Anda di halaman 1dari 13

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

HALUSINASI

A. Pengertian
Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya
rangsangan ( stimulus ) eksternal ( Stuart & Laraia, 2013; Laraia, 2009 ). Halusinasi
merupakan gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang
sebenarnya tidak terjadi.
Caroline , Keliat dan Sabri ( 2008 ) meneliti bahwa dengan pelaksanaan
standar asuhan keperawatan ( SAK ) halusinasi, maka kemampuan kognitif klien
meningkat 47%, psikomotor meningkat 48%. Pelaksanaan standar asuhan
keperawatan SAK halusinasi juga menurunkan tanda dan gejala halusinasi sebesar
14%.
B. Macam-Macam Halusinasi
1. Halusinasi pendengaran
2. Halusinasi penglihatan
3. Halusinasi penciuman
4. Halusinasi pengecapan
5. Halusinasi perabaan
6. Halusinasi kinestik
7. Halusinasi hipnogogik
8. Halusinasi hipnopompik
9. Halusinasi histerik
10. Halusinasi autoskopi
C. Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala halusinasi dinilai dari hasil observasi terhadap pasien serta
ungkapan pasien. Tanda dan gejala pasien halusinasi adalah sebagai berikut:
1. Data Obyektif
a. Bicara atau tertawa sendiri.
b. Marah-marah tanpa sebab.
c. \Memalingkan muka ke arah telinga seperti mendengar sesuatu
d. Menutup telinga.
e. Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu.
f. Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas.
g. Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu.
h. Menutup hidung.
i. Sering meludah.
j. Muntah.

1
k. Menggaruk-garuk permukaan kulit.
2. Data Subyektif
a. Mendengar suara-suara atau kegaduhan.
b. Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap.
c. Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya.
d. Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartun, melihat hantu
atau monster.
e. Mencium bau-bauan seperti bau darah, urin, feses, kadang-kadang bau itu
menyenangkan.
f. Merasakan rasa seperti darah, urin atau feses
g. Merasa takut atau senang
h. Mengatakan sering mendengar sesuatu pada waktu tertentu saat sedang
sendirian.
i. Mengatakan sering mengikuti isi perintah halusinasi
D. Diagnosa Keperawatan
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
E. Pohon Masalah
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan Akibat

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi Core problem

Isolasi sosial : Manarik diri Penyebab

F. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan Halusinasi ( Pasien )
a. Tujuan pasien mampu :
1) Mengenali halusinasi yang dialaminya: isi, frekuensi, waktu terjadi,
situasi pencetus, perasaan, respon. Mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik.
2) Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap.
3) Mengontrol halusinasi dengan cara menggunakan obat.
4) Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas.
b. Tindakan Keperawatan
1) SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-
cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi
dengan cara pertama: menghardik halusinasi

2
Menjelaskan cara menghardik halusinasi, memperagakan cara
menghardik, meminta pasien memperagakan ulang, memantau
penerapan cara ini, dan menguatkan perilaku pasien.
2) SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua:
bercakap-cakap dengan orang lain.
3) SP 3 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
Menjelaskan pentingnya penggunaan obat, jelaskan bila obat tidak
digunakan sesuai program, jelaskan akibat bila putus obat, jelaskan cara
mendapat obat/ berobat, jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip
6 benar ( benar jenis, guna, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat ).
4) SP 4 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:
Melaksanakan aktivitas terjadwal
Menjelaskan pentingnya aktifitas yang teratur, mendiskusikan aktifitas
yang biasa dilakukan oleh pasien, melatih pasien melakukan aktifitas,
menyusun jadual aktifitas sehari–hari sesuai dengan jadual yang telah
dilatih, memantau jadual pelaksanaan kegiatan, memberikan
reinforcement.
2. Tindakan Keperawatan Halusinasi ( Keluarga )
a. Tujuan keluarga mampu :
1) Mengenal masalah merawat pasien di rumah.
2) Menjelaskan halusinasi ( pengertian, jenis, tanda dan gejala
halusinasi dan proses terjadinya ).
3) Merawat pasien dengan halusinasi.
4) Menciptakan lingkungan yang nyaman untuk klien dengan halusinasi
5) Mengenal tanda dan gejala kambuh ulang.
6) Memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk follow-up pasien dengan
halusinasi.
b. Tindakan keperawatan
1) SP 1 keluarga : Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam
merawat pasien.
2) SP 2 Keluarga : Pendidikan Kesehadan tentang pengertian
halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala
halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi, proses terjadinya
halusinasi
3) SP 3 Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien yang
mengalami halusinasi. Jelaskan dan latih cara merawat anggota
keluarga yang mengalami halusinasi: menghardik, minum obat,
bercakap-cakap, melakukan aktivitas.

3
4) SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanju
G. Strategi Pelaksanaan
1. Strategi Pelaksanaan (Pasien)
SP 1 Pasien: Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara
mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol
halusinasi dengan cara pertama: menghardik halusinasi

ORIENTASI:
Salam terapeutik
”Selamat pagi bapak, Saya cardina dewi anisa putri. Saya Mahasiswa keperawatan
STIKES Telogorejo Semarang yang akan merawat bapak, senang dipanggil suster
cardina. “Nama bapak siapa? Bapak senang dipanggil apa?”
Validasi
”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”
Kontrak ( waktu, topik, dan tempat )
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang suara yang selama ini bapak
dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa
lama? Bagaimana kalau 30 menit”

KERJA
”Apakah bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara
itu?”
”Apakah terus – menerus terdengar atau sewaktu – waktu? Kapan yang paling sering
dengar suara? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan apa suara itu
terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”
”Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara itu?”
”Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara –
suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara – cara untuk mencegah suara –
suara itu muncul?
”Bapak, ada empat cara untuk mencegah suara – suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap – cakap dengan orang lain.
Ketiga, melakukan kegiadan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat
dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara – suara itu muncul, langsung bapak bilang,
pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu
diulang – ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah
begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus bapak sudah bisa”

4
TERMINASI
Evaluasi
”Bagaimana perasaan bapak setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara – suara itu
muncul lagi, silakan coba cara tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya.
Mau jam berapa saja latihannya? ( Saudara masukkan kegiadan latihan menghardik
halusinasi dalam jadwal kegiadan harian pasien ).
RTL
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi besok untuk belajar dan latihan mengendalikan
suara – suara dengan cara yang kedua? Jam berapa pak? Bagaimana kalau dua jam
lagi? Berapa lama kita akan berlatih? Dimana tempatnya?”
”Baiklah, sampai jumpa.”

SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua:


bercakap-cakap dengan orang lain
ORIENTASI:
Salam terapeutik
“Selamat pagi pak. Masih ingat dengan saya? Iya betul saya suster cardina pak.
Validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara – suaranya masih muncul? Apakah
sudah dipakai cara yang telah kita latih? Berkurangkan suara – suaranya? Bagus.
Kontrak ( waktu, topik, dan tempat )
Sesuai janji kita kemarin saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi
dengan bercakap – cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau
di mana? Di sini saja?
KERJA:
“Cara kedua untuk mencegah / mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan
bercakap – cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara –
suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol
dengan bapak Contohnya begini; … tolong, saya mulai dengar suara – suara. Ayo
ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya istri, anak bapak
katakan: bu, ayo ngobrol dengan saya, karena saya sedang dengar suara – suara.
Begitu mas Coba bapak lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba
sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya!”
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang
bapak pelajari untuk mencegah suara – suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau
bapak mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal

5
kegiadan harian bapak. Mau jam berapa latihan bercakap – cakap? Nah nanti lakukan
secara teratur serta sewaktu – waktu suara itu muncul!
RTL
Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu
membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana
kalau jam 10.00? Mau di mana / Di sini lagi? Sampai besok ya. Selamat pagi”

