Anda di halaman 1dari 5

Nama : Zaki muhammad rizki

Prodi : D3 keperawatan

Coba menggali dalam Pancasila dari sumber yuridis , historis,

YURIDIS

MEMPERDALAM PANCASILA SEBAGAI SUMBER DARI YURIDIS

MerupakanDasarNegaraRepublikIndonesiasebagaimanaterdapatpada

PembukaanUndang-undangDasarNegaraRepublikIndonesiatahun1945.

PeneguhanPancasilasebagaidasarnegaraterdapatpadaPembukaanUndangundangjuga
terdapatpuladalamketetapanMPRNomorXVIII/MPR/1998.Selain

itu, juga dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang

Pembentukan Perundang-undangan bahwa Pancasila merupakan sumber dari

segala hukun negara.

Yuridis berdasarkan kamus hukum berarti menurut hukum atau secara hukum.

digunakan

untukaspekyuridis.DiIndonesiaAspekyuridisadalahaspekhukumPancasila.Dalamhal

penulisan karya ilmiah pengertian yuridis adalah segala hal yang memiliki arti hukum dan

disahkan olehpemerintah.

Landasan Yuridis menyangkut aturan perundang-undangan yang mendasari pelaksanaan

Pendidikan Pancasila. Pancasila secara yuridis konstitusional telah secara formal menjadi

dasarnegarasejakdituangkannyarumusanPancasiladalampembukaanUUD1945.19Mar

2021.

Secara yuridis ketatanegaraan, Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia


sebagaimana terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, yang kelahirannya ditempa dalam proses kebangsaan Indonesia.Pancasila sebagai
Dasar Negara merupakan landasan dan sumber dalam membentuk dan menyelenggarakan
negara hukum tersebut. Hal tersebut berarti pendekatan yuridis hukum merupakan salah satu
pendekatan utama dalam pengembangan atau pengayaan materi mata kuliah pendidikan
Pancasila.

Sumber Yuridis Pancasila sebagai Dasar Negara


Secara yuridis ketatanegaraan, Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia
sebagaimana terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, yang kelahirannya ditempa dalam proses kebangsaan Indonesia. Melalui Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai payung hukum, Pancasila perlu
diaktualisasikan agar dalam praktik berdemokrasinya tidak kehilangan arah dan dapat
meredam konflik yang tidak produktif Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR periode
2009--2014,
2013:89.PeneguhanPancasilasebagaidasarnegarasebagaimanaterdapatpadapembukaan, juga
dimuat dalam Ketetapan MPR Nomor XVIIIMPR1998, tentang Pencabutan ketetapan MPR
Nomor IIMPR1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila Ekaprasetya
Pancakarsa dan ketetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara. Meskipun
status ketetapan MPR tersebut saat ini sudah masuk dalam kategori ketetapan MPR yang tidak
perlu dilakukan tindakan hukum lebih lanjut, baik karena bersifat einmalig final, telah dicabut
maupuntelahselesaidilaksanakanPimpinanMPRdanTimKerjaSosialisasiMPRperiode2009-
2014,2013:90.Selainitu,jugaditegaskandalamUndang-UndangNomor12tahun2011tentang
Pembentukan Perundang-undangan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukumnegara.PenempatanPancasilasebagaisumberdarisegalasumberhukumnegara,yaitu
sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945,bahwa Pancasila ditempatkan sebagai dasar dan ideologi negara serta sekaligus dasar
filosofis bangsa dan negara sehingga setiap materi muatan peraturan perundang-undangan
tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang 86 terkandung dalam Pancasila Pimpinan MPR
dan Tim Kerja Sosialisasi MPR periode 2009-2014, 2013: 90-91.Setelah melalui proses
persidangan dan lobi-lobi akhirnya rumusan Pancasila hasil penggalian Bung Karno tersebut
berhasil dirumuskan untuk dicantumkan dalam Mukadimah UndangUndang Dasar 1945, yang
disahkan dan dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada sidang PPKI I
tanggal 18 Agustus1945.

HISTORIS

MEMPERDALAM PANCASILA DARI SISI HISTORIS

Sidang Pertama BPUPKI tanggal 29 Mei 1945 yang diketuai oleh Dr. Radjiman

WedyodiningratyangdidalamnyamembahasmengenaiDasarNegaraRepublik

Indonesia.

Usulan dari Moh. Yamin :

1. PeriKebangsaan.

2. PeriKemanusiaan.

3. PeriKe-Tuhanan.

4. PeriKerakyatan.
5. KesejahteraanRakyat.

Usulan dari Dr. Soepomo :

1. Persatuan.

2. Kekeluargaan.

3. Keseimbangan Lahir danBathin.

4. Musyawarah.

5. KeadilanRakyat.

Usulan dari Ir. Soekarno :

1. KebangsaanIndonesia.

2. Internasionalisme danPerikemanusiaan.

3. Mufakat atauDemokrasi.

4. KesejahteraanSosial.

5. Ketuhanan Yang MahaEsa.

Padatanggal1Juni1945Ir.Soekarnoberpidatomengenairumusandasarnegara,

yangkemudiandiberikannama“Pancasila”yangberartilimadasar.

Padatanggal22Juni1945Panitia9NaskahUsulanMukadimahUUDyanglebih dikenal

dengan Piagam Jakarta:

1. Ketuhanan,denganberkewajibanmenjalankansyariatIslambagipemelukpemeluknya.

2. Kemanusiaan yang adil danberadab.

3. PersatuanIndonesia.

4. Kerakyatanyangdipimpinolehhikmatdalampermusyawaratanperwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyatIndonesia.

Pada tanggal 18 Agustus 1945 Moh. Hatta mengusulkan penghapusan tujuh kata dari

Piagam Jakarta serta mengganti istilah “Mukadimah” menjadi “Pembukaan”. Adapun


kelima sila hasil dari PPKI tersebut digunakan hingga sekarang yaitu :

1. Ketuhanan Yang MahaEsa.

2. Kemanusiaan yang adil danberadab.

3. PersatuanIndonesia.

4. Kerakyatanyangdipimpinolehhikmatdalampermusyawaratanperwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyatIndonesia.

SOSIOLOGIS

MEMPERDALAM PANCASILA SEBAGAI SUMBER SOSIOLOGIS

Pancasila sebagai dasar negara telah berakar dalam kehidupan masyarakat meliputi hal-hal
sebagai berikut:

1. nilai-nilaiketuhanandapatditemukandalamkehidupanberagamamasyarakatindonesia
dalamberbagaibentukkepercayaandankeyakinanberbeda-beda.

2. Nilai-nilaikemanusiaandapatditemukandalamhalsalingmenghargaidanmenghormatihak- hak
orang lain, tidak bersikapsewenang-wenang.

3. Nilai-nilai etis kemanusiaan mengakar kuat dalam lingkungan pergaulan kebangsaan yang
dekat sebelum menjangkau pergaulan dunia yang lebih jauh. Hal ini dapat ditemukan dalam
bentuksolidaritas,rasasetiakawan,rasacintatanahairyangberwujudpadamencintaiproduk
dalamnegeri.

4. Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan dan nilai sertacita-cita kebangsaan itu dalam aktualitas
harusmenjunjungtinggikedaulatanrakyatyangdipimpinolehhikmatkebijaksanaan.

5. Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai dan cita kebangsaan serta demokrasi. Hal ini dapat
ditemukandalamsikapsukamenolong,menjalankangayahidupsederhanadantidakmenyolok
atauberlebihan

POLITIS

MENDALAMI PANCASILA SEBAGAI SUMBER POLITIS

Unsur-unsur politis pancasila sebagai dasar negara meliputi hal-hal sebagai berikut:

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa diwujudkan dalam bentuk semangat toleransi antarumat
beragama.
SilaKemanusiaanYangAdildanBeradab,DiwujudkanpenghargaanterhadappelaksanaanHak Asasi
Manusia diIndonesia.

SilaPersatuanIndonesia,Diwujudkandalammendahulukankepentinganbangsadannegara
daripada kepentingan kelompok atau golongan, termasukpartai.

SilaKerakyatanYangDipimpinOlehHikmatKebijaksanaanDalamPermusyawaratan/
Perwakilan diwujudkan dalam mendahulukan pengambilan keputusan berdasarkan
musyawarah daripadavoting.

Sila keadilan sosoal bagi seluruh rakyat indonesia diwujudkan dalam tidak menyalahgunakan
kekuasaan untuk memperkaya diri atau kelompok.

Ide perubahan substansi dan kelembagaan dalam RUU HAP melalui transplantasi hukum,
serta dampak ratifikasi atas Konvenan Internasional mengenai Hak Sipil dan Hak Politik
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tanpamempertimbangkan hambatan-
hambatan baik secara kelembagaan, kultural, sosiologis maupun secara geografis yang
membedakan Indonesia dengan Belanda, Perancis dan Amerika Serikat jelas akan merugikan
diri kita sendiri. Di samping itu anggapan bahwa dengan meratifikasi konvensi tidak serta merta
diadopsi seluruh ketentuan dalam konvensi selama konvensi tersebut tidak ditetapkan sebagai
“non- reserved convention” Sehingga tidak ada kewajiban mutlak (mandatory obligation) bagi
negara peratifikasi untuk melaksanakan seluruh isi ketentuan. Bahkan di dalam setiap konvensi
masih diberikan kesempatan kepada negara peratifikasi untuk menerapkannya sesuai dengan
sistem hukum domestik masingmasing negara yang bersangkutan. Dalam hal ini sebaiknya
juga menghindarkan diri dari perilaku politik (political behavior) yang berstandar ganda (double
standard) dari pemerintah negara-negara asing yang memberikan bantuan konsultasi dalam
proses pembentukan peraturan perundangundangan.Upaya untuk melakukan perubahan
substansi seharusnya tetap memperhatikan perkembangan yang terjadi di Indonesia saat ini, di
antaranya berupa peningkatan kesadaran tentang perlunya perlindungan terhadap hak asasi
manusia baik yang didorong oleh demokratisasi politik maupun yang didorong oleh prinsip-
prinsip hukum internasional. Peningkatan kesadaran ini harus diselaraskan dengan melakukan
penyesuaian terhadap norma-norma baik yang berkenaan dengan proses penyidikan dan
penuntutan maupun dalam proses pemeriksaan di sidang pengadilan serta mempertimbangan
keseimbanganantarakepentingantersangka/terdakwa,kepentingankorban,dankepentingan

masyarakat, serta kepentingan penegakan hukum secara proporsional.Di bidang sosio-politik


terdapat perkembangan lain di bidang legislasi, yaitu adanya tuntutan untuk mengakomodir
nilai
-nilai kearifan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Di antara nilai-nilai kearifan
yang dituntut untuk diakomodasi berupa penyelesaian masalah melalui mediasi dengan tetap
berorientasi terciptanya tujuan dari hukum. Tuntutan politik legislasi demikian menghendaki
adanya penyesuaian antara hukum formal dengan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai