Anda di halaman 1dari 11

PEMELIHARAAN RADIATOR

PADA SISTEM PENDINGINAN MESIN MOBIL

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
pada semester genap tahun 2017/2018 yang diampu oleh Dr. Moh Thamrin,M.Pd

Oleh
Iqbal Zulfikar A.U
NIM 1641220002 – 2C

PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
MALANG

JULI 2018
BAB 1
PENDAHULUAN

Pada bab 1 ini dibahas 3 hal, yaitu (1) latar belakang masalah, (2) rumusan
masalah, (3) rumusan tujuan.

1.1 Latar Belakang Masalah


Berisi uraian jawaban dari pertanyaan ‘mengapa saya memilih topik ini?’
uraian jawaban tersebut harus dapat meyakinkan pembaca bahwa topik yang
dipilih penting dan layak untuk dibahas. Untuk bisa mencapai tujuan terebut yang
harus diuraikan adalah
(1) paragraf awal menjelaskan: uraian /paparan (pernyataan) tentang topik
(2) paragraf berikutnya menjelaskan: kesenjangan antara teori/harapan dan
praktik/kenyataan
(3) paragraf berikutnya menjelaskan: sudah adakah upaya untuk mengatasi
persoalan itu, tetapi hasilnya kurang memuaskan?
(4) Ditutup dengan kalimat ‘Berdasarkan uraian diatas makalah dengan judul
pemeliharaan radiator pada sistem pendingin mobil dan ........ disusun’

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, makalah ini disusun berdasarkan rumusan
masalah sebagai berikut.
1) Bagaimanakah cara kerja radiator?
2) Bagaimanakah mendeteksi kerusakan radiator?
3) Bagaimanakah cara memperbaiki radiator?

1.3 Rumusan Tujuan


Berdasarkan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun berdasarkan
rumusan tujuan sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui cara kerja radiator
2) Agar dapat menganalisis kerusakan pada radiator
3) Dapat merawat radiator secara berkala
BAB 2
PEMELIHARAAN RADIATOR
PADA SISTEM PENDINGINAN MESIN MOBIL

Pada bab II ini akan dibahas tiga hal, yaitu (1) Cara kerja radiator, (2)
Mendeteksi kerusakan radiator dan (3) Memperbaiki radiator .

2.1 Cara kerja radiator


Radiator adalah alat penukar panas yang digunakan untuk memindahkan
energi panas dari satu medium ke medium lainnya yang bertujuan untuk
mendinginkan maupun memanaskan. Radiator yang kita kenal pada umumnya
digunakan pada kendaraan (roda dua atau roda empat), namun tidak jarang
radiator juga digunakan pada mesin yang memerlukan pendingin ekstra.. seperti
pada mesin mesin produksi atau mesin mesin lainnya yang bekerja dalam kondisi
kerja berat atau lama. Pada kendaraan baik motor atau mobil, radiator pada
umumnya terletak di depan dan berada didekat mesin atau pada posisi tertentu
yang menguntungkan bagi sistem pendinginan. Hal ini bertujuan agar mesin
mendapatkan pendinginan yang maksimal sesuai yang dibutuhkan mesin.
Radiator terdiri dari tangki air bagian atas (upper tank), tangki air bagian bawah
(lower water tank) dan radiator core pada bagian tengahnya.

Gambar: radiator
2.2 Mendeteksi kerusakan radiator
Radiator merupakan komponen terpenting sistem pendinginan mesin
mobil. Oleh karena itu kita harus bisa mendeteksi kerusakan pada radiator agar
suhu mesin mobil normal dan mencegah overheating. Proses pendinginan pada
mesin dapat terganggu apabila terdapat gangguan operasional pada komponen
sistem pendinginan mesin itu sendiri. Hal ini dapat diidentifikasikan melalui
pemeriksaan kebocoran yang dilakukan, diantaranya :
a) Kebocoran pada tutup radiator
Air pendinginan yang bocor melalui tutup radiator dapat diakibatkan oleh
perkaitan antara radiator dengan tutupnya yang tidak rapat, sehingga seal yang ada
pada tutup radiator tidak mampu n=mencegah kebocoran air pendinginan. Hal ini
terutama jika air pendingin telah mencapai temperatur tertentu sehingga tekanan
didalam radiator juga akan mengalami kenaikan. Akibatnya, uap air akan lebih
jelas terlihat jika ada goncangan pada radiator.

Gambar: tutup radiator


b) Kebocoran pada solderan
Solderan solderan yang dibuatkan untuk menyambung bagian bagian
radiator dapat mengalami kerusakan sehingga dapat mengakibatkan kebocoran air
pendingin. Penyebab kerusakan solderan ini dipengaruhi oleh faktor rentang
waktu pemakaian dan tingkat derajat panas yang melebihi angka limitasi.

Gambar: Solderan pada radiator


c) Kebocoran pada sambungan selang radiator
Untuk menghubungkan radiator dengan mesin pada umumnya digunakan
selang dengan tipe tertentu (selang tahan panas)
Selang selang radiator ini dipasangkan pada pipa keluaran tangki bawah
dan pipa pemasukan pompa air dengan menggunakan klem sebagai pengikatnya.
Sama halnya dengan pipa pemasukan, tangki atas pipa pengeluaran pendingin
pada mesin dihubungkan oleh selang dan dikaitkan dengan klem. Jika cengkraman
selang dan klem tidak kuat, akan terjadi kebocoran cairan pendingin didaerah ini.
Lebih ekstrem lagi, jika terjadi kebocoran pada selang akibatnya selang tidak
mampu lagi menahan panas dan tekanan.

Gambar: sambungan pada pipa radiator


d) Kebocoran pada reservoir dan salurannya
Pada reservoir dan salurannya dapat terjadi kebocoran yang disebabkan
oleh selang penghubung pipa penyalur pada leher pengisi air radiator dan
reservoir tidak terpasang dengan baik. Dengan demikian uap air dari tekanan
didalam radiator akan terbuang menetes berupa air disekitar radiator
Cairan yang digunakan untuk bahan pendingin mesin harus memenuhi
syarat dapat mendukung fungsi dan tujuan penggunaannya. Air yang mendidih
akan berubah dari zat cair menjadi uap. Apabila perubahan bentuk zat cair
menjadi uap melampaui batas, jelas akan menimbulkan kerugian. Kemampuan
penyerapan terhadap panas menjadi rendah dan menyebabkan mesin menjadi
panas.
Agar efisiensi dan efektivitas pendinginan yang baik dapat tercapai,
sirkulasi air pendingin dapat terganggu oleh beberapa hal berikut.
1) Katup kevakuman yang terpasang pada tutup radiator berfungsi untuk
mencegah terjadinya kevakuman didalam sistem, terutama didalam
radiator apabila pegas dan batang katup macet akibat karat atau penyebab
lain sehingga katup tidak bekerja semestinya. Hal ini mengakibatkan daya
hisap akan terganggu, sirkulasi air pendinginan juga terganggu. Akibatnya,
pendinginan tidak berlangsung dengan baik sehingga mesin menjadi cepat
panas.
2) Gangguan yang terjadi pada pipa pipa kapiler berupa ketidakmampuan
pipa pipa kapiler sebagai penyalur air pendingin dari tangki atas ke tangki
bawah radiator. Hal ini disebabkan penyempitan pipa pipa yang penyok,
sehingga kebutuhan air pendingin dalam jumlah tertentu tidak dapat
terpenuhi.
3) Kemampuan selang radiator menahan panas merupakan sesuatu yang
mutlak diperlukan. Jika digunakan selang yang bentuknya tidak tepat,
seperti terlipat jika terkena panas, air pendingin tidak dapat bersirkulasi
dengan lancar.
4) Pompa air bertujuan menekan dan mensirkulasi air pendinginan agar
efisiensi dan efektivitas pendinginan dapat dicapai dengan baik. Gangguan
yang diakibatkan oleh gangguan bagian bagian pompa maupun putaran
pompa yang terlalu rendah akan mengakibatkan frekuensi waktu sirkulasi
air pendingin menjadi rendah. Dengan demikian usaha menyerap dan
melepaskan panas tidak akan berlangsung dengan baik.
5) Karena proses oksidasi atau faktor lain, mantel air terendapi oleh zat zat
lain terutama karat. Hal ini menimbulkan penyempitan atau penyumbatan
ruang mantel air sehingga proses sirkulasi air pendingin dapat terganggu.
Proses oksidasi dapat diamati dari besarnya peningkatan presentasi kadar
karet yang terkandung dalam air pendingin.
2.3 Perawatan radiator
Perawatan terhadap radiator sangat penting agar tidak terjadi overheating pada
mobil. Perawatan radiator ini dapat dilakukan secara berkala. Untuk pemeriksaan
adanya gangguan operasional sistem, hendaknya selalu didasarkan pada standar
atau spesifikasi radiator.
a) Cek komponen radiator secara berkala, diantaranya :
1. Cek selang tutup radiator, jika sudah dirasa tidak layak segera ganti
sebelum terjadi gangguan.
2. Cek sambungan sambungan solderan diradiator, jika dirasa sudah jelek
segera dibenahi agar air radiator tidak bocor
3. Cek sambungan sambungan selang radiator, jika dirasa sambungan
selang kendor segera dikencangkan, dan jika dirasa sambungan selang
sudah tidak layak pakai segera ganti agar air ticak bocor melalui
sambungan selang radiator.
b) Cek air radiator secara berkala.
Gangguan tersebut pada hakikatnya menekankan pada frekuensi
penambahan air pendingin (Coolant) dalam rentang waktu tertentu.
Contoh yang praktis, misalnya sebuah mobil beroperasi rata rata 12 jam
perhari dengan pembebanan menengah dan dalam kondisi standar. Mesin
mobil tersebut bisa ditambahkan cairan pendingin sebanyak 1000ml (1lt)
ketika beroperasi selama 10 hari. Tetapi belakangan ini,
dengan mobil yang sama beban tetap dan waktu operasional yang sama,
penambahan cairan pendingin bisa mencapai 1500ml (1.5lt)
hal ini tentu menimbulkan pertanyaan dan memerlukan pemeriksaan agar
kembali normal seperti semula.

Gambar: sirkulasi aliran pendingin mesin

c) Membersihkan komponen radiator


Hanya komponen yang memerlukan pembersihan secara penuh pada
bagian luar radiator. Kisi kisi harus bebas dari semua bahan/zat dari luar
seperti halnya kotoran, oli, daun atau rumput, pasir dan serangga.
Untuk membersihkan kisi kisi pada radiator, caranya adalah sebagai
berikut :
1) Lepaskan radiator sesuai prosedurnya
2) Tarik radiator pada tempat dalam bengkel yang bebas debu dan dari
kotoran masukntertiup angin dari kisi kisi yang tidak akan
mengganggu aktifitas dibengkel tersebut.
3) Hubungkan nozel udara penyemprot dengan sumber udara bertekanan
tinggi dengan suatu saluran. Kerasnya tekanan nozel tidak boleh
merusak kisi kisi radiator .
4) Pegang nozel udara pada sudut 90º terhadap kisi kisi pada kipas
disamping radiator, berlawanan dengan aliran udara normal.
5) Gunakan embusan angin antara rusuk rusuk dengan menggerakkan
nozel penyemprot sepanjang kisi kisi yang saing sejajar antara pipa
pipa inti saluran air dari radiator.
6) Kerjakan pelan pelan dari satu sisi ke kisi kisi yang lain.
7) Keruk keruk atau luruskan rusuk pendingin sesudah dibersihkan.
8) Gunakan tang bermulut rata atau alat perata yang fleksibel, jamgan
sampai merusak kisi kisi.
9) Pasang kembali radiator pada posisi sebelum dilepas.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Radiator merupakan komponen terpenting sistem pendinginan


mesin mobil. Proses pendinginan pada mesin dapat terganggu apabila
terdapat gangguan operasional pada komponen sistem pendinginan mesin
itu sendiri. Radiator itu sendiri berfungsi sebagai alat penukar panas yang
digunakan untuk memindahkan energi panas dari satu medium ke medium
lainnya yang bertujuan untuk mendinginkan mesin kendaraan bermotor.

Oleh karena itu kita harus melakukan perawatan pada radiator agar
kendaraan kita agar tidak mengalami overheating yang disebabkan oleh
kerusakan pada radiator.

3.2 Saran

Agar kita semua sadar akan pentingnya sistem pendingin pada


kendaraan maka sebaiknya semua paham akan ini. Diharapkan setelah
membaca makalah ini pembaca secara tidak langsung akan paham cara
memelihara sistem pendingin pada kendaraan khususnya pada radiator.
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2001. Reparasi Sistem Pendinginan Mesin Mobil: Bumi Aksara. Jakarta

Daryanto. 2001. Teknik Pemeliharaan Mobil (Pemeriksaan dan perbaikan). Bumi


aksara. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai