Puskesmas :
Kab/ Kota :
Tanggal :
Surveior :
STANDAR 1.1
PERENCANAAN PUSKESMAS DILAKUKAN SECARA TERPADU
KRITERIA 1.1.1.
Puskesmas wajib menyediakan jenis-jenis pelayanan yang ditetapkan berdasarkan visi, misi, tujuan, dan tata nilai, analisis kebutuhan dan harapan, analisis peluang pengembangan pelayanan, analisis risiko pelayanan, dan ketentu
perencanaan.
POKOK PIKIRAN (lihat juga PMP 5.1; dan PMP 5.2 )
• Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) bidang kesehatan yang bersifat fungsional dan unit layanan yang bekerja profesional harus memiliki Visi, Misi, Tujuan dan Tata Nilai yang mencerminkan Tugas Pokok dan
(lihat PP 18 tahun
• Puskesmas wajib2016 tentang Perangkat
menyediakan pelayananDaerah)
sesuai dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai, hasil analisis kebutuhan dan harapan masyarakat, hasil analisis peluang pengembangan pelayanan, hasil analisis risiko pelayanan dan peratur
• Untuk mendapatkan hasil analisis kebutuhan masyarakat perlu dilakukan analisis situasi data kinerja Puskesmas, data status kesehatan masyarakat di wilayah kerja termasuk hasil pelaksanaan PIS-PK yang disusun secara terpadu y
• Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus menyusun rencana kegiatan untuk periode 5 (lima) tahunan yang selanjutnya akan diri
Usulan KegiatanPuskesmas
• Perencanaan (RUK) dandilakukan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan
secara terpadu (RPK)
baik KMP, sesuai
upaya siklus perencanaan
kesehatan masyarakatanggaran daerahKesehatan Perseorangan (UKP), Kefarmasian, dan Laboratorium & disusun bersama dengan sektorterkait dan masyarakat
(UKM), Upaya
• Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun secara terintegrasi melalui penetapan Tim Manajemen Puskesmas, yang akan dibahas dalam Musrenbang Desa dan Musrenbang Kecamatan untuk kemudian diusulkan ke Dinas Kesehatan
• Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) dilakukan berdasarkan :
1) Alokasi anggaran sesuai Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang disetujui oleh Dinkes Kab/Kota;
2) Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan RUK yg diusulkan dan situasi pada saat penyusunan RPK tahunan
• RPK dirinci menjadi RPK Bulanan bersama target pencapaiannya dan direncanakan kegiatan pengawasan dan pengendaliannya
• Perencanaan baik Rencana Lima Tahunan dan RPK dimungkinkan untuk dirubah/disesuaikan dengan kebutuhan saat itu apabila dalam hasil analisis pengawasan dan pengendalian kegiatan dijumpai kondisi tertentu termasuk pe
undangan
KRITERIA 1.1.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 1.1.1.1.Ditetapkan visi, misi, tujuan dan tatanilai yang SK Ka Puskesmas tentang
menjadi acuan dalam penyelenggaraan Puskesmas Visi, Misi, Tujuan dan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga Tatanilai Puskesmas
evaluasi kinerja Puskesmas (R)
5
EP 2 1.1.1.2.Ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang SK Ka Puskesmas ttg Jenis2 1. Rapat penetapan jenis
disediakan berdasarkan hasil identifikasi dan analisis Pelayanan dan kegiatan layanan(GAUN) 2. analisa
sesuai dengan yang diminta dalam pokok pikiran pada Puskesmas Kebutuhan dan Harapan
paragraf terakhir. (R,D,W) program / masyarakat sbg
dasar penetapan jenis
layanan. 3. Analisa kinerja,
4. analisa Resiko, 5.
Peluang Pengembangan
EP 3 1.1.1.3.Rencana Lima Tahunan disusun dengan
melibatkan lintas program dan lintas sektor serta
berdasarkan rencana strategis Dinas Kesehatan
Daerah Kabupaten/ Kota. ( R, D,W) 1. Ada SK Tim Manajemen
1. Dokumen Renstra. 2.
Puskesmas, 2. Ada Renstra
Rekam bukti Penyusunan
Dinas. 3. Renstra
Renstra (GAUN), 3.
Puskesmas / RSB, 4. SK Notulen pertemuan
Pemberlakuan Renstra (jika
penyusunas Renstra,
ada)
EP 4 1.1.1.4.Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun 1. Ada SK Tim Manajemen Ada Dokumen RUK lengkap
dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor, puskesmas, 2. SK sesuai Pedoman PTP
berdasarkan rencana strategis Dinas Kesehatan pemberlakuan RUK (jika (tahun N dan N+1), ada
Daerah Kabupaten/ Kota, Rencana Lima Tahunan ada), bukti penyunaan
Puskesmas dan hasil penilaian kinerja. (R, D, W) melibatkan LS LP
Jumlah 5
KRITERIA 1.1.2
Masyarakat sebagai penerima manfaat layanan, lintas program dan lintas sektor mendapatkan kemudahan akses informasi tentang hak dan kewajiban pasien, jenis-jenis pelayanan, dan kegiatan-kegiatan Puskesmas serta akses te
UKM
POKOK: 2.2.1; 2.2.2)
PIKIRAN
1.1.2. AKSES PENGGUNA LAYANAN
1.1.2 Masyarakat sebagai penerima manfaat layanan, lintas program dan lintas sektor mendapatkan kemudahan
akses informasi tentang hak dan kewajiban pasien, jenis-jenis pelayanan, dan kegiatan-kegiatan Puskesmas
serta akses terhadap pelayanan dan penyampaian umpan balik (Lihat juga UKM : 2.2.1; 2.2.2;
KRITERIA 1.1.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 1.1.2.1.Ditetapkan kebijakan tentang hak dan SK Ka Puskesmas tentang
kewajiban pasien, dan jenis- jenis pelayanan serta Hak dan Kewajiban Pasien
kegiatan yang disediakan oleh Puskesmas. (R) Puskesmas…..
Jumlah 0
STANDAR 1.2
TATA KELOLA ORGANISASI PUSKESMAS DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KRITERIA 1.2.1
Struktur organisasi ditetapkan dengan kejelasan tugas, wewenang, tanggung jawab, dan tata hubungan kerja serta persyaratan jabatan
POKOK PIKIRAN
• Agar dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi organisasi, perlu disusun struktur organisasi Puskesmas yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
• Struktur fungsional mengacu pada PMK 43 tahun 2019
• Untuk tiap jabatan yang ada dalam struktur organisasi yang telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota, perlu ada kejelasan tugas, wewenang, tanggungjawab dan persyaratan jabatan
• Pengisian jabatan dalam struktur organisasi berdasarkan persyaratan jabatan; Karena keterbatasan jumlah tenaga, dimungkinkan terjadi perangkapan jabatan
• Efektivitas struktur dan pengisian jabatan perlu dikaji ulang secara periodik
KRITERIA 1.2.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 1.2..1. EP.1. Ada struktur organisasi Puskesmas yang Ada SK Kepala Dinas
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Daerah Kab/Kota Kesehatan Kab/Kota ttg
dengan kejelasan uraian jabatan yang ada dalam Struktur Organisasi
struktur organisasi yang memuat uraian tugas, Puskesmas (fungsional)
tanggung jawab, wewenang, dan persyaratan Struktur fungsional
jabatan. (R) mengacu pada Pmk 43 th
2019
Dilengkapi dengan uraian
jabatan, uraian tugas,
tanggung jawab dan
wewenang serta
persyaratan jabatan, serta
tahubja
Jumlah 0
KRITERIA 1.2.2
Kebijakan, pedoman/panduan, prosedur, dan kerangka acuan terkait pelaksanaan kegiatan, disusun, didokumentasikan, dan dikendalikan, termasuk pengendalian dokumen bukti pelaksanaan kegiatan
POKOK PIKIRAN
• Pedoman tata naskah sebagai acuan dalam penyusunan dokumen regulasi yang meliputi kebijakan, pedoman, panduan, kerangka acuan, dan prosedur, maupun dalam pengendalian dokumen eksternal dan dokumen bukti rekama
• Pedoman tata naskah mengatur, al:
- Penyusunan,tinjauan & pengesahan
- Pengendalian dokumen termasuk perubahannya
- Pemeliharaan dokumen
- Pengelolaan dokumen eksternal
- Masa retensi
- Alur pneyusunan & distribusi
• Penyusunan Pedoman tata naskah Puskesmas dapat merujuk pada kebijakan masing-masing daerah dan atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan terkait tata naskah dinas
• Komponen Tata Naskah Puskesmas sebaiknya mengacu pada Pedoman Tata Naskah yang ditetapkan oleh Dinkes Kab/Kota
KRITERIA 1.2.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 1.2.2.EP 1. Ditetapkan pedoman tata naskah Ada PEDOMAN TATA
Puskesmas sebagaimana diminta dalam pokok NASKAH PUSKESMAS
pikiran (R) Sesuai yg diminta dalam
Pokok Pikiran Kriteria 1.2.2
Jumlah 0
KRITERIA 1.2.3
Jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dikelola dan dioptimalkan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kepada masyarakat
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas perlu mengidentifikasi jaringan dan jejaring yang ada di wilayah kerja Puskesmas untuk optimalisasi koordinasi dan atau rujukan di bidang upaya kesehatan
• Jaringan pelayanan Puskesmas meliputi: Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan praktik bidan desa, atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku
• Jejaring Puskesmas meliputi UKBM, UKS, klinik, rumah sakit, apotek, laboratorium, praktik mandiri tenaga kesehatan, dan Fasilitas kesehatan lainnya.
• Puskesmas selain melakukan pembinaan terhadap jaringan Puskesmas dan UKBM, juga melakukan pembinaan terhadap jejaring fasilitas kesehatan tingkat pertama
• Program pembinaan meliputi aspek KMP, UKM, UKP, Kefarmasian dan Laboratorium, termasuk pembinaan ketenagaan, sarana prasarana, dan pembiayaan dalam upaya pemberian pelayanan yang bermutu
KRITERIA 1.2.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1
Jumlah 0
KRITERIA 1.2.4
Puskesmas menjamin ketersediaan data dan informasi melalui penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas menyediakan data dan informasi yang dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maupun pengambilan keputusan pada tingkat kebijakan di Dinas Kese
informasi kepada
• Ketersediaan masyarakat
data dan pihak
dan informasi terkait
akan memudahkan Tim Peningkatan Mutu, para penanggung jawab upaya pelayanan, dan masing-masing pelaksana pelayanan baik UKM maupun UKP, Kefarmasian dan Laboratorium dalam me
keberhasilan upaya kegiatan peningkatan
• Pengumpulan, penyimpanan, analisis data mutu
dandan keselamatan
pelaporan pengguna
data yang masuk layanan
ke dalam sistem informasi dilakukan sesuai dengan periodisasi yang telah ditentukan
• Distribusi informasi baik secara internal maupun eksternal dilakukan sesuai dengan ketentuan
• Sistem Informasi Puskesmas, (mengacu pada Pmk 31/2019); SK tsb mencakup : Tim Pengelola SIP, Pengelolaan SIP (Pencatatan, Pengumpulan, Penyimpanan Data, Analisis data, Pelaporan dan Distribusi Informasi); Menjamin ke
merencanakan, melaksanakan,
• Ada SOP Pengelolaan SIP (SOPmemantau,
Pencatatan,dan
SOPmengevaluasi
Pengumpulan,keberhasilan upaya kegiatan
SOP Penyimpanan peningkatan
Data, SOP mutu
Analisis data, SOPdan kesela matan
Pelaporan pengguna
dan SOP layanan
Distribusi Informasi)
Ada SOP Pengelolaan SIP (SOP Pencatatan, SOP Pengumpulan, SOP Penyimpanan Data, SOP Analisis data, SOP Pelaporan dan SOP Distribusi Informasi)
•Format
FormatSKSKdan
danSOP
SOPmengacu
mengacukekeTatanaskah
Tatanaskah
KRITERIA 1.2.4. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 1.2.4.EP 1. Dilaksanakan pengumpulan, penyimpanan,
analisis data dan pelaporan serta distribusi informasi
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan terkait
Sistem Informasi Puskesmas (R, D, W)
1. SK Penetapan pengelola
1. Ada program kerja, 2.
MDI, 2. SK
Penyelenggaraan MDI, 3. Ada kegiatan
pengumpulan, pengolahan,
Pedoman/ Panduan MDI, 3.
analisa data, penyimpanan
SOP-2 MDI (SOP
Pencatatan, SOP dan pelaporan data, 3,
Rekam Bukti pelaksanaan
Pengumpulan, SOP
kegiatan MDI (absensi
Pemyimpanan Data, SOP
laporan, bukti laporan,
Analisis Data, SOP
rekap laporan dsb), 4.
Pelaporan , dan SOP
Notulen pertemuan MDI
Distribusi Informasi)
Jumlah 0
KRITERIA 1.2.5 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 puskesmas mempunyai prosedur pelaporan dan solusi
bila terjadi dilema etik dalam asuhan pasien dan dalam
pelayanan UKM (R,D,W)
Jumlah 0
STANDAR 1.3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PUSKESMAS DILAKUKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KRITERIA 1.3.1
Ketersediaan SDM
POKOK PIKIRAN
• Pemenuhan kebutuhan SDM di Puskesmas berdasarkan jumlah, jenis dan kompetensi maka perlu dilakukan analisis jabatan dan analisis beban kerja
• Penyusunan analisis jabatan dan analisis beban kerja mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Analisis Jabatan yang dimaksud di Puskesmas merujuk pada jabatan sesuai dengan struktur organisasi Puskesmas, jabatan fungsional tenaga Puskesmas, dan jabatan pelaksana di Puskesmas.
• Pemenuhan SDM tersebut dimaksudkan untuk memberikan pelayanan sesuai kebutuhan dan harapan pengguna layanan dan masyarakat
KRITERIA 1.3.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 1.3.1 EP1 . Dilakukan analisis jabatan dan analisis
beban kerja sesuai kebutuhan pelayanan dan Dokumen analisis jabatan
1. SK Kompetensi jabatan,
ketentuan peraturan perundang-undangan. (R) dan analisis beban kerja
2. Pedoman Pelaksanaan
sesuai kebutuhan
ANJAB/ABK
pelayanan
10
EP 2 1.3.1.2. Disusun peta jabatan, uraian jabatan dan 1. Ada peta jabatan, 2,
kebutuhan tenaga berdasar analisis jabatan dan Penyusunan uraian tugas
analisis beban kerja. (R, D, W) masing-2, 3. sosialisasi
uraian tugas, dan
pemahaman uraian
tugasnya, 4. Ada analisa
kebutuhan jabatan, . ( Peta
jabatan adalah susunan
nama dan tingkat Jabatan
Struktural dan Fungsional
yang tergambar dalam
suatu struktur unit
1. Pedoman penyusunan organisasi dari tingkat
peta jabatan, 2. ,uraian paling rendah sampai
jabatan dan kebutuhan dengan yang tinggi.)
tenaga
10
EP 3 1.3..1 EP 3. Dilakukan upaya untuk pemenuhan
kebutuhan tenaga baik dari jenis, jumlah dan 1. Surat usulan
kompetensi sesuai dengan peta jabatan dan hasil penambahan tenaga
analisis beban kerja, (D, W) maupun peningatan
kompetensi, 2. Ada buti
pemenuhan kebutuhan
pegawai
EP 4 tersedia mekanisme yang menjamin pegawai memiliki
pendidikan, keterampilan dan kompetensi,
pengalaman, orientasi dan pelatihan yang relevan dan
terkini ( D, W )
KRITERIA 1.3.2
URAIAN TUGAS
POKOK PIKIRAN
• Kepala Puskesmas menetapkan uraian tugas setiap pegawai sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan
• Uraian tugas pegawai berisi tugas pokok dan tugas tambahan serta kewenangan dan tanggung jawab yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
• Kepala Puskesmas dalam menetapkan tugas pokok memperhatikan: jenis pelayanan, kegiatan dan SK jabatan fungsional
• Bagi pegawai non ASN, tugas pokok adalah tugas yang sesuai dengan surat keputusan pengangkatan sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas berdasarkan standar kompetensi lulusan
• Tugas tambahan adalah tugas yang diberikan kepada pegawai untuk mendukung kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan
• Penilaian kinerja pegawai dilakukan untuk melihat capaian sasaran kerja baik ASN maupun non ASN, mengurangi variasi pelayanan, dan meningkatkan kepuasan pengguna layanan
• Indikator penilaian kinerja setiap pegawai Puskesmas disusun dan ditetapkan berdasarkan uraian tugas dan tata nilai yang disepakati
KRITERIA 1.3.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 1.3.2. EP 1.Ada penetapan uraian tugas yang berisi
tugas pokok dan tugas tambahan untuk setiap Ada SK penetapan uraian 1. Penyusunan uraian tugas
pegawai. (R tugas (pokok dan pegawai 2, sosialisasi
tambahan ) masing masing uraian tugas, dan
pegawai pemahaman uraian tugas
Jumlah 10
KRITERIA 1.3.3 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 tersedia informasi mengenai peluang untuk
meningkatkan kompetensi bagi semua tenaga yang
ada di puskesmas ( R, D)
Jumlah 0
KRITERIA 1.3.4
Setiap pegawai mempunyai dokumen (file) kepegawaian yang lengkap dan mutakhir
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas wajib menyediakan file kepegawaian untuk tiap pegawai yang bekerja di Puskesmas sebagai bukti bahwa pegawai yang bekerja memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan dilakukan upaya pengembangan untuk mem
• Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR), dan atau Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
• File kepegawaian tiap pegawai berisi antara lain:
- bukti pendidikan (ijazah) dan verifikasinya
- bukti surat tanda registrasi (STR) dan verifikasinya secara periodik
- bukti surat izin praktik (SIP) dan verifikasinya secara periodik
- uraian tugas pegawai dan/atau rincian wewenang klinis tenaga kesehatan
- bukti sertifikat pelatihan
- bukti pengalaman kerja jika dipersyaratkan
- hasil penilaian kinerja pegawai
- bukti kebutuhan pengembangan/pelatihan
- bukti evaluasi penerapan hasil pelatihan
- bukti pelaksaanaan orientasi.
KRITERIA 1.3.4. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 1.3.3. EP 1.Ditetapkan dan tersedia kelengkapan isi file SK Pengangkatan pegawai
kepegawaian untuk tiap pegawai yang bekerja di
Pukesmas yang terpelihara sesuai dengan prosedur Ada dokumen kepegawaian uji kelengkapan file
yang telah ditetapkan. (R, D, O, W) yg disusun secara lengkap pegawai…. Dan
dan rapi sejumlah pegawai penataannya
10
EP 2 1.3.3. EP 2.Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut secara
periodik terhadap kelengkapan dan pemutakhiran
data kepegawaian. (D, W) Ada kegiatan evaluasi
kelengkapan file
kepegawaian secara
periodik. Ada Rekam bukti
permintaan kelengkapan
file kepegawaian
Jumlah 10
KRITERIA 1.3.5
Pegawai baru dan alih tugas wajib mengikuti orientasi agar memahami dan mampu melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
POKOK PIKIRAN
• Setiap pegawai baru dan alih tugas baik yang diposisikan sebagai Pimpinan Puskesmas, Penanggung jawab Upaya Puskesmas, koordinator pelayanan, maupun pelaksana kegiatan harus mengikuti orientasi, agar pegawai baru dan
akan diemban
• Khusus Puskesmas yang menerima mahasiswa dengan tujuan magang maka pelaksanaan orientasi dilaksanakan sesuai dengan kebijakan Puskesmas dan kurikulum dari Institusi Pendidikan
• Kegiatan orientasi umum dilaksanakan untuk mengenal secara garis besar visi, misi, tata nilai, tugas pokok dan fungsi serta struktur organisasi Puskesmas, program mutu Puskesmas dan keselamatan pengguna layanan, serta prog
• Kegiatan orientasi khusus difokuskan pada orientasi di tempat tugas yang menjadi tanggung jawab dari pegawai yang bersangkutan dan tanggung jawab spesifik sesuai dengan penugasan pegawai tersebut.
• Pada kegiatan orientasi khusus ini pegawai baru diberi/dijelaskan terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, bagaimana melakukan dengan aman sesuai dengan Panduan Praktik Klinis, panduan asuhan lainnya dan pedoman
KRITERIA 1.3.5. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 1.3.4. EP. 1.Kegiatan orientasi dilaksanakan sesuai SK Penyelenggaraan KAK Orientasi; Dokumen
kerangka acuan yang disusun. (D, W) Orientasi, Bukti Pelaksanaan
Orientasi sesuai dg KAK
10
EP 2 1.3.4. EP 2.Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut Dokumen bukti evaluasi
terhadap pelaksanaan orientasi (D.W) dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan orientasi
10
Jumlah 20
KRITERIA 1.3.6
Penyelenggaraan K3
POKOK PIKIRAN
• Pegawai yang bekerja di Puskesmas mempunyai risiko terpapar infeksi yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja, terjadinya kecelakaan kerja terkait dengan pekerjaan yang dilakukan dalam pelayanan baik langsung maup
• Program pemeriksaan kesehatan secara berkala perlu dilakukan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas, demikian juga pemberian imunisasi bagi pegawai sesuai dengan hasil identifikasi risiko epidemiologi pen
penularan penyakit
• Pegawai juga berhakinfeksi proses
untuk pelaporan
mendapat jika terjadi
perlindungan paparan,
dari tindak
kekerasan yanglanjut pelayanan
dilakukan kesehatan,layanan,
oleh pengguna dan konseling perlu
keluarga disusunlayanan,
pengguna dan diterapkan
maupun oleh sesama pegawai
• Dalam Program kesehatan dan keselamatan kerja pegawai, semua staf harus memahami bagaimana cara mereka melaporkan, cara mereka dirawat, dan cara mereka menerima konseling dan tindak lanjut akibat cedera seperti t
memahami
• Sistem K3 identifikasi
berdasarkanrisiko dan kondisi
referensi PMK 52yang berbahaya
tahun dalamK3fasilitas
2018 tentang Fasyankesserta masalah-masalah kesehatan dan keselamatan lainnya
• Sistem K3 meliputi: Kebijakan K3, Perencanaan K3, Pelaksanaan K3, Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 dan Peninjauan Kinerja K3
•- Pengenalan
Standar K3 meliputi:
potensi bahaya dan pengendalian risiko K3
KRITERIA 1.3.6. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 1.3.5. EP 1.Program K3 bagi pegawai disusun,
ditetapkan, dilaksanakan, dan dievaluasi. (R, D, W) 1. Ada SK tentang
Pengelola / Tim K3, 2. SK
Ada Notulen pertemuan
tentang Pengelolaan
penyusunan Tim K3,
Penyelenggaraan K3, 3.
penyusunan program kerja,
Ada Pedoman
Penyusunan format3 R/R
Penyelenggaraan K3, 4.
Rencana Kerja K3
10
EP 3 1.3.5. EP 3.Ada program dan pelaksanaan imunisasi
bagi pegawai sesuai dengan tingkat risiko dalam Ada program kerja
pelayanan. (D, W)
imunisasi karyawan, 2. Ada
pelaksanaan imunisasi
sesuai rencana, 3. Ada R/R
EP 4 1.3.5. EP.4 Dilakukan konseling dan tindak lanjut
terhadap pegawai yang terpapar penyakit infeksi, 1. Ada regester kasus K3, 2.
kekerasan, atau cedera akibat kerja. (D, W) Ada rekam kegiatan
konseling, 3. Ada rekam
bukti TL konseling
10
Jumlah 20
STANDAR 1.4
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)
KRITERIA 1.4.1
Disusun dan diterapkan rencana program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) yang meliputi keselamatan dan keamanan fasilitas, pengelolaan bahan dan limbah berbahaya, manajemen bencana, pengamanan kebakaran, a
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas perlu menyusun program MFK Kerangka ISI Program MFK yaitu:
a. Manajemen Keselamatan dan keamanan 1. Pendahuluan
b. Manajemen bahan dan limbah berbahaya dan beracun 2. Latar belakang
c. Manajemen Bencana/disaster 3. Tujuan umum dan khusus
d. Manajemen Penanganan Kebakaran 4. Kegiatan pokok & Rincian Kegiatan
e. Manajemen Alat Kesehatan Kegiatan pokok berupa:
f. Manajemen system utilisasi a. Keselamatan dan Keamanan
g. Pendidikan (edukasi) petugas b. Bahan beracun dan berbahaya
• Dilakukan identifikasi dan pembuatan peta risiko (huruf a sd f) c. Disaster plan
• Tetapkan tim atau petugas yang menjalankan program MFK d. Kebakaran
• Dilakukan evaluasi minimal per tri wulan, yaitu: e. Sistim utilisasi , listrik, air dan sistim pendukung penting lainnya
- KESELAMATAN & KEAMANAN f. Peralatan medis
- SISTEM UTILISASI 5. Cara melaksanakan kegiatan
- PENGELOLAAN B3 LIMBAH B3 6. Sasaran
- MANAJEMEN KEDARURATAN 7. Jadwal pelaksanaan kegiatan
- PENGAMANAN KEBAKARAN 8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya --> Ketentuan Review Program
- PERALATAN KESEHATAN 9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan
- DIKLAT MFK
KRITERIA 1.4.1.
FAKTA DAN ANALISIS
Elemen Penilaian SKOR ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 EP1.Terdapat petugas yang bertanggung jawab dalam
MFK serta tersedia program MFK yang ditetapkan
setiap tahun berdasarkan identifikasi risiko. (R)
1. Ada SK Penunjukan PJ /
Tim MFK. 2. Pedoman MFK,
3. Ada SOP-2 MFK, 4. Ada
Program Kerja MFK
Jumlah 0
KRITERIA 1.4.2.
Puskesmas melaksanakan program keselamatan dan keamanan
POKOK PIKIRAN
• Program untuk keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya cedera bagi pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat akibat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), seperti tertusuk jarum, tertimpa bangunan, kebakaran, g
• Program keselamatan bagi petugas terintegrasi dengan program keselamatan dan kesehatan kerja
• Program untuk keamanan perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya kejadian kekerasan fisik maupun cedera akibat lingkungan fisik yang tidak aman seperti penculikan bayi, pencurian, dan kekerasan pada petugas
• Apabila Puskesmas mengalami renovasi dan atau konstruksi bangunan maka perlu disusun Infection Control Risk Assesment (ICRA) renovasi untuk memastikan proses renovasi dan atau konstruksi bangunan dilakukan secara ama
5.5.2
• PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN
1.Pendahuluan
2.Latar belakang
3.Tujuan umum & khusus
4.Kegiatan pokok & rincian kegiatan
a. Melakukan asesmen risiko secara komprehensif & proaktif untuk mengidentifikasi bangunan, ruangan / area, peralatan, perabotan & fasilitas lainnya yang berpotensi menimbulkan cedera.
b. Melakukan pemeriksaan fasilitas secara berkala & terdokumentasi
c. Menyediakan anggaran untuk melakukan perbaikan
d. Melakukan asesmen risiko pra kontruksi (pra construction risk assessment / PCRA) setiap ada kontruksi, renovasi atau penghancuran bangunan / demolisasi.
e. Merencanakan dan menyediakan fasilitas pendukung yang aman, untuk mencegah terjadi kecelakaan dan cedera, mengurangi bahaya dan risiko serta mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf, pengunjung
f. Penggunaan kartu identitas seluruh staf RS dan semua individu yang bekerja di RS, pada pasien RI, penunggu pasien, pengunjung (termasuk tamu) yang memasuki area terbatas (restricted area) sehingga menciptakan lingkun
g. Melindungi dari kejahatan perorangan, kehilangan, kerusakan atau pengrusakan barang milik pribadi
h. Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan PerUU, mis: Setiap tangga ada pegangannya, lantai tidak licin, Ruang perawatan pasien jiwa : pintu kamar menghadap keluar, shower di kamar mandi tidak boleh menggunaka
i. Melakukan monitoring pada daerah yang berisiko keselamatan dan keamanan seperti ruang bayi, OK, ruang anak, lanjut usia, pasien rentan yang tidak dapat melindungi diri sendiri atau memberi tanda minta bantuan bila terj
5. Cara melaksanakan kegiatan
6. Sasaran
7. Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya
9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan
KRITERIA 1.4.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 EP 1.Dilakukan identifikasi terhadap pengunjung, PROGRAM KESELAMATAN
petugas dan petugas alih daya (outsourcing) (D,O,W DAN KEAMANAN
pengamatan terhadap
1. Ada kebijakan/ aturan identifikasi : KARTU
ttg identifikasi pengunjung IDENTITAS, seragam
puskesmas, 2 Ada rekam karyawan,
bukti identifikasi terhadap outsourching,
pengunjung, identifikasi pasien dan
pengunjung
Jumlah 0
KRITERIA 1.4.3
Inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya beracun serta pengendalian dan pembuangan limbah bahan berbahaya beracun dilakukan berdasarkan perencanaan yang memadai dan ketentuan perun
POKOK PIKIRAN
• Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu diidentifikasi dan dikendalikan secara aman.
• Puskesmas perlu menginventarisasi B3 meliputi lokasi, jenis, dan jumlah B3 serta limbahnya yang disimpan. Daftar inventaris ini selalu dimutahirkan sesuai dengan perubahan yang terjadi di tempat penyimpanan .
• Pengolahan limbah B3 sesuai standar (penggunaan dan pemilahan, pewadahan dan penyimpanan/TPS B3 serta pengolahan akhir)
•• Tersedia
Program IPAL sesuai dengan
Pengelolaan B3 danketentuan
Limbah B3peraturan
meliputi: perundang-undangan
KRITERIA 1.4.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 EP 1.Dilaksanakan program pengelolaan B3 dan Inventarisasi B3 dan
limbahnya sesuai angka satu sampai tujuh huruf b (R) limbahnya
1. Ada SK Penyelenggaraan
Pengelolaan B3 dan Limbah
B3, 2. Ada Panduan
Pengelolaan B3 dan Limbah
B3, 3. Ada SOP Pengelolaan
B3
Jumlah 0
KRITERIA 1.4.4
Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan mengevaluasi program tanggap darurat bencana internal dan eksternal
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) ikut bertanggung jawab untuk berperan aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi bencana baik internal maupun eksternal.
• Strategi untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability Assesment).
• Program kesiapan menghadapi bencana disusun dan disimulasikan (setiap tahun secara internal atau melibatkan komunitas secara luas, terutama ditujukan untuk menilai kesiapan sistem 2) sampai dengan 6) yang telah diuraikan
• Setiap pegawai wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi pelaksanaan program tanggap darurat yang diselenggarakan minimal setahun sekali agar siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana
• Debriefing adalah sebuah review yang dilakukan setelah simulasi bersama peserta simulasi dan observer yang bertujuan untuk menindaklanjuti hasil dari simulasi.
• Hasil dari kegiatan debriefing didokumentasikan
• Puskesmas ikut bertanggungjawab dalam berperan aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi bencana baik internal maupun eksternal
• Strategi dan rencana untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability Assesment), meliputi:
1. identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang mungkin terjadi,
2. menentukan peran Puskesmas jika terjadi bencana dgn tetap memperhatikan keberlangsungan layanan dan tindak lanjut terhadap bencana,
3. strategi komunikasi jika terjadi bencana,
4. manajemen sumber daya,
5. penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
6. identifikasi peran dan tanggung jawab tiap karyawan, dan
7. manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana
• Program persiapan bencana disimulasikan (disaster drill) setiap tahun secara internal atau melibatkan komunitas secara luas, khususnya nomer 3 sd 7
• Setiap karyawan wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi dalam pelaksanaan program tanggap darurat
• PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA INTERNAL & EKSTERNAL
- IDENTIFIKASI RISIKO BENCANA INTERNAL & EKSTERNAL
- HAZARD VULNERABILITY ASSESSMENT
- PEMBENTUKAN TIM TANGGAP/ PENANGGULANGAN BENCANA
- PENYUSUNAN DISASTER PLAN
- EDUKASI & SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA
• DISASTER DRILL (SIMULASI DISASTER)
- strategi komunikasi jika terjadi bencana,
- manajemen sumber daya,
- penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
- identifikasi peran dan tanggung jawab tiap karyawan, dan
- manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana
• Tahapan siklus bencana
1. Tahap pencegahan; pada saat situasi normal, tidak terjadi bencana; dilakukan perencanaan dan mitigasi
2. Tahap Siap Siaga Bencana; pada saat situasi adanya potensi terjadinya bencana; dilakukan perencanaan dan Kontijensi
3. Tahap Tanggap Bencana; pada saat situasi terjadi bencana; dilakukan evakuasi
4. Tahap Pemulihan; pada saat pasca bencana; dilakukan rehabilitasi
• PERENCANAAN MANAJEMEN BENCANA (DISASTER PLAN)
- Kebijakan
- Latar belakang
- Analisa Risiko
- Peta rawan bencana
- Profil Puskesmas
- Pengorganisasian
- Tupoksi, SOP, Form
- Glossary Fasilitas
• KOMPONEN PROGRAM MANAJEMEN BENCANA
1. Identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang mungkin terjadi (HVA),
2. Menentukan peran Puskesmas dalam kejadian bencana
3. Strategi komunikasi jika terjadi bencana,
4. Manajemen sumber daya,
5. Penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
6. Identifikasi peran dan tanggung jawab tiap pegawai serta manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana,
7. Peran Puskesmas dalam tim terkoordinasi dengan sumber daya masyarakat yang tersedia
Penentuan kejadian
Pengembangan
kon s e p skenario
Ris k Kaji ulang
Penetapan
Kebijakan Strategi
Ketersediaan sumber
Proyeksi Analisa kesenjangan daya
D is a s te r /Eks p o s ure kebutuhan
Rencana tindaklanjut
Formalisasi
Sumber:
“Pengantar Perencanaan Kontijensi” oleh
Aktivasi Bakornas PBP
• KONTIJENSI; Kontijensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi
• Rencana Kontijensi adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada situasi kontijensi atau situasi yg belum tentu terjadi .
• Sebuah rencana kontijensi ada kemungkinan tidak dilakukan (diaktifkan) jika keadaan yang diprediksi tidak terjadi
• Prinsip2 Rencana Kontijensi:
- Dilakukan bersama sama dengan stake holder dan multi-sektor yang terlibat.
- Skenario dan tujuan disepakati.
- Dilakukan secara terus terang.
- Menetapkan peran dan tugas pelaku.
- Menyepakati konsensus.
- Dibuat untuk menghadapi keadaan darurat.
• SIMULASI DAN EVALUASI TAHUNAN
- Diprogramkan dan dilaksanakan Minimal setahun sekali
- Diikuti seluruh staf dan karyawan serta Komunitas secara luas
- Melakukan Debriefing seusai simulasi
- Menindak lanjuti Debriefing hasil simulasi
- Hasil debriefing didokumentasikan
• Tujuan simulasi dan evaluasi tahunan yaitu:
- Mengukur kinerja Seluruh komponen
- Identifikasi area yang perlu perbaikan
- Meningkatkan kemampuan staf dan karyawan menghadapi bencana
- Pemanfaatan sumber daya
- Implementasi: Program, prosedur, Kebijakan terkait
• Kegiatan simulasi bisa berupa emergency drill, workshop, seminar, table top, fullscale, dll
KRITERIA 1.4.4. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 EP 1.Dilakukan identifikasi risiko terjadinya bencana
internal dan eksternal sesuai dengan letak geografis Ada pembentukan Tim 1. Ada dokumen HVA, 2.
Puskesmas dan akibatnya terhadap pelayanan. (D Tanggap/ Penanggulangan Ada Peta Bencana, 3. Ada
Bencana Rencana kontingensi,
Jumlah 0
KRITERIA 1.4.5.
Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan melakukan evaluasi program pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran termasuk sarana evakuasi
POKOK PIKIRAN
• Setiap fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas mempunyai risiko terhadap terjadinya kebakaran
• Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran perlu disusun sebagai wujud kesiagaan Puskesmas terhadap terjadinya kebakaran
• Yang dimaksud dengan sistem proteksi adalah penyediaan proteksi kebakaran baik aktif mau pasif.
• Proteksi kebakaran aktif, contohnya APAR, sprinkler, detektor panas, dan detektor asap,
• Proteksi kebakaran secara pasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu darurat, tangga darurat, tempat titik kumpul aman.
• PROGRAM PENGAMANAN KEBAKARAN; Menyusun rencana dan penjadwalan kegiatan :
a. Identifikasi risiko terhadap terjadinya kebakaran
- Menentukan lokasi yang berpotensi HAZARD kebakaran
- Menganalisa kemungkin yg meningkatkan VULNAREBILITY
- Menentukan tingkat RISK kebakaran gunakan HVA Tool
b. Inspeksi terhadap sistim proteksi kebakaran, ketersediaan sarana
c. Menguji dan memelihara sistim proteksi secara periodik
- Memeriksa kelengkapan , kondisi kelayakan sistim proteksi dan sarana penanganan kebakaran
- Memeriksa kelayakan sarana jalur dan tanda petunjuk arah evakuasi
- Uji coba terhadap sistim proteksi dan sarana penanggulangan kebakaran
- Memasang label tanda bahaya dilokasi risiko kebakaran
- Pemeriksaan, Pengujian dan pemeliharaan dilakukan periodik minimal sekali dalam setahun
- Evaluasi dan dokumentasikan, up date jika perlu
d. Meningkatkan sumber daya manusia melalui edukasi & simulasi
Kegiatan edukasi meliputi:
- Memberi edukasi kepada karyawan Puskesmas dan masyarakat sekitar tentang pencegahan kebakaran dan pengamanan kebakaran
- Mengupayakan sosialisasi dalam bentuk poster, pamflet, dll
- Mengikuti seminar , lokakarya dan pelatihan bagi staf dan karyawan
Puskesmas
- Kegiatan bersifat periodik dan terjadwal
- Semua kegiatan di evaluasi dan didokumentasikan
Kegiatan simulasi penanganan kebakaran:
- Melatih staf dan karyawan Puskesmas menghadapi situasi TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
- Melatih staf dan karyawan Puskesmas menggunakan sarana penanggulangan kebakaran
- Melatih staf dan karyawan Puskesmas melakukan EVAKUASI
- Melatih staf dan karyawan Puskesmas menangani korban
- Melakukan DEBRIEFING dan EVALUASI utk tindaklanjut
- Hasil simulasi, debriefing dan evaluasi didomentasikan
- Simulasi dan pelatihan merupakan kegiatan tahunan
e. Menerbitkan
- Puskesmas kebijakan larangan
menerbitkan Kebijakanmerokok
Larangan merokok
di area Puskesmas sesuai UU RI No.32 Th 2010
- Sosialisasi dan edukasikan kepada masyarakat tentang Bahaya merokok bagi Kesehatan dan bahaya kebakaran
- Pantau kepatuhan larangan merokok secara berkesinambungan
- Evaluasi pelaksanaan kepatuhan thd Larangan merokok, dan dokumentasikan
f. Memantau kepatuhan kebijakan larangan merokok
• Sistem Proteksi Aktif meliputi: 1) Fire Detector; antara lain: Smoke detector dengan alarm, sprinkle; 2) Fire Supressant; antara lain: APAR, Hidrant, Karung goni
• Sistem Proteksi Pasif meliputi: sarana evakuasi, alat bantu evakuasi, jalur dan tanda arah evakuasi, tanda titik kumpul
KRITERIA 1.4.5. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 EP 1.Dilakukan program pencegahan dan PROGRAM PENGAMANAN
penanggulangan kebakaran angka satu sampai angka KEBAKARAN
empat huruf d pada kriteria 1.4.1. (D, O, W)
1. Ada Rencana kerja penc Pengamatan terhadap
dan penanggulangan
sarana
kebakaran, 2. Ada rekam
penanggulangan baik
bukti kegiatan sesuai
aktif maupun pasif
dengan rencana
Jumlah 0
KRITERIA 1.4.6.
Puskesmas menyusun program untuk menjamin ketersediaan alat kesehatan yang dapat digunakan setiap saat
POKOK PIKIRAN
• Penggunaan Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan (ASPAK) oleh Puskesmas dilakukan untuk memastikan pemenuhan terhadap standar sarana, prasarana, dan alat kesehatan.
• Data sarana, prasarana, dan alat kesehatan di Puskesmas harus diinput dalam ASPAK dan divalidasi untuk menjamin kebenarannya
• Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan, alat kesehatan harus tersedia, berfungsi dengan baik, dan siap digunakan saat diperlukan. Program yang dimaksud meliputi kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi
kesehatan.
• Pemeriksaan alat kesehatan yang dilakukan petugas meliputi : kondisi alat, ada tidaknya kerusakan, kebersihan, status kalibrasi, dan fungsi alat
KRITERIA 1.4.6. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 EP 1.Dilakukan inventarisasi alat kesehatan sesuai 1. Inventarisasi alat
dengan ASPAK.(R). Ada SK Pengelola ASPAK, 2. kesehatan / Hasil ASPAK Pengamatan terhadap
Ada Panduan pengelolaan kebersihan dan fungsi
ASPAK alkes
10
EP 2 EP 2.Dilakukan inspeksi dan pengujian terhadap alat
kesehatan secara periodik (D, O, W)
KRITERIA 1.4.7.
Puskesmas menyusun dan melaksanakan program untuk memastikan semu sistem utilitas berfungsi dan mencegah terjadinya ketidaktersediaan, kegagalan, atau kontaminasi
POKOK PIKIRAN
• Sistem utilitas meliputi air, listrik, gas medis dan sistem penunjang lainnya seperti genset, panel listrik, perpipaan air dan lainnya.
• Program pengelolaan sistem utilitas perlu disusun untuk menjamin ketersediaan dan keamanan dalam menunjang kegiatan pelayanan Puskesmas
• Sumber air adalah sumber air bersih dan air minum.
• Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk pengganti jika terjadi kegagalan air dan/ atau listrik.
• Puskesmas harus menyediakan cadangan sumber air, listrik dan gas medis selama 7 hari 24 jam sesuai kebutuhan.
• Prasarana air, listrik, dan prasarana penting lainnya, seperti genset, perpipaan air, panel listrik, perlu diperiksa dan dipelihara untuk menjaga ketersediaannya dalam mendukung kegiatan pelayanan.
• Prasarana air bersih perlu dilakukan pemeriksaan seperti, uji kualitas air secara periodik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
• PROGRAM PENGELOLAAN SISTEM UTILITAS
- Ketersediaan listrik, air, gas medis
- Identifikasi area berisiko kegagalan listrik, air
- Pemeriksaan kualitas air
- Identifikasi & Ketersediaan sistem utilitas kunci yang lain
- Pemeliharaan system utilitas
• Program pemeliharaan meliputi
a. Pemeliharaan Tidak Terencana; Pemeliharaan darurat
b. Pemeliharaan Terencana
1. Pemeliharaan Pencegahan meliputi:
- Pemeriksaan termasuk penyetelan dan pelumasan, Lihat, rasakan dengarkan, Pemeliharaan Waktu berhenti
- Penggantian komponen minor yaitu pekerjaan yang timbul langsung dari pemeriksaan, Pemeliharaan waktu berjalan
2. Pemeliharaan Korektif meliputi:
- Reparasi minor yang tidak ditemukan waktu pemeriksaan
- Overhaul terencana
KRITERIA 1.4.7. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 dilakukan inventarisasi system utilitas sesuai dengan
ASPAK ( R )
EP 2 EP 1.Dilaksanakan program pengelolaan sistem utilitas
dan sistem penunjang lainnya sesuai huruf f pada
kriteria 1.4.1.(R).
1. Ada program kerja
pengelolaan sistem utilitas,
2. Ada rekam bukti
pelaksanaan kegiatan
pemeliharaan sistem Pengamatan terhadap
1. Ada SK Penunjukan
utulitas, 3. Ada catatan kecukupan dan
pengelola sistem utilitas, 2.
Ada Program Pengelolaan hasil pemeliharaan, 4. Ada
pemenuhan
jadwal pemantauan kebutuhan sistem
sistem Utilitas
pemeliharaan sistem utilisasi
utilitas, 5. Ada catatan hasil
pemantauan, 6. Ada analisa
dan intervensi tindak lanjut
dari hasil analisa
Jumlah 0
KRITERIA 1.4.8
Puskesmas menyusun dan melaksanakan pendidikan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) bagi petugas
POKOK PIKIRAN
• Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan dalam pelaksanaan Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan (MFK) perlu dilakukan pendidikan petugas agar dapat menjalankan peran mereka dalam men
masyarakat.
• Pendidikan petugas dapat berupa edukasi, pelatihan, dan in house training/workshop/lokakarya.
• Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud tertuang dalam rencana program pendidikan manajamen fasilitas dan keselamatan
KRITERIA 1.4.8. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 EP 1.Ada rencana program pendidikan Manajemen PROGRAM DIKLAT MFK
Fasilitas dan Keselamatan bagi petugas.(R). 1. Ada Rencana kerja /
Program Diklat MFK
sinkronkan dengan
RUK/RPK
EP 2 EP 2.Dilaksanakan program pendidikan Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan bagi petugas sesuai rencana. 1. Ada rekam bukti
(D,W) pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan rencana
kerja
EP 3 EP 3.Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut perbaikan
dalam pelaksanaan program Manajemen Fasilitas dan 1. Ada evaluasi
Keselamatan bagi petugas. (D,W) pelaksanaan MFK, 2. Ada
intervensi TL dari hasil
evaluasi sebagai upaya
perbaikan, 3. Ada
pemantauan pemingkatan
kinerja sebg hasil dari
Diklat,
Jumlah 0
KRITERIA 1.5.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 ditetapkan petugas pengelola keuangan puskesmas
dengan kejelasan tugas, tanggung jawab dan
wewenang ( R)
10
EP 2 di tetapkan kebijakan dan prosedur manajemen
keuangan dalam pelaksanaan pelayanan Puskesmas
(R)
5
KRITERIA 1.6.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 1. Ditetapkan indikator kinerja Puskesmas sesuai
dengan jenis-jenis pelayanan yang disediakan dan
kebijakan pemerintah Pusat dan Daerah (R)
1. Ada SK tentang Penilaian
kinerja, 2. Ada SK
Penetapan Indikator
Kinerja, 3. Ada SK
Penunjukan petugas
penanggungjawab
penilaian kinerja….... Bisa
dibuat SK Payung….menjadi
SK Pengawasan ,
Pengendalian dan Penilaian
Kinerja Puskesmas
EP 2 2. Dilakukan pengawasan, pengendalian dan penilaian
kinerja secara periodik sesuai dengan kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan, dan hasilnya
diumpanbalikkan pada lintas program dan lintas sektor
(R, D, W) 1. Ada SK tentang
Pengawasan dan
Pengendalian Kinerja, 2. 1. Ada program kerja, 2,
Ada Pedoman pelaksanaan
Ada jadwal kegiatan, 3. Ada
Pengawasan ,
rekam bukti pelaksanaan
pengendalian dan penilaian
kegiatan pengawasan,
Kinerha, 3. Ada SOP untuk
melaksanakan pengendalian dan penilaian
kinerja, sesuai dengan
pengawasan, pengendalian rencana, 4. Ada analisa
dan Penilaian Kinerja (SOP
Monitong dan Evaluasi hasil kegiatan dan RTL nya,
5. Ada umpan balik hasil
Pelayanan Kegiatan, SOP kegiatan kepada LS/LP
Analisis Data PDSA, SOP
Penilaian Kinerja, SOP
Umpan balik )
5
EP 3 3. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil
pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja
terhadap target yang ditetapkan dan hasil kaji banding 1. Ada evaluasi hasil
dengan Puskesmas lain (D) kegiatan pengawasan
pengendalian dan penilaian
kinerja, 2. Ada upaya
prioritas masalah, 3. Ada
kegiatan intervensi tindak
lanjut sebagai upaya
perbaikan. 4.Ada rekam
bukti dan hasil Kaji
Banding.
0
EP 4 4. Dilakukan analisis terhadap hasil pengawasan,
pengendalian dan penilaian kinerja untuk digunakan 1. Ada Rekam bukti hasil
dalam perencanaan kegiatan masing-masing upaya analisis digunakan sebagai
Puskesmas, dan untuk perencanaan Puskesmas (D) bahan perencanaan
kegiatan Bulanan dan
Tahunan.
EP 5 5. Hasil pengawasan, pengendalian dalam bentuk 1. Ada rekam bukti
perbaikan kinerja disediakan dan digunakan sebagai perbaikan kinerja
dasar untuk memperbaiki kinerja pelaksanaan mendasar pada hasil
kegiatan Puskesmas dan revisi perencanaan kegiatan analisis, 2. Ada perbaikan /
bulanan (D, W) revisi oerencanaan
mendasar pada hasil
analisis
Revisi rencana dapat
terjadi pada perubahan :
1. Kegiatan
2. Target
3. Waktu
4. Lokus
5. Metode
6. Anggaran
7. Pelaksana dan pihak
terkait
Jumlah 5
KRITERIA 1.6.2
Lokakarya mini lintas program dan lokakarya mini lintas sektor dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur
POKOK PIKIRAN
• Proses maupun hasil pelaksanaan upaya Puskesmas perlu dikomunikasikan oleh Kepala Puskesmas, Penanggung jawab Upaya baik KMP, UKM, dan UKPP kepada serta lintas program dan lintas sektor terkait agar ada kesamaan pe
• Komunikasi dan koordinasi Puskesmas melalui Lokakarya mini bulanan lintas program dan Lokakarya mini triwulan lintas sektor dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
• Lokakarya mini bulanan digunakan untuk : menyusun secara lebih terinci kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan selama 1 (satu) bulan mendatang, khususnya dalam waktu, tempat, sasaran, pelaksana kegiatan, dukungan (lin
teknologi yang
• Lokakarya digunakan;
mini menggalang
triwulan digunakan kerjasama
untuk dan keterpaduan
: menetapkan sertadukungan
secara konkrit meningkatkan
lintasmotivasi petugas.
sektor yang akan dilakukan selama 3 (tiga) bulan mendatang, melalui sinkronisasi/harmonisasi RPK antar-sektor (antar-instansi) dan kesatup
koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan di tingkat kecamatan; meningkatkan motivasi dan rasa kebersamaan dalam melaksanakan pembangunan masyarakat kecamatan
KRITERIA 1.6.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 1. Dilakukan lokakarya mini bulanan dan tribulanan
secara konsisten dan periodik untuk
mengkomunikasikan, mengkoordinasikan dan
mengintegrasikan upaya – upaya Puskesmas (D,W) 1. Ada rekam bukti
pelaksanaan lokakarya mini
bulanan / tribulanan…..
(notulen harus ada
rekomendasi perbaikan
dan bisa menggambarkan
proses perbaikan
berkesinambungan ..PDCA/
PDSA) lengkapi GAUN
10
EP 2 2. Dilakukan pembahasan permasalahan, hambatan
dalam pelaksanaan kegiatan dan rekomendasi tindak Dalam Notulen
lanjut dalam lokakarya mini (D,W) minilokakarya harus
menggambarkan
permasalahan yg dibahas
dan ada rekomendasi
perbaikan
10
EP 3 3. Dilakukan tindak lanjut terhadap rekomendasi
lokakarya mini bulanan dan triwulan dalam bentuk Ada rekam bukti intervensi
perbaikan pelaksanaan kegiatan. (D,W tindak lanjut dari
rekomendasi minlok, dan
dilaporkan dalam minlok
berikutnya
10
Jumlah 30
KRITERIA 1.6.3
Kepala Puskesmas dan penanggung jawab melakukan pengawasan, pengendalian kinerja, dan kegiatan perbaikan kinerja melalui audit internal dan rapat tinjauan manajemen yang terencana sesuai dengan masalah kesehatan prio
pelayanan
POKOK PIKIRAN
• Kinerja Puskesmas yang dilakukan perlu dipantau apakah mencapai target yang ditetapkan, yang dapat dilakukan melalui audit internal dan tinjauan manajemen
• Audit internal merupakan salah satu mekanisme pengawasan dan pengendalian yang dilakukan secara sistematis oleh tim audit internal yang dibentuk oleh Kepala Puskesmas
• Jika ada permasalahan yang ditemukan dalam audit internal tetapi tidak dapat diselesaikan sendiri oleh pimpinan dan pegawai Puskesmas, maka permasalahan tersebut dapat dirujuk ke Dinas Kesehatan daerah Kabupaten/Kota u
• Pelaksanaan kinerja direncanakan dan dipantau serta ditindaklanjuti.
• Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab Mutu secara periodik melakukan pertemuan tinjauan manajemen untuk membahas umpan balik pelanggan, keluhan pelanggan, hasil audit internal, hasil penilaian kinerja, perubahan p
pelayanan
• Pertemuan Puskesmas, maupun perubahan
tinjauan manajemen dipimpinkebijakan mutu jika
oleh Penanggung diperlukan,
jawab Mutu serta membahas hasil pertemuan tinjauan manajemen sebelumnya, dan rekomendasi untuk perbaikan.
KRITERIA 1.6.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 1. Kepala Puskesmas membentuk tim audit internal 1. SK Tim Audit Internal,
dengan uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab dilengkapi dengan uraian
yang jelas. (R) tugas, tanggung jawab dan
wewenang
2. Pedoman Audit Internal
dan Pertemuan Tinjauan
Manajemen. 3. SOP-2 Audit
Internal dan RTM
Jumlah 0
STANDAR 1.7.
PERAN DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
KRITERIA 1.7.1
Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota dalam rangka perbaikan kinerja Pu
POKOK PIKIRAN
• Dalam rangka menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawab, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota melakukan bimbingan teknis dan supervisi, pemantauan evaluasi, dan pelaporan serta peningkatan mutu pelayanan kesehat
• Pembinaan yang dilakukan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota dalam hal penyelenggaraan Puskesmas mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga evaluasi kinerja Puskesmas
• Pembinaan tersebut dilaksanakan secara periodik termasuk pembinaan dalam rangka pencapaian target PIS PK, target Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan Program Prioritas Nasional (PPN), serta pemenuhan standar akreditasi
• Tugas pembinaan meliputi: pendampingan persiapan penilaian untuk survei akreditasi termasuk pra survei, pendampingan pasca survei dalam rangka tindaklanjut hasil rekomendasi surveiior (penyusunan PPS), pembinaan mutu p
KRITERIA 1.7.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
EP 1 Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota
menetapkan struktur organisasi Puskesmas sesuai Ada SK Kepala Dinas
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. tentang SO Puskesmas
(R) ( lengkap dengan uraian
tugas tanggung jawab,
wewenang dan
persyaratan jabatan, serta
Tahubjanya
0
EP 2 Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota menetapkan
kebijakan pembinaan Puskesmas secara periodik (R,
D)
1. Ada program kerja
pembinaan ke Puskesmas,
Ada SK TPCB / TPMDK, 2. maupun surat
Ada Pedoman Pelaksanaan pemberitahuan dari Dinas,
TPCB / TPMDK 2. Ada jadwal pembinaan,
3. Ada Format pembinaan,
4. Ada hasil pembinaan
0
EP 3 ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota
melaksanakan pembinaan secara terpadu melalui
TPCB sesuai ketentuan kepada Puskesmas secara
periodik dengan menggunakan instrumen pembinaan 1. Ada surat
(D,W) pemberitahuan pembinaan
ke puskesmas, 2. Ada
Rekam bukti pembinaan
oleh Dinas Kesehatan
( buku tamu, hasil feed
back hasil pembinaan,
rekam bukti pertemuan
dsb)
0
EP 4 Ada bukti TPCB menyampaikan hasil pembinaan
kepada kepala dinas kesehatan daerah kabupaten /
Kota dan memberikan feedback kepada puskesmas
0
EP 5 Ada bukti TPCB melakukan pendampingan
penyusunasn RUK Puskesmas dan RPK ( D,W) Penyusnan Dokumen
0
EP 6 Ada bukti TPCB menindaklanjuti pelaksanaan
lokakarya mini puskesmas yang menjadi wewenang
dalm rangka membantu menyelesaikan masalah
kesehatan yang tidak bisa diselesaikan di tingkat
puskesmas ( D, W)
5
EP 7 ada bukti TPCB melakukan verifikasi dan memberikan
umpan balik evaluasi kinerja puskesmas (D, W )
0
EP 8 Puskesmas menerima dan menindaklanjuti umpan
balik hasil pembinaan dan evaluasi kinerja oleh TPCB (
D, W)
0
Jumlah 5
encerminkan Tugas Pokok dan Fungsinya sebagai penyedia layanan UKM maupun UKPPP.
s risiko pelayanan dan peraturan perundang-undangan
yang disusun secara terpadu yang berbasis wilayah kerja Puskesmas. (UKM : 2.1.1 dan 2.8.3)
nan yang selanjutnya akan dirinci lagi ke dalam rencana tahunan Puskesmas berupa Rencana
ektorterkait dan masyarakat
diusulkan ke Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota
1. Ketua tim
1. Ketua tim manajemen, 2.
manajemen, 2. PJ /
PJ / Koordinator terkait… ttg
Koordinator terkait… ttg
Keterlibatan dalam
Keterlibatan dalam
penyusunan RUK
penyusunan RUK
1. Ketua Tim
manajemen, 1. Ketua Tim manajemen,
PJ/Koordinator terkait … ttg
PJ/Koordinator terkait …
proses keterlibatan dalam
ttg proses keterlibatan
penyusunan RPK
dalam penyusunan RPK
atan Puskesmas serta akses terhadap pelayanan dan penyampaian umpan balik (Lihat juga
WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
foto hak dan kewajiban
ermutu
WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
SEMUA JEJARING PUNYA IJIN PRAKTEK,
TENAGA KESEHATAN ADA IJIN
PRAKTEK/STR, IPAL,
busi Informasi); Menjamin ketersediaan data dan informasi untuk Pengambilan Keputusan
sk di revisi
Sk peningkatan kompetensi petugas, revisi
SOP kebiajakan, mengavaluasi impletansi o/
pj atau kapus
entasi, agar pegawai baru dan alih tugas memahami tugas, peran, dan tanggung jawab yang
lanjut akibat cedera seperti tertusuk jarum (suntik), paparan terhadap penyakit menular,
ogram
REKOMENDASI
WAWANCARA SIMULASI
sk tim, pedoman, sop, program kerja,
,kakfoto simulasi
memadai dan ketentuan perundangan
enyimpanan .
meliputi:
umber
an pemeriksaan dan kalibrasi secara berkala, sesuai dengan panduan produk tiap alat
kan peran mereka dalam menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien, petugas, dan
WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
alian dan penilaian kinerja puskesmas dapat berupa pemantauan, supervisi, lokakarya mini,
r terkait agar ada kesamaan persepsi untuk efektivitas pelaksanaan upaya Puskesmas.
ksana kegiatan, dukungan (lintas program dan sektor) yang diperlukan, serta metode dan
or (antar-instansi) dan kesatupaduan tujuan; menggalang kerjasama, komitmen, dan
matan
Notulen
Notulen
engan masalah kesehatan prioritas, masalah kinerja, risiko, maupun rencana pengembangan
KAK revisi
Citra
m rangka perbaikan kinerja Puskesmas
Puskesmas :
Kab/ Kota :
Tanggal :
Surveior :
STANDAR 2.1
Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara terpadu berbasis wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor sesuai dengan analisis kebutuhan masyarakat, data hasil penilaian
kinerja Puskesmas termasuk memperhatikan hasil pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) dan capaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM) daerah Kabupaten/Kota.
KRITERIA 2.1.1.
Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara terpadu berbasis wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor sesuai dengan analisis kebutuhan dan harapan masyarakat, data hasil
penilaian kinerja Puskesmas termasuk memperhatikan hasil pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) dan capaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM) daerah Kabupaten/Kota
POKOK PIKIRAN
• Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap kegiatan UKM dilakukan dengan Survei Mawas Diri dan Musyawarah Masyarakat Desa maupun melalui pertemuan pertemuan konsultatif lainnya dengan
masyarakat seperti jajak pendapat, temu muka, survei mawas diri, survei kepuasan masyarakat dan media lainnya.
