Anda di halaman 1dari 31

FROM : http://pelaut-berkarakter.blogspot.co.id/2016/01/kumpulan-skripsi-kti-sekolah-pelayaran.

html
Agus Lagenni
RABU, 13 JANUARI 2016

skripsi / kti tentang air pendingin mesin induk


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kapal adalah sarana transportasi yang sangat efisien. Mengikuti perkembangan
jaman yang dewasa ini semakin maju dan modern serta canggih, kapal juga dirancang
sedemikian sehingga dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan .
Untuk menunjang Operasional kapal tersebut , diperlukan pula ABK yang terampil
dan siap kerja diatas kapal.
Lancarnya kinerja dari mesin induk tidak lepas dari peran serta faktor air pendingin.
Pada sistim air pendingin mesin induk tergantung juga pada dua faktor yaitu faktor
kualitas air pendingin dan faktor bahan itu sendiri.
Oleh karena itu mutu dan kebersihan air pendingin perlu dijaga supaya menjamin
kelancaran kinerja dari mesin induk, karena sering terjadi kinerja mesin induk terganggu
disebabkan pada kualitas air pendingin yang tidak baik dan tidak terawat, sehingga akan
mengakibatkan korosi pada bahan dan menimbulkan terak yang menghalangi
penyerahan panas. Dengan pentingnya fungsi dari air pendingin untuk menunjang
ketahanan bahan mesin induk penulis memilh judul :
PENTINGNYA PERAWATAN AIR PENDINGIN DALAM MENUNJANG DAYA
TAHAN MESIN INDUK

B. Pokok Permasalahan

Oleh karena itu motor induk harus dipertahankan faktor perawatannya, salah
satunya adalah peranan mutu air pendingin dari kerja motor induk dapat
dipertahankan. Motor induk bekerja kurang sempurna apabila sistim pendinginan tidak
berjalan sebagaimana mestinya.
Dari beberapa pengalaman selama penulis diatas kapal dan dari pengamatan
penulis selama bertugas, ditemukan bahwa adanya kualitas air pendingin yang tidak
terawat sehingga mengurangi daya tahan bahan serta kinerja mesin induk kurang optimal
Dari berbagai permasalahan pada sisitim air pendingin sehingga mengakibatkan
tidak lancarnya pengoperasian mesin induk terletak pada timbulnya terak dan korosi pada
bahan disamping volume air yang selalu penuh dan alirannya konstan maka pokok
permasalahan pada sistim air pendingin di identifikasi sebagai berikut :
1. Kurang terawatnya kondisi air pendingin
2. Daya tahan Bahan mesin berkurang

C. LINGKUP BAHASAN

Dalam pembahasan tentang permasalahan sistim air pendingin serta hubungannya


dengan kualitas air , sebenarnya memang ada banyak hal yang dapat diungkapkan dan
dapat ditinjau serta di pandang dari berbagai aspek, apalagi bila dewasa ini di era
modernisasi, Oleh sebab itu penulis dalam kesempatan ini akan membatasi dan
memperkecil lingkup bahasan dengan hanya membahas mengenai masalah bagaimana
mengoptimalkan kualitas air pendingin.
Mengingat luasnya permasalahan yang ditimbulkan dari air pendingin mesin guna
menunjang kelancaran kinerja mesin. Untuk membatasi masalah pada makalah ini,
penulis hanya membahas pada perawatan air tawar pendingin di atas kapal KM. Inti
Persada.

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN

1. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui beberapa hal mengenai gangguan pada sistim pendinginan mesin induk

dan cara penanganan dan perawatan sehingga diharapkan dapat menunjang pengoperasian

mesin induk lebih optimal. Dan memenuhi persyaratan mengikuti pendidikan Ahli Teknika Tingkat

III (ATT III).


2. Manfaat Penulisan.
a. Memberikan pemahaman para ABK agar mengerti akan pentingnya perawatan air
pendingin guna menunjang kinerja mesin induk.
b. Dapat memberikan sumbangan pengetahuan kepada
pembaca yang akan bekerja dikapal.

E. METODE PENGUMPULAN DATA


Untuk mencari solusi pemecahan masalah melalui suatu penelitian dengan didasarkan atas
methode pengumpulan data yang digunakan untuk menemukan kebenaran secara obyektif,
maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Penelitian Lapangan ( Field Research)


a. Pengalaman selama bekerja di KM. Inti Persada.

b. Wawancara langsung dengan beberapa ABK.

2. Penelitian Keperpustakaan (Library Research)


a. Buku buku Petunjuk di atas kapal KM. Inti Persada.
b. Buku-buku baik yang berasal dari dalam maupun luar perpustakaan yang pernah
dikunjungi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kurang Terawatnya Kondisi Air Pendingin
Selain kualitas air pendingin yang rendah juga tidak adanya motivasi untuk
melakukan perawatan / pengetesan air tawar pendingin. Apalagi pihak masinis kapal
tidak memperhatikan kegunaan akan chemical sebagai bahan penanganan dalam
perawatan air tawar pendingin. Dengan kondisi air tawar pendingin yang kurang baik
menyebabkan daya tahan bahan berkurang
Kurang terawatnya kondisi air pendingin dan ketidak stabilan suhu serta tekanan air
tawar yang bisa terjadi ini disebabkan antara lain :
1. Aliran air tidak lancar karena ada saluran yang lubang laluannya menyempit dan
penyerahan panas yang terhalang karena timbulnya terak pada bahan.
2. Terjadinya kebocoran atau keretakan bahan.
3. Pompa sirkulasi tidak bekerja secara maksimal.
4. Volume air di dalam sistim tidak cukup.

B. Daya Tahan Bahan Mesin Berkurang


Seringnya terjadi kebocoran pada saluran pipa air pendingin dan juga kebocoran
pada sambungan-sambungan karena karet paking yang rusak ( meleleh ) karena terkena
panas air pendingin yang diatas standard pada saat mesin bekerja dengan pusaran
penuh. Ini menyebabkan terganggunya kerja mesin karena harus berhenti dulu untuk
mengadakan perbaikan.
Pada cylinder liner no.1 mesin induk terjadi kebocoran yang yang serius terpaksa
mesin harus di over haul diganti dengan cylinder liner yang baru.
Pada saat dicking mesin kanan dan kiri diadakan general over haul. Pada saat
dibersihkan cylinder liner dan diadakan pengecekan cylinder liner dan cylinder head.
Pada cylinder liner ditemukan bopeng-bopeng karena korosi maka cylinder liner diadakan
penggantian sebanyak 3 buah. Dan cylinder head setelah dibersihkan dengan chemical
dan di test presure ternyata ada satu cylinder head yang bocor dan harus diganti dengan
yang baru. Juga saluran-saluran pipa air pendingin banyak karena dimungkinkan akan
bocor karena tipis karena korosi bahan.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Praktek
Tempat dan waktu penelitan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu ketika penulis melakukan
praktek laut (prala) di KM. Inti Persada selama dua belas bulan. Ada pun deskripsi tempat
praktek, yaitu :
Sejarah Singkat KM. INTI PERSADA
KM. INTI PERSADA pertama kali di bangun di Japan oleh SHIN KOCHI JUKO CO, .
LTD. Pada tahun 1992 dengan GT 1526 dan didaftar di Jakarta dengan nomor
pendaftaran 2010 Pst No. 6372/L dan tanda panggilan (call sign) P N O D dengan
ukuran panjang keseluruhan 74.43 Meter dan lebar 12,50 Meter. KM. INTI PERSADA
mempunyai satu mesin induk sebagai penggerak yang berkekuatan 1600 Hp denga
merek mesin NIIGATA dimana mesin tersebut dibangun di Japan OLeh NIIGATA DIESEL
ENGINE CO, . LTD. Pada tahun 1993 dengan no mesin 56347 dan mesin tersebut bertipe
4 tak, adapun mesin bantu yang dimiliki berjumlah dua ( 2 ) mesin dengan merek
YANMAR yang berkekuatan 2 X 180 Hp. KM. INTI PERSADA dioperasikan olehPT.
Perusahaan pelayaran Hari Baru Indonesia yang berkedudukan di Jalan Bubutan 16
22 Blok B 18 Surabaya.

Struktur Organisasi dan Uraian Tugas di KM. INTI PERSADA


1. Struktur Organisasi Di Kapal KM. INTI PERSADA

NAKHODA

KKM

MASINIS I

MASINIS II

MUALIM I

MUALIM II

MASINIS III

KOKI
MUALIM III

MANDOR

PELAYAN

BOSUN

ENG. CADET

OILER

DECK CADET

JURU MUDI

2. Tugas Dan Tanggung Jawab Masing-masing Crew KM. INTI PERSADA


a. Nakhoda
1. Nakhoda mempunyai kekuasaan mutlak di atas kapal pada pengoperasian kapal di laut
dan di pelabuhan, berdasarkan Undang Undang terhadap semua orang yang berada
dikapal.
2. Nakhoda mempunyai tanggung jawab serta wewenang penuh secara keseluruhan dalam
penerapan, pelaksanaan sistem manajemen keselamatan kapal (ISM Code).
3. Nakhoda bertanggung jawab penuh atas keselamatan kapal, personil di kapal dan untuk
pencegahan polusi menurut standar yang disyaratkan oleh perusahaan dan kode
internasional manajemen keselamatan unuk operasi kapal yang aman, kelaikan laut,
efisiensi dan pengoperasian kapal secara ekonomis.
4. Melaksanakan kebijakan perusahaan dalam bidang keselamatan dan lingkungan hidup,
motivasi awak kapal agar selalu memeperhatikan dan mematuhi ketentuan manajemen
keselamatan sesuai prosedur secara jelas dan mudah dipahami.
5. Memeriksa dan memastikan agar persyaratan yang ditentukan dalam sistem manajemen
keselamatan diperhatikan dan di jalankan serta melaporkan kekurangannya kepada
DPA.
6. Mengikuti prosedur perusahaan dengan tugas pada saat terjadi polusi atau kerusakan
struktur pada pihak ketiga atau struktur kapal
7. Mengelola awak kapal sesuai dengan prosedur persyaratan, memastikan laporan
penilaian yang bersifat rahasia dari semua officer dan ratting telah dilengkapi sesuai
prosedur perusahaan.
8. Mengadakan familiarization terhadap semua pihak dan ratting, membuat inspeksi harian
pada semua bagian kapal dengan perhatian khusus pada daerah umum, ruang
permesinan, kabin officer dan ratting, perbekalan makanan gudang dan dapur, untuk
memastikan standar kebersihan dan kesehatan yang tetap terpelihara.
9. Memberikan bantuan ke kapal lain yang mengalami kerusakan sesuai dengan
persyaratan International, bantuan yang telah diberikan secepatnya kepada operation
director perusahaan.
10. Melaksanakan pekerjaan lainnya yang wajar dan mungkin dibutuhkan oleh perusahaan.

b. Mualim I
Mualim I adalah kepala departemen deck dan sebagai perwira pengganti apabila
Nakhoda berhalangan dan bertindak sebagai pengawas langsung setiap pekerjaan di
bagian deckdengan sikap yang tegas dan keras. Mualim I bertanggung jawab kepada
Nakhoda Meliputi :
a. Menyelenggarakan tugas jaga navigasi
b. Administrasi, pengawasan pengoperasian yang aman dan ekonomis di deck
departemen, pemeliharaan semua ruangan dan perlengkapan di bawah tanggung
jawabnya, ketepatan waktu dalam memepersiapkan semua ruangan serta mengadakan
pencatatan secara teliti dan benar.
c. Menyelenggarakan buku harian deck, buku olah gerak, buku catatan minyak dan buku
catatan lainnya yang ada kaitannya dengan departemen deck dengan baik dan benar.
d. Memeriksa dan mengawasi kegiatan bongkar muat muatan.
e. Untuk pemeliharaan dari semua perlengkapan keselamatan, keselamtan jiwa dan
pemadam kebakaran, kecuali di tentukan secara khusus untuk departemen mesin.
f. Sebagai perwira pencegah keselamatan bekerja sama dengan masinis I untuk menjamin
kondisi kerja yang aman diatas kapal dan mengawasi semua tingkat pekerjaan
khususnya yang berhubungan dengan kegiatan di deck agar dilaksanakan dengan aman
sesuai dengan kecakapan pelaut yang baik.
g. Melaksanakan inspeksi yang dianggap perlu atau yang diperintahkan oleh Nakhoda.
h. Mengawasi pelatihan kadet deck.
i. Melaksanakan perawatan, pemeliharaan dan pengamana pada sekoci penolong dan
perlengkapannya.

Ada pun tugas lain Mualim I yang harus dilakukan, yaitu :


1. Mualim I mempersiapkan kapal berlayar.
Sebelum pemberangkatan kapal dari pelabuhan mualim I harus menjamin bahwa
anak buah departemen deck sudah lengkap barang-barang dan perlengkapan cukup
untuk pelayaran yang direncanakan, serta mengadakan keamanan siap berlayar semua
bagian kapal yang menjadi tanggung jawab departemen deck, terutama memberikan
perhatian khusus terhadap keseimbangan kapal (stabilitet kapal), penutupan kedap air,
persediaan air tawar yang cukup untuk pelayaran di maksud.
2. Mualim I pada saat perbaikan kapal :
a. Membuat laporan kepada manager armada tentang kerusakan yang terjadi diatas kapal
dan meminta petunjuk tentang cara perbaikan yang harus dilaksanakan.
b. Membuat rencana kerja selama kapal dalam perbaikan dengan persetujuan / petunjuk
port engineer.
c. Mengawasi dan membuat laporan perkembangan selama kapal dalam perbaikan.

c. Mualim II
Mualim II bertanggung jawab kepada nahkoda mengenai hasil kerja dan tindakan
yang seharusnya sebagai seorang mualim jaga dan perwira navigasi, bilamana bertugas
menangani muatan dan ballast.
Mualim II bertanggung jawab kepada nahkoda melalui mualim I.
Mualim II bertanggung jawab terhadap hal-hal sebagai berikut :
a. Melaksanakan tugas jaga berlayar dan pelabuhan.
b. Mempersiapkan perencanaan pelayaran sesuai petunjuk dari nahkoda.
c. Menarik garis haluan di peta berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari nahkoda.
d. Memeriksa tersedianya peta-peta dengan koreksi terakhir dan buku-buku navigasi untuk
keperluan pelayaran yang direncanakan dan melakukan koreksi sesuai dengan informasi
terakhir yang ada di kapal.
e. Menentukan posisi kapal tengah hari dan menyiapkan laporan posisi tengah hari.
f. Merawat dan memelihara semua peralatan dan perlengkapan navigasi serta menyiapkan
semua laporan dan pencatatan yang terkait termasuk (jika ada) :
1. Gyro compass dan perlengkapannya, magnetic compass dan perlengkapannya.
2. Radar dan perlengkapannya termasuk peralatan anti tubrukan (arpa).
3. Decca navigator, satelit navigator, global positioning system(GPS).
4. Chronometer dan jam kapal, barometer dan semua peralatan meteorology.
5. Echo sounder, speed log, sextant dan azimuth, lampu-lampu navigasi.
6. Perencanaan facsimile cuaca, perlengkapan navtex.
7. Perlengkapan pemeriksa kesehatan.

d. Mualim III
Tanggung jawab Mualim III sebagai berikut :
1. Mualim III bertanggung jawab kepada nahkoda mengenai hasil kerja dan tindakan yang
seharusnya sebagai seorang Mualim jaga dan perwira navigasi.
2. Bilamana bertugas menangani muatan atau ballast, mualim III bertanggung jawab
kepada nakhoda melalui mualim I. Mualim III bertanggung jawab terhadap hal-hal
sebagai berikut :
a. Melaksanakan tugas jaga berlayar dan pelabuhan.
b. Melaksanakan perawatan, pemeliharaan dan pengamananpada sekoci penolong dan
perlengkapannya.
c. Melaksanakan perawatan dan pemeliharaan pada baju pelampung, pelampung
keselamatan dan perlengkapannya.
d. Melaksanaka pengawasan dan pengamanan pada alat-alat isyarat bahaya, selang-
selang pemadam, botol-botol pemadam api portable dan alat-alat keselamatan jiwa serta
pemadam kebakaran lainnya.
e. Melaksanakan pengawasan dan pengamanan pada life craft dan perlengkapannya.
f. Menyelenggarakan dan memelihara alat-alat keselamatan jiwa dan pemadam kebakaran
sesuai arahan Mualim I.

e. Bosun
Bosun bertanggung jawab kepada Mualim I mengenai hal-hal sebagai berikut :
1. Pengaturan dan pelaksanaan pemeliharaan rutin deck, pengawasan kerja harian juru
mudi.
2. Pengaturan tugas juru mudi dalam rangka pengaturan bongkar muat, sandar dan labuh.
Dan mengevaluasi hasil kerja mereka.
3. Siaga haluan pada saat olah gerak dan menyiapkan jangkar pada saat lego dan hibob.
4. Mencatat dan melaporkan semua pelaksanaan kerjanya kepada Mualim I

f. Juru Mudi
Juru Mudi bertanggung jawab kepada Mualim I mengenai hal-hal sebagai berikut :
1. Pada saat kapal berlayar, berjaga di anjungan, melaksanakan siaga dan menangani
kemudi.
2. Menyiapkan bendera-bendera, alat-alat pemadam di deck dan perlengkapan lainnya
seperti yang di perintahkan oleh Mualim I atau Mualim Jaga.
3. Memelihara dan menjaga kebersihan di anjunganserta bagian-bagian kapal lainnya
seperti yang diperintahkan Mualim I.

g. Kelasi
Pada saat tugas jaga mooring, Kelasi bertanggung jawab kepada Perwira yang
ditunjuk pada setiap stasiun mooring untuk membantu Juru Mudi melaksanakan perintah
dari Perwira pengangung jawab untuk mempersiapkan tali tambat dan pada umumnya
Kelasi juga sebagai pekerja harian di atas kapal.

h. Kadet Dek
Pada dasarnya Kadet Dek bertanggung jawab kepada Mualim I ajkan tetapi pada
pelaksanaannya di KM. KABANJAHE, Kadet Dek bertanggung jawab atas semua
Perwira Dek di atas kapal sebagai pembantu Perwira, dalam kegiatan mooring Kadet Dek
juga ikut dalam tugas untuk membantu memegang kemudi pada saat akan memasuki
lock dan persiapan tali untuk sandar.

i. Kepala Kamar Mesin


KKM adalah kepala departemen mesin dan bertanggung jawab kepada Nakhoda
mengenai administrasi, pengawasan keselamatan dan penghematan operasi pada
departemen mesin. Ada pun tugas dari KKM yaitu :
1. Untuk pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan tepat guna pada semua mesin-mesin
dan perlengkapa listrik, mesin perlengkapan dek, mesin pendingin bahan makanan dapur
dan perlengkapan lainnya seperti yang telah ditetapkan.
2. Tanggung jawab yang berhubungan dengan system muatan dan mesin perlengkapan
dek akan dilakukan bekerja sama dengan Mualim I.
3. KKM secara pribadi agar mengawasi semua pekerjaan dengan sifat bahaya yang tidak
umum dan agar melihat semua tindakan keselamatan diperhatikan dengan cermat.
4. KKM sering melakukan inspeksi ke ruangan mesin untuk memastikan pengoperasian
mesin-mesin dengan benar dan melihat bahwa awak kapal yang mengoperasikannya,
melakukan tugas-tugasnya dengan penuh perhatian.
5. Merencanakan permintaan bunker dan minyak pelumas.

