Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kapal merupakan sarana transportasi yang sangat efisien, jika dibandingkan
dengan sarana angkutan lainnya, dilihat dari sudut pandang kapasitas angkutannya.
Dalam mengikuti perkembangan jaman dewasa ini semakin maju dan modem serta
canggih. Kapal juga dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
kebutuhan kapal tersebut. Disamping diperlukan pula awak kapal yang terampil dan
siap kerja diatas kapal. Sekarang ini pada umumnya kapal kapal menggunakan
tenaga mesin diesel sebagai tenaga penggerak utama. Disini para perwira mesin
dituntut harus mengetahui dan memahami betapa pentingnya melakukan perawatan
yang terencana terhadap pesawat pesawat yang berkaitan dengan mesin induk.
Sekarang ini pada umumnya kapal-kapal menggunakan tenaga mesin diesel
sebagai tenaga penggerak utama. Di sini para perwira mesin di tuntut harus
mengetahui dan memahami betapa pentingnya melakukan perawatan yang terencana
terhadap pesawat-pesawat yang berkaitan dengan mesin induk. Mengingat kerja
pesawat-pesawat bekerja terus menerus dan dapat menimbulkan gangguan atau
kerusakan yang dapat mempengaruhi kelancaran pengoperasian kapal, maka
perawatan harus dilakukan dengan baik sesuai dengan sistim perawatan secara
terencana (Planeed Maintenance System / PMS) sehingga mendapatkan kinerja
mesin induk secara optimal.
Air pendingin merupakan salah satu bagian yang sangat penting untuk
mendinginkan temperatur mesin induk. Kurangnya kordinasi antara awak kapal
dengan staf pegawai di kantor, charterer serta otoritas pelabuhan yang mana terdapat
pelabuhan yang memiliki beberapa peraturan khususnya ditujukan untuk mesin
induk sehingga timbul permasalahan terkait kurangnya waktu perlaksanaan
perawatan.
Mengingat kerja pesawat pesawat bantu bekerja terus menerus dan dapat
menimbulkan gangguan atau kerusakan yang dapat mempengaruhi kelancaran
pengoperasian kapal, maka perawatan harus dilakukan dengan baik sesuai dengan
sistem perawatan secara terencana (Planned maintenance System/PMS) sehingga
bisa kita dapatkan kinerja mesin induk yang optimal.

1
Salah satu faktor yang kritis dari sistem pendukung motor induk adalah sistem
pendingin. Apabila sistem pendingin mengalami kerusakan maka akan mengurangi
kerja mesin induk kapal. Sehingga hal tersebut akan mengakibatkan kerugian yang
dialami oleh pihak pemilik kapal dari segi teknis maupun ekonomis. Tujuan sistem
pendingin adalah untuk mempertahankan temperatur operasi mesin yang paling
efisien pada setiap kecepatan dalam segala kondisi. Sistem pendingin air tawar
merupakan salah satu penunjang dari sistem penggerak utama dari sebuah kapal,
dimana fungsi dari sistem ini tidak lain hanya untuk mendinginkan mesin induk agar
dapat berjalan secara normal.
Di atas kapal tempat penulis bekerja menggunakan sistem pendingin air tawar
atau pendingin tertutup dan didinginkan oleh air laut dalam sirkulasi sistem
pendingin air tawar, air yang telah mendinginkan mesin akan dihisap oleh pompa
sirkulasi kemudan ditekan ke cooler untuk didinginkan oleh air laut yang melewati
cooler. Air laut yang telah mendinginkan air tawar tadi akan keluar lagi ke laut
sedangkan untuk air tawar yag suhunya sudah turun akan bersirkulasi masuk
kedalam mesin lagi. Dan uraian diatas tersebut, penulis sangat tertarik untuk
menulis tentang sistem pendingin pada motor induk. Di dalam sistem pendingin
terdapat beberapa komponen yang bekerja secara berhubungan antara lain: cooler,
pompa sirkulasi air tawar, pompa air laut, strainer dan sea chest. Kelima komponen
tersebut di atas inilah yang sering menyebabkan kurang maksimalnya hasil
pendinginan terhadap motor induk. Penulis sering menjumpai tekanan air laut
kurang dari 2,5 bar akibat kurangnya air laut yang diisap pompa air laut dari main
seachest. Kurangnya tekanan tekanan air laut juga sering dipengaruhi oleh kerja
pompa sirkulasi yang tidak maksimal.
Untuk meningkatkan kelancaran pengoperasian kapal, maka perawatan harus
dilakukan dengan baik sesuai dengan sistim perawatan secara terencana Planeed
Maintenance System (PMS). Akibat kurangnya perawatan pendinginan air tawar di
atas kapal, sistem pendingin air tawar tidak dapat bekerja secara normal sehingga
menghambat operasional kapal. Kurangnya perawatan juga disebabkan oleh
terbatasnya suku cadang di atas kapal dan peralatan penunjang sistem pendingin
yang tidak berfungsi secara normal.
Berdasarkan fakta dan pengamatan dari berbagai kejadian yang penulis amati
ketika penulis berada di atas kapal, serta dengan merujuk pada latar belakang
tersebut diatas, maka penulis tertarik menuangkan hal tersebut dan membahasnya ke

2
dalam makalah dengan judul "OPTIMALISASI PERAWATAN SISTEM
PENDINGIN AIR TAWAR UNTUK MENJAGA TEMPERATUR MESIN
INDUK DI MV. SWIBER NAVIGATOR"
.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik beberapa permasalahan
yang timbul, antara lain :
1. Sistem pendingin air tawar tidak bekerja secara optimal
2. Kurangnya tekanan pompa air laut yang mendinginkan air tawar
3. Peralatan penunjang sistem pendingin tidak berfungsi secara optimal 4.
Keterbatasan penyediaan suku cadang

C. BATASAN MASALAH
Oleh karena luasnya masalah yang bisa timbul dari pembahasan makalah ini
dan mengingat keterbatasan waktu yang tersedia, maka penulis hanya akan
membahas pada masalah sistem pendingin air tawar yang tidak bekerja secara
optimal dan peralatan penunjang sistem pendingin yang kurang optimal di kapal
MV. SWIBER NAVIGATOR.

D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan fakta yang terjadi pada latar belakang di atas maka penulis
mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang menyebabkan sistem pendingin air tawar tidak bekerja secara optimal?
2. Apa yang menyebabkan peralatan penunjang sistem pendingin tidak berfungsi
secara optimal ?

E. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN


1. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya yaitu
a. Untuk mencari masaiah utama yang berkaitan dengan pentingnya perawatan
pendinginan air tawar untuk operasional mesin induk di kapal MV. SWIBER
NAVIGATOR.

3
b. Untuk mencari penyebab dari permasalahan tidak bekerja secara optimal
sistem pendingin air tawar dan kurang efektifnya peralatan penunjang
pendingin air laut.
c. Untuk mencari pemecahan atau solusi dari permasalahan tersebut

2. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini diantaranya yaitu
a. Manfaat Bagi Dunia Akademik
1) Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan BP3IP mengenai pentingnya
perawatan pendinginan air tawar untuk operasional mesin induk di kapal
MV. SWIBER NAVIGATOR.
2) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pasis diklat pelaut
BP3IP mengenai pentingknya perawatan pendingin air tawar untuk
operasional mesin induk.
b. Manfaat Bagi Dunia Praktis
1) Memberi masukan bagi perusahaan dan ABK mengenai pentingnya
perawatan pendingin air tawar untuk operasional mesin induk.
2) Menambah wawasan penulis sekaligus berbagi pengalaman dengan
rekan seprofesi dalam hal perawatan pendingin air tawar untuk
operasional mesin induk.

F. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I : PENDAHULUAN, Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu
Iatar belakang penelitian, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI, Bab ini berisikan tinjauan pustaka, yang diambil
dari beberapa kutipan buku dan kerangka pemikiran. Tinjauan Pustaka membahas
beberapa teori yang berkaitan dengan rumusan masalah dan dapat membantu untuk
mencari solusi atau pemecahan yang tepat. Kerangka Pemikiran merupakan skema
atau alur inti dari makalah ini yang bersifat argumentatif, logis dan analitis
berdasarkan kajian teoritis, terkait dengan objek yang akan di kaji.