• Pelaksanaan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat mengacu pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
• Hasil identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat yang telah dianalisis dan dibahas bersama lintas program dan lintas sektor dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan RUK UKM Puskesmas.
• Data capaian kinerja pelayanan UKM dianalisis dengan memperhatikan hasil pelaksanaan PIS PK dan SPM dan dibahas dengan LP dan LS sebagai dasar dalam penyusunan RUK UKM Puskesmas.
• Kegiatan-kegiatan dalam setiap pelayanan UKM di Puskesmas disusun oleh pelaksana dan koordinator pelayanan UKM mengacu pada hasil analisis data kinerja dengan memperhatikan data PIS PK, analisis capaian SPM
daerah Kabupaten/Kota, pedoman atau acuan yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, maupun Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, dengan mengutamakan program prioritas nasional.
• Dalam standar ini, kata “pelayanan” digunakan untuk menggantikan kata “program”, contoh: Program Promkes menjadi Pelayanan Promkes.
• Tatacara dan Siklus Penyusunan RUK mengacu PMK 44/2016 TTG MANAJEMEN PKM dan kebijakan yg dikeluarkan masing-masing daerah
P1
PENCAPAIAN/KINERJA RUK
RPK
(Tahunan)
P2 RPKB
P3
EP 2 Hasil identifikasi kebutuhan dan Ada hasil identifikasi KH PJ Program dan Koord
harapan masyarakat dianalisis Masy, Ada rekam bukti Pelayanan, tentang
bersama dengan lintas program pembahsan secara Lintas proses kegiatan untk
dan lintas sektor sebagai bahan Program / Lintas sektor, Ada mengidentifikasi KH
untuk pembahasan dalam Hasil analisa KH Masyarakat,
menyusun rencana kegiatan UKM. Ada Kegiatan yg perlu
(D,W) difasilitasi oleh Puskesmas
(cocokkan dg yg tertuang di
RUK))
EP 3 Data capaian kinerja pelayanan Ada data capaian kinerja Koord Pelayanan,
UKM Puskesmas dianalisis UKM, ada hasil analisis tentang proses olah
bersama lintas program dan lintas (Sesuai SOP atau KAK atau data dan analisa data,
sektor dengan memperhatikan PMK 44/2016) serta bukti terkait bahan
hasil pelaksanaan PIS PK sebagai pendukung proses. perencanaan
bahan untuk pembahasan dalam
menyusun rencana kegiatan yang
berbasis wilayah kerja. (D,W)
EP 4 Tersedia Rencana Usulan Kegiatan Tersedia RUK UKM (Sesuai PJ Program dan Koord
(RUK) UKM yang disusun secara tahun atau siklus Pelayanan, tentang
terpadu berbasis wilayah kerja perencanaan N dan N+1 ) , proses penyusunan
Puskesmas berdasarkan hasil mendasar pada hasil analisa RUK masing masing
analisis kebutuhan dan harapan KH masy, hasil analisa kinerja Pelayanan
masyarakat, hasil pembahasan pelayanan, hasil PIS-PK
analisis data capaian kinerja Ada rekam bukti proses
pelayanan UKM dengan penyusunan
memperhatikan hasil pelaksanaan
kegiatan PIS PK (D,W)
Jumlah 0
KRITERIA 2.1.2.
Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas memuat kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi permasalahan kesehatan dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, dimana proses kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat
POKOK PIKIRAN dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan difasilitasi oleh Puskesmas.
• Pelaksana kegiatan, koordinator pelayanan, dan penanggung jawab UKM Puskesmas wajib memfasilitasi kegiatan yang berwawasan kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat.
• Pemberdayaan masyarakat adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan individu, keluarga serta masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya kesehatan yang dilaksanakan dengan cara
fasilitasi prosespemberdayaan
• Perencanaan pemecahan masalah melalui
masyarakat pendekatan
terintegrasi edukatif
dengan danKesehatan
Profil partisipatif serta memperhatikan
Keluarga kebutuhan
(Prokesga) melalui potensi
pelaksanaan dan sosial
Program budayaSehat
Indonesia setempat.
dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK).
• Bentuk pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Posbindu PTM, Posyandu Lansia, Komunitas Peduli
Kesehatan Remaja, Komunitas Peduli HIV/AIDS, Peduli TB, Komunitas peduli kesehatan ibu dan anak, dan seterusnya dan/atau melalui kegiatan di tatanan-tatanan seperti sekolah, pesantren, pasar, tempat ibadah dan lain-
KRITERIA 2.1.2. FAKTA DAN REKOMENDASI
Elemen Penilaian SKOR ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
EP 1 Terdapat kegiatan fasilitasi 1.Dalam RUK / RPK tertuang PJ UKM, Koord
pemberdayaan masyarakat yang kegiatan fasilitasi Pelayanan, ..tentang
dituangkan dalam RUK dan RPK pemberdayaan masyarakat kegiatan
Puskesmas dan sudah disepakati (tahun berjalan sesuai siklus pemberdayaan
bersama masyarakat sesuai perencanaan )
dengan kebijakan dan prosedur 2.Ada rekam bukti proses
yang telah ditetapkan. (D, W) penyusunan (DAUN/GAUN)
Jumlah 0
KRITERIA 2.1.3.
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Pelayanan UKM terintegrasi lintas program dan mengacu pada Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara terintegrasi lintas program agar efektif dan efisien serta melalui tahapan perencanaan Puskesmas.
• Penyusunan RPK harus mengacu pada RUK. Jika sebagian kegiatan yang direncanakan dalam RUK tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan sumber daya, maka dimungkinkan sebagian kegiatan yang tercantum dalam
RUK
• RPKtidak dituangkan
pelayanan UKMdalam RPK
menggambarkan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan kegiatan setiap bulan.
• RPK pelayanan UKM dimungkinkan untuk diubah/ disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan hasil pemantauan, kebijakan dan kondisi – kondisi sesuai peraturan perundangan-undangan.
• RPK pelayanan UKM dirinci dalam RPK untuk masing-masing pelayanan UKM dan disusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) untuk tiap kegiatan dari masing-masing pelayanan UKM.
KRITERIA 2.1.3. FAKTA DAN REKOMENDASI
Elemen Penilaian SKOR ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
EP 1 Tersedia Rencana Pelaksanaan 1. Ada RPK Tahunan
Kegiatan (RPK) tahunan UKM yang Puskesmas, 2. Ada RPK
terintegrasi dalam Rencana Tahunan UKM,
Pelaksanaan Kegiatan (RPK) memuat kerangka
tahunan Puskesmas sesuai dengan waktu pelaksanaan. 3.
ketentuan yang berlaku. (R) Ada RPK Tahunan
masing-2 Pelayanan
EP 2 Tersedia RPK bulanan untuk 1. Ada RPK Bulanan Ada rekam bukti
masing-masing pelayanan UKM UKM, 2. Ada RPK pembahasan RPK bulanan
yang disusun setiap bulan dengan Bulanan Pelayanan, tiap bulan dalam pra / minlok
kejelasan pelaksana tiap kegiatan. memuat jadwal
(R) kegiatan
EP 5 Jika terjadi perubahan rencana Ada Kebijakan tentang 1. Ada rekam bukti
pelaksanaan pelayanan UKM perubahan pembahasan perubahan
berdasarkan hasil pemantauan, rencana ??? (mungkin rencana, 2. Ada rekam bukti
kebijakan atau kondisi tertentu jadi satu dg SK perubahan
maka dilakukan penyesuaian Perencanaan )
rencana pelaksanaan kegiatan (D)
Jumlah 0
STANDAR 2.2.
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM memastikan kemudahan akses sasaran dan masyarakat terhadap pelaksanaan pelayanan UKM
KRITERIA 2.2.1
Penjadwalan pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas disepakati bersama dengan memperhatikan masukan sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat, lintas program dan lintas sektor yang dilaksanakan tepat waktu sesuai
dengan rencana
POKOK PIKIRAN
• Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan masukan dari sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat, lintas program dan lintas sektor terkait dan disepakati bersama. Jadwal tersebut memuat waktu, tempat dan
sasaran kegiatan.
• Agar sasaran, masyarakat, lintas program dan lintas sektor berperan aktif dalam kegiatan, maka jadwal pelaksanaan kegiatan UKM harus disampaikan kepada sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat, lintas program dan
lintas sektor terkait dengan memanfaatkan media komunikasi yang sudah ditetapkan.
• Bilamana dilakukan perubahan jadwal, informasi tentang waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan UKM harus disepakati dan diinformasikan dengan jelas dan tempat kegiatan mudah diakses oleh sasaran kegiatan UKM,
masyarakat dan kelompok masyarakat.
KRITERIA 2.2.1. FAKTA DAN REKOMENDASI
Elemen Penilaian SKOR ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
EP 1 Tersedia jadwal pelaksanaan 1.Ada jadwal pelaksanaan
kegiatan UKM yang disusun kegiatan UKM (UKM esensial
berdasarkan hasil kesepakatan dan Pengembangan)
dengan sasaran, masyarakat, 2.Ada rekam bukti
kelompok masyarakat, lintas kesepakatan / proses
program dan lintas sektor terkait. peyusunan bersama
(D,W)
Jumlah 0
KRITERIA 2.2.2
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM memastikan akses sasaran dan masyarakat terhadap informasi, kegiatan UKM, dan akses untuk menyampaikan umpan balik dan keluhan.
POKOK PIKIRAN
• Informasi tentang kegiatan UKM Puskesmas, tujuan, pentahapan, dan jadwal kegiatan, perlu disampaikan pada lintas program dan lintas sektor terkait agar mereka dapat optimal berkontribusi dalam pencapaian tujuan
kegiatan UKM.
• Kejelasan informasi yang disampaikan perlu dievaluasi, yaitu evaluasi terhadap penerimaan informasi oleh sasaran dan pemberian informasi yang dilaksanakan Puskesmas.
• Akses sasaran terhadap kegiatan perlu dievaluasi dan ditindaklanjuti untuk perbaikan dalam mempermudah akses dan penyediaan kegiatan UKM.
• Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan sasaran kegiatan diperlukan umpan balik dan keluhan dari masyarakat dan sasaran kegiatan untuk melakukan penyesuaian dan perbaikan-perbaikan dalam
pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas.
• Umpan balik dan keluhan ditindak lanjuti dengan pembahasan atau pertemuan konsultatif dengan tokoh masyarakat, kelompok masyarakat, masyarakat atau individu yang merupakan sasaran melalui forum-forum yang
ada di masyarakat
KRITERIA 2.2.2. FAKTA DAN REKOMENDASI
Elemen Penilaian SKOR ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
EP 1 Dilakukan penyampaian informasi 1.Ada rincian kegiatan UKM,
tentang kegiatan UKM Puskesmas, tujuannya, tahap
mulai dari tujuan, pentahapan, pelaksanaan dan jadwal
dan jadwal kegiatan pada kegiatan
kelompok masyarakat, 2. Ada rekam bukti
masyarakat, sasaran, lintas penyampaian informasi ttg
program dan lintas sektor terkait. kegiatan UKM kepada
(D,W) sasaran, masyarakat,
kelompok , LP dan LS terkait
Jumlah 0
STANDAR 2.3.
Penggerakan dan Pelaksanaan Pelayanan UKM dilakukan dan dikoordinasikan dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait.
KRITERIA 2.3.1.
Dilakukan komunikasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan pelayanan UKM Puskesmas.
POKOK PIKIRAN
• Keberhasilan pelaksanaan pelayanan UKM hanya dapat dicapai jika dilakukan komunikasi dan koordinasi baik lintas program maupun lintas sektor terkait mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, perbaikan dan
evaluasi pelaksanaan kegiatan UKM.
• Berbagai mekanisme komunikasi dan koordinasi dapat dilakukan antara lain melalui pertemuan-pertemuan, lokakarya mini, dan penggunaan media/tekhnologi informasi.
• Kebijakan, dan prosedur komunikasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan pelayanan UKM perlu ditetapkan dan dijadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan UKM.
• Evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan komunikasi dan koordinasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
KRITERIA 2.3.1. FAKTA DAN REKOMENDASI
Elemen Penilaian SKOR ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
EP 1 Penanggung jawab UKM, 1. Ada kebijakan yang 1. Ada rekam bukti
koordinator pelayanan dan mengatur tentang pelaksanaan kegiatan
pelaksana kegiatan UKM Koordinasi dan koordinasi maupun
Puskesmas melakukan komunikasi Komunikasi , 2. Ada komunikasi UKM baik UKM
dan koordinasi kepada lintas Pedoman / panduan esensial maupun
program dan lintas sektor terkait tentang Koordinasi dan pengembangan,
sesuai kebijakan, panduan dan Komunikasi, 3. Ada 2. Ada
prosedur yang ditetapkan. (D,W) SOP ttg koordinasi dan data/catatan/informasi dari
komunikasi, 4. Ada hasil koordinasi /
KAK pelaksanaan komunikasi ,
Kegiatan
Jumlah 0
STANDAR 2.4
Pelayanan UKM dilaksanakan dengan metode pembinaan secara berjenjang agar efisien dan efektif dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
KRITERIA 2.4.1.
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan, pencapaian kinerja, pelaksanaan kegiatan UKM, dan penggunaan sumber daya,
POKOK PIKIRAN
• Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan kegiatan UKM Puskesmas mempunyai kewajiban untuk memberikan arahan dan dukungan bagi pelaksana kegiatan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Arahan
dapat dilakukan dalam bentuk pembinaan, pendampingan, pertemuan-pertemuan, maupun konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan UKM.
• Pembinaan penanggung jawab UKM Puskesmas kepada koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM meliputi pemahaman pelaksanaan kegiatan, termasuk pembinaan terhadap masalah dan hambatan yang
ditemui dalam pelaksanaan kegiatan UKM mulai dari identifikasi, analisis sampai dengan upaya penyelesaian masalah dalam pelaksanaan kegiatan UKM.
• Penanggung jawab UKM, koordinator dan pelaksana pelayanan UKM melakukan tindak lanjut dan evaluasi terhadap hasil analisis masalah dan hambatan dalam pelaksanaan pelayanan UKM.
KRITERIA 2.4.1. FAKTA DAN REKOMENDASI
Elemen Penilaian SKOR ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
EP 1 Penanggung jawab UKM 1. Ada jadwal pembinaan
melakukan pembinaan kepada yang direncanakan oleh PJ
koordinator pelayanan dan UKM ke koordinator dan
pelaksana kegiatan UKM secara pelaksana UKM
periodik sesuai dengan jadwal 2. Tersedia bukti pembinaan
yang disepakati.(D,W) PJ ke koordinator dan
pelaksana sesuai jadwal yg
telah dibuat (catatan
pembinaan, diskusi, rapat,
presensi, ceklist, foto, dll)
Jumlah 0
STANDAR 2.5
Pelaksanaan pelayanan UKM diperkuat dengan PIS-PK
KRITERIA 2.5.1.
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM bersama dengan Tim Pembina Keluarga melaksanakan pemetaan dan intervensi kesehatan berdasarkan permasalahan keluarga sesuai dengan
jadwal yang sudah disepakati
POKOK PIKIRAN
• Kegiatan Kunjungan Keluarga yang dilaksanakan oleh Tim Pembina Keluarga digunakan untuk menyampaikan Komunikasi Informasi dan Edukasi kepada keluarga sebagai intervensi awal dan
didokumentasikan.
• Dokumentasi hasil kunjungan keluarga dilakukan dengan dientry pada aplikasi keluarga sehat dan atau pada profil keluarga sehat (Prokesga).
• Dokumentasi hasil kunjungan dapat berupa hasil intervensi awal dan hasil intervensi lanjut.
• Dokumentasi hasil kunjungan awal dan hasil intervensi (pemutakhiran/update) dokumentasi dilakukan oleh tim data Puskesmas (admin dan surveior).
• Tim pembina keluarga menyampaikan informasi dan laporan hasil kunjungan keluarga serta berkoordinasi dengan penanggung jawab UKM dan koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM agar dapat dilakukan
analisis dan intervensi lanjut
• Tim Pembina keluarga adalah tenaga kesehatan Puskesmas yang dibentuk oleh Kepala Puskesmas melalui Surat Keputusan Kepala Puskesmas.
• Kegiatan UKM melalui PIS PK sebagai bentuk intervensi dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang disepakati dengan masyarakat yang menjadi sasaran
Jumlah 0
KRITERIA 2.5.2.
Intervensi lanjut ditujukan pada wilayah kerja Puskesmas berdasarkan permasalahan yang sudah dipetakan dan dilaksanakan terintegrasi dengan pelayanan UKM Puskesmas.
POKOK PIKIRAN
• Penyusunan rencana intervensi lanjut terintegrasi dengan lintas program dan dapat melibatkan lintas sektor terkait, didasarkan pada analisis IKS awal.
• Intervensi sesuai dengan hasil analisis dan pemetaan antara lain dilakukan melalui kegiatan UKM (termasuk yang bersifat inovatif), pengorganisasian masyarakat dalam bentuk UKBM dan tatanan-tananan (sekolah,
pesantren, pasar tempat ibadah dan lain-lain).
• Perbaikan dan evaluasi PIS PK di tingkat Puskesmas dilaksanakan mulai dari tahap persiapan pelaksanaan, pelaksanaan kunjungan keluarga dan intervensi awal, pelaksanaan analisis Indeks Keluarga Sehat (IKS) awal,
pelaksanaan intervensi lanjut dan analisis perubahan IKS.
• Rencana intervensi lanjut terintegrasi dengan rencana pelaksanaan kegiatan masing-masing pelayanan UKM Puskesmas.
• Dalam perbaikan dan evaluasi dilaksanakan proses verifikasi yang bertujuan untuk menjamin kebenaran serta keakuratan pelaksanaan PIS PK sesuai dengan hasil pelatihan serta informasi kondisi kesehatan setiap
keluarga yang ada pada prokesga atau aplikasi dapat dipertanggungjawabkan
KRITERIA 2.5.2. FAKTA DAN REKOMENDASI
Elemen Penilaian SKOR ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
EP 1 Tim pembina keluarga bersama 1. Hasil analisis awal dan
dengan penanggung jawab UKM pemetaan wilayah PIS PK
melakukan analisis IKS awal dan 2. Ada rencana intervensi
pemetaan masalah di tiap lanjut 3. Tersedia bukti
tingkatan wilayah, sebagai dasar proses analisis dan pemetaan
dalam menyusun rencana dimaksud (DAUN/GAUN) ----
intervensi lanjut secara dianggap jelas
terintegrasi lintas program dan
dapat melibatkan lintas sektor
terkait (D, W)
Jumlah 0
KRITERIA 2.5.3.
Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) sebagai bagian dari intervensi lanjut dalam bentuk peran serta masyarakat terhadap masalah-masalah kesehatan
POKOK PIKIRAN
• Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) adalah suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku
sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.
• Kegiatan Germas merupakan bagian terintegrasi dari intervensi lanjut terhadap masalah-masalah kesehatan yang diidentifikasi dalam mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat yang dapat dilihat dari perubahan IKS
tingkat keluarga dan wilayah yang semakin membaik.
• Germas bertujuan agar masyarakat terjaga kesehatan, tetap produktif, hidup dalam lingkungan yang bersih, ditandai dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : peningkatan edukasi hidup sehat, peningkatan kualitas
lingkungan, peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan perilaku hidup sehat dan peningkatan aktivitas fisik.
• Sasaran Germas adalah sasaran untuk masing-masing kegiatan Germas, yaitu seluruh lapisan masyarakat, termasuk individu, keluarga dan masyarakat untuk mempraktikkan pola hidup sehat sehari-hari.
• Puskesmas berperan dalam mensukseskan Germas antara lain melalui kegiatan pemberdayaan individu dan keluarga yang diukur melalui Indeks individu dan keluarga sehat, pemberdayaan masyarakat yang diukur dengan
terbentuknya UKBM dan pembangunan wilayah berwawasan kesehatan yang diukur dengan Indeks Masyarakat Sehat dan Indeks Tatanan Sehat.
KRITERIA 2.5.3. FAKTA DAN REKOMENDASI
Elemen Penilaian SKOR ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
EP 1 Ditetapkannya sasaran Germas 1. Ada Kebijakan 1. Ada RUK yang didalamnya
dalam pelaksanaan kegiatan UKM Penyelenggaraan terdapat rencana pembinaan
Puskesmas oleh Kepala Germas ( termasuk Germas 2.
Puskesmas. (R) didalamnya penetapan Tersedia bukti proses
sasaran Germas ), 2. penyusunan perencanaan
Ada Pedoman Germas (DAUN/GAUN ---
Penyelenggaraan cukup jelas)
Germas, 3. Ada SOP
Pelaksanaan Kegiatan,
4. Ada KAK
Pelaksanaan Kegiatan
Germas
Jumlah 0
STANDAR 2.6.
Penyelenggaraan UKM Esensial
KRITERIA 2.6.1.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Promosi Kesehatan
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Promosi Kesehatan diukur dengan 3 (tiga) indikator utama yaitu:
- Presentasi posyandu aktif,
- Terbentuknya tatanan sehat sesuai dengan pedoman
- Melakukan proses pemberdayaan masyarakat.
• Persentase Posyandu Aktif adalah posyandu yang mampu melaksanakan kegiatan utamanya secara rutin setiap bulan (KIA: ibu hamil, ibu nifas, bayi, balita, KB, imunisasi, gizi, pencegahan dan penanggulangan diare)
dengan cakupan masing-masing minimal 50% dan melakukan kegiatan tambahan.
• Terbentuknya Tatanan Sehat sesuai dengan pedoman adalah upaya yang dilakukan petugas Puskesmas dalam membentuk tatanan/tempat yang mengupayakan kesehatan dengan melakukan proses untuk
memberdayakan masyarakat melalui kegiatan menginformasikan, mempengaruhi dan membantu masyarakat agar berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan sehat serta menjaga dan
meningkatkan kesehatan masyarakat. Contoh : rumah tangga sehat, sekolah sehat, dan lain-lain
• Melakukan Proses Pemberdayaan Masyarakat adalah memfasilitasi proses pemberdayaan masyarakat dengan tahapan :
- pengenalan kondisi desa/kelurahan;
- survei mawas diri;
- musyawarah di desa/kelurahan;
- perencanaan partisipatif;
- pelaksanaan kegiatan; dan
- pembinaan kelestarian
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan SOP Pencatatan dan Ada bukti pencatatan dan
dilakukan pelaporan kepada dinas pelaporan pelaporan
kesehatan kabupaten/kota sesuai
dengan prosedur yang telah
ditetapkan. (D.W.O)
Jumlah 0
KRITERIA 2.6.2.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Kesehatan Lingkungan
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Kesehatan Lingkungan diukur dengan 3 (tiga) indikator utama, yaitu:
- Jumlah desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
- Persentasi Fasilitas Umum (TFU) yang memenuhi syarat kesehatan dan;
- Persentasi Tempat Pengolahan Pangan (TPP) yang memenuhi syarat kesehatan.
• Untuk mencapai kinerja UKM Esensial Kesehatan Lingkungan dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif sebagai berikut:
- pemicuan, pendampingan verifikasi desa STBM serta update data, dan lain-lain
- melakukan inspeksi kesehatan lingkungan TFU dan TPP, pembinaan, update data dan lain-lain
- upaya-upaya promotive dan preventif sesuai dengan indikator tambahan yang ditetapkan oleh Puskesmas yang mengacu pada pedoman/panduan dan atau ketentuan yang berlaku.
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak lanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM esensial dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM esensial Kesehatan Lingkungan yang telah dilakukan .
KRITERIA 2.6.2. FAKTA DAN REKOMENDASI
Elemen Penilaian SKOR ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
EP 1 Tercapainya indikator kinerja 1. Ada Pedoman tehnis 1. Ada data capaian Indikator
pelayanan UKM esensial pelaksanaan kegiatan Kinerja Kesling sesuai target
Kesehatan Lingkungan (R.D) Kesehatan Lingkungan (bulanan, tigabulanan dan
(mencakup Indikator tahunan 2. Ada hasil
Kinerja Keshling) , 2. pengolahan dan analisa data
Ada penetapan
indikator kinerja
Kesling dan targetnya,
3. Ada Program kerja
Pelayanan Kesling,
(sesuai RPK) 4. Ada
SOP-2 Kegiatan
Pelayanan Kesling, 5.
Ada KAK Kegiatan
Kesling
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan SOP Pencatatan dan Ada bukti pencatatan dan
dilakukan pelaporan kepada dinas pelaporan pelaporan
kesehatan kabupaten/kota sesuai
dengan prosedur yang telah
ditetapkan. (D.W.O)
Jumlah 0
KRITERIA 2.6.3.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Kesehatan Keluarga.
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Kesehatan Keluarga diukur dengan 5 (tiga) indikator utama, yaitu:
- Presentasi ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal terpadu
- Presentasi balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan minimal
- Presentasi remaja yang mendapatkan pelayanan kesehatan peduli remaja
- Presentasi calon pengantin yang mendapatkan pelayanan kesehatan
- Presentasi lanjut usia yang mendapatkan pelayanan.
• Pelayanan Kesehatan Balita sebagaimana dalam standar pelayanan minimal:
- Penimbangan berat badan
- Pengukuran panjang badan/tinggi badan
- Pemantauan perkembangan
- Imunisasi
- Pemberian vitamin A
- Pelayanan balita sakit
• Kriteria Puskesmas mampu laksana Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) jika memenuhi kriteria:
- ada tenaga terlatih/terorientasi PKPR
- ada pedoman PKPR
- menyediakan layanan konseling bagi remaja
• Pelayanan kesehatan reproduksi Calon Pengantin (Catin) minimal meliputi:
- anamnesa
- pemeriksaan fisik
- pemeriksaan status gizi
- pemeriksaan darah (hb, golongan darah)
- skrining imunisasi TT
- KIE Kesprocatin
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan SOP Pencatatan dan Ada bukti pencatatan dan
dilakukan pelaporan kepada dinas pelaporan pelaporan
kesehatan kabupaten/kota sesuai
dengan prosedur yang telah
ditetapkan. (D.W.O)
Jumlah 0
KRITERIA 2.6.4
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Gizi
POKOK PIKIRAN
• Ibu hamil KEK apabila tidak ditangani akan berisiko melahirkan bayi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) yang menjadi salah satu penyumbang masalah stunting.
• ASI Eksklusif merupakan salah satu standar emas Pemberian Makan Bayi dan Anak yang akan berkontribusi berkurangnya kejadian Gizi Kurang dan stunting.
• Surveilan gizi berupaya memantau secara terus menerus masalah-masalah yang terjadi agar bila ada masalah cepat tertangani dan menjadi dasar untuk perencanaan yang baik
• Cakupan UKM Esensial Gizi diukur dengan 3 (tiga) indikator utama :
- Puskesmas melaksanakan Surveilans Gizi
- presentasi bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif.
- pelaksanaan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita.
• Untuk mencapai kinerja pelayanan UKM Esensial Gizi dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak lanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM esensial dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM esensial Gizi
KRITERIA 2.6.4. FAKTA DAN REKOMENDASI
Elemen Penilaian SKOR ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
EP 1 Tercapainya indikator kinerja 1. Ada Pedoman tehnis 1. Ada data capaian Indikator
pelayanan UKM esensial Gizi (R.D) pelaksanaan kegiatan Kinerja Pelayanan Gizi sesuai
Pelayanan Gizi target (bulanan, tigabulanan
(mencakup Indikator dan tahunan 2. Ada hasil
Kinerja elayanan Gizi) , pengolahan dan analisa data
2. Ada penetapan
indikator kinerja Gizi
dan targetnya, 3. Ada
Program kerja
Pelayanan Pelayanan
Gizi, (sesuai RPK) 4.
Ada SOP-2 Kegiatan
Pelayanan Gizi, 5. Ada
KAK Kegiatan Gizi
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan SOP Pencatatan dan Ada bukti pencatatan dan
dilakukan pelaporan kepada dinas pelaporan pelaporan
kesehatan kabupaten/kota sesuai
dengan prosedur yang telah
ditetapkan. (D.W.O)
Jumlah 0
KRITERIA 2.6.5
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit diukur dengan 3 (tiga) indikator utama berdasarkan prioritas masalah di Puskesmas yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
• Untuk mencapai kinerja UKM Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif sesuai dengan kebijakan, pedoman dan panduan yang berlaku.
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindaklanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM esensial dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang telah
dilakukan .
KRITERIA 2.6.5. FAKTA DAN REKOMENDASI
Elemen Penilaian SKOR ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
EP 1 Tercapainya indikator kinerja 1. Ada Pedoman tehnis 1. Ada data capaian Indikator
pelayanan UKM esensial pelaksanaan kegiatan Kinerja Pelayanan P2P sesuai
Pencegahan dan Pengendalian Pelayanan P2P target (bulanan, tigabulanan
Penyakit (R.D) (mencakup Indikator dan tahunan 2. Ada hasil
Kinerja Pelayanan pengolahan dan analisa data
P2P) , 2. Ada
penetapan indikator
kinerja P2P dan
targetnya, 3. Ada
Program kerja
Pelayanan Pelayanan
P2P, (sesuai RPK) 4.
Ada SOP-2 Kegiatan
Pelayanan P2P, 5. Ada
KAK Kegiatan P2P
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan SOP Pencatatan dan Ada bukti pencatatan dan
dilakukan pelaporan kepada dinas pelaporan pelaporan
kesehatan kabupaten/kota sesuai
dengan prosedur yang telah
ditetapkan. (D.W.O)
Jumlah 0
STANDAR 2.7.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
KRITERIA 2.7.1.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Pengembangan
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas melaksanakan upaya kesehatan masyarakat pengembangan berdasarkan permasalahan yang ada di wilayah kerja.
• Cakupan UKM Pengembangan diukur dengan 3 indikator utama Pengembangan yang ditetapkan oleh Puskesmas.
• Untuk mencapai kinerja UKM Pengembangan dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif sesuai dengan pedoman yang berlaku.
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak lanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM Pengembangan dan upaya pencapaian kinerja yang telah dilakukan
• Penetapan UKM Pengembangan berupa SK Kepala Puskesmas.