j. Masinis I
Membantu kepala kamar mesin, menerima perintah, memimpin dan mengawasi
bawahan, memastikan operasi dan perawatan mesin dan peralatan dibawah tanggung
jawab engine department dilakukan dengan efisien, mengatur engine deparment, dan
memastikan seluruh personel dalam departementnya mengerti keseluruhan perintah,
peraturan, dan pemberitahuan. Ada pun tugas dari masinis I, yaitu :
1. Mengoperasikan dan menjaga mesin utama dan peralatan tambahan lainnya.
2. Melakukan tugas-tugas yang perlu ketika kapal telah melempar jangkar. Seperti jaga laut,
dan jaga jangkar.
3. Melakukan perencanaan pekerjaan dan rencana rasionalisasi yang dibutuhkan karena
pengertian mengenai kondisi atau yang berada dalam tanggung jawab engine
department.
4. Secara pribadi mengoperasikan mesin utama ketika sedang diuji, atau pada saat penting
lain dan bila perlu secara pribadi mengarahkan perawatan suku cadang yang penting.
5. Segera melapor kepada Nahkoda setelah menemukan kekurangan atas mesin atau
peralatan di bawah tanggung jawabnya.
6. Secara pribadi memberitahukan deck department ketika mengoperasikan atau
menghidupkan mesin dan memeriksa bila ada yang keberatan.
7. Mengelola minyak pelumas dan memantau penerimaannya.
8. Melakukan tes mesin setelah memastikan mualim I dan kepala kamar mesin hadir selama
mesin diuji.
9. Membantu kepala kamar mesin menghemat penggunaan perbekalan kapal yang berada
dalam tanggung-jawab engine department.
10. Mengisi butir-butir penting mengenai engine department dalam buku catatan mesin.
11. Menyiapkan pekerjaan perbaikan yang dibutuhkan untuk mesin dan perlengkapannya
dan menyerahkannya kepada Nahkoda.
12. Membimbing bawahan
13. Bertanggung jawab mengenai masalah suku cadang dalam pendidikan tentang kapal.
14. Memutuskan pembagian kerja untuk oiler.
15. Ambil bagian dalam pekerjaan engine department dan menyiapkan dokumen yang
dibutuhkan untuk kerja lembur.
16. Membantu kepala kamar mesin menangani hal-hal yang berhubungan dengan
perbaikan kapal.
17. Melakukan tugas-tugas yang diperintahkan kepala kamar mesin.
18. Melakukan tugas-tugas yang diperintahkan kepala kamar mesin.

k. Tugas Masinis II
Menerima perintah dari kepala kamar mesin dan melaporkan dengan segera
kepada masinis I bila menemukan kekurangan terhadap system pembangkit tenaga,
mesin listrik, atau peralatan dibawah tanggung jawab engine departement, untuk
melakukan langkah-langkah sesuai yang ditentukan bila terjadi kedaan membahayakan
kapal. Ada pun tugas dari masinis II, yaitu :
1. Melakukan tugas-tugas yang diperlukan ketika kapal sedang merapat, seperti jaga laut
dan jaga jangkar
2. Membiasakan diri dengan mesin-mesin dan peralatan yang berhubungan dengan
tugasnya dan menyiapkan catatan operasi dan perawatan alat-alat tersebut
(compressor).
3. Melakukan tugas-tugas yang diperintahkan kepala kamar mesin dalam perhitungan
pemakainan bahan bakar.

l. Tugas Masinis III


Menerima perintah dari kepala kamar mesin dan memangku tanggung jawab atas
tungku uap (steam boiler) dan peralatan tambahan, alat pendingin, dan mesin-mesin lain
yang disebutkan kepala kamar mesin untuk mengambil langkah-langkah yang ditetepkan
dalam keadaan darurat. Ada pun tugas dari masinis III, yaitu :
1. Melakukan tugas-tugas yang perlu ketika kapal di pelabuhan, seperti jaga laut dan jaga
jangkar.
2. Membiasakan diri dengan mesin dan peralatan dibawah tugasnya dan menyiapkan
cataan operasi dan perawatan mesin dan peralatan tersebut.
3. Memangku tanggung jawab atas tugas-tugas yang berhubungan dengan pengoperasian
pesawat bantu lainnya (purifier, fresh water generator, )
4. Mengurusi engine loog book dan perhitungan lainnya, dan menyiapkan catatan bila
diperlukan demikian.
5. Melakukan seluruh tugas yang diperintahkan kepala kamar mesin dan masinis I.

m.Oiler
Bertanggung jawab kepada masinis II mengenai hal :
1. Melaksanakan perintah kerja masinis jaga pada waktu tugas jaga.
2. Menguasai, mengatasi dan mencatat semua alat-alat indikator semua pesawat-pesawat
yang sedang berjalan dan memeriksa minyak pelumas.
3. Melaporkan kepada masinis jaga apabila ada kelainan-kelainan pada pesawat yang
sedang berjalan.
4. Melaksanakan pekerjaan harian di kamar mesin, membantu setiap ada tugas yang
diperlukan pada waktu olah gerak dan harus berada di kamar mesin.
5. Membantu pencegahan pencemaran laut dan keselamatan kerja.
6. Melaksanakan kebersihan pesawat-pesawat, peralatan-peralatan kerja serta kamar
mesin.
7. Melaksanakan tugas lainnya seperti yang diperintahkan oleh masinis I atau masinis jaga.

n. Kadet Mesin
Pada dasarnya Kadet mesin bertanggung jawab pada KKM akan tetapi pada
pelaksanaannya di KM. INTI PERSADA, Kadet mesin bertanggung jawab atas semua
Perwira Mesin di atas kapal sebagai pembantu Perwira.

o. Koki
Koki bertanggung jawab terhadap nakhoda mengenai hal-hal sebagai berikut :
1. Mengajukan dan menyiapkan kebutuhan bahan makanan sesuai menu.
2. Memasak makanan sesuai menu dengan memperhatikan gizi-gizi serta syarat-syarat
kesehatan.
3. Menyiapkan usulan kebutuhan alat-alat dapur.
4. Melaksanakan pengadaan bahan-bahan makanan kering/basah yang diperlukan
5. Melaksanakan tugas seperti yang diperintahkan oleh nakhoda

p. Pelayan
Pelayan bertanggung jawab kepada koki mengenai hal-hal sebagai berikut :
1. Menyiapkan, menghidangkan makanan, dan minuman disalon perwira dan ABK
2. Menjaga kebersihan/kerapian dapur, tempat penyimpanan makanan dan alat-alat dapur.
3. Mengatur penetapan/penyiapan bahan-bahan makanan basah/kering kedalam gudang.
Potensi Yang Dimiliki Oleh KM. INTI PERSADA
1. Perlengkapan Kapal
Adapun perlengkapan yang dimiliki oleh KM. INTI PERSADAadalah antara lain
memiliki 1 Crane dan mempunyai 2 mesin bantudan 2 mesin penerangan.
2. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang digunakan oleh crew kapal antara lain adalah sekoci
terdiri dari 1 buah, life jacket 30 buah, lifebuoy 10
B. Metode Pengumpulan Data
Beberapa metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam melakukan
Praktek dalam rangka penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini antara lain :
1. Metode Lapangan (Field Research), yaitu Praktek yang dilakukan dengan cara

mengadakan peninjauan langsung pada objek yang diteliti. Data dan informasi
dikumpulkan melalui :

a. Observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung di KM. Inti Persada dimana
penulis melaksanakan praktek laut.
b. Wawancara adalah mengadakan tanya jawab secara langsung dengan para perwira yang
ada di atas KM. Inti Persada dan para dosen di lingkungan AMI Veteran Makassar.
2. Tinjauan Kepustakaan (Library Research), yaitu Praktek yang di lakukan dengan

cara membaca dan mempelajari literatur, buku-buku dan tulisan-tulisan yang


berhubungan dengan masalah yang dibahas untuk memperoleh landasan teori yang
akan digunakan dalam membahas masalah yang diteliti.

