Adaptif Maladaptif
Keterangan:
- Pola perawatan diri seimbang, Ketika klien menerima stressor dan mampu
- Kadang perawatan diri tidak seimbang, Saat klien mendapatkan stresor lalu
klien kadang melakukan sesuai stressor yang diterimanya, kadang juga tidak
diterimanya.
tidak kalah penting, hal ini dikarenakan keluarga terlalu melindungi dan
b. Faktor presipitasi
hygiene adalah:
1. Gambaran Tubuh
2. Praktik Sosial
2
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampoo, alat mandi semuanya yang memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4. Pengetahuan
5. Budaya
dimandikan.
6. Kebiasaan Seseorang
4
1.5.1 Regresi, menghindari stress, kecemasan dan menampilkan perilaku kembali,
seperti pada perilaku perkembangan anak atau berhubungan dengan masalah
proses informasi dan upaya untuk mengulangi ansietas (Dermawan, 2013).
1.5.3 Menarik diri, reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun
psikologis, reaksi fisk yaitu individu pergi atau lari menghindar sumber
stresor, misalnya: menjauhi, sumber infeksi, gas beracun dan lain-lain. Reaksi
psikologis individu menunjukkan perilaku apatis, mengisolasi diri, tidak
berminat, sering disertai rasa takut dan bermusuhan (Dermawan, 2013).
5
10) Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
2.1 Pengkajian
Defisit Perawatan Diri pada klien dengan ganngguan jiwa terjadi akibat ada
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan perawatan diri tampak
dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri makan secara mandi, berhias diri secara
mandiri dan eliminasi (buang air besar/buang air kecil) secara mandiri (Hastuti &
Rohmat, 2018).
dirumah sakit. Biasanya masalah yang dialami klien yaitu senang menyendiri, tidak
mau banyak berbicara dengan orang lain, terlihat murung, penampilan acak-acakan,
tidak peduli dengan diri sendiri dan mulai mengganggu orang lain. Terdiri dari
nama klien, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pekerjaan, tanggal masuk,
2.1.2.1 Pada umumnya klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu.
2.1.2.2 Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
2.1.2.3 Pengobatan sebelumnya kurang berhasil.
2.1.2.4 Harga diri rendah, klien tidak mempunyai motivasi untuk merawat diri.
2.1.2.5 Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, yaitu perasaan ditolak,
dihina, dianiaya dan saksi penganiayaan.
2.1.2.6 Ada anggota keluarga yang pernah mengalami gangguan jiwa.
2.1.2.7 Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu kegagalan yang dapat
menimbulkan frustasi.
Psikososial
2.2 Genogram
6
Menggambarkan klien dan anggota keluarga klien yang mengalami
pola asuh.
Persepsi klien mengenai tubuhnya, bagian tubuh yang disukai, reaksi klien
Kaji status dan posisi pasien sebelum klien dirawat, kepuasan paien
perempuan.
Berisi harapan paien akan keadaan tubuhnya yang ideal, posisi, tugas,
Kaji klien tentang hubungan dengan orang lain sesuai dengan kondisi,
dampak pada klien yang berhubugan dengan orang lain, fungsi peran yang
7
Hubungan klien dengan orang lain akan sangat terganggu karena
orang lain.
2.3.7 Spiritual
2.3.9 Penampilan
Cara bicara klien yang lambat, gagap, sering terhenti atau bloking,
Klien tampak sedih, putus asa, merasa tidak berdaya, rendah diri dan
merasa dihina.
v. Afek
8
vii. Persepsi
depersonalisasi.
1. Makan
Klien kurang makan, cara makan klien yang terganggu serta pasien
makan.
2. Berpakaian
Klien tidak mau mengganti pakaian, tidak bisa memakai pakaian yang
3. Mandi
Klien jarang mandi, tidak tahu cara mandi, tidak gosok gigi, mencuci
rambut, menggunting kuku, tubuh klien tampak kusan dan badan klien
4. BAB/BAK
5. Istirahat
bangun tidur.
9
6. Penggunaan obat
Jika klien mendapat obat, biasanya klien minum obat tidak teratur.
