Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 4

NI LUH PUTU EVA BUDIANTINI (183222918)


LUH PUTU RATIH ARTASARI (183222919)
MADE SURYA MAHARDIKA (1832229120)
NI NENGAH JUNIARTI (1832229121)
NI KADEK RAI WIDIASTUTI (183222922)
Definisi

• Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan


pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivitis mata tampak merah,
sehingga sering disebut mata merah. (Suzzane, 2001:1991)
• Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva (lapisan luar
mata dan lapisan dalam kelopak mata) yang disebabkan oleh
mikroorganisme (virus, bakteri, jamur), alergi, dan iritasi bahan-bahan
kimia. (Mansjoer, Arif dkk: 2001)
Etiologi

• Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai hal dan dapat bersifat


infeksius seperti:
• Bakteri
• Klamidia
• Virus
• Jamur
• Parasit (oleh bahan iritatif => kimia, suhu, radiasi)
• Maupun imunologi (pada reaksi alergi).
Klasifikasi

1. Konjungtivitis Alergi

• Konjungtivitis alergi adalah salah satu dari penyakit mata eksternal yang
paling sering terjadi. Bentuk konjungtivitis ini mungkin musiman atau musim-
musim tertentu saja dan biasanya ada hubungannya dengan kesensitifan
dengan serbuk sari, protein hewani, bulu-bulu, debu, bahan makanan
tertentu, gigitan serangga, obat-obatan. Konjungtivitis alergi mungkin juga
dapat terjadi setelah kontak dengan bahan kimia beracun seperti hair spray,
make up, asap atau asap rokok. Asthma, gatal-gatal karena alergi tanaman
dan eksim, juga berhubungan dengan alergi konjungtivitis.
2. Konjungtivitis Bakteri

• Konjungtivitis bakteri disebut juga “Pink Eye”. Bentuk ini adalah


konjungtivitis yang mudah ditularkan, yang biasanya disebabkan oleh
staphylococcus aureus. Mungkin juga terjadi setelah sembuh dari
haemophylus influenza atau neiseria gonorhe.
3. Konjungtivitis Bakteri Hiperakut

• Neisseria gonnorrhoeae dapat menyebabkan konjungtivitis bakteri


hiperakut yang berat dan mengancam penglihatan.
4. Konjungtivitis Viral
• Jenis konjungtivitis ini adalah akibat infeksi human adenovirus (yang paling
sering adalah keratokonjungtivitis epidermika) atau dari penyakit virus sistemik
seperti mumps dan mononukleus. Biasanya disertai dengan pembentukan
folikel sehingga disebut juga konjungtivitis folikularis. Mata yang lain biasanya
tertular dalam 24-48 jam.
5. Konjungtivitis Blenore
• Konjungtivitis purulen (bernanah pada bayi dan konjungtivitis gonore). Blenore
neonatorum merupakan konjungtivitis yang terdapat pada bayi yang baru
lahir.
Manifestasi Klinis

Adapun manifestasi sesuai klasifikasinya • Gatal-gatal adalah bentuk konjungtivitas


adalah sebagai berikut: yang paling berat
1. Konjungtivitis Alergi 2. Konjungtivitis Bakteri
• Edea berat sampai ringan pada • Pelebaran pembuluh darah
konjungtivitas • Edema konjungtiva sedang
• Air mata keluar terus
• Rasa seperti terbakar
• Adanya secret atau kotoran pada mata
• Injekstion vaskuler pada konjungtivitas • Kerusakan kecil pada epitel kornea
mungkin ditemukan
• Air mata sering keluar sendiri
3. Konjungtivitis Viral 4. Konjungtivitis Bakteri hiperakut
• Fotofobia • Infeksi mata menunjukkan secret
• Rasa seperti ada benda asing purulen yang massif
didalam mata • Mata merah
• Keluar air mata banyak • Iritasi
• Nyeri prorbital • Nyeri palpasi
• Apabila kornea terinfeksi bisa timbul • Biasanya terdapat kemosis
kekeruhan pada kornea • Mata bengkak dan adenopati
• Kemerahan konjungtiva preaurikuler yang nyeri
• Ditemukan sedikit eksudat
5. Konjungtivitis Blenore
• Tanda-tanda blenore adalah sebagai berikut:
• Ditularkan dari ibu yang menderita penyakit GO
• Menyebabkan penyebab utama oftalmia neinatorm
• Memberikan secret purulen padat secret yang kental
• Terlihat setelah lahir atau masa inkubasi antara 12 jam hingga 5 hari
• Perdarahan subkonjungtita dan kemotik
Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Mata • Pemeriksaan dengan melakukan uji


• Pemeriksaan tajam penglihatan festel (untuk mengetahui letak
adanya kebocoran kornea).
• Pemeriksaan dengan uji konfrontasi,
kampimeter dan perimeter (sebagai • Pemeriksaan oftalmoskop
alat pemeriksaan pandangan). • Pemeriksaan dengan slitlamp dan
• Pemeriksaan dengan melakukan uji loupe dengan sentolop (untuk
fluoresein (untuk melihat adanya efek melihat benda menjadi lebih besar
epitel kornea). disbanding ukuran normalnya).
b. Therapy Medik yang dicat dengan pegecatan
• Antibiotic topical, obat tetes steroid gram atau giemsa dapat dijumpai
untuk alergi (kontra indikasi pada sel-sel radang polimorfonuklear.
herpes simplek virus). Pada konjungtivitis yang
3. Pemeriksaan Laboratorium disebabkan alergi pada
pengecatan dengan giemsa akan
• Pemeriksaan secara langsung dari
didapatkan sel-sel eosinofil.
kerokan atau getah mata setelah
bahan tersebut dibuat sediaan
Penatalaksanaan

1. Konjungtivitis Bakteri
• Sebelum terdapat hasil pemeriksaan mikrobiologi, dapat diberikan
antibiotic tunggal, seperti gentamisin, kloramfenikol, folimiksin selama 3-5
hari. Kemudian bila tidak memberikan hasil yang baik, dihentikan dan
menunggu hasil pemeriksaan. Bila tidak ditemukan kuman dalam sediaan
langsung, diberikan tetes mata disertai antibiotic spectrum obat salep luas
tiap jam mata untuk tidur atau salep mata 4-5 kali sehari.
2. Konjungtivitis Bakteri Hiperakut • Kemudian salep diberikan setiap 5 menit
selama 30 menit. Disusul pemberiansalep
• Pasien biasanya memerlukan perawatan di
penisilin setiap 1 jam selama 3 hari.
rumah sakit untuk terapi topical dan sistemik.
Secret dibersihkan dengan kapas yang • Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan
dibasahi air bersih atau dengan garam pengobatan gonokokus.
fisiologik setiap ¼ jam.
• Pengobatan diberhentikan bila pada
• Kemudian diberi salep penisilin setiap ¼ jam. pemeriksaan mikroskopik yang dibuat setiap
hari menghasilkan 3 kali berturut-turut
• Pengobatan biasanya dengan perawatan di
negative.
rumah sakit dan terisolasi, medika menstosa :
• Penisilin tetes mata dapat diberikan dalam
bentuk larutan penisilin G 10.000-20.000/ml
setiap 1 menit sampai 30 menit.
3. Konjungtivitis Alergi Pemakaian pelindung seluloid pada
• Penatalaksanaan keperawatan mata yang sakit tidak dianjurkan
berupa kompres dingin dan karena akan memberikan lingkungan
menghindarkan penyebab pencetus yang baik bagi mikroorganisme.
penyakit. Dokter biasanya 4. Konjungtivitis Viral
memberikan obat antihistamin atau
• Beberapa pasien mengalami
bahan vasokonstkiktor dan
perbaikan gejala setelah pemberian
pemberian astringen, sodium
antihistamin/dekongestan topical.
kromolin, steroid topical dosis rendah.
Kompres hangat atau dingin dapat
Rasa sakit dapat dikurangi dengan
membantu memperbaiki gejala.
membuang kerak-kerak dikelopak
mata dengan mengusap pelan-pelan
dengan salin (gram fisiologi).
5. Konjungtivitis Blenore
• Pemberian penisilin topical mata dibersihkan dari secret. Pencegahan merupakan cara
yang lebih aman yaitu dengan membersihkan mata bayi segera setelah lahir dengan
memberikan salep kloramfenikol. Pengobatan dokter biasanya disesuaikan dengan
diagnosis. Pengobatan konjungtivitis blenore :
• Penisilin topical tetes atau salep sesering mungkin. Tetes ini dapat diberikan setiap setengah
jam pada 6 jam pertama disusul dengan setiap jam sampai terlihat tanda-tanda perbaikan.
• Suntikan pada bayi diberikan 50.000 U/KgBB selama 7 hari, karena bila tidak maka
pemberian obat tidak akan efektif.
• Kadang-kadang perlu diberikan bersama-sama dengan tetrasiklin infeksi chlamdya yang
banyak terjadi.
Komplikasi

• Glaucoma
• Katarak
• Ablasi retina
• Komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala penyulit dari blefaritis
seperti ekstropin, trikiasis
• Komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus kornea.
• Komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan pseudomembranasea
• Komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratik dapat
mengganggu penglihatan.
Pencegahan

• Konjungtivitis mudah menular, karena itu • Mengganti sarung bantal dan handuk
sebelum dan sesudah membersihkan atau dengan yang bersih setiap hari.
mengoleskan obat, penderita harus mencuci
• Hindari berbagi bantal, handuk dan
tangannya bersih-bersih.
saputangan dengan orang lain.
• Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang
• Usahakan tangan tidak megang-megang
sehat sesudah menangani mata yang sakit
wajah (kecuali untuk keperluan tertentu),
• Jangan menggunakan handuk atau lap dan hindari mengucek-ngucek mata.
bersama dengan penghuni rumah lain
• Bagi penderita konjungtivitis, hendaknya
• Gunakan lensa kontak sesuai dengan segera membuang tissue atau sejenisnya
petunjuk dari dokter dan pabrik setelah membersihkan kotoran mata.
pembuatnya.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
• Pengkajian 6. Blefarospasme
• Identitas 7. Lakrimasi
8. Konjungtiva palpebra (merah, kasar seperti beludru
• Keluhan Utama : karena ada edema dan infiltrasi).
• Riwayat Kesehatan yang Lalu 9. Konjungtiva bulbi, injeksi konjungtiva banyak, kemosis,
dapat ditemukan pseudo membrane pada infeksi
• Riwayat Kesehatan Keluarga. pneumokok. Kadang –kadang disertai perdarahan
subkonjungtiva kecil – kecil baik di konjungtiva
• Pemeriksaan fisik. palpebra maupun bulbi yang biasanya disebabkan
1. Hiperemi konjungtiva yang tampak paling nyata pneumokok atau virus.
pada fornix dan megurang ke arah limbus.
10. Pemeriksaan visus, kaji visus klien dan catat derajat
2. Kemungkinan adanya sekret: pandangan perifer klien karena jika terdapat sekret
3. Mukopurulen dan berlimpah pada infeksi bakteri, yang menempel pada kornea dapat menimbulkan
yang menyebabkan kelopak mata lengket saat kemunduran visus.
bangun tidur.
4. Berair/encer pada infeksi virus.
5. Edema konjungtiva
• Diagnosa keperawatan
1. Nyeri Akut
2. Hipertermi
3. Gangguan sensori persepsi : pengelihatan
4. Gangguan rasa nyaman
• Intervensi
• Implementasi
• Evaluasi
CONTOH KASUS ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN KONJUNGTIVITIS

Anda mungkin juga menyukai