SP 3 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur


Orientasi:
Salam terapeutik
“Selamat pagi pak. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya suster cardina
mahasiswa keperawatan dari universitas an nuur purwodadi pak.
Validasi
Bagaimana perasaan mas hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul? Apakah
sudah dipakai 2 cara yang telah kita latih? Bagus!
Kontrak ( waktu, topik, dan tempat )
Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan tentang
obat – obatan yang bapak minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu
makan siang. Di sini saja ya pak?”
KERJA
“Pak, adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara – suara
berkurang / hilang? Minum obat sangat penting supaya suara – suara yang bapak
dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang bapak
minum? ( Perawat menyiapkan obat pasien ) Ini yang warna orange ( CPZ ) 3 kali
sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara –
suara. Ini yang putih ( THP ) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks dan
tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu ( HP ) 3 kali sehari jam nya sama gunanya
untuk pikiran biar tenang. Kalau suara – suara sudah hilang obatnya tidak boleh
diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, bapak akan
kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis bapak
bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. Mas juga harus teliti saat
menggunakan obat – obadan ini. Pastikan obatnya benar, artinya bapak harus
memastikan bahwa itu obat yang benar – benar punya bapak. Jangan keliru dengan
obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya,
dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya bapak juga
harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas
per hari”

6
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap – cakap tentang obat? Sudah
berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara – suara? Coba sebutkan! Bagus!
(jika jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan
bapak. Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau
di rumah. Nah makanan sudah datang.
RTL
Besok kita ketemu lagi untuk melakukan aktivitas terjadwal?Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”

SP 4 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:


melaksanakan aktivitas terjadwal
ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya suster cardina
mahasiswa keperawatan dari universitas an nuur purwodadi pak.
Validasi
Bagaimana perasaan hari ini? Apakah suara – suaranya masih muncul? Apakah sudah
dipakai dua cara yang telah kita latih? Bagaimana hasilnya? Bagus!
Kontrak ( waktu, topik, dan tempat )
Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi
yaitu melakukan kegiadan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di
ruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”

KERJA
“Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi – pagi apa kegiatannya, terus jam
berikutnya ( terus ajak sampai didapatkan kegiadannya sampai malam ). Wah banyak
sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiadan hari ini ( latih kegiatan tersebut ).
Bagus sekali bapak bisa lakukan. Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah
suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai
malam ada kegiatan.
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap – cakap cara yang ketiga untuk
mencegah suara – suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 4 cara yang telah kita latih
untuk mencegah suara – suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal
kegiadan harian bapak Coba lakukan sesuai jadwal ya! ( Saudara dapat melatih

7
aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi
sampai malam).
RTL
Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita ketemu untuk melihat manfaat 4
cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau
jam 12.00 pagi? Di ruang makan ya! Sampai jumpa.”

2. Strategi Pelaksanaan ( Keluarga )


SP 1 keluarga : Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien.

ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu!. Saya cardina, perawat yang merawat Ny.S.”
Validasi
“Bagaimana perasaan hari ini? Apa pendapat Ibu tentang Ny.S ?”
Kontrak ( waktu, tempat, topik )
“Hari ini kita akan berdiskusi tendang apa masalah yang bapak / ibu alami dalam
merawat Ny.S.”
“Kita mau diskusi di mana?Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama waktu Ibu?
Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
“Apa yang menjadi masalah bapak/ibu dalam merawat Ny.S? Oh, jadi ibu / bapak
tidak tau apa penyakit Tn.S sehingga ibu / bapak tidak tau bagaimana cara
merawat Ny.S. Ibu / bapak juga takut ketika melihat Ny.S bicara sendiri dan tertawa
sendiri.
“Jangan takut bu penyakit yang dialami Ny.S adalah penyakit halusinasi, yaitu
mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya atau tidak
nyata.”
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi?”
RTL
“Baiklah besok kita akan bertemu lagi untuk membahas apa sebenarnya penyakit
halusinasi itu ya bu”. ”Jam berapa kita bertemu?” Bagaimana jika jam 10.00.”
baiklah.

8
SP 2 Keluarga : Pendidikan Kesehadan tendang pengertian halusinasi, jenis
halusinasi yang dialami pasien, danda dan gejala halusinasi
dan cara-cara merawat pasien halusinasi.

ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu! Masih ingat kan dengan saya? Iya betul saya Arimbi, perawat yang
merawat Ny.S.”
Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak / Ibu hari ini?”
Kontrak ( waktu, tempat, topik )
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa itu halusinasi dan cara merawat Ny.S.“Kita
mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama waktu Ibu?
Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
“Apa yang Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat pak? Apa yang Ibu lakukan?”
“Ya, gejala yang dialami oleh pak itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau
melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.
”Danda – dandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah – marah danpa sebab”
“Jadi kalau anak Bapak / IBu Sengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara
itu tidak ada.”
“Kalau pak mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu tidak
ada.”
”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa
cara untuk membantu ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara – cara tersebut
antara lain: Pertama, dihadapan pak, jangan membantah halusinasi atau
menyokongnya. Katakan saja Ibu percaya bahwa anak tersebut memang mendengar
suara atau melihat bayangan, tetapi Ibu sendiri tidak mendengar atau melihatnya”.
”Kedua, jangan biarkan pak, melamun dan sendiri, karena kalau melamun halusinasi
akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap – cakap dengannya. Buat
kegiadan keluarga seperti makan bersama, sholat bersama – sama. Tendang kegiadan,
saya telah melatih pak untuk membuat jadwal kegiadan sehari – hari. Tolong Ibu
pantau pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia lakukan!”
”Ketiga, bantu pak minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat danpa
konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih mas Z untuk minum obat
secara teratur. Jadi Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam, ini yang
orange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan suara – suara atau bayangan.
Diminum 3x sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih

9
namanya THP gunanya membuat rileks, jam minumnya sama dengan CPZ tadi. Yang
biru namanya HP gunanya menenangkan cara berpikir, jam minumnya sama dengan
CPZ. Obat perlu selalu diminum untuk mencegah kekambuhan”
”Terakhir, bila ada tanda – tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi bapak
dengan cara menepuk punggung bapak. Kemudian suruhlah bapak menghardik suara
tersebut. Bapak sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi”.
”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi bapak. Sambil menepuk punggung
pak, katakan : bapak sedang apa kamu? Bapak ingat kan apa yang diajarkan perawat
bila suara-suara itu dadang? Ya..Usir suara itu, bapak Tutup
telinga baPak Dan katakan pada suara itu ”saya tidak mau dengar”. Ucapkan
berulang – ulang, pak”
”Sekarang coba Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan”
”Bagus Bu”
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan halusinasi
Ny.S? “Sekarang coba Ibu sebutkan kembali tiga cara merawat bapak?” Bagus sekali
Bu.”
RTL
Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk mempraktekkan cara memutus
halusinasi langsung dihadapan Ny.S ”
”Jam berapa kita bertemu?” Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi

SP 3 Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung dihadapan


pasien
ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi”. Masih ingatkan dengan saya? Iya betul saya Arimbi, perawat yang
merawat Ny.S.”
Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu pagi ini? Apakah Ibu / bapak masih ingat bagaimana cara
memutus halusinasi bapak yang sedang mengalami halusinasi? Bagus!”
Kontrak ( waktu, tempat, topik )
”Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan mempraktekkan cara
memutus halusinasi langsung dihadapan Ny.S. Mari kita datangi Ny.S”.
KERJA:
”Selamat pagi Ny.S, istri bapak sangat ingin membantu bapak mengendalikan suara –
suara yang sering Ny.S dengar. Untuk itu pagi ini istri Ny.S datang untuk

