Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEPERAWATAN JIWA


HALUSINASI

Di Susun Oleh
RANUNG
NINGTYAS
2111102412134

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2022
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana klien mengalami perubahan sensori
persepsi yang disebabkan stimulus yang sebenarnya itu tidak ada (Sutejo, 2017)
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata,
sehingga klien menginterpretasikan sesuatu yang tidak nyata tanpa stimulus atau
rangsangan dari luar (Stuart dalam Azizah, 2016).

2. Etiologi
Faktor Penyebab Halusinasi Menurut Yosep (2014) yaitu:
a. Faktor presdisposisi
1) Faktor Perkembangan
Tugas perkembangan klien yang terganggu misalnya rendahnya kontrol dan
kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil,
mudah frustasi, hilang percaya diri, dan lebih rentan terhadap stress.
2) Faktor Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungan sejak bayi sehingga akan
merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya
3) Faktor Biokimia
Hal ini berpengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya stress yang
berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan suatu zat
yang bersifat halusiogenik neurokimia. Akibat stress berkepanjangan
menyebabkan teraktivasinya neurotransmitter otak,misalnya terjadi
ketidakseimbangan acetylchoin dan dopamine.
4) Faktor Psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada
penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan klien
mengambil keputusan tegas, klien lebih suka memilih kesenangan sesaat dan
lari dari alam nyata menuju alam hayal.
5) Faktor Genetik dan Pola Asuh
Penelitian Menunjukan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orangtuaskizofrenia
cenderung mengalami skizofrenia. Hasil studi menunjukkan bahwa faktor
keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini
b. Faktor Presipitasi Menurut Rawlins dan Heacock dalam Yosep (2014) dalam
hakekatnya seorang individu sebagai mahluk yang dibangun atas dasar unsur
bio-psiko-sosio-spiritual sehingga halusinasi dapat dilihat dari lima
dimensi,yaitu:
1) Dimensi Fisik
Halusinasi dapat disebabkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan
luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium dan kesulitan
tidur dalam waktu yang lama.
2) Dimensi Emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar masalah yang tidak dapat diatasi.
Halusinasi dapat berupa perintah memaksa dan menakutkan. Klien tidak
sanggup menentang sehingga klien berbuat sesuatu terhadap ketakutan
tersebut.
3) Dimensi Intelektual
Dalam hal ini klien dengan halusinasi mengalami penurunan fungsi ego.
4) Dimensi Sosial
Klien mengalami gangguan interaksi sosialdi dalam fase awal dan
comforting menganggap bahwa bersosialisasi nyata sangat membahayakan.
Klien halusinasi lebih asyik dengan halusinasinya seolah-olah itu tempat
untuk bersosialisasi.
5) Dimensi Spiritual
Klien halusinasi dalam spiritual mulai dengan kehampaan hidup, rutinitas
tidak bermakna, dan hilangnya aktivitas beribadah

3. Jenis-jenis Halusinasi
Menurut Yosep dalam Prabowo, 2014 halusinasi terdiri dari beberapa jenis
diantaranya:
a. Halusinasi pendengaran (audotorik)
Gangguan stimulus dimana pasien mendengar suara-suara terutama suara
orang. Biasanya mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang
sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
b. Halusinasi pengelihatan (visual)
Stimulus visual dalam bentuk beragam seperti bentuk pancaran
cahaya,gambaran geometric, gambar kartun, panorama yang luas dan bayangan
yang menakutkan
c. Halusinasi penghidu (Olfaktori)
Gangguan stimulus pada penghidu, yang ditandai dengan adanya bau busuk,
amis, dan bau menjijikan, tapi kadang terhidu bau harum.
d. Halusinasi peraba (taktil)
Gangguan stimulusyang ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa
ada stimulus yang terlihat, seperti merasakan sensasi listrik datang dari tanah,
benda mati atau orang lain.
e. Halusinasi pengecap (gustatorik)
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasaan sesuatuyang busuk, amis,
dan menjijikan
f. Halusinasi sinestetik
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti
darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentuan
urine