4
BAB III : ANALISIS DAN PEMBAHASAN, Bab ini berisikan deskripsi data yang
merupakan data yang diambil dari lapangan berupa spesifikasi kapal dan
pekerjaannya, pengamatan pada fakta-fakta yang terjadi di atas kapal sesuai dengan
permasalahan yang di bahas. Fakta dan kondisi disini meliputi waktu kejadian dan
tempat kejadian yang sebenamya terjadi di atas kapal berdasarkan pengalaman
penulis. Analisis data adalah hasil analisa faktor-faktor yang menjadi penyebab
rumusan masalah. Pemecahan masalah di dalam penulisan makalah ini
mendeskripsikan solusi yang tepat dengan menganalisis unsur-unsur positif dari
penyebab masalah.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN, Bab ini berisikan kesimpulan yang


merupakan pernyataan singkat dan tepat berdasarkan hasil analsisis data sehubungan
dengan faktor penyebab pada rumusan masalah. Serta saran yang merupakan
pemyataan singkat dan tepat berdasarkan hasil pembahasan sebagai solusi dari
rumusan masalah yang merupakan masukan untuk perbaikan yang akan di capai.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan uraian dalam bab I, maka untuk melakukan pembahasan lebih
lanjut, penulis menyampaikan beberapa teori yang dapat dijadikan sebagai landasan
dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Optimalisasi
Berdasarkan sumber yang penulis dapat dari Internet mengenai optimalisasi
dengan alamat http://eprints.ung.ac.id/1679/5/2012-2-93403-331309019-bab2-
06022013130312.pdf dimana optimalisasi adalah suatu proses, cara atau
perbuatan untuk menjadikan sesuatu lebih baik atau paling tinggi (kamus besar
bahasa Indonesia). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahwa
optimalisasi berasal dari bahasa optimal artinya terbaik atau tertinggi,
mengoptimalkan berarti menjadikan paling baik atau paling tinggi, sedangkan
optimalisasi adalah proses mengoptimalkan sesuatu, dengan kata lain proses
menjadikan sesuatu menjadi paling baik atau paling tinggi (1990:682) jadi
optimalisasi adalah sesuatu proses mengoptimalkan sesuatu atau proses
menjadikan sesuatu lebih baik.
Dalam hal ini optimalisasi terhadap perawatan pompa bahan bakar tekanan
tinggi adalah cara yang dilakukan untuk melakukan perawatan pompa bahan
bakar tekanan tinggi agar berfungsi sebagaimana mestinya atau dengan baik.

2. Perawatan
Perawatan ialah suatu sistem dalam upaya pemeliharaan agar tetap terjaga
sesuai dengan fungsi tanpa mengurangi kualitas. Perawatan pada urnumnya
adalah faktor terpenting yang terpenting untuk dapat menyesuaikan diri dengan
masyarakat modern, namun terdapat juga beberapa bidang dimana perawatan
memainkan peranan yang sedemikian dominan seperti dalam pelayaran.
a. Beberapa tujuan dilakukannya perawatan diantaranya adalah :

6
a. Untuk memungkinkan kapal dapat beroperasi secara reguler dan
meningkatkan keselamatan, baik awak kapal maupun peralatan.
b. Untuk dapat melaksanakan pekerjaan secara sistematis tanpa
mengabaikan hal-hal terkait, dan melakukan pekerjaannya dengan cara
paling ekonomis.
c. Untuk membantu perwira kapal menyusun rencana dan mengatur
dengan lebih baik, sehingga meningkatkan kinerja kapal, dan mencapai
maksud dan tujuan yang sudah ditetapkan oleh para manajer di kantor
pusat.
d. Untuk memberikan perawatan yang berkesinambungan sehingga
perwira yang baru naik dapat mengetahui apa yang telah dikerjakan dan
apa yang harus dikerjakan.

Berdasarkan sumber yang dari Internet mengenai perawatan


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32833/4/Chapter
%2011.pdfdimana terdapat beberapa pendapat diantaranya menurut Sofyan
mendefinisikan perawatan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga
fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian
penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi
yang efektif. Menurut Vincent Gasper, perawatan merupakan suatu kegiatan
yang diarahkan pada tujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu
sistem produksi sehingga dari sistem produksi sehingga dari sistem itu dapat
diharapkan menghasilkan out put sesuai dengan yang dikehendaki. Menurut
Supandi, perawatan adalah suatu konsepsi dari semua aktivitas yang
diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas peralatan agar
tetap berfungsi dengan baik seperti dalam kondisi sebelumnya.

b. Kesimpulan dari pengertian perawatan


Dari pengertian tersebut diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan,
bahwa :
1) Fungsi perawatan sangat berhubungan erat dengan proses produksi.
2) Peralatan yang dapat digunakan terus untuk berproduksi adalah hasil
adanya perawatan.

7
3) Aktivitas perawatan banyak berhubungan erat dengan pemakaian
peralatan, bahan pekerjaan, cara penanganan dan lain-lain.
4) Aktivitas perawatan harus dikontrol berdasarkan pada kondisi yang
terjaga.
Perawatan juga dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas untuk
memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan dan mengadakan perbaikan
atau penyesuaian penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan
operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.

c. Pada dasarnya terdapat dua prinsip utama dalam sistem perawatan


yaitu :
1) Menekan/memperpendek periode kerusakan sampai batas minimum
dengan mempertimbangkan aspek ekonomis.
2) Menghindari kerusakan ( break down ) tidak terencana, kerusakan tiba-
tiba .

d. Ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan dapat dibagi


menjadi dua cara :
1) Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance) Pengorganisasian
pekerjaan perawatan yang dilakukan dengan pertimbangan ke masa
depan, terkontrol dan tercatat.
2) Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance)
Cara pekerjaan perawatan darurat yang tidak direncanakan (Unplanned
emergency maintenance).

Pada dasarnya, tidak semua bentuk perawatan cocok diterapkan pada


setiap mesin atau peralatan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan beberapa
pertimbangan dalam memilih metode perawatan yang tepat, karena
pemilihan strategi perawatan yang sesuai dapat menghasilkan kondisi
mesin/peralatan yang optimum.
Dengan tidak optimalnya kinerja mesin maka akan mengganggu
produktivitas dari suatu proses yang terjadi. Pada kapal, mesin penggerak
yang mengalami kerusakan akan sangat merugikan owner kapal. Hal itu

8
terjadi karena waktu operasi kapal akan berkurang dan produktivitasnya
semakin menurun (J.H. Jusak, 2005).
Pelaksanaan kegiatan perawatan tidak terlepas dari penjadwalan
perawatan. Penjadwalan perawatan untuk tiap komponen pada setiap mesin
dapat berbeda, bergantung pada lamanya selang waktu kerusakan dan
kapasitas kerja yang dimiliki mesin atau komponen yang bersangkutan.

e. Dalam melaksanakan perawatan terhadap sistem pendingin air tawar,


dalam beberapa bagian perawatan yang tertuang dalam Planned
Maintenance System, yaitu :
1) Perawatan Harian.
Perawatan harian adalah kegiatan perawatan yang dilaksanakan setiap /
selama peralatan dioperasikan. Kegiatan ini umumnya dilaksanakan oleh
pemakai peralatan.
2) Perawatan Berkala
Perawatan berkala adalah perawatan yang dilaksanakan secara berkala
sesuai dengan jadwal yang diprogramkan.
3) Perawatan Periodik
Perawatan periodik merupakan pemeriksaan peralatan dan bagian-
bagiannya untuk diadakan perawatan pencegahan. Perawatan dapat
dilakukan 3 (tiga) bulanan, 6 (enam) bulanan, 1 (satu) tahunan.

Cara kerja heat exchanger, yaitu dengan cara diletakkan di bagian depan dan
melekat langsung pada body mesin induk. Pada ujung saluran pipa air tawar
dekat tutup heat exchanger dipasang thermometer dengan skala derajat celcius
dan juga pada bagian keluarnya dipasang juga thermometer skala derajat celcius.
Maksud pemasangan ini adalah sebagai alat control jika ada perubahan kenaikan
suhu pada air pendingin mesin. Jadi air laut dari pompa akan dikempa masuk
heat exchanger dan air akan mengalir melalui lubang-lubang yang terbentuk
antar dua belah plat yang saling berhimpit yang jumlahnya cukup banyak.
Air laut itu akan menyerap panas pada heat exchanger terus keluar melalui
saluran pada pipa bagian atas. Kemudian air tersebut keluar ke laut. Sedangkan
untuk air tawar alirannya berlawanan dengan arah aliran air lautnya. Jadi
banyaknya panas yang masuk heat exchanger akan diambil sebagian oleh air

