1. Pengertian
Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa respons panca-indra, yaitu penglihatan,
pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapan terhadap sumber yang tidak nyata (Keliat &
Akemat; Stuart, Keliat & Pasaribu, 2017). Halusinasi adalah persepsi klien yang salah terhadap
lingkungan tanpa stimulus yang nyata, memberi persepsi yang salah atau pendapat tentang
sesuatu tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata dan hilangnya kemampuan manusia untuk
membedakan rangsangan internal pikiran dan rangsangan eksternal (Trimelia, 2011). Halusinasi
adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa.
Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduaan
tanpa adanya stimulus yang nyata (Keliat, 2014).
2. Penyebab
a. Kurang tidur
b. Isolasi sosial
c. Mengurung diri
d. Kurang kegiatan sosial
3. Tanda dan Gejala
Mayor
Subyektif Obyektif
Minor
Subyektif Obyektif
1) Sulit tidur 1) Konsentrasi buruk
2) Khawatir 2) Disorientasi waktu, tempat, orang,
3) Takut atau situasi
3) Afek datar
4) Curiga
5) Menyendiri, melamun
6) Mondar-mandir
7) Kurang mampu merawat diri
4. Kondisi Klinis Terkait
a. Psikotik akut
b. Skizofrenia
c. Gangguan bipolar
d. Parkinson
e. Delirium
f. Demensia
5. Tujuan Asuhan Keperawatan
a. Kognitif
1) Menyebutkan penyebab halusinasi
2) Menyebutkan karakteristik halusinasi yang dirasakan : jenis, isi, frekuensi, durasi,
waktu, situasi yang menyebabkan dan respons
3) Menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari halusinasi
4) Menyebutkan cara yang selama ini digunakan untuk mengendalikan halusinasi
5) Menyebutkan cara mengendalikan halusinasi yang tepat
b. Psikomotor
1) Melawan halusinasi dengan cara menghardik
2) Mengabaikan halusinasi dengan bersifat cuek
3) Mengalihkan halusinasi dengan cara distraksi yaitu bercakap-cakap dan melakukan
aktivitas
4) Minum obat dengan prinsip 8 benar
c. Afektif
1) Merasakan manfaat cara-cara mengatasi halusinasi
2) Membedakan perasaan sebelum dan sesudah latihan
6. Tindakan Keperawatan
Tindakan pada klien
1) Tidak mendukung dan tidak membantah halusinasi klien
2) Latih klien melawan halusinasi dengan menghardik
3) Latih klien mengabaikan halusinasi dengan bersikap cuek
4) Latih klien mengalihkan halusinasi dengan bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
secara teratur
5) Latih klien minum obat dengan prinsip 8 benar
6) Diskusikan manfaat yang didapatkan setelah mempraktikkan latihan menengendalikan
halusinasi
7) Berikan pujian pada klien saat mampu mempraktikkan latihan mengendalikan
halusinasi
Tindakan pada keluarga
1) Kaji masalah klien yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
2) Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, serta proses terjadinya halusinasi yang dialami
klien
3) Diskusikan cara merawat halusinasi dan memutuskan cara merawat yang sesuai
dengan
kondisi klien
4) Melatih keluarga cara merawat anggota keluarga dengan halusinasi
a. Menghindari sutuasi yang menyebabkan halusinasi
b. Membimbing klien melakukan latihan cara menegndalikan halusinasi sesuai
dengan yang dilatih perawat kepada klien
c. Memberi pujian atas keberhasilan klien
5) Melibatkan seluruh anggota keluarga untuk bercakap-cakap secara bergantian,
memotivasi klien melakukan latihan dan memberi pujian atas keberhasilannya
6) Menjelaskan tanda dan gejala halusinasi yang memerlukan rujukan segera yaitu isi
halusinasi yang memerintahkan kekerasan, serta melakukan follow up ke pelayanan
kesehatan secara teratur.
Tindakan pada kelompok
1) Sesi 1 : mengenal halusinasi
2) Sesi 2 : melawan halusinasi dengan menghardik
3) Sesi 3 : melawan halusinasi dengan melakukan kegiatan terjadwal
4) Sesi 4 : melawan halusinasi dengan bercakap-cakap dan de-enskalasi
5) Sesi 5 : patuh 8 benar obat
SP 3 Pasien
Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga : bercakap-cakap dengan
orang lain
Fase Orientasi
“Selamat pagi bapak, bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih? Berkurangkan suara-suaranya
Bagus ! Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di
mana? Di sini saja?
Fase Kerja
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap
cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara-suara, langsung saja
cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan bapak Contohnya
begini; … tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau
ada orang dirumah misalnya istri,anak bapak katakan: bu, ayo ngobrol dengan bapak
sedang dengar suara-suara. Begitu bapak Coba bapak lakukan seperti saya tadi lakukan.
Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya bapak!”
Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang bapak
pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau bapak
mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian
bapak. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta
sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau
kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya. Selamat pagi.
SP 4 Pasien
Melakukan aktivitas terjadwal
Fase Orientasi
“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana hasilnya ?
Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah
halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk
di ruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”
Fase Kerja
“Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya
(terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali
kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali
bapak bisa lakukan. Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut
muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada
kegiatan.
Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk
mencegah suarasuara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk
mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian
bapak Coba lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada
pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam)
Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang
baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 pagi?Di ruang makan
ya! Sampai jumpa.