Anda di halaman 1dari 7

JJTM, Vol. 7 No.

1, Maret 2019

PENGARUH VARIASI FLUIDA PENDINGIN TERHADAP


CAPAIAN SUHU OPTIMAL PADA RANCANGAN
MESIN PENDINGIN MINI WATER CHILLER
P. Deva Supriana1, K. Rihendra Dantes1, I N. Pasek Nugraha2

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Kejuruan


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail : putudevasupriana@gmail.com, rihendra-dantes@undiksha.ac.id,


paseknugraha@undiksha.ac.id

Abstrak
Di era modern ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat sehingga
mengakibatkan perkembangan dunia industri juga semakin cepat. Mereka berlomba-lomba
menemukan alat pendingin untuk memberikan mereka kenyamanan saat melakukan
kegiatan-kegiatan didalam ruangan yang panas. Water Chiler adalah proses penanganan
udara untuk mengontrol secara serempak terhadap temperatur, kelembaban, kebersihan dan
distribusi untuk mencapai kondisi yang diinginkan. Refrigerant yang mengalir dalam siklus
sekunder adalah fluida air (water) yang disirkulasikan dengan bantuan pompa. Fluida air
pendingin (chilled water) inilah yang nantinya akan mengambil panas ruangan. Dilihat dari
beberapa penelitian sebelumnya variasi fluida seperti coolant juga dapat mempengaruhi
penyerapan panas dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan variasi fluida air, coolant dan campuran air + coolant terhadap suhu yang dicapai
Mini Water Chiler. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan
variable bebas yaitu air, coolant dan campuran air + coolant sedangkan variable terikat yaitu
suhu. Pengujian dilakukan sebanyak 20 kali dan mencatat hasilnya tiap 20 menit. Dari hasil
penelitian fluida campuran air + coolant mendapatkan suhu yang sangat optimal dibandingkan
fluida air dan fluida coolant dengan rata-rata suhu di AHU 1 untuk fluida air: 13,430C, coolant:
12,520C dan campuran air + coolant: 11,520C, AHU 2 untuk fluida air: 13,330C, coolant:
12,420C dan campuran air + coolant: 11,420C dan AHU 3 untuk fluida air: 13,230C, coolant:
12,320C dan campuran air + coolant: 11,320C. Berdasarkan hasil penelitian tersebut fluida
campuran air + coolant mendapatkan suhu yang sangat optimal dikarenakan karakteristik
yang di miliki fluida air dan fluida coolant.
Kata-kata kunci : mini water chiler, variasi fluida, suhu optimal, pendingin.

Abstract
In this modern era the development of science and technology is so rapid that the development
of the industrial world is also accelerating. They are competing to find refrigerators to provide
them comfort while carrying out activities in a hot room. Water Chiler is an air handling process
to simultaneously control temperature, humidity, cleanliness and distribution to achieve the
desired condition. Refrigerant that flows in the secondary cycle is fluid water (water) which is
circulated with the help of a pump. This chilled water will later take the heat of the room. Viewed
from several previous studies fluid variations such as coolants can also affect heat absorption
well. This study aims to determine the effect of using variations of water fluid, coolant and
water + coolant mixture to the temperature achieved by Mini Water Chiler. The method used
in this study is an experiment with independent variables namely water, coolant and water +
coolant mixture while the dependent variable is temperature. The test is done 20 times and
records the results every 20 minutes. From the results of the fluid mixture + coolant research
get a very optimal temperature compared to water fluid and coolant fluid with an average
temperature in AHU 1 for water fluid: 13.430C, coolant: 12.520C and water mixture + coolant:
11.520C, AHU 2 for water fluid: 13,330C, coolant: 12,420C and mixture of water + coolant:
11,420C and AHU 3 for water fluid: 13,230C, coolant: 12,320C and water mixture + coolant:
11,320C. Based on the results of this study, the mixture of water + coolant fluid gets a very
optimal temperature due to the characteristics possessed by water fluid and coolant fluid.
Keywords: mini water chiller, fluid variations, optimal temperature, coolant.

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 35


JJTM, Vol. 7 No. 1, Maret 2019

Pendahuluan perubahan tekanan tinggi ke tekanan


Mini Water Chiler adalah mesin rendah. Selain itu katup eksapansi juga
pendingin rancangan mahasiswa prodi berfungsi sebagai pengontrol refrigerant
pendingin jurusan Pendidikan Teknik Mesin yang masuk ke dalam evaporator.
undiksha, yang memiliki fungsi hampir sama
dengan mesin water chiler pada umumnya Evaporator
namun pada rancangan ini mesin water Evaporator pada Mini Water Chiler
chiler dibuat secara mini atau prototype, adalah komponen yang memiliki fungsi
mesin ini mempunyai ukuran rangka dengan untuk penyerap kalor air pada Box Mini
panjang 100 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 130 Water Chiler. Evaporator pada Mini Water
cm. Mini Water Chiler dirancang dengan Chiler direndam pada Chiled water tank
memodifikasi AC Split, kapasitas kompresor supply sehingga air yang melewati
yang digunakan adalah 1PK. Kompresor evaporator akan mengalami penurunan
1PK digunakan karena kapasitas ruangan temperatur.
atau AHU tidak terlalu besar. Pada Chiled
water tank supply menggunakan kaca yang Pompa Sirkulasi
dilapasi steroform, tujuannya memakai kaca Pompa sirkulasi pada Mini Water
sebagai Chiled water tank supply adalah Chiler berfungsi untuk mensirkulasikan air
untuk memudahi kepada pengamat untuk yang berada pada Box Mini Water Chiler
mengamati cara kerja evaporator yang menuju ke AHU (Air Handling Unit).
direndam didalam Chiled water tank supply, AHU (Air Handling Unit)
ukuran Chiled water tank supply yaitu AHU merupakan alat penukar kalor
dengan panjang 84 cm, tinggi 29 cm, dan antara air dingin dengan udara, pada sistem
lebar 28 cm. Untuk ruangan yang ini, air dingin yang melewati evaporator yang
didinginkan menggunakan 3 ruangan mini sudah dimodifikasi di AHU yang berada di
yang dibuat menggunakan steroform, dalam ruangan dihembuskan oleh fan pada
panjang ruangan yaitu 30 cm, lebar 33 cm, AHU, sehingga membuat suhu di dalam
dan tinggi 50 cm. ruangan menjadi dingin.
Kompresor Pipa
Kompresor pada mesin pendingin Pipa yang digunakan pada Mini
Mini Water Chiler merupakan jantung dari Water Chiler adalah pipa tembaga, pipa
sistem refrigerasi yang berfungsi untuk memiliki fungsi sebagai sistem instalasi
mensirkulasikan gas refrigerant atau freon untuk tempat mengalirnya media media
dalam sistem chiler, kompresor juga pendingin pada Mini Water Chiler.
berfungsi sebagai penghisap uap refrigerant
yang keluar dari evaporator, kompresor Solenoid Valve
pada Mini Water Chiler memakai kompresor Solenoid pada Mini Water Chiler
dengan kapasitas 1PK. sebagai katup otomatis yang berfungsi
untuk mengaliri atau menghentikan laju
Kondensor aliran air yang di pompa menuju AHU jika
Komponen berikutnya pada Mini sudah mencapai suhu yang diinginkan.
Water Chiler adalah kondensor, kondensor
berfungsi sebagai pemindah panas dari Chiled Water Tank Supply
sistem refrigerasi, gas atau uap refrigerant Chiled water tank supply berfungsi
yang memiliki temperatur tinggi akan diserap sebagai wadah atau tempat penampung air
lalu dihembuskan oleh fan yang ada pada yang akan didinginkan maupun air yang
kondensor sehingga menyebakan uap sudah melewati AHU, didalam chiled water
refrigerant mengembun menjadi cair. tank supply juga terdapat evaporator yang
terendam, dan juga pompa sirkulasi air.
Katup Ekspansi
Pada Mini Water Chiler alat ekspansi Cara Kerja Mini Water Chiler
berfungsi untuk menurunkan tekanan gas Pada Water Chiler terdapat 2 siklus
refrigerant, pada alat ekspansi ini terjadi refrigerasi yang saling berkaitan yaitu siklus

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 36


JJTM, Vol. 7 No. 1, Maret 2019

refrigerasi primer dan siklus refrigerasi d. Proses Evaporasi


sekunder. Pada siklus refigerasi primer, Proses evaporasi adalah proses
refrigerant disirkulasikan oleh 4 komponen dimana refrigerant yang berwujud
utama sistem refrigerasi uap, yaitu adalah cair yang bertekanan dan
kompresor, kondensor, ekspansi, dan bertemperatur yang rendah
evaporator untuk mendinginkan air di dalam dimanfaatkan untuk mendinginkan
box water chiler. Sedangkan siklus refigerasi media air yang berada di dalam box
sekunder adalah siklus dimana fluidanya water chiler (evaporator direndam
adalah air yang sudah didinginkan pada didalam box). Karena air yang
siklus refrigerasi primer kemudian dialirkan melewati evaporator bersuhu lebih
ke AHU (Air Handling Unit) untuk tinggi dibandingkan dengan suhu
mendinginkan ruangan, agar lebih jelas, refrigerant maka terjadi perubahan
berikut adalah 2 siklus refrigerasi pada wujud refrigerant dari fase cair
Water Chiler : menjadi fase gas karena terjadinya
1) Siklus Refrigerasi Primer penyerapan kalor, setelah itu
a. Proses Kompresi refrigerant dialirkan ke kondensor
Proses kompresi ini adalah proses untuk di kondensasikan, setelah itu
dimana redrigerant yang awalnya kembali lagi ke kompresor, proses
berwujud gas, bertemperatur dan ini akan terjadi berulang-ulang
bertekenan rendah masuk ke sampai suhu di dalam ruangan
dalam kompresor, kemudian di tercapai sesuai yang diatur.
dalam kompresor refrigerant ini 2) Siklus Refrigerasi Sekunder
dimampatkan atau dikompresikan Setelah mengalami siklus refrigerasi
tetap dalam wujud gas dan primer sehingga air yang berada didalam
mempunyai tekanan dan Box Water Chiler menjadi dingin kemudian
temperatur yang tinggi setelah itu selanjutnya dilakukan siklus refrigerasi
dialirkan menuju evaporator. sekunder. Siklus ini diawali dengan
b. Proses Kondensasi pemompaan air dingin yang berada di box
Proses kondensasi ini adalah water chiler ke masing-masing AHU (Air
proses dimana refrigerant yang Handling Unit) dan disirkulasi menuju
keluar dari kompresor dalam evaporator yang sudah dimodifikasi di AHU.
wujud gas bertekanan dan Selanjutnya udara dihembuskan oleh fan
temperatur yang tinggi dialirkan ke AHU untuk menghasilkan udara yang dingin.
kondensor, kemudian pada Pada proses tersebut mengalami penarikan
kondensor terjadi perubahan fase atau penyerapan kalor yang ada didalam
refrigerant yang dimana awalnya ruangan sehingga temperatur air dingin
berwujud gas menjadi cair, yang melewati evaporator yang sudah
setelah di kondensasikan dimodifikasi di AHU menjadi naik karena
refrigerant memiliki temperatur mendapatkan kalor dari udara. Kemudian
yang lebih rendah dan tekanan setelah melewati AHU, air mengalir kembali
yang masih tinggi, setelah itu ke box water chiler untuk didinginkan
refrigerant dialirkan ke alat kembali oleh evaporator. Siklus ini akan
ekspansi. berulang ulang selama sistem pendingin
c. Proses Ekspansi (Penurunan bekerja untuk mendinginkan ruangan.
Tekanan)
Proses Ekspansi ini adalah proses Metode Penelitian
dimana refrigerant mengalami Metode yang akan digunakan dalam
penurunan tekanan, didalam alat penelitian ini adalah metode eksperimen.
ekspansi terjadi penurunan tekanan Metode eksperimen merupakan bagian dari
gas sehingga refrigerant yang metode kuantitatif, dan memiliki ciri khas
berwujud cair memiliki tekanan tersendiri terutama dengan adanya
yang rendah dan temperatur yang kelompok kontrol. Dalam bidang sains,
rendah. Kemudian dialirkan ke penelitian-penelitian dapat menggunakan
evaporator. desain eksperimen karena variabel-variabel

