementasi dan Catatan Perkembangan

Diagnosa
No Waktu Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan

1. Dx : Perubahan Selasa, 26 Pasien : S: Ru


Persepsi Sensori : Januari 2021 1. Membina hubungan saling percaya ti
Halusinasi 2. Mengajarkan SP 1 Pasien - Klien menjawab salam dan mampu
Pendengaran Jam 16.00 WIB - Membantu klien mengenal menyebutkan nama
halusinasinya - Klien mengatakan kabarnya baik dan
- Mengkaji perasaan klien ketika semalam bisa tidur
halusinasi pendengaran itu - Klien menyetujui kontrak
muncul - Klien mengatakan pernah ada
- Mengidentifikasi tindakan bayangan seseorang dan mendengar
yang dilakukan ketika bisikan-bisikan yang menyuruhnya
halusinasi pendengaran itu untuk pergi ke pondok pesantren,
muncul saat itu klien merasa gelisah dan
tidak tenang. Lalu klien mengikuti
suara tersebut.
- Klien menyetujui untuk kontrak
selanjutnya
O:
- Klien tidak dapat mempertahankan
kontak mata
- Klien terlihat gelisah dan ada
gerakan tambahan pada jari tangan
yang berulang
- Klien cukup kooperatif
- Klien berbicara dengan nada pelan
dan lambat, sering berakhir tanpa
ada gangguan
A:
Masalah perubahan persepsi sensori:
halusinasi penglihatan dan
pendengaran teratasi sebagian
P:
- Bina hubungan saling percaya
- SP 1

Rabu, 27 Januari Pasien : S: Ruti


2021
1. Membina hubungan saling percaya - Klien menjawab salam dan mampu
Jam 15.00 WIB 2. Mengajarkan SP 1 Pasien menyebutkan nama perawat
- Klien menyetujui kontrak waktu dan
- Membantu klien mengenal mengatakan senang diajak
halusinasinya berbincang-bincang
- Mengkaji perasaan klien ketika - Klien mengatakan melihat bayangan
halusinasi pendengaran itu dan mendengar suara-suara jika
muncul sedang sendiri dan tidak dapat tidur
- Mengidentifikasi tindakan di malam hari, terakhir mendengar 2
yang dilakukan ketika hari yang lalu namun dihiraukan.
halusinasi pendengaran itu Suara tersebut muncul 10-20 menit.
muncul - Klien juga mengatakan bila ada
- Diskusikan manfaat tentang suara yang berbisik, klien biasanya
cara yang telah dilakukan mengikuti perintah dari sura
- Membantu klien dalam tersebut, namun klien juga pernah
memutus/mengontrol menolak suara tersebut dengan
halusinasinya menutup telinga dan mata.
- Melatih klien - klien berkata isi dari suara tersebut
memutus/mengontrol berbeda-beda, biasanya
halusinasi pendengarannya
dengan cara menghardik menyuruhnya untuk pergi ke pondok
- Memberikan pujian kepada pesantrennya tempat ngaji dulu,
klien menyuruhnya mengaji,
- Membantu untuk membuatkan menyuruhnya berhenti melakukan
buku kegiatan harian aktivitas.
- Klien bersedia menerima penjelasan
dari halusinasi yang dialami
- Klien mengatakan dapat
mempraktekan cara
mengontrol/memutus halusinasi
yang telah diajarkan
- Klien mengatakan setuju dengan
jadwal yang dibuat oleh perawat
O:
- Klien kooperatif
- Kontak mata tidak dapat
dipertahankan
- Klien mampu berkenalan dan
menjawab pertanyaan yang diajukan
- Klien tampak gelisah terlihat ada
gerakan tambahan pada jari tangan
klien yang berulang-ulang
- Klien mampu mempraktikkan cara
menghardik halusinasi
- Klien telah membuat buku kegiatan
harian dibantu oleh perawat
A:
Masalah perubahan persepsi sensori:
halusinasi penglihatan dan
pendengaran teratasi sebagian
P:
Pertahankan intervensi dan
dilanjutkan dengan :
- Ajarkan SP 2

