Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No.

1, April 1999 : 8 - 13

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap


Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller
Ekadewi Anggraini Handoyo
Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra

Rahardjo Tirtoatmodjo
Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra

Abstrak

Suatu motor diesel yang banyak dipakai di huller untuk menggiling gabah membutuhkan
pendinginan oleh air yang bersirkulasi. Salah satu cara untuk menghemat bahan bakar adalah
dengan mencari temperatur air pendingin masuk engine yang optimal.
Dari penelitian di sebuah huller di Lumajang, didapat bahwa untuk menggiling gabah IR64
dan IR70 temperatur optimal tersebut adalah 65oC. Penghematan bahan bakar jika air masuk
engine pada 65oC dibanding jika masuk pada 40oC adalah 13,6% saat menggiling gabah IR64 dan
14,3% saat menggiling gabah IR70.
Untuk menjaga air pendingin masuk engine pada temperatur optimal dilakukan pengaturan
volume (atau ketinggian) air pendingin dalam bak pencampur, yaitu 220 liter saat menggiling
IR64 dan 230,6 liter saat menggiling IR70.

Kata kunci : air pendingin, motor diesel stasioner

Abstract
A diesel engine that is used widely in a rice mill needs to be cooled by water that is circulated.
One way to reduce the fuel used is to find the optimum cooling water entering the engine.
A research is done in a rice mill in Lumajang. It is found that the optimum temperature to get
the rice milled both for IR64 and IR70 is 65oC. The fuel is reduced as much as 13.6% for IR64 if the
water enters the engine at 65oC compared to 40oC. Meanwhile, it is 14.3% for IR70.
The temperature of the cooling water entering the engine is maintained at the optimum
temperature by controlling the volume (or the height) of the water in the cooling pond, i.e. 220 liters
for IR64 and 230.6 liters for IR70.

Keywords : cooling water, stationary diesel engine

1. Pendahuluan Agar temperatur engine terjaga stabil, diper-


lukan air pendingin yang disirkulasikan oleh
Sebagai negara agraris, di Indonesia ter- pompa. Dalam huller yang ditinjau, air
dapat banyak tempat penggilingan beras pendingin disirkulasikan dari engine ke bak
(huller). Kebanyakan huller menggunakan pencampur melalui pipa. Sebelum ditampung
motor diesel stasioner sebagai tenaga peng- dalam bak pencampur, air mengalir dalam pipa
gerak. Energi yang digunakan untuk meng- yang dilubangi yang berada pada ketinggian
giling gabah didapatkan dari pembakaran tertentu dari bak pencampur. Di atas pipa yang
bahan bakar di ruang bakar. Energi panas yang dilubangi tersebut terdapat suatu fan yang me-
dihasilkan dari proses pembakaran tersebut maksa udara mengalir melalui air yang jatuh
tidak semuanya digunakan untuk menghasil- dari pipa berlubang. Dengan demikian terjadi
kan kerja, sebagian energi tersisa dalam gas perpindahan panas dan massa antara air dan
buang, sebagian hilang karena kerugian me- udara seperti dalam sebuah cooling tower se-
kanis dan sebagian lagi terserap media hingga temperatur air yang tertampung dalam
pendingin, baik pelumas maupun air. bak pencampur menjadi lebih rendah. Air pen-
dingin ini kemudian disirkulasikan kembali ke
engine.
Catatan : Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal 1 Air pendingin mempunyai pengaruh yang
Agustus 1999. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan pada cukup besar terhadap efisiensi total engine serta
Jurnal Teknik Mesin Volume 1 Nomor 2 Oktober 1999.
umur engine. Apabila temperatur air pendingin

8 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner
di Sebuah Huller (Ekadewi Anggraini Handoyo)

masuk engine terlalu tinggi, maka efisiensi Pengukuran yang dilakukan dalam peneli-
mekanis engine akan menurun dan dikuatirkan tian ini adalah: temperatur air masuk engine
dapat terjadi over-heating pada engine. Sedang (titik *1), temperatur air keluar engine (titik
bila temperatur air terlalu rendah, maka *2), temperatur air keluar pipa berlubang (titik
efisiensi thermal akan menurun. Mengacu pada *4), temperatur air di permukaan bak 1 (titik
hal ini, maka dilakukan penelitian untuk men- *3), ketinggian air dalam bak 1, serta jumlah
dapatkan temperatur optimum air pendingin. bahan bakar yang diperlukan.
Diduga ada korelasi antara temperatur air Penelitian dilakukan sesuai diagram alir
pendingin yang masuk engine dengan banyak-
nya air dalam bak pencampur. Air pendingin Pengisian bahan
engine dinyalakan, setting temperatur
setelah mengalami perpindahan panas dan bakar
Putaran diatur
1600 rpm
air masuk
pada thermo-control
massa dengan udara di dalam cooling tower
ditampung dalam bak pencampur (bak 1). Air Pengambilan
pendingin yang tertampung dalam bak 1 ini data
Gabah digiling
temperaturnya lebih rendah dibanding dengan
saat keluar dari engine. Setelah tertampung berikut:
dalam bak 1, air pendingin tersebut sempat
Gambar 2. Diagram alir penelitian
memberikan panas ke lingkungan yang lebih
rendah temperaturnya. Dengan demikian, se-
Pengaturan (setting) temperatur air pendingin
makin banyak air yang tertampung dalam bak 1
yang masuk engine dilakukan dengan mengatur
(ketinggian air bertambah), semakin rendah
volume air dalam bak pencampur (bak 1) seperti
temperatur air pendingin yang keluar dari bak
skema pada gambar 3. Pengaturan banyaknya
1 (siap masuk engine). Mengacu pada hal ini,
air dalam bak ini dilakukan oleh thermo-control
maka temperatur air pendingin akan diatur
yang memerlukan peralatan tambahan seperti:
dengan mengatur volume air dalam bak pen-
pompa, solenoide valve dan suatu bak penam-
campur. Dengan menjaga volume air pendingin
pung (bak 2).
dalam bak pencampur sebanyak yang didapat
dari hasil penelitian ini, diharapkan jumlah
bahan bakar yang diperlukan lebih sedikit Tin > Tset
Tin = ?
Tin = Tset

(harga beras lebih murah).


Tin < Tset

2. Metodologi
Valve 'on', Pompa 'on',
Air dari bak1engine
Air dari bak2bak 1 Air dari bak1bak 2
Penelitian dilakukan pada sebuah huller di
Lumajang yang menggiling gabah dengan jum- Gambar 3. Skema pengaturan temperatur air
lah yang konstan, dengan cara menjalankan pendingin
engine dengan kecepatan konstan yaitu 1600
rpm. Sistem pendinginan motor diesel pada Air pendingin dari bak 1 yang akan masuk
huller ini dapat dilihat pada gambar 1. Spesifi- engine diukur Tin. Harga ini dibandingkan
kasi motor diesel yang digunakan dapat dilihat dengan setting temperatur yang telah ditentu-
dalam lampiran. kan, Tset.
Jika Tin = Tset : air pendingin akan langsung
dialirkan terus dari bak 1.
Jika Tin < Tset : thermo-control akan membuat
pompa on: sebagian air dari
bak 1 diambil dan dialirkan ke
bak 2.
Jika Tin > Tset : thermo-control akan membuat
valve terbuka sehingga air dari
bak 2 akan mengalir masuk ke
bak 1; terjadi pencampuran
antara air dari bak 2 yang
lebih rendah temperaturnya
Keterangan : Penunjukan *1, *2, *3, *4 adalah letak diambilnya dengan air di bak 1.
data yang berupa temperatur
Gambar 1. Sistem Pendingin pada Motor Diesel

