Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang......................................................................................................... 1

1.2

Tujuan...................................................................................................................... 2

1.3

Manfaat.................................................................................................................... 2

1.4

Batasan Masalah...................................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................... 5
2.1 Siklus Refrigerasi........................................................................................................ 6
2.1.1 Siklus referigerasi kompresi uap ideal........................................................... 6
2.1.2 Siklus referigerasi kompresi uap aktual......................................................... 8
2.2 Bagian-bagian dan cara kerja mesin refrigerasi.......................................................... 9
2.2.1 Bagian-bagian mesin refrigerasi..................................................................... 11
2.2.2 Cara kerja mesin refrigerasi............................................................................ 11
2.3 Perawatan Mesin refrigerasi....................................................................................... 9
2.3.1 Cara Perawatan............................................................................................... 9
2.3.2 Masalah yang sering terjadi pada mesin refrigerasi........................................ 9
2.3.3 Tips untuk pengguna mesin refrigerasi........................................................... 9

BAB 3 PENUTUP.............................................................................................................. 24
3.1

Kesimpulan.............................................................................................................. 24

3.2

Saran........................................................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 44

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mesin refrigerasi atau mesin pendingin merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan
saat ini teruma bagi masyarakat perkotaan. Karena itu kita perlu mempelajari sitem
kerja refrigerasi dan sekaligus mengenal komponen - komponen refrigerasi. Refrigerasi
dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin pembeku (freezer), pendingin sayur
dan buah - buahan pada supermarket dan sebagainya. Peralatan ini dapat dijumpai mulai
dari skala kecil pada rumah tangga hingg skala besar pada aplikasi di industri. Sistem
refrigerasi kompressi uap juga digunakan pada aplikasi tata udara (air condition). Aplikasi tata
udara untuk hunian manusia, mesin yang digunakan dapat ditemui mulai dari skala kecil
seperti AC window dan AC spilit dan skala besar sepertiair cooled chiller. Sistem refrigerasi
sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia. Kemajuan dalam bidang refrigerasi
akhir-akhir ini adalah akibat dari perkembangan sistem kontrol yang menunjang kinerja dari
sistem refrigerasi.
Dengan perkembangan teknologi saat ini, refrigeran (bahan pendingin) yang di pasarkan
dituntut untuk ramah lingkungan, disamping aspek teknis lainnya yang diperlukan. Apapun
refrigeran yang dipakai, semua memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing oleh
karena itu, diperlukan kebijakan dalam memilih refrigerant yang paling aman berdasarkan
kepentingan saat ini dan masa yang akan datang. Selain itu, tak kalah pentingnya adalah
kemampuan dan ketrampilan dari para teknisi untuk mengaplikasikan refrigeran tersebut, baik
dalam hal mekanisme kerja sistem, pengontrolan maupun keselamatan kerja dalam
pemakaiannya.
Mesin pendingin berkembang pesat dan telah menjadi kebutuhan pokok manusia. Oleh
karena itu, setiap pengguna mesin pendingin harus memiliki pengetahuan tentang sistem
refrigrasi atau sistem pendingin dari mesin pendingin. Selain itu, pengguna mesin pendingin
harus mengetahui cara-cara untuk merawat dan memperbaiki mesin pendingin agar tetap
berfungsi dengan baik. Dalam makalah ini akan membahas cara kerja dan cara perawatan
mesin pendingin.

1.2 Tujuan
Pembuatan makalah mengenai perawatan mesin refrigerasi ini memiliki beberapa tujuan
yaitu:
1.
2.
3.
4.

Sebagai tugas matakuliah perawatan mesin


Dapat mengetahui pengertian dari mesin refrigerasi
Dapat mengetahui cara kerja dan bagian - bagian dari mesin refrigerasi
Dapat mengetahui cara perawatan mesin refrigerasi

1.3 Manfaat
Pada makalah mesin pendingin ini memiliki beberapa manfaat yang dapat dambil, yaitu:
1. Mengetahui pengertian tentang mesin refrigerasi
2. Mengetahui bagian bagian dan cara kerja mesin refrigerasi
3. Mengetahui cara perawatan mesin refrigerasi
1.4 Batasan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini penulis memiliki batasan masalah sebagai berikut :
1. Membahas mengenai sistem pendingin atau siklus refrigerasi
2. Membahas mengenai bagian-bagian dan cara kerja mesin refrigerasi
3. Membahas mengenai perawatan mesin refrigerasi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Siklus Refrigerasi

Siklus refrigerasi adalah siklus kerja yang mentransfer kalor dari media bertemperatur
rendah ke media bertemperatur tinggi dengan menggunakan kerja dari luar sistem. Secara
prinsip merupakan kebalikan dari siklus mesin kalor ( Heat Engine). Dilihat dari tujuannya
maka alat dengan siklus refrigerasi dibagi menjadi dua yaitu refrigerator yang berfungsi untuk
mendinginkan media dan heat pump yang berfungsi untuk memanaskan media. Ilustrasi
refrigerator dan heat pump dapat dilihat pada gambar di bawah.

Siklus refrigerasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


1) Siklus kompresi uap (vapor compression refrigeration cycle) dimana refrigeran
mengalami proses penguapan dan kondensasi, dan dikompresi dalam fasa uap.
2) Siklus gas (gas refrigeration cycle), dimana refrigeran tetap dalam kondisi gas.
3) Siklus bertingkat (cascade refrigeration cycle), dimana merupakan gabungan lebih dari
satu siklus refrigerasi.
4) Siklus absorpsi (absorption refrigeration cylce), dimana refrigeran dilarutkan dalam
sebuah cairan sebelum dikompresi.
5) Siklus termoelektrik (thermoelectric refrigeration cycle), dimana proses refrigerasi
dihasilkan dari mengalirkan arus listrik melalui 2 buah material yang berbeda.

Kinerja suatu refrigerator dan heat pump dinilai dari besarnya koefisien kinerja (coefficient of
performance COP) yang didefinisikan sebagai berikut,

Harga COPR dan COPHP umumnya lebih besar dari satu dimana COPHP = COPR + 1 untuk
suatu rentang tekanan kerja yang sama.

2.1.1

Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Ideal

Gambar skematik dan diagram T-s untuk siklus refrigerasi kompresi ideal

Gambar diagram P-h untuk siklus refrigerasi kompresi uap ideal


Siklus refrigerasi kompresi-uap ideal merupakan kebalikan siklus Carnot, di mana
fluida kerja (disebut juga refrigeran) harus menguap seluruhnya sebelum dikompresi pada
kompresor, sehingga turbin digantikan peranannya oleh katup ekspansi (bisa berupa katup
throttle atau pun pipa kapiler). Seperti terlihat pada skema dan diagram T-s di atas, ada empat
proses yang terjadi, yaitu:
proses 1-2 Kompresi isentropik pada kompresor,
proses 2-3 Pelepasan kalor pada tekanan konstan di kondensor,
proses 3-4 Throttling atau ekspansi isentropik pada katup ekspansi, dan
proses 4-1 Penyerapan kalor pada tekanan konstan di evaporator.
Dari gambar di atas, alur refrigeran dimulai pada kondisi 1 saat masuk kompresor
sebagai uap jenuh kemudian dikompresi secara isentropik sampai tekanan kondensor.
Temperatur refrigeran naik selama proses kompresi ini di atas temperatur lingkungan.
Refrigeran kemudian masuk ke kondensor sebagai uap superheat pada tingkat keadaan 2 dan
keluar sebagai cairan jenuh pada tingkat keadaan 3 sehingga terjadi pelepasan kalor ke
lingkungan. Refrigeran pada tingkat keadaan 3 ini diekspansi sampai tekanan evaporator
melalui katup ekspansi atau pun pipa kapiler. Temperatur refrigeran menjadi turun di bawah
temperatur ruangan yang dikondisikan selama proses ini. Refrigeran masuk ke evaporator
pada tingkat keadaan 4 (diidealisasi sebagai ekspansi isentropik pada tingkat keadaan 4)
sebagai campuran saturasi dua-fasa (cair-uap) dengan kualitas rendah, kemudian refrigeran
menguap seluruhnya dengan menyerap kalor dari ruangan yang dikondisikan tersebut.
Refrigeran keluar dari evaporator sebagai uap jenuh dan masuk kembali ke kompresor pada
tingkat keadaan 1. Seluruh proses siklus di atas bersifat reversibel secara internal, kecuali

untuk proses ekspansi yang irreversibel (karena trotel tidak mungkin isentropik sehingga
perlu diidealisasi atau berperan sebagai turbin untuk memudahkan analisis).
Efisiensi siklus refrigerasi ini dinyatakan dalam koefisien unjuk kerja (COP), di mana
tergantung dari efek refrigerasi (Load/QL) dan kerja netto (Wnet,in). Secara teoritis COP
maksimum ini tergantung dari temperatur dua sisi (Tcool dan Thigh), di mana COP akan naik bila
beda temperatur keduanya semakin kecil, dengan kata lain Tcool naik atau Thigh turun.
2.1.2

Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Aktual

Pada kenyataannya refrigerator atau heat pump akan bekerja dengan suatu proses yang
menyimpang dari siklus idealnya akibat ireversibilitas dalam tiap komponennya.
Ireversibilitas ini pada umumnya disebabkan oleh gesekan fluida dan perpindahan kalor dari
atau ke lingkungan sekitar. Siklus refrigerasi kompresi uap aktual dapat dilihat secara
skematik pada gambar dibawah ini.

Gambar skematik dan diagram T-s untuk siklus refrigerasi kompresi aktual
Hal-hal yang terjadi dalam siklus aktual:
1. Refrigeran sudah dalam kondisi uap panas lanjut sebelum masuk ke kompresor.

2. Akibat cukup panjangnya pipa penghubung kompresor-evaporator akan mengakibatkan


rugi tekanan. Rugi tekanan yang disertai peningkatan volume spesifik dari refrigeran
membutuhkan power input yang lebih besar.
3. Dalam proses kompresi ada rugi gesekan dan perpindahan kalor yang akan meningkatkan
entropi (1-2) atau menurunkan entropi (1-2') dari refrigeran tergantung kepada arah
perpindahan kalornya. Proses (1-2') lebih disukai karena volume spesifiknya turun sehingga
power input bisa lebih kecil. Hal ini bisa dilakukan apabila dilakukan pendinginan dalam
langkah kompresi.
4. Di dalam kondenser akan terjadi juga rugi tekanan.
5. Refrigeran dalam kondisi cairan terkompresi ketika masuk dalam katup ekspansi.
Secara umum kompresi menghisap uap refrigeran dari sisi keluar evaporator, tekanan dan
temperatur diusahakan tetap rendah agar refrigeran senantiasa dalam fase gas (uap). Didalam
kompresor, uap refrigeran ditekan (dikompresi) sehingga tekanan dan temperatur tinggi.
Energi yang diperlukan dalam proses kompresi diberikan oleh motor listrik atau penggerak
mula lainnya. Jadi, dalam proses kompresi energi diberikan kepada uap refrigeran.

2.2 Bagian-Bagian dan Cara Kerja Mesin Refrigerasi

2.2.1
1.

Bagian-bagian mesin refrigerasi


Kompresor

Kompresor merupakan unit tenaga dalam sistem mesin pendingin. Kompresor


berfungsi memompa bahan pendingin keseluruh bagian kulkas. Kompresor akan memompa
gas refrigerant dibawah tekanan dan panas yang tinggi pada sisi exhaust (tekanan tinggi) dari
sistem dan menghisap gas bertekanan rendah pada sisi intake (sisi tekanan rendah)
Ada 3 kerja yang dilakukan oleh kompresor yaitu :

Fungsi penghisap : proses ini membuat cairan refrigerant dari evaporator dikondensasi

dalam temperatur yang rendah ketika tekanan refrigerant dinaikkan.


Fungsi penekanan : proses ini membuat gas refrigerant dapat ditekan sehingga
membuat temperatur dan tekanannya tinggi lalu disalurkan ke kondensor, dan

dikabutkan pada temperatur yang tinggi.


Fungsi pemompaan: proses ini dapat dioperasikan secara kontinyu dengan
mensirkulasikan refrigerant berdasarkan hisapan dan kompresi.

2.

Kondensor

10

Kondensor berfungsi sebagai alat penukaran kalor ,menurunkan temperatur refrigran


dari bentuk gas menjadi cair. Kondensor di dalam sistem air conditioner merupakan alat yang
digunakan untuk merubah gas refrigrant bertekanan tinggi menjadi cairan. Alat tersebut
melakukan cara ini dengan menghilangkan panas dari refrigerant ke temperature atmosfir.
Kondensor terdiri dari coil dan fin yang berfungsi mendinginkan refrigerant ketika udara
tertiup diantaranya. Sejumlah kalor yang terdapat pada refrigeran dilepaskan keudara bebas
dengan bantuan kipas (fan motor).

Kondensor ditempatkan didepan radiator yang

pendinginanya dijamin oleh kipas. Untuk refrigrant jenis R-134a menggunakan kondensor
jenis parallel flow untuk memperbaiki efek pendinginan udara. Dengan cara itu maka efek
pendinginan udara dapat diperbaiki sekitar 15% sampai 20%. Agar proses pelepasan kalor
bisa lebih cepat, pipa kondensor didesain berliku dan dilengkapi dengan sirip. Untuk itu,
pembersihan sirip-sirip pipa kondensor sangat penting agar perpindahan kalor refrigran tidak
terganggu. Jika sirip-sirip kondensor dibiarkan dalam kondisi kotor, akan mengakibatkan
mesin pendingin menjadi kurang dingin.
3. Filter

Receiver drier merupakan tabung penyimpan refrigerant cair, dan ia juga berisikan
fiber dandesiccant (bahan pengering) untuk menyaring benda-benda asing dan uap air dari
sirkulasi refrigerant. Filter / Reciever drier mempunyai 3 fungsi , yaitu menyimpan
refrigerant, menyaring benda-benda asing dan uap air dengan desiccant dan filter agar tidak
bersirkulasi pada sistem mesin pendingin, dan memisahkan gelembung gas dengan cairan
refrigrant

sebelum

dimasukkan

ke

katup

ekspans

Receiver-drier menerima

cairan refrigerant bertekanan tinggi dari kondensor dan disalurkan ke katup ekspansi (katup
11

ekspansi). Receiver drier terdiri dari main body filter, desiccant, pipe, dan side glass .
Cairan refrigerant dialirkan ke dalam pipa untuk disalurkan ke katup ekspansi melalui outlet
pipe yang ditempatkan pada bagian bawah main body setelah tersaringnya uap air dan benda
asing oleh filter dan desiccant.
4.

Pipa Kapiler
Komponen ini berfungsi untuk menurunkan tekanan cairan bahan pendingin sebelum

masuk ke evaporator. Pipa kapiler dipasang setelah komponen filter dyer (strainer),dengan
dililitkan. Tujuan melilitkan pipa kapiler, agar pipa kapiler yang panjang jadi pendek dan
lebih simpel. Selain itu, agar terjadi perpindahan panas antara isi pipa kapiler berupa cairan
bahan pendingin dan uap di dalam pipa yang menuju ke kompresor.
5. Evaporator

Zat pendingin cair dari receiver drier dan kondensor harus dirubah kembali menjadi
gas dalam evaporator, dengan demikian evaporator harus menyerap panas, agar penyerapan
panas ini dapat berlangsung dengan sempurna, pipapipa evaporator juga diperluas
permukaannya dengan memberi kisikisi (elemen) dan kipas listrik (blower), supaya udara
dingin juga dapat dihembus ke dalam ruangan. Rumah evaporator bagian bawah dibuat
saluran/pipa untuk keluarnya air yang mengumpul disekitar evaporator akibat udara yang
lembab. Air ini juga akan membersihkan kotorankotoran yang menempel pada kisikisi
evaporator, karena kotoran itu akan turun bersama air. Evaporator di buat dari bahan logam
anti karat, yaitu tembaga dan almunium

12

6. Accumulator

Accumulator berfungsi sebagai penampung sementara refrigeran cair bertemperatur


rendah dan campuran minyak pelumas evaporator. Selain itu, accumulator juga berfungsi
mengatur sirkulasi aliran bahan refrigeran agar bisa keluar masuk melalui saluran yang
terdapat di bagian atas accumulator menuju ke saluran isap kompresor. Untuk mencegah agar
refrigeran cair tidak mengalir kekompresor, accumulator mengkondisikan wujud refrigeran
tetap dalam wujud gas, sebab ketika wujud refrigeran berbentuk gas akan lebih mudah masuk
kedalam kompresor dan tidak merusak bagian dalam kompresor
7. Katup ekspansi

Tekanan zat pendingin yang berbentuk cair dari kondensor, saringan harus diturunkan
supaya zat pendingin menguap, dengan demikian penyerapan panas dan perubahan bentuk zat
pendingin dari cair menjadi gas akan berlangsung dengan sempurna sebelum keluar
evaporator. Untuk itulah pada saluran masuk evaporator dipasang katub ekspansi. Bekerjanya
13

katup ekspansi diatur sedemikian rupa agar membuka dan menutupnya katup sesuai dengan
temperatur evaporator atau tekanan di dalam sistem.
8. Bahan Pendingin (Refrigerant)
Refrigeran adalah zat yang mudah diubah wujudnya dari gas menjadi cair, ataupun
sebaliknya. Jenis bahan pendingin sangat beragam. Setiap jenis bahan pendingin memiliki
karakteristik yang berbeda
9. Fan Motor
Fan motor atau kipas angin berguna untuk menghembuskan angin. Pada mesin refrigerasi
ada dua jenis fan yaitu

fan motor evaporator

dan fan motor kondensor. Fan motor

evaporator berfungsi menghembuskan udara dingin dari evaporator ke ruang yang akan
didinginkan sedangkan fan motor kondensor kipas angin ini diletakkan pada bagian bawah
kulkas yang memiliki kondensor yang berukuran kecil yang berfungsi mengisap atau
mendorong udara melalui kondensor dan kompresor . selain itu berfungsi mendinginkan
kompresor.
2.2.2

Cara Kerja Mesin Refrigerator

1. Cara Kerja AC

14

Kompresor AC yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk
memampatkan fluida kerja (refrigent) sehingga bertekanan dan bersuhu tinggi, kemudian
refrigeran bertekanan dan suhu tinggi dialirkan ke kondensor yang kemudian dimampatkan di
kondensor. Di bagian kondenser ini refrigeran yang dimampatkan akan berubah fase dari
refrigeran fase uap menjadi refrigeran fase cair, maka refrigeran mengeluarkan kalor yaitu
kalor penguapan yang terkandung di dalam refrigent. Adapun besarnya kalor yang dilepaskan
oleh kondenser adalah jumlahan dari energi kompresor yang diperlukan dan energi kalor yang
diambil evaporator dari substansi yang akan didinginkan.
Pada kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondensor relatif
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigeran yang berada pada pipa-pipa
evaporator. Setelah refrigeran lewat kondensor dan melepaskan kalor penguapan dari fase uap
ke fase cair maka refrigent dilewatkan melalui katup ekspansi.
Pada katup ekspansi ini refrigent tekanannya diturunkan sehingga refrigent berubah
kondisi dari fase cair ke fase uap yang kemudian dialirkan ke evaporator, di dalam evaporator
ini refrigeran akan berubah keadaannya dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini
disebabkan karena tekanan refrigent dibuat sedemikian rupa sehingga refrigent.
Setelah melewati katup ekspansi refrigeran mengalir melalui evaporator sehingga
tekanan dan suhunya menjadi sangat turun. Kemudian refrigeran yang bertekanan dan
bersuhu rendah ini akan menyerap kalor dari dalam ruangan yang didinginkan. Kejadian ini
akan berulang kembali secara siklus.
2.

Cara Kerja Kulkas


Dalam menjalani tujuan hidupnya untuk mendinginkan barang-barang yang berada di

dalam dirinya, kulkas memiliki 2 prinsip (sistem) kerja yang utama, yaitu kerja
mendinginkan (cooling) dan kerja mencairkan es di evaporator (defrost). Kedua jenis
kerja tersebut (cooling dan defrost) harus bekerja baik secara bergantian agar proses
pendinginan di dalam kulkas berjalan optimal sebagaimana mestinya. Bila salah satu atau
kedua jenis kerja tersebut terganggu, maka performa kulkas akan menurun .

15

1. Kerja mendinginkan
Proses pendinginan dalam kulkas hamper sama dengan proses pendinginan air
conditioner. Kita mulai dari hisapan kompresor. Dengan adanya aliran listrik maka motor
kompresor akan bekerja mengisap gas refrigeran yang bersuhu dan bertekanan rendah dari
saluran hisap (dan evaporator). Kompresor kemudian memampatkan gas refrigeran sehingga
menjadi uap/gas bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi, gas tersebut ditekan keluar oleh
kompresor memasuki kondensor yang dingin.
Gas refrigeran yang panas dan bertekanan tinggi tersebut di dalam kondensor
akan didinginkan oleh udara di luar kulkas (panasnya berpindah dari kondensor ke udara
sekelilingnya) sehingga suhunya turun (menjadi dingin) mencapai suhu kondensasi
(berkondensasi atau mengembun) dan wujudnya berubah menjadi cair tetapi tekanannya tetap
tinggi. Refrigeran cair yang bertekanan tinggi (tetapi suhunya telah rendah) ini selanjutnya
mengalir kedalam penyaring (strainer dan drier). Refrigeran cair kemudian memasuki pipa
kapiler yang berdiameter kecil dan panjang sehingga tekanannya turun drastis.
Dari pipa kapiler, refrigeran cair yang tekanannya sudah sangat rendah ini
kemudian memasuki ruang evaporator yang memiliki tekanan yang rendah hingga vakum
sehingga titik didihnya yang memang ditakdirkan sudah rendah semakin bertambah rendah
pula, oleh sebab itu dia segera berubah wujud menjadi gas (menguap). Ketika berubah wujud
dari cair menjadi gas di dalam pipa evaporator yang panjang dan berkelok-kelok itu, oleh
sebab zat refrigeran memiliki kalor laten penguapan yang besar (lagi-lagi karakteristik

