DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CAMPAKAMULYA
Jl. Raya Warungkadu Km.05 CampakamulyaTelp. (0263)2342244 Kode Pos 43269
e-mail: pkm.campakamulya@gmail.com
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS CAMPAKAMULYA
Nomor : 480/ /SK/V/2022
TENTANG
PERUBAHAN KESATU SURAT KEPUTUSAN NOMOR 870/020/PKM/SK/I/2018
TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS
DI UPTD PUSKESMAS CAMPAKAMULYA
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Cianjur
Pada tanggal : 02 Januari 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
C. SASARAN
Sasaran penetapan Pedoman Peyusunan Tata Naskah dan Pengendalian Dokumen
Dinas di UPTD Puskesmas Campakamulya adalah:
1. Tercapainya kesamaan pengertian dan pemahaman dalam penyelenggaraan tata
naskah di UPTD Puskesmas Campakamulya.
2. Terwujudnya keterpaduan penyelenggaraan tata naskah dengan unsur lain
dalam lingkup administrasi umum.
3. Terwujudnya kemudahan dan kelancaran dalam komunikasi tertulis.
4. Tercapainya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan tata naskah Puskesmas.
D. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan
publik, Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 nomor 112;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2009 tentang Tata Naskah
Dinas di Lingkungan Pemerintah Daerah;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia nomor 35 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan;
5. Peratutran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2012 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas
Instansi Pemerintah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas;
7. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 14 tahun 2017 Tentang Tata Naskah
Kemenkes;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas;
9. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 07 Tahun 2000 Tentang Tata Kearsipan;
10. Peraturan Bupati Cianjur Nomor 34 Tahun 2022 tentang Tata Naskah di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Cianjur;
11. Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Faslitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP) tahun 2015;
E. ASAS
Pedoman Tata naskah di UPTD Puskesmas Campakamulya disusun berdasarkan
asas sebagai berikut:
1. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan Penyusunan dan Pengendalian Dokumen perlu dilakukan
secara efektif dan efisien dalam penulisan, penggunaan ruang atau lembar tata
naskah, spesifikasi informasi, serta dalam penggunaan bahasa Indonesia yang
baik, benar, dan lugas.
2. Pembakuan
Penyusunan dan Pengendalian Dokumen diproses dan disusun menutut tata cara
dan bentuk yang telah dibakukan.
3. Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan Penyusunan dan Pengendalian Dokumen dapat
dipertanggungjawabkan dari segi isi, format, prosedur, kewenangan dan
keabsahan.
4. Keterkaitan
Kegiatan penyelenggaraan Penyusunan dan Pengendalian Dokumen dilakukan
dalam satu kesatuan sistem administrasi umum.
5. Kecepatan dan Ketepatan
Penyusunan dan Pengendalian Dokumen harus dapat diselesaikan secara cepat,
tepat waktu, dan tepat sasaran dalam redaksional, prosuderal dan distribusi.
6. Keamanan
Tata naskah harus aman dalam penyusunan, klasifikasi, penyampaian kepada
yang berhak, pemberkasan, kearsipan, dan distribusi.
F. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pedoman Penyusunan dan Pengendalian Dokumen meliputi
pengaturan tentang jenis dan format naskah, penyusunan naskah, pengurusan
naskah, serta perubahan, pencabutan, pembatalan, dan ralat naskah.
G. PENGERTIAN UMUM
1. Naskah dinas adalah komunikasi tulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang
dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di lingkungan
instansi pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan.
2. Tata naskah dinas adalah penyelenggaraan komunikasi tulis yang meliputi
pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi,
penyimpanan naskah dinas, serta media yang digunakan dalam komunikasi
kedinasan.
3. Format adalah susunan dan bentuk naskah yang menggambarkan bentuk
redaksional, termasuk tata letak dan penggunaan lambang, logo, dan stempel.
4. Dokumen adalah naskah yang disusun dalam bentuk produk hukum yang
berlaku di UPTD Puskesmas Campakamulya yang meliputi:
a. Dokumen eksternal yaitu segala produk hukum yang diterbitkan dan berasal
dari luar UPTD Puskesmas Campakamulya dan berlaku di UPTD Puskesmas
Campakamulya, seperti Undang-Undang, Permenkes, Kepmenkes.
b. Dokumen Internal yaitu semua produk yang dibuat dan digunakanhanya di
lingkungan UPTD Puskesmas Campakamulya, seperti kebijakan, pedoman,
panduan, standar operasional prosedur, laporan kegiatan/laporan hasil,
undangan, surat tugas, SPPD, daftar hadir dan dokumentasi gambar
5. Kewenangan Penandatanganan Naskah adalah hak dan kewajiban yang ada
pada seorang pejabat untuk menandatangani naskah sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab pada jabatannya. Bila berjenjang, makin ke kiri dan ke sisi
bawah, menunjuk pada hirarki jabatan yang makin tinggi. Dalam hal
penandatangan naskah, maka perlu dilihat kesesuaian header dengan
pejabatnya.
6. Kode Klasifikasi Naskah adalah tanda pengenal isi informasi dalam naskah
berdasarkan sistem tata berkas yang berlaku di UPTD Puskesmas
Campakamulya yaitu dengan sistematika penomoran.
7. Logo adalah gambar dan/atau huruf sebagai identitas suatu instansi.
8. Pemilik dokumen adalah Unit/Komite/Tim/Panitia yang bertanggung jawab untuk
menyusun dokumen dan atau merevisi dokumen, mengajukan pengesahan
dokumen, menggunakan dokumen, membagi dokumen baru kepada unit terkait,
menarik dokumen yang tidak berlaku, serta menyerahkan dokumen tidak berlaku
kepada pengendali dokumen.
9. Pengguna dokumen adalah Unit/Komite/Tim/Panitia yang menggunakan
dokumen terkendali untuk proses pelayanan.
10. Komunikasi Intern adalah tata hubungan dalam penyampaian informasi yang
dilakukan antar unit kerja di lingkungan UPTD Puskesmas Campakamulya
secara vertikal dan horisontal.
11. Komunikasi Eksternal adalah tata hubungan penyampaian informasi yang
dilakukan pihak UPTD Puskesmas Campakamulya dengan pihak lain di luar
lingkungan UPTD Puskesmas Campakamulya.
12. Stempel adalah cap (basah) yang dibubuhkan (lazimnya) di sisi kiri tanda tangan
kepala puskesmas.
H. Jenis Dokumen Berdasarkan Sumber
1. Dokumen Internal
Semua dokumen yang diterbitkan dan dikendalikan oleh UPTD Puskesmas
Campakamulya terdiri dari:
a. Kebijakan
b. Pedoman
c. Panduan
d. Kerangka Acuan Program dan Kerangka Acuan Kegiatan
e. Standar Operasional Prosedur (SOP)
f. Formulir
g. Brosur/ lifleat yang dibuat oleh puskesmas
h. Surat Undangan/ pemberitahuan
i. Daftar hadir
j. Notulen
k. Dokumentasi gambar
l. Laporan hasil kegiatan
m. Surat tugas dan atau SPPD
2. Dokumen Eksternal
Semua produk hukum atau dokumen yang diterbitkan oleh Pemerintah berupa
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan
Menteri, Peraturan Menteri, Peraturan Daerah, maupun segala produk hukum
atau dokumen lain yang mengikat dan berlaku atau diberlakukan di UPTD
Puskesmas Campakamulya.
BAB II
JENIS - JENIS DOKUMEN DAN NASKAH DINAS
4. Batang Tubuh
Sistematika dan cara penulisan bagian batang tubuh keputusan sama
dengan ketentuan dalam penyusunan peraturan, tetapi isi keputusan
diuraikan bukan dalam pasal-pasal, melainkan diawali dengan bilangan
bertingkat/ diktum kesatu, kedua, ketiga dan seterusnya.
5. Kaki
Bagian kaki keputusan ditempatkan di sebelah kanan bawah, yang terdiri
dari:
a. tempat dan tanggal penetapan keputusan;
b. jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan huruf kapital, dan
diakhiri dengan tanda baca koma;
c. tanda tangan pejabat yang menetapkan keputusan; dan
d. nama lengkap pejabat yang menandatangani keputusan, yang ditulis
dengan huruf kapital, tanpa mencantumkan gelar.
b. Pengabsahan
a. Pengabsahan merupakan pernyataan pengesahan bahwa suatu keputusan
telah dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan dan didistribusikan oleh
pejabat yang bertanggungjawab di bidang hukum atau administrasi umum
atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan isi keputusan.
b. Pengabsahan dicantumkan disebelah kiri bawah, yang terdiri atas kata
salinan sesuai dengan aslinya, diikuti dengan nama lembaga, nama jabatan,
ruang tanda tangan dan nama pejabat penanda tangan.
c. Pengabsahan dilakukan dengan membubuhkan tandatangan dan cap dinas
lemabaga.
c. Distribusi
Keputusan yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang berkepentingan.
d. Hal yang Perlu Diperhatikan
Naskah asli dan ssalinan keputusan yang ditandatangani harus disimpan sebagai
arsip.
B. Pedoman / Panduan
1. Pengertian
2. Pedoman adalah naskah dinas yang memuat acuan yang bersifat umum di
lingkungan instansi pemerintah yang perlu di jabarkan ke dalam petunjuk
operasional dan penerapannya disesuaikan dengan karakteristik instansi yang
bersangkutan.
3. Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
4. Pedoman dibuat dalam rangka menindaklanjuti kebijakan yang lebih tinggi dan
pengabsahannya ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas.
5. Susunan
a. Lampiran
Pedoman dicantumkan sebagai lampiran Surat Keputusan dan ditulis di atas
kertas dengan menggunakan logo dan nama jabatan pimpinan tertinggi
instansi, yang diletakkan secara simetris di atas, serta dicantumkan tulisan
lampiran peraturan, nomor, tentang, dan nama pedoman dengan
menggunakan huruf kapital serta ditempatkan secara simetris.
b. Kepala
Bagian kepala pedoman terdiri dari :
1. Tulisan pedoman dengan menggunakan huruf kapital dan dicamtukan di
tengah atas;
2. Rumusan judul pedoman yang ditulis secara simetris dengan huruf kapital.
c. Batang tubuh
1. Pendahuluan, yang berisi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran,
asas, ruang lingkup, dan pengertian umum;
2. Materi pedoman;
3. Penutup, yang terdiri dari hal yang harus diperhatikan dan penjabaran
lebih lanjut.
d. Kaki
Bagian kaki pedoman terdiri dari :
1. Nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang ditulis dalam huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma;
2. Tanda tangan;
3. Nama lengkap, yang ditulis dengan huruf kapital, tanpa mencantumkan
nama gelar.
C. Manual Mutu
Manual mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke dalam
maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu disusun, ditetapkan,
dan dipelihara oleh organisasi. Manual mutu tersebut meliputi:
Kata Pengantar
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
D. Landasan Hukum Dan Acuan
E. Istilah Dan Definisi
II. Sistem Manajemen Mutu Dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan:
A. Persyaratan Umum
B. Pengendalian Dokumen
C. Pengendalian Rekaman
III. Tanggung Jawab Manajemen:
A. Komitmen Manajemen
B. Fokus Pada Sasaran/Pasien
C. Kebijakan Mutu
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja/Mutu
E. Tanggung Jawab, Wewenang dan Komunikasi
F. Wakil Manajemen Mutu/Penanggung Jawab Manajemen Mutu
G. Komunikasi Internal
IV. Tinjauan Manajemen:
A. Umum
B. Masukan Tinjauan Manajemen
C. Luaran Tinjauan
V. Manajemen Sumber Daya:
A. Penyediaan Sumber Daya
B. Menajemen Sumber Daya Manusia
C. Infrastruktur
D. Lingkungan Kerja
VI. Penyelenggaraan Pelayanan:
A. Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas
1. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, akses dan pengukuran kinerja
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran
a. Penetapan persyaratan sasaran
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
c. Komunikasi dengan sasaran
3. Pembelian (Jika ada)
4. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan kewajiban sasaran
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
f. Manajemen risiko dan keselamatan
5. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM :
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses
4) Pemantauan dan pengukuran hasillayanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
B. Pelayanan klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan)
1. Perencanaan Pelayanan Klinis
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis :
a. Proses pembelian
b. Verifikasi barang yang di beli
c. Kontrak dengan pihak ketiga
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis :
a. Pengendalian proses pelayanan klinis
b. Validasi proses pelayanan
c. Identifikasi dan ketelusuran
d. Hak dan kewajiban pasien
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesiemen, rekam medis, dsb)
f. Manajemen risiko dan keselamatan pasien
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien :
a. Penilaian indikator kinerja klinis
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
6. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan :
a. Umum,
b. Pemantauan dan pengukuran:
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit Internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses, kinerja
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan.
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
VII. Penutup
Lampiran (jika ada)
D. Rencana Lima Tahunanan Puskesmas
Sejalan dengan rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten, Puskesmas
perlu menyusun rencana kinerja lima tahunan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat sesuai dengan target kinerja yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota.
Rencana lima tahunan tersebut harus sesuai dengan visi, misi tugas pokok dan
fungsi Puskesmas berdasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masayarakt secara
optimal.
Dalam menyusun rencana lima tahunan, Kepala Puskesmas bersama seluruh
jajaran karyawan yang bertugas di Puskesms melakukan analisis situasi yang
meliputi analisis pencapaian kinerja, mencari faktor-faktor yang menjadi pendorong
maupun penghambat kinerja, sehingga dapat menyusun program kerja lima tahunan
yang dijabarkan dala kegiatan dan rencana anggaran.
1. Sistematika Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas
Sistematika Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas dapat disusun dengan
sistematika sebagi beriktu:
Kata pengantar
Bab I. Pendahuluan
A. Keadaan umum Puskesmas
B. Tujuan penyusunan rencana lima tahunan
Bab II Kendala dan Masalah
A. Identifikasi keadaan dan masalah
a) Tim mempelajari kebijakan, RPJMN, rencana strategis Kementrian
Kesehatan, standar Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten, Dinas
Kesehatan Kabupaten, target kinerja lima tahunan yang harus
dicapai oleh Puskesmas.
b) Tim pengumpulan data:
- Data umum
- Data wilayah
- Data penduduk sasaran
- Data cakupan
- Data sumberdaya
c) Tim melakukan analisis data
d) Alternatif pemecahan masalah
B. Penyusunan Rencana
a) Penetapan tujuan dan sasaran
b) Penyusunan rencana
- Penetapan strategis pelaksanaan
- Penerapan kegiatan
- Pengorganisasian
- Perhitungan sumberdaya yang di perlukan
C. Penyusunan Rencana Pelaksanaan (Plan Of Action)
a) Penjadwalan
b) Pengalokasian sumberdaya
c) Pelaksanaan kegiatan
d) Penggerak pelaksanaan
D. Penyusunan Pelengkap Dokumen
Bab III. Indikator dan Standar Kinerja Untuk Tiap Upaya dan Jenis Pelayanan
Puskesmas.
Puskesmas menetapkan indikator kinerja capaian tiap upaya/ program
dan jenis pelayanan
Bab IV. Analisis Kinerja
A. Pencapaian kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan upaya Puskesmas
B. Analisis Kinerja: menganalisis faktro pendukung dan penghambat
pencapaian kinerja
Bab V. Rencana Pencapaian Kinerja Lima Tahun
A. Program kerja dan kegiatan: berisi program-program kerja yang akan
dilakukan yang meliputi antara lain:
1. Program kerja pengembangan SDM, yang dijabarkan dalam
kegiatan-kegiatan, misalnya: pelatihan, pengusulan penambahan
SDM, seminar, workshop, dsb.
2. Program kerja pengembangan sarana, yang dijabarka dalam
kegiatan-kegiatan, misalnya: pemeliharaan sarana, pengadaan
alat-alat kesehatan, dsb.
3. Program Kerja Pengembangan Manajemen
4. Program Kerja Pengembangan UKM dan UKP dst.
B. Rencana Anggaran: yang merupakan rencana biaya untuk tiap-tiap
program kerja dan kegiatan-kegiatan yang direncanakan secara garis
besar.
Bab VI. Pemantauan dan Penilaian
Bab VII. Penutup
Jika SOP disusun lebih dari satu halaman, pada halaman kedua dan
seterusnya SOP di buat tanpa menyertakan Kop/Heading.
b) Komponen SOP
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur / Langkah-langkah
6. Diagram Alir (Jika di butuhkan)
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan
(jika ada)
8. Unit Terkait
9. Dokumen Terkait
10. Rekam Historis Perubahan
Penjelasan :
Penulisan SOP yang harus tetap di dalam tabel/kotak adalah : nama
Puskesmas dan logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan
tanda tangan Kepala Puskesmas, sedangkan untuk pengertian, tujuan,
kebijakan, prosedur/langkah-langkah, dan unit terkait boleh tidak diberi
tabel/kotak.
4) Petunjuk Pengisian SOP
a. Logo
Bagi Puskesmas, logo yang dipakai adalah logo Pemerintah
Kabupaten, dan lambang Puskesmas.
b. Kotak Kop/Heading diisi sebagai berikut :
(1) Heading hanya dicetak halaman pertama
(2) Kotak judul diberi judul / nama SOP sesuai proses kerjanya.
(3) Nomor Dokumen : diisi sesuai dengan ketentuan penomoran yang
yang berlaku di Puskesmas, di buat simetris agar ada
keseragaman.
(4) Nomor Revisi : diisi dengan status revisi, menggunakan angka.
Contoh : dokumen baru diberi angka 00, dokumen revisi pertama
diberi angka 01 dan seterusnya.
(5) Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SOP tersebut.
(6) Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total
halaman untuk SOP tersebut (misal 1/5). Namun, di tiap halaman
selanjutnya dibuat footer misalnya pada halaman kedua : 2/5,
halaman terakhir 5/5 dibuat simetris.
(7) Ditetapkan kepala Puskesmas : diberi tandatangan kepala
Puskesmas dan nama jelasnya.
5) Isi SOP
Isi dari SOP setidaknya adalah sebagai berikut :
a. Pengertian : diisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan atau
definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan
salah pengertian/menimbulkan multi persepsi.
b. Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci :
“sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk.....”.
c. Kebijakan : berisi kebijakan kepala Puskesmas yang menjadi dasar
dibuatnya SOP imunisasi pada bayi, pada kebujakan dituliskan :
Keputusan Kepala Puskesmas No 005/2014 tentang Kesehatan Ibu dan
Anak.
d. Refensi : berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP,
bisa berbentuk buku, peraturan perundang-undangan, ataupun bentuk
lain sebagai bahan pustaka.
e. Prosedur/Langkah – langkah : berisi alat dan bahan (jika ada), bagian
ini juga merupakan bagian utama yang menguraikan langkah-langkah
kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu.
f. Hal-hal yang yang harus diperhatikan
g. Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait
dalam proses kerja tersebut.
h. Dokumen terkait : berisi dokumen – dokumen yang terkait dalam
proses kerja tersebut
i. Rekam historis perubahan : berisi hal yang dirubah, isi perubahan,
dan tanggal mulai di berlakukan
6) Syarat penyusunan SOP:
a. Perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka yang
melakukan pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut. Tim atau
panitia yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas/FKTP hanya untuk
menanggapi dan mengkoreksi SOP tersebut. Hal tersebut sangatlah
penting, karena komitmen terhadap pelaksanaan SOP hanya diperoleh
dengan adanya keterlibatan personel/ unit kerja dalam penyusunan
SOP.
b. SOP harus merupakan flowcharting dari suatu kegiatan. Pelaksana
atau unit kerja agar mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya
kemudian Tim Mutu diminta memberikan tanggapan.
c. Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa,
dimana, kapan, dan mengapa.
d. SOP tidak berkalimat majemuk. Subjek, predikat, objek SOP harus
jelas.
e. SOP harus menggunakan kalimat perintah/ instruksi bagi pelaksana
dengan bahasa yang dikenal pemakai.
f. SOP harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan. Untuk SOP
pelayanan pasien maka harus memperhatikan aspek keselamatan,
keamanan dan kenyamanan pasien. Untuk SOP profesi harus
mengacu kepada standar profesi, standar pelayanan, mengikuti
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) kesehatan,
dan memperhatikan aspek keselamatan pasien.
7) Evaluasi SOP
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP.
a. Evaluasi penerapan/ kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan dengan
menilai tingkat kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam SOP. Untuk
evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan daftar tilik/check list:
(1) Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan
secara konsisten, diiku dalam pelaksanaan suatu rangkaian
kegiatan, untuk diingat, dikerjakan, dan diberi tanda (checkmark).
(2) Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk
mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.
(3) Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
(4) Daftartilik digunakan untuk mendukung, mempermudah
pelaksanaan dan memonitor SOP, bukan untuk menggantikan SOP
itu sendiri.
(5) Langkah-langkah menyusun dafar tilik:
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan Identifikasi
prosedur yang membutuhkan daftar tilik untuk mempermudah
pelaksanaan dan monitoringnya.
(a) Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut,
(b) Buat daftar kerja yang harus dilakukan,
(c) Susun urutan kerja yang harus dilakukan,
(d) Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu,
(e) Lakukan uji-coba,
(f) Lakukan perbaikan dafar tilik,
(g) Standarisasi daftar tilik.
(h) Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam
langkah-langkah kegiatan, dengan rumus sebagai berikut.
Compliance rate (CR) = Σ Ya x 100 %
Σ Ya+Tidak
b. Evaluasi isi SOP
1) Evaluasi SOP dilaksanakan sesuai kebutuhan dan minimal dua
tahun sekali yang dilakukan oleh masing-masing unit kerja.
2) Hasil evaluasi: SOP masih tetap bisa dipergunakan, atau SOP
tersebut perlu diperbaiki/direvisi. Perbaikan/revisi isi SOP bisa
dilakukan sebagian atau seluruhnya.
3) Perbaikan/ revisi perlu dilakukan bila:
(a) Alur SOP sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada,
(b) Adanya perkembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK) pelayanan
kesehatan,
(c) Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru,
(d) Adanya perubahan fasilitas.
(e) Peraturan Kepala FKTP tetap berlaku meskipun terjadi
penggantian Kepala FKTP.
8) Diagram Alir/bagan alir (Flow Chart) :
Di dalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam
langkah-langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/ bagan alir untuk
memudahkan dalam pemahaman langkah-langkahnya. Adapun bagan alir
secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu diagram alir makro dan
diagram alir mikro.
Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis besar dari
proses yang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu simbol, yaitu simbol
balok :
b. Naskah Dinas Penetapan
1. Keputusan/Kebijakan
Kebijakan adalah peraturan/Surat Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala yang
merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan oleh
penanggung jawab maupun pelaksana. Format Peraturan/Surat Keputusan
sebagai berikut :
a. Kepala
Bagian kepala Keputusan terdiri dari :
1) Kop naskah dinas yang berisi logo dan nama instansi, ditulis dengan huruf
kapital secara simetris;
2) Kata keputusan dan nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis
dengan huruf kapital secara simetris;
3) Nomor yang ditulis dengan huruf kapital, nomor keputusan ditulis sesuai
sistem penomoran yang berlaku di Puskesmas;
4) Mencantumkan kata “Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa”
5) Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakan di tengah margin
diakhiri dengan tanda koma (,)
b. Konsideran
1) Menimbang
(a) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi latar
belakang dan alasan pembuatan keputusan;
(b) Huruf awak kata “menimbang” ditulis dengan huruf kapital diakhiri
dengan tanda baca titik dua (:), dan diletakkan di bagian kiri;
(c) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan huruf
kecil dan dimulai dengan kata “bahwa” dengan “b” huruf kecil, dan
diakhiri dengan tanda baca titik koma (;).
2) Mengingat
(a) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuat Peraturan/Surat Keputusan tersebut;
(b) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan
yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi;
(c) Kata “mengingat” diletakkan di bagian kiri sejajar kata menimbang;
(d) Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai
dengan hirarki kata perundangan dengan tahun yang lebih awal disebut
lebih dulu, diawali dengan nomor 1, 2, dst, dan diakhiri dengan tanda
baca titik koma (;).
3) Diktum
(1) Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan
huruf kapital;
(2) Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan sejajar
dengan kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata menetapkan
ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua (:);
(3) Nama keputusan sesuai dengan judul keputusan (kepala), seluruhnya
ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik (.).
4) Batang Tubuh
(1) Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan/Surat Keputusan
yang dirumuskan dalam diktum-diktum, misalnya :
Kesatu :
Kedua :
dst
Dicantumkan saat berlakunya Peraturan/ Surat Keputusan, perubahan,
pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan Materi
kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran Peraturan/ Surat Keputusan, dan
pada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
Peraturan/Surat Keputusan.
5) Kaki
Kaki peraturan/Surat Keputusan merupakan bagian akhir substansi yang
memuat penandatangan pemerapan Peraturan/ Surat Keputusan,
pengundangan peraturan/ keputusan yang terdiri dari :
(1) Tempat dan tanggal penetapan
(2) Nama jabatan diakhiri dengan tanda koma (,)
(3) Tanta tangan pejabat, dan
(4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani
6) Penandatanganan
Peraturan/Surat Keputusan kepala Puskesmas ditandatangani oleh kepala
Puskesmas, dituliskan nama tanpa gelar.
7) Lampiran Peraturan/ Surat Keputusan
(1) Halaman pertama harus dicantumkan nomor dan judul peraturan/Surat
Keputusan;
(2) Halaman terakhir harus ditandatangani oleh kepala UPTD Puskesmas.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Peraturan/Surat
Keputusan yaitu :
1. Kebijakan yang telah ditetapkan kepala UPTD Puskesmas tetap berlaku
meskipun terjadi penggantian Kepala UPTD Puskesmas hingga adanya
kebutuhan revisi atau pembatalan.
2. Untuk kebijakan berupa peraturan, pada batang tubuh tidak ditulis sebagai
diktum tetapi dalam bentuk bab-bab dan pasal-pasal.
c. Naskah Dinas Penugasan
1. Surat Tugas
a. Pengertian
Surat tugas adalah naskah dinas dari atasan atau pejabat yang berwenang
yang ditujukan kepada bawahan atau pegawai lainnya yang berisi penugasan
untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsi.
b. Wewenang Pembuatan dan Penandatangan
Surat tugas dibuat dan ditandatangani oleh atasan atau pejabat yang
berwenang berdasarkan lingkup tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala Surat Tugas terdiri dari :
a) kop naskah dinas, yang berisi logo instansi dan nama instansi, yang
ditulis dengan huruf kapital, diletakan secara simetris;
b) kata surat tugas, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
c) nomor, yang berada di bawah tulisan surat tugas.
2) Kaki
Bagian kaki surat perintah terdiri dari :
a) tempat dan tanggal surat tugas;
b) nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang ditulis dengan
huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya, dan diakhiri dengan
tanda baca koma;
c) tanda tangan pejabat yang menugasi
d) nama lengkap pejabat yang menandatangani surat tugas, yang ditulis
dengan huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya;
e) cap dinas
d. Distribusi dan Tembusan
1) Surat tugas disampaikan kepada pihak yang mendapat tugas.
2) Tembusan surat tugas disampaikan kepada pejabat/instansi yang terkait
e. Hal yang perlu diperhatikan
1) jika tugas merupakan tugas kolektif, daftar pegawai yang ditugasi
dimasukkan ke dalam lampiran yang terdiri dari kolom, nomor urut, nama,
pangkat, NIP, jabatan dan keterangan.
2) surat tugas tidak berlaku lagi setelah tugas yang termuat selesai
dilaksanakan.
D. Naskah Dinas Korespondensi
1. Surat Biasa
a. Pengertian
Surat biasa adalah alat penyampaian berita secara tertulis yang berisi
pemberitahuan, pertanyaan, permintaan jawaban atau saran dan sebagainya.
b. Susunan
1) Kepala Surat terdiri atas :
a) Nama tempat ditetapkan
b) Tanggal, Bulan dan Tahun
c) Pejabat/ Alamat yang dituju
d) Nomor surat
e) Sifat surat
f) Lampiran surat
g) Hal surat
2) Isi Surat dirumuskan dalam bentuk uraian.
3) Bagian akhir surat terdiri atas :
a) Nama Jabatan
b) Tanda tangan pejabat
c) Nama pejabat, pangkat dan NIP
d) Stempel instansi
e) Tembusan
Contoh surat biasa:
1. Surat Undangan
a. Pengertian
Surat Undangan adalah surat dinas yang memuat undangan kepada
pejabat/pegawai tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri suatu acara
kedinasan tertentu seperti rapat, upacara dan pertemuan.
b. Kewenangan
Surat undangan ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan tugas, fungsi,
wewenang dan tanggung jawabnya.
c. Susunan
1) Kepala. Bagian kepala surat undangan terdiri dari :
a) kop surat undangan, yang berisi logo dan nama instansi;
b) nomor, sifat, lampiran dan hal, diketik di sebelah kanan atas
sejajar/sebaris dengan nomor;
c) tempat dan tanggal pembuatan surat, diketik di sebelah kanan atas
sejajar/sebaris dengan nomor;
d) kata Yth, ditulis di bawah hal, yang diikuti dengan nama jabatan,
dan alamat yang dikirimi surat (jika diperlukan).
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat undangan terdiri dari
a) alinea pembuka;
b) isi undangan, yeng meliputi hari, tanggal, waktu, tempat dan acara;
c) alinea penutup.
3) Kaki
Bagian kaki surat undangan terdiri dari nama jabatan ditulis
dengan hurufawal kapital, tanda tangan dan nama pejabat ditulis
dengan huruf awal kapital.
d. Hal yang Perlu Diperhatikan
1) Format surat undangan sama dengan format surat dinas; yang
membedakan adalah bahwa pihak yang dikirimi surat pada surat
undangan dapat ditulis pada lampiran;
2) Surat undangan untuk keperluan tertentu dapat berbentuk kartu.
E. Naskah Dinas Khusus
1. Berita Acara
a. Pengertian
Berita acara adalah naskah dinas yang berisi uraian tentang proses
pelaksanaan suatu kegiatan yang harus ditandatangani oleh para pihak dan
para saksi apabila diperlukan.
b. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala berita acara terdiri dari:
a) kop naskah dinas yang berisi logo dan nama instansi, yang diletakkan
secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital;
b) judul berita acara;
c) nomor berita acara.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh berita acara terdiri dari:
a) tulisan hari, tanggal dan tahun serta nama dan jabatan para pihak yang
membuat berita acara
b) substansi berita acara
3) Kaki
Bagian kaki surat kuasa memuat tempat pelaksanaan penandatanganan
nama jabatan/pejabat dan tanda tangan para pihak dan para saksi apabila
diperlukan.
2. Surat Keterangan
a. Pengertian
Surat keterangan adalah naskah dinas yang berisi informasi hal atau
seseorang untuk kepentingan kedinasan.
b. Wewenang pembuatan dan penandatanganan
Surat keterangan dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan
tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat keterangan terdiri dari:
a) kop surat keterangan yang berisi logo dan nama instansi, yang
diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital;
b) judul surat keterangan;nomor surat keterangan.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat keterangan memuat pejabat yang
menerangkan dan pegawai yang diterangkan serta maksud dan tujuan
diterbitkannya surat keterangan.
3) Kaki
Bagian kaki surat kuasa memuat keterangan tempat, tanggal, bulan,
tahun, nama jabatan. Tanda tangan, dan nama pejabat yang membuat
surat keterangan tersebut. Posisi bagian kaki terletak pada bagian
kanan bawah.
3. Pengumuman
a. Pengertian
Pengumuman adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan yang
ditujukan kepada semua pejabat/pegawai dalam instansi atau
perseorangan dan golongan di dalam atau diluar instansi.
b. Wewenang pembuatan dan penandatanganan
Pengumuman dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang
mengumumkan atau pejabat lain yang ditunjuk.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala pengumuman terdiri dari:
a) kop naskah dinas yang memuat logo dan instansi, yang ditulis
dengan huruf kapital secara simetris;
b) tulisan pengumuman dicantumkan di bawah logo instansi, yang
ditulis dengan huruf kapital secara simetris dan nomor
pengumuman dicantumkan di bawahnya;
c) kata tentang yang dicantumkan di bawah pengumuman ditulis
dengan huruf kapital secara simetris;
d) rumusan judul pengumuman yang ditulis dengan huruf kapital
secara simetris di bawah tentang.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh pengumuman hendaknya memuat :
a) alasan tentang perlunya dibuat pengumuman;
b) peraturan yang menjadi dasar pembuatan pengumuman;
c) pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap mendesak;
3) Kaki
Bagian kaki pengumuman terdiri dari :
a) tempat dan tanggal penetapan;
b) nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan
huruf kapital, diakhiri dengan tanda baca koma;
c) tanda tangan pejabat yang menetapkan;
d) nama lengkap yang menandatangani, yang ditulis dengan huruf
awal kapital;
e) cap dinas.
d. Hal yang Perlu Diperhatikan
1) Pengumuman tidak memuat alamat, kecuali yang ditujukan kepada
kelompok/golongan tertentu.
2) Pengumuman bersifat menyampaikan informasi, tidak memuat tata
cara pelaksanaan teknis suatu peraturan.
4. Laporan
a. Pengertian
Laporan adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang
pelaksanaan suatu kegiatan/kejadian.
b. Wewenang pembuatan dan penandatanganan
Laporan ditandatangani oleh pejabat yang diserahi tugas.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala laporan memuat judul laporan yang ditulis dalam huruf
kapital dan diletakkan secara simetris.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh laporan terdiri dari :
a) Pendahuluan, memuat penjelasan umum, maksuda dan tujuan serta
ruang lingkup dan sistematika laporan;
b) Materi laporan, terdiri atas kegiatan yang dilaksanakan, faktor yang
mempengaruhi, hasil pelaksanaan kegiatan, hambatan yang
dihadapi, dan hal lain yang perlu dilaporkan;
c) Simpulan dan saran, sebagai bahan pertimbangan;
d) Penutup, merupakan akhir laporan.
3) Kaki
Bagian kaki laporan terdiri dari :
a) tempat dan tanggal pembuatan laporan;
b) nama jabatan pejabat pembuat laporan, ditulis dengan huruf awal
kapital;
c) tanda tangan;
d) nama lengkap yang menandatangani, yang ditulis dengan huruf awal
kapital;
5. Telaah Staf
a. Pengertian
Telaahan Staf adalah naskah dinas yang dibuat oleh staf atau bawahan
yang memuat analisis pertimbangan-pertimbangan, pendapat dan saran-
saran tentang suatu masalah.
b. Susunan
1. Kepala Telaahan Staf; terdiri atas :
1) Tulisan “TELAAHAN STAF” diletakan di tengah lembar naskah;
2) Pejabat/ Alamat
3) Pejabat yang mengirim
4) Tanggal, nomor, sifat lampiran, hal.
5) Isi Telaahan Staf; :
a) Pokok persoalan
b) Pra anggapan
c) Fakta dan data yang berpengaruh terhadap persoalan
d) Pembahasan/ analisis
e) Kesimpulan
f) Saran Tindak
Bagian akhir; terdiri atas :
a) Nama Jabatan
b) Tanda tangan pejabat
c) Nama pejabat, pangkat dan NIP
d) Tembusan
6. Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas
a. Pengertian
Surat pernyataan melaksanakan tugas adalah naskah dinas yang
merupakan alat pemberitahuan dan tanda bukti pejabat yang berwenang
kepada pejabat/pegawai lain yang menyatakan bahwa pejabat/pegawai
tersebut telah mulai menjalankan tugas.
b. Susunan
1) Kepala
Surat pernyataan melaksanakan tugas terdiri dari :
a) kepala surat pernyataan melaksanakan tugas;
(1) kop naskah dinas yang berisi logo dan nama instansi;
(2) kata surat pernyataan melaksanakan tugas ditulis ditengah
dengan huruf kapital;
(3) kata nomor ditulis di bawah surat pernyataan melaksanakan
tugas dengan huruf kapital;
b) isi surat pernyataan melaksanakan tugas;
(1) Nama, pangkat/golongan, ruang, NIP dan jabatan
pejabat/pegawai yang memberi pernyataan;
(2) Nama, pangkat/golongan, ruang, NIP dan jabatan
pejabat/pegawai yang diberi pernyataan;
(3) Nomor, tanggal, dasar surat peraturan pengangkatan dan mulai
melaksanakan tugas;
c) bagian akhir surat pernyataan melaksanakan tugas terdiri dari:
(1) Nama tempat pembuatan;
(2) Tanggal, bulan dan tahun pembuatan;
(3) Nama Jabatan pembuat pernyataan;
(4) Tanda tangan pejabat;
(5) Nama, Pangkat dan NIP
(6) Stempel jabatan/instansi
7. Notulen
a. Pengertian
Notulen adalah naskah dinas yang memuat catatan jalannya kegiatan
sidang, rapat, mulai dari acara pembukaan, pembahasan masalah sampai
dengan pengambilan peraturan serta penutupan.
b. Susunan
1. Kepala Notulen terdiri atas tulisan “NOTULEN”, keterangan terdiri atas:
a) Nama sidang/rapat;
b) Hari, tanggal;
c) Waktu sidang/rapat;
d) Tempat;
e) Acara;
f) Pimpinan Rapat;
g) Pencatat;
h) Peserta sidang/rapat;
2. Isi Notulen :
a) Kata Pembukaan
b) Pembahasan
c) Pembacaan kesimpulan
d) Waktu penutupan
3. Bagian akhir terdiri atas :
a) Nama Jabatan.
b) Tanda tangan pembuat notulen dan pimpinan rapat.
c) Nama, pangkat dan NIP.
8. Daftar Hadir
a. Pengertian
Daftar Hadir adalah naskah dinas yang dipergunakan untuk mencatat
dan mengetahui kehadiran seseorang.
b. Susunan
1) Kepala Daftar Hadir terdiri atas :
a) Tulisan “DAFTAR HADIR”. Ditempatkan di tengah lembar naskah;
b) Tempat, hari, tanggal, waktu dan acara ditulis di bawah tulisan Daftar
Hadir sebelah kanan.
2) Isi Daftar Hadir
a) Kolom nomor urut;
b) Kolom nama;
c) Kolom jabatan / instansi/alamat;
d) Kolom tandatangan / paraf;
e) Kolom keterangan.
3) Bagian akhir terdiri atas :
a) Nama tempat;
b) Tanggal, bulan dan tahun;
c) Nama Jabatan penanggung jawab atas kegiatan;
d) Tanda tangan pejabat penanggung jawab;
e) Nama, pangkat dan NIP pejabat penanggung jawab.
BAB III
PENYUSUNAN NASKAH DINAS
A. Persyaratan Penyusunan
Setiap naskah dinas harus merupakan intisari dari pemikiran yang
ringkas dan jelas sesuai dengan maksud dan tujuan dibuatnya naskah dinas
yang disesuaikan secra sistematik. Dalam penyusunannya perlu
memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut.
1. Ketelitian
Dalam menyusun Naskah Dinas harus tercermin ketelitian dan kecermatan,
dilihat dari bentuk, susunan pengetikan, isi,struktur, kaidah bahasa, dan
penerapan kaidah ejaan didalam pengetikan. Kecermatan dan ketelitian
sangat membantu pimpinan dalam mengurangi kesalahan pengambilan
putusan/ kebijakan.
2. Kejelasan
Naskah Dinas harus memperlihatkan kejelasan, aspek fisik, dan materi.
3. Logis dan Singkat
Naskah Dinas harus menggunakan bahasa Indonesia yang formal, logi scara
efektif, singkat, padat dan lengkap sehingga mudah dipahami bagi pihak yang
menerima naskah dinas
4. Pembakuan
Naskah dinas harus taat mengikuti atura baku yang berlaku sehingga dapat
menjamin terciptanya arsif yang autentik dan reliable.
B. Penomoran Naskah Dinas
Penomoran pada Naskah Dinas merupakan bagian penting dalam proses
penciptaan arsip. Oleh karena itu, sususnannya harus dapat memberikan
kemudahan penyimpanan, pengamanan, temu balik dan penilaian arsif.
b. Bentuk Cap
1. Cap Jabatan
Untuk lembaga, menggunakan tinta berwarna ungu dengan ukuran
diameter sebagai berikut:
2. Cap Lembaga
Bentuk dan spesifikasi cap lembaga dengan logo adalah sebagai berikut:
Bentuk bundar, terdiri dari tiga lingkaran dengan jari-jari R1 = 18,5 mm,
R2 = 17,5 mm, dan R3 = 13,5 mm. Tebal garis lingkaran R1 = + 0,8 mm
dan R2 = R3 = + 0,2 mm. (Pindahkan ke samping
gambar).
Kepada
di-
Stemple ……………………..
Kode Pos
2. UKURAN.
Perbandingan ukuran huruf 3 : 4.
a. ukuran huruf “ 3 “ untuk tulisan Pemerintah Kabupaten.
b. ukuran huruf “ 4 “ untuk tulisan nama OPD.
3. BAHAN.
1. Bahan papan nama kantor disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya dari
bahan kayu, beton, seng/plat dan lain sebagainya.
2. Bahan huruf papan nama disesuaikan kebutuhan, dapat menggunakan cat
atau dari bahan lain seperti seng/plat atau semen dan lain sebagainya.
N. Perubahan, Pencabutan, Pembatalan dan Ralat Naskah Dinas
Perubahan, pencabutan, pembatalan, serta ralat naskah dinas dapat dilakukan
dengan syarat harus jelas menunjukkan naskah dinas atau bagian mana dari
naskah dinas tersebut yang diadakan perubahan, pencabutan, pembatalan,
dan/atau ralat.
1. Pengertian
a. Perubahan
Perubahan adalah mengubah bagian tertentu dari naskah dinas yang
dinyatakan dengan lembar perubahan.
b. Pencabutan
Pencabutan adalah mencabut naskah dinas tertentu karena bertentangan
atau tidak sesuai lagi dengan peraturan perundang- undangan yang lebih
tinggi, khusus, atau naskah dinas yang baru ditetapkan.
c. Pembatalan
Pembatalan adalah menyatakan bahwa seluruh materi naskah dinas tidak
diberlakukan lagi melalui suatu pernyataan pembatalan dalam naskah dinas
yang baru.
d. Ralat
Ralat adalah perbaikan yang dilakukan terhadap sebagian materi naskah
dinas melalui pernyataan ralat dalam naskah dinas yang baru.
2. Tata Cara Perubahan, Pencabutan, Pembatalan, dan Ralat
a. Naskah dinas yang bersifat mengatur, apabila diubah, dicabut, atau
dibatalkan, harus diubah, dicabut, atau dibatalkan dengan naskah dinas
yang setingkat atau lebih tinggi.
b. Pejabat yang berhak menentukan perubahan, pencabutan, dan pembatalan
adalah pejabat yang menandatangani naskah dinas tersebut atau oleh
pejabat yang lebih tinggi kedudukannya.
c. Ralat yang bersifat kekeliruan kecil, seperti salah ketik, dilaksanakan oleh
pejabat yang menandatangani naskah dinas.
BAB IV
PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN DOKUMEN INTERNAL
PENUTUP