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra 9


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 1, April 1999 : 8 - 13

3. Sistem Pendinginan Motor Diesel dia pendingin sehingga sistim pendinginan


udara ini sangat cocok dipergunakan untuk
Motor diesel adalah motor pembakaran daerah-daerah yang kekurangan air dan
dalam (internal combution engine) yang ber- daerah dengan suhu yang rendah. Sistem
operasi dengan menggunakan minyak berat pendinginan udara ini hanya dipergunakan
sebagai bahan bakar dengan prinsip bahan untuk motor-motor dengan kapasitas yang
bakar tersebut disemprotkan ke dalam silinder kecil.
yang di dalamnya sudah terdapat udara dengan
tekanan dan suhu yang cukup tinggi sehingga Sistem pendinginan dalam huller yang
bahan bakar tersebut dapat terbakar dengan diteliti dapat dilihat pada gambar 1.
spontan. Pembakaran yang terjadi membuat Air pendingin yang keluar dari engine disir-
temperatur ruang bakar dapat mencapai kulasikan oleh pompa dan mengalir dalam pipa
1000o C. Untuk menghindari terjadinya keru- berlubang (spray). Air ini kemudian berhubung-
sakan-kerusakan pada silinder karena panas an langsung dengan udara yang mengalir
mesin yang berlebihan, maka silinder tersebut secara paksa oleh adanya fan yang dipasang di
perlu didinginkan yaitu dengan mengalirakan atas pipa berlubang. Kontak langsung ini me-
air melalui water jacket yang dipasang di nyebabkan terjadinya perpindahan panas dan
sekeliling silinder tersebut. massa dari air ke udara. Prinsip ini adalah
Pendinginan pada moter diesel ada yang meng- dasar dari beroperasinya suatu cooling tower.
gunakan media udara dan ada yang mengguna- Air pendingin setelah keluar dari pipa akan
kan media air. jatuh ke dalam bak pencampur (bak 1). Dari
bak ini, air akan bersirkulasi masuk kembali ke
a. Sistem pendinginan air engine (water jacket).
Dalam sistem ini, pendinginan pada silinder Bak pencampur ini digunakan untuk men-
motor diesel menggunakan air. Berdasarkan campur air pendingin dari pipa berlubang
sirkulasi air, sistem ini dibedakan menjadi: dengan air dingin dari bak lain (bak 2). Pencam-
1. Sistem pendinginan air tertutup puran ini dilakukan jika temperatur air yang
Air menyerap panas dari water jacket ke- terukur dalam bak 1 lebih tinggi dari tem-
mudian disirkulasikan masuk radiator. peratur yang telah ditentukan. Aliran air dari
Air pendingin dalam radiator didinginkan bak 2 ke bak 1 diatur oleh solenoide valve yang
oleh aliran udara. Udara melewati radia- menerima perintah dari thermo control. Sedang
tor karena laju kendaraan atau karena jika temperatur air di bak 1 lebih rendah dari
adanya kipas udara. Penggunaan ther- temperatur yang telah ditentukan, maka seba-
mostat untuk mencegah proses pen- gian air dalam bak 1 akan dipindahkan ke bak
dinginan oleh air saat motor masih 2 oleh pompa. Pengaturan ini terjadi secara
dingin. otomatis dengan bantuan thermo control.
2. Sistem terbuka Dengan pengaturan ini diharapkan temperatur
Dalam sistem pendinginan ini, air disir- air masuk engine lebih konstan.
kulasikan ke pipa dari water jacket dan
kemudian dijatuhkan bebas ke dalam bak
pencampur. Agar air tersebut dapat ber- 4. Analisa Data
sikulasi, maka diperlukan pompa yang
memanfaatkan tenaga motor itu sendiri. Data didapat selama penelitian dengan
Dalam sistem pendinginan ini, saat air asumsi: temperatur pada permukaan bak 1
dijatuhkan bebas terjadi perpindahan merata, debit dan temperatur air yang keluar
panas dan massa dari air ke udara seperti dari pipa berlubang dalam cooling tower adalah
halnya yang terjadi dalam cooling tower. sama, fan pada cooling tower selalu bekerja saat
Udara dapat mengalir secara alami atau pengambilan data.
karena adanya kipas. Air pendingin yang
tertampung dalam bak kemudian disir- Batasan yang dilakukan selama penelitian:
kulasikan masuk ke water jacket kembali. Debit air pendingin yang masuk engine dija-
ga konstan selama penelitian.
b. Sistem pendinginan udara Penelitian dilakukan untuk menggiling ga-
Dalam sistem pendinginan yang mempergu- bah jenis IR64 dan IR70.
nakan udara sebagai media pendinginan, Pengaturan banyaknya (ketinggian) air da-
terjadi perpindahan panas dari engine ke lam bak 1 dengan menggunakan suatu ther-
udara secara langsung. Keuntungan sistem mocontrol. Alat ini bekerja berdasar tem-
ini adalah tidak diperlukan air sebagai me- peratur. Thermocontrol memberi perintah

10 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner
di Sebuah Huller (Ekadewi Anggraini Handoyo)

apakah pompa atau solenoide valve yang air pendingin dari hasil pembakaran lebih
harus bekerja. banyak, sehingga untuk menghasilkan kerja
yang sama (menggiling beras dengan jumlah
Dari hasil percobaan didapat: yang sama) diperlukan bahan bakar lebih
Hubungan antara temperatur air pendingin banyak jika air pendingin masuk engine dengan
dengan konsumsi bahan bakar. temperatur lebih rendah.
Semakin rendah temperatur air pen- Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
dingin yang masuk engine, semakin banyak gambar di bawah ini dimana penurunan kon-
bahan bakar yang diperlukan untuk meng- sumsi dari bahan bakar terjadi karena dengan
giling beras dengan jumlah yang konstan mengoperasikan engine pada suhu yang makin
baik untuk gabah jenis IR64 maupun IR70. tinggi terlihat jumlah panas yang terbuang ke
Hal ini dapat dilihat dalam gambar 4. fluida pendingin juga makin kecil, dalam hal ini
Namun, temperatur air masuk engine berarti lebih banyak energi panas yang berman-
dibatasi hingga 65o C. Hal ini disebabkan, faat untuk menghasilkan kerja yang berguna.
dari penelitian yang dilakukan, jika tem-
peratur air masuk engine 70o C, ternyata 40
didapatkan bahwa temperatur air keluar 39
engine lebih dari 100o C. Jika air berada pada 38
tekanan atmosfir (1 atm) dan temperatur 37
lebih dari 100o C, maka air akan berada pada

T (C)
36 IR 64
fase uap. Mengingat air akan kontak dengan 35 IR 70
udara di dalam cooling tower yang berarti air 34

akan berada pada tekanan atmosfir (1 atm), 33

maka temperatur air masuk engine dibatasi 32

hingga 65o C. 31
40 45 50 55 60
T in engine (C)
19

18
Gambar 5. Perbedaan temperatur air yang keluar
Konsumsi bahan bakar (Lt/jam)

17 dan masuk engine fungsi suhu air masuk


16
IR 64 Hubungan antara temperatur air pendingin
15 IR 70
dengan volume air dalam bak pencampur.
14 Dari hasil pengukuran, terbukti bahwa
13
semakin banyak air pendingin yang ada
dalam bak pencampur (bak 1), semakin
12
rendah temperatur air pendingin yang ma-
40 45 50 55 60 65
suk engine, baik untuk gabah IR64 maupun
T masuk engine (C)
IR70. Hal ini dapat dilihat dalam gambar 6.
Air pendingin yang keluar dari engine
Gambar 4. Hasil pengukuran rata-rata konsumsi dialirkan dalam pipa berlubang (spray) yang
bahan bakar selama 5 hari. terletak di atas bak pencampur. Dari hasil
pengukuran yang dilakukan, didapat bahwa
Pembakaran yang terjadi dalam engine me- terjadi penurunan temperatur yang cukup
nyebabkan temperatur engine meningkat. Agar besar antara temperatur air keluar pipa ber-
temperatur ini tidak terus meningkat, air pen- lubang dengan temperatur air di permukaan
dingin dengan temperatur lebih rendah dialir- bak 1. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 2.
kan dengan bantuan pompa. Karena perpindah- Ternyata temperatur air pada permukaan
an panas disebabkan oleh adanya perbedaan bak 1 masih lebih tinggi daripada tempera-
temperatur, maka terjadi perpindahan panas tur lingkungan. Dengan demikian, terjadi
antara engine dengan air pendingin. Semakin perpindahan panas antara air dalam bak
besar beda temperatur maka semakin besar dengan lingkungan, dalam selang waktu ter-
pula perpindahan panas yang terjadi. Jika air tentu, sehingga temperatur air saat masuk
pendingin mengalir dengan temperatur lebih engine lebih rendah dari temperatur air di
rendah berarti terdapat perbedaan temperatur permukaan bak 1. Jika temperatur air yang
yang lebih besar antara engine dengan air masuk engine masih lebih tinggi dari tem-
pendingin. Hal ini berakibat panas yang diserap peratur setting, maka air dalam bak penam-
pung (bak 2) akan dialirkan ke bak 1 agar