9
Laut. Air Laut akan menjadi panas, karena fungsi tersebut heat exchanger
disebut juga alat penukar panas. Heat Exchanger itu bekerja normal bila
perbedaan suhu air tawar masuk dan keluar heat exchanger ± 10 °C. Dan apabila
suhu mesin terlalu panas yang disebabkan oleh heat exchanger, kotor, maka
perlu diadakan pemeriksaan pada plat-plat dengan membuka melepaskan plat-
plat dan mencucinya dengan cairan kimia tertentu.
Selanjutnya perawatan pendingin air tawar menurut P.Van Maanen (1963
11.2) bahwa suatu alat pemindah panas yang gunanya untuk mendinginkan air
tawar yang keluar dari mesin induk. Air tawar ini di dalam heat exchanger
didinginkan oleh air laut yang ditekan masuk ke dalam heat exchanger oleh
pompa sirkulasi dan kemudian setelah mendinginkan air tawar tersebut melalui
saluran pipa saluran air tawar akan bersirkulasi kembali ke expansion tank. Air
laut kemudian dibuang ke laut. Air tawar yang keluar dari heat exchanger
suhunya berkisar antara ± 60°C. Agar temperatur yang dikehendaki tercapai
maka harus ditest secara pendingin air tawar.
Apabila dalam plat-plat heat exchanger terdapat kotoran seperti lumpur atau
tersumbat akan mengakibatkan penyerapan panas terhadap air tawar berkurang
atau terhalang sehingga temperatur air tawar yang keluar dari heat exchanger
tersebut menjadi tinggi. Maka hal ini dinamakan proses pendinginan tidak
sempurna.
Untuk itu perlunya perawatan heat exchanger secara teratur agar supaya air
yang keluar tetap pada suhu yang normal. Perawatan di lakukan dengan
membersihkan endapan-endapan Lumpur atau kotoran lain yang terbawa
kebagian dalam plat-plat heat exchanger itu dengan menggunakan high water
pressure. Namun sebelum dilakukan pembersihan dengan high water pressure,
terlebih dahulu plat-plat heat exchanger di rendam dengan menggunakan cairan
chemical khusus untuk merontokan kerak yang sangat sulit dibersihkan (Van
Maneen,1963:11.2).
Sesudah direndam selama batas waktu tertentu plat-plat tersebut disemprot
dengan air tawar bertekanan tinggi untuk ini digunakan high pressure pump agar
kotoran-kotoran dan endapan-endapan terlepas dari plat-plat dan menjadi bersih.
Yang perlu diperhatikan lagi adalah rubber packingnya Untuk packing pada
plat-plat heat exchanger air tawar biasanya dipakai karet packing khusus.

10
Setelah semua siap dan bersih kemudian dapat dipasang kembali.Hal ini sudah
siap untuk menjamin kelancaran pendinginan air tawar.
Menurut P.Van Maanen (1963:11.2) bahwa hal yang diperlukan agar kondisi
mesin induk dapat normal kembali, yaitu: pertama perawatan air pendingin, dan
yang kedua peralatan air pendingin itu sendiri. Oleh faktor-faktor ketidak
sempurnaan pada fungsi sistem pendingin, jelas akan berpengaruh, oleh karena
kurangnya perawatan sistem pendingin sehingga berakibat terjadinya gangguan
pada kinerja mesin induk.
Khusus untuk perawatan pipa-pipa sistem pendingin pada mesin induk,
terutama untuk mencegah kerak-kerak dan korosi pada pipa ialah dengan
memberikan zat kimia di air tawar pada tangki expansi yaitu dengan
supplemental coolant additive 8T-1589. Sedangkan pipa yang keropos dari luar,
harus diganti baru, dan harus diberi cat dasar dulu setelah itu baru dicat.
Sedangkan tangki expansi yang letaknya ditempatkan disebelah atas dari sistem
pendingin heat exchanger merupakan tangki penampung air pendingin yang
berguna untuk sistem gravitasi aliran air pendingin ke seluruh pendingin air
tawar yang berada dalam mesin induk.

3. Pendingin
Pendingin adalah suatu media (zat) yang berfungsi untuk menurunkan
panas. Panas tersebut didapat dari hasil pembakaran bahan bakar di dalam
silinder. Di dalam sistem pendingin terdapat beberapa kamponen yang bekerja
secara berhubungan antara lain : Cooler, pompa sirkulasi air tawar, pompa air
Laut, Strainer dan Seachest. Dari kelima komponen inilah yang sering
menyebabkan kurang maksimalnya hasil pendinginan terhadap motor induk.
Dalam pengoperasian motor diesel akan timbul panas atau suhu yang lebih
tinggi dari suhu - suhu yang terjadi pada mesin uap. Suhu yang sedemikian
tinggi akan dipindahkan langsung ke dinding silinder. Apabila dinding silinder
tidak didinginkan secara terus menerus, maka bahan - bahan yang dipakai akan
kehilangan kekuatan yang diperlukan. Timbulnya masalah - masalah pada
sistem pendinginan motor induk akibat dari tekanan pompa tidak normal,
disebabkan oleh kurangnya perawatan terhadap media pendingin dan air
pendingin serta peralatan sistem pendingin yang tidak bekerja dengan normal.
Dengan demikian suhu (temperatur) air pendingin sering panas melewati batas

11
maksimum walaupun dalam putaran mesin minimum (rendah). Air pendingin
dalam fimgsinya sangat vital untuk menjaga kelancaran pengoperasian motor
induk.
Dalam mempertahankan tujuan pendinginan, perlu dipertahankan pada nilai
normalnya yaitu 80°C - 85°C temperatur yang telah ditetapkan dalam suhu
petunjuk dari buku manual Perlunya pendinginan pada motor induk dalam
bekerja, sering mengalami gangguan sehingga pendinginan tidak optimal
mengakibatkan naiknya suhu air tawar. Hal ini salah satunya disebabkan oleh
adanya kebocoran, sehingga air yang ada di tangki ekspansi berkurang. Selain
itu agar kondisi motor induk dapat normal kembali, hal - hal yang perlu
dilaksanakan antara lain perawatan air pendingin, dan perawatan fasilitas sistem
pendingin. Tidak sempurnanya fungsi dari sistem pendingin, jelas akan
berpengaruh terhadap kinerja motor induk. Segala sesuatu yang berhubungan
dengan sistem perlu dijaga dan di rawat oleh para masinis.

4. Fungsi Air Pendingin Motor Induk


Mesin yang dipasang pada kapal sebagai motor induk dirancang untuk
bekerja dengan secara maksimal dan berjalan selama berjam - jam lamanya.
Hilangnya energi yang paling sering terjadi di mesin kapal adalah dalam bentuk
energi panas yang berlebihan. Oleh karena itu diperlukan media pendingin
(cooler) untuk menghindari gangguan fungsional mesin atau kerusakan pada
mesin.
Fungsi air pendingin adalah untuk mendinginkan motor induk agar kondisi
motor induk selalu optimal dan dapat bekerja pada suhu normal setelah motor
berjalan. Proses pendinginan motor induk menggunakan prinsip pemindahan
panas secara konduksi dari metal di sekeliling cylinder, dari katup dan kepala
silinder menuju cairan pendingin. Permukaan logam dengan cairan pendingin
terjadi perpindahan panas secara konveksi dan di dalam cairan pendingin
sentuhan dan perpindahan panas, sehingga air menjadi panas. Untuk mencapai
temperatur yang aman dari komponen tersebut perlu sistem pendinginan yang
dapat mengambil panas dari sekeliling ataupun dari dalam komponen itu.
Fungsi air pendingin adalah untuk menyerap panas yang terjadi pada motor
induk akibat dari pembakaran bahan bakar. Sistem pendinginan tidak langsung
menggunakan dua media pendingin yang digunakan adalah air tawar dan air

12
laut. Air tawar digunakan untuk mendinginkan bagian - bagian motor sedangkan
air laut untuk mendinginkan air tawar melewati pesawat cooler. Setelah itu air
laut langsung dibuang keluar kapal dan air tawar bersirkulasi secara terus
menerus mendinginkan mesin secara merata. Fungsi air adalah untuk
mendinginkan mesin agar kondisi kerja mesin selalu optimal. Dengan
temperatur yang optimal maka kerja mesin akan normal. Namun dalam
operasional mesin diesel pada kenyataannya temperatur air pendingin melebihi
batas maksimal yang diijinkan. Temperatur yang diijinkan antara 80°C - 85°C,
pada kondisi tidak normal dapat melebihi dari 90°C. Jika hal ini terjadi akan
mengakibatkan mesin menjadi overheating, kejadian tersebut akan mengganggu
operasional kapal.

5. Pendingin Silinder
Bagian atas silinder merupakan bagian atas yang terpanas dan sebagian
panas gas pembakaran itu dipindahkan secara langsung ke fluida pendinginnya.
Sedangkan untuk bagian bawah silinder, perpindahan panas ke fluida pendingin
terjadi secara tak langsung, jadi melalui torak dan cincin torak. Jika pendinginan
tidak dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, maka temperatur dari setiap
bagian silinder akan naik. Keadaan tersebut akan mengakibatkan kerusakan
dinding ruang bakar karena teriadinya tegangan termal atau kerusakan katup-
katup, puncak torak dan kemacetan cincin torak. Di samping itu, minyak
pelumas akan menguap dan terbakar sehingga terjadi keausan cepat pada torak
dan dinding silinder, tetapi juga mengakibatkan gangguan kerja mesin.
Beberapa mesin kapal mempergunakan air laut sebagai fluida. pendingin,
tetapi pada umumnya dipakai air yang telah dilunakkan untuk mencegah
terjadinya korosi serta endapan-endapan. Jika udara atmosfir dapat
bertemperatur dibawah 0° C, maka air pendingin biasanya dicampur dengan
"ethylene glycol" untuk mencegah pembekuan. Jadi, penambahan "ethylene
glycol" ke dalam air pendingin akan menurunkan titik beku dari fluida
pendingin tersebut. Apabila air pendingin sampai membeku, maka volume air
akan bertambah sehingga dapat merusak saluran-saluran air pendingin. Maka
dalam keadaan dimana dapat diperoleh ethylene glycol, sebaiknya air
dikeluarkan dari mesin seandainya ada kemungkinan terjadi pembekuan.

13
Ethylene glycol tersebut diatas juga bertitik didih tinggi, sehingga
perbedaan temperatur antara air pendingin di dalam radiator dengan udara
atmosfir dapat diperbesar dan ukuran radiator dapat diperkecil. Inilah sebabnya
mengapa ethylene glycol ditambahkan kepada air pendingin motor bakar torak
untuk pesawat terbang. Namun demikian, cara tersebut di atas bukanlah usaha
untuk memperkecii ukuran radiator. Penambahan tekanan sistem pendingin air,
yang berarti mempertinggi titik didih air, juga merupakan usaha memperoleh
ukuran radiator yang Iebih kecil. Sistem tersebut terakhir banyak digunakan
pada mesin mesin kendaraan.

6. Teori Heat Exchanger


Dalam Bahasa Indonesia heat exchanger memiiiki anti harfiah alat penukar
panas. Pengertian ilmiah dari heat exchanger adalah sebuah alat yang berfungsi
untuk mentransfer energi panas (entalpi) antara dua atau lebih fluida, antara
permukaan padat dengan fluida, atau antara partikel padat dengan fluida, pada
temperatur yang berbeda serta terjadi kontak termal. Lebih lanjut, heat
exchanger dapat pula berfungsi sebagai alat pembuang panas, alat sterilisasi,
pesteurisasi, pemisahan campuran, distilisasi (pemurnian, ekstraksi),
pembentukan konsentrat, kristalisasi, atau juga untuk mengontrol sebuah proses
fluida.
Satu bagian terpenting dari heat exchanger adalah permukaan kontak panas.
Pada permukaan inilah terjadi perpindahan panas dari satu zat ke zat yang lain.
Semakin luas bidang kontak total yang dimiliki oleh heat exchanger tersebut,
maka akan semakin tinggi nilai efisiensi perpindahan panasnya. Pada kondisi
tertentu, ada satu komponen tambahan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan luas total bidang kontak perpindahan panas ini. Komponen
tersebut adalah sirip.
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan
untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa
dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya,
medium pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan
air biasa sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa
mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien.
Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat

14
dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung (direct
contact).

7. Perpindahan Panas
Dari hasil pembakar bahan bakar dalam silinder dapat mencapai temperatur
± 2500°C. Karena proses itu terjadi berulang-ulang maka dinding silinder,
kepala silinder, torak, katup dan beberapa bagian lain akan menjadi panas.
Sebagian dari minyak pelumas terutama yang membasahi dinding silinder akan
menguap dan akhirnya terbakar bersama bahan bakar. Karena itu bagian
tersebut perlu mendapatkan pendinginan yang cukup agar temperaturnya tetap
berada dalam batas yang dibolehkan.
Proses pendinginan memerlukan fluida pendingin yang dialirkan ke bagian-
bagian dalam mesin di luar silinder. Motor diesel yang besar memakai minyak
pelumas untuk mendinginkan torak yaitu dengan cara mengalirkan minyak
pelumas untuk mendinginkan torak yaitu dengan cara mengalirkan minyak
pelumas melalui saluran di bawah kepala torak. Perpindahan kalor dari gas
pembakaran ke fluida pendingin terjadi di dalam alat penukar panas (kondensor)
terjadi menurut panas.
Dipandang dari segi pemanfaatan energi thermal gas pembakaran proses
pendinginan itu merupakan kerugian energi. Hanya 25-40 % saja dari energi
thermal tersebut diubah menjadi energi mekanik, sebanyak 20-25 % diserap
oleh fluida pendingin, sedangkan kira-kira 40-50% terbawa keluar bersama-
sama gas buang. Sebagian besar energi thermal yang diserap oleh fluida
pendingin mengalir melalui kepala silinder dan saluran gas buang. Hanya
sebagian kecil saja yang diserap minyak pelumas. Kerugian thermal yang
terbawa gas buang dapat diperkecil dengan memanfaatkan energi gas buang
tersebut misalnya dipakai menggerakan turbo supercharger. Ada tiga cara
perpindahan panas yaitu :
a. Konduksi
Merupakan bagian yang penting dalam membawa panas melalui dinding
logam dan lapisan tipis dari gas serta air yang berhenti dan bersinggungan
dengan dinding (perpindahan panas melalui medium). laju perpindahan
kalornya dinyatakan sebagai :

15
q=−k . ❑
x
Dimana :
q = laju perpindahan kalor (W)

= gradien suhu perpindahan kalor
x
k = konduktifitas thermal bahan (W/m.k)
A = luas bidang perpindahan kalor (m2)

b. Konveksi
Bila cairan mempunyai suhu berbeda, kepadatan sebagian dan suhu tinggi
menjadi lebih kecil daripada yang bersuhu rendah di sekitamya, dan cairan
bagian suhu yang tinggi naik dan mengalir panas dipindahkan dengan
gerakan ini disebut konveksi. Dimana laju perpindahan kalor secara
konveksi dapat dinyatakan sebagai :
q=h.A (Ts-T)
Dimana :
h=koefisien perpindahan panas konveksi (W/m2.K)
A=luas penampang (m2)
Ts=temperatur plat (K)
T=temperatur fluida yang mengalir dekat permukaan (K)

c. Radiasi
Sebuah unsur meradiasikan energi panas sendiri dalam bentuk gelombang
magnet listrik sesuai dengan suhu benda tersebut mempunyai sifat meresap,
radiasi panas dan penyimpanannya sebagai energi panas. Pemindahan panas
dihasilkan oleh radiasi panas dan penyerapan disebut pemindahan panas
radiasi. Adapun laju perpindahan kalor secara radiasi dapat dinyatakan
sebagai :
q = .A. (Ts4 – Tsur4)
Dimana :
 = emisivitas :sifat radiasi pada permukaan
A = luas permukaan (m2)
5,67.108' W
 = konstanta Stefen – Boltzman ( . K 4)
M2

16
Ts4 = temperatur absolute permukaan (K4)
T4sur = temperatur sekitar (K4)

8. Alat Penukar Panas


a. Alat yang difungsikan untuk mengakomodasikan perpindahan panas dari
fluida panas ke fluida dingin dengan adanya perbedaan temperatur.
b. Karena panas yang dipertukarkan terjadi dalam sebuah sistem maka
kehilangan panas dari suatu benda akan sama dengan panas yang diterima
benda lain.

9. Sistem pendingin air tawar


Pada sistem tertutup ini air tawar yang telah mendinginkan cylinder head
dan cylinder jacket akan disirkulasikan secara terus menerus, apabila media
pendingin air tawar berkurang di dalam sistem, maka akan ada penambahan
secara gravity dari expantion tank yang berada dilantai atas, atau posisinya lebih
tinggi dari motor induk.
Air tawar yang ditampung pada expantion tank, waktu kapal sedang
beriayar dan motor induk sedang beroperasi maka suhu disini 55°C, air tawar ini
dialirkan ke tiap - tiap cylinder jacket kemudian mendinginkan cylinder head,
dan keluar menuju cooler dengan suhu 85°C, di fresh water cooler, air tawar
didinginkan oleh air laut dan suhu turun sampai 60°C. Air tawar ini diisap lagi
oleh pompa, seterusnya kembali lagi digunakan untuk mendinginkan motor
induk. Karena pendinginan air tawar terus menerus bersirkulasi, maka
dinamakan pendinginan tertutup, maka apabila motor tidak sedang berjalan
normal setiap masinis yang ingin melakukan tugas jaganya selalu mengecek
tangki ekspansi, sebab dari sini dapat diketahui bila ada sistem yang tidak
berfungsi secara baik (normal).
Perawatan pendingin air tawar menurut P.Van Maanen (1963 : 11.2)
bahwa suatu alat pemindah panas yang gunanya untuk mendinginkan air tawar
yang keluar dari mesin induk.

17
10. Cara Perawatan Pendingin Air Tawar
Pemeliharaan proses pendinginan dapat dilakukan dengan mengikuti
prosedur sesuai dengan buku petunjuk dari pabrik pembuat mesin itu sendiri.
Pemeliharaan proses pendinginan dapat dilakukan dengan Cara sebagai berikut :

a. Perawatan air pendingin pada tangki ekspausi


Supaya proses pendinginan dapat berlangsung dengan baik, bersihkan
mesin dari kerak atau kotoran setiap tahun atau setiap kapal melaksanakan
docking diadakan pembersihan pada tangki ekspansi atau dengan
menambahkan coolant dan ganti dengan air yang bersih.

b. Pemeriksaan kualitas air pendingin di dalam sistem


Agar motor induk terpelihara dari tegangan panas dan tegangan
mekanisnya dalam Batas - Batas normal maka panas yang timbul dari hasil
pembakaran bahan bakar harus dapat dikendalikan, Keadaan tersebut hanya
bisa dikondisikan dengan cara mengedarkan media pendingin dalam jumlah
yang tepat dan tekanan yang cukup ke seluruh komponen motor induk.
Ini menjadi tugas para masinis agar kualitas air pendingin di dalam
sistem sesuai dengan buku petunjuk (pH=7 - 8 yang berarti kandungan
alkalisnya rendah / mempunyai sifat asam) dengan cara pengetesan air
pendingin setiap akhir voyage dan diberikan zat kimia yaitu KURILEX -
L501 serta dapat juga di blow down diganti dengan air bersih yang baru.
Tingkat kadar garam, kadar kalsium oksida dan khlorida serta pH yang
tinggi pada air pendingin akan menimbulkan kerak yang dapat menghalangi
penyerapan panas, sehingga perlu selalu diperhatikan dalam perawatan air
pendingin.

18
PROSES
INPUT OUTPUT
PENYEBAB SOLUSI
Kurangnya
Pengetahuan ABK
Familiarisasi dari
dalam Hal
perusahaan sebelum
Perawatan Sistem
ABK naik kapal
Pendingin Mesin
Induk
Terbatasnya waktu Disediakan waktu
untuk melakukan yang cukup untuk
perawatan melakukan
perawatan Pendinginan air
Saringan Sea Chest Melaksanakan tawar di kapal MV
Pendinginan air
sering kotor perawatan saringan SWIBER
tawar di kapal MV
Sea Chest NAVIGATOR
SWIBER
berdasarkan PMS terawat dengan baik
NAVIGATOR - Pumpa - Harus
sehingga
tidak terawat pendingin air tersediannya
operasional mesin
dengan baik laut kurang baik suku cadang
induk berjalan
pompa pendingin
dengan lancar
air laut sesuai
dengan manual
- Cooler air tawar book
buntu
- Meningkatkan
perawatan
Cooler Air
Tawar

Sumber : Data diolah

B. KERANGKA PEMIKIRAN

19
OPTIMALISASI PERAWATAN SISTEM PENDINGIN
AIR TAWAR UNTUK MENJAGA TEMPERATUR
MESIN INDUK DI MV. SWIBER NAVIGATOR

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Sistem pendingin air tawar tidak bekerja secara optimal


2. Kurangnya tekanan pompa air laut yang mendinginkan air tawar
3. Peralatan penunjang sistem pendingin tidak berfungsi secara optimal
4. Keterbatasan penyediaan suku cadang

Peralatan penunjang sistem


Sistem pendingin air tawar tidak
pendingin tidak berfungsi secara
bekerja secara optimal
optimal

RUMUSAN MASALAH

Apa yang menyebabkan sistem Apa yang menyebabkan peralatan


pendingin air tawar tidak bekerja penunjang sistem pendingin tidak
secara optimal? berfungsi secara optimal

ANALISIS DATA

Kurangnya pengetahuan Saringan Sea Pompa pendingin


ABK dalam hal perawatan Terbatasnya waktu Coolar air
untuk melakukan Chest sering air laut kurang
sistem pendingin mesin tawar buntu
induk perawatan kotor baik

PEMECAHAN MASALAH

Disediakan waktu Melaksanakan Harus tersediannya suku Meningkatka


Familiarisasi dari
yang cukup untuk perawatan saringan cadang pompa pendingin n perawatan
perusahaan sebelum
melakukan Sea Chest air laut sesuai dengan Cooler air
ABK naik kapal
perawatan berdasarkan PMS manual Book tawar

Sistem pendingin air tawar bekerja dengan


optimal sehingga proses bongkar muat semen
berjalan dengan lancar

BAB III

20
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DATA
Pembahasan permasalahan pada makalah ini adalah sistem pendingin untuk
motor induk di MV. Swiber Navigator, milik perusahaan Vallianz Holding Offshore
Marine Pte. Ltd.
Kapal ini merupakan jenis kapal AHTS yang dibuat pada tahun 2008. Adapun
perangkat yang menjadi bahasan pada makalah ini adalah sistem pendingin mesin
induk, dengan data-data sebagai berikut :
Vessel Name : MV. Swiber Navigator
Port Registry : Singapore
Main Engine : Caterpillar
HP : 4000 BHP
Speed : 11 knots
Stroke :4
Type : 3516 BTA
RPM : 1600 rpm
Call Sign/IMO : 9V7351 / 393848
GRT : 618
NRT : 185
Place of Birth : Singapore
Building : 2008

Dari pengalaman yang penulis dapatkan sewaktu penulis bekerja dikapal MV.
SWIBER NAVIGATOR sebagai Second Engineer pernah mengalami pada waktu
kapal berlayar dari Singapore menuju ke India pada tanggal 10 Agustus 2015.
Ketika sedang melakukan towing barge conques terjadi alarm high temperature
pada main engine sebelah kiri. Dimana setelah dilakukan pengecekan oleh Second
Engineer, Third Engineer, dan Oiler mendapatkan temperatur air tawar pendingin
jacket cooling mesin induk yang dalam keadaan normal suhunya antara 65°C (low)
sampai 85°C (high) namun saat kejadian mencapai 92°C.
Penulis selaku masinis dua yang bertugas jaga antara 00.00-06.00 Pagi
Kejadian alarm terjadi pukul 02.00 Pagi saat kapal mulai berlayar langsung

21
melakukan kontak telepon dari kamar mesin ke anjungan untuk melaporkan dan
meminta agar Second Master menurunkan putaran main engine kiri. Kemudian
penulis memerintahkan Oiler untuk memanggil Chief Engineer untuk segera datang
ke kamar mesin. Namun karena keterlambatan proses menurunkan putaran dengan
alasan untuk menghindari buih, saat keluar pelabuhan beberapa saat setelah alarm
high temperature berbunyi kemudian mesin induk kiri trip dan otomatis mesin induk
berhenti.
Atas keputusan bersama Second Master dan Chief Engineer maka kapal tetap
berlayar dengan satu main engine sebagai pendorong tetapi hanya mencapai area
anchorage diluar pelabuhan, yang selanjutnya Second Master melapor kepada
kantor mengenai kejadian tersebut. Akhirnya diputuskan oleh pihak pencharter
untuk tidak melanjutkan perjalanan tetapi barge Conques melakukan drop anchor di
luar pelabuhan hingga MV. SWIBER NAVIGATOR berhasil menyelesaikan
masalah yang timbul sampai beberapa saat. Setelah barge Conques melakukan drop
anchor selanjutnya kapal tempat penulis bekerja sandar di sisi barge conques untuk
melakukan perbaikan.
Setelah dilakukan pengecekan secara menyeluruh terhadap sistem pendingin
mesin induk ditemukan beberapa penyebab naiknya temperature air pendingin air
fewer tersebut diantaranya, saringan sea chest yang sudah sangat kotor (banyak
tritip karang dan kotoran) sehingga air laut yang masuk melalui main sea chest
sedikit dan tidak mencukupi sebagai media pendingin. Kemudian penyebab lainnya
yang ditemukan yakni kotornya fresh water cooler sehingga air tawar yang akan
didinginkan tidak sempurna karena air laut yang akan masuk ke dalam fresh water
cooler tersumbat akibat kotornya cooler tersebut.
Berikut fakta kondisi yang penulis temui di lapangan saat bekerja di kapal MV.
SWIBER NAVIGATOR, diantaranya sebagai berikut :
Seperti yang terjadi pada kapal tempat penulis bekerja sewaktu melakukan olah
gerak untuk towing barge conques dari pelabuhan Singapore menuju ke India
memerlukan putaran mesin semaksimal mungkin dimana pada saat itu timbul alarm
high tempetarute pada sistem pendingin mesin induk. Dimana setelah dilakukan
pengecekan ditemukan suhu air pendingin air tawar menunjukan 92°C, sedangkan
suhu normal 65°C (low) dan 85°C (high) sehingga otomatis mesin induk trip dan
berhenti mendadak.

22
Dengan pertimbangan keamanan dan keselamatan dari pihak pencharter maka
setelah kapal tiba diluar pelabuhan (anchorage area) barge conques melakukan
drop anchor yang kemudian kapal tempat penulis bekerja along side di barge
conques untuk melakukan pengecekan dan perbaikan dengan jangka waktu yang
telah diberikan oleh pencharter. Dimana dengan kejadian ini kapal tempat penulis
bekerja mendapatkan complain dari pihak pencharter juga kantor selaku owner.
Selain kejadian tersebut, penulis menemui beberapa kejadian lainnya,
diantaranya sebagai berikut :
a. Temperatur air pendingin meningkat
Seperti yang terjadi pada kapal tempat penulis bekerja sewaktu kapal
melakukan olah gerak keluar pelabuhan Singapore menuju ke India ditemukan
temperature pendingin air tawar naik hingga menjadi 92°C dan alarm high
temperature berbunyi Penulis yang pada saat itu sebagai masinis jaga langsung
memberitahu Second Master tentang kejadian ini dan meminta untuk segera
menurunkan RPM mesin induk. Setelah itu penulis berusaha menghidupkan
pompa pendingin air laut cadangan untuk membantu pendinginan namun tetap
tidak menurunkan temperatur air tawar dengan cepat (mesin induk dalam
keadaan Netral).
Kemudian atas perintah Chief Engineer pompa pendingin air laut
cadangan penulis matikan dan dilanjutkan dengan berusaha untuk mengecek
dan membuka fresh water cooler. Seperti diketahui bahwa sistem pendingin air
tawar (pendingin tertutup) didalam fresh water cooler didinginkan oleh air laut.
Apabila sirrkulasi ini tidak dijaga serta dirawat secara baik, maka kemungkinan
besar temperatur dari air pendingin tersebut akan naik. Mesin induk
menggunakan sistem pendingin tertutup untuk media air tawar.
Didalam sirkulasi sistem pendingin air tawar air yang telah mendinginkan
mesin akan dihisap oleh pompa sirkulasi kemudian ditekan ke fresh water
cooler untuk didinginkan oleh air laut. Sedangkan air tawar yang suhunya sudah
turun akan bersirkulasi masuk kembali kemesin.

b. Beberapa penunjang sistem pendingin air laut kurang efektif.