- Memberikan gambaran tentang sebab terpilihnya UKM Pengembangan tersebut.
- Kekhususan apa yang dimiliki wilayah kerja Puskesmas sehingga memilih Pengembangan tersebut.
- Bisa ditetapkan bersama-sama, misalnya memilih 3 pengembangan.
- Lihat PMK 44/2016
KRITERIA 2.7.1. FAKTA DAN REKOMENDASI
Elemen Penilaian SKOR ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
EP 1 Ditetapkan jenis - jenis pelayanan SK penetapan jenis Tersedia bukti proses
UKM Pengembangan sesuai pelayanan UKM penyusunan, pemilihan dan
dengan hasil analisa. (R) Pengembangan. penetappannya jenis layanan
UKM Pengembangan
(DAUN/GAUN, dll)
EP 2 Tercapainya indikator kinerja 1. Ada Pedoman tehnis 1. Ada data capaian Indikator
pelayanan UKM Pengembangan. pelaksanaan kegiatan Kinerja Pelayanan UKM
(R,D) (lihat juga KMP 1.8.1, UKM Pelayanan UKM Pengembangan sesuai target
2.9.5) Pengembangan (bulanan, tigabulanan dan
(mencakup Indikator tahunan 2. Ada hasil
Kinerja Pelayanan pengolahan dan analisa data
P2P) , 2. Ada
penetapan indikator
kinerja UKM
Pengembangan dan
targetnya, 3. Ada
Program kerja kegiatan
Pelayanan UKM
Pengembangan,
(sesuai RPK) 4. Ada
SOP-2 Kegiatan
Pelayanan UKM
Pengembangan , 5.
Ada KAK Kegiatan UKM
Pengembangan
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan SOP Pencatatan dan Ada bukti pencatatan dan
dilakukan pelaporan kepada dinas pelaporan pelaporan
kesehatan kabupaten/kota sesuai
dengan prosedur yang telah
ditetapkan. (D.W.O)
Jumlah 0
STANDAR 2.8.
Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja pelayanan UKM Puskesmas dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pelayanan UKM
KRITERIA 2.8.1
Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM Puskesmas melakukan supervisi untuk mengendalikan pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas secara periodik
POKOK PIKIRAN
• Perbaikan terhadap pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas perlu dilakukan melalui pelaksanaan supervisi yang disusun secara periodik dengan jadwal yang jelas.
• Rencana dan jadwal kegiatan supervisi perlu diinformasikan kepada koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas, sehingga pelaksana dapat mempersiapkan diri.
• Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab UKM Puskesmas melaksanakan kegiatan supervisi dan bersama Koordinator Pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas merencanakan tindak lanjut perbaikan dalam
pengelolaan dan pelaksanaan
• Kepala Puskesmas kegiatanJawab
dan Penanggung UKM (PJ)
Puskesmas.
UKM memberitahukan kepada Koordinator Pelayanan terhadap rencana pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian
• Supervisi adalah pengawasan terhadap proses, kegiatan dan pelaksana kegiatan yang sedang melaksanakan kegiatan.
- Tahapan pelaksanaan supervisi sebagai berikut:
- Penyusunan jadwal kegiatan supervisi diinformasikan kepada koordinator dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas agar dapat menyiapkan bahan yang diperlukan.
- Bahan persiapan adalah analisis secara mandiri terhadap tugas yang akan disupervisi meliputi jadwal, KAK, dan SOP kegiatan.
- Supervisi dilakukan oleh Kepala Puskesmas bersama Penanggung Jawab UKM yang dilaksanakan secara langsung di tempat kegiatan.
- Jika ditemukan ketidaksesuaian atau hambatan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan UKM, maka dilakukan pembahasan dan tindak lanjut perbaikan
• KAK Supervisi tersedia sampai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan supervisi.
- Setiap pelaksana kegiatan mendapatkan supervisi minimal 1 kali dalam pelaksanaan kegiatannya.
- KAK mencantumkan Kepala Puskesmas ikut melaksanakan supervisi.
- Jadwal selain berada dalam KAK juga didapatkan tersendiri, bisa berada dalam map Kepala Puskesmas maupun pada map PJUKM.
• Pelaksanaan kegiatan supervisi diawali dengan penjelasan format supervisi yang akan diberlakukan pada tiap pelaksana (D)
- Bentuk bisa berupa rekam kegiatan Pertemuan Sosialisasi baik Jadwal maupun bagaimana cara melakukan pemantauan mandiri.
- Bentuk format supervisi disampaikan kepada Pelaksana.
- PJUKM memastikan Pelaksana memahami format supervisi.
- PJUKM memastikan jadwal pelaksanaan kegiatan.
• Tersedia jenis-jenis format supervisi yang digunakan untuk tiap pelaksana UKM.
KRITERIA 2.8.1. FAKTA DAN REKOMENDASI
Elemen Penilaian SKOR ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
EP 1 Penanggung Jawab UKM 1. Ada KAK Supervisi Pj UKM
menyusun kerangka acuan dan 2. Ada Jadwal
jadwal supervisi pelaksanaan Supervisi Pj UKM
pelayanan UKM Puskesmas. (R,D)
Jumlah 0
KRITERIA 2.8.2.
Penanggung jawab UKM wajib melakukan pemantauan dalam upaya pelaksanaan kegiatan UKM sesuai dengan jadwal yang sudah disusun agar dapat mengambil langkah tindak lanjut untuk perbaikan
POKOK PIKIRAN
• Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan UKM sesuai jadwal yang disusun pada bulan sebelumnya digunakan untuk menuntaskan penyelenggaraan pelayanan UKM Puskesmas sesuai dengan rencana pelaksanaan
•kegiatan yang disusun.
Pelaksanaan pembahasan kesesuaian dilaksanakan dalam Lokakarya Mini bulanan untuk menghasilkan jadwal pelaksanaan kegiatan pada bulan berikutnya, dan dalam lokakarya mini triwulan untuk memantau peran lintas
sektor terkait
• Rencana dalam pelaksanaan
pelaksanaan pelayanan
kegiatan yang sedangUKM.
dilaksanakan dapat direvisi bila perlu, sesuai dengan perubahan kebijakan pemerintah dan/atau perubahan kebutuhan masyarakat atau sasaran, serta usulan-usulan perbaikan
yang rasional.
• Perbaikan terhadap jadwal pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan dan menjadi bagian dari pembahasan dalam lokakarya mini bulanan Puskesmas.
• Pergeseran jadwal bisa terjadi antar bulan atau dengan melaksanakan perbaikan terhadap komponen jadwal seperti tempat, waktu, sasaran kegiatan, pelaksana, serta metode dan teknologi.
• Perubahan rencana pelaksanaan kegiatan dimungkinkan apabila terjadi perubahan kebijakan pemerintah dan/atau perubahan kebutuhan masyarakat dan sasaran, maupun hasil perbaikan dan pencapaian kinerja.
Perubahan
• Bukti hasilrencana kegiatanberupa
tindak lanjut…. memperhatikan usulan-usulan
rekam kegiatan dari pelaksana,
(D/W), Pemahaman PJUKMlintas
danprogram, dantentang
Pelaksana lintas sektor terka dan kapan dilakukannya Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan.
bagaimana
• Pemantauan didasarkan pada kesesuaian dengan JADWAL pelaksanaan kegiatan
- Jadwal tersedia, PJUKM dan Pelaksana memperhatikan jadwal pada saat menyusun kegiatan.
- prinsif 5W1H
• Tindak lanjut disini adalah hal-hal yang bisa dilakukan oleh PJUKM dan Pelaksana UKM segera untuk mengatasi masalah dalam pelaksanaan kegiatan.
• Sedangkan yang membutuhkan sumberdaya yang besar dan harus dibahas dengan pimpinan atau memerlukan minlok untuk dibahas bersama-sama dengan upaya lain, dilakukan pada nomor ep 4 dan 5
• Bila diperlukan perubahan rencana, baik bulanan, maupun perubahan terhadap RPK – misalnya PAK. Maka perlihatkan bukti rencana/jadwal yang berubah(D)
• Pelaksana/PJUKM memahami kenapa terjadi perubahan kegiatan, penyebab dan bentuk perubahan. (W)
KRITERIA 2.8.2. FAKTA DAN REKOMENDASI
Elemen Penilaian SKOR ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
EP 1 Dilakukan pemantauan 1.Ada jadwal dan
kesesuaian pelaksanaan kegiatan pemantauan yang
terhadap kerangka acuan dan direncanakan oleh PJ UKM.
jadwal kegiatan pelayanan UKM. 2.Tersedia KAK
(D, W) kegiatan UKM yang akan di
pantau.
3.Tersedia bukti pelaksanaan
pemantauan sesuai jadwal /
KAK
Jumlah 0
KRITERIA 2.8.3
Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM melakukan upaya perbaikan terhadap hasil penilaian capaian kinerja pelayanan UKM
POKOK PIKIRAN
• Adanya ketetapan tentang indikator capaian kinerja pelayanan UKM yang disusun berdasar Standar Pelayanan Minimal, Kebijakan/Pedoman dari Kementerian Kesehatan, Kebijakan/ Pedoman dari Dinas Kesehatan
Provinsi, dan Kebijakan/Pedoman dari Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dan kebijakan Puskesmas untuk masing- masing kegiatan UKM.
• Kegiatan pengumpulan hasil data capaian kinerja pelayanan UKM yang tercantum dalam laporan pelaksanaan pelayanan UKM disampaikan kepada penanggungjawab UKM setiap bulan dengan tetap memperhatikan
periodisasi pembuatan dan pengumpulan laporan.
• Penanggung jawab UKM dan koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM melakukan analisis terhadap capaian kinerja berdasarkan indikator kinerja pelayanan UKM dan indikator mutu pelayanan UKM yang telah
dikumpulkan untuk melihat pencapaian kinerja sesuai dengan target yang telah ditetapkan
• Penetapan Kepala Puskesmas tentang Indikator Kinerja berdasarkan:
- Standar Pelayanan Minimal,
- Kebijakan/Pedoman dari Kementerian Kesehatan,
- Kebijakan/ Pedoman dari Dinas Kesehatan Provinsi
- Kebijakan/Pedoman dari Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
- Kebijakan Puskesmas
• Bukti kegiatan umpan balik tidak harus jawaban surat bisa berupa pertemuan di Dinkes atau kunjungan ke Puskesmas
• Bukti pembahasan bersama dengan pelaksana dan PJUKM yang capaian kinerjanya diperhatikan. Misalnya, karena tidak tercapai
• Bisa juga dibuktikan dengan fasilitasi yang diberikan untuk rencana perbaikan
• Tindak lanjut hasil feedback dari dinkes, dibuktikan dengan rekam kegiatan, laporan, dan bentuk kegiatan lainnya yang dilaksanakan sebagai perbaikan dari permasalahan kinerja.
KRITERIA 2.8.3. FAKTA DAN REKOMENDASI
Elemen Penilaian SKOR ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
EP 1 Ditetapkan indikator kinerja 1. Ada SK penetapan
pelayanan UKM. (R) Indikator kinerja UKM
Bisa jadi satu
dengan SK Payung ttg
Pengawasan
Pengendalian dan
Penilaian Kinerja (lihat
1.5.1.1-2)
EP 6 Ada bukti umpan balik (feedback) Ada umpan balik dari Dinkes
dari Dinas Kesehatan Daerah terhadap laporan yang
Kabupaten/kota terhadap dikirim
laporan upaya perbaikan capaian
kinerja pelayanan UKM
Puskesmas secara periodik. (D)
Jumlah 0
KRITERIA 2.8.4.
Penilaian kinerja terhadap penyelenggaraan pelayanan UKM dilaksanakan secara periodik untuk menunjukan akuntabilitas dalam pengelolaan pelayanan UKM
POKOK PIKIRAN
• Kepala Puskesmas, Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM bertanggung jawab dalam membudayakan perbaikan kinerja secara berkesinambungan, konsisten dengan visi, misi dan
tujuan Puskesmas.
• Kepala Puskesmas bersama Penanggung Jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM menetapkan kebijakan dan prosedur penilaian kinerja pelayanan UKM
• Kepala Puskesmas bersama Penanggung jawab UKM perlu melakukan penilaian terhadap kinerja pelayanan UKM secara periodik.
• Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menunjukkan akuntabilitas dalam pengelolaan dan pelaksanaan UKM Puskesmas dan melakukan perbaikan jika hasil penilaian kinerja tidak mencapai target yang diharapkan.
• Penilaian tersebut dilakukan dalam rapat Kepala Puskesmas bersama dengan Penanggung jawab UKM Puskesmas, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM.
KRITERIA 2.8.4. FAKTA DAN REKOMENDASI
Elemen Penilaian SKOR ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
EP 1 Kepala Puskesmas, Penanggung 1. Ada rekam bukti
Jawab UKM, Koordinator pertemuan pembahasan
pelayanan dan pelaksana kegiatan hasil penilaian kinerja secara
UKM melakukan pembahasan periodik sesuai dengan
penilaian kinerja paling sedikit dua rencana kerja , 2. Ada hasil
kali setahun (D,W) pembahsan , analisa dan RTL
nya.
EP 4 Ada bukti umpan balik (feedback) Ada umpan balik dari Dinas
dari Dinas Kesehatan Daerah atas laporan yang dikirim
Kabupaten/kota terhadap laporan
hasil penilaian kinerja pelayanan
UKM (D)
Jumlah 0
Total Skor 0
Total EP 960
CAPAIAN 0 0.00%
BAB.III. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan dan Penunjang (UKPP)
Puskesmas :
Kab/ Kota :
Tanggal :
Surveior :
STANDAR 3.1.
Penyelenggaraan pelayanan klinis mulai dari proses penerimaan pasien sampai dengan pemulangan dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan mutu pelayanan.
KRITERIA 3.1.1.
3.1.1. Penyelenggaraan pelayanan klinis mulai dari penerimaan dilaksanakan dengan efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan pasien, serta mempertimbangkan hak dan kewajiban pasien dan keluarga.
POKOK PIKIRAN
• Penerimaan pasien meliputi: pendaftaran pasien rawat jalan, pendaftaran pasien rawat
•inap, dan
Salah menahan
satu pasien untuk
cara melibatkan observasi
pasien atau stabilitasi.
dalam pengambilan keputusan tentang pelayanan yang diterimanya adalah dengan cara memberikan informed consent. lnformed consent dapat diperoleh pada berbagai titik waktu dalam pro
informed consent diperoleh ketika pasien masuk rawat inap dan sebelum suatu tindakan atau pengobatan tertentu yang berisiko.
• Informasi dan penjelasan tentang infomed consent di berikan oleh dokter yang bertanggung jawab yang akan melakukan tindakan atau dokter lain apabila dokter yang bersangkutan berhalangan namun tetap dengan sepenget
tersebut
KRITERIA 3.1.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP1
Puskesmas menyediakan informasi yang jelas, mudah dipahami
dan mudah diakses tentang tarif, jenis pelayanan, alur dan
proses pendaftaran, alur dan proses pelayanan, rujukan, dan
ketersediaan tempat tidur untuk Puskesmas perawatan/rawat
inap (D, W).
EP 2 1. Pendaftaran dilakukan sesuai dengan kebijakan, pedoman SK tentang Alur Pelayanan Kesesuaian proses Pemahaman
dan prosedur yang ditetapkan dengan menginformasikan hak Pelayanan dan Alur pendaftaran dan petugas ttg hak
dan kewajiban serta memperhatikan keselamatan pasien (R, Klinis (mulai Pendaftaran, pelayanan dengan dan kewajiban
O, W, S) dari Jenis pelayanan alur , Ketersediaan pasien, proses
pendaftaran dan jadwal informasi alur identifikasi
sampai dengan pelayanan, pelayanan dan alur pasien di
pemulangan kerjasama pendaftaran, jenis pendaftaran,
dan rujukan) , rujukan, pelayanan dan tarif, proses
Panduan identifikasi jam pelayanan, identifikasi
pendaftaran, kebutuhan dan sarana yang tersedia, hambatan
SOP hambatan pasien kerjasama rujukan
pendaftaran, serta tindak dan hak kewajiban
informed lanjutnya, bukti pasien
consent general consent
( pemahaman
informasi hak dan
kewajiban)
EP 3
Persetujuan umum diminta saat pertama kali pasien masuk
rawat jalan dan setiap kali masuk rawat inap (D, W)
EP 5
Tersedia kebijakan dan prosedur yang mangatur identifikasi
dan pemenuhan kebutuhan pasien dengan risiko, kendala dan
kebutuhan khusus
Jumlah 0
STANDAR 3.2.
Pengkajian, Rencana Asuhan, dan Pemberian Asuhan dilaksanakan secara paripurna.
KRITERIA 3.2.1.
Proses kajian awal dilakukan secara paripurna dan mencakup berbagai kebutuhan dan harapan pasien/keluarga.
POKOK PIKIRAN
• Proses skrining dan proses Kajian pasien dilakukan secara paripurna untuk mendukung rencana dan pelaksanaan pelayanan oleh petugas kesehatan profesional dan/atau tim kesehatan antar profesi yang digunakan untuk meny
Pelaksanaan asuhan dan pendidikan pasien/keluarga dilaksanakan sesuai rencana yang disusun, dipandu oleh kebijakan dan prosedur, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku
• Kajian awal dilakukan oleh tenaga medis, keperawatan/kebidanan, dan disiplin yang lain meliputi: status fisis/neurologis/mental, psikososiospiritual, ekonomi, riwayat kesehatan, riwayat alergi, asesmen nyeri, asesmen risiko ja
(gangguan fungsi tubuh), asesmen risiko gizi, , kebutuhan edukasi, dan rencana pemulangan.
• Tenaga medis dapat memberikan pelimpahan wewenang untuk melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi tertentu kepada perawat, bidan atau tenaga kesehatan pemberi asuhan yang lain secara tertulis. Pelimpahan
dapat dilakukan dalam keadaan tenaga medis tidak berada ditempat, dan/atau karena keterbasatan ketersediaan tenaga medis.
KRITERIA 3.2.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan penapisan (skrining) dan pengkajian awal secara SK pelayanan Form pengkajian Proses pengkajian wawancara
paripurna oleh tenaga yang kompeten untuk mengidentifikasi klinis tentang awal perawat dan awal, Skrining visual, pada petugas:
kebutuhan pelayanan sesuai panduan praktik klinis, termasuk pengkajian, dokter, bukti nyeri, triase, covid acuan dalam
penangan nyeri dan dicatat dalam rekam medik (R, D, O, W) rencana sosialisasi memberikan
asuhan, screening dan pelayanan/asu
pemberian pengkajian awal han
asuhan dan paripurna
pendidikan
pasien/kel, SOP
pengkajian
awal klinis
(screening),
yang meliputi
kajian medis,
kajian
penunjang
medis,
misalnya kajian
gizi, dan kajian
keperawatan
EP 2 2. Dalam keadaan tertentu jika tidak tersedia tenaga medis, SK pelimpahan Sertifikat tenaga
dapat dilakukan pelimpahan wewenang tertulis kepada wewenang yang diberi
perawat dan/ atau bidan yang telah mengikuti pelatihan, pelimpahan
untuk melakukan kajian awal medis dan pemberian asuhan wewenang
medis sesuai kewenangan delegatif yang diberikan. (R,D)
EP 3
Jumlah 0
STANDAR 3.3.
Pelayanan gawat darurat dilaksanakan dengan segera sebagai prioritas pelayanan.
KRITERIA 3.3.1.
Pasien gawat darurat diberikan prioritas untuk asesmen dan pelayanan sesegera mungkin sebagai bentuk pelaksanaan triase.
POKOK PIKIRAN
• Prosedur penanganan pasien gawat darurat disusun berdasar panduan praktik klinis untuk penanganan pasien gawat darurat dengan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan
• Pasien gawat darurat diidentifikasi dengan proses triase mengacu pada pedoman tata laksana triase sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Dalam penanganan pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau segera, termasuk melakukan deteksi dini tanda tanda dan gejala penyakit menular misalnya infeksi melalui udara/airborne.
KRITERIA 3.3.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1. Pasien diprioritaskan atas dasar kegawatdaruratan sebagai SK pelay klinis sosialisasi triase Tenaga kesehatan Pemahaman
tahap triase sesuai dengan kebijakan, pedoman dan prosedur tentang triase, tentang pelaksanaan petugas
yang ditetapkan. (W,O,S) Panduan Tata triage terhadap
laksana Triase, prosedur triage
SOP triase,
penanganan
gawat darurat (
lihat di 1.2.2)
EP 2 2. Pasien gawat darurat yang perlu dirujuk ke FKRTL, diperiksa SK, Pedoman Bukti rekam Pasien dan tenaga
dan dilakukan stabilisasi terlebih dahulu sesuai kemampuan dan SOP medis kesehatan tentang
Puskesmas dan dipastikan dapat diterima di FKRTL sesuai Rujukan, pelaksanaan pelaksanaan
dengan kebijakan, pedoman dan prosedur yang ditetapkan. persiapan stabilisasi, stabilisasi dan
(D,O) pasien rujukan komunikasi dan komunikasi sebelum
SBAR sebelum rujukan
rujukan,
observasi selama
rujukan, buku
komunikasi
dengan RS
rujukan. Resume
medis pasien
rujukan
Jumlah 0
STANDAR 3.4
Pelayanan anastesi lokal dan tindakan di Puskesmas dilaksanakan sesuai standar
KRITERIA 3.4.1
Pelayanan anestesi lokal di Puskesmas dilaksanakan sesuai standar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
POKOK PIKIRAN
• Dalam pelayanan rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas terutama pelayanan gawat darurat, pelayanan gigi, dan keluarga berencana kadang-kadang memerlukan tindakan tindakan yang membutuhkan lokal anestesi. Pel
harus memenuhi standar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kebijakan dan prosedur yang berlaku di Puskesmas.
KRITERIA 3.4.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Pelayanan anestesi lokal dilakukan oleh tenaga kesehatan yang SK dan SOP Rekam Medik Tenaga kesehatan Tenaga
kompeten sesuai dengan kebijakan dan prosedur . (D, O, W) pelayanan pelaksanaan tentang pelaksanaan pelaksana
anestesi lokal anestesi lokal pemberian anestesi anestesi lokal
( lihat dalam form lokal,ketersediaan tentang
dokumen pemantauan obat emergency pemberian
1.2.2) anestesi dan anestesi lokal
laporan operasi .
Sertifikat
kompetensi
pemberi layanan
anestesi lokal
EP 2 Jenis, dosis dan teknik anestesi lokal dan pemantauan status form pemantauan
fisiologi pasien selama pemberian anestesi lokal oleh petugas anestesi dan
dan dicatat dalam rekam medis pasien (D) laporan operasi
Jumlah 0
STANDAR 3.5
Terapi gizi dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien dan ketentuan peraturan perundang-undangan
KRITERIA 3.5.1
Pemberian terapi makanan dan terapi gizi sesuai dengan status gizi pasien dan konsisten dengan asuhan klinis tersedia secara reguler.
POKOK PIKIRAN
• Terapi Gizi kepada pasien dengan resiko gangguan gizi di Puskesmas diberikan secara reguler sesuai dengan rencana asuhan berdasarkan hasil penilaian status gizi dan kebutuhan pasien sesuai Proses Asuhan Gizi Terstandar (PA
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas.
• Keluarga pasien dapat berpartisipasi dalam menyediakan makanan bila sesuai dan konsisten dengan kajian kebutuhan pasien dan rencana asuhan dengan sepengetahuan dari petugas kesehatan yang berkompeten dan disimpa
mencegah kontaminasi
KRITERIA 3.5.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Disusun rencana asuhan gizi berdasar kajian kebutuhan gizi Form Screening
pada pasien sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan Gizi, Formulir
pasien. (D) Asuhan gizi
( Padime)
EP 6 Respons pasien terhadap terapi gizi dipantau dan dicatat dalam CPPT ( Catatan
rekam medisnya. (D) Perkembangan
Pasien
Terintegrasi)
dalam rekam
medik
Jumlah 0
STANDAR 3.6
Pemulangan dan tindak lanjut pasien dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
KRITERIA 3.6.1
Pemulangan dan tindak lanjut pasien yang bertujuan untuk kelangsungan
layanan dipandu oleh prosedur yang baku
POKOK PIKIRAN
• Pemulangan pasien dilakukan berdasar kriteria yang ditetapkan oleh dokter/dokter gigi yang bertanggung jawab terhadap pasien untuk memastikan bahwa kondisi pasien layak untuk dipulangkan dan akan memperoleh tindak
dipulangkan, misalnya pasien rawat jalan yang tidak memerlukan perawatan rawat inap, pasien rawat inap tidak lagi memerlukan perawatan rawat inap di Puskesmas, pasien yang karena kondisinya memerlukan rujukan ke FKRT
dapat dirawat di rumah atau rumah perawatan, pasien yang menolak untuk perawatan rawat inap, pasien/ keluarga yang meminta pulang atas permintaan sendiri
• Informasi tentang resume pasien pulang yang diberikan kepada pasien/ keluarga pada saat pemulangan atau rujukan ke fasilitas kesehatan yang lain diperlukan agar pasien/keluarga memahami tindak lanjut yang perlu dilakuka
pelayanan yang optimal.
KRITERIA 3.6.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dokter/dokter gigi, perawat/bidan, dan pemberi asuhan yang Sk pelayanan Rekam medis
lain melaksanakan pemulangan, rujukan dan asuhan tindak klinis tentang pasien/ CPPT,
lanjut sesuai dengan rencana yang disusun dan kriteria kriteria resume medis
pemulangan. (D) pemulangan pasien pulang/
pasien di UGS, dirujuk
pasien dengan
persalinan dan
bayi, SOP
pemulangan
dan tindak
lanjut pasien
EP 2 Resume medis diberikan kepada pasien dan pihak yang Resume medis Tenaga medis tentang Pelaksanaan
bekepentingan saat pemulangan atau rujukan. (D, O, W) yang berisi penjelasan asuhan pemulangan
tentang: riwayat tindak lanjut pada pasien/rujukan
kesehatan, saat pelaksanaan
pemeriksaan fisik, pemulangan
pemeriksaan pasien/rujukan
diagnostik,
indikasi pasien
rawat inap,
diagnosis dan
komorbiditas lain,
prosedur
tindakan dan
terapi yang telah
diberikan, obat
yang sudah
diberikan dan
obat untuk
pulang, kondisi
kesehatan pasien,
instrusi tindak
lanjut dan
dijelaskan kepada
pasien
Jumlah 0
STANDAR 3.7
Rujukan
KRITERIA 3.7.1
Pelaksanaan rujukan dilakukan sesuai dengan ketentuan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan dan mengacu pada ketentuan peraturan perundang- undangan.
POKOK PIKIRAN
• Selama proses rujukan pasien secara langsung, pemberi asuhan yang kompeten terus memantau kondisi pasien, dan fasilitas kesehatan penerima rujukan diberi resume tertulis mengenai kondisi klinis pasien dan tindakan yang t
• Pada saat serah terima di tempat rujukan, petugas yang mendampingi pasien memberikan informasi secara lengkap (SBAR) tentang kondisi pasien kepada petugas penerima transfer pasien.
KRITERIA 3.7.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Pasien/keluarga pasien memperoleh informasi rujukan dan SK pelayanan Surat Persetujuan Pasien/
memberi persetujuan untuk dilakukan rujukan berdasarkan klinis tentang rujukan/ keluarga pasien
kebutuhan pasien dan kriteria rujukan untuk menjamin kriteria informed memperoleh
kelangsungan layanan ke fasilitas kesehatan yang lain (D, W) rujukan, SOP consent. Sertifikat informasi
persiapan kompetensi rujukan,
pasien rujukan petugas yang kebutuhan
mendampingi pasien dan
rujukan kriteria rujukan
EP 2 Dilakukan komunikasi dengan fasilitas kesehatan yang menjadi Buku komunikasi Petugas
tujuan rujukan dan tindakan stabilisasi pasien sebelum dirujuk petugas dengan melakukan
sesuai kondisi pasien, indikasi medis dan kemampuan dan fasilitas komunikasi
wewenang yang dimiliki agar keselamatan pasien selama kesehatan dengan fasilitas
pelaksanaan rujukan dapat terjamin. (D,W) rujukan; Rekam kesehatan dan
medis/catatan pelaksanaan
stabilisasi pasien monitoring
sebelum dirujuk /stabilisasi
ke FKTRL, ceklist pasien
persiapan pasien
rujukan.
EP 3 Dilakukan serah terima pasien yang disertai dengan informasi Resume pasien,
yang lengkap (SBAR) kepada petugas. bukti serah
terima pasien
yang dilengkapi
dengan SBAR,
stempel FKTRL
serta nama
petugas yang
menerima
rujukan. Surat
Rujukan dan
form monitoring
selama rujukan
Jumlah 0
KRITERIA 3.7.2
Dilakukan tindak lanjut terhadap rujukan balik dari FKRTL
POKOK PIKIRAN
• Untuk menjamin kesinambungan pelayanan, pasien yang dirujuk balik dari FKRTL dilaksanakan tindak lanjut sesuai dengan umpan balik rujukan dan dicatat dalam rekam medis.
• Jika Puskesmas menerima umpan balik rujukan pasien dari fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut atau fasilitas kesehatan lain, maka tindak lanjut dilakukan sesuai prosedur yang berlaku melalui proses kajian dengan memper
balik rujukan.
KRITERIA 3.7.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dokter/dokter gigi penangggung jawab pelayanan melakukan SK dan SOP rekam pelaksanaan
kajian ulang kondisi medis sebelum menindaklanjuti umpan Kajian ulang medis/CPPT yang pengkajian ulang
balik dari FKRTL sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang kondisi pasien berisi kajian ulang kondisi pasien
ditetapkan. (D,O) rujuk balik oleh dokter/ program rujuk balik
FKTRL dan dokter gigi
tindak lanjut tentang kondisi
pasien program
rujuk balik, Surat
rujuk balik dari RS
EP 2 Dokter/dokter gigi penanggung jawab pelayanan melakukan rekam Pelaksanaan tindak Dokter/dokter
tindak lanjut terhadap rekomendasi umpan balik rujukan medis/CPPT lanjut terhadap gigi
sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. tentang tindak rekomendasi umpan penanggung
(D,O,W) lanjut balik rujukan jawab
rekomendasi melakukan
umpan balik tindak lanjut
rujukan terhadap
rekomendasi
umpan balik
rujukan
EP 3 Monitoring dalam proses rujukan balik harus di catat dalam Pelaksanaan
form monitoring. (D) monitoring
proses rujukan
balik dalam CPPT
Jumlah 0
STANDAR 3.8
Penyelenggaraan Rekam Medis
KRITERIA 3.8.1.
Tata kelola penyelenggaraan rekam medis dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
POKOK PIKIRAN
• Penyelenggaraan Rekam Medis dilakukan secara berurutan dari sejak pasien masuk sampai pasien pulang, dirujuk atau meninggal, meliputi kegiatan :
- Registrasi pasien
- Pendistribusian rekam medis
- Isi rekam medis dan pengisian informasi klinis
- Pengolahan data dan pengkodean
- Klaim pembiayaan
- Penyimpanan rekam medis
- Penjaminan mutu
- Pelepasan informasi kesehatan
- Pemusnahan rekam medis
• SK Pelayanan Rekam Medis yang minimal mengatur : bentuk rekam medis, simbol dan singkatan, registrasi pasien, pendistribusian rekam medis, isi rekam medis dan pengisian informasi klinis, pengolahan data dan pengkodean
penyimpanan rekam medis, penjaminan mutu, pelepasan informasi kesehatan, pemusnahan rekam medis, koreksi pengisian rekam medis
KRITERIA 3.8.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Penyelenggaraan rekam medis dilakukan secara berurutan dari SK Pelayanan Bentuk rekam Penataan rekam Petugas rekam
sejak pasien masuk sampai pasien pulang, dirujuk atau Rekam Medis; medis, simbol dan medis, kelengkapan medik tentang
meninggal meliputi kegiatan a. registrasi pasien b. Pedoman singkatan,isi pengisian rekam penyelenggara
pendistribusian rekam medis c. isi rekam medis dan pengisian pelayanan rekam medis dan medis termasuk an,
informasi klinis d. pengolahan data dan pengkodean e. Klaim rekam medis; kelengkapan riwayat alergi obat pendistribusian
Pembiayaan f. penyimpanan rekam medis g. penjaminan Mutu SOP pelayanan pengisian rekam , pengolahan
h. pelepasan informasi kesehatan i. pemusnahan rekam medis rekam medis medis, bukti data dan
termasuk riwayat alergi obat, dilakukan sesuai dengan ( akses rekam pelaksanaan pengkodean
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. (D, O, W) medis, penilaian dan
penyimpanan kelengkapan penyimpanan
rekam medis , rekam medis, serta
koreksi berita acara pemusnahan
pengisian pemusnahan rekam medis
rekam rekam medis, dsb
medis,dll)
EP 2 Rekam Medis diisi secara lengkap dan dengan tulisan yang Bukti Rekam Medik terisi Kelengkapan
terbaca serta harus dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan kelengkapan lengkap, nama, waktu pengisian
Dokter, Dokter Gigi dan atau Tenaga Kesehatan yang pengisian rekam dan tanda tangan rekam medik
melaksanakan pelayanan kesehatan perseorangan, serta medis/CPPT Dokter, Dokter Gigi oleh dokter,
apabila ada kesalahan dalam melakukan pencatatan di rekam termasuk waktu, dan atau Tenaga dokter Gigi dan
medis dilakukan koreksi sesuai ketentuan peraturan nama dan tanda Kesehatan yang atau Tenaga
perundang-undangan. (D, O, W) tangan PPA, melaksanakan kesehatan
koreksi pengisian pelayanan
rekam medis
sesuai SK dan SOP
Jumlah 0
STANDAR 3.9
Penyelenggaraan Pelayanan laboratorium dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KRITERIA 3.9.1
Pelayanan laboratorium dikelola sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
POKOK PIKIRAN
• Regulasi pelayanan laboratorium perlu disusun sebagai acuan, yang meliputi kebijakan dan pedoman, serta prosedur-prosedur pelayanan laboratorium yang mengatur tentang:
a. jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan Puskesmas
b. waktu penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium
c. pemeriksaan laboratorium yang berisiko tinggi
d. proses permintaan pemeriksaan, penerimaan specimen, pengambilan, dan penyimpanan specimen
e. pelayanan pemeriksaan di luar jam kerja pada Puskesmas rawat inap atau puskesmas yang menyediakan pelayanan di luar jam kerja
f. proses pemeriksaan laboratorium
g. kesehatan dan keselamatan kerja dalam pelayanan laboratorium
h. penggunaan alat pelindung diri
i. pengelolaan reagen
• Yang perlu diperhatikan di laboratorium : Simbol dan pelabelan reagensia B3, Penyimpanan Reagensia B3, Ketersediaan MSDS untuk tiap reagensia B3, yang dilakukan jika terjadi tumpahan, yang dilakukan jika terjadi pajanan
• SK Pelayanan Laboratorium yang mengatur jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan Puskesmas, waktu penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium, pemeriksa
tinggi, proses permintaan pemeriksaan, penerimaan specimen, pengambilan, dan penyimpanan specimen,pelayanan pemeriksaan di luar jam kerja pada Puskesmas rawat inap atau puskesmas yang menyediakan pelayanan di lu
laboratorium kesehatan dan keselamatan kerja dalam pelayanan laboratorium, penggunaan alat pelindung diri, pengelolaan reagen dan terutama menetapkan nilai normal, rentang nilai rujukan dan nilai kritis
• SOP pelayanan laboratorium seperti permintaan, penerimaaan, pengambilan dan penyimpanan spesimen, pengelolaan reagen, pelaksanaan pemeriksaan, dan penyampaian hasil pemeriksaan kepada pihak yang membutuhka
dan bahan berbahaya dan beracun (B3)
KRITERIA 3.9.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Kepala Puskesmas menetapkan nilai normal, rentang nilai SK Pelayanan Form hasil
rujukan untuk setiap jenis pemeriksaan yang disediakan, dan Laboratorium pemeriksaan
nilai kritis pemeriksaan laboratorium.(R) ( jenis laboratorium
pelayanan mencantumkan
waktu nilai normal dan
penyerahan nilai rentang
hasil rujukan
pemeriksaan
lab,
pemeriksaan
lab beresiko
tinggi, proses
permintaan
pemeriksaan,
penerimaan
dst,
pemeriksaan
diluar jam
kerja, K3,
pengelolaan
reagen),
Pedoman
pelayanan
laboratorium,
SOP pelayanan
laboratorium
dan
pengelolaan
limbah
EP 2 Reagensia esensial dan bahan lain tersedia sesuai dengan jenis MSDS tiap Pengelolaan
pelayanan yang ditetapkan, pelabelan dan penyimpanannya, reagen, Bukti reagen,
termasuk proses untuk menyatakan jika reagen tidak tersedia. penyimpanan pelabelan dan
(D, W) dan pelabelan penyimpanan
reagensia sesuai
dengan regulasi
(check list), bukti
perhitungan
kebutuhan
reagensia
termasuk buffer
stock, bukti
pemesanan
reagensia, check
list monev
ketersediaan
reagensia
EP 3 Penyelenggaraan pelayanan laboratorium yang meliputi a SOP jika terjadi Hasil monev Observasi Penyelenggara
sampai dengan i, dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan tumpahan kepatuhan penggunaan APD, an lab dari a sd
prosedur yang ditetapkan. (D, O, W) reagen dan terhadap penataan dan i, termasuk
pajanan prosedur pelabelan serta layanan diluar
petugas pelayanan lab penyimpanan reagen, jam kerja
dan TL, bukti suhu,
monitoring
penggunaan APD
dan TL
EP 4 Dilakukan pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu Bukti pelaksanaan observasi PMI yang Pelaksanaan
eksternal terhadap pelayanan laboratorium sesuai ketentuan PMI dan dilakukan dan pemantapan
peraturan perundang-undangan dan dilakukan perbaikan jika PME .Bukti sertifikat PME mutu internal
terjadi penyimpangan (D,O,W) pelaksanaan dan
perbaikan bila pemantapan
terjadi mutu eksternal
penyimpangan
EP 5 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut waktu pelaporan hasil Form hasil evaluasi dan
pemeriksaan laboratorium.(D,W) pemeriksaan tindak lanjut
laboratorium. waktu
Evaluasi hasil pelaporan hasil
pemantauan dan pemeriksaan
tindak lanjut laboratorium
waktu pelaporan
hasil
pemeriksaan
laboratorium
Jumlah 0
STANDAR 3.10
Penyelenggaraan Pelayanan kefarmasian dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KRITERIA 3.10.1
Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
POKOK PIKIRAN
• Pelayanan farmasi di Puskesmas terdiri dari:
a. Pengkajian resep dan penyerahan obat
b. Pemberian informasi obat (PIO)
c. Konseling
d. Visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap)
e. Rekonsiliasi obat
f. Pemantauan terapi obat (PTO)
g. Evaluasi penggunaan obat
• Pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) terdiri dari:
a.Perencanaan kebutuhan
b. Permintaan
c. Penerimaan
d. Penyimpanan
e. Pendistribusian
f. Pengendalian
g. Pencatatan, pelaporan dan pengarsiapan
h. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan
• SK, Pedoman dan SOP Pelayanan kefarmasian minimal mengatur pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP, pelayanan farmasi, peresepan obat termasuk psikotropika dan narkotika, obat kadaluarsa, formularium obat, obat yang p
KRITERIA 3.10.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Tersedia daftar formularium obat puskesmas. (D) SK, Pedoman Formularium
dan SOP Puskesmas, Bukti
Pelayanan Penyusunan
kefarmasian Formularium
(pengelolaan Obat
sediaan dan
BHMP,
peresepan ob,
psikotropika
narkotika, ob
kadaluarsa,
formularium
ob, High alert,
ob emergensi)
EP 2 Dilakukan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis LPLPO serta bukti Observasi Mekanisme
pakai oleh tenaga kefarmasian sesuai dengan pedoman dan pengawasan pengelolaan sediaan pengawasan
prosedur yang telah ditetapkan. (D,O,W) pengelolaan dan farmasi dan bahan pengelolaan
penggunaan obat medis habis pakai dan
oleh Dinas penggunaan
Kesehatan, bukti obat oleh
penerimaan obat Dinas
dan kartu stok Kesehatan
obat, bukti
penanganan obat
kadaluarsa
EP 3 Dilakukan rekonsiliasi obat, dan pelayanan farmasi klinik oleh Form rekonsiliasi CPPT, obat yang Pelaksanaan
tenaga kefarmasian sesuai dengan prosedur yang telah obat, bukti diberikan rekonsiliasi
ditetapkan. (D,O,W) asuhan farmasi obat
dalam CPPT
rekam medis
EP 4 Dilakukan kajian resep dan pemberian obat dengan benar pada Bukti Proses kajian resep Proses kajian
setiap pelayanan pemberian obat (D, O, W) kajian/telaah dan pemberian obat resep dan
resep dengan benar pemberian
obat dengan
benar
EP 5 Dilakukan edukasi pada setiap pasien tentang indikasi dan cara Bukti pelaksaaan Pelaksanaan edukasi pelaksaaan PIO
penggunaan obat. (D,O,W) PIO PIO
EP 6 Obat emergensi tersedia pada unit-unit dimana diperlukan, dan Bukti penyediaan Tempat penyimpanan Pengelolaan
dapat diakses untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat obat emergensi obat emergensi, cara obat emergensi
emergensi, dipantau dan diganti tepat waktu setelah serta mengakses,
digunakan atau bila kadaluarsa. (O, D, W) monitoringnya pemantauan dan
penggantian obat
emergensi
EP 7 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut ketersediaan obat, Form observasi Wawancara
kesesuaian peresepan dengan formularium. (D,W) pemantauan ketersediaan obat hasil evaluasi
ketersediaan obat dan vaksin indikator dan tindak
dan vaksin dan kesesuaian lanjut
indikator di peresepan dengan ketersediaan
Puskesmas.Hasil formularium obat dan vaksin
evaluasi dan indikator dan
tindak lanjut kesesuaian
ketersediaan obat peresepan
terhadap dengan
formularium formularium
Hasil evaluasi dan
tindak lanjut
kesesuaian resep
dengan
formularium.
Form monitoring
kesesuaian obat
dengan
formularium
Jumlah 0
Total Skor 0
Total EP 370
CAPAIAN 0
agai titik waktu dalam proses pelayanan. Misalnya,
SIMULASI REKOMENDASI
simulasi
petugas ttg
pelayanan yang
memperhatika
n hak dan
kewajiban
pasien,
identifikasi
pasien,
mengatasi
kendala dan
hambatan
pasien
ng digunakan untuk menyusun keputusan layanan klinis.
SIMULASI REKOMENDASI
SIMULASI REKOMENDASI
Simulasi
pelaksanaan
triage
SIMULASI REKOMENDASI
suhan Gizi Terstandar (PAGT) yang tercantum di dalam
SIMULASI REKOMENDASI
kan memperoleh tindak lanjut pelayanan sesudah
merlukan rujukan ke FKRTL, pasien yang karena kondisinya
SIMULASI REKOMENDASI
asien dan tindakan yang telah dilakukan.
SIMULASI REKOMENDASI
es kajian dengan memperhatikan rekomendasi umpan
SIMULASI REKOMENDASI
han data dan pengkodean, klaim pembiayaan,
SIMULASI REKOMENDASI
n jika terjadi pajanan
SIMULASI REKOMENDASI
ularium obat, obat yang perlu diwaspadai, obat emergensi
SIMULASI REKOMENDASI
0.00%
BAB IV. PROGRAM PRIORITAS NASIONAL (PPN)
Puskesmas :
Kab/ Kota :
Tanggal :
Surveior :
• Dalam pencegahan dan penurunan stunting dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan layanan dan cakupan intervensi gizi sensitif (lintas sektor) dan intervensi gizi spesifik (lintas program) sesuai dengan
• Puskesmas melakukan pengukuran terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan dan disertai dengan analisa capaian. Analisa capaian indikator dilakukan dengan metode analisa sesuai dengan pedoman, panduan yang berla
metode analisa situasi yang terdapat di dalam buku pedoman manajemen Puskesmas.
• Rencana program pencegahan dan penurunan stunting disusun dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis masalah gizi di wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program, yang te
pelayanan UKM dan UKPP
KRITERIA 4.1.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Ditetapkannya indikator dan target kinerja stunting disertai Ada SK Ada bukti pelaksanaan Bagaimana
analisis capaiannya (R,D,W) Indikator dan program stunting cara
target kinerja disertai analisisnya puskesmas
stunting (penanggung
jawab/koordin
ator program)
melakukan
identifikasi
kebutuhan dan
harapan
masyarakat /
kelompok
masyarakat /
sasaran
EP 2 Ditetapkan program pencegahan dan penurunan stunting. (R) Ada SK,
pedoman,
panduan , KAK,
SOP program
pencegahan
dan penurunan
stunting
EP 3 Kegiatan pencegahan dan penurunan stunting dalam bentuk 1.SK TIM : TIM DOKUMENTASIKAN
intervensi gizi spesifik dan sensitif dikoordinasikan dan PENURUNAN PELAKSANAAN
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disusun bersama STUNTING KEGIATAN
lintas program dan lintas sektor sesuai dengan kebijakan, PUSKESMAS , 1.NOTULEN LOKMIN
pedoman/panduan, prosedur dan kerangka acuan yang telah SK TIM LP DAN LS
ditetapkan. (R, D, O, W) PENURUNAN 2.LAPORAN MMD
STUNTING 3.LAPORAN
KECAMATAN X PELAKSANAAN
2.PEDOMAN/ SURVEILANS GIZI
PANDUAN
PENURUNAN
STUNTING
3.KERANGKA
ACUAN
KEGIATAN
4.SOP :
MISALNYA SOP
SURVEILANS
GIZI
EP 4 Dilakukan pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap 1. Ada rencana atau
pelaksanaan program pencegahan dan penurunan stunting (D, jadwal pemantauan
W). sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas)
3. Tersedia bukti
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan
4.Ada rencana
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan dan
penilaian 5.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan dilakukan pelaporan kepada SOP Ada bukti pencatatan
dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang Pencatatan dan dan pelaporan
telah ditetapkan. (D.W.O) pelaporan
Jumlah 0
STANDAR 4.2. PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN BAYI(AKB)
Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan masa sesudah melahirkan, pelayanan kesehatan bayi baru lahir beserta pemantauan dan evaluasinya sesuai dengan
perundang-undangan
KRITERIA 4.2.1
Puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan masa sesudah melahirkan dan pelayanan kesehatan bayi baru lahir.
POKOK PIKIRAN
• Pelayanan kesehatan pada ibu hamil, persalinan, masa sesudah melahirkan, dan bayi baru lahir dilakukan sesuai dengan standar dalam pedoman yang berlaku.
• Upaya pelayanan kesehatan pada ibu hamil dilaksanakan terintegrasi dengan lintas program dalam rangka penurunan AKI & AKB.
• Pelayanan Kesehatan ibu bersalin, yang selanjutnya disebut persalinan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan pada ibu sejak dimulainya persalinan hingga 6 (enam) jam sesudah melahirkan.
• Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dilakukan melalui pelayanan kesehatan neonatal esensial sesuai standar. Pelayanan kesehatan neonatal esensial dilakukan pada umur 0-28 hari.
• Puskesmas melakukan pengukuran terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan dan dilakukan analisis capaian. Analisis capaian indikator dilakukan dengan metode analisis sesuai dengan pedoman/panduan yang berlaku, m
metode analisis situasi yang terdapat di dalam buku pedoman manajemen Puskesmas.
• Rencana program penurunan AKI dan AKB disusun dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis masalah AKI dan AKB di wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program, yang terint
pelayanan UKM dan UKPP
1. IDENTIFIKASI
MASALAH
HASIL IKH 2. PRORITAS MASALAH POLA PENYUSUNAN RUK MENGIKUTI POLA YANG ADA DI BAB II SESUAI DENGAN PEDOMAN MANAJEMEN PUSKESMA
3. PENENTUAN AKAR
MASALAH
DATA PIS PK
4. ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH
Berd asarkan analisis masalah d i atas tahap b erikutnya adalah menyusun p rog ram
keg iatan yang akan d ilakukan. Contoh p rog ram untuk mening katkan cakupan
p ersalinan Nakes d alam rang ka p enuru nan AKI antara lain :
5. RUK,RPK MASUK KE RUK, RPK DAN BUATKAN KAK
Partnership d ukun d an b idan Terinteg rasi deng an u
Penyed iaan fasilitas tempat ting g al bag i b id an d esa keg iatan UKM lainnya
Peng uatan p eran LS melalui Gerakan Sayang Ib u, d kk Puskesmas (1.1, 2.1)
KRITERIA 4.2.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Ditetapkannya indikator dan target kinerja pelayanan Ada SK Ada bukti pelaksanaan Bagaimana
kesehatan ibu, bayi dan balita yang disertai capaian dan Indikator dan pelayanan kesehatan cara
analisisnya. (R,D) target ibu, bayi dan balita puskesmas
pelayanan disertai analisisnya (penanggung
kesehatan ibu, jawab/koordin
bayi dan balita ator program)
melakukan
identifikasi
kebutuhan dan
harapan
masyarakat /
kelompok
masyarakat /
sasaran
EP 2 Ditetapkan program penurunan AKI dan AKB. (R) Ada SK, Ada bukti pelaksanaan
pedoman, program penurunan
panduan , KAK, AKI dan AKB disertai
SOP program analisisnya
penurunan AKI
dan AKB
EP 3 Tersedia alat, obat, bahan habis pakai dan prasarana Ada SK, Ada bukti pelaksanaan
pendukung pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir pedoman, penyediaan alat, obat,
termasuk standar alat kegawatdaruratan maternal dan panduan , KAK, bahan habis pakai dan
neonatal sesuai dengan standar dan dikelola sesuai dengan SOP prasarana pendukung
prosedur. (R,D, O, W) penyediaan pelayanan kesehatan
alat, obat, ibu dan bayi baru lahir
bahan habis termasuk standar alat
pakai dan kegawatdaruratan
prasarana maternal dan
pendukung neonatal sesuai
pelayanan dengan kebijakan
kesehatan ibu
dan bayi baru
lahir termasuk
standar alat
kegawatdarura
tan maternal
dan neonatal
EP 4 Dilakukan pelayanan kesehatan pada masa hamil, masa Ada SK, Ada bukti pelaksanaan
persalinan, masa sesudah melahirkan dan bayi baru lahir sesuai pedoman, pelayanan kesehatan
dengan prosedur yang ditetapkan, kewajiban penggunaan panduan , KAK, pada masa hamil,
partograph pada saat pertolongan persalinan dan upaya SOP pelayanan masa persalinan,
stabilisasi pra rujukan pada kasus komplikasi termasuk kesehatan masa sesudah
pelayanan pada Puskesmas mampu PONED sesuai dengan pada masa melahirkan dan bayi
kebijakan, pedoman/panduan, prosedur dan kerangka acuan hamil, masa baru lahir sesuai
yang telah ditetapkan. (R, D, W) persalinan, dengan kebijakan
masa sesudah
melahirkan dan
bayi baru lahir
(SK, SOP
Pelayanan ANC
Terpadu)
EP 5 Kegiatan penurunan AKI dan AKB dikoordinasikan dan 1.SK TIM : TIM DOKUMENTASIKAN
dilaksanakan sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun PENURUNAN PELAKSANAAN
bersama lintas program dan lintas sektor. (D, W) AKI DAN AKB KEGIATAN
PUSKESMAS , 1.NOTULEN LOKMIN
SK TIM LP DAN LS
PENURUNAN 2.LAPORAN MMD
AKI DAN AKB 3.LAPORAN
KECAMATAN X PELAKSANAAN
2.PEDOMAN/ SURVEILANS AKI DAN
PANDUAN AKB
PENURUNAN
AKI DAN AKB
3.KERANGKA
ACUAN
KEGIATAN
4.SOP :
MISALNYA SOP
SURVEILANS
AKI DAN AKB
EP 6 Dilakukan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut terhadap 1. Ada rencana atau
pelaksanaan program penurunan AKI dan AKB termasuk jadwal pemantauan
pelayanan kesehatan pada masa hamil, persalinan dan bayi sesuai RPK 2.
baru lahir di Puskesmas. (D, W) Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas)
3. Tersedia bukti
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan
4.Ada rencana
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan dan
penilaian 5.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
EP 7 Dilaksanakan pencatatan dan dilakukan pelaporan kepada SOP Ada bukti pencatatan
dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang Pencatatan dan dan pelaporan
telah ditetapkan. (D.W.O) pelaporan
Jumlah 0
KRITERIA 4.3.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Ditetapkannya indikator dan target kinerja imunisasi yang Ada SK Ada bukti pelaksanaan
disertai capaian dan analisisnya. (R,D) Indikator dan target kinerja
target imunisasi disertai
pelayanan analisisnya
imunisasi
EP 3 Tersedia vaksin dan logistik sesuai dengan kebutuhan program Ada SK, Ada bukti pelaksanaan
imunisai. (D,O,W) pedoman, penyediaan vaksin
panduan , KAK, dan logistik sesuai
SOP dengan kebutuhan
penyediaan program imunisai
vaksin dan sesuai dengan
logistik sesuai kebijakan
dengan
kebutuhan
program
imunisai
EP 4 Dilakukan pengelolaan vaksin untuk memastikan rantai vaksin Ada SK, Ada bukti pelaksanaan
dikelola sesuai dengan prosedur. (R,D, O, W) pedoman, pengelolaan vaksin
panduan , KAK, sesuai dengan
SOP kebijakan
pengelolaan
vaksin
EP 5 Kegiatan Peningkatan cakupan dan mutu imunisasi 1.SK TIM : TIM DOKUMENTASIKAN
dikoordinasikan dan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan PENINGKATAN PELAKSANAAN
prosedur yang telah ditetapkan bersama lintas program dan CAKUPAN DAN KEGIATAN
lintas sektor sesuai dengan kebijakan, pedoman/panduan dan MUTU 1.NOTULEN LOKMIN
kerangka acuan yang telah ditetapkan. (R,D, W) IMUNISASI LP DAN LS
PUSKESMAS 2.LAPORAN MMD
dan 3.LAPORAN
KECAMATAN X PELAKSANAAN
2.PEDOMAN/ SURVEILANS
PANDUAN IMUNISASI
PENINGKATAN
CAKUPAN DAN
MUTU
IMUNISASI
3.KERANGKA
ACUAN
KEGIATAN
4.SOP :
MISALNYA SOP
SURVEILANS
IMUNISASI; SK,
SOP MEDIA
KOMUNIKASI
EP 6 Dilakukan pemantauan, dan evaluasi serta tindaklanjut upaya 1. Ada rencana atau
perbaikan program imunisasi. (D, W) jadwal pemantauan
sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas)
3. Tersedia bukti
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan
4.Ada rencana
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan dan
penilaian 5.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
EP 7 Dilaksanakan pencatatan dan dilakukan pelaporan kepada SOP Ada bukti pencatatan
dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang Pencatatan dan dan pelaporan
telah ditetapkan. (D.W.O) pelaporan
Jumlah 0
KRITERIA 4.4.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 EP 1.Ditetapkannya indikator dan target kinerja pengendalian SK tentang Bukti pelaksanaan
tuberkulosis yang disertai capaian dan analisisnya (R,D) Penetapan Indikator dan Target
Indikator dan Kinerja Pengendalian
Target Kinerja Tuberkulosis disertai
Pengendalian capaian dan
Tuberkulosis analisisnya(pedoman
(dapat manajemen
dijadikan satu puskesmas)
SK dengan
indikator
program
lainnya).
EP 2 EP 2.Ditetapkannya rencana program penanggulangan Kerangka Ada bukti pelaksanaan
tuberkulosis ® Acuan Kegiatan Program
tentang Penanggulangan
Program Tuberkulosis
Penanggulanga
n Tuberkulosis
di Puskesmas.
(Eliminasi
tuberkulosis)
EP 3 EP 3.Ditetapkan tim TB DOTS di Puskesmas yang terdiri dari SK tentang Tim Tim yang bertanggung
dokter,perawat,analis laboratorium da petugas pencatatan TB DOTS di jawab terhadap
pelaporan terlatih ® Puskesmas. pelaksanaan program
Penanggulangan
Tuberkulosis di
Puskesmas
EP 4 EP 4.Logistik baik OAT maupun non OAT disediakan sesuai SOP Disediakan logistik Perlu dihindari
dengan kebutuhan program serta dikelola sesuai dengan Permintaan sesuai kebutuhan stock out OAT
prosedur (R,D,O,W) OAT, SOP program dan non OAT,
Penerimaan agar
OAT, SOP kesinambunga
Pengelolaan n pelayanan
OAT, SOP dan
Pendistribusian pengobatan
OAT, SOP selalu terjaga
Pemusnahan
OAT.
EP 5 EP 5.Dilakukan tata laksana kasus tuberkulosis mulai dari JUKNIS TATA Ada bukti pelaksanaan
diagnosis,penngobatan, pemantauan,evaluasi, dan tindak LAKSANA Program
lanjut sesuai dengan kebijakan,pedoman/panduan dan KASUS TBC Penanggulangan
prosedur yang telah ditetapkan (R,D,O,W) Tuberkulosis sesuai
prosedur
EP 6 EP 6. Program penanggulangan tuberkulosis dikoordinasikan Rencana KOORDINASI LINTAS
dan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disusun bersama Program SEKTOR/LINTAS
lintas program dan lintas sektor (D, W). Penanggulanga PROGRAM
n Tuberkulosis ,PELAKSANAAN,PEMA
NTAUAN
PELAKSANAAN,Pandu
an Wawancara
Monitoring
Pelaksanaan Program
Penanggulangan
Tuberkulosis
EP 7
Dilakukan pemantauan, dan evaluasi serta tindaklanjut upaya
perbaikan program penanggulangan tuberculosis. (D, W)
EP 8 Dilaksanakan pencatatan dan dilakukan pelaporan kepada SOP Ada bukti pencatatan
dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang Pencatatan dan dan pelaporan
telah ditetapkan. (D.W.O) pelaporan
Jumlah 0
Puskesmas melaksanakan pengendalian penyakit tidak menular utama yang meliputi hipertensi, diabetes mellitus, kanker payudara dan leher rahim, Pengguna layanan Rujuk Balik (PRB) Penyakit Tidak Menular (PTM) dan penyakit
kompetensi di tingkat primer, serta penanganan faktor risiko PTM.
KRITERIA 4.5.1
Program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular serta faktor resikonya direncanakan, dilaksanakan, dipantau dan ditindaklanjuti.
POKOK PIKIRAN
• Meningkatnya faktor risiko dan penyakit tidak menular berdampak pada terjadinya peningkatan angka morbiditas, mortalitas dan disablilitas, namun juga berdampak kehilangan produktivitas yang berdampak pada beban ekono
keluarga, dan masyarakat
• Upaya pengendalian penyakit tidak menular dilakukan melalui berbagai kegiatan promotif dan preventif tanpa mengesampingkan tindakan kuratif dan rehabilitatif.
• Deteksi dini atau penapisan (screening) perlu dilakukan untuk mencegah terhadinya peningkatan kasus PTM.
• Dalam upaya pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular, antara lain: pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, merokok, dan faktor risiko yang lain, dilakukan secara terintegrasi melalui pendekatan keluarga dengan PIS
• Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan tindaklanjut dilakukan secara terintegrasi lintas program dan lintas sektor.
• Rencana program penanggulangan penyakit tidak menular dan faktor risikonya disusun dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis masalah penyakit tidak menular di wilayah kerja Puskesma
program, yang terintegrasi dengan RUK dan RPK pelayanan UKM dan UKPP.
• Pengendalian PTM diselenggarakan melalui upaya antara lain:
- Penyelenggaraan UKBM melalui Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM
- Deteksi dini kanker payudara melalui SADANIS
- Deteksi kanker leher Rahim melalui pemeriksaan IVA
- Menindaklanjuti Program Rujuk Balik (PRB) PTM
- Penyelenggaraan pelayanan penyakit DM, HT, kanker payudara/leher rahim dan penyakit katastropik lainnya sesuai PPK
- Peningkatan kapasitas SDM dalam penanganan PTM dan faktor risiko PTM; dan lain-lain
• Tahapan kegiatan & pemeriksaan PTM di Posbindu meliputi: pendaftaran peserta, wawancara faktor risiko PTM, pengukuran faktor risiko PTM, pemeriksaan faktor risiko PTM, Identifikasi faktor risiko PTM, edukasi dan tindak lanju
• JUKNIS TATA LAKSANA KASUS meliputi: Diagnosis, Pengobatan, REKAM MEDIS, REGISTER LABORATORIUM, Pemantauan, Panduan Wawancara, Evaluasi, Tindak Lanjut
• Pencatatan dan pelaporan Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular; meliputi: Register kunjungan Posbindu PTM, Register Pemeriksaan IVA, Register Program Rujuk Balik, dll.
KRITERIA 4.5.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Ditetapkan indikator kinerja Pengendalian Penyakit Tidak SK tentang Tabel Capaian dan
Menular yang disertai capaian dan analisisnya. (R,D,W) Penetapan Analisis Indikator
Indikator dan Program
Target Kinerja Pengendalian
Pengendalian Penyakit Tidak
Penyakit Tidak Menular disertai
Menular (dapat capaian dan
dijadikan satu analisisnya(pedoman
SK dengan manajemen
indikator puskesmas)
program
lainnya).
EP 5 Dilakukan tata laksana Penyakit Tidak Menular secara terpadu JUKNIS TATA
mulai dari diagnosis, pengobatan, pemantauan, evaluasi, dan LAKSANA
tindak lanjut sesuai dengan panduan praktik klinis dan KASUS
algoritma pelayanan PTM oleh tenaga kesehatan yang
berkompeten. ( R,D, O, W)
EP 6 Dilakukan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut terhadap Rencana KOORDINASI LINTAS
pelaksanaan program pengendalian penyakit tidak menular. (D, Program SEKTOR/LINTAS
W) Pengendalian PROGRAM
Penyakit Tidak ,PELAKSANAAN,PEMA
Menular NTAUAN
PELAKSANAAN,Pandu
an Wawancara
Monitoring
Pelaksanaan Program
Program
Pengendalian
Penyakit Tidak
Menular
EP 7
Dilakukan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan program pengendalian penyakit tidak menular. (D,
W)
EP 8 Dilaksanakan pencatatan dan dilakukan pelaporan kepada SOP Ada bukti pencatatan
dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang Pencatatan dan dan pelaporan
telah ditetapkan. (D.W.O) pelaporan
Jumlah 0
Total Skor 0
Total EP 340
CAPAIAN 0
puan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar
SIMULASI REKOMENDASI
n evaluasinya sesuai dengan ketentuan peraturan
AH
SIMULASI REKOMENDASI
oman/panduan yang berlaku, misal dengan merujuk pada
SIMULASI REKOMENDASI
, tata laksana kasus terdiri dari pengobatan pengguna
sehatan.
SIMULASI REKOMENDASI
Menular (PTM) dan penyakit katastropik lainnya sesuai
SIMULASI REKOMENDASI
0.00%
BAB.V. Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP).
Puskesmas :
Kab./Kota :
Tanggal :
Surveior :
STANDAR 5.1.
Peningkatan Mutu dilaksanakan secara berkesinambungan
KRITERIA 5.1.1
Kepala Puskesmas menetapkan Tim dan Program Peningkatan Mutu Puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Penetapan tim atau petugas yang diberi tanggungjawab terhadap Peningkatan Mutu, Keselamatan Pasien, PPI dan Manajemen Risiko
• Persyaratan kompetensi : sarjana kesehatan, mempunyai kapasitas terkait pengelolaan mutu, keselamatan pasien, manajemen risiko, dan PPI, serta mempunyai pengalaman kerja di Puskesmas
• Uraian tugas : melakukan fasilitasi, koordinasi, pemantauan dan membudayakan kegiatan peningkatan mutu, keselamatan pasien, manajemen risiko, dan pencegahan dan pengendalian infeksi. Para tim tersebut juga harus menj
dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan.
• Kebijakan dan prosedur serta pedoman sebagai acuan Kepala Puskesmas, Penanggung jawab upaya pelayanan puskesmas dan koordinator dan pelaksana kegiatan puskesmas dalam hal; 1) peningkatan mutu, 2) keselamatan pas
pencegahan dan pengendalian infeksi.
• Kepala Puskesmas memfasilitasi, mengalokasikan, dan menyediakan sumber daya.
• Program Mutu dan Keselamatan, Program Manajemen Risiko, Program PPI
• Pengawasan, pengendalian, penilaian, tindak lanjut dan upaya perbaikan berkelanjutan.
• Hasil pemantauan dilakukan penilaian kesesuaian dengan target untuk disusun RTL perbaikan mutu. Bukti pertemuan evaluasi yang dapat dilakukan pada pertemuan RTM maupun Lokmin Lintas Program
KRITERIA 5.1.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1. Kepala Puskesmas menetapkan program peningkatan mutu SK PJ Mutu dan Bukti komitmen Pemahaman
dan tim atau petugas yang diberi tanggungjawab untuk Tim mutu, kepala Puskesmas dan petugas
peningkatan mutu, keselamatan pasien, manajemen resiko dan dengan uraian tim Mutu, bukti terhadap
PPI yang memenuhi persyaratan kompetensi yang dilengkapi tugas dan penyusunan program Program
dengan uraian tugas masing-masing (R, D, W) fungsi; SK secara kolaboratif , peningkatan
program bukti perencanaan mutu, Program
peningkatan Program peningkatan Keselamatan
mutu, mutu, Keselamatan Pasien,
Pedoman Pasien, manajemen Program
Mutu, Program resiko dan PPI, bukti manajemen
peningkatan sosialisasi program, resiko dan
mutu, Program Bukti pelatihan tim Program PPI
Keselamatan Mutu,Data capaian
Pasien, kinerja 2 tahun
Program terakhir, evaluasi
manajemen program UKM, UKP,
risiko dan admen, PIS-PK,PKP,
Program PPI, SPM
SOP
EP 2
Jumlah 0
KRITERIA 5.1.2.
5.1.2. Kepala Puskesmas dan tim atau petugas yang diberi tanggung jawab untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien berkomitmen untuk membudayakan peningkatan mutu secara berkesinambungan melalui pengelolaan in
POKOK PIKIRAN
• Penetapan area prioritas Puskesmas untuk perbaikan mutu sesuai prioritas masalah di wilayah kerja Puskesmas
• Indikator mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas berdasarkan regulasi terdiri dari Indikator mandatori dan indikator non mandatori
• Indikator mutu mandatori yaitu 6 INM; 1. Indikator kepatuhan identifikasi pasien; 2. Indikator kepatuhan kebersihan tangan (KKT); 3. Indikator kepatuhan penggunaan APD; 4. Indikator pelayanan ibu hamil; 5. Indikator TB; 6. Ind
• Indikator mutu non mandatori adalah indikator yang disusun berdasarkan permasalahan yang ada/dihadapi di masing-masing puskesmas. Berupa 1. Indikator Mutu Prioritas Puskesmas (IMPP) dan 2. Indikator mutu di masing-m
• Indikator mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas berdasarkan tujuan terdiri dari Indikator untuk merepresentasi mutu dan indikator untuk melakukan upaya perbaikan
• Indikator mutu yang merepresentasikan mutu layanan kesehatan adalah indikator yang digunakan untuk menilai apakah suatu layanan yang diterima bermutu atau tidak. Yaitu 1. Indikator Nasional Mutu Puskesmas (INM) dan 2
Pasien (SKP)
• Indikator mutu untuk upaya perbaikan merupakan indikator yang menggambarkan upaya yang harus dilakukan karena target/capaian indikator tidak tercapai sesuai standar; Upaya perbaikan karena : 1. capaian yang tidak tercap
yang lebih rendah dari mitra kaji banding, 3. capaian yang tidak sesuai harapan pengguna, 4. capaian yang lebih berpeluang untuk ditingkatkan
• Indikator Mutu :
a. Indikator Mutu Prioritas Tingkat Puskesmas (IMPP) adalah indikator mutu yang ditetapkan berdasarkan area prioritas Puskesmas untuk perbaikan mutu sesuai prioritas masalah di wilayah kerja Puskesmas
b. Indikator Mutu Prioritas Program
- Indikator Mutu Nasional (INM) adalah indikator mutu yang ditetapkan oleh Kemenkes untuk dilakukan pengukuran oleh seluruh Puskesmas di Indonesia (mandatori)
- Indikator Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) adalah indikator mutu SKP yang ditetapkan oleh Puskesmas berdasarkan masalah keselamatan pasien di Puskesmas di luar dari indikator mutu SKP yang telah ditetapkan dalam INM.
• Indikator mutu yang sudah tercapai dan dapat dipertahankan selama tahun berjalan maka dapat diganti dengan indikator mutu baru. Indikator mutu yang belum mencapai target dapat tetap diukur di tahun berikutnya.
KRITERIA 5.1.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1. Terdapat kebijakan tentang prioritas peningkatan mutu SK Indikator Bukti pertemuan
pelayanan dan pencapaian sasaran keselamatan pasien dan Mutu pemilihan/Penetapan
PPI. ( R ) Puskesmas area prioritas
(meliputi perbaikan Puskesmas
Indikator
Nasional Mutu,
Indikator Mutu
Prioritas,
Indikator
Sasaran
Keselamatan
Pasien,
Indikator PPI)
beserta profil
indikatornya
EP 2 2. Dilakukan pengumpulan dan analisis capaian indikator mutu Data capaian indikator Cara
dan Sasaran Keselamatan Pasien. (D, W) mutu dan Sasaran pengumpulan
Keselamatan Pasien data,
serta analisisnya pengambilan
sampel dan
analisis
capaian2
indikator mutu
dan Sasaran
Keselamatan
Pasien
EP 3 3. Dilakukan evaluasi efektivitas upaya peningkatan mutu Bukti evaluasi upaya Hasil analisis
puskesmas berdasarkan hasil analisis capaian Indikator Mutu peningkatan mutu, capaian
Puskesmas. (D, W) hasil analisis capaian indikator mutu
indikator2 mutu
EP 4 4. Terdapat rencana peningkatan pengetahuan dan Rencana dan Rencana
keterampilan staf yang terlibat dalam perencanaan dan Kerangka Acuan peningkatan
perbaikan mutu sesuai dengan peran masing-masing. (D, W) Kegiatan peningkatan pengetahuan
pengetahuan dan dan
keterampilan staf keterampilan
yang terlibat dalam staf yang
perencanaan dan terlibat dalam
perbaikan mutu. Bukti perencanaan
pelaksanaan kegiatan dan perbaikan
mutu
Jumlah 0
KRITERIA 5.1.3.
5.1.3. Dilakukan analisis dan validasi terhadap hasil pengumpulan data indikator mutu sebagai informasi yang menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk peningkatan mutu Puskesmas.
POKOK PIKIRAN
• Tujuan Validasi untuk menjamin data indikator mutu akurat/shahih agar dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan, perubahan kebijakan, perbaikan dan memberikan informasi pada masyarakat.
• Kapan validasi dilakukan, jika :
- terdapat indikator baru yang diterapkan untuk menilai mutu pelayanan
- terdapat indikator mutu yang akan ditampilkan kepada masyarakat melalui media informasi yang ditetapkan
- terdapat perubahan pada metode pengukuran yang ada, antara lain: perubahan numerator atau denominator, perubahan metode pengumpulan, perubahan sumber data, perubahan subjek pengumpulan data, perubahan definisi
• Dalam rangka mencapai sebuah kesimpulan dan membuat keputusan maka data harus digabungkan, dianalisis dan diubah menjadi informasi yang berguna.
• Dalam menetapkan frekuensi pengumpulan data dan analisisnya harus mempertimbangkan kebutuhan untuk perbaikan mutu kegiatan pelayanan.
• Analisis data dapat dilakukan dengan membandingkan data-data puskesmas melalui kaji banding dalam empat hal : melihat kecenderungan (trend), membandingkan dengan puskesmas lain, membandingkan dengan standar, jika
dengan praktik yang diinginkan dalam literatur (best practice)
KRITERIA 5.1.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1. Dilakukan pengumpulan data hasil pengukuran indikator Bukti pengumpulan cara
mutu menggunakan metode dan teknik statistik sesuai data indikator mutu pengumpulan
kebutuhan. (D, W) menggunakan aplikasi data hasil
INM maupun manual pengukuran
indikator mutu
EP 2 2. Dilakukan validasi data hasil pengumpulan pengukuran Surat tugas tim Cara Tanyakan
indikator sebagaimana diminta pada pokok pikiran. (D, O, W) validasi data.Bukti melakukan kepada
validasi data indikator validasi data petugas cara
mutu IMPP, INM, SKP, dan hasil input dan
Indikator Mutu validasi validasi data
Pelayanan dan PPI indikator mutu
EP 3 3. Terdapat analisis data yang dilakukan melalui kaji banding Bukti puskesmas cara
seperti yang disebutkan dalam pokok pikiran dan hasilnya melakukan analisis melakukan
disampaikan kepada Kepala Puskesmas untuk tindak lanjut (contohnya melihat analisis;
perbaikan. (D, W) trend dari waktu ke Pemahaman
waktu); Dokumen kaji kaji banding
banding data indikator mutu
indikator mutu
EP 4
4. Dilakukan penyampaian informasi tentang kinerja mutu
kepada masyarakat. (D, W)
Jumlah 0
STANDAR 5.1.4
Peningkatan mutu dicapai dan dipertahankan
POKOK PIKIRAN
Metode untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu dan keselamatan pasien/masyarakat antara lain dapat menggunakan siklus Plan (merencanakan perbaikan), Do (uji coba perbaikan), Study (mempelajari/menganalisis has
(menindak lanjuti hasil analisis uji coba perbaikan).
Setelah perbaikan direncanakan, dilakukan uji coba perubahan dan dipelajari hasilnya dengan mengumpulkan data selama kegiatan uji coba, dan dilakukan penilaian kembali untuk membuktikan bahwa perubahan yang dilakukan b
Dengan demikian dapat dipastikan bahwa dilakukan proses perbaikan berkelanjutan berdasarkan pengumpulan dan analisis data secara berkesinambungkan.
Perubahan yang efektif yang dapat dilakukan antara lain adalah: perbaikan kebijakan, perbaikan alur pelayanan, perbaikan standar operasional prosedur, pendidikan staf, ketepatan waktu ketersediaan peralatan, dan berbagai ben
perubahan tersebut dinilai efektif, maka dapat dilakukan replikasi ke unit kerja yang lain.
KRITERIA 5.1.4. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Terdapat bukti Puskesmas telah membuat rencana perbaikan Hasil pengukuran PDSA mulai
mutu dan keselamatan pasien dan telah diujicobakan /pengumpulan data dari
berdasarkan hasil capaian indikator mutu ( D,W) capaian indikator perencanaan,
mutu secara periodik, perbaikan, uji
analisis dan tindak coba
lanjut. Bukti dilakukan
PDSA mulai dari
perencanaan
perbaikan mutu dan
keselamatan pasien
berdasarkan hasil
capaian indikator
mutu. Bukti
melakukan perbaikan
dan uji coba
EP 2 Terdapat bukti Puskesmas telah melakukan evaluasi dan tindak Bukti PDSA :dilakukan evaluasi dan
lanjut terhadap hasil uji coba perbaikan ( D,W) evaluasi hasil uji coba tindak lanjut
perbaikan. Bukti terhadap hasil
tindak lanjut uji coba
perbaikan perbaikan
( perubahan
kebijakan, prosedur,
replikasi?)
STANDAR 5.2
Program manajemen risiko digunakan untuk melakukan identifikasi, analisa dan penatalaksanaan risiko untuk mengurangi cedera, dan mengurangi risiko lain terhadap keselamatan pasien, staf dan sasaran pelayanan UKM serta ma
KRITERIA 5.2.1
Risiko dalam penyelenggaraan berbagai upaya Puskesmas terhadap pengguna layanan, keluarga, masyarakat, petugas dan lingkungan diidentifikasi, dianalisis dan dilakukan penatalaksanaannya
POKOK PIKIRAN
• Manajemen risiko merupakan pendekatan proaktif yang komponen-komponen pentingnya meliputi:
- identifikasi risiko
- prioritas risiko
- pelaporan risiko
- manajemen risiko
- investigasi terhadap insiden yang terjadi baik pada pengguna layanan, petugas, keluarga dan pengunjung
- manajemen terkait tuntutan (klaim)
• Identifikasi Risiko terhadap kejadian/insiden yang sudah terjadi didokumentasikan dalam Register Risiko. Sedangkan risiko yang belum terjadi dan berpotensi menimbulkan kejadian/insiden didokumentasikan pada Identifikasi D
• Kategori risiko di puskesmas adalah risiko yang mungkin ataupun telah terjadi terkait dengan KMP (kepemimpinan dan manajemen puskesmas), UKPP (Upaya Kesehatan Perseorangan dan Penunjang) dan UKM (Upaya Kesehatan
• Register Risiko dan Identifikasi Daftar Potensi Risiko harus dibuat sebagai dasar penyusunan Program Manajemen Risiko dan untuk membantu petugas Puskesmas mengenal dan mewaspadai kemungkinan risiko dan akibatnya.
KRITERIA 5.2.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan identifikasi, analisis dan upaya untuk meminimalkan Register Risiko. Bukti Cara
dan atau memitigasi risiko yang dapat terjadi dalam area KMP, pertemuan identifikasi melakukan
UKM dan UKPP (D,W) dan analisis risiko identifikasi dan
analisis risiko
yang sudah
terjadi dalam
area KMP,
UKM dan UKPP
EP 2 Hasil identifikasi, analisis dan upaya untuk meminimalkan dan Identifikasi Daftar Cara
atau memitigasi resiko yang dapat terjadi di dokumentasikan Potensi Risiko.Bukti melakukan
dalam register resiko (D) pertemuan identifikasi identifikasi dan
dan analisis risiko analisis potensi
risiko yang
belum terjadi
dalam area
KMP, UKM dan
UKPP
Jumlah 0
KRITERIA 5.2.2.
Risiko dalam penyelenggaraan berbagai upaya Puskesmas terhadap pengguna layanan, keluarga, masyarakat, petugas dan lingkungan yang telah diidentifikasi, dianalisis dan ditindak lanjuti.
POKOK PIKIRAN
• Program Manajemen Risiko (MR) yang berisi strategi dan kegiatan untuk mereduksi atau memitigasi risiko, disusun setiap tahun, terintegrasi dalam perencanaan Puskesmas.
• Pelaksanaan program manajemen risiko yang terdiri dari proses manajemen risiko berupa identifikasi, analisis, penatalaksanaan risiko dan monitor perbaikannya untuk menentukan strategi reduksi dan mitigasi risiko.
• Satu alat/metode analisis proaktif terhadap proses kritis dan beresiko tinggi adalah failure mode effect analysis (analisis efek modus kegagalan) untuk menganalisis minimal satu proses kritis atau berisiko tinggi yang dipilih setiap
KRITERIA 5.2.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Program manajemen risiko disusun berdasar analisi kejadian Bukti penyusunan Proses
yang sudah terjadi dan hasil identifikasi proses berisiko tinggi Program Manajemen penyusunan
dan menjadi bagian terintegrasi dalam perencanaan Risiko. Ada analisa Program
Puskesmas. (D,W) kejadian yang sudah Manajemen
terjadi ( RR) . Ada Risiko.
analisa hasil Pelaksanaan
identifikasi proses program sesuai
berisiko tinggi . Hasil rencana
analisa terintegrasi
dalam RUK
Puskesmas. Bukti
pelaksanaan program
sesuai rencana
EP 2 Dilakukan penatalaksanaan risiko berupa strategi reduksi dan Bukti tatalaksana penatalaksanaa
mitigasi risiko dan pemantauan pelaksanaan tata laksana program yang disusun n risiko
terkait kesehatan dan keselamatan kerja, sarana prasarana dan ( reduksi dan mitigasi
infeksi. (D,W) risiko). Bukti
pemantauan
pelaksanaan tata
laksana terkait K3,
sarpras dan infeksi
EP 3 Dilakukan pelaporan kepada kepala puskesmas dan dinas Laporan hasil program hasil program
kesehatan daerah kab/kota sefta didokumentasikan kepada manajemen risiko, manajemen
pemangku kepentingan tentang hasil program manajemen rencana tindak lanjut risiko, rencana
risiko dan rencana tindak lanjut risiko yang telah diidentifikasi. dan tindaklanjut risiko tindak lanjut
(D,W) dan
tindaklanjut
risiko
EP 4 Ada bukti puskesmas telah melakukan dan menindaklanjuti Bukti FMEA proses berisiko
failure mode effect analysis (analisis efek modus kegagalan) tinggi yang
setahun sekali pada proses berisiko tinggi yang diprioritaskan. diprioritaskan
(D,W)
Jumlah 0
STANDAR 5.3.
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
KRITERIA 5.3.1
Proses identifikasi pasien dilakukan dengan benar
POKOK PIKIRAN
• Salah identifikasi pasien dapat terjadi di Puskesmas baik proses pelayanan sebagai akibat dari kelalaian petugas, kondisi kesadaran pasien, perpindahan tempat tidur dan kondisi lain yang menyebabkan terjadinya salah identitas
• Kebijakan dan prosedur identifikasi pasien perlu disusun termasuk identifikasi pasien pada kondisi tertentu, misalnya pasien tidak dapat menyebutkan identitas, penurunan kesadaran, koma, gangguan jiwa, datang tanpa identita
mempunyai nama yang sama atau mirip.
• Identifikasi harus dilakukan minimal dengan dua cara yang relatif tidak berubah, antara lain: nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medis, dan nomor induk kependudukan, dan tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lo
• Proses identifikasi dengan benar harus dilakukan mulai dari skrining, pada saat pendaftaran, setiap akan melakukan prosedur diagnostik, prosedur tindakan, pemberian obat dan pemberian diit.
KRITERIA 5.3.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan identifikasi pasien sebelum dilakukan prosedur SK dan SOP Bukti dilakukan Pelaksanaan Pasien/
diagnostik, tindakan, pemberian obat, pemberian imunisasi dan identifikasi identifikasi sesuai identifikasi petugas:
pemberian diit, sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang pasien prosedur sebelum pasien sebelum apakah d
ditetapkan. (D, O, W) dilakukan prosedur dilakukan ilakukan
diagnostik, tindakan, prosedur identifikasi
pemberian obat, diagnostik, pasien sebelum
pemberian imunisasi tindakan, dilakukan
dan pemberian diit pemberian prosedur
obat, diagnostik,
pemberian tindakan,
imunisasi dan pemberian
pemberian diit obat,
pemberian
imunisasi dan
pemberian diit
EP 2 Dilakukan prosedur tepat identifikasi pada kondisi khusus Bukti dilakukan Pelaksanaan Pasien/
seperti disebutkan pada pokok pikiran (D,O,W) prosedur tepat identifikasi petugas:
identifikasi pada pasien pada apakah d
kondisi kondisi ilakukan
khusus,misalnya khusus,misalny identifikasi
pasien tidak dapat a pasien tidak pasien sebelum
menyebutkan dapat dilakukan
identitas, penurunan menyebutkan prosedur
kesadaran, koma, identitas, diagnostik,
gangguan jiwa, datang penurunan tindakan,
tanpa identitas yang kesadaran, pemberian
jelas, dua atau lebih koma, obat,
pasien mempunyai gangguan jiwa, pemberian
nama yang sama atau datang tanpa imunisasi dan
mirip. identitas yang pemberian diit
jelas, dua atau
lebih pasien
mempunyai
nama yang
sama atau
mirip.
Jumlah 0
KRITERIA 5.3.2
Proses untuk meningkatkan efektifitas komunikasi dalam pemberian asuhan ditetapkan dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN
• Kesalahan pembuatan keputusan klinis, tindakan dan pengobatan dapat terjadi akibat komunikasi yang tidak efektif dalam proses asuhan pasien
• Komunikasi yang rentan terjadi kesalahan antara lain: 1) terjadi pada saat pemberian perintah secara verbal, 2) pemberian perintah verbal melalui telepon, 3) penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang diagnostis, 4) s
pemindahan pasien dari unit yang satu ke unit yang lain
• Kebijakan dan prosedur komunikasi efektif perlu disusun dan diterapkan dalam penyampaian pesan verbal, pesan verbal lewat telpon, penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang diagnostik, serah terima pasien pada s
terima dari unit yang satu ke unit yang lain, misalnya untuk pemeriksaan penunjang dan pemindahan pasien ke unit lain.
• Pelaporan kondisi pasien dalam komunikasi verbal atau lewat telepon antara lain dapat dilakukan dengan menggunakan teknik SBAR (Situation, Background, Asessment, Recommendation).
• Pelaksanaan komunikasi efektif verbal atau lewat telepon ditulis lengkap (T), dibaca ulang oleh penerima perintah (B) dan dikonfirmasi kepada pemberi perintah (K)
• Nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang yang berada di luar rentang angka normal secara mencolok harus ditetapkan dan segera dilaporkan oleh tenaga kesehatan yang bertanggungjawab dalam pelayanan penunjang kepada do
sesuai dengan ketentuan waktu yang ditetapkan oleh Puskesmas.
KRITERIA 5.3.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Pemberian perintah secara verbal ditulis lengkap dan dibaca SK dan SOP Bukti dilakukan Pelaksanaan Petugas: proses
ulang oleh penerima perintah serta dikonfirmasi oleh pemberi komunikasi komunikasi komunikasi komunikasi
perintah. (D, O, W) efektif efektif/SBAR dalam efektif dalam efektif dalam
pemberian asuhan pemberian pemberian
( CPPT rekam medis) asuhan pasien asuhan pasien
EP 2 Pelaporan kondisi pasien dan pelaporan nilai kritis hasil Bukti pelaporan Pelaksanaan Petugas:Pelapo
pemeriksaan laboratorium ditulis lengkap, dibaca ulang oleh kondisi pasien (TBK) . komunikasi ran kondisi
penerima pesan dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan Bukti pelaporan dalam efektif dalam pasien dalam
dilakukan sesuai prosedur dan dicatat dalam rekam medis, form pelaporan nilai pemberian komunikasi
termasuk identifikasi kepada siapa nilai kritis hasil pemeriksaan kritis asuhan pasien verbal atau
laboratorium dilaporkan. (D, O, W, S) lewat telepon
EP 3 Proses komunikasi serah terima pasien yang memuat hal-hal Bukti komunikasi saat Proses Petugas:Proses
kritial dilakukan secara konsisten sesuai dengan prosedur, serah terima pasien komunikasi komunikasi
metode dan menggunakan form yang dibakukan. (D, O, W, S) (form serah terima serah terima serah terima
pasien) pasien pasien
Jumlah 0
KRITERIA 5.3.3
Proses untuk meningkatkan keamanan terhadap obat-obat yang perlu diwaspadai ditetapkan dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN
• Pemberian obat pada pasien perlu dikelola dengan baik dalam upaya keselamatan pasien. Kesalahan penggunaan obat-obat perlu diwaspadai dapat menimbulkan cedera pada pasien.
• Obat yang perlu diwaspadai (high alert) adalah obat-obat yang dalam penggunaannya sering menyebabkan kesalahan dan/atau kejadian sentinel, beresiko tinggi untuk penyalahgunaan, antara lain: obat-obatan dengan rentang
koagulan, kemoterapi, obat-obatan psikoterapi, narkotika dan obat-obatan dengan nama serupa dan rupa mirip.
• Kesalahan pemberian obat dapat juga terjadi akibat adanya obat dengan nama dan rupa obat mirip (look alike sound alike)
KRITERIA 5.3.3 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Disusun daftar obat yang perlu diwaspadai dan obat dengan SK daftar obat Daftar obat yang perlu pelabelan, Petugas
nama atau rupa mirip serta dilakukan pelabelan dan penataan dan SOP diwaspadai ( high penataan dan farmasi dan
obat yang perlu diwaspadai dan obat dengan nama atau rupa pengawasan alert) dan obat penyimpanan medis :pengaw
mirip sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang disusun. dan dengan nama atau obat yang perlu asan dan
(D,O, W) pengendalian rupa mirip ( diwaspadai dan pengendalian
penggunaan LASA/NORUM) obat dengan penggunaan
obat nama atau obat
psikotropika/n rupa mirip psikotropika/n
arkotika dan arkotika dan
high alert high alert
EP 2 Dilakukan pengawasan dan pengendalian penggunaan obat- Bukti pengawasan dan Petugas
obatan psikotropika/narkotika dan obat-obatan lain yang perlu pengendalian farmasi dan
diwaspadai (high alert). (D, W) penggunaan obat medis :pengaw
psikotropika/narkotik asan dan
a dan high alert pengendalian,p
enggunaan
obat
psikotropika/n
arkotika dan
high alert
Jumlah 0
KRITERIA 5.3.4
Proses untuk memastikan tepat pasien, tepat prosedur, tepat sisi pada pasien yang menjalani operasi/tindakan medis ditetapkan dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN
• Terjadinya cedera dan kejadian tidak diharapkan dapat diakibatkan oleh salah orang, salah prosedur, salah sisi pada pemberian tindakan invasif atau tindakan pada pasien.
• Puskesmas harus menetapkan tindkan operatif, tindakan invasif dan prosedurnya, yang meliputi semua tindakan yang meliputi sayatan/insisi atau tusukan, pengambilan jaringan, pencabutan gigi, pemasangan implan dan tindak
yang menjadi kewenangan puskesmas sebagi fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama.
• Puskesmas harus mengembangkan suatu sistem untuk memastikan benar pasien, benar prosedur, benar sisi jika melakukan tindakan dengan menerapkan Protokol Umum (Universal Protocol), yang meliputi:
- Proses verifikasi sebelum dilakukan tindakan
- Penandaan sisi yang akan dilakukan tindakan / prosedur; dan
- Time out yang dilakukan segera sebelum dimulainya prosedur
KRITERIA 5.3.4 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan penandaan sisi operasi / tindakan medis secara SK dan SOP Penandaan sisi Tenaga medis/
konsisten oleh pemberi pelayanan yang akan melakukan Penandaan operasi/tindak pasien:
tindakan sesuai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. (O, lokasi pra an medis penandaan sisi
W) operasi/tindak operasi/tindak
an medis an medis
EP 2 Dilakukan verifikasi sebelum operasi/tindakan medis untuk Bukti proses verifikasi verifikasi Petugas:
memastikan prosedur telah dilakukan dengan benar. (D, O, W) sebelum tindakan sebelum pelaksanaan
dilakukan ( Form tindakan verifikasi
penandaan lokasi sebelum
operasi/tindakan tindakan
medis)
EP 3 Dilakukan time-out sebelum operasi/tindakan medis, untuk bukti dilakukan time- Petugas :Pelaks
memastikan semua pertanyaan sudah terjawab atau out sebelum operasi anaan time-out
meluruskan kerancuan. (D,W) sebelum
operasi/tindak
an medis
Jumlah 0
KRITERIA 5.3.5
Proses untuk mengurangi resiko jatuh disusun dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN
• Penapisan resiko jatuh dilakukan pada pasien rawat jalan dengan mempertimbangkan:
1. kondisi pasien; contoh: pasien geriatri, dizzines, vertigo, gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, penggunaan obat, sedasi, status kesadaran dan atau kejiwaan, konsumsi alkohol
2. diagnosis; contoh: pasien dengan diagnosis penyakit Parkinson
3. situasi; pasien mendapatkan sedasi atau pasien dengan riwayat tirah baring lama yang akan dipindahkan untuk pemeriksaan penunjang dari ambulans, perubahan posisi akan mengakibatkan risiko jatuh
4. lokasi; hasil identifikasi area-area di Puskesmas yang berisiko terjadi pasien jatuh, antara lain lokasi yang dengan kendala penerangan atau mempunyai barrier/penghalang yang lain, misalnya tempat pelayanan fisioterapi, tangg
KRITERIA 5.3.5 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan penapisan pasien dengan risiko jatuh sesuai dengan SK dan SOP Petugas: Petugas :
kebijakan dan prosedur serta dilakukan upaya untuk penapisan penapisan upaya
mengurangi risiko tersebut. (O, W, S) pasien dengan pasien risiko penapisan
risiko jatuh jatuh dan pasien dengan
tindak risiko jatuh
lanjutnya
EP 2 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut untuk mengurangi risiko Bukti evaluasi dan Tindak lanjut Petugas:
terhadap situasi dan lokasi yang diidentifikasi berisiko terjadi tindak lanjut untuk terhadap tindak lanjut
pasien jatuh. (D, O, W) mengurangi resiko situasi dan untuk
pasien jatuh lokasi yang mengurangi
diidentifikasi risiko terhadap
berisiko terjadi situasi dan
pasien jatuh. lokasi yang
diidentifikasi
berisiko terjadi
pasien jatuh.
Jumlah 0
STANDAR 5.4
Puskesmas menetapkan sistem pelaporan insiden keselamatan pasien dan pengembangan budaya keselamatan
KRITERIA 5.4.1
Dilakukan pelaporan, dokumentasi, analisis dan penyusunan rencana penyelesaian masalah, upaya perbaikan dan pencegahan insiden keselamatan pasien
POKOK PIKIRAN
• Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien.
• Insiden keselamatan pasien terdiri atas: 1)Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), 2)Kejadian Nyaris Cedera (KNC), 3)Kejadian Tidak Cedera (KTC), 4)Kejadian Potensial Cedera (KPC) dan 5)Kejadian Sentinel (KS)
• Pelaporan insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut pelaporan insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien. Pelaporan insiden terdiri dari Laporan Insiden Internal dan La
• Puskesmas perlu melakukan analisis dengan menggunakan matriks grading risiko yang akan menentukan jenis investigasi insiden yang akan dilakukan setelah Laporan Insiden Internal. Investigasi terdiri dari Investigasi sederhana
• Pelaporan insiden keselamatan pasien dilaporkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KRITERIA 5.4.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan pelaporan jika terjadi insiden sesuai kebijakan dan SK dan SOP Laporan insiden Tim
prosedur yang ditetapkan kepada tim keselamatan pasien yang pelaporan internal,analisa risiko, keselamatan
disertai dengan analisis, investigasi insiden dan tindak lanjut insiden investigasi insiden, pasien:
terhadap insiden ( D,W) keselamatan dan tindak lanjut prosedur
pasien insiden pelaporan jika
terjadi insiden
Jumlah 0
KRITERIA 5.4.2
Tenaga kesehatan pemberi asuhan berperan penting dalam memperbaiki perilaku dalam pemberian pelayanan yang mencerminkan budaya mutu dan budaya keselamatan.
POKOK PIKIRAN
• Upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien menjadi tanggungjawab seluruh tenaga kesehatan yang memberikan asuhan pasien
• Perilaku terkait budaya keselamatan berupa:
a. penyediaan layanan yang baik, termasuk pengambilan keputusan bersama
b. bekerjasama dengan pasien atau klien
c. bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
d. bekerjasama dengan sistem layanan kesehatan
e. meminimalkan risiko
f. mempertahankan kinerja profesional
g. perilaku profesional dan beretika
h. memastikan pelaksanaan proses pelayanan yang terstandar
i. upaya peningkatan mutu dan keselamatan termasuk keterlibatan dalam pelaporan dan tindak lanjut insiden
• Mutu layanan klinis tidak hanya ditentukan oleh sistem pelayanan yang ada, tetapi juga perilaku dalam pemberian pelayanan. Tenaga kesehatan perlu melakukan evaluasi terhadap perilaku dalam pemberian pelayanan dan mela
sistem pelayanan maupun perilaku pelayanan yang mencerminkan budaya keselamatan dan budaya perbaikan pelayanan klinis yang berkelanjutan.
KRITERIA 5.4.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan identifikasi dan pelaporan perilaku yang tidak SK tentang Bukti penyusunan Petugas: Petugas
mendukung budaya keselamatan/"tidak dapat diterima" dan standar Standar Perilaku, pelaksanaan kesehatan:
upaya perbaikannya ( D, O,W) perilaku yang Form pelaporan standar pemahaman
mendukung perilaku yang tidak perilaku yang tentang
budaya sesuai / tidak mendukung standar
keselamatan, mendukung budaya budaya mutu perilaku dan
perilaku yang keselamatan pasien. dan penerapan
tidak boleh. Tindak lanjut laporan keselamatan budaya mutu
SOP tentang perilaku yang tidak pasien dan
pelaporan jika sesuai keselamatan
mengalami pasien
perlakuan yang
tidak sesuai.
EP 2 Dilakukan edukasi tentang mutu klinis dan keselamatan pasien KAK pendidikan dan Tenaga
pada tenaga kesehatan pemberi asuhan ( D,W) pelatihan atau kesehatan
Workshop Mutu dan pemberi
Keselamatan Pasien. asuhan:
Bukti pelaksanaan tentang
Diklat atau Workshop penerapan
mutu dan budaya mutu
keselamatan pasien klinis dan
pada semua nakes keselamatan
pemberi asuhan pasien
Jumlah 0
STANDAR 5.5.
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dilaksanakan untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan
KRITERIA 5.5.1.
Regulasi dan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dilaksanakan oleh seluruh karyawan Puskesmas secara komprehensif untuk mencegah dan meminimalkan risiko terjadinya infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehat
POKOK PIKIRAN
• Sumber rujukan utama yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman PPI di Fasyankes dan Petunjuk Teknis PPI di FKTP tahun 2020
• Puskesmas perlu menyusun program PPI yang meliputi kewaspadaan isolasi yang terdiri dari kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan transmisi; pendidikan dan pelatihan PPI (dapat berupa pelatihan atau workshop)
dan keluarga serta masyarakat; penyusunan dan penerapan bundles infeksi terkait pelayanan kesehatan serta penggunaan anti mikroba secara bijak.
• Kegiatan yang tercantum dalam program PPI tergantung pada kompleksitas kegiatan klinis dan pelayanan puskesmas, besar kecilnya area puskesmas, tingkat risiko dan cakupan populasi yang dilayani, geografis, jumlah & jenis pe
dan merupakan bagian terintegrasi dengan Program Peningkatan Mutu
• Untuk memantau dan menilai pelaksanaan program PPI disusun indikator-indikator sebagai bukti dilaksanakannya kegiatan-kegiatan yang direncanakan
KRITERIA 5.5.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Puskesmas menyusun rencana dan melaksanakan program PPI SK , Pedoman KAK Program PPI.Bukti Pelaksanaan
secara komprehensif dalam penyelenggaraan pelayanan di dan SOP PPI proses penyusunan program PPI di
puskesmas ( R, D, O) program dan puskesmas
indikator
PPI.Dokumen
perencanaan sd
penyusunan RUK, RPK
Program PPI
Puskesmas yang
terintegrasi dg
perencanaan Pusk,
bukti Pelaksanaan
kegiatan dalam
program PPI di
puskesmas
EP 2 Dilakukan pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap SK indikator PPI Pengumpulan data Pemantauan,
pelaksanaan program PPI dengan menggunakan indikator yang dan profil capaian indikator PPI. evaluasi dan
ditetapkan ( D, W) indikatornya Bukti pelaksanaan tindak lanjut
program PPI.Analisa, pelaksanaan
evaluasi dan program PPI
rencana/tindak lanjut dengan
program PPI setiap menggunakan
bulan.Bukti indikator yang
pemantauan/ ditetapkan
pelaporan hasil audit
PPI setiap bulan oleh
tim PPI. Laporan
surveillance tiap
bulan. Laporan PPI ke
Kepala Puskesmas
Jumlah 0
KRITERIA 5.5.2.
Dilakukan identifikasi risiko-risiko infeksi dalam penyelenggaraan pelayanan sebagai dasar untuk menyusun dan menerapkan strategi untuk mengurangi risiko-risiko tersebut
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas melakukan identifikasi dan kajian risiko baik dalam penyelenggaraan pelayanan upaya kesehatan perseorangan maupun upaya kesehatan masyarakat yang mungkin atau pernah terjadi terhadap pasien, pengunjung, pe
• Berdasarkan hasil kajian tersebut disusun strategi dalam pencegahan dan pengendalian infeksi melalui dengan menerapkan program PPI yang terdiri dari kewaspdaan isolasi yang terdiri dari dua lapis yaitu kewaspadaan standar
transmisi, penggunaan anti mikroba secara bijak dan pelaksanaan bundles infeksi terkait pelayanan kesehatan antara lain infeksi aliran darah primer, infeksi daerah operasi, infeksi saluran kemih akibat pemasangan kateter, dan in
terjadi akibat pelayanan kesehatan
• ICRA (Infection Control Risk Assesment) merupakan program penilaian risiko pengendalian infeksi melalui proses multidisiplin yang berfokus pada pengurangan risiko dari infeksi ke pasien dengan perencanaan fasilitas, desain da
KRITERIA 5.5.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan identifikasi dan kajian risiko infeksi terkait dengan Bukti identifikasi Pelaksanaan Pelaksanaan
penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas ( O, W) ( POA) dan kajian identifikasi dan identifikasi dan
risiko infeksi terkait kajian risiko kajian risiko
pelayanan pada infeksi terkait infeksi terkait
pasien, pengunjung dengan dengan
dan petugas termasuk penyelenggara penyelenggara
penunjang layanan an pelayanan an pelayanan
( Form Kajian Risiko
PPI)
EP 2 Disusun dan dilaksanakan strategi untuk meminimalkan risiko Bukti penyusunan Tim PPI :
infeksi terkait dengan penyelenggaraan pelayanan di POA dan strategi ICRA tentang
Puskesmas dan dipastikan ketersediaan a) sampai g) di dalam dalam pelaksanaan penyusunan
pokok pikiran ( D, W) Program PPI pada dan
renovasi bangunan pelaksanaan
strategi untuk
meminimalkan
risiko infeksi
Jumlah 0
KRITERIA 5.5.3
Puskesmas mengurangi risiko infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan, perlu melaksanakan dan mengimplementasikan program PPI, untuk mengurangi risiko infeksi baik bagi pasien, petugas, keluarga pasien, masyarakat d
POKOK PIKIRAN
• Program PPI di puskesmas adalah untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko tertular dan menularkan infeksi diantara pasien, petugas, keluarga dan masyarakat dan lingkungan melelui penerapan kewaspadaan isolasi yang te
kewaspadaan berdasar transmisi, penggunaan antimikroba secara bijak, dan bundles untuk infeksi terkait pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan, dan surveilans HAI's
• Pelaksanaan program tersebut perlu dipantau secara terus menerus untuk menjamin penerapan yang konsisten melalui kepatuhan pelaksanaan program PPI, misalnya audit kepatuhan kebersihan tangan, audit bundle's HAI's, dll
• Pemantauan pelaksanaan program dilakukan oleh tim PPI atau petugas yang diberi tanggungjawab agar dilaksanakan secara periodik dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan Puskesmas.
• Kewaspadaan standar meliputi:
a. Kebersihan tangan
b. Penggunaan APD
c. Pengendalian lingkungan
d. Pengelolaan limbah dan benda tajam
e. Pengelolaan alat medis (instrumen)
f. Pengelolaan linen
g. Penyuntikan yang aman
h. Kebersihan pernafasan dan etika batuk
i. Penempatan pasien
j. Perlindungan Kesehatan Karyawan
KRITERIA 5.5.3 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Terdapat bukti penerapan dan pemantauan prinsip-prinsip SK tentang Bukti penerapan dan Penerapan Pemantauan
kewaspadaan standar sesuai pokok pikiran sesuai prosedur Penerapan pemantauan prinsip- prinsip prinsip
yang ditetapkan ( D, O,W) Kewaspadaan prinsip kewaspadaan kewaspadaan kewaspadaan
Standar, SOP standar di puskesmas standar standar
kebersihan
tangan,
penggunaan
APD,
penyuntikan
yang aman,
penggunaan
peralatan
perawatan
pasien,
pengendalian
kesehatan
lingkungan,
penanganan
limbah
infeksius dan
non infeksius,
benda tajam
dan jarum,
darah dan
komponen
darah,
pemrosesan
peralatan
pasien dan
penatalaksanaa
n linen dan
laundry,
kesehatan
karyawan/perli
ndungan
petugas
kesehatan.
EP 2 Bila ada pengelolaan (kebersihan lingkungan, pengelolaan penempatan MOU dengan pihak Petugas
limbah, pengelolaan linen) yang dilaksanakan oleh pihak ketiga, pasien, hygiene ketiga dan evaluasinya kesling:
puskesmas harus memastikan standar mutu diterapkan oleh respirasi/etika pengelolaan
pihak ketiga sesuai peraturan perundang-undangan ( D, W) batuk, tertusuk (kebersihan
jarum lingkungan,
pengelolaan
limbah,
pengelolaan
linen)
Jumlah 0
KRITERIA 5.5.4
Kebersihan tangan diterapkan untuk menurunkan risiko infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan
POKOK PIKIRAN
• Prosedur kebersihan tangan perlu disusun dan disosialisasikan, serta media edukasi ditempel pada tempat yang mudah dibaca. Tenaga medis, tenaga kesehatan dan karyawan puskesmas harus dilatih dalam penerapan tentang k
kebersihan tangan perlu juga dilakukan untuk pasien dan keluarga pasien.
• Setiap karyawan puskesmas harus memahami dan mampu menerapkan 6(enam) langkah dan 5(lima) kesempatan melakukan kebersihan tangan dengan benar.
• Puskesmas wajib menyediakan perlengkapan dan peralatan untuk melakukan kebersihan tangan antara lain:
a. fasilitas cuci tangan meliputi air mengalir, sabun, tisu pengering tangan/handuk sekali pakai; dan/atau
b. hand rubs berbasis alkohol yang ketersediaannya harus terjamin di Puskesmas
KRITERIA 5.5.4 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan edukasi kebersihan tangan pada tenaga medis, SOP kebersihan Bukti sosialisasi Pemahaman
tenaga kesehatan, seluruh karyawan Puskesmas, pasien dan tangan kebersihan tangan tenaga medis,
keluarga pasien ( D, W) pada tenaga medis, tenaga
tenaga kesehatan, kesehatan,
seluruh karyawan seluruh
Puskesmas, pasien karyawan
dan keluarga pasien . Puskesmas,
banner, leaflet pasien dan
tentang kebersihan keluarga
tangan pasiententang
kebersihan
tangan
EP 2 Perlengkapan dan peralatan untuk kebersihan tangan tersedia Hasil monitoring Perlengkapan
di tempat pelayanan ( D, O) kelengkapan fasilitas dan peralatan
kebersihan tangan untuk
kebersihan
tangan di
tempat
pelayanan
EP 3 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan Instrumen audit evaluasi dan
kebersihan tangan ( D, W) kepatuhan kebersihan tindak lanjut
tangan 5 momen. terhadap
Bukti hasil audit, penilaian
evaluasi dan tindak kepatuhan
lanjut, aplikasi INM kebersihan
tangan
Jumlah 0
KRITERIA 5.5.5
Dilakukan upayan pencegahan penularan infeksi dengan penerapan kewaspadaan berdasar transmisi dalam proses penyelenggaraan pelayanan pasien yang dapat ditularkan melalui transmisi air borne
POKOK PIKIRAN
• Program PPI dalam kewaspadaan isolasi terdiri dari kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi. Kewaspadaan berdasar transmisi meliputi kewaspadaan terhadap penularan melalui kontak, droplet dan air borne.
• Penularan penyakit air borne disease termasuk penularan yang diakibatkan oleh prosedur atau tindakan yang menimbulkan aerosolisasi merupakan salah satu risiko yang perlu diwaspadai dan mendapat perhatian khusus di pus
• Untuk mengurangi risiko penularan air borne disease diantaranya dengan menggunakan APD, penataan ruang periksa, penempatan pasien, maupun transfer pasien dilakukan sesuai dengan prinsip PPI.
• Untuk mencegah penularan air borne disease perlu melakukan identifikasi pasien yang berisiko dengan memberikan masker, menempatkan pasien di tempat tersendiri atau kohorting dan mengajarkan etika batuk
• Untuk pencegahan penularan transmisi air borne ditetapkan alur dan SOP pengelolaan pasien sesuai ketentuan
KRITERIA 5.5.5 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan identifikasi penyakit infeksi yang ditularkan melalui SOP Alur penatalaksanaan pelaksanan pelaksanan
transmisi air borne dan prosedur atau tindakan yang penatalaksanaa pasien infeksius.Bukti identifikasi identifikasi
menimbulkan aerosolisasi yang dilayani di puskesmas serta n pasien identifikasi penyakit pasien beresiko pasien beresiko
upaya pencegahan penularan infeksi melalui transmisi air infeksius infeksi terutama saat dan upaya dan upaya
borne dengan pemakaian APD, penataan ruang periksa, penerimaan pasien di pencegahan pencegahan
penempatan pasien, maupun transfer pasien sesuai dengan puskesmas infeksi,pemakai infeksi
regulasi yang disusun ( D, O, W) an APD,
penataan
ruang periksa,
penempatan
pasien,
maupun
transfer pasien
EP 2 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil Bukti pemantauan, penataan pemantauan,
pemantauan terhadap pelaksanaan penataan ruang periksa, tindak lanjut ruang periksa, tindak lanjut
penggunaan APD, penempatan pasien, transfer pasien untuk pencegahan transmisi penggunaan upaya
mencegah transmisi infeksi. ( D, O, W) infeksi APD, pencegahan
penempatan transmisi
pasien, transfer infeksi
pasien untuk
mencegah
transmisi
infeksi
Jumlah 0
KRITERIA 5.5.6
Ditetapkan dan dilakukan proses untuk menangani outbreak infeksi baik di puskesmas atau di wilayah kerja puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas menetapkan kebijakan tentang outbreak , bagaimana penanggulangan sesuai dengan wewenangnya, untuk menjamin perlindungan kepada petugas, pengunjung dan perlindungan pasien
• Kriteria outbreak infeksi terkait pelayanan kesehatan di puskesmas adalah:
a. terdapat kejadian infeksi yang sebelumnya tidak ada atau sejak lama tidak pernah muncul yang diakibatkan oleh kegiatan pelayanan kesehatan yang berdampak risiko infeksi baik di puskesmas atau di wilayah kerja puskesmas
Jumlah 0
Total Skor 0
Total EP 440
CAPAIAN 0
sebut juga harus menjamin pelaksanaan kegiatan
SIMULASI REKOMENDASI
melalui pengelolaan indikator mutu.
berikutnya.
SIMULASI REKOMENDASI
ata, perubahan definisi operasional dari indikator.
SIMULASI REKOMENDASI
ajari/menganalisis hasil uji coba perbaikan), Action
SIMULASI REKOMENDASI
ayanan UKM serta masyarakat
SIMULASI REKOMENDASI
gasi risiko.
SIMULASI REKOMENDASI
dinya salah identitas
SIMULASI REKOMENDASI
unjang diagnostis, 4) serah terima antar shift, dan 5)
SIMULASI REKOMENDASI
pelaporan nilai
kritis hasil
pemeriksaan
laboratorium
Proses serah
terima pasien
batan dengan rentang terapi yang sempit, insulin, anti
SIMULASI REKOMENDASI
ti:
SIMULASI REKOMENDASI
SIMULASI REKOMENDASI
Petugas :
upaya
mengurangi
risiko terhadap
situasi dan
lokasi yang
diidentifikasi
berisiko terjadi
pasien jatuh.
SIMULASI REKOMENDASI
gan pelayanan kesehatan
SIMULASI REKOMENDASI
pasien, pengunjung, petugas, keluarga dan masyarakat.
SIMULASI REKOMENDASI
a pasien, masyarakat dan lingkungan.
ka batuk
SIMULASI REKOMENDASI
ah kerja puskesmas
SIMULASI REKOMENDASI
0.00%
REKAPITULASI CAPAIAN SELURUH BAB
NB : Halaman ini tidak perlu diisi / diketik. Skor dan Nilai akan muncul otomatis.
SKOR
NO BAB TOTAL SKOR MAKSIMUM CAPAIAN
E.P
Puskesmas :
Kab./ Kota :
Tanggal :
Surveior :
1
2
3
4
5
6
7
BAB II. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Puskesmas :
Kab/ Kota :
Tanggal :
Surveior :
STANDAR 2.1
Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara terpadu berbasis wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor sesuai dengan analisis kebutuhan masyarakat, data hasil penilaian kinerja
Puskesmas termasuk memperhatikan hasil pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) dan capaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM) daerah Kabupaten/Kota.
KRITERIA 2.1.1.
Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara terpadu berbasis wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor sesuai dengan analisis kebutuhan dan harapan masyarakat, data hasil penilaian
kinerja Puskesmas termasuk memperhatikan hasil pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) dan capaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM) daerah Kabupaten/Kota
POKOK PIKIRAN
• Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap kegiatan UKM dilakukan dengan Survei Mawas Diri dan Musyawarah Masyarakat Desa maupun melalui pertemuan pertemuan konsultatif lainnya dengan masyarakat
seperti jajak pendapat, temu muka, survei mawas diri, survei kepuasan masyarakat dan media lainnya.
• Pelaksanaan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat mengacu pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
• Hasil identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat yang telah dianalisis dan dibahas bersama lintas program dan lintas sektor dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan RUK UKM Puskesmas.
• Data capaian kinerja pelayanan UKM dianalisis dengan memperhatikan hasil pelaksanaan PIS PK dan SPM dan dibahas dengan LP dan LS sebagai dasar dalam penyusunan RUK UKM Puskesmas.
• Kegiatan-kegiatan dalam setiap pelayanan UKM di Puskesmas disusun oleh pelaksana dan koordinator pelayanan UKM mengacu pada hasil analisis data kinerja dengan memperhatikan data PIS PK, analisis capaian SPM daerah
Kabupaten/Kota, pedoman atau acuan yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, maupun Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, dengan mengutamakan program prioritas nasional.
• Dalam standar ini, kata “pelayanan” digunakan untuk menggantikan kata “program”, contoh: Program Promkes menjadi Pelayanan Promkes.
• Tatacara dan Siklus Penyusunan RUK mengacu PMK 44/2016 TTG MANAJEMEN PKM dan kebijakan yg dikeluarkan masing-masing daerah
TAHAPAN PERENCANAAN
ANALISIS SITUASI, AL: MASALAH
HASIL EVALUASI KINERJA
• PELAYANAN • KINERJA PELAYANAN KINERJA
• MUTU (misal INM) • KINERJA MUTU
P1
PENCAPAIAN/KINERJA RUK
HASIL KEBUTUHAN & • KEBUTUHAN & PIS PK IKH
HARAPAN MASYARAKAT HARAPAN
MASYARAKAT
P1
PENCAPAIAN/KINERJA RUK
RPK
(Tahunan)
P2 RPKB
P3
EP 2 Hasil identifikasi kebutuhan dan Ada hasil identifikasi KH Masy, PJ Program dan Koord
harapan masyarakat dianalisis Ada rekam bukti pembahsan Pelayanan, tentang
bersama dengan lintas program dan secara Lintas Program / Lintas proses kegiatan untk
lintas sektor sebagai bahan untuk sektor, Ada Hasil analisa KH mengidentifikasi KH
pembahasan dalam menyusun Masyarakat, Ada Kegiatan yg
rencana kegiatan UKM. (D,W) perlu difasilitasi oleh Puskesmas
(cocokkan dg yg tertuang di RUK))
EP 3 Data capaian kinerja pelayanan UKM Ada data capaian kinerja UKM, Koord Pelayanan,
Puskesmas dianalisis bersama lintas ada hasil analisis (Sesuai SOP atau tentang proses olah
program dan lintas sektor dengan KAK atau PMK 44/2016) serta data dan analisa data,
memperhatikan hasil pelaksanaan PIS bukti pendukung proses. terkait bahan
PK sebagai bahan untuk pembahasan perencanaan
dalam menyusun rencana kegiatan
yang berbasis wilayah kerja. (D,W)
EP 4 Tersedia Rencana Usulan Kegiatan Tersedia RUK UKM (Sesuai tahun PJ Program dan Koord
(RUK) UKM yang disusun secara atau siklus perencanaan N dan Pelayanan, tentang
terpadu berbasis wilayah kerja N+1 ) , mendasar pada hasil proses penyusunan
Puskesmas berdasarkan hasil analisis analisa KH masy, hasil analisa RUK masing masing
kebutuhan dan harapan masyarakat, kinerja pelayanan, hasil PIS-PK Pelayanan
hasil pembahasan analisis data Ada rekam bukti proses
capaian kinerja pelayanan UKM penyusunan
dengan memperhatikan hasil
pelaksanaan kegiatan PIS PK (D,W)
Jumlah 0
KRITERIA 2.1.2.
Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas memuat kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi permasalahan kesehatan dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, dimana proses kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan difasilitasi oleh Puskesmas.
POKOK PIKIRAN
• Pelaksana kegiatan, koordinator pelayanan, dan penanggung jawab UKM Puskesmas wajib memfasilitasi kegiatan yang berwawasan kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat.
• Pemberdayaan masyarakat adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan individu, keluarga serta masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya kesehatan yang dilaksanakan dengan cara fasilitasi
proses pemecahan
• Perencanaan masalah melalui
pemberdayaan pendekatan
masyarakat edukatif
terintegrasi dan partisipatif
dengan serta memperhatikan
Profil Kesehatan kebutuhan
Keluarga (Prokesga) melaluipotensi dan sosial
pelaksanaan budaya
Program setempat.
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK).
• Bentuk pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Posbindu PTM, Posyandu Lansia, Komunitas Peduli Kesehatan
Remaja, Komunitas Peduli HIV/AIDS, Peduli TB, Komunitas peduli kesehatan ibu dan anak, dan seterusnya dan/atau melalui kegiatan di tatanan-tatanan seperti sekolah, pesantren, pasar, tempat ibadah dan lain-lain.
Jumlah 0
KRITERIA 2.1.3.
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Pelayanan UKM terintegrasi lintas program dan mengacu pada Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara terintegrasi lintas program agar efektif dan efisien serta melalui tahapan perencanaan Puskesmas.
• Penyusunan RPK harus mengacu pada RUK. Jika sebagian kegiatan yang direncanakan dalam RUK tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan sumber daya, maka dimungkinkan sebagian kegiatan yang tercantum dalam RUK
tidak
• RPKdituangkan dalammenggambarkan
pelayanan UKM RPK kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan kegiatan setiap bulan.
• RPK pelayanan UKM dimungkinkan untuk diubah/ disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan hasil pemantauan, kebijakan dan kondisi – kondisi sesuai peraturan perundangan-undangan.
• RPK pelayanan UKM dirinci dalam RPK untuk masing-masing pelayanan UKM dan disusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) untuk tiap kegiatan dari masing-masing pelayanan UKM.
EP 2 Tersedia RPK bulanan untuk masing- 1. Ada RPK Bulanan Ada rekam bukti pembahasan RPK
masing pelayanan UKM yang disusun UKM, 2. Ada RPK bulanan tiap bulan dalam pra /
setiap bulan dengan kejelasan Bulanan Pelayanan, minlok
pelaksana tiap kegiatan. (R) memuat jadwal
kegiatan
EP 4 Dilakukan evaluasi terhadap rencana 1. Ada rekam bukti monev PJ UKM, dan Koord.
pelaksanaan pelayanan UKM pelaksanaan kegiatan pelayanan Pelayanan… tentang
berdasarkan hasil pemantauan (D.W) UKM, 2. Ada Hasil monev 3. Ada proses monitoring dan
analisa hasil monev dan RTLnya, evaluasi program
(PDSA) 3. Ada rekam bukti proses
evaluasi (rapat/diskusi, dll)
EP 5 Jika terjadi perubahan rencana Ada Kebijakan tentang 1. Ada rekam bukti pembahasan
pelaksanaan pelayanan UKM perubahan perubahan rencana, 2. Ada rekam
berdasarkan hasil pemantauan, rencana ??? (mungkin bukti perubahan
kebijakan atau kondisi tertentu maka jadi satu dg SK
dilakukan penyesuaian rencana Perencanaan )
pelaksanaan kegiatan (D)
Jumlah 0
STANDAR 2.2.