4. Tanda dan gejala


tanda dan gejala halusinasi Menurut (Azizah, 2016), antara lain:
a. Berbicara, tertawa, dan tersenyum sendiri
b. Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
c. Berhenti berbicara sesaat ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu
d. Disorientasi
e. Tidak mampu atau kurang konsentrasi
f. Cepat berubah pikiran
g. Alur pikiran kacau
h. Respon yang tidak sesuai
i. Menarik diri
j. Sering melamun
5. Rentang Respon

Respon adaptif Respon Maladaptif

- Pikiran logis - Distorsi pikiran - Gangguan piker/delusi


- Persepsi akurat (pikiran kotor) - Halusinasi
- Emosi konsisten - Ilusi - Perilaku disorganisasi
dengan pengalaman - Reaksi emosi - Isolasi sosial
- Perilaku sesuai berlebihan/kurang
- Hubungan sosial - Perilaku aneh dan
tidak biasa
- Menarik diri

6. Pohon Masalah

Resiko Perilaku Kekerasan

effect

Gangguan persepsi sensori :


halusinasi
Core problem

Isolasi sosial

Causa

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
- Identitas klien: nama, umur, jenis kelamin, tanggal pengkajian
- Keluhan utama atau alasan masuk
- Factor predisposisi
- Aspek fisik atau biologis
- Aspek psikososial: genogram, konsep diri, hubungan sosial, spiritual
- Status mental: penampilan, pembicaraan, afek, persepsi proses piker, isi pikir
- Kebutuhan persiapan pulang
- Mekanisme koping
- Masalah psikososial dan lingkungan
- Pengetahuan
- Aspek medik

Format data focus pengkajian halusinasi


- Persepsi
- Halusinasi: (pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan, dan penghidu)
- Jelaskan:
- Jenis halusinasi:
- Isi halusinasi:
- Waktu:
- Frekuensi:
- Situasi:
- Respon klien:

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori

3. Intervensi Keperawatan
No SDKI SLKI SIKI
1. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Halusinasi
Persepsi Sensori keperawatan selama …x 24 (I.09288)
(D.0085) jam diharapkan masalah daapt Observasi
teratasi dengan kriteria hasil:
Persepsi Sensori (L.09083) 1.1 Monitor Perilaku
yang mengindikasi
1. Verbalisasi mendengar
halusinasi
bisikan meningkat 1.2 Monitor isi
1 2 3 4 5 halusinasi
Terapeutik
2. Verbalisasi melihat 1.3 Pertahankan
bayangan meningkat lingkungan yang
1 2 3 4 5 aman
1.4 Diskusikan
perasaan dan
3. Verbalisasi merasakan respon terhadap
sesuatu melalui indra halusinasi
perabaan meningkat Edukasi
1 2 3 4 5 1.5 Anjurkan monitor
sendiri situasi
terjadinya
4. Verbalisasi merasakan
halusinasi
sesuatu melalui indra 1.6 Anjurkan bicara
penciuman meningkat pada orang yang
1 2 3 4 5 dipercaya untuk
memberi
5. Verbalisasi merasakan dukungandan
umpanbalik
sesuatu melalui indra korektif terhadap
pengecapan meningkat halusinasi
1 2 3 4 5 1.7 Ajarkan pasien dan
keluarga cara
mengontrol
halusinasi
Kolaborasi

1.8 Kolaborasi
pemberian obat
antipsikotik dan
antiansietas,jika
perlu
Daftar Pustaka

Sutejo. (2017). Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa:


Gangguan jiwa dan Psikososial. PT. Pustaka Baru

Prabowo, E. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:


Nuha Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017 Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Edisi 1 Cetakan III. Jakarta Selatan
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019 Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1
Cetakan II. Jakarta Selatan
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi
1 Cetakan II. Jakarta Selatan

Anda mungkin juga menyukai