1 Konsep Halusinasi
1.1.1 Definisi Halusinasi
Keterangan:
1
1. Respon adaptif
3. Respon maladaptif
kesepian.
3) Faktor psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis
4) Faktor Biologis
Struktur otak yang abnormal ditemukan pada pasien
5) Faktor Genetik
Gangguan orientasi realita termasuk halusinasi
skizofrenia.
b. Faktor Presipitasi
1) Stresor social budaya
Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi
2) Faktor biokimia
Berbagai penelitian tentang dopamine, norepinefrin,
3) Faktor psikologis
Kecemasan yang berlebhan dan dalam jangka waktu
persepsi,
1.1.5 Penatalaksanaan
a. Psikofarmakoterapi
Terapi dengan menggunakan obat bertujuan untuk mengurangi atau
4
menghilangkan gejala gangguan jiwa. Klien dengan halusinasi perlu
obatannya seperti :
klien biasanya diberikan obat per oral 3 x 1,5 mg. Atau sesuai
promactile.
Pada kondisi akut biasanya diberikan per oral 3 x 100 mg, apabila
malam hari saja, atau sesuai dengan advis dokter (Yosep, 2016).
b. Terapi Somatis
lain.
frontalis) klien.
pada klien dengan risiko bunuh diri, klien agitasi yang disertai
Aktifitas Kelompok
6
kognitif atau pengetahuan dan psikomotor yang harus dimiliki oleh
7
Behavior Therapy (CBT). Terapi Cognitive Behavior Therapy
afektif tetapi saat ini telah dikembangkan untuk klien yang resisten
terhadap pengobatan.
8
Adapun mekanisme pelaksanaan implementasi keperawatan
halusinasi.
Family Psycho Education (FPE) yang terdiri dari lima sesi yaitu
9
1.1.6.1.3 Komunikasi Terapeutik Pada Klien Gangguan Jiwa (Halusinasi)
beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah
situasi yang ada bila klien percaya pada hal yang diperlukan, mengurangi
adalah :
penderita gangguan penyakit fisik masih memiliki konsep diri yang wajar
10
2. Penderita gangguan jiwa cenderung asyik dengan dirinya sendiri
orang lain.
penyakit fisik bisa saja jiwanya sehat tetapi bisa juga ikut
terganggu.
gangguan jiwa :
reinforcement.
11
4. Pasien perilaku kekerasan, khusus pada pasien perilaku kekerasan
sebelum kita support dengan terapi – terapi lain, jika pasien masih
korban.
1.2 Konsep Teoritis Asuhan Keperawatan Halusinasi
secara holistik, yakni meliputi aspek biologis, psikologis, social dan spiritual.
sebagai berikut :
a. Identitas Klien
dengan klien tentang : Nama perawat, Nama klien, Tujuan yang akan
3) Agama.
4) Alamat.
Tanyakan pada keluarga klien alasan klien dibawa kerumah sakit jiwa, apa
yang sudah dilakukan keluarga terhadap klien sebelum klien dibawa ke rumah
sakit jiwa serta hasilnya. Pada umumnya klien dengan gangguan persepsi
perilaku klien dan gejala yang tidak normal yang dilakukan klien seperti
c. Faktor Predisposisi
1) Apakah pernah mengalami gangguan jiwa pada masa lalu, karena pada
d. Pemeriksaan fisik
umumnya yang dikaji meliputi TTV (Tekanan Darah, Nadi, Pernafasan dan
e. Psikososial
1) Genogram
keluarga.
