PENDAHULUAN
Ikan Tenggri salah satu hasil perairan yang sudah lama dikenal peradaban,banyak dicari
orang, tetapi ikan ini termasuk jenis pangan yang paling cepat menurun kesegarannya dan cepat
membusuk pada suhu kamar, yang dapat mengakibatkan kerugian besar secara nilai gizi, mutu
kesegaran dan nilai uang. Ikan hasil tangkapan yang pasti akan mengalami proses penurunan
mutu (deteriorasi) ini, berlainan atau berbeda antar species yang satu dengan species yang
lainnya. Penguasaan akan ilmu dan pengetahuan yang menyangkut perubahan-perubahan yang
menjurus ke arah penurunan mutu kesegaran yang dialami species ikan setelah dipanen serta
semua faktor-faktor penyebab penurunan mutu, dimanfaatkan manusia untuk mencegah
penurunan mutu dengan cara menerapkan teknik pengawetan, terutama cara pendinginan dan
pembekuan.
Dalam perumusan sistem pendinginan kapal menjadikan wadah untuk menampung
pasokan kebutuhan ikan tenggiri yang di ambil oleh nelayan dalam jangka waktu yang panjang
sekitar 1-3 bulan dengan kapastas 3 ton maka di butuhkan alat untuk mengawetkan ikan sampai
jangka waktu yang ditentukan oleh nelayan.Maka cold storage merupakan solusi utama untuk
masa yang lama tersebut demi menampung kebutuhan pasokan makanan masyarakat yang
sebagian mengkonsumsi ikan tenggiri hasil tangkapan dari laut sampai dengan keadaan segar
ketika sampai di daratan,begitupun bagi nelayan tidak akan merasa kesulitan dalam pengawetan
ikan agar nilai jual yang di targetkan tercapai demi membawa ikan yang segar dan itupun
menjadi keuntungan bagi berbagai pihak,baik yang menkonsumsi, menjual, ataupun yang
memasok atau menadahi hasil ikan tangkapan nelayan.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, beberapa rumusan masalah
pada penelitian ini adalah:
1. Berapa dimensi case dari Air blast freezer penyimpanan ikan tenggiri berkapasitas 3
ton?
2. Berapa beban pendingin yang dibutuhkan untuk penyimpanan ikan teggiri 3 ton?
3. Berapa nilai COP dan efesiensi yang dibutuhkan pada cold storage penyimpanan ikan
tenggiri 3 ton?
4. Berapa daya total yang dibutuhkan untuk mengoperasikan Air blast freezer
penyimpanan ikan tenggiri berkapasitas 3 ton?
5. Bagaimana siklus penerapan Air blast freezer?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah ditetapkan, penelitian ini
mempunyai tujuan yaitu:
1. Mengetahui dimensi case pada Air blast freezer penyimpanan ikan tenggiri dengan
kapasitas 3 ton.
2. Mengetahui besar beban pendingin yang dibutuhkan serta nilai COP dan Efesienya.
3. Mengetahui berapa daya total yang dibutuhkan untuk mengoprasikan Air blast
freezer penyimpanan ikan tenggiri berkapasitas 3 ton.
4. Mengetahui sistem Air blast freezer
Kinerja termodiamika Air Blast Freezer sangat dipengaruhi oleh refrigeran yang
digunakan sebagai fluida kerja karena terdapat beda temperatur yang terbatas antara sistem dan
lingkungannya, dimana ini merupakan sumber utama ireversibilitas sistem refrigerasi. Ketika
terjadi penurunan evaporasi pada hakikatnya akan mengakibatkan panurunan kinerja, dan
efisiensi sistem begitupun sebaliknya.
4
tersebut. Refrigerasi dapat dikatakan juga sebagai proses pemindahan panas dari suatu bahan
atau ruangan ke bahan atau ruangan lainnya (Ilyas, 1993)
1. Proses Kompresi
2. Proses Kondensasi
3. Proses Ekspansi
4. Proses Evaporasi
5
Proses dari kompresi, kondensasi, ekspansi, dan evaporasi apa bila berlangsung terus –
menerus maka akan menghasilkan suatu siklus seperti berikut:
1. Proses Kompresi (1 – 2)
Pada proses kompresi menjelaskan bahwa proses ini terjadi di kompresor, fasa yang
masuk ke kompresor adalah uap jenuh, dengan tekanan dan tempratur yang randah. Kerja yang
diberikan pada refrigeran dengan cara dikompresi agar tekanannya naik sehingga temperaturpun
ikut naik. Proses ini menyebabkan uap refrigeran menjadi superheat yang akan ikut keluar dari
kompresor dengan tekanan tinggi, selanjutnya uap refrigeran yang berdekatan dan bertemperatur
tinggi akan masuk ke kondensor.
Proses kondensasi terjadi di kondensor karena temperatur refrigeran lebih tinggi dari
temperatur lingkungan, maka kalor dari refrigeran akan dilepas melalui dinding pipa kondensor
ke lingkungan sekitar. Proses pelepasan atau perpindahan kalor secara konveksi paksa dengan
bantuan fan. Ketika uap refrigeran yang berasal dari discharge kompresor masuk ke kondensor
maka uap (superheat) tersebut akan didinginkan dan diembunkan pada keadaan saturasi. Di
kondensor tekanan ataupun temperatur akan berubah fasa menjadi cair.
Kalor yang dilepaskan kondensor :
Q c = ṁ . q c
q c = (h2 - h3 )
Q c = ṁ . (h2 - h3 ) ………………………...…………………………….…(2)
Dimana :
Qc = Kapasitas kondensasi (kW)
ṁ = Laju aliran massa refrigeran (kg/s)
qc = Besarnya panas dilepas di kondensor (kJ/kg)
h2 = Enthalpy refrigeran masuk kompresor (kJ/kg)
h3 = Enthalpy refrigeran keluar kompresor (kJ/kg)
3. Proses Ekspansi (3 – 4)
Proses ini berlangsung secara isoentalpi, hal ini berarti tidak terjadi penambahan entelpi
tetapi drop tekanan dan penurunan temperatur. Proses penurunan tekanan terjadi pada katup
ekspansi yang berbentuk pipa kapiler yang berfungsi mengatur aliran rerfigerant dan
menurunkan tekanan (Hermawan W. 2008).
h2 = h3 …………………………………………………..…………….…(3)
Dimana :
h2 = Enthalpy refrigeran masuk kompresor (kJ/kg)
h3 = Enthalpy refrigeran keluar kompresor (kJ/kg)
7
4. Proses Evaporasi (Proses 4 – 1)
Proses ini berlangsung secara isobar isotermal. Refrigeran dalam wujud cair bertekanan
rendah menyerap kalor dan lingkungan atau media yang di inginkan sehingga wujudnya berubah
menjadi gas bertekanan rendah. Kondisi refrigerant saat masuk evaporator sebenarnya adalah
campuran cair dan gas. Hal ini terlihat dari gambar yang mana posisi titik 4 berada didalam
kubah garis jenuh. Besarnya kalor yang diserap oleh evaporator adalah seperti dibawah ini
(Hewmawan W. 2008).
q e= (h1 - h 4) …………………………...……………………………...…(4)
Qe = ṁ . (h1 - h 4) ………...…………………………………………….…(5)
Dimana :
Qe = Kapasitas kondensasi (kW)
ṁ = Laju aliran massa refrigeran (kg/s)
qe = Besarnya kalor diserap oleh evaporator (kJ/kg)
h1 = Enthalpy refrigeran masuk evaporator (kJ/kg)
h4 = Enthalpy refrigeran keluar evaporator (kJ/kg)
Beban pendingin adalah jumlah kalor yang dipindahkan oleh sistem pengkondisian udara
uap satu waktu (Anwar, 2010). Beban pendingin terdiri dari panas ruangan dan tambahan panas
yang berasal dari penerangan, alat elektronik, dan makhluk hidup. Beban pandingin secara
langsung akan berpengaruh terhadap performa mesin pengkondisian udara. Pengkajian pengaruh
beban pendingin, terhadap Coefficient Of Performance (COP) sangat penting dilakukan karena
suatu mesin pendingin yang memiliki nilai COP tinggi itu artinya memiliki kapasitas pendingin
yang besar namun menggunakan daya kompresor yang kecil.
Beban pendingin merupakan jumlan panas yang dipindahkan suatu sistem pengkondisian
udara saat sistem berjalan. Beban pendinginan berasal dari produk dalam ruang dan tambahan
8
panas. Tambahan panas adalah jumlah panas setiap saat yang masuk ke dalam ruang melalui
kaca secara radiasi maupun melalui dinding akibat perbedaan temperatur. Pengaruh
penyimpanan energi pada struktur bangunan perlu dipertimbangkan dalam perhitungan tambahan
panas.
