Anda di halaman 1dari 11

PEMELIHARAAN RADIATOR

PADA SISTEM PENDINGINAN MESIN MOBIL

Makalah

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perawatan Mesin & Pabrik pada semester 7
tahun 2019 yang diampu oleh Ir. Arfis

Oleh
Bimbi Fauzi Pangestu Sinaga
NIM 1707230037

PROGRAM STUDI TEKNIK


JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVESITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

Pada bab 1 ini dibahas 3 hal, yaitu (1) latar belakang , (2) rumusan masalah, (3)
rumusan tujuan.

1.1 Latar Belakang


A. Pengertian Sistem Radiator
Sistem Radiator adalah suatu rangkaian pada mobil untuk mengatasi terjadinya
overheating pada mesin sehingga mesin dapat tetap bekerja secara optimal, apabila sistem
radiator mengalami gangguan maka komponen mesin yang berhubungan dengan panas
akibat pembakaran akan mengalami kenaikan temperatur yang berlebihan dan cenderung
akan merubah sifat dan bentuk dari komponen mesin tersebut.

B. Fungsi Sistem Radiator


Sistem Radiator berfungsi untuk mengurangi panas dari mesin dan untuk mencegah
berkurangnya kekuatan mekanik pada komponen, terutama komponen logam. Yaitu pada
saat komponen mencapai suhu yang panas, maka kekuatan tarik, kekuatan tekan akan
mengalami kelemahan/ berkurang. Maka dengan adanya sistem pendingin air pada
komponen utama pada bagian silinder, kepala silinder dan katup buang akan dapat
mengurangi panas yang dapat mengurangi kekuatan mekanik pada komponen tersebut.
Panas dari komponen tersebut akan diserap air pendingin dan akan didinginkan oleh
radiator dengan bantuan tiupan angin dari kipas elektrik atau tiupan angin dari luar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, makalah ini disusun berdasarkan rumusan masalah
sebagai berikut.
1) Bagaimanakah cara kerja radiator?
2) Bagaimanakah mendeteksi kerusakan radiator?
3) Bagaimanakah cara memperbaiki radiator?
1.3 Rumusan Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun berdasarkanrumusan tujuan
sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui cara kerja radiator
2) Agar dapat menganalisis kerusakan pada radiator
3) Dapat merawat radiator secara berkala
BAB 2
PEMELIHARAAN RADIATOR
PADA SISTEM PENDINGINAN MESIN MOBIL

Pada bab II ini akan dibahas tiga hal, yaitu (1) Cara kerja radiator, (2) Mendeteksi
kerusakan radiator dan (3) Memperbaiki radiator .

2.1 Cara kerja radiator


Radiator adalah alat penukar panas yang digunakan untuk memindahkan energi panas
dari satu medium ke medium lainnya yang bertujuan untuk mendinginkan maupun
memanaskan. Radiator menerima air yang telah menjadi panas dari mesin. Air panas
mengalir melalui pipa dan menyemburkan panasnya ke udara luar melalui siripsirip. Posisi
radiator pada kendaraan tergantung pada posisi mesin, tetapi dalam beberapa hal aliran udara
keluar perlu untuk efisiensi kerja.

Gambar 1.1: Radiator

2.2 Mendeteksi kerusakan radiator


Radiator merupakan komponen terpenting sistem pendinginan mesin mobil.Oleh
karena itu kita harus bisa mendeteksi kerusakan pada radiator agar suhu mesin mobil normal
dan mencegah overheating. Proses pendinginan pada mesin dapat terganggu apabila terdapat
gangguan operasional pada komponen sistem pendinginan mesin itu sendiri. Hal ini dapat
diidentifikasikan melalui pemeriksaan kebocoran yang dilakukan, diantaranya :
a) Kebocoran pada tutup radiator
Air pendinginan yang bocor melalui tutup radiator dapat diakibatkan oleh perkaitan
antara radiator dengan tutupnya yang tidak rapat, sehingga seal yang ada pada tutup radiator
tidak mampu n=mencegah kebocoran air pendinginan. Hal ini terutama jika air pendingin
telah mencapai temperatur tertentu sehingga tekanan didalam radiator juga akan mengalami
kenaikan. Akibatnya, uap air akan lebih jelas terlihat jika ada goncangan pada radiator.

Gambar 2.1: tutup radiator

b) Kebocoran pada solderan


Solderan solderan yang dibuatkan untuk menyambung bagian bagian radiator dapat
mengalami kerusakan sehingga dapat mengakibatkan kebocoran air pendingin. Penyebab
kerusakan solderan ini dipengaruhi oleh faktor rentang waktu pemakaian dan tingkat derajat
panas yang melebihi angka limitasi.
\

Gambar 3.1: Solderan pada radiator

c) Kebocoran pada sambungan selang radiator


Untuk menghubungkan radiator dengan mesin pada umumnya digunakan selang
dengan tipe tertentu (selang tahan panas)
Selang selang radiator ini dipasangkan pada pipa keluaran tangki bawah dan pipa
pemasukan pompa air dengan menggunakan klem sebagai pengikatnya. Sama halnya dengan
pipa pemasukan, tangki atas pipa pengeluaran pendingin pada mesin dihubungkan oleh
selang dan dikaitkan dengan klem. Jika cengkraman selang dan klem tidak kuat, akan terjadi
kebocoran cairan pendingin didaerah ini. Lebih ekstrem lagi, jika terjadi kebocoran pada
selang akibatnya selang tidak mampu lagi menahan panas dan tekanan.

Gambar 4.1 : sambungan pada pipa radiator


d) Kebocoran pada reservoir dan salurannya
Pada reservoir dan salurannya dapat terjadi kebocoran yang disebabkan oleh selang
penghubung pipa penyalur pada leher pengisi air radiator dan reservoir tidak terpasang
dengan baik. Dengan demikian uap air dari tekanan didalam radiator akan terbuang menetes
berupa air disekitar radiator
Cairan yang digunakan untuk bahan pendingin mesin harus memenuhi syarat dapat
mendukung fungsi dan tujuan penggunaannya. Air yang mendidih akan berubah dari zat cair
menjadi uap. Apabila perubahan bentuk zat cair menjadi uap melampaui batas, jelas akan
menimbulkan kerugian. Kemampuan penyerapan terhadap panas menjadi rendah dan
menyebabkan mesin menjadi panas.
Agar efisiensi dan efektivitas pendinginan yang baik dapat tercapai, sirkulasi air
pendingin dapat terganggu oleh beberapa hal berikut.
1) Katup kevakuman yang terpasang pada tutup radiator berfungsi untuk mencegah
terjadinya kevakuman didalam sistem, terutama didalam radiator apabila pegas dan
batang katup macet akibat karat atau penyebab lain sehingga katup tidak bekerja
semestinya. Hal ini mengakibatkan daya hisap akan terganggu, sirkulasi air
pendinginan juga terganggu. Akibatnya, pendinginan tidak berlangsung dengan baik
sehingga mesin menjadi cepat panas.
2) Gangguan yang terjadi pada pipa pipa kapiler berupa ketidakmampuan pipa pipa
kapiler sebagai penyalur air pendingin dari tangki atas ke tangki bawah radiator. Hal
ini disebabkan penyempitan pipa pipa yang penyok, sehingga kebutuhan air pendingin
dalam jumlah tertentu tidak dapat terpenuhi.
3) Kemampuan selang radiator menahan panas merupakan sesuatu yang mutlak
diperlukan. Jika digunakan selang yang bentuknya tidak tepat, seperti terlipat jika
terkena panas, air pendingin tidak dapat bersirkulasi dengan lancar.

4) Pompa air bertujuan menekan dan mensirkulasi air pendinginan agar efisiensi dan
efektivitas pendinginan dapat dicapai dengan baik. Gangguan yang diakibatkan oleh
gangguan bagian bagian pompa maupun putaran pompa yang terlalu rendah akan
mengakibatkan frekuensi waktu sirkulasi air pendingin menjadi rendah. Dengan
demikian usaha menyerap dan melepaskan panas tidak akan berlangsung dengan baik.
5) Karena proses oksidasi atau faktor lain, mantel air terendapi oleh zat zat lain terutama
karat. Hal ini menimbulkan penyempitan atau penyumbatan ruang mantel air sehingga
proses sirkulasi air pendingin dapat terganggu. Proses oksidasi dapat diamati dari
besarnya peningkatan presentasi kadar karet yang terkandung dalam air pendingin.
2.3 Perawatan radiator
Perawatan terhadap radiator sangat penting agar tidak terjadi overheating pada mobil.
Perawatan radiator ini dapat dilakukan secara berkala. Untuk pemeriksaan adanya gangguan
operasional sistem, hendaknya selalu didasarkan pada standar atau spesifikasi radiator.
a) Cek komponen radiator secara berkala, diantaranya :
1. Cek selang tutup radiator, jika sudah dirasa tidak layak segera ganti sebelum
terjadi gangguan.
2. Cek sambungan sambungan solderan diradiator, jika dirasa sudah jelek segera
dibenahi agar air radiator tidak bocor
3. Cek sambungan sambungan selang radiator, jika dirasa sambungan selang kendor
segera dikencangkan, dan jika dirasa sambungan selang sudah tidak layak pakai
segera ganti agar air ticak bocor melalui sambungan selang radiator.
b) Cek air radiator secara berkala.
Gangguan tersebut pada hakikatnya menekankan pada frekuensi penambahan air
pendingin (Coolant) dalam rentang waktu tertentu. Contoh yang praktis, misalnya
sebuah mobil beroperasi rata rata 12 jam perhari dengan pembebanan menengah dan
dalam kondisi standar. Mesin mobil tersebut bisa ditambahkan cairan pendingin
sebanyak 1000ml (1lt) ketika beroperasi selama 10 hari. Tetapi belakangan ini,
dengan mobil yang sama beban tetap dan waktu operasional yang sama, penambahan
cairan pendingin bisa mencapai 1500ml (1.5lt)
hal ini tentu menimbulkan pertanyaan dan memerlukan pemeriksaan agar kembali
normal seperti semula.