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 37


JJTM, Vol. 7 No. 1, Maret 2019

dapat dipilih dan variabel-variabel lain yang d. Mencatat suhu yang dihasilkan
dapat mempengaruhi proses eksperimen itu tiap 20 menit
dapat dikontrol secara ketat. Sehingga e. Hasil diambil dengan 20 kali
dalam metode ini, peneliti memanipulasi pengulangan
paling sedikit satu variabel, mengontrol f. Mematikan mesin.
variabel lain yang relevan, dan 3. Akhir pengujian
mengobservasi pengaruhnya terhadap Setelah proses pengujian atau
variabel terikat. Manipulasi variabel bebas pengambilan data selesai, langkah
inilah yang merupakan salah satu selanjutnya adalah mematikan mesin dan
karakteristik yang membedakan penelitian merapikan peralatan-peralatan yang
eksperimental dari penelitian-penelitian lain. digunakan selama proses pengambilan
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas data. Pengolahan data penelitian. Setelah
dan satu variabel terikat yaitu: mendapat hasil penelitian dilakukan
1. Variasi fluida pendingin: pengolahan menggunakan Aplikasi SPSS.
a. Air Metode pengumpulan data
b. Coolant merupakan faktor penting demi keberhasilan
c. Campuran air + coolant penelitian. Hal ini berkaitan dengan
2. Suhu bagaimana cara mengumpulkan data, siapa
Obyek yang digunakan dalam sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
penelitian ini adalah Mesin Pendingin Mini Jenis sumber data adalah mengenai dari
Water Chiler dengan mengganti media air mana data diperoleh. Apakah data diperoleh
pendinginannya diharapkan menghasilkan dari sumber langsung (data primer) atau
pencapaian suhu optimal dan mendapat data diperoleh dari sumber tidak langsung
suhu yang lebih rendah dari pendinginan (data sekunder). Dalam penelitian ini teknik
standarnya. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data yang digunakan yaitu :
penelitian ini adalah Mini Water Chiler dan teknik observasi dan tekni dokumentasi.
bahan yang digunakan adalah air murni dan Teknik analisis data. Pada penelitian
coolant. ini menggunakan analisis varians satu jalur
Prosedur dalam penelitian ini yang (ANAVA A). Anava satu jalur (satu
pertama adalah penyusunan alat penelitian jalan/ANAVA A) ini digunakan menganalisis
yang dimana alam penelitian ini seluruh data dari satu variable klasifikasi sampel dan
pengambilan data dilakukan dengan sebelum analisis data pertama yang harus
mencatat hasil pengamatan pada thermostat dilakukan adalah uji prasyarat analisi yang
digital. Sebelum dilaksanakan penelitian, meliputi uji normalitas data dan uji
terlebih dulu melakukan persiapan homogenitas data,
menyusun alat perlengkapan penelitian.
Sebelum menyusun alat, dilakukan
pengecekan kondisi mesin pendingin Mini
Water Chiler. Yang kedua ada tahapan
penelitian. Tahapan yang dilakukan dalam
pengujian adalah sebagai berikut:
1. Tahapan Persiapan Pengujian
Setelah persiapan alat, selanjutnya
pemasangan alat uji yaitu thermostart digital
2. Tahap Pengujian
Tahapan hasil pengujian dapat
diperinci sebagai berikut :
a. Mini Water Chiler dengan jenis
fluida yang akan diteliti
b. Menghidupkan mesin
c. Memulai pengujian atau proses
pengambilan data dengan
thermostart dengan mencari
suhu tiap 20 menit.

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 38


JJTM, Vol. 7 No. 1, Maret 2019

yang dihasilkan oleh Mini Water Chiler


dengan menggunakan thermostat digital
sehingga mendapatkan hasil yang dapat
menunjang penelitian ini.

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada
penelitian yang akan dilaksanakan ini
dapat dipaparkan sebagai berikut:
a. Mesin Pendingin Mini Water Chiler
b. Air Murni
c. Coolant

Hasil dan Pembahasan


1) Hasil Capaian Suhu Mini Water Chiler di
AHU 1 menggunakan variasi fluida air,
coolant dan campuran air + coolant
Dari tabel data hasil pengujian diatas
suhu yang dicapai Mini Water Chiler di AHU
1 menggunakan variasi fluida air, coolant
dan campuran air + coolant bervariasi. Rata-
rata suhu yang dicapai:

a) Air : 13,43 0C
b) Coolant : 12,52 0C
c) Campuran air + coolant : 11,520C

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Tahapan dalam penelitian ini dapat


dijabarkan sebagai berikut : (a) Studi
kepustakaan/literatur untuk menggali teori
dasar mengenai kompresor, kondensor,
katup ekspansi, evaporator, pompa sirkulasi,
AHU (Air Handling Unit), pipa, solenoid
valve, chiled water tank supply. (b)
Pemilihan dan pengumpulan komponen
untuk pembuatan mesin pendingin Mini Gambar 2. Grafik Hasil Capaian Suhu di
Water Chiler. (c) Adapun komponen yang AHU 1 Mini Water Chiler Menggunakan
perlu disiapkan seperti : kompresor, Fluida Air, Coolant dan Campuran Air +
kondensor, katup ekspansi, evaporator, Coolant
pompa sirkulasi, AHU (Air Handling Unit),
pipa, solenoid valve, chiled water tank 2) Hasil Capaian Suhu Mini Water Chiler di
supply. (d) Proses pembuatan dan perakitan AHU 2 menggunakan variasi fluida air,
prototype mesin Mini Water Chiler sesuai coolant dan campuran air + coolant
dengan rancangan yang sudah di buat. (d) Dari tabel data hasil pengujian diatas
kemudian melakukan pengujian dengan suhu yang dicapai Mini Water Chiler di AHU
menggunakan variasi fluida air, coolant, dan 2 menggunakan variasi fluida air, coolant
campuran air + coolant. (e) Pengambilan dan campuran air + coolant bervariasi. Rata-
data dengan melakukan pengukuran suhu rata suhu yang dicapai:

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 39


JJTM, Vol. 7 No. 1, Maret 2019

a) Air : 13,33 0 Pembahasan


b) Coolant : 12,42 0C Berdasarkan penelitian sebelumnya,
c) Campuran air + coolant : 11,420C bahwa volume fluida berpengaruh terhadap
capaian suhu optimal,maka peneliti
bermaksud untuk memvariaskan fluida pada
Mini water Chiler untuk mengoptimalkan
capaian suhunya. Setelah melakukan
analisa berdasarkan data dan grafik
mengenai suhu ditemukan bahwa volume
fluida mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap capaian suhu optimal dari Mini
Water Chiler. Ini dikarenakan fluida
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap suhu capaian Mini Water Chiler.
Penggunaan campuran air + coolant
menghasilkan suhu terendah. Ini
dikarenakan karakteristik yang ada pada air
Gambar 3. Grafik Hasil Capaian Suhu di dan coolant. Hal ini juga dibuktikan dengan
AHU 2 Mini Water Chiler Menggunakan analisa berdasarkan table uji lanjut Tukey
Fluida Air, Coolant dan Campuran Air + didapatkan bahwa penggunaan variasi
Coolant fluida air, coolant dan campuran air + coolant
berpengaruh terhadap suhu optimal. Dan
3) Hasil Capaian Suhu Mini Water Chiler di penggunaan fluida campuran air + coolant
AHU 3 menggunakan variasi fluida air, mendapatkan suhu yang sangat optimal
coolant dan campuran air + coolant dibandingkan dengan menggunakan fluida
Dari tabel data hasil pengujian diatas air dan coolant. Dengan rata-rata suhu di
suhu yang dicapai Mini Water Chiler di AHU AHU 1 untuk fluida air: 13,430C, coolant:
3 menggunakan variasi fluida air, coolant 12,520C dan campuran air + coolant:
dan campuran air + coolant bervariasi. Rata- 11,520C, AHU 2 untuk fluida air: 13,330C,
rata suhu yang dicapai: coolant: 12,420C dan campuran air +
coolant: 11,420C dan AHU 3 untuk fluida air:
a) Air : 13,23 0C 13,230C, coolant: 12,320C dan campuran air
b) Coolant : 12,32 0C + coolant: 11,320C.
c) Campuran air + coolant : 11,320C
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat
penulis berikan dari pengaruh kecepatan
aliran fluida terhadap capaian suhu optimal
hasil mesin pendingin Mini Water Chiler
adalah sebagai berikut :

1. Dari analisis data yang dilakukan


fluida campuran air + coolant mendapatkan
suhu yang sangat optimal di bandingkan
fluida air dan fluida coolant. Ini di karenakan
karakteristik yang dimiliki air dan coolant. Air
memiliki karakteristik yaitu: perubahn suhu
berlangsung secara lambat, air merupakan
pelarut yang baik, air memerlukan panas
Gambar 4. Grafik Hasil Capaian Suhu di yang tinggi dalam proses penguapan, air
AHU 3 Mini Water Chiler Menggunakan memiliki viskositas yang kurang kental.
Fluida Air, Coolant dan Campuran Air + Sedangkan coolant memiliki karakteristik
Coolant yaitu: titik didih lebih tinggi, Titik beku lebih
rendah, tidak korosif, tidak sebabkan kerak

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 40


JJTM, Vol. 7 No. 1, Maret 2019

kalsium, lebih efektif menyerap panas, Kuantitatif). Singaraja:Universitas


viskositas lebih kental. Karakteristik ini yang Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA).
menyebabkan fluida campuran air + coolant Kusuma, Kadek Doni Hendra. 2018.
mendapatkan suhu yang sangat optimal Pengaruh Variasi Volume Fluida
dibandingkan dengan fluida air dan fluida Pendingin Terhadap Capaian
coolant, karana campuran tersebut akan Suhu Optimal Hasil Rancangan
membentuk karakteristik yang baru. Coolbox Zero Pollution. Singaraja :
2. Analisa berdasarkan table uji lanjut Universitas Pendidikan Ganesha
Tukey didapatkan bahwa penggunaan (UNDIKSHA).
variasi fluida air, coolant dan campuran air Nugroho, Agung. 2009. Laju Perpindahan
+ coolant berpengaruh terhadap suhu Panas Pada Radiator Dengan
optimal. Dan penggunaan fluida campuran Fluida Campuran 80% Air Dan 20%
air + coolant mendapatkan suhu yang Radiator Coolant Pada Putaran
sangat optimal dibandingkan dengan Konstan. Demak:Universitas Sultan
menggunakan fluida air dan coolant. Fatah (UNISFAT).
Dengan rata-rata suhu di AHU 1 untuk fluida Pawitra, I Ketut Pande. 2018. Pengaruh
air: 13,430C, coolant: 12,520C dan campuran Variasi Fluida Pendingin Terhadap
air + coolant: 11,520C, AHU 2 untuk fluida Capaian Suhu Optimal Hasil
air: 13,330C, coolant: 12,420C dan campuran Rancangan Coolbox Zero Pollution.
air + coolant: 11,420C dan AHU 3 untuk Singaraja : Universitas Pendidikan
fluida air: 13,230C, coolant: 12,320C dan Ganesha (UNDIKSHA).
campuran air + coolant: 11,320C. Riandika, Putu. 2018. Pengaruh Kecepatan
Aliran Fluida Terhadap Capaian
Saran Suhu Optimal Hasil Rancangan
Adapun saran yang penulis dapat Coolbox Zero Pollution. Singaraja :
sampaikan adalah sebagai berikut : Universitas Pendidikan Ganesha
Berdasarkan hasil penelitian ini (UNDIKSHA).
untuk mendapat suhu optimal pada Sumanto, MA. Pertama. 2000. Dasar-Dasar
rancangan mesin pendingin Mini Water Mesin Pendingin. Yogyakarta :
Chiller maka fluida yang digunakan adalah Penerbit Andi. 979-533-604-5.
fluida campuran air + coolant. Sujadi. 2002. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Daftar Pustaka Supardi. 2006. Metodologi Penelitian.
Arikunto. 2006. Metodelogi Penelitian. Mataram : Yayasan Cerdas Press.
Hal: 158 Neji, Tio. 2013. Mesin Pendingin Chiler.
Dantes, Nyoman. 2014. Analisis Dan Acedemia.
Desain Eksperimen (Disertai Contoh
Penerapan Analisis Data). Singaraja
: Program Pascasarjana Undiksha.
Hadi B1, Aris Zainul Muttaqin 2. 2014.
Efektivitas Variasi Campuran
Radiator Coolant Dengan Air
Terhadap Laju Pembuangan Panas.
Jember : Universitas Jember.
Ian Antoni1, Nely Ana Mufarida2,
Sihmanto3. 2014. Analisis
Perpindahan Panas Dan
Pemakaian Bahan Bakar Terhadap
Variasi Campuran Radiator
Coolant Dan Air. Jember :
Universitas Muhammadiyah Jember.
Koyan, I Wayan. 2012. Statistika
Pendidikan (Teknik Analisis Data

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 41

Anda mungkin juga menyukai