Anda di halaman 1dari 22

SP & LP

HALUSINASI
KELOMPOK 7
Antonita Lintang Pawestri 1903015
Lisa Amalia 1903035
Mei Noviyanti 1903038
Sofie Damayanti 1903059
PENGERTIAN HALUSINASI

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan


jiwa dimana klien mengalami perubahan sensori
persepsi : merasakan sensori palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perabaan.
RENTANG RESPON

NEUROBIOLOGIS!
01 02 03
Respon Adaptif Respon Respon
a. Pikiran logis adalah Psikososial Maladaptif
pandangan yang
mengarah pada Respon individu dalam
a. Proses pikir terganggu
kenyataan. menyelesaikan masalah
adalah proses pikir yang
b. Persepsi akurat yang menyimpang dari
menimbulkan gangguan
adalah pandangan norma-norma sosial budaya
b. Ilusi adalah miss
yang tepat pada dan lingkungan, adapun
interpretasi atau
kenyataan respon maladaptif.
penilaian yang salah
tentang penerapan yang
benar-benar terjadi
(objek nyata) karena
rangsangan panca indera.
Faktor-faktor penyebab halusinasi dibagi dua yaitu :
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor perkembangan
b. Faktor sosiokultural
c. Faktor biokimia
d. Faktor psikologis
e. Faktor genetik dan pola asuh

—ETIOLOGI
2. Faktor Presipitasi
a. Dimensi fisik
b. Dimensi emosional
c. Dimensi intelektual
d. Dimensi sosial
e. Dimensi spiritual

—ETIOLOGI
TANDA&GEJALA
Perilaku klien yang terkait dengan halusinasi
adalah sebagai berikut:
1. Bicara sendiri.
2. Senyum sendiri.
3. Ketawa sendiri.
4. Menggerakkan bibir tanpa suara.
5. Pergerakan mata yang cepat.
dll.
FASE-FASE
HALUSINASI
Stage I: Slep disorder
Fase awal seeprang sebelum muncul halusinasi

Stage II: Comforting


Halusinasi secara umum dia terima sebagai sesuatu yang alami

Stage III: Condemning


Secara umum halusinasi mendatanngi klien

Stage IV: Controling Severa Level Of Anxiety


Fugsi sensori menjadi tidak releven dengan kenyataan

Stage V: Conquering Panic Level Of Anxiety


Klien mengalami gangguan dalam menilai lingkungannya
JENIS-JENIS HALUSINASI
Halusinasi terdapat 8 jenis, yaitu:

1. Halusinasi pendengaran (Auditif, Akustik)

2. Halusinasi Penglihatan (Visual, Optik) 

3. Halusinasi Penciuman (Olfaktorik)

4. Halusinasi Pengecapan (Gustatorik)

5. Halusinasi Perabaan (Taktil)

6. Halusinasi Seksual, ini termasuk

halusinasi raba
JENIS-JENIS HALUSINASI
7. Halusinasi kinesthetik. penderita merasa badannya bergerak-gerak dalam

suatu ruang atau anggota badannya bergerak-gerak.

8. Halusinasi visceral, timbulnya perasaan tertentu di dalam

tubuhnya
PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
a. Psikofarmakoterapi
b. Psikoterapi
c. Rehabilitasi
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Terapi Aktivitas Kelompok yang diberikan pada pasien dengan
Halusinasi yaitu:
d. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Kognitif/Persepsi
e. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulus Sensori
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
HALUSINASI
PENGKAJIAN PASIEN
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien
mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa
suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan.

1. Isi Halusinasi, Data tentang isi halusinasi dapat saudara ketahui dari
hasil pengkajian tentang jenis halusinasi (data objektif dan subjektif).

2. Waktu, frekuensi dan situasi yang menyebabkan munculnya


halusinasi

  Perawat juga perlu mengkaji waktu, frekuensi dan situasi


munculnya halusinasi yang dialami oleh pasien
3. Respons halusinasi, untuk mengetahui apa yang dilakukan pasien
ketika halusinasi itu muncul.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan data subyektif dan obyektif yang
ditemukan pada pasien adalah gangguan sensori persepsi halusinasi.

TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN


HALUSINASI
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:
Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya.
Pasien dapat mengontrol halusinasinya.
Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
Tindakan Keperawatan:
1. Membantu pasien mengenali halusinasi.
2. Melatih pasien mengontrol halusinasi.
a. Menghardik halusinasi.
b. Bercakap-cakap dengan orang lain
c. Melakukan aktivitas yang terjadwal
d. Menggunakan obat secara teratur
SP
HALUSINASI
SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara
mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan
cara pertama: menghardik halusinasi
 
Fase Orientasi:
Menyapa pasien:”Assalamualaikum ibu.”
Memperkenalkan diri : ”Saya perawat yang akan merawat ibu, nama saya
perawat Lintang. Nama ibu siapa? Senang dipanggil apa?”
Menanyakan perasaan pasien: ”Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apa keluhan
ibu, saat ini”
Menanyakan tempat dan waktu berbicara: ”Baiklah, bagaimana kalau kita
bercakap-cakap tentang suara yang selama ini ibu dengar tetapi tak tampak
wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau
30 menit”
 
Fase Kerja:
”Apakah ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya?Apa yang dikatakan suara
itu?”
” Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling
sering ibu dengar suara? Berapa kali sehari ibu alami? Pada keadaan apa suara itu
terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”
” Apa yang ibu rasakan pada saat mendengar suara itu?”
”Apa yang ibu lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu
hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?
” ibu , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik
suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan
kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung ibu bilang, pergi saya tidak
mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara
itu tak terdengar lagi. Coba ibu peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus ibu
sudah bisa”
 
Fase Terminasi:
Data subyektif :”Bagaimana perasaan ibu setelah peragaan latihan tadi?”
Data obyektif: ”Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana
kalu kita buat jadwal latihannya.”
Rencana tindak lanjut: ”Mau jam berapa saja latihannya? (Saudara masukkan kegiatan
latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian pasien).”
Kontrak waktu, topik, dan tempat:”Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan
latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua?
Jam berapa ibu? Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita akan berlatih? Dimana
tempatnya”
Berpamitan:”Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”
 
SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua:
bercakap-cakap dengan orang lain
 
Fase Orientasi:
Menyapa pasien:“Selamat siang ibu.”
Menanyakan perasaan: ”Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih? Berkurangkan suara-suaranya Bagus !
Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Di sini saja?
Fase Kerja:
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-cakap
dengan orang lain. Jadi kalau ibu mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari teman untuk
diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan ibu. Contohnya begini; … tolong, saya mulai
dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya bapak ibu
katakan: pak, ayo ngobrol dengan ibu. Ibu sedang dengar suara-suara. Begitu ibu. Coba ibu
lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya
bu!”
Fase Terminasi
Data subyektif: “Bagaimana perasaan ibu setelah latihan ini?
Data obyektif: ”Jadi sudah ada berapa cara yang ibu pelajari untuk mencegah suara-suara itu?
Bagus, cobalah kedua cara ini kalau ibu mengalami halusinasi lagi.
Rencana tindak lanjut :”Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian ibu. ”
Kontrak waktu, topik, dan tempat: ”Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan
secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan ke mari lagi.
Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana/ Di sini lagi?
Berpamitan: ”Sampai besok ya. Selamat siang”
 
SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:
melaksanakan aktivitas terjadwal
 
Fase Orientasi:
Mengucapkan salam: “Selamat siang ibu.”
Menanyakan perasaan pasien: “Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih? Bagaimana hasilnya? Bagus!
Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu
melakukan kegiatan terjadwal.
Menanyakan tempat dan waktu: ”Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di ruang tamu.
Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”
 
Fase Kerja:
“Apa saja yang biasa ibu lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya (terus ajak
sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali kegiatannya. Mari kita latih
dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali ibu bisa lakukan. Kegiatan ini dapat
ibu lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar
dari pagi sampai malam ada kegiatan.
 
Fase Terminasi:
Data subyektif: “Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap.
Data obyektif: “Cara yang ketiga untuk mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3
cara yang telah kita latih untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali.
Rencana tindak lanjut :”Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian ibu. Coba lakukan
sesuai jadwal ya!
Kontrak waktu dan topik: (Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut
sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana kalau menjelang makan
siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 12.00 pagi? Di ruang makan ya!
Berpamitan : ”Sampai jumpa. Selamat siang”
SP 4 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur

 
Fase Orientasi:
Mengucapkan salam:“Selamat siang ibu.”
 
Menanyakan perasaan: “Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai
tiga cara yang telah kita latih ? Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik.
 
Menanyakan topik, waktu, dan tempat: ”Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang ibu minum. Kita
akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan siang. Di sini saja ya ibu?”
 
Fase Kerja:
“Ibu adakah bedanya setelah minum obat secara teratur?”
”Apakah suara-suara berkurang/hilang?. Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang ibu dengar dan mengganggu
selama ini tidak muncul lagi.
” Berapa macam obat yang ibu minum?
(Perawat menyiapkan obat pasien)
” Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara-
suara. ”
”Ini yang putih (THP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku.
”Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang.”
Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter,
sebab kalau putus obat, ibu akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat
habis ibu bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. ibu juga harus teliti saat menggunakan obat-
obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya ibu harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya
ibu. Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada
waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya. ibu juga harus
perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per hari”
 
Fase Terminasi:
Data subyektif: “Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang obat?
Data obyektif : ”Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus!
(jika jawaban benar).
Rencana tindak lanjut: ”Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan ibu. Jangan
lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah
datang.
Kontrak waktu dan topik: Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang
telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00.
Berpamitan : ”Sampai jumpa, selamat siang”
THANKS!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai