Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

Nama : Desty Murvianti


NPM : 195140005

1. Kasus/Masalah utama

Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi

2. Proses Terjadinya Masalah

a. Definisi

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh

pasien gangguan jiwa.Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan,

pengecapan, perabaan, atau penghidu tanpa stimulus nyata.(Keliat, 2011).

Halusinasi adalah perubahan dalam jumlah atau pola stimulasi yang datang

disertai ganguan respon yang kurang, berlebihan, atau distorsi terhadap stimulus

tersebut.(NANDA-I, 2012) .

Jenis halusinasi dan data penunjangnya:

Jenis halusinasi Data Objektif Data Subjektif


Halusinasi pendengaran /  Bicara atau tertawa sendiri  Mendengar suara-

suara tanpa lawan bicara. suara atau kegaduhan

 Marah-marah tanpa sebab  Mendengar suara

 Mencondongkan telinga yang mengajak

kearah tertentu bercakap-cakap

 Menutup telinga  Mendengar suara

menyuruh melakukan
sesuatu yang

berbahaya
Halusinasi Penglihatan  Menunjuk-nunjuk kearah  Meluhat bayangan,

tertentu sinar, bentuk geometris,

 Ketakutan pada objek yang bentuk kartun, melihat

tidak jelas hantu atau monster.


Halusinasi Penghidu  Menghidu seperti sedang  Membaui bau-bauan

membaui bau-bauan seperti bau darah, urine,

tertentu feses, kadang-kadang

 Menutup hidung bau itu menyenangkan.


Halusinasi Pengecapan  Sering meludah  Merasakan rasa seperti

 Muntah darah, urine, atau feses.

Halusinasi Perabaan  Menggaruk-garuk  Mengatakan ada

permukaan kulit serangga dipermukaan

kulit

 Merasa seperti

tersengat listrik

b. Rentang Respon Neurobiologis

Menurut Stuart and Sundeen (1998 : 302) dalam Yosep, (2009). persepsi mengacu

pada indentitas dan interpretasi awal dari suatu stimulus berdasarkan informasi

yang diterima melalui panca indera. Respon neurobiologis sepanjang rentang

sehat sakit berkisar dari adaptif pikiran logis, persepsi akurat, emosi konsisten,

dan sesuai dengan respon maladaptif yang meliputi delusi, halusinasi, dan isolasi

sosial.:

o Rentang Respon neurobiologis.

o Respon adaktif Respon maladptif.


o Pikiran logis pikiran kadang menyimpang kelainan pikiran.

o Persepsi akurat ilusi halusinasi.

o Emosi sesuai perilaku emosional berlebihan ketidakmampuan.

o Perilaku sesuai perilaku tidak lazim untuk mengalami hubungan sosial

menarik diri emosi.

o Ketidakteraturan.

RENTANG RESPONS NEUROBIOLOGIS

Respons adaptif Respons maladaptive

Pikiran logis Pikiran kadang menyimpang gangguan pikiran/waham


Persepsi akurat Ilusi halusinasi
Emosi konsisten Reaksi emosional berlebihan kesulitan untuk memproses emosi
dgn pengalaman Atau kurang
Perilaku sesuai Perilaku aneh atau tak lazim Ketidakteraturan perilaku hubungan
sosial Menarik diri isolasi sosial

c. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi dan presipitasi gangguan persapsi sensori halusinasi yang

paertama adalah faktor perkembangan, Tugas perkembangan klien yang

terganggu, misalnya rendahnya kontrol dan kehangatan keluarga menyebabkan

klien tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri, dan

lebih rentan terhadap stress; selanjutnya adalah Faktor sosiokultural, Seseorang

yang merasa tidak diterima lingkungannya sejak bayi (unwanted child) akan

merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya.dan yang


ketiga adalah Faktor biokimia Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan

jiwa. Adanya stress yang berlebihan dialami seseorang, maka di dalam tubuh akan

dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia seperti

Buffofenon dan Dimetytranferase (DMP).

Akibatnya stress berkepanjangan menyebabkan teraktivasinya neurotransmitter

otak, misalnya terjadi ketidakseimbangan acetylcholin dan dopamine; keempat

adalah Faktor psikologis,Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab

mudah terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada

ketidakmampuan klien dalam mengambil keputusan yang tepat demi masa

depannya.Klien lebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju

alam hayal; yang terakhir Faktor genetik dan pola asuh Penelitian menunjukkan

bahwa anak sehat yang diasuh oleh orangtua skizofrenia cenderung mengalami

hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.

d. Faktor Presipitasi

Sedangkan faktor Presipitasi adalah Perilaku, Respon klien terhadap halusinasi

dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan tidak aman, gelisah, dan bingung, prilaku

merusak diri, kuran perhatian, tidak mampu mengambil keputusan serta tidak

dapat membedakan keadaan nyata dan tidak nyata.

e. Tanda dan gejala

- Mendengar suara bisikan/melihat bayangan

- Bicara sendiri

- Tertawa sendiri

- Marah tanpa sebab


3. Dasar Penetapan masalah Klien

a. Pohon masalah

Resiko Perilaku Kekerasan

Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi

core problem

Isolasi Sosial

b. Masalah keperawatan dan masalah yang perlu dikaji

Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji


Gangguan SensoriPersepsi : Objektif:

Halusinasi Klien terlihat bicara atau tertawa

sendiri, marah-marah tanpa sebab,

mendekatkan telinga kearah tertentu,

dan menutup telinga.

Subjektif:

Klien mengatakan mendengar suara-

suara atau kegaduhan, mendengar

suara suara yang mengajaknya

bercakap-cakap, dan mendengar suara

menyuruh melakukan sesuatu yang

berbahaya.

4. Diangnosa Keperawatan

a) Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi.

b) Isolasi Sosial
c) Resiko Perilaku Kekerasan ( pada diri sendiri, orang lain, lingkungan dan verbal)

5. Rencana Tindakan Keperawatan

Terlampir

Daftar Pustaka

Keliat, Budi A. (2011). Keperawatan Kesehat jiwa komunitas. Jakarta: EGC.


Damaiyanti, Mukhripah. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : PT Refika
Aditama
Yosep, Iyus. (2009). Keperawatan jiwa. Jakarta: Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai