HALUSINASI
DISUSUN OLEH :
TITIK NURCAHYANI
048SYE21
TAHUN 2024
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN JIWA DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
HALUSINASI
TITIK NURCAHYANI
048SYE21
5. Tahapan halusinasi
Tahapan Halusinasi menurut Hafizuddin (2021), yaitu:
a. Sleep disorder (fase awal seseorang sebelum muncul halusinasi)
Klien merasa banyak masalah, ingin menghindar dari lingkungan,
takut diketahui orang lain bahwa dirinya banyak masalah. Masalah makin
terasa sulit karena berbagai stressor terakumulasi, misalnya kekasih hamil,
terlibat narkoba, dihianati kekasih, masalah kampus, dan sebagainya.
b. Comforting (halusinasi secara umum ia terima sebagai sesuatu yang alami)
Klien mengalami emosi yang berlanjut seperti adanya cemas,
kesepian, perasaan berdosa, dan mencoba memusatkan pemikiran pada
timbulnya kecemasan. Ia beranggapan bahwa pengalaman pikiran dan
sensorinya dapat ia kontrol bila kecemasannya diatur, dalam tahap ini ada
kecendrungan klien merasa nyaman dengan halusinasinya.
c. Condemning (secara umum halusinasi sering mendatangi klien)
Pengalaman sensori klien menjadi sering datang dan mengalami bias.
Klien melai merasa tidak dapat lagi mengontrolnya dan mulai berupaya
menjaga jarak antara dirinya dengan obyek yang dipersepsikan klien mulai
menarik diri dari orang lain dengan intensitas waktu yang lama
d. Controling Severe Level of Anxiety (fungsi sensori menjadi tidak relevan
dengan kenyataan)
Klien mencoba melawan suara-suara atu sensori yang abnormal yang
datang. Klien dapat merasakan kesepian bila halusinasinya berakhir. Dari
sinilah dimulai gangguan psikotik.
e. Conquering Panic level of Anxiety (klien mengalami gangguan dalam
menilai lingkungannya)
Pengalaman sensorinya terganggu. Klien mulai merasa terancam
dengan datangnya suara-suara terutama bila klien tidak dapat menuruti
ancaman atau perintah yang ia dengar dari halusinasinya. Halusinasi dapat
berlangsung selama minimal empat jam atau seharian bila klien tidak
mendapatkan komunikasi terapiutik. Tarjadi gangguan psikotik berat.
6. Tanda dan gejala
a. Bicara, tersenyum bahkan ketawa sendiri
b. Menggerakkan bibir tanpa suara
c. Pergerakan mata yang cepat
d. Respon verbal yang lambat
e. Bersikap seperti mendengar dan melihat sesuatu
f. Merasa ada sesuatu pada kulitnya.
g. Merasakan mencium bau-bauan yang tidak wajar
h. Disorientasi waktu, tempat bahkan orang
i. Menarik diri dari orang lain
j. Bertindak merusak diri, orang lain dan bahkan lingkungan.
k. Tidak dapat mengurus diri
C. Pengkajian
Format pengkajian pada klien dengan gangguan persepsi sensori:
Halusinasi menurut Masturoh & Anggita (2018), yaitu:
Persepsi:
1. Jenis Halusinasi: pendengaran
2. Isi halusinasi: Klien mengatakan mendengar suara-suara yang berisi
“ngapain kamu disini? Pulang saja percuma hidupmu sudah hancur” dan
juga mendengar suara-suara yang mengajaknya bersetubuh.
3. Waktu halusinasi: menurut klien suara itu muncul saat menjelang tidur dan
saat klien menyendiri selain itu juga ketika klien berada dikamar mandi.
4. Frekuensi halusinasi: sehari bisa 5 – 10 kali
5. Situasi halusinasi: saat klien menyendiri
6. Respon klien: menuup telinga saat suara-suara itu muncul
D. Pohon masalah
Effect Resiko perilaku kekerasan
Hafizuddin. (2021). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. A Dengan Masalah. Osf.Io,
1–37. https://osf.io/9xn25/