C. Jenis dan Sumber Data


Untuk menunjang kelengkapan pembahasan penulisan ini diperoleh data dan
sumber.
1. Data Primer
Data Primer merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung. Data pada
Praktek ini diperoleh dengan cara metode survey, yaitu dengan mengamati, mengukur
dan mencatat secara langsung dilokasi Praktek.
2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data pelengkap dari data primer yang didapat dari sumber
kepustakaan seperti literatur, bahan kuliah dan data dari perusahaan serta hal-hal lain
yang berhubungan dengan Praktek ini.

BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
A. Identifikasi Masalah
Perawatan Air Pendingin
Pada kenyataan sebenarnya dalam praktek sehari hari, bahwapentingnya
perawatan air pendingin dalam menunjang daya taham mesin induk Diatas kapal KM. Inti
Persada sangat diperlukan, hal ini terbukti dari pengalaman penulis sendiri diatas kapal
yang mengalami kendala dalam penanganan perawatan air pendingin .
Penulis pernah mengalami dan menghadapi beberapa kejadian atau pun
permasalahan, sehingga daya tahan mesin induk tidak stabil / optimal sebagai mana
mestinya yang tidak diketahui oleh para ahli mesin. Dari keadaan tersebut penulis
mencoba untuk mengidentifikasi kejadian atau permasalahan yang dihadapi itu melalui
beberapa analisa dan pemeriksaan. Bertolak dari permasalahan yang telah dikemukakan
sebelumnya itu penulis menemukan dan menyimpulkan ada beberapa hal yang menjadi
penyebab daya tahan mesin induk tidak normal yaitu :
Ketidak stabilan suhu Pendingin mesin induk

pendinginan motor induk dimaksudkan untuk menjaga kestabilan suhu pada


bagian motor, sehingga tidak terjadi kenaikan suhu yang terlalu tinggi sebagai akibat dari
pembakaran bahan bakar di dalam silinder dan gesekan yang terjadi. Pendinginan motor
juga dimaksudkan untuk mengurangi resiko terjadinya kerusakan.

Pendinginan pada motor induk sangat dibutuhkan karena temperatur gas


pembakaran didalam silinder dapat mencapai kurang lebih 2500 oC. Akibat dari proses
pembakaran bahan bakar diruang pembakaran terjadi secara berulang-ulang maka akan
terjadi kenaikan suhu pada dinding silinder, torak, katup dan beberapa bagian yang
bergerak lainnya. Sebagian terjadi proses pendinginan dari minyak lumas, terutama
yang membasahi bagian dinding silinder dan sebagian kecil minyak akan menguap dan
akhirnya akan ikut terbakar bersama bahan bakar. Oleh karena itu, perlu mendapat
pendinginan yang cukup agar temperaturnya tetap pada batas yang telah ditentukan
sesuai ketentuan buku petunjuk dan supaya operasi mesin dapat berjalan dengan baik.

Pendinginan Silinder

Bagian atas silinder merupakan bagian atas yang terpanas dan sebagian panas
gas pembakaran itu dipindahkan secara langsung ke fluida pendinginnya. Sedangkan
untuk bagian bawah silinder, perpindahan panas ke fluida pendingin terjadi secara tak
langsung, jadi melalui torak dan cincin torak. Jika pendinginan tidak dapat dilakukan
dengan sebaik-baiknya, maka temperatur dari setiap bagian silinder akan naik. Keadaan
tersebut akan mengakibatkan kerusakan dinding ruang bakar karena terjadinya tegangan
termal atau kerusakan katup-katup, puncak torak dan kemacetan cincin torak. Di samping
itu, minyak pelumas akan menguap dan terbakar sehingga terjadi keausan cepat pada
torak dan dinding silinder, tetapi juga mengakibatkan gangguan kerja mesin.Beberapa
mesin kapal mempergunakan air laut sebagai fluida pendingin, tetapi pada umumnya
dipakai air yang telah dilunakkan untuk mencegah terjadinya korosi serta endapan-
endapan. Jika udara atmosfir dapat bertemperatur dibawah 0o C, maka air pendingin
biasanya dicampur dengan ethylene glycol untuk mencegah pembekuan. Jadi,
penambahan ethylene glycol ke dalam air pendingin akan menurunkan titik beku dari
fluida pendingin tersebut. Apabila air pendingin sampai membeku, maka volume air akan
bertambah sehingga dapat merusak saluran-saluran air pendingin. Maka dalam keadaan
dimana dapat diperoleh ethylene glycol, sebaiknya air dikeluarkan dari mesin seandainya
ada kemungkinan terjadi pembekuan.

Mesin yang dipasang pada kapal dirancang untuk bekerja dengan efisien
maksimal dan berjalanselama berjam-jam berjalan lamanya. Hilangnya energi paling
sering dan maksimum dari mesinadalah dalam bentuk energi panas. Untuk
menghilangkan energi panas yang berlebihan harusmenggunakan media pendingin
(Cooller) untuk menghindari gangguan fungsingsional mesinatau kerusakan pada mesin.
Untuk itu, sistem air pendingin dipasang pada kapal.
Ada dua sistem pendingin yang digunakan di kapal untuk tujuan pendinginan:
Sistem pendingin Air Laut
Air laut langsung digunakan dalam sistem mesin sebagaimedia pendingin untuk
penukar panas.

Air Tawar atau sistem pendingin utama


Air tawar digunakan dalam rangkaian tertutupuntuk mendinginkan mesin yang ada di
kamar mesin. Air tawar kembali dari exchanger panas setelah pendinginan mesin yang
selanjutnya didinginkan oleh air laut pada pendingin air laut.
Kurang Memahami Sistem Pendingin utama
Untuk menjaga agar daya tahan mesin induk tetap bekerja dengan baik maka
terlebih dahulu kita harus mengetahui atau memahami system pendinginan utama yang
menunjang kinerja mesin induk, seperti :
1. Sebagaimana dibahas di atas, dalam sistem pendinginan utama, semua mesin

yang bekerja pada kapal-kapal yang didinginkan dengan menggunakan sirkulasi air
tawar.Sistem ini terdiri dari tiga rangkaian yang berbeda.
2. Sistem Air Laut: Air laut digunakan sebagai media pendingin di dalam air lautan

yang besar mendinginkan exchanger panas yang dapat mendinginkan air tawar dari
rangkaiantertutup. Mereka merupakan sistem pendingin utama dan umumnya
dipasang di kopel

3. Sistem Temperatur rendah: Rangkaian temperatur yang rendah digunakan untuk

daerahtemperatur mesin yang rendah dan Rangkaian ini secara langsung terhubung
ke air lautanutama pada pendingin pusat; maka temperatur rendah dibandingkan
dengan temperaturyang tinggi (HT sirkuit). Rangkaian LT meliputi dari semua sistem
bantu.

4. Suhu tinggi Rangkaian (HT): Rangkaian HT terutama meliputi dari sistem tabung

air pada mesin utama dimana suhu ini cukup tinggi. Suhu air HT dijaga oleh air
tawardengan temperatur rendah.

5. Tangki Ekspansi : Kerugian pada rangkaian tertutup yaitu air tawar terus
dikompensasioleh tangki ekspansi yang juga menyerap peningkatan tekanan karena
ekspansi panas.