Gambar 5.1 : sirkulasi aliran pendingin mesin


c) Membersihkan komponen radiator
Hanya komponen yang memerlukan pembersihan secara penuh pada bagian luar
radiator. Kisi kisi harus bebas dari semua bahan/zat dari luar seperti halnya kotoran,
oli, daun atau rumput, pasir dan serangga.
Untuk membersihkan kisi kisi pada radiator, caranya adalah sebagai berikut :
1) Lepaskan radiator sesuai prosedurnya
2) Tarik radiator pada tempat dalam bengkel yang bebas debu dan dari kotoran
masukntertiup angin dari kisi kisi yang tidak akan mengganggu aktifitas dibengkel
tersebut.
3) Hubungkan nozel udara penyemprot dengan sumber udara bertekanan tinggi
dengan suatu saluran. Kerasnya tekanan nozel tidak boleh merusak kisi kisi
radiator .
4) Pegang nozel udara pada sudut 90º terhadap kisi kisi pada kipas disamping
radiator, berlawanan dengan aliran udara normal.
5) Gunakan embusan angin antara rusuk rusuk dengan menggerakkan nozel
penyemprot sepanjang kisi kisi yang saing sejajar antara pipa pipa inti saluran air
dari radiator.
6) Kerjakan pelan pelan dari satu sisi ke kisi kisi yang lain.
7) Keruk keruk atau luruskan rusuk pendingin sesudah dibersihkan.
8) Gunakan tang bermulut rata atau alat perata yang fleksibel, jamgan sampai
merusak kisi kisi.
9) Pasang kembali radiator pada posisi sebelum dilepas.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Penyebab kerusakan :
1. Kebocoran pada tutup radiator
Air pendinginan yang bocor melalui tutup radiator dapat diakibatkan oleh
perkaitan antara radiator dengan tutupnya yang tidak rapat, sehingga seal yang ada
pada tutup radiator tidak mampu n=mencegah kebocoran air pendinginan. Hal ini
terutama jika air pendingin telah mencapai temperatur tertentu sehingga tekanan
didalam radiator juga akan mengalami kenaikan. Akibatnya, uap air akan lebih jelas
terlihat jika ada goncangan pada radiator.
2. Bagian mesin yang di rawat :
Bagian mesin yang di rawat adalah radiator
3. Akibat kalau tidak di rawat :
Mendeteksi kerusakan pada radiator agar suhu mesin mobil normal dan
mencegah overheating. Proses pendinginan pada mesin dapat terganggu apabila
terdapat gangguan operasional pada komponen sistem pendinginan mesin.
4. Manfaat kalau merawat radiator :
Sistem pendingin dalam mesin mobil dapat berjalan dengan baik dan dapat
mendinginkan mesin degan baik.
5. Nilai ekonomis dari pada perawatan :
Kalau pengguna mobil melakukan perawatan radiator secara berkala meminimalis
biaya kalau memperbaiki radiator kalau sudah rusak parah atau total.

3.2 Saran

Agar kita semua sadar akan pentingnya sistem pendingin pada kendaraan
maka sebaiknya semua paham akan ini. Diharapkan setelah membaca makalah ini
pembaca secara tidak langsung akan paham cara memelihara sistem pendingin pada
kendaraan khususnya pada radiator.
DAFTAR PUSTAKA

 Daryanto. 2001. Reparasi Sistem Pendinginan Mesin Mobil: Bumi Aksara. Jakarta
 Daryanto. 2001. Teknik Pemeliharaan Mobil (Pemeriksaan dan perbaikan). Bumi
aksara. Jakarta
 https://pawitbudi.blogspot.com/
 https://www.academia.edu/37998442/PEMELIHARAAN_RADIATOR_PADA_SIST
EM_PENDINGINAN_MESIN_MOBIL

Anda mungkin juga menyukai