16

refrigeran memainkan perannya yang penting!) maka dia memerlukan kalor laten yang besar
pula dan kalor (panas) ini diambilnya dari sekeliling evaporator yaitu isi kulkas. Kerja ini
diperkuat oleh adanya daya hisap kompresor yang menyebabkan molekul-molekul gas
refrigeran mendapat percepatan sehingga bergerak melesat di sepanjang lorong panjang
evaporator sambil mengambil panas dari sekeliling evaporator dengan efek resultantnya
adalah isi kulkas menjadi dingin.
Kemudian gas refrigeran memasuki akumulator. Akumulator akan memisahkan
refrigeran antara yang berbentuk gas dan yang masih berbentuk cairan. Hanya refrigeran yang
berwujud gas saja yang diperkenankan memasuki saluran hisap kemudian kembali ke
kompresor. Di dalam kompresor, refrigeran berbentuk gas akan dimampatkan dan
dipompakan lagi ke kondensor,begitu seterusnya proses ini berulang-ulang.
2. Kerja mencairkan es (defrost)
Kalau kerja mendinginkan (cooling) merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan
lemari pendingin, maka kerja mencairkan es (defrost) merupakan kerja pendukung yang
sangat diperlukan kulkas agar berfungsi sebagaimana mestinya. Bila defrost tidak bekerja
maka bunga es akan semakin banyak bertumpuk di luar pipa evaporator sehingga akhirnya
daya mendinginkan kulkas jauh berkurang dan kulkas tidak bisa mendinginkan lagi.
Kerja defrost ada 2 jenis yaitu manual dan otomatis. Defrost manual banyak diterapkan
pada lemari es model lama dan sederhana, sedangkan defrost otomatis banyak diterapkan
pada lemari es masa kini. Kerja mencairkan es di evaporator dikerjakan oleh defrost
heater (pemanas listrik) yang dibantu oleh alat-alat listrik yang kecil-kecil yang membentuk
rangkaian listrik dengan berbagai variasi rangkaian (tergantung merek kulkas) tetapi prinsip
kerjanya sama yaitu mengatur waktu (saat) pendinginan dan pencairan es secara bergantian
agar tercapai pendinginan yang optimal di dalam lemari es. Sirkuit listrik defrost cycles
bersama motor kompresor merupakan bagian tak terpisahkan dari keseluruhan system
kelistrikan

pada

sebuah

kulkas. System

kelistrikan

kulkas merupakan bagian

yang

cukup rumit dan paling sering mengalami gangguan/kerusakan yang menyebabkan kulkas
tidak berfungsi, tetapi kita dapat mudah memahami bila kita telah mempelajarinya dengan
seksama.

17

2.3 Perawatan Mesin Pendingin


Sebelum masuk pada bagaimana dan bagian-bagian apa saja dari suatu mesin pendingin
yang perlu perawatan rutin ,kita lihat terlebih dahulu tujuan dari perawatan mesin
pendingin,Tujuanya yaitu:
1.
2.
3.
4.
2.3.1

Memaksimalkan fungsi dan pemanfaatan mesin


Menjaga mesin agar selalu beroperasi dengan normal
Memperpanjang Usia mesin
Memperkecil tingkat kerusakan mesin
Cara Perawatan

1. Membersihkan unit kondensor.


Bersihkan unit kondensor dari debu yang menempel menggunakan kuas maksimal satu bulan
sekali. Jika unit kondensor dibantu fan kondensor, bersihkan fan kondensor dan lumasi motor
fan kondensor maksimal 6 bulan sekali. Bersih dan kotornya unit kondensor berpengaruh
besar dalam proses pendinginan suatu mesin pendingin, jika kondensor kotor maka proses
pendinginan berjalan dengan lambat dan pemakan listrik yang semakin besar serta akan
mengakibatkan kerusakan pada unit kompresor.
2. Membersihkan Unit Evaporator
Bersihkan Unit Evaporator dari kotoran yang menempel menggunakan kuas atau sikat.
Jika Unit Evaporator bayak bunga es cairkan dengan mematikan mesin dan biarkan cair
dengan sendirinya,jangan coba membersikanya dengan memukul atau mencongkelnya dengan
benda tajam karena bisa merusak unit Evaporator. Bersih dan kotornya unit Evaporator
berpengaruh besar dalam proses pendinginan suatu mesin pendingin. Jika Evaporator kotor
maka proses pendinginan berjalan dengan lambat atau bahkan tidak dingin sama sekali.
3. Mengecek Control Electrical
a. Mengecek kekencangan sambungan2 kabel ( sambungan kabel yang kendor bisa
menimbulkan panas,percikan api dan kebakaran)
b. Mengecek tegangan dan ampere ( pastikan mesin bekerja pada batas tegangan dan ampere
yang di ijikan seperti tertera pada plat kompresor,jika bekerja diatas atau dibawah tegangan
dan ampere yang diijinkan maka harus di cari penyebabnya dan diperbaiki )

18

Diliahat dari beberapa cara perawatan suatu mesin pendingin yang tersebut diatas dapat
disimpulka bahwa sirkulasi udara baik didalam ruang yang didinginkan ataupun diluar
ruangan yang didinginkan bahkan tempat dimana mesin pendingin ditempatkan akan
berpengaruh besar dalam operasional suatu mesin pendingin.
2.3.2 Masalah yang sering terjadi pada mesin refrigerasi
Masalah yang sering terjadi pada mesin pendingin adalah kerusakan motor kompresor
dan untuk memperbaikinya diperlukan biaya yang tidak sedikit. Penyebab dari sering
rusaknya kompresor dikarenakan mesin tidak ada perawatan. Kalau minimalya beberapa cara
perawatan tersebut diatas dan masaih ada cara perawatan yang lebih spesifik belum saya
jelaskan disini dilakukan maka tujuan perawatan akan tercapai.
2.3.3 Tips Untuk Pengguna Mesin refrigerasi
1. Tempatkan mesin pendingin pada tempat yang sesuai. ( bisa dibaca terlebih dahulu
manual book yang disertakan pada saat pembelian mesin pendingin). Pastikan suhu
ruangan tidak terlalu panas dan sirkulasi udara yang cukup dan mesin pendingin
tidak boleh bersentuhan langsung dengan mesin pemanas seperti oven,kompor dll
2. Lakukan perawatan seperti tersebut diatas atau percayakan perawatan mesin pada
teknisi
3. Jangan memasukan barang yang masih panas ke dalam mesin pendingin dll
4. Jika mesin ada gejala-gejala yang aneh tidak seperti biasanya segera hubungi teknisi
untuk mengeceknya

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

19

Mesin refrigerasi adalah mesin yang cara kerjanya menggunakan siklus refrigerasi.
Siklus refrigerasi adalah siklus kerja yang mentransfer kalor dari media bertemperatur rendah
ke media bertemperatur tinggi Dilihat dari tujuannya maka alat dengan siklus refrigerasi
dibagi menjadi dua yaitu refrigerator yang berfungsi untuk mendinginkan media dan heat
pump yang berfungsi untuk memanaskan media. Mesin refrigerasi memiliki 4 komponen
utama yaitu kompresor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator. Mesin refrigerasi
menggunakan fluida refrigeran yang digunakan sebagai media untuk perpindahan panas.
Ada beberapa cara perawatan dan tips untuk menjaga mesin refrigerasi tetap berfungsi
dengan baik yaitu dengan membersihkan evaporator, membersihkan kondensor, mengecek
control electrical, tempatkan mesin pendingin pada tempat yang sesuai, pastikan suhu
ruangan tidak terlalu panas dan sirkulasi udara yang cukup, mesin pendingin tidak boleh
bersentuhan langsung dengan mesin pemanas seperti oven,kompor dll, Jangan memasukan
barang yang masih panas ke dalam mesin pendingin dll. Jika mesin ada gejala-gejala yang
aneh tidak seperti biasanya segera hubungi teknisi untuk mengeceknya.
3.2 Saran
Perawatan mesin refrigerasi harus dilakukan untuk memaksimalkan fungsi dan pemanfaatan
mesin, menjaga mesin agar selalu beroperasi dengan normal, memperpanjang usia mesin dan
memperkecil tingkat kerusakan mesin. Sirkulasi udara baik didalam ruang yang didinginkan
ataupun diluar ruangan yang didinginkan bahkan tempat dimana mesin pendingin
ditempatkan akan berpengaruh besar dalam operasional suatu mesin pendingin.

20

Anda mungkin juga menyukai