2) Konsep diri
a) Citra tubuh
disukai.
b) Identitas diri
masyarakat tidak efektif sehingga klien merasa tidak puas akan status
c) Peran diri
dalam masyarakat.
d) Ideal diri
Tanyakan pada klien harapan terhadap penyakitnya. Pada
dengan baik.
e) Harga diri
3) Hubungan sosial
tempat mengadu, dan tempat bicara, serta tanyakan kepada klien kelompok
apa saja yang diikutinya dalam masyarakat. pada umumnya klien dengan
dengan kedua orang tuanya, teutama dengan ibunya. Karena klien sering
klien tidak pernah berkunjung kerumah tetangga dan klien tidak pernah
4) Spiritual
a) Nilai keyakinan
terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma budaya dan agama yang
keyakinannya.
f. Status mental
1) Penampilan
sampai ujung kaki seperti : rambut acak acakkan, kancing baju tidak
tepat, resleting tidak dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti serta
2) Pembicaraan
pindah dari satu kalimat ke kalimat lain. Pada umumnya klien dengan
3) Aktivitas Motorik
klien merasakan sedih, putus asa, gembira yang berlebihan, serta marah
tanpa sebab.
5) Afek
klien mempunyai emosi labil tanpa ada sebab. Tiba tiba klien menangis
banyak diam diri, pandangan mata melihat kearah lain ketika diajak
bicara.
7) Persepsi
sesuatu yang tidak nyata dengan waktu yang tidak diketahui dan tidak
nyata.
8) Proses pikir
kepala.
11) Memori
kembali.
kepada klien untuk memilih mandi dahulu sebelum makan atau makan
seperti jika disuruh untuk memilih mana yang dilakukan dahulu antara
dahulu.
1) Makan
2) BAB/BAK
3) Mandi
gigi, cuci rambut, gunting kuku, dan bercukur serta observasi kebersihan
tubuh dan bau badan klien. Klien dengan gangguan persepsi sensori :
4) Berpakaian
memilih, dan mengenakan pakaian serta alas kaki klien serta observasi
setelah tidur.
6) Penggunaan obat
Tanyakan dan observasi pada klien dan keluarga tentang pengunaan
dengan obat oral serta reaksi obat dapat tenang dan tidur (sesuai advis
dokter).
7) Pemeliharaan kesehatan
Tanyakan pada klien dan keluarga tentang apa, bagaimana, kapan dan
tempat perawatan lanjutan serta siapa saja sistem pendukung yang dimiliki
penggunaannya.
sehari-hari.
pos/dan ke bank).
h. Mekanisme koping
lain:
1) Regresi
Klien dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
2) Proyeksi
3) Menarik diri
seperti pasien yang tidak dapat berinteraksi dengan keluarga atau masyarakat
j. Pengetahuan
biasanya memiliki pengetahuan yang baik dimana dia bisa menerima keadaan
k. Aspek medis
sebagai berikut :
Objektif
1. Klien tampak bicara sendiri
2. Klien tampak tertawa sendiri
3. Klien tampak marah-marah tanpa sebab
4. Klien tampak mengarahkan telinga ke arah
tertentu
5. Klien tampak menutup telinga
6. Klien tampak menunjuk-nunjuk kearah tertentu
7. Klien tampak mulutnya komat-kamit sendiri
e. Isolasi sosial
Effect
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Core Problem
sebagai berikut :
dapat mencapai setiap tujuan khusus. Perawat dapat memberikan alasan ilmiah
terbaru dari tindakan yang diberikan. Alasan ilmiah merupakan pengetahuan yang
et al., 2019).
benar manfaat obat, benar dosis obat, benar frekuensi obat, benar cara,
mencetuskan halusinasi.
28
lagi, bicara dan tertawa sendiri, sikap curiga, perasaan cemas dan
pasien dapat menjelaskan hal yang nyata dan tidak nyata. Pada
29
DAFTAR PUSTAKA
Isolasi Sosial
Halusinasi Sumber :
FORMAT PROSES KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT JALAN/ IGD DI RUMAH SAKIT JIWA
Nama : Ruangan : No MR :
10.05 WIB
4. Menganjurkan klien memasukkan cara
menghardik halusinasi kedalam jadwal
kegiatan harian klien.
(“ya bagus, bapak sudah bisa melakukannya,
sekarang cara ini bapak masukkan kedalam
jadwal ya pak, bapak harus melatih cara
menghardik halusinasi setiap mendengar
suara bisikan ya pak?” “iya mba, saya akan
berlatih terus”
09.20 WIB
4. Menganjurkan klien memasukan kedalam
jadwal harian
(“Bagus sekali pak, bapak S dapat mengajak
ngobrol temannya apabila mulai
mndengarkan bisikan-bisikan tersebut, mari
kita masukkan kedalam jadwal kegiatan
harian bapak” “iya mbak”)
02 Gangguan 09.00 WIB S: klien mengatakan:
agustu Persepsi Sensori: 1. Bina hubungan saling percaya 1. Keadaan saya lebih baik dari
s 2023 Halusinasi (“Selamat pagi bapak, bagaimana perasaan sebelumnya
Pendengaran bapak hari ini?” “Pagi mbak, keadaan saya 2. Setelah saya belajar dua cara yang
lebih baik dari kemarin.” ) kemarin, saya sudah tidak
mendengar suara bisikan itu.
09.10 WIB 3. Saya biasanya membersihkan dan
2. Evaluasi klien cara mengontrol halusinasi merapikan tempat tidur mbak.
dengan cara bercakap-cakap dengan orang Biasanya bangun tidur jam 06.00
lain dan kontrak selanjutnya kemudian merapikan tempat
(“Saat suara-suara itu muncul Apakah sudah tidur, setelah itu mandi mandi
dipakai dua cara yang telah kita latih mbak, kemudian jam 07.00
kemarin? bagaimana hasilnya?” “sudah makan pagi, kemudian jam 8
mbak, setelah saya belajar dua cara yang biasanya jalan-jalan di dalam
kemarin, saya sudah tidak mendengar kamar saja mbak”.
suara bisikan itu” “Bagus pak, tetap dilatih O:
ya pak” 1. Klien dapat mengingat nama
(“Sesuai janji kemarin, kita akan latihan cara perawat
yang ketiga untuk mengontrol halusinasi 2. Klien mampu menjawab dan
yaitu dengan cara melakukan kegiatan memperagakan ketiga cara
terjadwal” “iya mbak”. “Kita akan berlatih tersebut
selama 20 menit ya pak” “Iya A:
mbak”.“Sesuai janji kemarin kita berbincang Secara Afektif, Motorik dan
di teras ya pak” “iya mbak” Psikomotor
1. Klien mampu mengontrol
09.15 WIB halusinasinya dengan jadwal
3. Latih klien mengendalikan halusinasinya aktivitas harian
dengan melakukan kegiatan (kegiatan 2. Klien mampu melakukan aktivitas
yang biasa dilakukan klien) terjadwal seperti membersihkan
(“Apa saja yang biasa dilakukan bapak pada tempat tidur, dan jalan-jalan kecil
pagi hari?” “saya biasanya bangun tidur didalam kamar
jam 06.00 kemudian merapikan tempat P:
tidur setelah itu mandi mbak. Kemudian Perawat: evaluasi dan latih kembali
jam 07.00 makan pagi, kemudian sekitar cara mengendalikan halusinasinya
jam 08.00 saya biasanya jalan-jalan di dengan melakukan kegiatan yang
dalam kamar saja mbak” “Bagus sekali siasa dilakukan. Melanjutkan SP
bapak sudah bisa melakukan kegiatan. Jadi selanjutnya yaitu mengkonsumsi obat
kegiatan yang biasanya dilakukan bapak ini secara teratur
bisa digunakan untuk mencegah munculnya
suara bisikan. Jadi, bapak harus membuat Klien: diharapkan klien berlatih
jadwal harian setiap pukul 07.00 sampai aktivitas terjadwal secara mandiri
pukul 11.00” “oh begitu ya mbak”)
09.25 WIB
4. Anjurkan klien memasukkan dalam
kegiatan harian
Jadi kegiatan yang biasanya dilakukan bapak
ini bisa digunakan untuk mencegah
munculnya suara bisikan. Jadi, bapak harus
membuat jadwal harian setiap pukul 07.00
sampai pukul 11.00” “oh begitu ya mbak”