Kamis, 28 Mengajarkan SP 2 Pasien S: Ruti


Januari 2021 - Mengevaluasi keefektifan cara-
cara mengontrol/memutus - Klien mampu mengingat nama
Jam 11.00 WIB halusinasi dengan cara perawat dan merasa senang sudah
menghardik diajak berbincang-bincang
- Membantu klien agar minum obat - Klien menyetujui kontrak
secara teratur - Klien masih mengingat topik yang
- Mengawasi dalam penggunaan disampaikan di SP 1 dan dapat
obat klien menjelaskan halusinasi serta
- Memasukkan dalam jadwal mempraktikan cara menghardik
harian klien - Klien mengatakan minum obat 2x
- Memberikan pujian pada klien sehari dengan 2 jenis setiap kali
minumnya, minum setelah makan
pagi dan setelah makan malam
- Klien mengetahui efek samping
setelah minum obat
- Klien mengatakan bila obat tidak
diminum secara teratur maka klien
akan merasa gelisah, melihat
banyangan orang dan mendengar
suara-suara
- Klien menerima informasi dari
perawat mengenai hal yang harus
dilakukan sebelum minum obat
- Klien mengatakan setuju dengan
jadwal yang dibuat oleh perawat
O:
- Kontak mata klien sudah sedikit
dapat dipertahankan, namun ada
beberapa pertanyaan yang
membuatnya mengalihkan kontak
mata
- Klien kooperatif
- Klien bersedia diajak diskusi
mengenai pengobatannya
- Klien mampu menjelaskan kegiatan
di SP 1 dan mampu mengulang
pembicaraan di SP 2
A:
Masalah perubahan persepsi sensori:
halusinasi penglihatan dan
pendengaran teratasi sebagian
P:
Pertahankan intervensi dan
dilanjutkan dengan :
- Ajarkan SP 3 Pasien
- Ajarkan SP Keluarga

Jumat, 29 Mengajarkan SP 3 Pasien S: Ruti


Januari 2021 - Mengevaluasi keefektifan cara
- Klien mengatakan tadi malam bisa
mengontrol/memutus halusinasi
Jam 10.00 WIB yang telah dilakukan yaitu tidur dan bayangan dan suara-suara
menghardik dan minum obat yang biasa didengar mulai tidak
muncul
secara teratur - Klien dapat menjelaskan topik SP 2
- Melatih klien - Klien mengatakan sudah minum
memutus/mengontrol obat tadi pagi
halusinasinya dengan cara
- Klien paham penjelasan dari
bercakap-cakap
- Memasukkan dalam jadwal perawat mengenai
harian klien memutus/mengontrol halusinasinya
- Memberi pujian pada klien dengan cara bercakap-cakap
- Klien mengatakan senang bila ada
yang mengajaknya berbincang-
bincang
- Klien mengatakan setuju dengan
jadwal yang dibuat oleh perawat
O:
- Kontak mata klien cukup dapat
dipertahankan
- Klien kooperatif
- Klien mampu mengulang topik
pembicaraan SP 2 dan topik sp 3
- Klien dapat minum obat dengan
benar
- Tampak ekspresi klien senang saat
diajak berbincang-bincang
A:
Masalah perubahan persepsi sensori :
halusinasi penglihatan dan
pendengaran teratasi sebagian
P:
Pertahankan intervensi dan
dilanjutkan dengan :
- Ajarkan SP 4 Pasien

Sabtu, 30 Keluarga : S: Ruti


Januari 2021 Mengajarkan SP 1 Keluarga
- Adik klien mengatakan kurang
- Memberikan pendidikan
Jam 11.30 kesehatan tentang halusinasi memahami halusinasi yang dialami
klien.
Mengajarkan SP 2 Keluarga - Adik klien mengatakan klien sudah
- Mengajarkan cara merawat mampu melakukan perawatan
diri pada pasien meliputi
mandiri, hanya saja bila lupa
perwatan diri, cara
berkomunikasi, minum obat meminum obat klien akan gelisah
secara teratur, dan rutin kontrol dan tidak ingat mandi, makan, serta
sulit tidur.
- Adik klien merasa kebingungan
berkomunikasi dengan klien, saat
halusinasinya muncul.
- Adik klien bersedia diberikan
pendidikan mengenai halusinasi
yang dialami saudaranya dan cara
perawatan diri dan berkomunikasi
yang benar.
- Adik klien selalu berusaha
mengingatkan dalam minum obat
dan mengantar klien rutin kontrol.

O:
- Adik klien tampak senang saat
berikan pendidikan kesehatan
mengenai halusinasi dan perawatan
pada saudaranya
- Adik klien bertanya mengenai efek
samping masing-masing obat
- Adik klien kooperatif
A:
Masalah perubahan persepsi sensori :
halusinasi penglihatan dan
pendengaran teratasi sebagian
P:
Evaluasi SP 2 Keluarga dengan
mempratikan secara langsung
Senin, 01 Mengajarkan SP 4 Pasien S: Ruti
Februari 2021 - Mengevaluasi keefektifan cara - Klien mengatakan tadi malam dapat
mengontrol/memutus halusinasi tidur
Jam 10.00 WIB dengan cara menghardik,
- Klien mengatakan kemarin sore saat
minum obat teratur, dan
bercakap-cakap menyapu lantai dirumah sempat
- Melatih cara mengontrol melamun kemudian mendengar
halusinasi dengan cara suara-suara yang menyuruhnya
melakukan aktivitas berhenti menyapu, namun klien
- Memasukkan dalam jadwal menolaknya dengan menghardik
harian klien suara tersebut lalu klien pergi ke
- Memberi pujian pada klien
rumah kakaknya yang bersebelahan
dengan rumah adiknya yang
ditinggali kliean untuk bercakap-
cakap.
- Klien paham penjelasan dari
perawat mengenai
memutus/mengontrol halusinsinya
dengan melakukan aktivitas
terjadwal yang dapat dilakukan
dirumah
- Klien mampu menyebutkan
aktivitas yang disenangi dan mampu
membuat jadwal
- Klien mengatakan setuju dengan
jadwal yang dibuat oleh perawat
O:
- Kontak mata cukup
- Klien kooperatif
- Klien mampu mengulang cara
mengontrol dengan cara
menghardik, minum obat, bercakap-
cakap, dan aktivitas terjadwal
- Klien tampak senang
A:
Masalah perubahan persepsi sensori:
halusinasi penglihatan dan
pendengaran teratasi sebagian

P:
Hentikan Intervensi

Senin, 01 SP Keluarga : S: Ruti


Februari 2021 Mengajarkan cara merawat
- Adik klien mengatakan sudah
diri pada pasien secara
Jam 11.00 langsung menanyakan apakah klien sudah
mandi, makan, dan minum obat
- Adik klien juga menyampaikan
bila hari Sabtu akan ada jadwal
kontrol rutin dan akan berangkat
pukul 07.00
O:
- Adik klien tampak mendukung
perawatan klien dengan mampu
menerapkan perawatan diri klien
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
2. Dx : Harga Diri Rabu, 27 Januari 1. Membina hubungan saling percaya S: Ruti
Rendah Situasional 2021 2. Mengajarkan SP 1
- Identifikasi kemampuan dan - Klien menyetujui kontrak
Jam 12.00 WIB aspek positif yang dimiliki klien - Klien mengatakan merasa malu
- Bantu klien menilai kemampuan berkumpul dengan tetanggannya
yang dapat digunakan karena merasa dikucilkan
- Bantu klien memilih/menetapkan - Klien mengatakan malu karena
kemampuan yang akan dilatih merasa dirinya seseorang yang tidak
- Latih kemampuan yang dipilih bisa membantu ekonomi
klien keluarganya, kadang juga tidak
- Memberikan pujian terhadap selesai dalam membantu
klien atas pencapaianya menyelesaikan pekerjaan rumah
- Bantu klien menyusun jadwal - Klien mengatakan hal yang paling
palaksanaan kemampuan yang disukai dahulu yaitu bersepeda.
dilatih Namun kini hal yang disenang
adalah bercocok tanam.
- Klien sudah pernah membuat
bercocok tanam menanam
tumbuhan bunga, kelurganya pun
mengapresiasi hasil tumbuhan yang
tumbuh dari hasil menanam klien.
- Klien ingin kembali membuat
menanam tumbuhan lagi, namun
takut dimarahi adiknya karena
menghabiskan uang untuk beli pot
dirumah.
- Klien bersedia bila diajak bersama-
sama menanam tumbuhan.
- Klien mengatakan setuju dengan
jadwal yang dibuat oleh perawat
O:

- Klien bersedia mengutarakan hal


yang membuat harga dirinya merasa
menurun
- Klien kooperatif
- Klien mampu memilih kemampuan
dan aspek positif yang akan dilatih

A:
Masalah harga diri rendah belum
teratasi
P:
Intervensi dilajutkan SP 2
Evaluasi SP 1

Kamis, 28 Keluarga : S: Ruti


Januari 2021
1. Mengajarkan SP 1 Keluarga : - Keluarga mengatakan bersedia
Jam 12.30 berdiskusi mengenai masalah yang
Memberikan pendidikan kesehatan
pada keluarga tentang cara meraat dialami saudaranya
klien harga diri rendah. - Keluarga juga mengatakan klien
lebih banyak dirumah, kurang
2. Mengajarkan SP 2 Keluarga : melakukan aktivitas
Melatih keluarga praktik merawat - Keluarga memahami informasi
pasien harga diri rendah langsung di yang disampaikan
hadapan pasien - Keluarga mengatakan dapat
menerapkan saran yang diberikan
perawat yaitu, memberikan pujian
terhadap klien ketika klien berhasil
atau mendapatkan pencapaia atas
apa yang dilakukannya
O:
- Keluarga akif bertanya selama
diberikan penjelasan oleh perawat
- Keluarga mampu mempraktikan
yang diajarkan perawat langsung di
hadapan klien
A:
Masalah harga diri rendah situasional
belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Ajarkan SP 2