B. Tinjauan Teoritis
1. Peralatan Pendingin
Peralatan meliputi perlengkapan yang diperlukan untukpendinginan yang efektif
dari mesin diesel. Pada sistem pendinginan tertutup memerlukan peralatan terdiri atas :
a. Pompa sirkulasi air tawar beserta alat penduga tekanannya (isap dan tekan).
b. Saluran pipa untuk sirkulasi air tawar.
c. Tangki ekspansi untuk air tawar.
d. Penukar kalor (cooler).
e. Termometer untuk air tawar masuk dan keluar mesin.
f. Pengatur suhu(Termostat) untuk memelihara suhu air tawar pendingin keluar mesin yang
diinginkan.
g. Alat pengaman(sistem alarm tanda bahaya) untuk melindungi mesin terhadap suhu air
jaket yang berlebihan atau terhadap kemacetan sirkulasi air pendingin.(air tawar dan air
laut)
h. Pompa sirkulasi air laut beserta alat penduga tekanannya (isap dan tekan).
i. Saluran pipa air laut yang dilengkapi dengan bypass.
j. Termometer untuk pendingin air laut masuk dan keluar penukar kalor(cooler).
k. Alat penghenti mesin otomatis.
Bagian motor berikut dalam rangka pembakaran harus mendapatkan pendinginan
:
- Bagian dari lapisan silinder.
- Tutup silinder.
- Bagian atas torok.
- Rumah katup buang dan sejenis, termasuk juga katup buang.
- Bagian dari katup bahan bakar disekelilingbpengabut.
- Rumah turbin gas buang.

2. Pendinginan
Agar bangunan motor diesel terpelihara dari tegangan panas dan tegangan
mekanisnya dalam batas-batas yang dapat diterima, maka panas yang timbul harus
dapat dikendalikan. Keadaan tersebut hanya bisa diatasi dengan cara mengedarkan
media pendingin dalam jumlah yang tepat ke seluruh komponen motor.
Sistem ini menjadi tugas para operator kamar mesin agar aliran pendingin selalu
lancar dan tidak ada saluran yang lubang laluannya menyempit. Air sebagai media
pendingin juga harus dijaga mutunya, terawat dengan tepat terutama tidak menimbulkan
korosi.Air laut maupun air tawar selalu mengandung sejumlah unsur yang bisa
menimbulkan kekerasan, kadar garam yang tinggi harus dihindarkan karena selain akan
menimbulkan terak yang menghalangi penyerahan panas. Yang paling baik memang
jenis air suling atau yang sejenisnya, bagaimanapun kadar oksida kalsium harus
serendah mungkin juga kadar khloridanya. Bahan pencegah korosi bisa memakai
khromat atau nitrat yang masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan.
Pertama mudah ditangani dan aman tetapi ada yang tidak bersifat kavitasi dan hanya
cocok untuk pendingin air tawar. Selain itu cenderung memisahkan diri bila mutuair
kurang baik atau tidak bersih bisa timbul busa dan pada temperatur tertentu akan menjadi
semacam isolasi.
Ada juga yang bersifat melumas sendiri umpamanya air pendingin torak yang
melalui teleskop, yang menggunakan minyak sebagai bahan pendingin torak ini, bila
motor distop minyak pendingin jangan segera dimatikan harus tetap disirkulasi beberapa
saat agar minyak tidak mengering. Bahan khromat dipakai juga sebagai bahan katalisator
meskipun mengandung seng yang bisa membentuk lapisan seperti cat.
Bahayanya terhadap kulit manusia karena agak beracun, maka jangan dipakai
pada instalasi pembangkit air tawar ( Fresh water generator ). Sering kesulitan untuk
menetapkan bahan perawatan air pendingin meskipun ada saran dari para pembuat
mesinnya. Bagaimanapun tugas para operator kamar mesin harus merawat air pendingin
selalu bersih dan efektif, sehingga air pendingin yang keluar masuk motor selalu dipantau
pada batas yang aman. Pada motor besar sistem sirkulasi bahan pendingin harus
berfungsi juga sebagai pemanas awal ketika motor mulai jalan umpamanya berada di
iklim dingin.
Pemanasan awal ini bukan saja untuk memperkecil perbedaan tegangan panas
bangunan motor tetapi berguna juga untuk memanasi udara pada awal kompresi saat
menghidupkan motor karena bila udara pembakar memiliki temperatur cukup tinggi yang
mendekati titik nyala BBM, maka proses pembakaran akan berlangsung cepat.
Selanjutnya setelah motor mencapai temperatur kerjanya, sehingga ukuran-ukuran celah
seperti torak, pegas torak dan lain-lain telah normal maka media cairan akan kembali
berfungsi sebagai pendingin motor.
3. Perawatan air pendingin
Pada sistem pendinginan tertutup, volume air harus selalu penuh dan alirannya
konstan perhatikan terhadap kekurangan atau kehilangan air oleh penguapan. Tegangan
panas dan beban mekanis pada motor diesel sangat dipengaruhi oleh baik buruknya
peredaran dan kebutuhan air pendingin. Selain itu perawatan terhadap air pendingin akan
mengurangi bahaya kavitasi dan korosi pada komponen motor, itulah pentingnya
memberikan bahan pelindung korosi, yang bahannya bisaberupa bahan kimia atau
minyak emulsi.
Air tawar pendingin motor diesel yang cocok adalah :
a. air tanah
b. air kondensat
c. air deionisasi
Analisanya adalah :
a. kekerasannya antara 3 s/d 12 derajat German (d GH)*
b. nilai pH ( pada 200C ) 7 s/d 8 ( alkalis lemah ).
c. Kandunagn ion Chloor < 100 mg / II
*Keterangan 1 dGH = 1,79 d FH ( Perancis ) = 1,25 dBH ( Inggris ) = 17,9 dUSA (
Amerika )
Bila menggunakan bahan kimia sebagai penagkal korosi, biasanya dimasukkan
pertama kali sebelum motor dijalankan dengan konsentrasi sekitar 3,2 kg per 1000 liter
air tawar pendingin.
Bila kadar air pendingin kekerasannya lebih dari 12 dGH untuk melemahkannya
bisa dicampur dengan air kondesat atau air yang telah di deionisasi, yang pada umumnya
mempunyai kekerasan permanen 3 ( lihat diagram kekerasan air pendingin ). Bahan yang
umum dipakai berupa Magnesium Sulfat (MgSO4),perlu diingatkan bahwa jangan
menggunakan bahan kimia yang menganung racun.
Perawatan dan perbaikan motor diesel penggerak kapal
Ketika motor diesel bekerja, terjadilah panas dari hasil pembakaran bahan bakar
atau panas yang ditimbulkan oleh gesekan antara komponen. Namun, kebanyakan dari
panas itu merupakan akibat dari hasil pembakaran guna mendapatkan tenaga motor.
Bagian atas silinder merupakan bagian motor yang paling panas dan jika hal semacam
ini tidak dapat di kontrol dengan baik, bagian ini akan mengakibatkan rusaknya bagian
motor yang lain. Sistem pendingin sangat besar manfaatnya untuk menetralkan dan
mengontrol temperatur motor. Sebagian panas yang berasal dari gas pembakaran harus
dipindahkan secara langsung ke fluida pendingin, sedangkan pada bagian bawah silinder
pemindahan panas ke fluida pendingin tidak dapat berfungsi dengan baik temperatur
setiap bagian silinder akan naik.
Keadaan ini akan mengakibatkan terjadinya kerusakan dinding ruang bakar :
kemacetan cincin torak atau menguap dan terbakarnya minyak pelumas.
Oleh karena itu, motor harus didinginkan dengan baik meskipun pendinginan
merupakan kerugian jika ditinjau dari segi pemanfaatan energi. Namun pendinginan
merupakan keperluan untuk menjamin kelangsungan kerja mesin.
Tujuan pendinginan adalah untuk :
1. menjaga agar mesin mampu bekerja terus menerus.
2. mencapai tenaga yang optimum.
3. mengurangi terjadinya kerusakan mesin.
4. menjaga temperatur agar bekerja dalam kondisi normal.
4. Bahan Pendingin
Sebagai bahan pendingin untuk motor diesel digunakan bahan sebagai berikut :
a. AIR LAUT
Untuk kapal laut bahan pendingin tersebut dengan mudah sekali didapat dan
tersedia berlimpah-limpah. Air laut sebagai bahan pendingin, memiliki beberapa sifat
yang menguntungkan seperti panas jenis besar pada kepekatan relatif tinggi.
Berarti bahwa persatuan volume dapat ditampung panas yang besar, sehingga
kapasitas pompa dan dayanya dapat dibatasi. Ditinjau dari tersedianya secara berlimpah
digunakan sebagai bahan pendingin sehingga sistem pendinginan menjadi sederhana
dalam penataannya.Meskipun memiliki sifat yang menguntungkan tersebut di atas, air
laut tidak secara langsung digunakan untuk pendinginan dari bagian motor. Air tersebut
mengandung antara lain persentase tinggi mineral yang larut di dalamnya ( 3% massa
). Mineral tersebut akan menjadi kristal sewaktu dipanasi yang akan membentuk kerak
keras di bagian permukaan yang didinginkan.Kerak tersebut sangat keras sekali
sehingga mengganggu perpindahan panas dan akan membantu saluran pendingin yang
sempit. Disaping itu dengan kadar chlorida yang tinggi dari air laut maka kemungkinan
korosi dari bagian motor yang didinginkan menjadi besar.Dengan alasan tersebut maka
air laut sebagai bahan pendingin digunakan secara tidak langsung, terkecuali kadang-
kadang untuk pendinginan udara bilas dan udara pembakaran. Dengan penggunaan
material khusus, maka pendingin dapat dijaga terhadap korosi dan oleh karena suhu air
pendingin yang relatif rendah pengendapan dari kerak juga akan berkurang.Demikian
pula bidang hantar pada motor kepala silang putaran rendah yang besar beberapa waktu
lalu digunakan air laut sebagai bahan pendingin.
Air laut selalu digunakan sebagai bahan pebdingin secara tidak langsung, bahan
pendingin ( air tawar atau minyak pelumas ) yang mengambil panas dari motor akan
menyerahkan panas tersebut melalui sebuah alat pemindah panas ( alat pendingin/cooler
) ke air laut lagi.
b. AIR TAWAR
Air Tawar di atas kapal sangat mahal sekali harganya, sehingga tak memiliki
beberapa sifat yang kurang baik. Dengan menghilangkan udara yang ada di dalamnya
sebaik-baiknya serta dilunakkan ( outhard ) maka air tawar akan mengakibatkan sedikit
atau tidak sama sekali dan juga tidak mengakibatkan pengendapan kerak, sehingga
dapat digunakan untuk pendinginan bagi semua motor.
Air tawar di atas kapal sangat mahal sekali harganya sehingga selalu diusahakan
penggunaannya dalam suatu siklus tertutup untuk dapat digunakan berulang kali. Siklus
tertutup tersebut terdiri dari selain ruang pendingin dari bagian motor yang harus
didinginkan juga saluran,kerem penutup, pompa dan pesawat pendingin ( cooler ).
c. MINYAK PELUMAS
Dengan bantuan minyak pelumas dari sistem pelumas motor,torak pada motor
torak trank dan ada kalanya juga torak pada motor kepala silang dapat didinginkan. Juga
pada pelumasan dari berbagai bagian dari motor, minyak pelumas tidak hanya digunakan
sebagai bahan pelumas, tetapi juga sebagai penyalur panas gesekan atau sebagai
bahan pendingin. Pemilihan minyak pelumas sebagai bahan pendingin untuk torak trank
dapat dipahami, minyak tersebut dialirkan melalui saluran dalam poros engkol dan dalam
batang gerak, sedangkan pembuangan daripadanya dianggap berlebihan.Minyak
pelumas (pendingin) dengan mudah dapat mengalir keluar dari torak ke dalam torak
engkol.Untuk mencegah agar tidak terlalu banyak pelumas terlempar pada dinding
silinder, khusus pada motor besar, maka minyak pelumas disalurkan melalui saluran
dalam batang gerak ke bagian bawah dari kotak engkol. Torak pada motor kepala silang
juga didinginkan dengan minyak pelumas. Keuntungan besar dari minyak pelumas
sebagai bahan pendingin dalam hal tersebut adalah seperti halnya pada torak trank
bahwa kebocoran bahan pendingin ke dalam kotak engkol tidak membawa
permasalahan, sehingga pipa teleskop yang mahal dan mudah rusak untuk pemasukkan
dan pengeluaran air pendingin ke torak tidak diperlukan lagi.
d. UDARA
Sebagai bahan pendingin, seperti halnya untuk silinder dan tutup silinder pada
motor kecil, udara tidak digunakan pada motor diesel kapal. Sebagai akibat massa jenis
yang sangat rendah dan panas jenis yang rendah dari udara maka diperlukan
pemindahan volume yang sangat besar sekali sehingga vertilator yang digunakan harus
memiliki daya penggerak yang besar.
Pada pembilasan ruang pembakaran dari niotoa 4 tak dan seluruh silinder pada
motor 2 tak ditampung sejumlah besar panas dari udara bilas dan khusus piringan katup
buang dan tempat duduk didinginkan dengan udara. Bahwa pendingin disalurkan ke
dalam motor dengan tekanan tertentu, sehingga tidak memungkinkan gelembung udara
terbentuk, hal tersebut dikarenakan tekanan uap air pada suhu yang berlangsung.
Sebagai suatu petunjuk dari tekanan untuk bahan pendingin berlaku harga di bawah ini.

C. Pemecahan Masalah Secara Teoritis


Sebagai mana telah diuraikan sebelumnya bahwa dari analisis diatas ditemukan
ada 2 ( dua ) masalah yang menjadi pokok utama dalam PENTINGNYA PERAWATAN AIR
PENDINGIN DALAM MENUNJANG DAYA TAHAN MESIN INDUK.
Dalam pembahasan mengenai alternatif pemecahan masalah, penulis ingin
mengemukakan beberapa alternatif yang dapat dilakukan dalam pemecahan masalah ini
terdiri : .
1. Kerusakan karena kelelahan bahan ( fatigue )
Pemecahan masalahnya adalah sebagai berikut :
a. Melakukan perawatan secara berkala ( periodik )
b. Memperbaiki sistem pemgelolaan suku cadang
a. Melakukan perawatan secara berkala ( periodik )
Perawatan sistem pendinginan dapat dilakukan dengan mengikuti prosedur sesuai
dengan buku petunjuk dari pabrik pembuatan mesin itu sendiri. perawatan sistem
pendinginan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Periksa air pendingin apakah masih ada atau tidak.
2. Supaya proses pendinginan dapat berlangsung dengan baik, bersihkan mesin dari kerak
atau kotoran setiap 250 jam atau dua kali dalam setahun dengan membuka keran
pembuangan dan masukan air yang bersih.
Adapun tujuan dilakukannya pemeliharan dan perawatan, yaitu :
- Memperpanjang masa pakai barang (motor/mesin).
- Menjamin kesiapan peralatan kerja.
- Menjamin keselamatan kerja.
- Kemampuan produksi
Pendinginan dilakukan selain mendinginkan bagian mesin juga sangat berpengaruh
terhadap minyak pelumas. Oleh karena itu, pendinginan minyak pelumas sangat
diperlukan untuk menunjang daya tahan mesin.

b. Memperbaiki sistim pengelolaan suku cadang


Untuk menata semua suku cadang diatas kapal, maka perlulah mempergunakan
suatu sistem sebagai sarana mengorganisasikan semua pekerjaan yang berhubungan
dengan suku cadang. Suatu sistim suku cadang harus memuat penjelasan tentang :
penanganan sukku cadang, nomor suku cadang dalam stock, tempat suku cadang, stock
minimum, waktu / tanggal permintaan dan penerimaan, catatan permintaan dan
sebagainya. Sistem suku cadang juga harus diatur dan diberikan label menurut kode
klasifikasi.
Tempat penyimpanannya harus dapat dilihat secara keseluruhan dengan baik, serta
mudah untuk pengambilan atau penyimpanan kembali dan mudah untuk pengontrolan ,
melakukan pengelompokan suku cadang mana yang masih bisa direkondisi dan mana
yang tidak.
2. Adanya kelalaian pada waktu pelaksanaan pekerjaan perbaikan.
Pemecahan masalahnya adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan ketelitian dalam bekerja
b. Memupuk kerja sama dan komunikasi yang baik

a. Meningkatkan ketelitian dalam bekerja


Untuk membangkitkan dan mengembangkan sikap keseriusan dan kedisiplinan
dalam mendapatkan ketelitian kerja, sebagai seorang Chief engineer jangan sampai
membiarkan suatu kesalahan yang telah kita ketahui tanpa melakukan suatu tindakan
yang tegas , sebab bila tidak dilakukan tindakan atau membiarkan kekeliruan tersebut
terjadi berlarut larut tanpa tindakan yang tegas, maka para karyawan ( dalam hal ini
ahli mesin kapal ) akan mengulangi lagi kekeliruan yang sama , karena tidak adanya
tindakan tegas. Tindakan tegas yang dapat berupa peringatan atau teguran yang
bertujuan untuk melakukan pendidikan kearah peningkatan kedisiplinan
kearah peningkatan kedisiplinan dan melatih diri dalam meningkatkan ketelitian kerja.
b. Memupuk suatu kerja sama dan komunikasi yang baik
Melakukan suatu jalinan saling pengertian antara satu dengan yang lain sesama
pekerja sehingga apa yang dikomunikasikan dapat dimengerti , dipikirkan dan akhirnya
dilaksanakan.
Tanpa adanya komunikasi yang baik, pekerjaan akan menjadi simpangsiur,
sehingga tujuan pekerjaan perawatan tidak akan tercapai , komunikasi yang baik
dapat dijadikan sarana untuk beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari apa yang telah diuraikan dan dibahas, khususnya mengenai PENTINGNYA
PERAWATAN AIR PENDINGIN DALAM MENUNJANG DAYA TAHAN MESIN INDUK DI ATAS KAPAL
KM. INTI PERSADA ada beberapa hal yang dapat diambil sebagai kesimpulan sebagai
berikut:
1. Selalu melakukan pemeriksaan atau pengecekan suhu dan kualitas air untuk memastikan
kinerja pendingin tetap normal sehingga dapat menunjang daya tahan mesin induk pada
saat beroperasi.
2. Minimnya pengalaman dan ketrampilan awak kapal dalam melaksanakan perawatan
pendingin mesin induk.
3. Pengendalian proses korosi atau keratan untuk mencegah terjadinya kebocoran atau
penyumbatan. Hal ini merupakan suatu tindakan dari upaya perawatan dan
pencegahan pada system pendingin. Karena proses penyumbatan sangat
mudah terjadi pada instalasi dengan menggunakan media air laut. Karena air laut
tersebut bersifat korosif dan mudah bereaksi dengan udara luar sehinga mempercepat
terjadinya karat dimana mana.

B. Saran Saran
Sebagai tindak lanjut dari suatu pemecahan masalah yang telah dikemukakan pada
bab sebelumnya, dan untuk mendapatkan suatu penyelesaian masalah tuntas , maka
melalui kesempatan ini penulis menyampaikan beberapa saran untuk dapat
dipertimbangkan oleh perusahaan, crew kapal, dan para pembaca antara lain sebagai
berikut :
1. Sebaiknya para masinis melaksanakan proses perawatan dan perbaikan sesuai
perencanaan yang telah ada sehingga dapat menjamin kinerja pendingin mesin induk.
2. Sebaiknya diadakan familiarisasi alat-alat yang digunakan dalam melaksanakan
perawatan system pendingin dengan sistim on board training bagi awak kapal.
3. Permintaan suku cadang sebaiknya mengacu pada prosedur pengadaan dan kebutuhan
suku cadang selama periode tertentu sehingga tidak terjadi kekurangan atau
menggunakan suku cadang yang kualitasnya tidak baik / sama.

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku referensi yang penulis gunakan dalam mendukung penulisan makalah ini
adalah :
1. Bowden JK Marine Diesel Engine, Tenth Edition, Editor James Munro & Co
2. Manajemen Perawatan dan Perbaikan, Terbitan DITJEN PERLA.
3. Manen P. Van, Motor Diesel Kapal jilid I, Terbitan DITJEN PERLA.
4. Purifier Alfa Laval Maintenance and Adjustment Book.
5. http://www.academia.edu/Gambaran_Umum_Sistem_Pendingin.
6. http://www.maritimeworld.web.id/gambaran-umum-sistem-pendingin-di-kapal.html

Anda mungkin juga menyukai