23
Sebagaimana halnya kapal MV. SWIBER NAVIGATOR beroperasi dari
pelabuhan satu ke pelabuhan lainnya pada saat kapal masuk dan keluar
pelabuhan ataupun Bandar selalu menghadapi kendala alur masuk dangkal,
dimana hal ini mengakibatkan lumpur atau kotoran akan terhisap oleh pompa
pendingin air laut. Mengingat mesin induk memerlukan pendinginan air laut
untuk mendinginkan cooler air tawar fresh water cooler.
Dan apabila air laut kotor bisa menyebabkan tersumbatnya saringan Sea
chest dan cooler air tawar fresh water cooler akan mengakibatkan suhu atau
temperature air tawar menjadi meningkat panasnya. Dimana proses pendinginan
air tawar oleh air laut menjadi tidak sempurna, dimana air laut yang akan masuk
kedalam fresh water cooler tersumbat akibat kotoran yg masuk kedalam cooler
tersebut. Sehingga dengan kejadian tersebut bisa mengganggu kinerja mesin
induk disaat beroperasi. Disamping bisa membahayakan muatan dan crew
selaku operator kapal.

B. ANALISIS DATA
1. Sistem Pendingin Air Tawar Tidak Bekerja Secara Optimal Penyebabnya
adalah :
a. Kurangnya Pengetahuan ABK Dalam Hal Perawatan Sistem Pendingin
Mesin Induk
Mesin induk adalah bagian yang terpenting dan merupakan alat
pengerak utama bagi kapal. Dalam kegiatan operasionalnya, mesin induk
tidak lepas hubungannya dengan kelancaran pengoperasian kapal. Lancarnya
operasi kapal akan tergantung kepada baik buruknya kondisi mesin-mesin
kapal. Itulah sebabnya perawatan adalah hal yang tidak boleh dilewatkan
mengingat mesin merupakan organ penting untuk untuk kelancaran
operasional kapal.
Namun, sayangnya perawatan mesin induk kurang diperhatikan oleh
Anak Buah Kapal (ABK). Hal ini di karenakan kurangnya pengetahuan
ABK terhadap fungsi dan tujuan sistem pendingin. Kemahiran yang dimiliki
oleh ABK akan keterampilan menggunakan dan merawat peralatan kapal
dapat mempengaruhi kondisi kapal tetap dalam keadaan prima. Padahal
peranan pendingin sangat terkait dalam kelancaran pengoperasian.

24
Kerusakan-kerusakan yang penulis alami pada dasarnya disebabkan oleh
media air tawar.
Adapun masalah terkait yang menimbulkan proses pendingin tidak
berjalan baik, seperti terjadinya pencampuran kadar chemical treatment
dengan air tawar pendingin mesin induk yang tidak tepat, tidak sempurnanya
proses pendingin pada sistem yang diinginkan dan terjadinya kebocoran-
kebocoran pada Sistem air pendingin mesin induk.
Untuk mencegah hal-hal tersebut di atas, sangatlah perlu diadakan
perawatan yang mencakup media Pendingin juga bagian-bagian lainnya
yang ada hubungannya dalam proses pendinginan, hingga dapat menunjang
lancarnya pengoperasian kapal pada umumnya dan motor induk pada
khususnya.
Akibat kendala dari media pendingin (air tawar) yang mudah menerima
akan senyawa unsur lain serta menimbulkan permasalahan dalarn sistem,
perlu dicari cara penangulangannya. Perawatan yang benar dan baik sangat
dibutuhkan dalam hal pendinginan. Perawatan disini mencakup di samping
media pendingin sendiri juga bagian-bagian pesawat lain yang membantu
proses pendinginan tersebut.
Selain itu juga agar bangunan motor diesel terpelihara dari tegangan
panas dan tegangan mekanisnya dalam batas-batas yang dapat diterima,
maka panas yang timbul harus dapat dikendalikan. Keadaan tersebut hanya
bisa diatasi dengan cara mengedarkan (mensirkulasi) media pendingin dalam
jumlah yang tepat keseluruh komponen motor.
Sistem ini harus menjadi pengawasan bagi para operator kamar mesin
agar aliran pendingin selalu lancar dan tidak ada saluran lubang
penyalurannya. Air sebagai media juga harus dijaga mutunya, terawat
dengan tepat terutama tidak menimbulkan korosi. Air laut maupun air tawar
selalu mengandung sejumlah unsur yang bisa menimbulkan kekerasan.
Kadar garam yang tinggi harus dihindarkan karena akan menimbulkan kerak
yang akan menghalangi penyerahan panas. Air yang paling baik memang
jenis air suling atau sejenisnya, bagaimanapun kadar oksida kalsium harus
serendah mungkin kadar khloridanya. Bahan pencegah korosi bisa memakai
chormat atau nitrat yang masing-masing mempunyai keunggulan dan
kelemahan. Pertama mudah ditangani dan aman tetapi ada yang tidak

25
bersifat kavitasi dan hanya cocok untuk pendingin air tawar. Selain itu
cenderung memisahkan diri bila mutu air kurang baik atau tidak bersih bisa
timbul busa dan pada temperatur tertentu akan menjadi semacam isolasi
terhadap penyerapan panas.

b. Terbatasnya Waktu Untuk Melakukan Perawatan


Terbatasnya waktu untuk melakukan perawatan disebabkan karena
jadwal operasional kapal yang sangat padat. Dikarenakan jadwal operasional
kapal sangat padat, perawatan sistem pendingin mesin induk terkadang tidak
tepat waktunya. Sedangkan kondisi sistem pendingin mesin induk harus
selalu dalam keadaan prima. Padahal waktu yang digunakan untuk
melaksanakan perawatan sangat singkat, sedangkan kapal selalu dituntut
untuk dapat beroperasi secara optimal.
Selain terbatasnya waktu dikarenakan padatnya jadwal operasional
sehingga tidak dapat dilaksanakannya perawatan terhadap sistem pendingin
mesin induk, seperti yang dijadwalkan. Selain itu hal tersebut juga di
sebabkan oleh penggantian crew yang kurang mencerminkan kontinuitas
atau kesinambungan dengan sistem recruitment yang baik, sehingga
perawatan tidak dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Dengan kondisi seperti ini menyebabkan sangat sulit bagi ABK untuk
melaksanakan perawatan dengan baik karena sempitnya waktu yang ada, di
samping itu pihak pencharter ingin kapal terus bekerja dengan waktu yang
penuh. Beberapa penyebab di atas mengakibatkan kurang optimalnya
perawatan sistem pendingin air tawar mesin induk untuk menunjang
operasional kapal.
Kurangnya dilakukan perawatan juga dikarenakan untuk perawatan
tersebut membutuhkan waktu 1 ( satu ) sampai 2 ( dua ) hari. Sedangkan
kapal ditempat penulis berkerja operasi 24 jam di tengah laut. Untuk
melakukan perawatan tersebut kapal harus off hire. Jika perawatan tidak
dilakukan secara terus menerus mesin dapat mudah korosi dan deposit pada
logam, zat-zat perusak logam, misalnya oksigen dsb.