Jumat, 29 Mengajarkan SP 2 S: Ruti


Januari 2021
- melatih kemampuan kegiatan lain - Klien mengatakan tadi pagi sudah
jam 15.00 yang sesuai dengan kemampuan menyiram tanaman dan hari ini ingin
klien menanam tumbuhan lagi
- melanjutkan memasukkan latihan ke - Klien bersedia bila melakukan
jadwal harian menanam bersama
- Klien mengatakan kegiatan lain yang
disenangi yaitu menyapu halaman
rumah
- Klien mampu memasukkan dalam
jadwal kegiatan
O:
- Klien tampak kooperatif
- Klien mampu menyebutkan kegiatan
positif yang disenangi
- Klien mampu menuliskan dalam
jadwal kegiatan
A:
Masalah harga diri rendah situasional
teratasi
P:
Intervensi dihentikan

3. Resiko Perilaku Sabtu, 30 1. Membina hubungan saling percaya S: Ruti


Kekerasan Januari 2021 2. Ajarkan SP 1 Pasien
- Memberi kesempatan klien untuk Pasien :
mengungkapkan perasaannya
Jam 15.00 WIB - Mengkaji penyebab marah klien - Klien menyetujui kontrak
- Mengkaji tanda-tanda perilaku - Klien mengatakan pada bulan
kekerasan pada klien Januari 2020 dibawa ke RSJ karena
- Mengkaji cara yang digunakan marah-marah.
klien untuk mengatasi marahnya - Klien megatakan mudah
- Mengevaluasi keefektifan cara tersinggung bila ada perkataan yang
yang digunakan klien untuk menyinggung perasaan klien,
mengatasi marahnya kemudian klien merasa panas dan
- Melatih klien mengatasi marah-marah kepada kakak dan
marahnya dengan cara latihan adiknya
nafas dalam - Klien mengatakan bila marah
- Memberikan pujian pada klien melempar barang-barang yang ada
3. Mengajarkan SP 2 Pasien didekatnya
- Mengvaluasi keefektifan cara - Klien pernah merasa panas dan
mengontrol marah dengan cara ingin marah, usaha yang klien
yag telah di pilih lakukan agar tidak marah yaitu
- Melatih cara mengontrol marah menarik nafas dalam dan menyebut
dengan cara memukul kasur/ nama Allah, seperti yang telah
bantal diajarkan dirumah sakit. Namun
- Berikan pujian pada klien kadang belum sampai dilakukan
klien sudah terlanjur marah-marah.
- Klien mengatakan keinginan untuk
marah berkurang setelah diajarkan
cara mengontrol marah oleh perawat
- Klien mengatakan bisa menerapkan
cara mengontrol marah yang telah
diajarkan yaitu dengan cara latihan
nafas dalam dan memukul bantal
atau kasur
- Klien mengatakan sudah cukup
tenang
O:
- Klien mampu menjelaskan penyebab
marah dan respon ketika marah
- Klien kooperatif dan terlihat tenang
- Klien mampu mempraktikan tarik
nafas dalam dan pukul bantal
A:
Masalah risiko perilaku kekerasan
teratasi sebagian
P:
Intervensi dihentikan

Senin, 01 Keluarga : S: Ruti


Februari 2021
1. Mengajarkan SP 1 Keluarga : - Keluarga mengetahui jika marah
Jam 15.30 WIB klien akan melempar barang-barang
yang ada didekatnya, berbicara
Berikan pendidikan kesehatan pada kotor, bahkan pernah akan
keluarga tentang cara merawat klien mencelakai adiknya.
resiko perilaku kekerasan. - Keluarga mengatakan penyebab
marahnya bila mendengar kata-kata
yang menjelekkan atau
menyinggung perasaan dirinya dan
saat telat minum obat.
- Keluarga mengatakan bila akan
marah tandanya ekpresinya tegang
dan berbicara sendiri.
- Hal yang keluarga lakukan bila klien
marah, mencoba menjauhkan
barang-barang dari sekitar klien dan
menjauhi klien karena takut
menciderai yang lain.
- Keluarga bersedia diberikan
informasi mengenai cara merawat
klien
- Keluarga sudah memahami yang
disampaikan oleh perawat
O:
- Keluarga klien kooperatif
- Keluarga klien mampu menyebutkan
kembali hal-hal yang diperhatikan
untuk merawat klien
A:
Masalah risiko perilaku kekerasan
teratasi
P:
Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai