TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Halusinasi
persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang disertai dengan
sensori,merasakansensasipalsuberupasuara,penglihatan ,pengecapan,perabaan,atau
penciuman (Sutejo,2021)
2.Penyebab Halusinasi
a..Faktor predisposisi
1)Faktor perkembangan
mandiri sejak
kecil, mudah frustasi, hilangnya kepercayaan diri dan lebih rentan
2)Faktor sosiokultur
Seseorang yang tidak diterima oleh lingkungannya sejak bayi akan merasa
3)Faktor biokimia
4)Faktor psikologis
depannya.pasien lebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata
Anak sehat yang di asuh oleh orang tua yang mengalami gangguan jiwa
unjang dengan pola asuh yang diwariskan sesuai dengan pengalaman yang
ainuri,2016) :
1)Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak yang mengatur proses inf
ormasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang men
2)Stres Lingkungan
3)Sumber Koping
Fase- fase dan gejala seseorang yang mengalami halusinasi menurut Sutejo (2021)
adalah :
a.Tahap 1 (Comforting)
3) Bicara lambat.
b.Tahap 2 (Condeming)
1)Cemas.
2)Konsentrasi menurun.
c.Tahap 3 (Controling)
d.Tahap 4 (Conquering)
1)Perilaku panik
Psikososial
Adaptif Maladaptif
Pikiran logis Distori Pikiran Gangguan pikir/delusi
- Persepsi kuat - Ilusi - Halusinasi
- Emosi konsisten - Reaksi emosi - sulit berespon emosi
dengan pengalaman berlebihan/kurang - Waham
- Perilaku sesuai - Perilaku aneh -Isolasi sosial
- Hubungan sosial harmo - Menarik diri -Perilaku tidak terarah
nis
6.Mekanisme koping
Mekanisme koping yang sering di gunakan pasien dengan halusinasi, meliputi ( Sutejo,2021)
:
2. Proyeksi : mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain atau sesuatu benda.
3. Menarik diri : sulit mempercayai orang lain dan dengan stimulus internal.
Akibat dari perubahan sensori persepsi halusinasi adalah resiko mencederai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan.Hal ini harus dicegah karena bisa mengancam nyawa pasien sen
diri,orang lain dan membahayakan lingkungan.Hal ini sesuai dengan pendapat Sutejo (202
1) ketika pasien mengalami halusinasi fase conquering panic maka pasien tersebut berisiko
B. Penatalaksaan Halusinasi
Tindakan keperawatan yang bisa dilakukan untuk menangani pasien dengan halusinasi antara l
1. Farmakologi
a. Psikofarmakoterapi
1) Golongan butirefenon
Haldol, serenace, ludomer. Pada kondisi akut biasanya diberikan
dalam bentuk injeksi 3 x 5 mg ,IM. Pemberian injeksi biasanya
cukup 3 x 24 jam. Setelahnya pasien bisa diberikan obat per oral
3 x 1,5 mg (Yosep, 2011)
2) Golongan Fenotiazine
Chlorpramizine/largactile/promactile. Biasanya diberikan per
b. Rehabilitasi
Program rehabilitasi dimaksudkan untuk menyediakan sistem bagi pasien ag
2. Nonfarmakologi
Penatalaksanaan nonfarmakologi pada pasien halusinasi, meliputi (Yosep &
Sutini (2016):
a. Membantu pasien mengenali halusinasi
Perawat mencoba menanyakan pada pasien tentang isi halusinasi
(apa yang ingin didengar atau dilihat), waktu terjadi halusinasi,
frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi
muncul dan perasaan pasien saat halusinasi muncul.
b. Melatih pasien mengontrol halusinasi
Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol halusinasi perawat
dapat mendiskusikan empat cara mengontrol halusinasi pada pasien.
Keempat cara tersebut meliputi :
1) Menghardik halusinasi
Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri
terhadap halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul.
pasien dilatih untuk mengatakan tidak terhadap halusinasi yang
muncul atau tidak memperdulikan halusinasinya. Kalau ini bisa
dilakukan, pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak
mengikuti halusinasi yang muncul. Mungkin halusinasi tetap ada
namun dengan kemampuan ini pasien tidak akan larut untuk
menuruti apa yang ada dalam halusinasinya. Tahapan ini
meliputi:
a) Menjelaskan cara menghardik halusinasi
b) Memperagakan cara menghardik
c) Meminta pasien memperagakan ulang
d) Memantau penerapan cara ini, menguatkan perilaku pasien.
e) Bercakap-cakap dengan orang lain.
f) Melakukan aktivitas terjadwal
g) Menggunakan obat secara teratur.
2) Melatih bercakap-cakap dengan orang lain
Mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap-cakap dengan
orang lain maka terjadi distraksi, fokus perhatian pasien akan
beralih dari halusinasi ke percakapan yang dilakukan dengan
orang lain tersebut sehingga salah satu cara yang efektif untuk
mengontrol halusinasi adalah dengan bercakap-cakap dengan
orang lain.
3) Melatih pasien beraktivitas secara terjadwal
Libatkan pasien dalam terapi modalitas untuk mengurangi risiko
halusinasi yang muncul lagi adalah dengan menyibukan diri
dengan bimbingan pasien membuat jadwal yang teratur, dengan
beraktivitas secara terjadwal, pasien tidak akan memiliki banyak
waktu luang yang seringkali mencetuskan halusinasi. Oleh sebab
itu, pasien yang mengalami halusinasi bisa dibantu untuk
mengatasi halusinasinya dengan cara beraktivitas secara teratur
dari bangun pagi sampai tidur malam, tujuh hari dalam seminggu.
Tahap intervensinya sebagai berikut :
a) Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk
mengatasi halusinasi.
b) Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien
c) Melatih pasien melakukan aktivitas
d) Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas
yang telah dilatih. Upayakan pasien mempunyai aktivitas dari
bangun pagi sampai tidur malam, tujuh hari dalam seminggu.
e) Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan, memberikan
penguatan terhadap perilaku pasien yang positif.
4) Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
Agar pasien mampu mengontrol halusinasi maka perlu dilatih
untuk menggunakan obat secara teratur sesuai dengan program. p
asien gangguan jiwa yang dirawat di rumah seringkali
mengalami putus obat sehingga akibatnya pasien mengalami
kekambuhan. Bila kekambuhan terjadi maka untuk mencapai
kondisiseperti semula akan lebih sulit. Berikut ini tindakan
keperawatan agar pasien patuh menggunakan obat :
a) Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa
b) Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program
c) Jelaskan akibat bila putus obat
d) Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat
e) Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 8 (delapan)
benar.
5) Melibatkan keluarga dalam tindakan
Diantara penyebab kambuh yang paling sering adalah faktor
keluarga dan pasien sendiri. Keluarga adalah support system
terdekat dan 24 jam bersama-sama dengan pasien. Keluarga yang
mendukung pasien secara konsisten akan membuat pasien
mandiri dan patuh mengikuti program pengobatan. Salah satu
tugas perawat adalah melatih keluarga agar mampu merawat pasi
en gangguan jiwa di rumah. Perawat perlu memberikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga. Informasi yang perlu
disampaikan kepada keluarga meliputi :
a) Pengertian halusinasi
b) Jenis halusinasi yang dialami oleh pasien
c) Tanda dan gejala halusinasi
d) Proses terjadinya halusinasi
e) Cara merawat pasien halusinasi
f) Cara berkomunikasi
g) Pengaruh pengobatan dan cara pemberian obat
h) Pemberian aktivitas kepada pasien
i) Sumber-sumber pelayanan kesehatan yang bisa dijangkau
j) Pengaruh stigma masyarakat terhadap kesembuhan pasien
Strategi Pelaksanaan (SP)
Strategi pelaksanaan komunikasi pada pasien halusinasi,menurut Yosep & Sutini
(2016) :
SP 1
SP 2
SP 3
SP 4
sendiri, menggerakkan bibir tanpa suara, menarik diri dari orang lain, tidak
dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata, ekspresi muka tegang
waktu tempat dan orang, tidak dapat mengurus diri dan tidak melakukan
kegiatan sehari-hari.
c.Faktor predisposisi
Faktor predis posisi adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan
jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi
stres. Diperoleh baik dari pasien maupun keluarganya, mengenai faktor
perkembangan sosial kultural, biokimia psikologis dan genetic yaitu faktor
resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat
dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stres.
1).Faktor perkembangan; biasanya tugas perkembangan mengalami
hambatan dan hubungan interpersonal terganggu maka individu akan
mengalami stres dan kecemasan.
2).Faktor sosial cultural: berbagai faktor di masyarakat dapat menyebabkan
seseorang merasa disingkirkan oleh kesepian terhadap lingkungan tempat pa
sien dibesarkan.
3).Faktor biokimia; adanya stres yang berlebihan dialami seseorang maka
didalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusi
nogenik neurokimia.
4).Faktor psikologis; hubungan interpersonal yang tidak harmonis,
adanya perang anda yang bertentangan dan tidak diterima oleh anak akan
mengakibatkan stress dan kecemasan yang tinggi dan berakhir dengan
gangguan orientasirealitas seperti halusinasi.
5).Faktor genetik; Apa yang berpengaruh dalam skizoprenia. Belum
diketahui, tetapi hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga
menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.
d.Faktor presipitasi
Adanya rangsangan lingkungan yang sering yaitu seperti partisipasi pasien
dalam kelompok, terlalu lama diajak komunikasi objek yang ada
dilingkungan juga suasana sepi/isolasi adalah sering sebagai pencetus
terjadinya halusinasi karena hal tersebut dapat meningkatkan stress dan
kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik.
e.Aspek fisik
Hasil pengukuran tanda vital (TD, nadi, suhu, pernapasan, TB, BB
dan keluhan fisik yang dialami oleh pasien. Terjadi peningkatan denyut
jantung pernapasan dan tekanan darah.
f.Aspek psikososial
Genogram yang menggambarkan tiga generasi.
g.Konsep diri :
1)Citra tubuh
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah/ tidak
menerima perubahan tubuh yang terjadi / yang akan terjadi. Menolak
penjelasan perubahan tubuh, persepsinegatif tentang tubuh. Preokupasi
dengan bagian tubuh yang hilang, mengungkapkan keputusasaan,
mengungkapkan ketakutan.
2).Identitas diri
Ketidak pastian memandang diri, sukar menetapkan keinginan dan tidak
mampu mengambil keputusan.
3).Peran
Berubah / berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit, proses menua,
putus sekolah dan PHK.
4)Identitas diri
Mengungkapkan keputusasaan karena penyakitnya dan mengungkapkan
keinginan yang terlalu tinggi
5).Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri,
gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat, mencederai diri dan
kurang percaya diri
h.Status mental
Pada pengkajian status mental pasien halusinasi perlu dikaji
1)penampilan pasien dari ujung rambut ke ujung kaki ,bersih atau kotor
2)Pembicaraan pasien : apakah pasien pembicaraan kohern atau suka bica
ra sendiri
3)Aktivitas motorik : apakah pasien nampak gelisah,lesu,tegang,tremor.
Apakah pasien suka menunjuk-nunjuk ke arah tertentu dan suka menut
up telinga,sering meludah,mengecap,menutup hidung
4)Afek emosi : apakah pasien emosi tinggi,agresif,ketakutan,eforia
5)Interaksi selama wawancara : apakah pasien kooperatif atau tidak
i.Mekanisme koping
4)Menarik diri: sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus
internal
j.Persepsi Sensori
l.Tingkat kesadaran
m.Memori
halusinasi
t.Aspek Medis
2. Diagnosis keperawatan
diagnosis negatif yang menunjukkan bahwa pasien dalam keadaan sakit sehingga
sensori termasuk kategori diagnosis aktual yang terdiri dari problem (masalah),
etiology (penyebab), dan sign and symptom (tanda dan gejala). Gangguan persepsi
eksternal yang disertai dengan respon yang berkurang, berlebihan, atau terdistrosi,
adapun etiology atau penyebab dari gangguan persepsi sensori yaitu isolasi sosial
(PPNI, 2016).
Tanda dan gejala gangguan persepsi sensori auditory dilihat dari data
subjektif dan objektif. Tanda dan gejala mayor berupa data subjektif yaitu pasien
mendengar suara bisikan, sedangkan data objektif yaitu distorsi sensori, respons
tidak sesuai, dan bersikap seolah mendengar sesuatu. Tanda dan gejala minor,
data subjektif yaitu pasien mengatakan kesal, sedangkan data objektif yaitu
3. Perencanaan keperawatan
bagai tindakan yang akan dilakukan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang
dari indikator atau kriteria hasil pemulihan masalah yang spesifik atau terukur
terdiri dari tiga komponen utama yaitu label, ekspektasi, dan kriteria hasil (PPNI,
terdiri dari tiga komponen yaitu label, definisi, dan tindakan (PPNI, 2018).
Diagnosa
Tujuan Rencana Keperawatan Rasional
Keperawatan
Gangguan p Manajemen Halusinasi
Setelah dilakukan tindakan keperaw Observasi
ersepsi sensori
atan selama …..x pertemuan persep Monitor perilaku yang mengidentifikasi -Mengetahui halusinasi yang dialami oleh
: halusinasi
si sensori membaik dengan kriteria
halusinasi pasien
-Verbalisasi mendengar bisikan menu Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas
run dan stimulasi lingkungan -mengurangi gejala halusinas
Monitor isi halusinasi (mis.kekerasan atau
-Verbalisasi nelihat bayangan menur -mengetahui isi halusinasi
membahayakan diri)
un
Terapeutik
-Verbalisasi merasakan sesuatu melal Pertahankan lingkungan yang aman
ui indra penciuman menurun Lakukan tindakan keselamatan ketika -menjaga keselamtan pasien
tidak dapat mengontrol perilaku (mis.limit -menjaga keselamatan pasien dan orang lai
-Verbalisasi merasakan sesuatu melal setting, pembatasan wilayah,pengekangan n/petugas
ui indra perabaan menurun fisik,seklusi)
-Verbalisasi merasakan sesuatu melal Edukasi
ui indra pengecapan menurun Anjurkan memonitor sendiri situasi -memandirikan pasien mengenal halusinas
terjadinya halusinasi i
-Distorsi sensori menurun Anjurkan bicara pada orang yang
-Perilaku halusinasi menurun dipercaya untuk memberi dukungan dan -meningkatkan support sistem
umpan balik korektif terhadap halusinasi
Anjurkan melakukan distraksi
(mis.mendengarkan music,melakukan -mengalihkan perhatian pasien agat tidak t
aktivitas dan teknik relaksasi) erjadi halusinasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara
mengontrol halusinasi -mencegah gejala halusinasi
Kolaborasi
-mengontrol perilaku halusinasi
Kolaborasi pemberian obat antipsikotik
.
Tabel 2.2
Harga diri rendah kronis
Diagnosa
Tujuan Rencana Keperawatan Rasional
Keperawatan
Harga diri r
Setelah dilakukan tindakan 3x Manajemen perilaku
endah kronis
pertemuan terjadi peningkatan
perasaan positif terhadap diri s Observasi
endiri dengan kriteria
-Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku -mengetahui harapan pasien
-Penilaian diri positif meningk
Terapetik
at
-Batasi jumlah pengunjung -mengurangi stimulus
-Penerimaan penilaian positif t
erhadap diri sendiri meningkat -Bicara dengan nada rendah dan tenang -bersikap menghargai pasien
-Perasan malu menurun -Hindari bersikap menyudutkan -meningkatkan harga diri pasien
Edukasi
-Informasikan pada keluarga bahwa keluarga sebagai da -keluarga sebagai support sistem
sar pembentukan perilaku yang positif
.
Tabel 2.3
Perencanaan Risiko perilaku kekerasan
Perencanaan
Dx Keperawatan
(SDKI)
Luaran (SLKI) Intervensi (SIKI)
Risiko Perilaku Setelah dilakukan asuhan keperawatan Pencegahan perilaku kekerasan (I.14544)
Kekerasan selama 3x pertemuan diharapkan tidak Observasi
- Monitor adanya benda berpotensi -mencegah tindakan perilaku kekerasan
(D. 0146) terjadi perilaku kekerasan dengan kriteria
membahayakan
hasil: - Monitor selama penggunaan barang yang -mencegah tindakan perilaku kekerasan
1. Kontrol diri (L.09076) dapat membahayakan( mis. pisau cukur)
- Monitor tanda-tanda perilaku kekerasan
- Verbalisasi ancaman kepada
Teraupetik -Deteksi dini munculnya perilaku kekerasan
orang lain menurun - Pertahankan lingkungan bebas dari bahaya
- Perilaku merusak lingkugan secara rutin -menjaga keselamatan pasien dan orang lain
Edukasi
sekitar menurun
- Latih cara mengungkapkan perasaan -menyalurkan marah secara baik
- Perilaku agresif/amuk menurun secara asertif
- Suara keras menurun - Latih mengurangi kemarahan secara -mencegah perilaku kekerasan
- Bicara ketus menurun verbal dan ajarkan cara sehat dalam
mengungkapkan kemarahan
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian antipsikotik
-Anti psikotik mengendalikan perilaku kekerasan
4.Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. (Sutejo,2022).
Implementasi keperawatan terhadap pasien diberikan secara urut sesuai prioritas masalah
yang sudah dibuat dalam rencana tindakan asuhan keperawatan, termasuk didalamnya
5.Evaluasi Keperawatan
tkan kondisi pasien. Evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis, yaitu (Sutejo,2022) :
a. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindak
b. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktivitas proses
The Effect of Auditory OSRI Journal of Quasi eksperi 100 pasien ski Dengan Membandingkan Efektif Dilakukan
Hallucinations Nursing and Healt men zofrenia denga melakukan man gejala halusinasi p menurunkan selama 8 m
Management Program
on Quality of Life For h Science Volume n halusinasi pe ajemen halusina endengaran gejala inggu,dilak
Schizophrenic 6, Issue 1 Ver. VII
Inpatients, Egypt ndengaran ,50 si : menghardik/ sebelum dan halusinasi p ukan setiap
(Jan. - Feb. 2017)
pasien putra,5 stop,dengan ber sesudah intervensi endengaran hari selama
Tempat : RS El Maamo www.iosrjournals.
ura Alexandria,Mesir 0 pasien putri aktivitas : berny dan efeknya terhad dan mening 60-90 meni
org
Peneliti : Eman S. Abd anyi,relaksasi pe ap kualitas hidup p katkan kuali t
ELhay, Mona A. El-
Bilsha, Mohamed H. El- rnafasan asien skizofrenia d tas hidup
Atroni engan halusinasi p
1 orang pasien endengaran
dengan Dengan Membandingkan Efektif
Aplikasi Asuhan Keperawa Deskriptif : halusinasi melakukan SP gejala halusinasi menurunkan
tan Generalis dan Religius Jurnal Riset Menganalisa pendengaran 1-4 sebelum dan gejala Dilakukan
Pada pasien Gangguan Sen Kesehatan
sori Persepsi : Halusinasi P Nasional Vol 2 th asuhan dan sesudah intervensi halusinasi selama 9
englihatan dan Pendengara 2018
n keperawatan penglihatan hari
https://doi.org/
Tempat : ruang Abimanyu yang diberikan
10.37294/
RSCM jrkn.v2i2.106
kepada pasien
https://
Peneliti :Irma Erviana da
ejournal.itekes- dengan
n Giur Hargiana bali.ac.id/jrkn/
article/view/106 halusinasi
pendengaran
Penerapan terapi Jurnal Riset Deskriptif : 1 orang pasien Dengan Membandingkan Pasien bisa Dilakukan
generalis pada pasien Rumpun Ilmu Menganalisa skizofrenia melakukan SP gejala halusinasi melakukan selama 4
skizofrenia dengan Kedokteran Vol asuhan dengan 1-4 sebelum dan cara hari
masalah keperawatan 1,April 2022 keperawatan halusinasi sesudah intervensi mencegah
halusinasi yang diberikan pendengaran halusinasi,te
pendengaran http://prin.or.id/ kepada pasien tapi gejala
Tempat : Klinik index.php/ dengan masih
Avicena Makasar JURRIKE/ halusinasi muncul,seba
Peneliti :Nur Samsi Nur article/view/353 pendengaran b butuh wak
ma Lalla. tu lama untu
k penangana
n pasien den
gan halusina
si
Hallucination Macedonian Quasi eksperi 98 pasien den Dengan melaku Membandingkan Terjadi pen Dilakukan
Management Model for Journal of men gan halusinasi kan manajemen gejala halusinasi urunan gejal selama bul
Schizophrenic Patients
Medical pendengaran pengelolaan hal sebelum dan a halusinasi an Juni-Jul
Tempat : RSJ Prof Ildre
m Sumatra utara Sciences. 2022 usinasi : terapi g sesudah intervensi setelah dilak i 2016
Peneliti :Sri Eka Wahyu Apr 07 eneralis,CBT,S ukan tindak
ni,Wardiyah Daulay,Ma
http :/ HG dan edukasi an manajem
hnum Lalilan Nasution
/doi.org/10.3889 pada keluarga en halusinas
/oamjms.2022.9 i
453