K DENGAN
MASALAH UTAMA HIPERTENSI PADA NY. S DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG KITRI
KELURAHAN MARGAHAYU RT02/RW 04
Disusun Oleh :
Fanny Maulida Rahma
0432950920010
Ny. S usia 50 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan membuka usaha warung kecil-
kecilan didepan rumahnya. Ny. S tinggal bersama dengan suaminya yang bernama Tn. k, seorang
laki-laki berusia 51 Tn. K bekerja sebagai buruh serabutan. Memiliki 2 orang anak , Anak yang
pertama sudah berumah tangga dan sudah tidak serumah lagi anak keduanya kerja di jepang
sebagai karyawan swasta, dirumah tinggal Tn. K dan Ny. S saja , Pada keluarga Tn. K yang
sedang sakit adalah Ny. S sendiri dengan menderita hipertensi beberapa tahun belakangan. Ny. S
mengatakan apabila sakitnya sedang kambuh selalu pergi berobat ke puskesmas. mengatakan
tidak memiliki pantangan dalam hal makanan, namun ketika sakitnya sedang kambuh Ny. S
memodifikasi makanan yang hendak dimakannya telebih dahulu, seperti mengurangi makanan
asin, dan lain sebagainya. Ny. S mengatakan kaki dan tangannya suka pegal. Terutama bagian
kakinya kalau malam suka terasa keram, dan hanya dibaluri minyak urut apabila sedang
mengalaminya. Ny. S mengatakan kakinya mulai terasa sakit dari lutut sampai jari, pun lututnya
juga nyeri apabila hendak duduk.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN BANI SALEH
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS UMUM
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn.K Pendidikan : SD
Umur : 51 Tahun Pekerjaan :Buruh Serabutan
Agama : Islam Alamat : Margahayu
Suku : Betawi No. Telp :-
b. Komposisi Keluarga
Ny.S Tn.K
An.M An.Y
Keterangan :
: laki-laki
:perempuan
: meninggal
: nikah
: klien
d. Tipe keluarga :
a) Jenis tipe keluarga : Keluaga Bpk. E memiliki kelurga dengan tipe Niddle age /
aging couple Suami sebagai pencari uang, istri dirumah / kedua-duanya bekerja di
rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena perkawinan / meniti karier
b) Masalah yang terjadi dengan tipe keluarga :
Menurunnya fungsi, Menurunkan kekuatan fisik, sumber financial yang tidak
memadai, isolasi sosial, kesepian ,Kerentanan psiklogis , Promosi kesehatan
e. Suku Bangsa
a) Asal suku bangsa : Tn.K dan ibu .S sama-sama berasal dari suku Jawa, bahasa
yang mereka gunakan sehari-harinya adalah bahasa Indonesi baik antara anggota
keluarga maupun dengan tetangga sekitar
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : keluarga Tn. K berasal dari Jawa,
dalam keluarga tidak ada pantangan makanan apapun.
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : Agama yang dianut oleh
keluarga ibu.S adalah Islam. Anggota keluarga tidak ada perbedaan keyakinan dan
perbedaaan praktek ibadah, keluarga ibu.S selalu menjalankan ibadah sesuai dengan
aturan dan jadwalnya. Seperti melaksanakan sholat 5 kali sehari dan kadang-kadang
mengkuti Acara pengajian. Agama dianggap oleh keluarga ibu.S adalah sebagai
landasan dasar atas keyakinan dan nilai yang mempengaruhi kehidupan keluarga.
g. Status sosial ekonomi keluarga
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah : ibu.S bekerja sebagai ibu rumah tangga
dan membuka warung di rumah. Sedangkan Tn. K suami ibu S bekerja sebagai
Buruh serabutan dengan penghasilan yang tidak menentu setiap harinya dengan
status ekonomi menengah kebawah.
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) : televisi, kipas angina, kursi
tamu, lemari , sepeda motor
h. Aktivitas reaksi keluarga : ibu.S jarang sekali melakukan rekreasi ketempat hiburan.
Saat santai di rumah keluarga sering duduk berkumpul bersama sambil menonton
televisi dan berkumpul dengan tetangga sekitar
Iminisasi
Keadaan (BCG/POLIO/ Masalah T Tindakan Yg
No Nama Umur BB
Kesehatan DPT/HB/CAMP Keluarga Telah Dilakukan
AK)
Tn. K 30 51 56 Sehat - Tidak ada Sudah dilakukan
1. 59k
g
Ny . S 50 50 65 65 Kurang - Tidak ada sudah dilakukan
2.
kg sehat
3. An. M 30 4448 kg Sehat Lengkap Tidak ada Sudah dilakukan
An. Y 25 45 45 Sehat Lengkap Tidak adaS Sudah dilakukan
4.
kg
g) Septic tank ( ada/tidak, jarak dengan sumber air bersih) :ada septic tank
dibelakang rumah jarak 1 meter
c. Nilai dan norma keluarga: Dalam keluarga Tn.K. mempunyai suatu peraturan yang
ditanamkan kepada anak-anaknya yaitu tidak bertengkar dengan anggota keluarga dan
dalam menyelesaikan masalah harus dengan musyawarah. Konflik peran jarang
terjadi baik kedua orang tua maupun anak-anaknya
V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif : Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina hubungan
rumah tangga.
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga : Keluarga selalu mengajarkan dan
menanamkan prilaku yang baik.
e) Partisipasi dalam kegiatan sosial :Ny. S mengatakan mengikuti pengajian dan Tn.
K suka ikut bergotong royong diwilayah rumahnya
d. Fungsi reproduksi : Sistim reproduksi ibu. S dan Tn K masih baik yaitu memiliki
anak dari hasil perkawinanya menghasilkan anak 2 .
Pemeriksaan Tn . K Ny. S
Ektremitas bawah Tdk ada varises, tdk Tdk ada varises, tdk ada edema
ada edema
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : Tn. K dan Ny. S mengatakan pelayanan
kesehatan dipuskesmas sudah bagus dan ramah dan kader disekitar wilayah rumahnya
sudah berperan aktif.
J. ANALISIS DATA
Data Masalah
DS :
- Klien mengatakan pusing apabila sedang Nyeri akut
banyak pikiran
- Klien mengatakan pegal didaerah tengkuk
- Klien mengatakan selalu pergi berobat kalau
sakitnya tidak kunjung sembuh
P: nyeri karena tekanan darah tinggi,
Q: nyeri seperti tertusuk tusuk.
R: nyeri dirasakan pada leher bagian belakang,
S: Skala nyeri 5,
T: nyeri hilang timbul, Ny.“S” mengatakan
mempunyai riwayat nyeri sudah lumayan
lama . Pada pemeriksaan fisik ditemukan
tanda-tanda vital:
DO:
TD : 160/100 mmHg, P: 78x/menit, N: 20 x/
menit dan S: 36C.
DS :
- Klien mengatakan belum mengetahui apa itu
Defisit pengetahuan tentang program
darah tinggi.
diet hipertensi
- Klien mengatakan kalau sudah kambuh darah
tingginya pola makannya diubah.
- Klien mengatakan belum mengetahui bahwa
jus timun atau belimbing bisa menurunkan
darah tingginya.
DO :
- Memberitahuakan obat yang sedang
dikonsumsinya yaitu amlodipin
- Klien terlihat bingung ketika perawat bertanya
tentang makanan atau minuman apa saja yang
bisa menurunkan darah tinggi.
- Klien bertanya tentang jus belimbing dan
bagaimana cara membuatnya.
DS : Gangguan mobilitas fisik
- Klien mengatakan tangan dan kakinya pegal-
pegal
- Klien mengatakan kedua kakinya suka kram
saat tidur
- Klien mengatakan lututnya suka sakit saat
hendak bangun dari duduk
- Klien mengatakan dalam melakukan
aktivitasnya masih bisa dilakukan sendiri
- Klien mengatakan kalau merasa sakit suka
dioleskan oleh minyak urut
DO :
Klien terlihat memegang lututnya saat hendak
bangun dari duduk
K. MASALAH KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
2. Defisit pengetahuan tentang program diet hipertensi
3. Gangguan mobilitas fisik
L. SKORING
1. Dx. Nyeri akut
No. Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah (kurang 3 1 3/3 x 1 = 1 - Klien mengatakan
sehat/aktual) pegal didaerah tengkuk
2. Kemungkinan masalah 2 2 ½x2=1 - Klien mengatakan pegal
bisa diubah (sebagian) didaerah tengkuk
3. Potensial masalah untuk 3 1 3/3 x 1 = 1 - Klien mengatakan selalu
dicegah (tinggi) pergi berobat kalau
sakitnya tidak kunjung
hilang saat minum obat
warung
4. Menonjolnya masalah 2 1 2/2 x 1 = 1 - Klien mengatakan
(masalah harus segera pegal didaerah tengkuk
ditangani)
Jumlah 4
N. RENCANA INTERVENSI
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia. Hipertensi atau
yang biasa dikenal dimasyarakat sebagai tekanan darah tinggi terjadi akibat adanya
peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah dari
jantung ke seluruh tubuh secara terus menerus dari satu periode (Irianto, 2014).
Sebanyak kurang lebih 60% penderita hipertensi berada di negara berkembang, di
Indonesia penyakit hipertensi masih menjadi penyebab kematian ke dua setelah stroke
(Wardani, 2013).
Data WHO tahun 2015 menunjukkan sekiatar 1,13 miliar orang di dunia
menyandang hipertensi, artinya satu dari tiga orang di dunia terdiagnosis hipertensi.
Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahunnya,diperkirakan pada tahun
2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi dan diperkirakan setiap tahunnya
9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan kompilkasinya.
Riskesdas 2018, menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran
pada penduduk usia kurang lebih 18 tahun sebesar 34,1% tertinggi di kalimantan selatan
44,1%, sedangkan terendah di papua sebessar 22,2%`. Estimasi jumlah penderita
hipertensi di indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di
indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian.
Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31.6%), umur 45-54
tahun(45.3%), umur 55-64tahun (55,2%). Dari prevalensi hipertensi sebesar 34.1%
diketahui bahwa sebesar 8.8% terdiagnsis hipertens dan 13.3% orang yang terdiagnosis
hipertensi tidak minum obat serta 32.3% tidak rutin minum obat. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar penderita hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya hipertensi
sehingga tidak mendapatkan pengobatan.
Hasil survei dengan melakukan pengkajian Ny.F di RT 17 Kelurahan Kedung
Pengawas Kecamatan babelan kabupaten Bekasi. Bahwa permasalahan yang dialami
pada Ny. F adalah penyakit hipertensi. Klien mengatakan pusing setelah ditensi
mendapatkan 130/100mmHg. pada umumnya Ny. F belum mengetahui makna tentang
hipertensi, tanda gejala termasuk pengobatan dan penanganan hipertensi
Hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan perilaku yang berisiko seperti
merokok, diet yang tidak sehat seperti kurang konsumsi sayur dan buah serta konsusmsi
gula, garam dan lemak berlebih, obesitas, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol
berelbihan dan stres.Upaya yang telah dilakukan dalam pencegahan dan pengendalian
hipertensi diantaranya meningkatkan promosi keshatan, melakukan pengukuran darah
secara rutin dan pemeberdayaan masyarakat dalam deteksi dini dan monitoring faktor
resiko hipertensi melalui posbindu yang diselenggarakan di masyarakat, di tempat kerja
dan institusi.
Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang
maksimal. Setelah itu, tubuh mulai menyusut dikarenakan berkurangnya jumlah sel-sel
yang ada di dalam tubuh. Sebagai akibatnya, tubuh juga akan mengalami penurunan
fungsi secara perlahan-lahan. Itulah yang dikatakan proses penuaan.
Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta
memperbaiki kerusakan yang diderita seiring dengan proses menua tersebut, tubuh akan
mengalami berbagai masalah kesehatan atau yang biasa disebut sebagai penyakit
degeneratif.
B. TUJUAN PENYULUHAN
I. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan Ny.S tentang hipertensi.
II. Tujuan Khusus
a) Ny.S mampu mengetahui apa itu hipertensi
b) Ny.S dapat mengerti dan memahami penyebab hipertensi
c) Ny.S dapat mengerti dan memahami tanda dan gejala hipertensi
d) Ny.S dapat mengerti dan memahami cara pencegahan hipertensi
e) Ny.S dapat mengetahui tentang komplikasi hipertensi
C. MANFAAT PENELITIAN
1) Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya pemantauan informasi
kesehatan dan penyakit hipertensi
Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya pemantauan hipertensi
khususnya lansia sehingga dapat dikontrol apabila terjadi masalah
dengan penyakit hipertensi
2) Bagi Institusi
Memberikan masukan dalam hal pemantauan hipertensi pada masyarakat
khususnya lansia di Rt 04
Dapat dijadikan pedoman dalam menentukan kebijakan program penyakit
hipertensi
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan
darah secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah
yang disebabkan satu atau beberapa faktor risiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya
dalam mempertahankan tekanan darah secara normal.
Hipertensi berkaitan dengan kenaikan tekanan sistolik atau tekanan diastoik atau
tekana keduanya. Hipertensi dapat didefinisiakan sebagai tekanan darah tinggi persisten
dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.
Pada populasi manula, hipertensi didefinisakn sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolic 90 mmHg (Brunner & Suddarth, 2005).
B. Etiologi
Corwin (2000) menjelaskan bahwa hipertensi tergantung pada kecepatan denyut
jantung, volume sekuncup dan Total Peripheral Restistance (TPR). Peningkatan kecepatan
denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormone pada nodus SA.
Peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaaan
hipertiroidisme. Namun, peningkatan kecepatan denyut jantung biasanya diskompensasi
oleh penurunan volume sekuncup sehingga tidak menimbulkan hipertensi.
Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi apabila terdapat
volume plasma yang berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal
atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan pelepasan rennin atau aldosterone
maupun penurunan aliran darah ke ginjal dapat mengubah penanganan air dan garam oleh
ginjal. Peningkatan plasma akan menyebabkan peningkatan volume diastolic akhir sehingga
terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah. Peningkatan preload biasanya
berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik.
C. Klasifikasi
1. Klasifikasi berdasarkan etiologi
a. Hipertensi esensial( primer)
Merupakan 90% dari kaksus penderita hipertensi. Dimana sampai saat ini
belum diketahui penyebabnya secara pasti. Berapa factor yang mempengaruh dalam
terjadinya hipertensi esensial, seperti: faktor genetik, strees dan psikologis, serta
faktor lingkungan dan diet (peningkatan penggunaan garam dan berkurangnya
asupan kalium/kalsium). Peningkatan darah tidak jarang merupakan satu-satunya
tanda hipertensi primer. Umumnya gejala baru terlihat setelah terjadi komplikasi
pada organ target seperti ginjal, mata, otak dan jantung.
b. Hipertensi sekunder
Pada hipertensi sekunder, penyebab dan patofisiologi dapat diketahui dengan
jelas sehingga lebih mudah di kendalikan dengan obat-obatan. Penyebab hipertensi
sekunder diantaranya beruba kelainan ginjal seperti tumor, diabetes, kelainan
adrenal, kelainan otak, kelainan endokrin lainnya seperti obesitas, resisitensi
insulin, hipertiroidisme, dan pemakaian obat-obatan seperti kontrasepsi oral dan
kortikosteroid.
F. Pengobatan
1. Pengobatan Medis
a. Diuretic (Hidroklorotiazid)
Mengeluarkan cairan tubuh sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang
mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
b. Penghambat Simpatetik (Metildopa, Klonidin, dan Reserpin)
Menghambat aktivitas saraf simpatis
b. Labu Siam
Kandungan labu siam : Buahnya mengandung zat saponin, alkaloid, tannin.
Daunnya mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol. Kandungan alkoloidnya
dapat membuka pembuluh darah yang tersumbat. Oleh sebab itu, labu siam bisa
menurunkan darah tinggi.
Cara pembuatan : Diparut kemudian airnya diminum. Sebaiknya diminum 2 kali
sehari, pada pagi dan sore.
c. Bawang Putih
Kandungan bawang putih : Bawang putih mengandung minyak atsiri, yang bersifat
anti bakteri dan antiseptik. Kandungan allicin dan aliin berkaitan dengan daya anti
kolesterol. Daya ini mencegah penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi dan
lain-lain.
Cara pembuatan : Ambil 3 siung bawang putih, kemudian parut dan saring lalu
diminum airnya. Bawang putih juga dapat di kunyah dan dimakan langsung.
d. Mentimun
Kandungan mentimun : Buah mentimun mengandung silikon, fluorin, dan kalium,
dan sebaliknya rendah kalori sehingga mampu membantu merangsang ginjal untuk
membuang sisa metabolisme dan deposit lemak di dalam tubuh.
Cara pembuatan : Ambil 2 buah mentimun segar dicuci bersih, lalu diparut. Hasil
parutannya diperas dan disaring, lalu diminum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari.
Dapat dimakan langsung dan dibuat jus.
e. Pepaya
Kandungan pepaya : Pepaya memiliki banyak kandungan potassium yang dapat
menurunkan tekanan darah tinggi. Satu buah pepaya mengandung kurang lebih 16
% kebutuhan tubuh akan potassium. Dengan mengkonsumsi makanan tinggi
potassium setiap hari maka tekanan darah akan terkontrol.
Cara pembuatan : Dapat dimakan langsung atau dibuat jus.
f. Daun Sirsak
Kandungan daun sirsak : Mengandung banyak serat, karbohidrat, kalium, vitamin
C, air, fosfor dan kalsium, lemak. Daun sirsak juga mengandung antioksidan yang
dapat melenturkan dan melebarkan pembuluh darah serta menurunkan tekanan
darah.
Cara pembuatan : Ambil 4 – 5 lembar daun sirsak, kemudian rebus dengan 3 gelas
air sampai tersisa 1 gelas. Minumlah setiap hari sampai tekanan darah turun.
g. Belimbing
Kandungan belimbing : Buah belimbing kaya akan serat dan vitamin C. Dalam satu
buah belimbing berukuran sedang (90 gram), setidaknya terkandung 3 gram serat, 1
gram protein, serta dapat memenuhi 52% kebutuhan harian tubuh akan vitamin C.
Selain kaya serat dan vitamin, buah belimbing juga dikenal rendah kalori. Dalam
satu buah belimbing berukuran sedang, terdapat sekitar 30 kalori dan 5 gram
karbohidrat. Buah belimbing mengandung mineral yang baik bagi kesehatan. Selain
itu, belimbing juga mengandung kalium tinggi dan rendah natrium. Mengandung
kalium membuat belimbing bermanfaat sebagai buah penurun tekanan darah tinggi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 21 responden dengan
kriteria lnsia hipertensi dengan tekanan darah antara 150/90 mmHg sampai 220/130
mmHg, serta dengan usia antara 60-82 tahun, menunjukkan bahwa terjadi
penurunan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah diberikan jus belimbing
(Ardiyanto, Nuraeni, & Supriyono, 2014).
Cara pembuatan : Cuci buah belimbing lalu potong kecil-kecil. Anda masukkan ke
dalam blender lalu haluskan. Anda minum jus belimbing segera saat masih dingin.
h. Tomat
Kandungan tomat : Buah tomat memiliki kandungan likopen, efek anti inflamasi
dari anti oksidan di dalam likopen ini dapat mengurangi kerusakan sel yang
memicu aterosklerosis yang mengakibatkan tekanan darah meningkat. Likopen juga
berperan dalam menurunkan ldl dan sebagai anti-ateroklerosis dengan cara
melindungi pembuluh endotel dari kerusakan, mengurangi respin inflamasi serta
menghambat proliferasi sel otot halus (Lestari & Rahayuningsih dalam Ilma &
Wirawanni, 2015).
Cara pembuatan : Siapkan buah tomat matang 150gr haluskan dengan blender tanpa
tambahan air dan gula diberikan selama 7 hari.
G. Prognosis
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor ini dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergera kebawah
melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetikolin yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh
darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah.
Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespons pembuluh
darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive
terhadap norefinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bias
terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin yang menyebabkan
vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat responsvasokonstriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan ke renin. Renin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat yang pada gilirannya merangsang sekresi aldesteron oleh korteks
adenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler. Semua factor tersebut cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi.
Pertimbangan Gerontologis. Perubahan structural dan fungsional pada system
pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia
lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan ditensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta
dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang
dipompa oeh jantuung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan
meningkatkan tahanan perifer.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Mempertahankan berat badan ideal
Mempertahankan berat badan ideal sesuai body mass index (BMI) dengan
rentang 18,5 - 24,9 kg/m2 (Kaplan,2006). Bmi dapat diketahui dengan membagi
berat badan anda dengan tinggi badan anda yang telah dikuadratkan dalam satuan
meter. Mengatasi obesitas (kegemukan) juga dapat dilakukan dengan melakukan
diet rendah kolesterol namun kaya dengan serat dan protein, dan jika berhasil
menurunkan berat badan 2,5 – 5 kg maka tekanan darah diastolic dapat diturunkan
sebanyak 5 mmHg (radmarssy, 2007).
e. Menghindari merokok
Merokok memang tidak berhubungan secara langsung dengan timbulnya
hipertensi, tetapi meroko dapat meningkatkan resiko komplikasi pada pasien
hipertensi seperti penyakit jantung dan stroke, maka perlu dihindari mengkonsumsi
tembakau (rokok) karena dapat memperberat hipertensi (Dalimartha,2008).
Nikotin dalam tembakau membuat jantung bekerja lebih keras karena
menyempitkan pembuluh darah dan meingkatkan frekuensi denyut jantung serta
tekanan darah (Sheps, 2005). Maka pada penderita hipertensi dianjurkan untuk
menghentikan kebiasaan merokok (pfizerpeduli.com).
f. Penurunan stress
Stres memang tidak menyebabkan hipertensi yang menetap namun jika
episode stress sering terjadi dapat menyebabkan kenaikan sementara yang sangat
tinggi (sheps, 2005). Menghindari stress dengan menciptakan yang menyenangkan
bagi penderita hipertensi dan memperkenalkan berbagai metode relaksasi seperti
yoga atau meditasi yang dapat mengontrol system saraf yang akhirnya dapat
menurunkan tekanan darah (pfizerperduli.com)
e. Kecap
Kecap manis mengandung natrium yang cukup tinggi. Satu sendok makan kecap
manis mengandung 698 mg natrium. Seseorang yang menderita hipertensi perlu hati-
hati dalam mengkonsumsi kecap manis. Kalau menemukan produk kecap yang tidak
menuliskan jumlah kandungan sodiumnya, sebaiknya tinggalkan. Apalagi ada beberapa
produk kecap manis yang komposisi garamnya justru lebih banyak daripada kecap asin.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, R. (2014). Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi Di Puskesmas S . Parman Kota
Banjarmasin. Jurnal Skala Kesehatan, 5(1), 1–8.
Ardiyanto, I., Nuraeni, A., & Supriyono, M. (2014). Efektifitas Jus Belimbing Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Di Kelurahan Tawangmas Baru Kecamatan
Semarang Barat. Jurnal Ilmi Keperawatan Dan Kebidanan (JIKK), 1–8.
Astuti, I. S. W. (2017). Correlation Analysis of Food Consumption Pattern that Induced
Hypertension on Farmer in Rural Areas of Jember Regency. Journal of Agromedicine and
Medical Sciences, 3(3), 7.
Doenges, M. E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Palimbong, S., Kurniasari, M. D., & Kiha, R. R. (2018). Keefektifan Diet Rendah Garam Pada
Makanan Biasa Dan Lunak Terhadap Lama Kesembuhan Pasien Hipertensi. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah, 3(1), 74–89.
Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh ASKEP). Yogyakarta: Nuha Medika.
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Ny. S dan keluarga mampu
mengetahui tentang apa saja diet untuk penderita hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Ny. S dan keluarga mampu menyebutkan makanan yang dianjurkan untuk penderita
hipertensi.
b. Ny. S dan keluarga mampu menyebutkan makanan yang dibatasi dan dihindari untuk
penderita hipertensi.
c. Ny. S dan keluarga mampu menyebutkan apa saja pengobatan tradisional untuk
penderita hipertensi.
3. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Tanya jawab
5. Evaluasi Belajar
a. Sebutkan makanan yang dianjurkan penderita hipertensi
b. Sebutkan makanan yang dibatasi dan dihindari penderita hipertensi
c. Sebutkan pengobatan tradisional untuk penderita hipertensi
6. Materi Pembelajaran
Pokok bahasan : Diet hipertensi
Sub pokok bahasan :
a. Makanan yang dianjurkan penderita hipertensi
b. Makanan yang dibatasi dan dihindari penderita hipertensi
c. Pengobatan tradisional penderita hipertensi
7. Tahap Pelaksanaan
No
Tahapan Penyuluh Peserta Waktu
.
1. Orientasi : 1. Memberi salam 1. Menjawab salam 5 menit
Kegiatan pembuka 2. Mengajukan 2. Menjawab
pembelajaran pertanyaan untuk pertanyaan
menggali tentang diet
pengetahuan hipertensi
keluarga tentang diet
hipertensi
2. Tahap 1. Menjelaskan 1. Klien menyimak 20 menit
Kerja:Kegiatan inti makanan yang penjelasan
dianjurkan untuk tentang makanan
penderita hipertensi yang dianjurkan
2. Menjelaskan untuk penderita
makanan yang hipertensi
dibatasi dan dihindari 2. Klien menyimak
untuk penderita penjelasan
hipertensi tentang makanan
3. Menjelaskan yang dibatasi dan
pengobatan dihindari untuk
tradisional untuk penderita
penderita hipertensi hipertensi
4. Memberi kesempatan 3. Klien menyimak
pada keluarga untuk penjelasan
mengajukan tentang
pertanyaan pengobatan
5. Menjawab tradisional untuk
pertanyaan yang penderita
diajukan hipertensi
4. Klien diberi
kesempatan
untuk bertanya
5. Klien diberi
kesempatan
untuk
mendengarkan
jawaban
3. Terminasi: 1. Menyimpulkan dan 1. Mendengarkan 5 menit
Kegiatan penutup mendiskusikan dan berperan
semua materi yang aktif dalam
dibahas diskusi
2. Memberikan evaluasi
secara lisan
3. Meminta salah satu
anggota keluarga
untuk menjelaskan
kembali tentang diet
hipertensi sesuai
dengan
kemampuannya
8. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
1) Ny. S dan Keluarga menyambut baik petugas kesehatan untuk penyuluhan
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanaakan dirumah keluarga Ny. S
3) Kontrak waktu penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
b. Kriteria Proses
1) Ny. S dan keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
2) Tidak ada anggota keluarga yang meninggalkan ruangaan saat penyuluhan
dilaksanakan
3) Ny. S dan keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab secara benar
c. Kriteria Hasil
1) Ny. S dan keluarga mampu menyebutkan kembali makanan yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi
2) Ny. S dan keluarga mampu menyebutkan 2 dari 4 makanan yang dibatasi dan
dihindari untuk penderita hipertensi
3) Ny. S dan keluarga mampu menyebutkan 4 dari 7 pengobatan tradisional untuk
penderita hipertensi