Anda di halaman 1dari 10

[TEMPLATE] - Sport and Nutrition Journal

HUBUNGAN STATUS GIZI, STATUS ANEMIA DAN KEPATUHAN


KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH DENGAN TINGKAT KEBUGARAN
JASMANI (VO2MAX) REMAJA PUTRI
Nisa Hanifa1*, Afiska Prima Dewi2, Amali Rica Pratiwi3, Desti Ambar Wati4
1,2,3,4
Program Studi S1 Gizi, Fakultas Kesehatan, Universitas Aisyah Pringsewu, Lampung,
Indonesia
*nisahanifanisa@gmail.com

ABSTRAK

Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa
mengalami kelelahan yang berarti. Salah satu komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan
kesehatan (physical fitness related health) yaitu daya tahan jantung dan paru-paru (cardiorespiratory) atau
VO2Max. Tujuan penelitian yaitu menganalisis hubungan status gizi, status anemia dan kepatuhan konsumsi
tablet tambah darah dengan tingkat kebugaran jasmani (VO2Max) remaja putri di SMAN 1 Jati Agung
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif yang
bersifat descriptive analysis dengan cross sectional. Cara ukur status gizi (IMT/U), status anemia (
pemeriksaan Hb Eazy touch), kepatuhan konsumsi TTD (MMAS-8), aktivitas fisik (kuesioner IPAQ) dan
kebugaran jasmani (Bleep Test). Populasi berjumlah 159 orang dengan sampel 68 orang dan pada saat
penelitian diikuti oleh 65 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu Simple Random Sampling dan
menggunakan Uji Kolerasi Gamma. Berdasarkan hasil analisis univariat ditemukan 59 (kebugaran jasmani
kurang), 8 (status gizi kurang) dan 8 (status gizi lebih), 21 (anemia), 38 (kepatuhan kurang) dan 60 (aktivitas
ringan) responden. Hasil uji statistik bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan sangat kuat antara status
anemia (p=0.014; r=1.000) aktivitas fisik (p=0.011; r=1.000). dengan Tingkat Kebugaran Jasmani (VO2Max).
Tidak ada hubungan antara status gizi (p=0.480;r=0.296) dan Kepatuhan Konsumsi TTD (p=0.265;r=0.467)
dengan Tingkat Kebugaran Jasmani (VO2Max). Semakin responden tidak mengalami anemia, rajin
beraktivitas fisik, status gizi normal dan kepatuhan konsumsi TTD yang baik maka akan semakin tinggi
tingkat kebugaran jasmani (VO2Max).

Kata Kunci: Kebugaran Jasmani (VO2Max), Status Gizi, Status Anemia,Kepatuhan Konsumsi TTD,
Aktivitas Fisik

ABSTRACT

Physical fitness is a person's ability to do daily activities without experiencing significant fatigue. One
component of physical fitness related health is the endurance of the heart and lungs (cardiorespiratory) or
VO2Max. The study aimed to analyze the correlation among nutritional status, anemia status, and
compliance with blood booster tablet consumption towards physical fitness levels (VO2Max) of adolescent
females in SMAN 1 Jati Agung, South Lampung Regency, in 2022. This study was a descriptive analysis
quantitative research design with cross-sectional. It is the way to measure nutritional status (BMI/A), Anemia
Status (examination of Hb Eazy Touch), Compliance with Blood Booster Tablet (TTD) Consumption (MMAS-
8), Physical Activity (IPAQ Questionnaire), and Physical Fitness (Bleep Test). The population was 159
people, with a sample of 68 respondents. However, it was attended by 65 respondents during the study. The
sampling technique was simple random sampling with the gamma correlation test. The results of the
univariate analysis discovered respondents as follows: 59 (less physical fitness), 8 (malnutrition status) and 8
(more nutrition status), 21 (anemia), 38 (lack of compliance), and 60 (light activity). Bivariate statistical test
results showed a significant correlation between anemia status (p = 0.014; r = 1,000) and physical activity (p
= 0.011; r = 1,000) toward a physical fitness level (VO2Max). There was no correlation between nutritional
status (p = 0.480; r = 0.296) and compliance with TTD consumption (p = 0.265; r = 0.467) towards physical
fitness levels (VO2Max). The more respondents inexperienced with anemia, have routine physical activity,
possess normal nutritional status, and maintain appropriate compliance with TTD consumption, the higher
the physical fitness level (VO2Max).

Keywords: physical fitness (VO2max), nutritional status, anemia status, Compliance with TTD consumption,
physical activity
[TEMPLATE] - Sport and Nutrition Journal
LATAR BELAKANG
Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari
tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dan masih mempunyai cadangan sisa tenaga untuk
melakukan aktivitas yang lain. Salah satu komponen kebugaran jasmani adalah kebugaran yang
berhubungan dengan kesehatan (physical fitness related health) yaitu terdiri dari daya tahan
jantung dan paru-paru (cardiorespiratory) atau VO2Max. Daya tahan jantung dan paru-paru adalah
kemampuan jantung dan kapasitas paru-paru dalam melakukan aktifitas kerja dalam waktu lama
tanpa mengalami gangguan yang berarti. Jantung, paru-paru, dan sistem peredaran darah
berfungsi secara efisien dalam tempo yang cukup tinggi selama periode waktu tertentu
(Kemendikbud, 2017).
Seseorang yang secara fisik bugar akan memiliki risiko yang rendah untuk mengalami
masalah kesehatan. Kebugaran yang baik pada masa remaja memberikan manfaat dalam
melakukan aktivitas fisik seperti seperti belajar, bekerja atau berolahraga dengan baik tanpa
merasa terlalu lelah. Tingginya kebugaran kardiorespirasi pada remaja terbukti mengurangi risiko
infark miokard dan risiko penyakit kardiovaskular yang merugikan di masa dewasa. Kebugaran
kardiorespirasi juga menjadi prediktor independen yang kuat dari faktor risiko kardiovaskular pada
remaja (Hutajulu, et al., 2021).
Menurut hasil data Laporan SDI (Sport Development Index) Kementerian Pemuda dan
Olahraga Republik Indonesia Tahun 2021 secara nasional sebanyak 53.63% memiliki kebugaran
jasmani kurang sekali dan hanya 2.43% memiliki kebugaran unggul. Seiring dengan tingkat
partisipasi olahraga berdasarkan provinsi seIndonesia di wilayah Lampung yaitu 30.95%. Hal yang
sangat memprihatinkan, ancaman atas gagalnya perwujudan generasi yang bugar, aktif dan
produktif. Kebugaran yang baik pada masa remaja memberikan manfaat dalam melakukan
aktivitas fisik seperti belajar, bekerja atau berolahraga yang berpengaruh terhadap mutu
kehidupan yang dapat menimbulkan berbagai penyakit degeneratif di kemudian hari seperti
penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes melitus dan lainnya (Kemenpora, 2021).
Sementara itu, daya tahan kardiovaskular yang buruk sebagai parameter kebugaran
ditemukan pada remaja yang kurus maupun kelebihan berat badan. Prevalensi status gizi di
Indonesia terdapat 8,1% remaja usia 16-18 tahun dengan kondisi kurus dan sangat kurus,
sedangkan prevalensi berat badan lebih dan obesitas sebesar 16,0% pada remaja usia 13-15
tahun dan 13,5% pada remaja usia 16-18 tahun (Kemenkes, 2018).
Malnutrisi menyebabkan tubuh kurang maksimal dalam melakukan berbagai aktivitas fisik
sehingga akan berdampak pula pada rendahnya tingkat kebugaran jasmani. Hal ini perlu
diperhatikan dikarenakan remaja putri adalah kunci utama dari permasalahan gizi di Indonesia
yang diketahui bahwa Kementerian Kesehatan telah menggalakkan kegiatan ‘Aksi Bergizi’ di
sekolah dengan 3 paket intervensi yakni pemberian TTD mingguan bagi remaja putri, aktivitas fisik
dan konsumsi makanan bergizi seimbang dalam pencegahan stunting di masa yang akan datang
(Kemenkes, 2022).
[TEMPLATE] - Sport and Nutrition Journal
Menurut Hutajulu, et al., 2021 kelompok remaja rentan mengalami anemia, hal ini
disebabkan oleh berbagai faktor seperti peningkatan kebutuhan gizi khususnya zat besi akibat
percepatan pertumbuhan dan peningkatan aktivitas fisik yang dilakukan, adanya siklus menstruasi,
banyaknya remaja putri yang melakukan diet ketat, kurangnya konsumsi makanan hewani, status
gizi kurus, sikap dan pengetahuan terkait anemia yang kurang, serta terbatasnya ketersediaan
fasilitas dan informasi kesehatan. Perlu diketahui bahwa prevalensi anemia pada remaja
sebesar 32%, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia (Kemenkes, 2018).
Status anemia berpengaruh terhadap daya tahan jantung dan paru-paru. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Nurfazlina bahwa daya tahan kardiovaskuler merupakan gabungan sistem
jantung, pembuluh darah dan paru yang bekerjasama dalam mengambil oksigen secara maksimal
dan menyalurkan ke jaringan aktif sehingga dapat digunakan pada proses metabolisme tubuh.
Banyak faktor yang mempengaruhi daya tahan kardiovaskuler, diantaranya sel darah merah atau
hemoglobin (Nurfazlina, 2016).
Penurunan kadar hemoglobin dapat berdampak pada penurunan daya tahan
kardiovaskuler. Menurut Briawan dalam Dwiati (2016), apabila seseorang kekurangan hemoglobin
atau sel darah merah yang ukurannya tidak normal maka orang tersebut tidak dapat mencukupi
kebutuhan hemoglobin untuk pertukaran oksigen dan karbondioksida pada pembuluh darah
sehingga akan menyebabkan penurunan konsentrasi dan menurunnya kebugaran jasmani
Menurut Ramadhon, 2020 remaja putri memiliki kesadaran yang rendah dalam
memperhatikan asupan zat besi makanan dalam tubuh maka disamping itu di perlukannya
konsumsi tablet tambah darah (Fe) secara rutin yang berguna untuk proses pertumbuhan serta
agar tidak terjadi anemia pada remaja putri. Hal ini didukung oleh laporan triwulan III pada tahun
2022, kepatuhan konsumsi tablet tambah darah di SMAN 1 Jati Agung adalah 55.47% yang
mengkonsumsi tablet tambah darah secara rutin dimana SMAN 1 Jati Agung adalah sekolah yang
dengan tingkat kepatuhan konsumi TTD paling rendah diwilayah Kecamatan Jati Agung. TTD bila
diminum secara teratur dan sesuai aturan dapat mencegah dan menanggulangi anemia gizi.
Kemudian SMAN 1 Jati Agung termasuk salah satu sekolah dengan populasi paling besar
sehingga pihak sekolah mengalami sedikit kesulitan dalam pemantauan (Puskesmas Rawat Inap
Banjar Agung, 2022).
Hasil survey pendahuluan terkait kebugaran jasmani, status gizi, kejadian anemia dan
kepatuhan konsumsi tablet tambah darah telah dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2022 di SMAN 1
Jati Agung dari 10 sampel remaja putri telah didapatkan hasil yaitu 50% kebugaran jasmani sangat
kurang, 40% kebugaran jasmani kurang dan 10% yang memiliki kebugaran jasmani dengan
kategori cukup. Sedangkan hasil pemeriksaan status gizi pada siswi yaitu 60% dengan status gizi
normal, 30% dengan status gizi kurus dan 10% dengan status gizi obesitas. Kemudian status
anemia ditemukan 70% remaja putri mengalami anemia dengan Hb <12 g/dl dan berdasarkan
tingkat kepatuhan konsumsi tablet tambah darah didapatkan sebanyak 60% remaja putri tidak
patuh dalam mengonsumsi tablet tambah darah dan 40% dalam kategori patuh.
[TEMPLATE] - Sport and Nutrition Journal
Berdasarkan besarnya masalah dan melihat pentingnya kebugaran jasmani pada remaja
putri dimana dari hasil pra survey kebugaran jasmani sangat rendah, maka dari itu peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian terkait hubungan status gizi, status anemia dan kepatuhan konsumsi
tablet tambah darah dengan tingkat kebugaran jasmani remaja putri di SMAN 1 Jati Agung
Kabupaten Lampung Selatan.

METODE

Rancangan penelitian observasional dengan metode cross sectional yang bersifat


descriptive analysis. Rancangan ini meneliti variabel terikat dengan meneliti kebugaran jasmani
dan variabel bebas dengan meneliti status gizi, status anemia dan kepatuhan konsumsi tablet
tambah darah secara bersamaan. Namun terdapat variabel kontrol yang akan diteliti yaitu aktivitas
fisik atau olahraga yang telah dilakukan menggunakan kuesioner dengan metode wawancara.
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri di SMAN 1 Jati Agung yaitu 159 orang dengan
sampel 68 orang. Analisis data dalam penelitain ini menggunakan uji korelasi Gamma.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hubungan Status Gizi dengan Tingkat Kebugaran Jasmani (VO2Max) Remaja Putri
Tabel 1
Hubungan Status Gizi dengan Tingkat Kebugaran Jasmani (VO2Max) pada Remaja Putri
di SMAN 1 Jati Agung

Status Gizi
Tingkat
Gizi
Kebugaran Gizi Baik Gizi Lebih Obesitas Jumlah P value r
Kurang
Jasmani (Normal) (Overweight) (Obesse)
(Thinnes)
Sangat 1 0 0 0 1
Kurang
Kurang 7 42 8 2 59 0.480 0.296
Cukup 0 5 0 0 5
Total 8 47 8 2 65

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui hasil analisis hubungan antara status gizi
dengan tingkat kebugaran jasmani (VO2Max) yaitu dari 47 responden yang memiliki status
gizi normal terdapat 42 responden memiliki tingkat kebugaran jasmani kurang. Hasil uji
statistik bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara status anemia dengan
tingkat kebugaran jasmani (VO2Max) dan kekuatan hubungan lemah ke arah positif
(p=0.480; r=0.296).
Hasil yang serupa juga ditunjukkan setelah variabel status gizi dikontrol dengan
aktivitas fisik. Dari 60 sampel yang memiliki aktivitas fisiknya homogen (aktivitas fisik
ringan) diperoleh hasil uji statistik (p=0.306; r=1.000) yang menyatakan bahwa tidak
ditemukan adanya hubungan antara status gizi dengan tingkat kebugaran jasmani
(VO2Max) remaja putri dan kekuatan hubungan sangat kuat. Artinya semakin baik status
gizi maka semakin tinggi tingkat kebugaran jasmani (VO2Max). Hasil penelitian ini dapat
dilihat pada tabel 2:
[TEMPLATE] - Sport and Nutrition Journal
Tabel 2
Hubungan Status Gizi Setelah dikontrol Aktivitas Fisik dengan Tingkat Kebugaran
Jasmani (VO2Max) pada Remaja Putri di SMAN 1 Jati Agung

P
Tingkat Status Gizi Jumlah R
value
Kebugaran
Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih Obesitas
Jasmani
(Thinnes) (Normal) (Overweight) (Obesse)
Sangat Kurang 1 0 0 0 1
Kurang 7 42 8 2 59 0.306 1.000
Total 8 42 8 2 60

Hal ini secara teori dapat terjadi karena selain status gizi, kebugaran jasmani juga
dipengaruhi oleh latihan fisik sehingga kebugaran jasmani seseorang menjadi kurang
optimal tanpa melakukan latihan-latihan fisik secara teratur dan terstruktur, jika seseorang
tidak melakukannya meski mempunyai status gizi yang baik maka tingkat kebugaran
jasmaninya belum tentu baik pula (Nurhasan, 2005).
Konsumsi gizi pada seseorang dapat menentukan tercapainya derajat kesehatan
yang dapat disebut status gizi, pola makan yang benar sangat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan remaja. Menurut Kementerian Kesehatan (2011), faktor yang cukup
dominan yang menyebabkan keadaan status gizi kurang ialah perilaku memilih dan
memberikan makanan yang tidak tepat kepada anggota keluarga termasuk remaja putri.
Mengonsumsi makanan yang bergizi akan membuat seseorang mempunyai tingkat status
gizi baik yang akan meningkatkan tingkat kesegaran jasmani seseorang. Namun jika
konsumsi makanan berlebihan akan menyebabkan kegemukan. Jika konsumsi gizi lebih
(gemuk) akan diikuti penurunan kesegaran jasmani (Haryono, 2002).
Beberapa penelitian menunjukkan Indeks massa tubuh (IMT) berkorelasi erat dengan
kebugaran kardiorespirasi di kalangan anakanak dan remaja. Hubungan antara IMT dan
kebugaran kardiorespirasi di antara anak-anak adalah parabolik, dan kebugaran tubuh
terendah dimiliki oleh IMT tertinggi, sedangkan berat normal memiliki kebugaran tubuh
yang lebih baik. Selain itu, kelebihan berat badan dan obesitas secara signifikan
berkorelasi negatif dengan kebugaran kardiorespirasi pada anak-anak dan remaja, dan
obesitas menyebabkan penurunan kebugaran kardiorespirasi. Oleh karena itu remaja putri
dianjurkan untuk tetap mempertahankan berat badan normalnya (Hutajulu, 2022).
Penelitian ini menunjukkan hasil yang berkebalikan dengan teori yaitu status gizi tidak
berhubungan dengan tingkat kebugaran jasmani (VO2Max) dikarenakan faktor yang
mempengaruhi kebugaran jasmani bukan hanya status gizi, namun salah satunya adalah
aktivitas fisik dimana mayoritas responden memiliki aktivitas ringan dan jarang melakukan
olahraga.
[TEMPLATE] - Sport and Nutrition Journal
2. Hubungan Status Anemia dengan Tingkat Kebugaran Jasmani (VO2Max) Remaja
Putri
Tabel 3
Hubungan Status Anemia dengan Tingkat Kebugaran Jasmani (VO2Max) pada Remaja
Putri di SMAN 1 Jati Agung

Status Anemia
Tingkat Kebugaran Jasmani Jumlah P value R
Anemia Tidak Anemia
Sangat Kurang 1 0 1
Kurang 20 39 59
0.014 1.000
Cukup 0 5 5
Total 21 44 65

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui hasil analisis hubungan antara status anemia
dengan tingkat kebugaran jasmani (VO2Max) yaitu dari 21 responden yang mengalami
anemia terdapat 20 responden memiliki tingkat kebugaran jasmani (VO2Max) kurang. Hasil
uji statistik bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara status
anemia (p=0.480; r=0.296) dengan tingkat kebugaran jasmani (VO2Max). Artinya semakin
tidak mengalami anemia maka semakin tinggi tingkat kebugaran jasmani (VO2Max).
Remaja putri yang mengalami anemia beresiko memiliki tingkat kebugaran jasmani
(VO2Max) kurang bahkan sangat kurang.
Menurut Gibson, hemoglobin berfungsi mengikat dan membawa oksigen dari paru-
paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Hemoglobin yang berikatan dengan
oksigen disebut oksiohemoglobin (HbO2). Oksigen berperan sebagai bahan bakar untuk
menghasilkan energi dalam menunjang aktivitas seseorang. Apabila seseorang mempunyai
kadar hemoglobin dibawah normal maka peredaran oksigen dalam darah akan terganggu.
Hal ini dapat menyebabkan salah satu bagian tubuh tidak mendapat asupan oksigen
secara maksimal sehingga pembentukan energi juga tidak maksimal. Akibatnya tubuh tidak
mempunyai energi yang cukup dan menjadi cepat lelah sehingga kesegaran jasmani
menurun. (Gibson, 2006)
Kebugaran jasmani dalam penelitian ini digambarkan sebagai VO2Max yaitu volume
oksigen maksimal dalam metabolisme permenit. Oleh karena itu seseorang yang memiliki
kadar hemoglobin tidak normal maka volume oksigen yang diedarkan tidak maksimal dan
kesegaran jasmani menurun (Dwiati, 2016).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah anemia defisiensi besi dapat berpengaruh
terhadap kebugaran jasmani para remaja. Anemia terjadi karena kurangnya hemoglobin
dan minimnya oksigen yang masuk ke seluruh tubuh. Hemoglobin berfungsi untuk
mengalirkan oksigen ke dalam sel untuk metabolisme, apabila asupan oksigen ke dalam
sel rendah maka akan menyebabkan menurunnya kebugaran jasmani dan mudah lelah.
[TEMPLATE] - Sport and Nutrition Journal
3. Hubungan Kepatuhan Konsumsi TTD dengan Tingkat Kebugaran Jasmani (VO2Max)
Remaja Putri
Tabel 4
Hubungan Kepatuhan Konsumsi TTD dengan Tingkat Kebugaran Jasmani (VO2Max) pada
Remaja Putri di SMAN 1 Jati Agung

Kepatuhan Konsumsi TTD


Tingkat Kebugaran
Kepatuhan Jumlah P value R
Jasmani Kepatuhan Kurang
Baik
Sangat Kurang 1 0 1
Kurang 35 24 59
0.265 0.467
Cukup 2 3 5
Total 38 27 65

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui hasil analisis hubungan antara kepatuhan


konsumsi tablet tambah darah dengan tingkat kebugaran jasmani (VO2Max) yaitu dari
38 responden yang memiliki kepatuhan kurang terdapat 35 responden memiliki tingkat
kebugaran jasmani (VO2Max) kurang. Hasil uji statistik bivariat menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet tambah darah dengan tingkat
kebugaran jasmani (VO2Max) dan kekuatan hubungan sedang ke arah positif (p=0.265;
r=0.467). Artinya semakin patuh dalam konsumsi tablet tambah darah maka semakin
tinggi tingkat kebugaran jasmani (VO2Max.
Tablet Tambah Darah (TTD) sangat penting untuk dikonsumsi untuk mencegah
anemia terhadap remaja putri dimana kondisi anemia dapat mempengaruhi kebugaran
jasmani. Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan nasional terkait program
pemberian TTD yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 88 Tahun 2014 tentang standar tablet tambah darah bagi wanita usia
subur dan ibu hamil yang berkaitan dengan program pemberian tablet tambah darah
bagi wanita usia subur dan ibu hamil (Kemenkes RI, 2014).
Kepatuhan minum tablet tambah darah dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu
faktor dari petugas kesehatan dan faktor dari diri sendiri seperti kesadaran dalam
mengkonsumsi tablet Fe. Kepatuhan dalam mengkonsumsi suplementasi zat besi atau
pemberian tablet Fe sangat mempengaruhi perubahan kadar hemoglobin. Kadar
hemoglobin yang normal maka status anemia juga akan normal, sehingga dapat
mencegah dan menanggulangi anemia defisiensi besi (Yuniarti, 2015).
Penelitian Susanti Y, dkk menyatakan bahwa kepatuhan dalam mengkonsumsi
suplementasi besi secara mingguan memiliki efektivitas yang sama terhadap
suplementasi mingguan dan selama masa menstruasi dalam meningkatkan kadar
hemoglobin pada remaja putri. Tingginya kepatuhan dalam mengkonsumsi suplementasi
secara mingguan dapat meningkatkan kadar hemoglobin remaja putri. Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan dalam mengkonsumsi suplementasi
mingguan dapat menghasilkan peningkatan kadar hemoglobin yang sama dengan
mengkonsumsi suplementasi harian (Susanti, 2016).
[TEMPLATE] - Sport and Nutrition Journal
Hemoglobin mempunyai peran yang penting dalam fungsi transport oksigen dan
ikut serta pada pengakutan karbondioksida, serta menentukan kapasitas penyangga dari
darah. Kekurangan hemoglobin dalam darah dapat mengakibatkan kurangnya oksigen
yang ditransport ke sel tubuh maupun otak, sehingga dapat menurunkan kebugaran
jasmani seseorang yang ditandai dengan gejala letih, lesu, cepat lelah dan kurang
mampunya seseorang dalam melaksanakan aktifitas fisik secara maksimal. Remaja
diupayakan untuk menjaga kesehatan secara optimal agar tidak mengalami penurunan
kebugaran jasmani yang dapat menghambat dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
(Sherwood, 2011).
Remaja putri yang tidak mengkonsumsi tablet Fe disebabkan banyaknya faktor
seperti malas dan efek samping yang sering dialami dan dirasakan setelah minum tablet
Fe. Faktor selanjutnya adalah faktor secara tidak langsung terdiri dari tingkat kepatuhan
mengkonsumsi TTD (tablet tambah darah). Untuk meningkatkan kesehatan remaja putri
dan kebugaran jasmani yaitu dengan menurukan prevalensi anemia, upaya yang dapat
dilakukan dengan pemberian tablet Fe. Meskipun pada saat penelitian ditemukan remaja
dengan kepatuhan kurang yang memiliki kebugaran yang cukup yang dikarenakan
karena beberapa remaja terbiasa dalam berolahraga, pemberian tablet Fe tetap harus
dilaksanakan agar mencegah terjadinya anemia yang dapat menyebabkan menurunnya
kebugaran jasmani.

4. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tingkat Kebugaran Jasmani (VO2Max) Remaja Putri
Tabel 5
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tingkat Kebugaran Jasmani (VO2Max) pada Remaja Putri
di SMAN 1 Jati Agung

Aktivitas Fisik
Tingkat Kebugaran Jasmani Jumlah P value R
Ringan Sedang
Sangat Kurang 1 0 1
Kurang 59 0 59
0.011 1.000
Cukup 0 5 5
Total 60 5 65

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui hasil analisis hubungan antara aktivitas fisik
dengan tingkat kebugaran jasmani (VO2Max) yaitu dari 60 responden yang memiliki
aktivitas ringan terdapat 59 responden memiliki tingkat kebugaran jasmani (VO2Max)
kurang. Hasil uji statistik bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat kuat
antara aktivitas fisik (p=0.011; r=1.000) dengan tingkat kebugaran jasmani (VO2Max).
Artinya semakin melakukan aktivitas fisik maka semakin tinggi tingkat kebugaran
jasmani (VO2Max).
Tingkat aktivitas yang rutin dilakukan akan mempengaruhi kebugaran. Aktivitas
yang dilakukan dari hari ke hari, tahun ke tahun akan membentuk kesehatan vitalitas
dan kualitas hidup anda. Hasil latihan yang bertahun-tahun itu akan hilang dalam 12
[TEMPLATE] - Sport and Nutrition Journal
minggu jika menghentikan latihan, biasanya latihan olahraga aerobik pengaruhnya
terhadap kebugaran jauh lebih baik dari pada olahraga anaerobik (Agus & Sepriadi,
2021).
Hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat kebugaran jasmani pada
penelitian ini juga diperkuat oleh teori yang menyatakan bahwa terdapat beberapa
perubahan fisiologis pada tubuh akibat latihan, yakni perubahan sistem kardiorespiratori
akibat jantung bekerja lebih efisien dan dapat mengedarkan darah lebih banyak dengan
jumlah denyut yang lebih sedikit, perubahan sistem pernapasan karena meningkatnya
fungsi neuromuscular, pengambilan O2 dan pelepasan CO2 menjadi lebih baik,
perubahan pada sistem otot rangka karena otot menjadi lebih besar dan kuat dan
perubahan pada sistem pencernaan karena fungsi alat pencernaan sangat dipengaruhi
oleh jumlah aliran darah yang diterima sewaktu melakukan aktivitas fisik (Budiwanto,
2012).
Penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki kebugaran
jasmani yang kurang. Hal ini dimungkinkan dapat terjadi karena responden tidak
terbiasa dalam berolahraga. Kegiatan remaja putri di luar sekolah pun tidak banyak,
hanya melakukan aktivitas ringan seperti menyapu, mencuci piring dan melakukan
pekerjaan rumah. Hanya beberapa remaja putri yang melakukan aktivitas olahraga
secara rutin seperti berlatih volley dan pencak silat. Maka dari itu peneliti menyadari
bahwa variabel ini alangkah baiknya menjadi variabel utama dan bukan variabel kontrol.

SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

a. Tidak ada hubungan antara status gizi dengan tingkat kebugaran jasmani (VO2Max)
pada remaja putri (p=0.480) dan kekuatan hubungan ( r=0.296).
b. Ada hubungan yang signifikan antara status anemia dengan tingkat kebugaran
jasmani (VO2Max) pada remaja putri dengan hasil uji korelasi Gamma (p= 0.014;
r=1.000).
c. Tidak ada hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet tambah darah dengan tingkat
kebugaran jasmani (VO2Max) dan kekuatan hubungan sedang ke arah positif
(p=0.265; r=0.467).

2. Saran

Diharapkan kepada pihak puskesmas yaitu pengelola program gizi untuk selalu
memberikan edukasi pada remaja putri dalam mengonsumsi tablet tambah darah guna
pencegahan anemia yang bekerjasama dengan tenaga analis kesehatan untuk melakukan
screening dalam pemeriksaan hemoglobin atau Kadar Hb agar monitoring dan evaluasi
[TEMPLATE] - Sport and Nutrition Journal
terkait pemberian tablet tambah darah di sekolah didapatkan hasil yang maksimal.
Kemudian kepada pengelola program kesehatan jasmani olahraga (KesJaOr) untuk
memberikan edukasi kepada para siswa dan siswi pentingnya berolahraga dan selalu
berkoordinasi kepada guru olahraga sekolah dalam pemantauan kebugaran jasmani
(VO2Max) pada remaja putri.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Apri. (2021). Manajemen Kebugaran. Padang. Sukabina Press.


Dwiati, Aulia P.M. (2016). Hubungan Asupan Zat Besi dan Kadar Hemoglobin dengan Kesegaran
Jasmani pada Remaja. Surakarta; Universitas Muhammadiyah Surakarta. (Skripsi).
Gibson. (2006). Asessment of iron status In: Principle and nutritional assesment 2nd ed. New York:
Oxford University Press; 200;446. Grafindo Persada, Jakarta.
Haryono. 2002. Hubungan Status Gizi dengan Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswa Sekolah
Dasar di Kobogadung Jatibarang Brebes. Skripsi, Universitas Negeri Semarang.
Hutajulu, Laurensia M.V. et al., (2021). Status Gizi dan Anemia Kaitannya dengan Kebugaran
Tubuh Santriwati Di Pondok Pesantren Askhabul Kahfi Kota Semarang. Journal of The
Indonesian Nutrition Association p-ISSN: 0436-0265 e-ISSN: 2528-5874 . Program Studi
Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Gizi Indon 2022, 45(1):23-34.
Kemendikbud. (2017). Modul 5 Bugar dan Sehat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
Jakarta.
Kemenkes RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 88 Tahun 2014
Tentang Standar Tablet Tambah Darah Bagi Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil. Kementerian
Kesehatan RI; Jakarta
Kemenkes. (2018). Prevalensi Anemia pada Remaja Putri. Kementerian Kesehatan RI; Jakarta
Kemenkes. (2018). Prevalensi Status Gizi. Kementerian Kesehatan RI; Jakarta
Kemenpora. (2021). Laporan Sport Development Index. Kementerian Pemuda dan Olahraga
Republik Indonesia; Jakarta
Kementerian Kesehatan RI, (2011). Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi.
Jakarta. Direktorat Bina Gizi.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada
Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Nurhasan, dkk. 2005. Petunjuk Praktis Pendidikan Jasmani. Surabaya: Unesa University Press.
Susanti, Yeti, dkk. (2016). Suplementasi Besi Mingguan Meningkatkan Hemoglobin Sama Efektif
Dengan Kombinasi Mingguan dan Harian pada Remaja Putri. Jurnal Gizi Pangan, Vol.11,
No.1. http://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipang an/article
UPTD Puskesmas Rawat Inap Banjar Agung. (2022). Laporan Pemantauan Konsumsi Tablet
Tambah Darah Trimester III.
WHO. (2015). WHO Library Cataloguing-in-Publication Data.
WHO. (2022). Physicall activity. www.who.int diakses tanggal 5 oktober 2022
Yuniarti, dkk. (2015). Hubungan Antara Kepatuhan Minum Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia
Pada Remaja Putri Di MA Darul Imad Kecamatan Tatah Makmur Kabupaten Banjar. Jurnal
Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia,Vol. 2, No. 1.

Anda mungkin juga menyukai