Disusun oleh:
DITA AULYA
(19S10295)
D. Teknologi
Teknologi Pembekuan Makanan adalah teknologi mengawetkan makanan dengan
menurunkan temperaturnya hingga di bawah titik beku air. Hal ini berlawanan dengan
pemprosesan termal, di mana makanan dipaparkan ke temperatur tinggi dan memicu
tegangan termal terhadap makanan, dapat mengakibatkan hilangnya nutrisi, perubahan rasa,
tekstur, dan sebagainya, atau pemrosesan kimia dan fermentasi yang dapat mengubah sifat
fisik dan kimia makanan.
Kriogenik (cryogenic) merupakan salah satu teknologi pembekuan yang sebetulnya bukan
tergolong ide yang baru. Metode pembekuan pada teknologi ini menggunakan gas yang
dimampatkan menjadi cairan (liquid) misalnya nitrogen (N2) dan karbon dioksida (CO2).
Nitrogen cair memiliki titik didih pada suhu -195,80C, sedangkan karbon dioksida cair -570
C. Pada suhu yang lebih tinggi dari suhu tersebut, nitrogen dan karbon dioksida akan
berbentuk gas volatil, sehingga umumnya nitrogen cair dan karbon dioksida cair berada pada
suhu lebih rendah daripada titik didihnya. Dengan suhu yang sedemikian dingin, baik
nitrogen cair maupun karbon dioksida cair mempunyai kemampuan membekukan bahan
organik yang relatif lebih efektif daripada pendingin berbahan amonia ataupun freon.
E. Aplikasi pada bahan pangan
1. Pendinginan (cooling)
Pendinginan adalah penyimpanan bahan pangan diatas suhu pembekuan yaitu -2 sampai
100C. Pendinginan yang biasa dilakukan sehari-hari dalam lernari es pada umumnya
mencapai suhu 5-80C. Meskipun air murni membeku pada suhu O0C, tetapi beberapa
makanan ada yang tidak membeku sampai suhu –20C atau di bawah, hal ini terutama
disebabkan oleh pengaruh kandungan zat-zat di dalam makanan tersebut.
2. Pembekuan (freezing)
Menurut FG Winarno, dkk, pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan
beku. Pembekuan yang baik biasanya dilakukan pada suhu -12°C sampai -24°C. Pembekuan
cepat (quick freezing) dilakukan pada suhu -24 sampai -40°C. Perbedaaan antara pendinginan
dan pembekuan adalah dalam hal pengaruhnya terhadap keaktifan mikroba di dalam bahan
pangan. Penggunaan suhu rendah dalam pengawetan pangan tidak dapat menyebabkan
kematian bakteri secara sempurna, sehingga jika bahan pangan beku misalnya dikeluarkan
dari penyimpanan dan dibiarkan sehingga mencair kembali, maka keadaan ini masih
memungkinkan terjadinya pertubuhan bakteri pembusuk yang berjalan dengan cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 2 /Desember 2017 (57-67)
Jurnal TEKNIK PERTANIAN LAMPUNG ISSN (p): 2302-559X ISSN (e): 2549-0818
Vol. 8 No. 4, Desember 2019