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra 11


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 1, April 1999 : 8 - 13

setelah bercampur menghasilkan air dengan 5. Kesimpulan


temperatur sama dengan temperatur setting.
Dengan masuknya air dari bak 2 ke bak 1 Temperatur air pendingin yang paling opti-
membuat volume air dalam bak 1 bertambah mal masuk engine diesel seperti dalam lampiran
dimana hal ini diiringi dengan penurunan 2 di suatu huller dengan sistem pendinginan
temperatur. terbuka seperti dalam lampiran 1 di daerah
Temperatur air dalam bak 2 pasti lebih Lumajang adalah 65o C untuk gabah jenis IR64
rendah dari temperatur air dalam bak 1, maupun IR70.
karena terjadi perpindahan panas secara Konsumsi bahan bakar yang diperlukan jika
alami antara air dalam bak 2 dengan ling- air pendingin masuk engine pada temperatur
kungan sekitar. Air dalam bak 2 berasal dari 40o C adalah 16,9 liter/jam untuk gabah IR64
sebagian air dalam bak 1 yang diambil dan 18,2 liter/jam untuk gabah IR70. Sedang
dengan pompa dan ditambah dengan makeup jika air pendingin masuk engine pada tempera-
water untuk mengantisipasi air yang hilang tur 65o C, konsumsi bahan bakar adalah 14,6
karena penguapan dalam cooling tower. liter/jam untuk gabah IR64 dan 15,6 liter/jam
Air yang dialirkan dalam pipa berlubang untuk gabah IR70.
berhubungan langsung dengan udara yang Untuk mencapai temperatur optimal yaitu
ditarik oleh suatu fan dalam cooling tower. 65o C, diperlukan air pendingin dalam bak pen-
Pada saat ini, akan terjadi perpindahan campur sebanyak 220 liter untuk gabah jenis
panas dan massa dari air ke udara karena IR64 dan sebanyak 230,6 liter untuk gabah
adanya perbedaan temperatur dan perbeda- jenis IR70.
an tekanan parsial. Udara akan keluar dari
cooling tower dengan temperatur yang lebih
tinggi karena menerima panas dari air dan 6. Saran
mempunyai kelembaban yang lebih tinggi
karena sebagian air akan menguap. Hal ini Untuk huller dengan sistem pendinginan ter-
menyebabkan temperatur air akan turun, tutup, temperatur optimal air pendingin dapat
o
seperti yang terlihat dalam tabel 2. lebih tinggi dari 65 C, dalam hal ini temperatur
yang optimal dibatasi oleh karakteristik oli
Tabel 2. Penurunan temperatur air pen- pelumas yang digunakan.
dingin dalam cooling tower. Dengan melakukan modifikasi pada sistem
Gabah IR64 Gabah IR70 pendinginan, dari sistem pendinginan terbuka
Tout pipa T di permukaan Tout pipa T di permukaan menjadi pendinginan tertutup, maka tentu
(OC) bak I (oC) (OC) bak I (oC) tekanan dalam sistem dapat ditingkatkan se-
90.8 76.0 92.8 77.8 hingga suhu air perdingin boleh lebih tinggi
o
87.0 72.9 89.3 74.6 dari 100 C. Dengan demikian engine dapat be-
83.2 69.4 85.6 71.7 kerja pada suhu lebih tinggi dimana pengguna-
79.3 66.5 82.3 69.4 an bahan bakar dapat lebih ekonomis lagi.
75.1 63.1 78.3 66.3 Selain dengan meningkatkan tekanan agar
71.8 60.9 74.3 62.7
suhu air pendingin dapat tetap dalam fase cair
walaupun suhu tinggi, dapat juga air dicampur
480 dengan coolant agar titik didihnya meningkat,
atau juga dengan menggunakan sistem pen-
Volume air dalam bak I (liter)

430
dinginan evaporative cooling.
380 Tentu saja dengan melakukan peningkatan
330
IR 64 suhu kerja dari sistem pendingin ini perlu pula
IR 70
diperhatikan sistem lainnya seperti sistem pelu-
masan, yaitu kemampuan kerja dari minyak
280

230 pelumas hingga suhu berapa.


180
Selain itu juga perlu diperhitungkan keta-
40 45 50 55 60 65 hanan dari material engine itu sendiri. Secara
T in engine (C) prinsip sebenarnya makin tinggi suhu dari
ruang bakar, maka makin sedikit pula endapan
atau kerak yang tertinggal di dalamnya.
Gambar 6. Hasil pengukuran rata-rata volume air
dalam bak pencampur selama 5 hari.

12 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner
di Sebuah Huller (Ekadewi Anggraini Handoyo)

Daftar Pustaka

1. Fox, Robert W. and McDonald, Alan T. Intro-


duction to Fluid Mechanics, 3rd ed. John
Wiley & Sons. Inc, 1985.
2. Hariyanto. Perencanaan Pengaturan Tem-
peratur Air Pendingin Dengan Mengubah
Volume Air Pendingin pada Bak Pencampur
Untuk Motor Diesel Stasioner di Sebuah
Huller, Tugas Akhir tidak dipublikasikan.
Jurusan Teknik Mesin, Universitas Kristen
Petra di Surabaya, 1999.

Lampiran :

Spesifikasi motor diesel yang digunakan:

Merk : Mitshubisi
Model engine : 6 D 14
Type ruang bakar : Direct Injection type
Diameter Bore x panjang stroke (mm) : 110 x 115
Total Displacement (cc) : 6557
Compression ratio : 17
Jumlah silinder : 6
Firing order : 153 6 2 4
Maximal output : 155 PS / 2900 rpm
Maximal Torsi : 41,5 N.m / 1800 rpm
Engine idling (rpm) : 550 600 rpm
Maximal engine rpm tanpa beban : 3180 3220 rpm

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra 13


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/

Anda mungkin juga menyukai