Perhitungan beban pendingin terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu perhitungan beban
pendingin pada dinding, beban pendinginan pada produk.
Q = U x A x ∆T..………………………..……………………………...…(6)
Dimana :
1
U= 1 X 1 X 2 X 3 1 …………………..………………(7)
+ + + +
Fi K 1 K 2 K 3 F 0
Dimana :
9
Berikut merupakan beban pendinginan produk sebelum penyimpanan yaitu:
Q 1 = m x C o x (T o - T fp ¿ ………………..………………...………………(8)
Dimana :
Q1 = Kalor yang dihasilkan produk sebelum disimpan (Kj)
m = Massa produk (kg)
Co = Kalor spesifik produk atas sensibel (Kj/kg.K)
To = Temperatur lingkungan (K)
T fp = Temperatur freezing point produk (K)
Perhitungan beban produk pada saat disimpan yaitu :
Q2 = m x C p …………………………….…………..……………………(9)
Dimana :
Q2 = Kalor yang dihasilkan produk saat penyimpanan (Kj)
m = Massa produk (kg)
Cp = Kalor laten produk (Kj/kg)
Perhitungann beban pensinginan pada produk setelah penyimpanan, yaitu :
Q 3 = m x C u x (T fp - T 1) ………………..…………………………….…(10)
Dimana :
Ketika kerja kompresor dan kapasitas penyerapan panas di evaporator, pada sistem
refrigerasi kompresi uap juga dikenal istilah coefficient of performance (COP) yang mana nilai
COP tersebut merupakan suatu nilai perbandingain antara kapasitas penyerapan panas yang
10
terjadi di evaporator. Dengan sejumlah kerja kompresi yang dilakukan di kompresor (Hermawan
W. 2008).
Coefficient Of Performance ini digunakan untuk mengetahui kualitas kinerja dari suatu mesin
refrigerasi.
Pada prestsi aktual mesin refrigerasi dapat diketahui dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
qe h1−h 4
COP aktual= = ……………...………..………………..…(14)
w h2−h1
Dimana :
Te
COPcarnot = …………………………….…..………………..…(15)
T k −T e
Dimana :
3. Efisiensi
11
Menghitung efisiensi mesin refrigerasi dapat diperoleh dengan membandingkan nilai
COP akktualdengan COPcarnot yaitu :
COP aktual
ɳR = x 100% ………………………….…..………………..…(16)
COPcarnot
Dimana :
ɳR = Efisiensi refrigerasi
12
BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN
Mulai
Studi literatur
Penentuan dimensi
Analisis data
kesimpulan
Selesai
13
3.3 Perancangan
Proses perakitan dengan peralatan dan bahan yang sudah disediakan kemudian terbentuk
unit sesuai rancangan, unit yang digunakan sebagai penelitian dirancang dan dibangun
sedemikian rupa hingga dapat digunakan sebagai alat penelitian. Rencangan yang dirakit adalah
dengan temperatur kabin ingin dicapai yaitu untuk Air Blast Freezer adalah -20 °C. pada sistem
refrigerasi ini menggunakan refrigeran R404A.
Panjang =5m
Lebar =3m
Tinggi =3m
Volume =PxLxt
=5x3x3
= 45 m3
3.3.2 Material Kabin Yang Digunakan
Material yang digunakan pada perancangan ini terdapat beberapa macam yaitu :
Tabel 3.1 Material Dinding
Material Dinding
Ketebalan Satuan Konduktivitas
Bahan
(mm) (m) (W/mK)
ABS (Acrylonitrile 3 0,003 0,14
butadinc sytrene)
Polyurethone foam 746,5 0,7465 0,046
Alumulium 0,5 0,0005 205
Still air ( F ¿) 9,37
Moving air ( F out ) 22,70
14
3.3.3 Perhitungan Beban Dinding Kabin Eksternal
Perhitungan beban panas yang dihasilkan pada dinding dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
1. Perhitungan dinding bagian luar
Diketahui :
Panjang =5m
Lebar =3m
Tinggi =3m
Maka :
A = 2 (p x l) + 2 (p x l) + 2 (l x t)
= 2 (5 m x 3 m) + 2 ( 5 m x 3 m) + 2 (3 m x 3 m)
= 30 m + 30 m + 18 m
= 78 m2
2. Perhitungan koefisien perpindahan panas (U)
Diketahui :
Lapisan 1 : ABS (Acrylonitrile butadinc stytene) ( K 1) = 0,14 W/mK
Lapisan 2 : Polyurethane foam ( K 2) = 0,046 W/mK
Lapisan 3 : Alumunium ¿ ¿) = 205 W/mK
Inside air ( F i) = 9,37 W/mK
Outside air ( F o) = 22,70 W/mK
Maka :
1
U = 1 X1 X2 X3 1
+ + + +
Fi K 1 K 2 K 3 F 0
1
= 1
+
0,003 0,7465 0,0005
+ + +
1
9,37 0,14 0,046 205 22,7
1
= 0,106+0,021+16,228+0,0000043+ 0,044
1
= 16,399
15
= 0,0609 W/m2K
= 307.944 Kj
= 3.000 x 256
= 768.000 Kj
= 101.910 Kj
QT . product = Q1 + Q2 + Q3
= 1.177.854 Kj
Qtotal produk
Q product =
N x 3600 (s)
1.177 .854
=
48 x 3600(s)
17
1.177.854
= 172.800
t
Qmanusia = N x W x
24 jam
5 jam
= 2 x 260 watt x
48 jam
2.600
=
48
=54.1 Watt
Beban panas yang dihasilkan lampu :
¿
Qlampu = N x ¿ 48 jam
30 watt x 72 jam
=
48 jam
= 45 Watt
Perhitungan beban panas Equipment :
N . w .h
Qequipment =
24 jam
1 x 200 x 5
=
24 jam
1.000
=
24 jam
= 41,6 Watt
18
= 6.810 + 54,1 + 45 + 41,6
= 6.950,7 Watt
19
BAB IV
PERHITUNGAN PERANCANGAN AIR BLAST FREEZER
4.1 COP Rancangan
Untuk mencari COP maka diperlukan data sebagai berikut:
1. Temperatur Evaporasi = -18ºC
2. Temperatur kondensasi = 40ºC
3. Jenis refrigeran = 404 A
dapat diperoleh:
h1 = 364,46 kJ/Kg
h2 = 400,58 kJ/Kg
h3 = 263,20 kJ/Kg
h4 = 263,20 kJ/Kg
Maka dengan data yang diperoleh diatas dapat diketahui nilai COP aktual rancangan
menggunakan persamaan.
20
A. Efek Refrigerasi (qe)
qe = h1- h4
= 364,46 – 263,20
= 101,26 kj/kg
B. Kerja Kompresor (qw)
qw = h2-h1
= 400,58 – 364,46
= 36,12 kj/kg
qc = h2-h3
= 400,58 – 263,20
= 137,38 kj/kg
daya kompresor
m=
kerja kompresor
7,8
=
36,12
=0,21 kg/s
Qw = m.qw
= 0,21 . 36,12
= 7,5 kW
F. Kapasitas Kondensasi (Qc)
Qc = m.qc
= 0,21 . 137,38
= 28,8 kW
Qe = m.qe
= 0,21 . 101,26
= 21,26 kW
21
H. Analisa COP (Coeficient of Performance)
qe
Cop Aktual =
qw
101,26
= 36,12
= 2,8
te
Cop Carnot =
tk−te
255,15
= 313,15−255,15
255,15
= 58
= 4,39
I. Efesiensi Refrigerasi
cop actual
ᶯ Refrigerasi = cop carnot x 100
2,8
= x 100
4,39
= 63 %
22
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan perancangan air blast freezer penyimpanan ikan Tenggiri
berdimensi 5 x 3 x 3 meter dengan kapasitas 3 ton ikan Tenggiri dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Beban pendinginan air blast freezer sebesar 7.166 W
2. Daya kompresor sebesar 11 PK
3. Nilai efisiensi pada perancangan sebesar 63 %
24
DAFTAR PUSTAKA
Lamudin. (2022). Daftar Tarif Listrik per kWh Terbaru 2022. Lamudi. Indonesia:
Lamudi.co.id.
Muhammad Rais Rahmat, “Perancangan Cold Storage Untuk Produk Reagen” Jurnal
Imiah Teknik Mesin, Vol. 3, No.1 Februari 2015 Universitas Islam 45 Bekasi,
http://ejournal.unismabekasi.ac.id
25