7. Aktivitas di Rumah
2.3.10.1Adaptif
2.3.10.2Maladaptif
2.3.10.4 Pengetahuan
10
1. Asuhan Keperawatan Teorotis
1.1 PengkajianKeperawatan
a. Identitas
Biasanya identitas terdiri dari: nama klien, umur, jenis kelamin, alamat,
agama, pekerjaan, tanggal masuk, alasan masuk, nomor rekam medik,
keluarga yang dapat dihubungi.
b. Alasan Masuk
Biasanya apa yang menyebabkan pasien atau keluarga datang, atau
dirawat dirumah sakit. Biasanya masalah yang di alami pasien yaitu
senang menyendiri, tidak mau banyak berbicara dengan orang lain,
terlihat murung, penampilan acak-acakan, tidak peduli dengan diri
sendiri dan mulai mengganggu orang lain.
c. Faktor Predisposisi.
Pada pasien yang mengalami defisit perawatan diri ditemukan adanya
faktor herediter mengalami gangguan jiwa, adanya
11
1) Genogram
Biasanya menggambarkan pasien dengan anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa, dilihat dari pola komunikasi,
pengambilan keputusan dan pola asuh.
2) Konsep diri
a) Citra tubuh
Biasanya persepsi pasien tentang tubuhnya, bagian tubuh yang
disukai, reaksi pasien terhadap bagian tubuh yang disukai dan
tidak disukai.
b) Identitas diri
Biasanya dikaji status dan posisi pasien sebelum pasien dirawat,
kepuasan pasien terhadap status dan posisinya, kepuasan pasien
sebagai laki-laki atau perempuan , keunikan yang dimiliki
sesuai dengan jenis kelamin dan posisinnya.
c) Peran diri
Biasanya meliputi tugas atau peran pasien dalam keluarga/
pekerjaan/ kelompok/ masyarakat, kemampuan pasien dalam
melaksanakan fungsi atau perannya, perubahan yang terjadi
saat pasien sakit dan dirawat, bagaimana perasaan pasien akibat
perubahan tersebut.
d) Ideal diri
Biasanya berisi harapan pasien terhadap kedaan tubuh yang
ideal, posisi, tugas, peran dalam keluarga, pekerjaan atau
sekolah, harapan pasien terhadap lingkungan sekitar, serta
harapan pasien terhadap penyakitnya
e) Harga diri
Biasanya mengkaji tentang hubungan pasien dengan orang lain
sesuai dengan kondisi, dampak pada pasien berubungan dengan
orang lain, fungsi peran tidak sesuai harapan, penilaian pasien
terhadap pandangan atau penghargaan orang lain.
f) Hubungn sosial
Biasanya hubungan pasien dengan orang lain sangat terganggu
karena penampilan pasien yang kotor sehingga orang sekitar
menghindari pasien. Adanya hambatan dalam behubungan
dengan orang lain, minat berinteraksi dengan orang lain.
g) spiritual
12
1) Nilai dan keyakinan
Biasanya nilai dan keyakinan terhadap agama pasien
terganggu karna tidak menghirauan lagi dirinya.
2) Kegiatan ibadah
Biasanya kegiatan ibadah pasien tidak dilakukan
ketika pasien menglami gangguan jiwa.
h) Status mental
13
1) Penampilan
Biasanya penampilan pasien sangat tidak rapi, tidak tahu
cara berpakaian, dan penggunaan pakaian tidak sesuai.
2) Cara bicara/ pembicaraan
Biasanya cara bicara pasien lambat, gagap, sering
terhenti/bloking, apatisserta tidak mampu memulai
pembicaraan.
3) Aktivitas motorik
Biasanya klien tampak lesu, gelisah, tremor dan kompulsif.
4) Alam perasaan
Biasanya keadaan pasien tampak sedih, putus asa, merasa
tidak berdaya, rendah diri dan merasa dihina.
5) Afek
Biasanya afek pasien tampak datar, tumpul, emosi pasien
berubah-ubah, kesepian, apatis, depresi/sedih dan cemas.
6) Interaksi selama wawancara
Biasanya respon pasien saat wawancara tidak kooperatif,
mudah tersinggung, kontak kurang serta curiga yang
menunjukan sikap atau peran tidak percaya kepada
pewawancara atau orang lain.
7) Persepsi
Biasanya pasien berhalusinasi tentang ketakutan terhadap
hal-hal kebersihan diri baik halusinasi pendengaran,
penglihatan serta halusinasi perabaan yang membuat pasien
tidak mau membersihkan diri dan pasien mengalami
depersonalisasi.
8) Proses pikir
Biasanya bentuk pikir pasien otistik, dereistik,
sirkumtansial, kadang tangensial, kehilangan asosiasi,
14
pembicaraan meloncat dari topik satu ke topik lainnya dan
kadang pembicaraan berhenti tiba-tiba.
i) Kebutuhan pasien pulang
1) Makan
Biasanya pasien kurang makan, cara makan pasien
terganggu serta pasien tidak memiliki kemampuan
menyiapkan dan membersihkan alat makan.
2) Berpakaian
Biasanya pasien tidak mau mengganti pakaian, tidak bisa
menggunakan pakaian yang sesuai dan tidak bisa berdandan.
3) Mandi
Biasanya pasien jarang mandi, tidak tahu cara mandi, tidak
gosok gigi, tidak mencuci rambut, tidak menggunting kuku,
tubuh pasien tampak kusam dan bdan pasien mengeluarkan
aroma bau.
4) BAB/BAK
Biasanya pasien BAB/BAK tidak pada tempatnya seperti di
tempat tidur dan pasien tidak bisa membersihkan WC
setelah BAB/BAK.
5) Istirahat
Biasanya istirahat pasien terganggu dan tidak melakukan
aktivitas apapun setelah bangun tidur.
6) Penggunaan obat
Apabila pasien mendapat obat, biasanya pasien minum obat
tidak teratur.
7) Aktivitas dalam rumah
Biasanya pasien tidak mampu melakukan semua aktivitas di
dalam maupun diluar rumah karena pasien selalu merasa
malas.
15
j) Mekanisme koping
1) Adaptif
Biasanya pasien tidak mau berbicara dengan orang lain,
tidak bisa menyelesikan masalah yang ada, pasien tidak
mampu berolahraga karena pasien selalu malas.
2) Maladaptif
Biasanya pasien bereaksi sangat lambat atau kadang
berlebihan, pasien tidak mau bekerja sama sekali, selalu
menghindari orang lain.
3) Masalah psikososial dan lingkungan
Biasanya pasien mengalami masalah psikososial seperti
berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan. Biasanya
disebabkan oleh kurangnya dukungan dari keluarga,
pendidikan yang kurang, masalah dengan sosial ekonomi
dan pelayanan kesehatan.
4) Pengetahuan
Biasanya pasien defisit perawatan diri terkadang mengalami
gangguan kognitif sehingga tidak mampu mengambil
keputusan.
k) Sumber Koping
Sumber koping merupakan suatu evaluasi terhadap pilihan koping
dan strategi seseorang. Individu dapat mengatasi stress dan ansietas
dengan menggunakan sumber koping yang ada di lingkungannya.
Sumber koping tersebut dijadikan sebagai modal untuk
menyelesaikan masalah. Dukungan sosial dan keyakinan budaya
dapat membantu seorang mengintegrasikan pengalaman yang
menimbulkan stressdan mengadopsi strategi koping yang efektif
16
1.1.1 Pohon Masalah
Causa
17
1.1.2 Analisa Data
Data Masalah
Subjektif: Defisit Perawatan
Klien mengatakan malas untuk merawat dirinya Diri
karena menurutnya mandi ataupun tidak mandi
tetap tidak ada yang memperhatikannya.
Klien hanya mengganti baju jika merasa ingin,
dan ketika disuruh. Jika tidak maka klien tidak
akan ganti pakaiannya
Klien mengatakan tidak pernah mencuci tangan
saat makan dan ketika selesai makan klien
hanya melap di pakaiannya saja,
Klien mengatakan jika BAB/BAK hanya
menyiramnya begitu saja.
Objektif:
1. Klien tampak kotor
2. Klien sering memakai pakaian yang sama tiap
harinya dan berbau
3. Kuku klien tampak sangat kotor dan panjang
4. Mulut klien tampak kotor dan giginya kuning
18
30
Objektif:
1. Klien tampak sedih dan murung
2. Klien hanya berbicara saat ada yang orang
mengajaknya berbicara
Objektif:
1. Klien tampak melamun
2. Klien sering menghindari orang sekitar
19
1.1.3 Rencana Keperawatan
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Defisit Perawatan TUM:
Diri Klien dapat memelihara
berhubungan kebersihan diri
dengan secara mandiri
Gangguan TUK:
Psikologis 1. Klien dapat Ekspresi wajah bersahabat, Bina hubungan saling percaya dengan prinsip
membina menunjukkan rasa senang, komunikasi terapeutik
hubungan saling klien bersedia berjabat 1. Sapa klien dengan ramah, baik verbal
percaya tangan, klien bersedia maupun nonverbal
menyebutkan nama, ada 2. Perkenalkan diri dengan sopan
kontak mata, klien bersedia 3. Tanyakan nama lengkap dan nama
duduk berdampingan panggilan klien
dengan perawat, klien 4. Jelaskan tujuan pertemuan
bersedia mengutarakan 5. Jujur dan menepati janji
masalah yang dihadapinya. 6. Tunjukkan sikap empati dan menerima
klien apa adanya
7. Beri perhatian pada pemenuhan
kebutuhan dasar klien
1
2. Klien dapat Klien dapat menyebutkan 2) Kaji pengetahuan klien tentang
mengidentifikasi kebersihan dirinya kebersihan diri dan tandanya
kebersihan diri 3) Beri kesempatan klien untuk menjawab
klien pertanyaan
4. Klien dapat Klien dapat menyebutkan dan 1. Jelaskan alat yang dibutuhkan dan cara
menjelaskan dapat mendemonstrasikan membersihkan diri
peralatan yang dengan alat kebersihan 2. Peragakan cara membersihkan diri dan
digunakan untuk mempergunakan alat untuk
menjaga membersihkan diri
kebersihan diri 3. Minta klien untuk memperagakan ulang
dan cara alat dan cara kebersihan diri
melakukan 4. Beri pujian positif terhadap klien
kebersihan diri
2
5. Klien dapat Klien dapat mengerti cara makan 1. Jelaskan cara makan yang benar
menjelaskan cara yang benar 2. Beri kesempatan klien untuk bertanya
makan yang benar dan mendemonstrasikan cara yang
benar
3. Beri pujian positif pada klien
6. Klien dapat Klien dapat mengerti cara mandi 1. Jelaskan cara mandi yang benar
menjelaskan cara yang benar 2. Beri kesempatan klien untuk bertanya
mandi yang benar dan mendemonstrasikan cara yang
benar
3. Beri pujian positif pada klien
7. Klien dapat Klien dapat mengerti cara 1. Jelaskan cara berdandan yang benar
menjelaskan cara berdandan yanag benar 2. Beri kesempatan klien untuk bertanya
berdandan yang dan mendemonstrasikan cara yang
benar benar
3. Beri pujian positif pada klien
8. Klien dapat Klien dapat mengerti cara 1. Jelaskan cara toileting yang benar
menjelaskan cara toileting yanag benar 2. Beri kesempatan klien untuk bertanya
toileting yang dan mendemonstrasikan cara yang
benar benar
3. Beri pujian positif pada klien
3
34
2.1.2 Implementasi
1. Tujuan keperawatan:
2. Tindakan keperawatan:
b) Membantu klien latihan berhias dengan cara latihan berhias, pada pria
berhias/berdandan.
c) Melatih klien cara makan secara mandiri dengan cara menjelaskan tempat
3. Strategi Pelaksanaan
4
35
masih dibutuhkan dan sesuai kondisi pasien saat ini (Mukhripah & Iskandar, 2014).
2.1.3 Evaluasi
berikut:
keperawatan.
5
2) Evaluasi hasil (sumatif) dilakukan dengan cara membandingkan respons pasien
masalah masih ada atau telah teratasi atau muncul masalah baru.