26
2. Peralatan Penunjang Sistem Pendingin Tidak Berfungsi Secara Optimal
Terjadirrya panas pada bagian-bagian mesin induk dapat disebabkan oleh
salah satu dari sistem pendingin tidak berfungsi secara baik, yaitu di antaranya
sebagai berikut :
a. Saringan Sea Chest Sering Kotor
Pada saat kapal masuk dan keluar atau sandar, menghadapi kendala
karena alur masuk dangkal. Hal ini mengakibatkan lumpur atau kotoran akan
terhisap oleh pompa pendingin air laut. Untuk saringan sea chest tersebut
menjadi perhatian khusus bagi ABK bagian mesin. Mengingat semua
pesawat yang ada, misalnya diesel generator, air conditioner dan winch
memerlukan pendinginan air laut untuk mendinginkan cooler dan condenser
yang mana bila air laut tersebut sea chestnya buntu bisa mengakibatkan air
conditioner mati atau diesel generatornya black out (mati secara otomatis)
karena temperature air tawar pendingin menjadi panas yang disebabkan
tekanan air laut sebagai media pendingin berkurang.
Permasalahan saringan sea chest sering buntu terjadi karena areal
pelabuhan kotor, dangkal dan banyak sampah dengan hisapan kuat pompa
pendingin air laut, maka sampah dan kotoran akan terhisap dan memenuhi
saringan air laut yang ada di dalam saringan sea chest.
Saringan air laut pada aliran dari saringan sea chest sangat kotor juga
dikarenakan banyaknya tiram-tiram melekat. hal ini mengakibatkan aliran
atau tekanan air laut yang masuk cooler sangat minim dan proses
pendinginan air tawar mesin induk tidak terlaksana dengan baik.

b. Pompa Pendingin Air laut Kurang Baik


Untuk memompakan air laut atau air tawar biasanya mengunakan
pompa sentrifugal, pompa ini terdiri rumah pompa, dua buah lubang yaitu
isap dan yang satunya saluran tekan. Bila mesin induk jaIan maka pompa air
laut juga jalan yang terhubung oleh pulley dan v-belt dan akan memutarkan
shaft lalu mengerakkan impeller yang terletak di dalam rumah pompa karena
tingginya putaran maka bisa menghisap air dan menyalurkannya ke sistem
pendinginan.
Bila saringan air laut tidak bisa menahan kotoran-kotoran yang masuk,
kotoran tersebut akan menyumbat dan menumpuk pada saluran isap pada

27
impeller pompa, dan akibatnya dapat melukai atau merusak kipas impeller
karena pada mesin induk Wartsila 6L26A impeller menggunakan bahan
karet (Rubber). Dan akibatnya pompa akan turun tekananya di Batas normal
impeller harus dicabut dan diganti baru begitu juga pada bagian mechanical
sealnya kebocoran air laut pada pompa selama pompa beropeasi selalu
diperiksa dari kebocoran tekanan air laut dan suara dari pompa tersebut. Bila
terdengar suara yang abnormal maka kemungkinan bearing dari pompa
tersebut sudah rusak dan harus diganti, pemberian minyak gemuk pada
bagian bearingnya harus dilakukan secara rutin selama kapal beroperasi.
Pemeriksaan terhadap pompa pendingin air laut sangat perlu sekali
karena mengingat aliran yang kurang lancar akan menyebabkan suhu mesin
induk akan cepat naik. Pembangkit penggerak utama kapal dengan
menggunakan motor diesel harus dilengkapi dengan pompa utama dan
pompa cadangan.

c. Cooler Air Tawar Buntu


Cooler merupakan suatu pesawat pemindah panas tanpa merubah fase
dari yang didinginkan, misalnya jika yang masuk fase air tawar maka yang
keluar fase air tawar tetapi temperaturnya turun sesuai dengan yang
diinginkan. Fresh water sering buntuk karena kotoran, lumpur dan tiram-
tiram cepat terisap oleh pompa karena sebagian lolos dari filter sea chest dan
strainer sehingga masuk ke dalam sistem cooler. Tiram-tiram yang ada di
dalam pipa induk air laut akan mati dan rontok. Rontokan tersebut terhisap
oleh pompa pendingin air laut dan dialirkan ke cooler yang mengakibatkan
tersumbatnya pipa instaiasi pendingin cooler.

C. PEMECAHAN MASALAH
1. Mengenai Sistem Pendingin Air Tawar Tidak Bekerja Secara Optimal
Pemecahan masalahnya, adalah sebagai berikut :
a. Familiarisasi Dari Perusahaan Sebelum ABK Naik Kapal
ABK selalu beranggapan bahwa setelah bekerja diatas kapal mereka
akan mengerti apa yang diinginkan oleh perusahaan tanpa memikirkan
pentingnya memahami prosedur dan keselamatan kerja. Setelah ABK

28
bekerja dikapal barulah mereka menyadari bahwa safety training betul -
betul sangatlah penting sebelum mereka melakukan pekerjaan diatas kapal.
Pemilik kapal menginginkan orang yang tepat dan cakap bekerja untuk
mengoperasikan kapalnya untuk saat sekarang maupun yang akan datang
secara efisien dan ekonomis ABK yang akan bekerja di atas kapal
seharusnya diberikan familiarisasi dari perusahaan sebelum ABK tersebut
naik kapal. Perusahaan sebaiknya langsung memberikan familiarisasi dan
penjelasan mengenai perawatan terhadap pendingin mesin induk serta
penjelasan cara kerja sistem pendingin air tawar mesin induk Sebelum naik
kapal. Familiarisasi dilaksanakan pada saat hand over dimana ABK lama
memberikan penjelasan-penjelasan mengenai tata cara pengoperasian dan
perawatan pada semua bagian perrnesinan yang ada di kapal. Pada dasarnya,
ABK yang akan naik kapal, sudah mendapatkan breafing terlebih dahulu
dari kantor di darat, hal ini dimaksudkan sebagai materi awal yang berguna
untuk menambah pengetahuan dan wawasan ABK yang akan naik kapal
terhadap segala hal yang menyangkut dengan permesinan di kapal.
Kemudian peran dari familiariasasi ini sebagai pengingat terhadap materi
yang telah disampaikan sebelumnya, dimana diharapkan ABK yang akan
naik kapal benar-benar memahami secara lebih jelas terhadap keseluruhan
tugas dan tanggung jawabnya dalam menjaga seluruh permesinan di kapal
termasuk sistem pendingin agar tetap dapat dioperasikan secara maksimal.
Dengan demikian ABK mesin memilki pengetahuan yang cukup untuk
melakukan perawatan dan mengetahui sistem kerja pendingin air tawar
mesin induk di atas kapal.

b. Disediakan Waktu Yang Cukup Untuk Melakukan Perawatan


Walaupun jadwal operasional kapal sangat padat namun pihak kapal
harus tetap melaksanakan perawatan apabila waktu yang ada sangat sempit
maka harus berkoordinasi dengan pihak perusahaan dan pihak pencharter
bahwa kita harus melaksanakan perawatan. Paling tidak kita harus
melaksanakan satu kali tiap bulannya atau kalau bisa tiap minggu agar
permesinan dapat beroperasi dengan baik. Oleh karena itu diperlukan adanya
kerja sama antara pihak ABK yang bekerja di kapal, pihak pencarter dan
pihak pemilik.

29
Untuk menjaga agar kinerja sistem pendingin mesin induk tetap lancar,
maka diperlukan adanya suatu perawatan yang dilakukan secara berkala. Hal
tersebut perlu dilakukan karena perawatan dapat menunjang kelancaran
dalam pengoperasian sistem pendingin mesin induk serta untuk menghindari
terjadinya kendala dan masalah yang dapat menghambat. Maka dilakukan
penyusunan perencanaan kerja berdasarkan buku petunjuk perawatan
(Instruction Manual Book) karena pada setiap bagian dari mesin termasuk
pendingin mesin induk ada jadwal perawatanya.
Untuk mengatasi permasalahan waktu perawatan ini, maka penting
untuk dilakukan evaluasi terhadap perencanaan yang telah disusun/dibuat,
apakah sudah sesuai serta memperhatikan kendala-kendala yang mungkin
terjadi atau tidak. Karena dengan perencanaan yang tepat melalui
perhitungan terhadap kendala-kendala yang rnungkin dihadapi, maka dapat
meminimalisir terjadinya benturan-benturan antara jadwal perawatan dengan
jadwal operasi kapal.
Adapun perawatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah
kerusakan dan Off - Hire, ada dua jenis perawatan berencana yaitu.
1) Perawatan pencegahan
Perawatan yang ditujukan untuk mencegah kegagalan atau
berkembangnya kerusakan atau menemukan kegagalan sedini mungkin
dapat dilakukan melalui penyetelan secara berkala, rekondisi atau
penggantian alat-alat, atau berdasarkan pemantauan kondisi.
2) Perawatan Korektif
Perawatan yang ditujukan untuk memperbaiki kerusakan yang sudah
diperkirakan tetapi yang bukan untuk mencegah karena di tujukan bukan
untuk alat-alat yang kritis atau yang penting bagi keselamatan atau
penghematan strategi perawatan ini membutuhkan perhitungan /
penilaian biaya dan ketersediaan suku cadang kapal yang teratur.

Selain mengatur jadwal perawatan, untuk menghindari tidak


terlaksananya perawatan terhadap sistem pendingin air tawar mesin induk
dikarenakan terbatasnya waktu, perusahaan juga melaksanakan pergantian
crew yang tidak terlalu singkat dengan crew yang sudah lama bergabung /
join dapat dibuatkan jadwal untuk melaksanakan perawatan sesuai dengan

30
Planned Maintenance System (PMS) atau sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan oleh KKM. Sehingga ABK mesin tersebut mengetahui bagian
mana yang harus dilakukan perawatannya dengan. Demikian perawatan
yang dilakukan akan berkesinambungan.

2) Peralatan Penunjang Sistem Pendingin Tidak Berfungsi Seeara Optimal


Pemecahan Masalahnnya adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan Perawatan Saringan Sea Chest Berdasarkan PMS
Saringan Sea Chest pada umumnya terdapat tiga buah yaitu disebelah
kiri kapal (Port Side) dan sebelah kanan kapal (Starboard Side) juga di
tengah bagian bawah kapal, untuk memastikan bahwa air laut teralirkan
bagus ke pompa pendingin air laut kita harus melakukan perawatan terhadap
saringannya agar volume air yang masuk ke sistem air laut memadai,
walaupun jam kerja belum tercapai namun apabila sudah ada gejala atau
tanda-tanda volume air laut yang masuk ke sistem sudah berkurang dengan
melihat tekanan air laut pada cooler (Over Board) maka kita harus segera
memeriksa saringan tersebut, apabila saringan sudah kotor maka kita
lakukan pembersihan terhadap saringan karena apabila saringan kotor maka
volume air yang masuk pada sistem akan berkurang dan proses pendinginan
terhadap air tawar tidak dapat terlaksana dengan baik. Pelaksanaan
perawatan saringan sea chest ini perlu memperhatikan juga kondisi perairan
yang menjadi alur pelayaran kapal, apabila kondisi airnya lebih kotor,
perawatan dapat dilakukan lebih cepat dari jadwal yang telah ditentukan
misalnya untuk saringan sea chest dilakukan perawatan setiap 1 (satu) bulan
sekali.

b. Harus Tersedianya Suku Cadang Pompa Pendingin Air Laut Sesuai


Dengan Manual Book
Penyediaan suku cadang ini dimaksudkan kepada persiapan ketika ada
kerusakan pada salah satu bagian dari sistem pendingin, seperti misalnya
pompa. Selain memperhatikan dari segi kuantitas, juga harus diperhatikan
kualitas suku cadang. Kualitas suku cadang ini berkaitan dengan daya
tahan/kehandalan dan suku cadang yang digunakan, dimana penggunaan
suku cadang yang bukan asli akan menyebabkan suku cadang cepat

31
mengalami kerusakan. Sehingga perlu untuk menyediakan suku cadang yang
asli sesuai dengan manual book agar memiliki daya tahan/kehandalan sesuai
dengan running hoursnya.
Bagian impeller pada pompa pendingin air laut menggunakan bahan
karet ( Rubber) sehingga pada bagian impeller pada kipas-kipasnya mudah
rusak. Apabila kipas-kipas pada impeller sudah mengalami kerusakan maka
tekanan air tidak normal, sehingga mesin induk akan panas berlebihan.
Maka harus cepat di atasi dengan mengganti dengan Rubber Impeler yang
baru. Dalam hal tersebut di atas cepat mengambil tindakan :
1) O-Ring Cover
Jika O-ring kendur mur buat penekan cover tersebut, ikat kencang lagi
agar hal ini bisa kedap udara. Jadi pada waktu pompa bekerja menghisap
udara luar apabila sudah diikat kencang dan terjadi kebocoran maka o-
ring cover harus diganti dengan yang baru.

2) Bearing
Bearing mempunyai peranan karna jika bearing rusak secepatnya di
adakan pergantian dengan bearing yang baru putaran yang tidak stabil
dan getaran dapat menyebabkan gesekan pada bagian yang lain.

3) Impeller
Pemeriksaan impeller dapat dilakukan dengan membuka cover bagian
belakang pompa dengan membuka mur-murnya pastikan tidak ada
kotoran-kotoran atau sampah pada impeller. Lalu pastikan impeller tidak
ada kerusakan akibat gesekan. Perhatikan juga pada impeller dengan
shaft, jika goyang maka harus diganti dengan baru.

4) Mechanical Seal / Water Seal


Water Seal berfungsi untuk mencegah kebocoran dari ruang / wadah
yang memiliki poros berputar. Jika dilakukan pengecekan pada lubang
bagian bawah cover pompa adanya tetesan air maka berarti mechanical
seal / water seal sudah mengalami kerusakan. Maka harus di adakan
penggantian mechanical seal dengan yang baru.

32
c. Meningkatkan Perawatan Cooler Air Tawar
Cooler adalah suatu alat pemindah panas yang gunanya untuk
mendinginkan air tawar yang keluar dari mesin induk. Air tawar ini ke
dalam cooler di dinginkan oleh air laut yang ditekan masuk ke dalam cooler
oleh pompa pendingin air laut dan kemudian setelah mendinginkan air tawar
tersebut melalui saluran pipa air laut, lalu dibuang ke laut.
Pada cooler tersebut terdapat zinc anode yang ditempatkan dalam tutup
cooler yang gunanya untuk menghindari korosi Pada pipa dan tutup cooler
yang disebabkan oleh air laut. Air tawar yang keluar dari cooler suhunya
berkisar diantara 40°C-45°C, agar temperatur yang dikehendaki tercapai
maka cooler harus dirawat dengan rutin supaya bersih agar tekanan serta
jumlah air laut yang mengalir selalu normal.
Apabila di dalam pipa-pipa cooler terdapat kotoran seperti lumpur atau
tersumbat akan mengakibatkan penyerapan panas terhadap air tawar
berkurang / terhalang sehingga temperatur air tawar yang keluar dari cooler
tersebut tetap tinggi. Maka hal ini menyebabkan proses pendinginan air
tawar tidak sempurna. Untuk itu perlunya perawatan agar air yang keluar
tetap pada suhu yang normal dengan mengadakan alat khusus untuk
menyogok yang terbuat dari besi kecil yang ujungnya terdapat kawat-kawat
baja yang lentur dan halus. Dapat juga menggunakan rotan sebagai
pengganti. Sesudah disogok pipi-pipa itu lalu disemprot dengan air tawar
supaya kotoran-kotoran dan endapan-endapan yang lepas dari pipa akibat
adanya gesekan-gesekan halus dari kawat atau rotan akan keluar dan bersih.
Untuk tutup coolernya (cover) dibersihkan dengan sikat kawat agar kerak
dan Lumpur yang menempel terlapas. Selanjutnya pemeriksaan terhadap
zinc anodes yang terpasang pada tutup (cover). Jika perlu, diganti dengan
yang baru ini penting sekali untuk menghindari korosi pada tutup dan pipa -
pipa yang mengakibatkan menipisnya bahan. Kemudian perlu diperhatikan
lagi tentang packingnya. Untuk packingnya dari cooler air tawar biasanya
dipakai packing karet dan juga memakai o-ring karet.
Setelah semua siap dan bersih dari kotoran, apa yang dapat di pasang
lagi dapat di pasang kembali. kondisi ini sistem sudah siap untuk kelancaran
pendinginan air tawar.

33
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari apa yang telah diuraikan dan dibahas pada bab-bab sebelumnya mengenai
perawatan sistem pendingin air tawar untuk operasional mesin induk di kapal MV.
SWIBER NAVIGATOR, beberapa hal yang dapat diambil sebagai kesimpulan
adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya pengetahuan Anak Buah Kapal dalam hal perawatan sistem
pendingin mesin induk mengakibatkan sistem pendingin mesin induk tidak
optimal.
2. Sulitnya mendapatkan waktu untuk melakukan perawatan sistem pendingin
dikarenakan jadwal operasional kapal yang sangat padat.
3. Kotornya saringan sea chest akibat kotoran yang terhisap pada saat kapal berada
di area pelabuhan.
4. Kinerja pompa pendingin air laut kurang baik karena ketersediaan suku cadang
kurang sehingga perawatan tidak dapat dilakukan.
5. Tersumbatnya pipa instalasi pendingin cooler mengakibatkan kinerja pendingin
cooler rendah.

B. SARAN
1. Perusahaan perlu memberikan Familiarisasi kepada Anak Buah Kapal sebelum
naik kapal untuk memberikan pemahaman kepada Anak Buah Kapal mengenai
perawatan pada sistem pendingin air tawar mesin induk.
2. Perlunya perusahaan dan awak kapal menyediakan dan merencanakan waktu
untuk melakukan perawatan agar operasional kapal berjalan lancar.
3. Perusahaan dan awak kapal harus melaksanakan perawatan sea chest
berdasarkan plan maintenance system (PMS).
4. Sebaiknya diadakan monitor yang baik oleh perusahaan terhadap supply
kebutuhan kapal terutama dalam hal ini untuk suku cadang pompa pendingin air
laut, jumlah dan jenisnya harus tepat.
5. Cooler air tawar secara berkala harus dibuka dan dibersihkan paling tidak satu
bulan sekali.

34
DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofyan. 1987. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Pers.


Gaspersz, Vincent, 1994, Sistem Informasi Manajemen, Bandung: Armico.
J.H. Jusak, (2005). Perawatan dan Perbaikan Mesin Kapal, BP3IP,Jakarta.
Supandi. 1990. Manajemen Perawatan Industri. Bandung: Ganeca Exact.
Van Maneen. P (2001 ) Motor Diesel Kapal, Jilid I. Departemen Perhubungan.
http://eprints.ung.ac.id/1679/5/2012-2-93403-331309019-bab2-06022013103120.pdf

35

Anda mungkin juga menyukai