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM memastikan kemudahan akses sasaran dan masyarakat terhadap pelaksanaan pelayanan UKM
KRITERIA 2.2.1
Penjadwalan pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas disepakati bersama dengan memperhatikan masukan sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat, lintas program dan lintas sektor yang dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan
rencana
POKOK PIKIRAN
• Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan masukan dari sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat, lintas program dan lintas sektor terkait dan disepakati bersama. Jadwal tersebut memuat waktu, tempat dan sasaran
kegiatan.
• Agar sasaran, masyarakat, lintas program dan lintas sektor berperan aktif dalam kegiatan, maka jadwal pelaksanaan kegiatan UKM harus disampaikan kepada sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat, lintas program dan lintas
sektor terkait dengan memanfaatkan media komunikasi yang sudah ditetapkan.
• Bilamana dilakukan perubahan jadwal, informasi tentang waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan UKM harus disepakati dan diinformasikan dengan jelas dan tempat kegiatan mudah diakses oleh sasaran kegiatan UKM,
masyarakat dan kelompok masyarakat.
Jumlah 0
KRITERIA 2.2.2
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM memastikan akses sasaran dan masyarakat terhadap informasi, kegiatan UKM, dan akses untuk menyampaikan umpan balik dan keluhan.
POKOK PIKIRAN
• Informasi tentang kegiatan UKM Puskesmas, tujuan, pentahapan, dan jadwal kegiatan, perlu disampaikan pada lintas program dan lintas sektor terkait agar mereka dapat optimal berkontribusi dalam pencapaian tujuan kegiatan
UKM.
• Kejelasan informasi yang disampaikan perlu dievaluasi, yaitu evaluasi terhadap penerimaan informasi oleh sasaran dan pemberian informasi yang dilaksanakan Puskesmas.
• Akses sasaran terhadap kegiatan perlu dievaluasi dan ditindaklanjuti untuk perbaikan dalam mempermudah akses dan penyediaan kegiatan UKM.
• Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan sasaran kegiatan diperlukan umpan balik dan keluhan dari masyarakat dan sasaran kegiatan untuk melakukan penyesuaian dan perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan
kegiatan UKM Puskesmas.
• Umpan balik dan keluhan ditindak lanjuti dengan pembahasan atau pertemuan konsultatif dengan tokoh masyarakat, kelompok masyarakat, masyarakat atau individu yang merupakan sasaran melalui forum-forum yang ada di
masyarakat
Jumlah 0
STANDAR 2.3.
Penggerakan dan Pelaksanaan Pelayanan UKM dilakukan dan dikoordinasikan dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait.
KRITERIA 2.3.1.
Dilakukan komunikasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan pelayanan UKM Puskesmas.
POKOK PIKIRAN
• Keberhasilan pelaksanaan pelayanan UKM hanya dapat dicapai jika dilakukan komunikasi dan koordinasi baik lintas program maupun lintas sektor terkait mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, perbaikan dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan UKM.
• Berbagai mekanisme komunikasi dan koordinasi dapat dilakukan antara lain melalui pertemuan-pertemuan, lokakarya mini, dan penggunaan media/tekhnologi informasi.
• Kebijakan, dan prosedur komunikasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan pelayanan UKM perlu ditetapkan dan dijadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan UKM.
• Evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan komunikasi dan koordinasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
EP 2 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut 1..Ada rekam bukti hasil evaluasi
terhadap pelaksanaan komunikasi dan bukti Tindak lanjutnya….
dan koordinasi yang sudah
dilaksanakan (D.W)
Jumlah 0
STANDAR 2.4
Pelayanan UKM dilaksanakan dengan metode pembinaan secara berjenjang agar efisien dan efektif dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
KRITERIA 2.4.1.
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan, pencapaian kinerja, pelaksanaan kegiatan UKM, dan penggunaan sumber daya,
POKOK PIKIRAN
• Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan kegiatan UKM Puskesmas mempunyai kewajiban untuk memberikan arahan dan dukungan bagi pelaksana kegiatan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Arahan dapat
dilakukan dalam bentuk pembinaan, pendampingan, pertemuan-pertemuan, maupun konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan UKM.
• Pembinaan penanggung jawab UKM Puskesmas kepada koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM meliputi pemahaman pelaksanaan kegiatan, termasuk pembinaan terhadap masalah dan hambatan yang ditemui dalam
pelaksanaan kegiatan UKM mulai dari identifikasi, analisis sampai dengan upaya penyelesaian masalah dalam pelaksanaan kegiatan UKM.
• Penanggung jawab UKM, koordinator dan pelaksana pelayanan UKM melakukan tindak lanjut dan evaluasi terhadap hasil analisis masalah dan hambatan dalam pelaksanaan pelayanan UKM.
Jumlah 0
STANDAR 2.5
Pelaksanaan pelayanan UKM diperkuat dengan PIS-PK
KRITERIA 2.5.1.
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM bersama dengan Tim Pembina Keluarga melaksanakan pemetaan dan intervensi kesehatan berdasarkan permasalahan keluarga sesuai dengan jadwal
yang sudah disepakati
POKOK PIKIRAN
• Kegiatan Kunjungan Keluarga yang dilaksanakan oleh Tim Pembina Keluarga digunakan untuk menyampaikan Komunikasi Informasi dan Edukasi kepada keluarga sebagai intervensi awal dan didokumentasikan.
• Dokumentasi hasil kunjungan keluarga dilakukan dengan dientry pada aplikasi keluarga sehat dan atau pada profil keluarga sehat (Prokesga).
• Dokumentasi hasil kunjungan dapat berupa hasil intervensi awal dan hasil intervensi lanjut.
• Dokumentasi hasil kunjungan awal dan hasil intervensi (pemutakhiran/update) dokumentasi dilakukan oleh tim data Puskesmas (admin dan surveior).
• Tim pembina keluarga menyampaikan informasi dan laporan hasil kunjungan keluarga serta berkoordinasi dengan penanggung jawab UKM dan koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM agar dapat dilakukan analisis dan
intervensi lanjut
• Tim Pembina keluarga adalah tenaga kesehatan Puskesmas yang dibentuk oleh Kepala Puskesmas melalui Surat Keputusan Kepala Puskesmas.
• Kegiatan UKM melalui PIS PK sebagai bentuk intervensi dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang disepakati dengan masyarakat yang menjadi sasaran
EP 2 Tim Pembina Keluarga melakukan 1. Ada data IKS keluarga, RT, RW,
kunjungan keluarga dan intervensi desa & Kecamatan
awal yang telah direncanakan melalui 2. Data telah
proses persiapan, dan diinput kedalam Aplikasi Keluarga
didokumentasikan. (D,W) sehat atau manual
Jumlah 0
KRITERIA 2.5.2.
Intervensi lanjut ditujukan pada wilayah kerja Puskesmas berdasarkan permasalahan yang sudah dipetakan dan dilaksanakan terintegrasi dengan pelayanan UKM Puskesmas.
POKOK PIKIRAN
• Penyusunan rencana intervensi lanjut terintegrasi dengan lintas program dan dapat melibatkan lintas sektor terkait, didasarkan pada analisis IKS awal.
• Intervensi sesuai dengan hasil analisis dan pemetaan antara lain dilakukan melalui kegiatan UKM (termasuk yang bersifat inovatif), pengorganisasian masyarakat dalam bentuk UKBM dan tatanan-tananan (sekolah, pesantren,
pasar tempat ibadah dan lain-lain).
• Perbaikan dan evaluasi PIS PK di tingkat Puskesmas dilaksanakan mulai dari tahap persiapan pelaksanaan, pelaksanaan kunjungan keluarga dan intervensi awal, pelaksanaan analisis Indeks Keluarga Sehat (IKS) awal, pelaksanaan
intervensi lanjut dan analisis perubahan IKS.
• Rencana intervensi lanjut terintegrasi dengan rencana pelaksanaan kegiatan masing-masing pelayanan UKM Puskesmas.
• Dalam perbaikan dan evaluasi dilaksanakan proses verifikasi yang bertujuan untuk menjamin kebenaran serta keakuratan pelaksanaan PIS PK sesuai dengan hasil pelatihan serta informasi kondisi kesehatan setiap keluarga yang
ada pada prokesga atau aplikasi dapat dipertanggungjawabkan
KRITERIA 2.5.2. FAKTA DAN REKOMENDASI
Elemen Penilaian SKOR ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
EP 1 Tim pembina keluarga bersama 1. Hasil analisis awal dan
dengan penanggung jawab UKM pemetaan wilayah PIS PK 2.
melakukan analisis IKS awal dan Ada rencana intervensi lanjut
pemetaan masalah di tiap tingkatan 3. Tersedia bukti proses analisis
wilayah, sebagai dasar dalam dan pemetaan dimaksud
menyusun rencana intervensi lanjut (DAUN/GAUN) ---- dianggap jelas
secara terintegrasi lintas program dan
dapat melibatkan lintas sektor terkait
(D, W)
Jumlah 0
KRITERIA 2.5.3.
Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) sebagai bagian dari intervensi lanjut dalam bentuk peran serta masyarakat terhadap masalah-masalah kesehatan
POKOK PIKIRAN
• Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) adalah suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat
untuk meningkatkan kualitas hidup.
• Kegiatan Germas merupakan bagian terintegrasi dari intervensi lanjut terhadap masalah-masalah kesehatan yang diidentifikasi dalam mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat yang dapat dilihat dari perubahan IKS tingkat
keluarga dan wilayah yang semakin membaik.
• Germas bertujuan agar masyarakat terjaga kesehatan, tetap produktif, hidup dalam lingkungan yang bersih, ditandai dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : peningkatan edukasi hidup sehat, peningkatan kualitas lingkungan,
peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan perilaku hidup sehat dan peningkatan aktivitas fisik.
• Sasaran Germas adalah sasaran untuk masing-masing kegiatan Germas, yaitu seluruh lapisan masyarakat, termasuk individu, keluarga dan masyarakat untuk mempraktikkan pola hidup sehat sehari-hari.
• Puskesmas berperan dalam mensukseskan Germas antara lain melalui kegiatan pemberdayaan individu dan keluarga yang diukur melalui Indeks individu dan keluarga sehat, pemberdayaan masyarakat yang diukur dengan
terbentuknya UKBM dan pembangunan wilayah berwawasan kesehatan yang diukur dengan Indeks Masyarakat Sehat dan Indeks Tatanan Sehat.
KRITERIA 2.5.3. FAKTA DAN REKOMENDASI
Elemen Penilaian SKOR ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
EP 1 Ditetapkannya sasaran Germas dalam 1. Ada Kebijakan 1. Ada RUK yang didalamnya
pelaksanaan kegiatan UKM Penyelenggaraan terdapat rencana pembinaan
Puskesmas oleh Kepala Puskesmas. Germas ( termasuk Germas 2. Tersedia
(R) didalamnya penetapan bukti proses penyusunan
sasaran Germas ), 2. perencanaan Germas
Ada Pedoman (DAUN/GAUN ---cukup jelas)
Penyelenggaraan
Germas, 3. Ada SOP
Pelaksanaan Kegiatan,
4. Ada KAK
Pelaksanaan Kegiatan
Germas
Jumlah 0
STANDAR 2.6.
Penyelenggaraan UKM Esensial
KRITERIA 2.6.1.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Promosi Kesehatan
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Promosi Kesehatan diukur dengan 3 (tiga) indikator utama yaitu:
- Presentasi posyandu aktif,
- Terbentuknya tatanan sehat sesuai dengan pedoman
- Melakukan proses pemberdayaan masyarakat.
• Persentase Posyandu Aktif adalah posyandu yang mampu melaksanakan kegiatan utamanya secara rutin setiap bulan (KIA: ibu hamil, ibu nifas, bayi, balita, KB, imunisasi, gizi, pencegahan dan penanggulangan diare) dengan
cakupan masing-masing minimal 50% dan melakukan kegiatan tambahan.
• Terbentuknya Tatanan Sehat sesuai dengan pedoman adalah upaya yang dilakukan petugas Puskesmas dalam membentuk tatanan/tempat yang mengupayakan kesehatan dengan melakukan proses untuk memberdayakan
masyarakat melalui kegiatan menginformasikan, mempengaruhi dan membantu masyarakat agar berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan sehat serta menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Contoh : rumah tangga sehat, sekolah sehat, dan lain-lain
• Melakukan Proses Pemberdayaan Masyarakat adalah memfasilitasi proses pemberdayaan masyarakat dengan tahapan :
- pengenalan kondisi desa/kelurahan;
- survei mawas diri;
- musyawarah di desa/kelurahan;
- perencanaan partisipatif;
- pelaksanaan kegiatan; dan
- pembinaan kelestarian
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan SOP Pencatatan dan Ada bukti pencatatan dan
dilakukan pelaporan kepada dinas pelaporan pelaporan
kesehatan kabupaten/kota sesuai
dengan prosedur yang telah
ditetapkan. (D.W.O)
Jumlah 0
KRITERIA 2.6.2.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Kesehatan Lingkungan
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Kesehatan Lingkungan diukur dengan 3 (tiga) indikator utama, yaitu:
- Jumlah desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
- Persentasi Fasilitas Umum (TFU) yang memenuhi syarat kesehatan dan;
- Persentasi Tempat Pengolahan Pangan (TPP) yang memenuhi syarat kesehatan.
• Untuk mencapai kinerja UKM Esensial Kesehatan Lingkungan dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif sebagai berikut:
- pemicuan, pendampingan verifikasi desa STBM serta update data, dan lain-lain
- melakukan inspeksi kesehatan lingkungan TFU dan TPP, pembinaan, update data dan lain-lain
- upaya-upaya promotive dan preventif sesuai dengan indikator tambahan yang ditetapkan oleh Puskesmas yang mengacu pada pedoman/panduan dan atau ketentuan yang berlaku.
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak lanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM esensial dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM esensial Kesehatan Lingkungan yang telah dilakukan .
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan SOP Pencatatan dan Ada bukti pencatatan dan
dilakukan pelaporan kepada dinas pelaporan pelaporan
kesehatan kabupaten/kota sesuai
dengan prosedur yang telah
ditetapkan. (D.W.O)
Jumlah 0
KRITERIA 2.6.3.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Kesehatan Keluarga.
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Kesehatan Keluarga diukur dengan 5 (tiga) indikator utama, yaitu:
- Presentasi ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal terpadu
- Presentasi balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan minimal
- Presentasi remaja yang mendapatkan pelayanan kesehatan peduli remaja
- Presentasi calon pengantin yang mendapatkan pelayanan kesehatan
- Presentasi lanjut usia yang mendapatkan pelayanan.
• Pelayanan Kesehatan Balita sebagaimana dalam standar pelayanan minimal:
- Penimbangan berat badan
- Pengukuran panjang badan/tinggi badan
- Pemantauan perkembangan
- Imunisasi
- Pemberian vitamin A
- Pelayanan balita sakit
• Kriteria Puskesmas mampu laksana Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) jika memenuhi kriteria:
- ada tenaga terlatih/terorientasi PKPR
- ada pedoman PKPR
- menyediakan layanan konseling bagi remaja
• Pelayanan kesehatan reproduksi Calon Pengantin (Catin) minimal meliputi:
- anamnesa
- pemeriksaan fisik
- pemeriksaan status gizi
- pemeriksaan darah (hb, golongan darah)
- skrining imunisasi TT
- KIE Kesprocatin
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan SOP Pencatatan dan Ada bukti pencatatan dan
dilakukan pelaporan kepada dinas pelaporan pelaporan
kesehatan kabupaten/kota sesuai
dengan prosedur yang telah
ditetapkan. (D.W.O)
Jumlah 0
KRITERIA 2.6.4
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Gizi
POKOK PIKIRAN
• Ibu hamil KEK apabila tidak ditangani akan berisiko melahirkan bayi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) yang menjadi salah satu penyumbang masalah stunting.
• ASI Eksklusif merupakan salah satu standar emas Pemberian Makan Bayi dan Anak yang akan berkontribusi berkurangnya kejadian Gizi Kurang dan stunting.
• Surveilan gizi berupaya memantau secara terus menerus masalah-masalah yang terjadi agar bila ada masalah cepat tertangani dan menjadi dasar untuk perencanaan yang baik
• Cakupan UKM Esensial Gizi diukur dengan 3 (tiga) indikator utama :
- Puskesmas melaksanakan Surveilans Gizi
- presentasi bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif.
- pelaksanaan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita.
• Untuk mencapai kinerja pelayanan UKM Esensial Gizi dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak lanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM esensial dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM esensial Gizi
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan SOP Pencatatan dan Ada bukti pencatatan dan
dilakukan pelaporan kepada dinas pelaporan pelaporan
kesehatan kabupaten/kota sesuai
dengan prosedur yang telah
ditetapkan. (D.W.O)
Jumlah 0
KRITERIA 2.6.5
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit diukur dengan 3 (tiga) indikator utama berdasarkan prioritas masalah di Puskesmas yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
• Untuk mencapai kinerja UKM Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif sesuai dengan kebijakan, pedoman dan panduan yang berlaku.
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindaklanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM esensial dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang telah dilakukan .
KRITERIA 2.6.5. FAKTA DAN REKOMENDASI
Elemen Penilaian SKOR ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
EP 1 Tercapainya indikator kinerja 1. Ada Pedoman tehnis 1. Ada data capaian Indikator
pelayanan UKM esensial Pencegahan pelaksanaan kegiatan Kinerja Pelayanan P2P sesuai
dan Pengendalian Penyakit (R.D) Pelayanan P2P target (bulanan, tigabulanan dan
(mencakup Indikator tahunan 2. Ada hasil
Kinerja Pelayanan pengolahan dan analisa data
P2P) , 2. Ada
penetapan indikator
kinerja P2P dan
targetnya, 3. Ada
Program kerja
Pelayanan Pelayanan
P2P, (sesuai RPK) 4.
Ada SOP-2 Kegiatan
Pelayanan P2P, 5. Ada
KAK Kegiatan P2P
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan SOP Pencatatan dan Ada bukti pencatatan dan
dilakukan pelaporan kepada dinas pelaporan pelaporan
kesehatan kabupaten/kota sesuai
dengan prosedur yang telah
ditetapkan. (D.W.O)
Jumlah 0
STANDAR 2.7.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
KRITERIA 2.7.1.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Pengembangan
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas melaksanakan upaya kesehatan masyarakat pengembangan berdasarkan permasalahan yang ada di wilayah kerja.
• Cakupan UKM Pengembangan diukur dengan 3 indikator utama Pengembangan yang ditetapkan oleh Puskesmas.
• Untuk mencapai kinerja UKM Pengembangan dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif sesuai dengan pedoman yang berlaku.
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak lanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM Pengembangan dan upaya pencapaian kinerja yang telah dilakukan
• Penetapan UKM Pengembangan berupa SK Kepala Puskesmas.
- Memberikan gambaran tentang sebab terpilihnya UKM Pengembangan tersebut.
- Kekhususan apa yang dimiliki wilayah kerja Puskesmas sehingga memilih Pengembangan tersebut.
- Bisa ditetapkan bersama-sama, misalnya memilih 3 pengembangan.
- Lihat PMK 44/2016
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan SOP Pencatatan dan Ada bukti pencatatan dan
dilakukan pelaporan kepada dinas pelaporan pelaporan
kesehatan kabupaten/kota sesuai
dengan prosedur yang telah
ditetapkan. (D.W.O)
Jumlah 0
STANDAR 2.8.
Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja pelayanan UKM Puskesmas dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pelayanan UKM
KRITERIA 2.8.1
Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM Puskesmas melakukan supervisi untuk mengendalikan pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas secara periodik
POKOK PIKIRAN
• Perbaikan terhadap pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas perlu dilakukan melalui pelaksanaan supervisi yang disusun secara periodik dengan jadwal yang jelas.
• Rencana dan jadwal kegiatan supervisi perlu diinformasikan kepada koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas, sehingga pelaksana dapat mempersiapkan diri.
• Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab UKM Puskesmas melaksanakan kegiatan supervisi dan bersama Koordinator Pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas merencanakan tindak lanjut perbaikan dalam pengelolaan
dan pelaksanaan
• Kepala kegiatan
Puskesmas UKM Puskesmas.
dan Penanggung Jawab (PJ) UKM memberitahukan kepada Koordinator Pelayanan terhadap rencana pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian
• Supervisi adalah pengawasan terhadap proses, kegiatan dan pelaksana kegiatan yang sedang melaksanakan kegiatan.
- Tahapan pelaksanaan supervisi sebagai berikut:
- Penyusunan jadwal kegiatan supervisi diinformasikan kepada koordinator dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas agar dapat menyiapkan bahan yang diperlukan.
- Bahan persiapan adalah analisis secara mandiri terhadap tugas yang akan disupervisi meliputi jadwal, KAK, dan SOP kegiatan.
- Supervisi dilakukan oleh Kepala Puskesmas bersama Penanggung Jawab UKM yang dilaksanakan secara langsung di tempat kegiatan.
- Jika ditemukan ketidaksesuaian atau hambatan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan UKM, maka dilakukan pembahasan dan tindak lanjut perbaikan
• KAK Supervisi tersedia sampai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan supervisi.
- Setiap pelaksana kegiatan mendapatkan supervisi minimal 1 kali dalam pelaksanaan kegiatannya.
- KAK mencantumkan Kepala Puskesmas ikut melaksanakan supervisi.
- Jadwal selain berada dalam KAK juga didapatkan tersendiri, bisa berada dalam map Kepala Puskesmas maupun pada map PJUKM.
• Pelaksanaan kegiatan supervisi diawali dengan penjelasan format supervisi yang akan diberlakukan pada tiap pelaksana (D)
- Bentuk bisa berupa rekam kegiatan Pertemuan Sosialisasi baik Jadwal maupun bagaimana cara melakukan pemantauan mandiri.
- Bentuk format supervisi disampaikan kepada Pelaksana.
- PJUKM memastikan Pelaksana memahami format supervisi.
- PJUKM memastikan jadwal pelaksanaan kegiatan.
• Tersedia jenis-jenis format supervisi yang digunakan untuk tiap pelaksana UKM.
EP 3 Koordinator pelayanan dan pelaksana 1. Ada data dan informasi yang Pengisian data
kegiatan UKM Puskesmas telah dikumpulkan oleh masing pelaksanaan kegiatan
melaksanakan analisis mandiri masing koordinator dan pelaksana secara mandiri
terhadap proses pelaksanaan kegiatan 2. Tersedia masing-masing
kegiatan UKM Puskesmas sebelum hasil analisis pelaksanaan koordinator dan
supervisi dilakukan. (D,W) kegiatan secara mandiri masing- pelaksana UKM
masing koordinator dan pelaksana
UKM
Jumlah 0
KRITERIA 2.8.2.
Penanggung jawab UKM wajib melakukan pemantauan dalam upaya pelaksanaan kegiatan UKM sesuai dengan jadwal yang sudah disusun agar dapat mengambil langkah tindak lanjut untuk perbaikan
POKOK PIKIRAN
• Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan UKM sesuai jadwal yang disusun pada bulan sebelumnya digunakan untuk menuntaskan penyelenggaraan pelayanan UKM Puskesmas sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan yang
disusun.
• Pelaksanaan pembahasan kesesuaian dilaksanakan dalam Lokakarya Mini bulanan untuk menghasilkan jadwal pelaksanaan kegiatan pada bulan berikutnya, dan dalam lokakarya mini triwulan untuk memantau peran lintas sektor
•terkait dalam
Rencana pelaksanaan
pelaksanaan pelayanan
kegiatan yangUKM.
sedang dilaksanakan dapat direvisi bila perlu, sesuai dengan perubahan kebijakan pemerintah dan/atau perubahan kebutuhan masyarakat atau sasaran, serta usulan-usulan perbaikan yang
rasional.
• Perbaikan terhadap jadwal pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan dan menjadi bagian dari pembahasan dalam lokakarya mini bulanan Puskesmas.
• Pergeseran jadwal bisa terjadi antar bulan atau dengan melaksanakan perbaikan terhadap komponen jadwal seperti tempat, waktu, sasaran kegiatan, pelaksana, serta metode dan teknologi.
• Perubahan rencana pelaksanaan kegiatan dimungkinkan apabila terjadi perubahan kebijakan pemerintah dan/atau perubahan kebutuhan masyarakat dan sasaran, maupun hasil perbaikan dan pencapaian kinerja. Perubahan
rencana kegiatan
• Bukti hasil tindakmemperhatikan
lanjut…. berupausulan-usulan
rekam kegiatandari pelaksana,
(D/W), lintas program,
Pemahaman danPelaksana
PJUKM dan lintas sektor terkabagaimana dan kapan dilakukannya Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan.
tentang
• Pemantauan didasarkan pada kesesuaian dengan JADWAL pelaksanaan kegiatan
- Jadwal tersedia, PJUKM dan Pelaksana memperhatikan jadwal pada saat menyusun kegiatan.
- prinsif 5W1H
• Tindak lanjut disini adalah hal-hal yang bisa dilakukan oleh PJUKM dan Pelaksana UKM segera untuk mengatasi masalah dalam pelaksanaan kegiatan.
• Sedangkan yang membutuhkan sumberdaya yang besar dan harus dibahas dengan pimpinan atau memerlukan minlok untuk dibahas bersama-sama dengan upaya lain, dilakukan pada nomor ep 4 dan 5
• Bila diperlukan perubahan rencana, baik bulanan, maupun perubahan terhadap RPK – misalnya PAK. Maka perlihatkan bukti rencana/jadwal yang berubah(D)
• Pelaksana/PJUKM memahami kenapa terjadi perubahan kegiatan, penyebab dan bentuk perubahan. (W)
KRITERIA 2.8.2. FAKTA DAN REKOMENDASI
Elemen Penilaian SKOR ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
EP 1 Dilakukan pemantauan kesesuaian 1.Ada jadwal dan pemantauan
pelaksanaan kegiatan terhadap yang direncanakan oleh PJ UKM.
kerangka acuan dan jadwal kegiatan 2.Tersedia KAK kegiatan
pelayanan UKM. (D, W) UKM yang akan di pantau.
3.Tersedia bukti
pelaksanaan pemantauan sesuai
jadwal / KAK
Jumlah 0
KRITERIA 2.8.3
Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM melakukan upaya perbaikan terhadap hasil penilaian capaian kinerja pelayanan UKM
POKOK PIKIRAN
• Adanya ketetapan tentang indikator capaian kinerja pelayanan UKM yang disusun berdasar Standar Pelayanan Minimal, Kebijakan/Pedoman dari Kementerian Kesehatan, Kebijakan/ Pedoman dari Dinas Kesehatan Provinsi, dan
Kebijakan/Pedoman dari Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dan kebijakan Puskesmas untuk masing- masing kegiatan UKM.
• Kegiatan pengumpulan hasil data capaian kinerja pelayanan UKM yang tercantum dalam laporan pelaksanaan pelayanan UKM disampaikan kepada penanggungjawab UKM setiap bulan dengan tetap memperhatikan periodisasi
pembuatan dan pengumpulan laporan.
• Penanggung jawab UKM dan koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM melakukan analisis terhadap capaian kinerja berdasarkan indikator kinerja pelayanan UKM dan indikator mutu pelayanan UKM yang telah
dikumpulkan untuk melihat pencapaian kinerja sesuai dengan target yang telah ditetapkan
• Penetapan Kepala Puskesmas tentang Indikator Kinerja berdasarkan:
- Standar Pelayanan Minimal,
- Kebijakan/Pedoman dari Kementerian Kesehatan,
- Kebijakan/ Pedoman dari Dinas Kesehatan Provinsi
- Kebijakan/Pedoman dari Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
- Kebijakan Puskesmas
• Bukti kegiatan umpan balik tidak harus jawaban surat bisa berupa pertemuan di Dinkes atau kunjungan ke Puskesmas
• Bukti pembahasan bersama dengan pelaksana dan PJUKM yang capaian kinerjanya diperhatikan. Misalnya, karena tidak tercapai
• Bisa juga dibuktikan dengan fasilitasi yang diberikan untuk rencana perbaikan
• Tindak lanjut hasil feedback dari dinkes, dibuktikan dengan rekam kegiatan, laporan, dan bentuk kegiatan lainnya yang dilaksanakan sebagai perbaikan dari permasalahan kinerja.
Jumlah 0
KRITERIA 2.8.4.
Penilaian kinerja terhadap penyelenggaraan pelayanan UKM dilaksanakan secara periodik untuk menunjukan akuntabilitas dalam pengelolaan pelayanan UKM
POKOK PIKIRAN
• Kepala Puskesmas, Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM bertanggung jawab dalam membudayakan perbaikan kinerja secara berkesinambungan, konsisten dengan visi, misi dan tujuan
Puskesmas.
• Kepala Puskesmas bersama Penanggung Jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM menetapkan kebijakan dan prosedur penilaian kinerja pelayanan UKM
• Kepala Puskesmas bersama Penanggung jawab UKM perlu melakukan penilaian terhadap kinerja pelayanan UKM secara periodik.
• Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menunjukkan akuntabilitas dalam pengelolaan dan pelaksanaan UKM Puskesmas dan melakukan perbaikan jika hasil penilaian kinerja tidak mencapai target yang diharapkan.
• Penilaian tersebut dilakukan dalam rapat Kepala Puskesmas bersama dengan Penanggung jawab UKM Puskesmas, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM.
EP 5 Hasil umpan balik (feedback) dari 1.Ada tindak lanjut atas umpan
dinas kesehatan daerah balik dari Dinas atas laporan yang
kabupaten/kota ditindaklanjuti. (D) dikirim 2.
Tersedia bukti tindak lanjut
Jumlah 0
Total Skor 0
Total EP 960
CAPAIAN 0 0.00%