10
mempraktekkan cara memutus suara-suara yang Ny.S dengar. Nanti kalau sedang
dengar suara – suara bicara atau tersenyum – senyum sendiri, maka Ibu akan
mengingatkan seperti ini”. ”Sekarang, coba ibu peragakan cara memutus halusinasi
yang sedang mas alami seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya. Tepuk punggung
bapak lalu suruh bapak mengusir suara dengan menutup telinga dan menghardik suara
tersebut” ( saudara mengobservasi apa yang dilakukan keluarga terhadap pasien )
Bagus sekali! Bagaimana pak? Senang dibantu Ibu? Nah Ibu ingin melihat jadwal
harian bapak. ( Pasien memperlihatkan dan dorong istri / keluarga memberikan
pujian). Baiklah, sekarang saya dan ibu ke ruang perawat dulu” ( Saudara dan
keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga ).
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung
dihadapan bapak?” Di ingat – ingat pelajaran kita hari ini ya Bu. Ibu dapat melakukan
cara itu bila bapak mengalami halusinasi”.
RTL
“Bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan tendang jadwal
kegiadan harian bapak. Jam berapa Ibu bisa datang? Tempatnya di sini ya. Sampai
jumpa.”

SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan

ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bu, Masih ingat kan dengan saya? Iya betul saya yulia, perawat yang
merawat Ny.S.”
Kontrak ( waktu, tempat, topik )
“Sesuai dengan janji kita kemarin dan sekarang ketemu untuk membicarakan jadwal
selama dirumah”
“Nah sekarang kita bicarakan jadwal bapak di rumah? Mari kita duduk di ruang
tamu! “Berapa lama Ibu ada waktu? Bagaimana kalau 30 menit?”
KERJA
“Ini jadwal kegiadan bapak yang telah disusun. Jadwal ini dapat dilanjutkan. Coba
Ibu lihat mungkinkah dilakukan. Siapa yang kira – kira akan memotivasi dan
mengingatkan?” Bu jadwal yang telah dibuat tolong dilanjutkan, baik jadwal aktivitas
maupun jadwal minum obatnya”
“Hal – hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang di mimpikan oleh
bapak selama di rumah. Misalnya kalau mas terus menerus mendengar suara – suara

11
yang mengganggu dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera bawa
kerumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan ulang dan di berikan tindakan”.
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana Ibu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan cara – cara merawat
bapak Bagus, jika ada yang lupa segera diingatkan oleh perawat. Ini jadwalnya.
Sampai jumpa”

12
DAFTAR PUSTAKA

Carolina, Keliat, BA, Sabri, L (2008). Pengaruh Penerapan Standar Asuhan


Keperawatan Halusinasi terhadap Kemampuan Klien Mengontrol Halusinasi di
RS Dr.Soeharto Heerdjan Jakarta.

Gajali, Mustikasari dan Susanti,Y (2014). Pengaruh Family Psychoeducation Theraphy


Terhadap Kemampuan Keluarga Merawat Pasien Skizofrenia dengan
Halusinasi Di Kota Samarinda Kalimantan Timur. FIK UI : Depok

Hastuti (2013). Efektivitas rational emotive behaviour therapy berdasarkan profile


multimodal therapy pada klien skizofrenia dengan masalah keperawatan
perilaku kekerasan dan halusinasi di RSMM Bogor. FIK UI : Depok

Lelono, S.K., Keliat, B.A., Besral, (2011). Efektivitas Cognitive Behavioral Therapy
(CBT) dan Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT) Terhadap Klien
Perilaku Kekerasan, Halusinasi dan Harga Diri Rendah di RS Dr. H. Marzoeki
Mahdi Bogor. FIK UI : Depok

NANDA, (2012). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Cetakan


2012. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Stuart,G.W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8th edition.


Missouri: Mosby.

13

Anda mungkin juga menyukai