Anda di halaman 1dari 7

Nama : Renni catur anggraini

NIM : 11202111

Unit Kerja : Ruang Anggrek

RS : RS Pertamina Balikpapan

1. Strategi Masalah Mutu

A. Strategi masalah mutu


adalah suatu cara atau pendekatan yang sangat menyeluruh dan berkaitan dalam
hal peningkatan pelayanan Kesehatan untuk meningkatkan kepuasan pasien,meliputi
asuhan keperawatan. dimana kegiatannya adalah mengevaluasi penerapan standar
asuhan keperawatan di Rumah Sakit yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dari
Rumah Sakit. Melalui serangkaian kegiatan seperti menetapkan masalah,penyebab
masalah,hasil yang dicapai,saran tindak lanjut yang dipadukan dengan penilaian
kinerja,menetapkan cara penilaian masalah dengan perencanaan,pelaksanaan cara
penyelesaian masalah. dalam hal ini factor-faktor yang penting dan wajib di perhatikan
antara lain
1) Improvement Team
2) Proses Evidence Base Prctice
3) Case and Care Management
4) Technology
5) Surveillance
6) Rewarding Quality Baldrige Award
7) Insentif Finansial

B. Evidence Based Practice ( EBP ) adalah :

1. Menurut Greenberg & Pyle (2006) dalam Keele (2011), “Evidence-Based Practice
adalah penggunaan bukti untuk mendukung pengambilan keputusan di pelayanan
kesehatan”.
2. Menurut Melnyk & Fineout-Overholt (2011) EvidenceBased Practice in Nursing
adalah penggunaan bukti ekternal, bukti internal (clinical expertise), serta manfaat
dan keinginan pasien untuk mendukung pengambilan keputusan di pelayanan
kesehatan
3. integrasi keahlian klinis, nilai-nilai pasien, dan bukti penelitian terbaik ke dalam
proses pengambilan keputusan untuk perawatan pasien. Keahlian klinis mengacu
pada akumulasi pengalaman, pendidikan, dan keterampilan klinis dokter.
4. suatu pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk
kepentingan pelayanan kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam praktek,
EBM memadukan antara kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti
ilmiah terkini yang paling dapat dipercaya.
5. penggunaan bukti ekternal, bukti internal (clinical expertise), serta manfaat dan
keinginan pasien untuk mendukung pengambilan keputusan di pelayanan
kesehatan.
3 ( tiga ) komponen EBP :
a) clinical evidence
Keterampilan untuk mengidentifikasi kondisi pasien dan menentukan
diagnosis secara cepat dan tepat, termasuk mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang
menyertai serta memperkirakan kemungkinan manfaat dan resiko dari intervensi yang
akan diberikan.
Contoh :
Mengatasi nyeri post op laparotomy dengan tehnik genggam jari.
b) best research evidence
Bukti-bukti ilmiah hasil riset dan studi-studi yang dilakukan dengan
metodologi yang sangat terpercaya, dilakukan secara benar dan menggunakan
variabel-variabel penelitian yang dapat diukur dan dinilai secara obyektif.
Contoh :
di ruang Anggrek pasien post op laparotomy mengeluh nyeri Karena hal ini
perawat di ruang rawat inap anggrek mencoba menerapkan jurnal EBP penelitian
sebelumnya untuk mengatasi nyeri.Dalam penatalaksanaan nyeri dengan tehnik
relaksasi genggam jari. perawat mengajarkan kepada pasien dan keluarga tehnik
genggam jari saat nyeri muncul,kemudian di evaluasi setiap hari nya. Dari hasil
pelaksanaan dengan teknik ini,angka nyeri menurun.
c) patient value and preference
Nilai-nilai yang unik dan preferensi pasien tentang status kesehatan dan
penyakitnya juga mempunyai harapan-harapan atas upaya penanganan dan
pengobatan yang diterimanya. Pelayanan kesehatan yang dilakukan, selain dapat
diterima dan didasarkan pada bukti-bukti ilmiah, juga mempertimbangkan nilai-nilai
subyektif yang dimiliki oleh pasien.
Contoh :
Dengan diajarkan tentang teknik genggam jari pasien dan keluarga merasa
sangat terbantu .Karena bisa dengan tindakan ini skal nyeri berkurang sehingga
pasien dapat beraktivitas kembali.

2. Intervensi masalah- masalah mutu

a. Intervensi masalah mutu adalah Tindakan yang sistematis dan logis yang dilakukan
oleh orang per orang, kelompok maupun institusi untuk untuk mempromosikan atau
meningkatkan mutu produk, jasa untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
b. Team improvement process adalah sekelompok orang terpilih yang ditantang untuk
meningkatkan proses yang dipilih dalam suatu organisasi. Tim disusun oleh pemilik
proses dan pemimpin tim, dan terdiri dari orang-orang di tenaga kerja yang terlibat
dalam beberapa cara – secara langsung atau tidak langsung – dengan proses tersebut.
membutuhkan kumpulan bakat yang tepat. Tim yang terdiri dari individu yang bekerja
sama dengan baik dan membawa keterampilan yang sesuai ke meja memiliki tingkat
keberhasilan yang tinggi. Memilih pemimpin atau fasilitator yang dapat mengelola
agenda, menetapkan item tindakan, dan menjaga tim tetap pada jalurnya adalah kunci
penting.
Contohnya :
Di ruang rawat anggrek di ikutkanya pelatihan CWCCA utk meningkatkan mutu
pelayanan dalam hal ganti balut pada luka.,
3. Manajemen Dan Keamanan Fasilitas (MKF)
a) Dalam kegiatannya, rumah sakit harus menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi,
dan suportif bagi pasien, keluarga, staf, dan pengunjung. Untuk mencapai tujuan
tersebut fasilitas fisik, peralatan medis, dan peralatan lainnya harus dikelola secara
efektif. Secara khusus, manajemen harus berupaya keras Mengurangi dan
mengendalikan ,bahaya dan risiko, mencegah kecelakaan dan cidera serta
memelihara kondisi aman.
6 ( enam ) manajemen resiko rumah sakit :
1) Keslamatan dan keamanan
2) B3 dan limbahnya
3) Manajemen penganggulangan bencana
4) Sistem kebakaran
5) Peralatan medis
6) Sistem penunjang
b) Peran perawat Anggrek dalam MKF di RS sebagai pelaksana langsung seperti
contohnya
 memastikan secara langsung bahwa alat –alat B3 berada pada tempat yang aman
dan jauh dari jangkauan pasien.
 Apar ada di salah satu sudut ruangan dan cara pemakaianya.
 Ada papan yang mengatur tentang petuga yang bertanggung jawab jika terjadi
code red,code blue dan code black.

4. Safety and Quality


a. Safety is the priority dan quality is the standart.
Tujuan keselamatan pasien di rumah sakit adalah mencegah terjadinya
cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang harusnya diambil. Upaya peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit dapat diartikan keseluruhan upaya dan kegiatan secara
komprehensif dan integratif memantau dan menilai mutu pelayanan. memecahkan
masalah-masalah yang ada dan mencari jalan keluarnya, sehingga mutu pelayanan
akan menjadi lebih baik. Untuk dapat mengetahui mutu pelayanan rumah sakit
dan dapat melakukan upaya peningkatan mutu yang terus menerus dan
berkesinambungan maka Komite Mutu & Keselamatan Pasien telah membuat
indikator mutu dari semua unit kerja di rumah sakit.
b. Issue safety dalam keperawatan
Perawat adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Perawat memegang posisi kunci karena 24 jam terus menerus berada di Rumah
Sakit dengan jumlah yang relatif besar dan kontak paling lama dengan pasien
dengan resiko membuat kesalahan yang juga besar.
Elemen keslamatan pasien antara lain :
 Kesalahan Obat
 Penggunaan Restraint
 Infeksi Nosokomial
 Operasi
 Luka Akibat Tertekan
 Transfusi Darah/Infus
 Resistansi Kuman
 Program Imunisasi
 Pencatatan Dan Pelapora

Dalam Standart keslamatan pasien issue safety, akar penyebab yang paling umum
antara lain

 Permasalahan Komunikasi
 Aliran Informasi
 Masalah Manusia
 Issue hubungan dengan pasien
 Transfer Pengetahuan Dalam Organisasi
 Work Flow
 Kesalahan Teknis
 Kebijakan Dan Prosedur
5. Patient centered care
a. Patient centered care adalah inovasi pendekatan dalam perencanaan, pelayanan, dan
evalusasi perawatan kesehatan yang berdasarkan pada kemitraan yang saling
menguntungkan antara penyedia pelayanan kesehatan, pasien, dan keluarga.
Diterapkan kepada pasien dari segala kelompok usia, dan bisa dipraktekkan dalam
setiap bentuk pelayanan kesehatan
b. Patient Centered Care (PCC) adalah inovasi pendekatan dalam perencanaan,
pelayanan,dan evalusasi perawatan kesehatan yang berdasarkan pada kemitraan yang
saling menguntungkan antara penyedia pelayanan kesehatan,pasien,dan keluarga
(Keene, n.d.2001).
c. Patient Centered Care (PCC) sebagai “perawatan yang ramah dan responsive terhadap
pilihan,kebutuhan,dan nilai pasien secara individual,dan memastikan pasien membuat
keputusan klinis” (Institute of Medicine (U.S.) and Committee on Quality of Health
Care in America 2001).
d. Patient Centered Care adalah sejauh mana profesional perawatan memilih dan
memberikan intervensi yang responsif terhadap kebutuhan individual. (Lauver dkk.
(2002))
e. Patient Centered Care sebagai perawatan komprehensif yang memenuhi kebutuhan
fisik,psikologis,dan sosial setiap pasien.Tak satu pun dari definisi ini mewakili PCC
secara keseluruhan (Suhonen, Välimäki, and Leino-Kilpi, n.d.)
f. Patient Centered Care (PCC) adalah mengelola pasien dengan merujuk dan
menghargai individu pasien meliputi preferensi/pilihan,keperluan,nilai – nilai,dan
memastikan bahwa semua pengambilan keputusan klinik telah mempertimbangkan
dari semua nilai – nilai yang diinginkan
g. PCC (Patient Centered Care) sebagai asuhan yang menghormati dan responsif
terhadap pilihan, kebutuhan dan nilai – nilai pribadi pasien. Serta memastikan bahwa
nilai – nilai pasien menjadi panduan bagi semua keputusan klinis. (Shaller, 2007).
Peran PCC dalam pelayanan keperawatan antara lain perawat wajib :
i. Menghormat Hak Pasien
ii. Menyimpan Rahasia
iii. Memberikan informasi masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang
dibutuhkan
iv. Meminta Persetujuan Tindakan Keperawatan yang akan dilakukan
v. Melakukan Pencatatan Asuhan Keperawatan Secara Sistematis
vi. Mematuhi Standar.

Anda mungkin juga menyukai